Upload
dangduong
View
474
Download
50
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
4.1 PENGUMPULAN DATA
4.1.1 Proses Pembuatan Lemari Es
Dalam sebuah proses pembuatan sebuah unit refrigerator atau lebih dikenal
dengan lemari es, prosesnya melalui empat lini produksi utama, yaitu : Line Cabinet
Process, Line Door Process, Line Total Assy,Line Testing, Line finishing dan yang
terahir adalah line Packing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut
ini
47
:
Diagram 4.1 : Main Flow Process
Di setiap lini produksi utama terdiri dari beberapa sub-sub lini produksi yang
melakukan suatu proses tersendiri dan nantinya akan bergabung menjadi lini porduksi
utama. Pada lini produksi utama dikepalai oleh seorang Supervisor (pengawas dan
mereka membawahi beberapa kepala group yang mengepalai masing masing sub lini
produksi.
CABINET PROCESS
DOOR PROCESS
TOTAL ASSEMBLY
COOLING TESTING (AGING
PROCESS)
FINISHING PROCESS
PACKING PROCESS
48
A. Cabinet Proses
Di lini produksi cabinet proses, terdiri dari beberapa sub lini yaitu :
Diagram 4.2 : Flow Process Cabinet
Pada lini produksi Roll Forming, terjadi proses pembentukan bagian luar dari
rangka lemari es atau yang biasa disebut dengan cabinet. Bagian luar cabinet ini
terbuat dari proses pembentukan material yang berupa lembaran dari plat metal
Roll Forming process
Food Liner Vacum Forming Process
Cabinet Assembly process
P.U (Poly Urethane) Injection Process
Cabinet After P.U Assembly Process
49
setebal 0.5 mm yang diproses dengan cara cold working atau biasa dikenal dengan
proses bending.
Food liner vacum forming adalah proses pembentukan part food liner dengan
cara blow molding. Food liner terbuat dari material plastik ABS yang berupa
lembaran dan kemudian dipanaskan lalu dicetak dengan menggunakan cetakan atau
mould yang dibantu dengan hisapan dan dorongan tekanan dari angin. Food liner
sendiri memiliki fungsi sebagai rangka bagian luar yang nantinya akan digunakan
sebagi tempat atau dudukan dari media penyimpanan makanan di dalam lemari es.
Setelah foodliner dan cabinet roll forming terbentuk, maka kedua part ini dirakit
dengan tambahan beberapa part yang lain sehingga siap untuk diproses berikutnya.
Proses perakitan ini biasa dikenal dengan sebutan Cabinet Assembly process. Setelah
melalui proses perakitan, cabinet siap untuk diproses berikutnya yaitu proses injeksi
Poly Urethane(P.U). Proses ini adalah proses memasukan cairan kimia atau cairan
P.U kedalam bagian cabinet yang sudah terpasang dengan Food liner yang nantinya
akan terjadi reaksi kimia didalam cabinet sehingga cairan PU akan berubah bentuk
menjadi padat atau berwujud seperti foam. Proses ini berfungsi sebagai media isolator
untuk mencegah perpindahan kalor yang terjadi di dalam lemari es,sehingga lemari es
akan tetap dingin.
Setelah melalui proses poly urethane injection, maka cabinet akan dirakit
dengan beberapa komponen penunjang dan nantinya akan siap untuk proses perakitan
dengan komponen-komponen pintu lemari es. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah
50
gambaran tentang bagian cabinet yang tersusun menjadi sebuah cabinet assembly
process.
Gambar 4.1. : Cabinet Assembly
51
B. Door Process
Dalam proses pembuatan sebuah pintu lemari es, terdapat beberapa urutan kerja
sebagai berikut
Digram 4.3 : Flow Door process
Pada proses door plate forming, material pintu yang berupa lembaran plat metal
yang sudah tertentu ukurannya, dibentuk dengan menggunakan sebuah cetakan atau
dies sesuai dengan profil yang a telah dirancang tehadap dies itu. Total proses
pembentukan door plate ini ada tiga proses pembentukan yang terdiri dari 3 buah
dies yaitu dies piercing door plate, dies bending proses satu dan dies bending proses
dua.
Door Plate Forming
Door Plate Assembly
P.U (Poly Urethane) Injection Process
Door After P.U Assembly Process
52
Setelah door plate dibentuk, kini barang tersebut di pasang atau dirakit dengan
komponen utama pintu yaitu door cap dan elemen kunci pintu yang kemudian
assembly door plate tersebut siap untuk diproses injeksi poly urethane.
Seperti layaknya proses pada pembuatan cabinet, pintu lemari es juga mengalami
proses injeksi poly urethane yang berfungsi sama seperti pada cabinet yaitu sebagai
isolator temperature,sehingga temperature dingin yang ada dalam lemari es tidak
dapat keluar dan tertukar oleh temperatur yang ada di dalam lemari es.
Setelah proses injeksi, pintu tersebut kemudian dirakit oleh beberapa komponen
seperti door handle, door liner dan gasket frame. Untuk dapat melihat lebih jelas
proses pada pintu, berikut ini adalah gambar dari komponen, komponen pintu lemari
es.
53
Gambar 4.2 : Komponen Door Process
C. Proses Total Assembly, Aging dan Finisihing
Pada saat cabinet assembly sudah melalui proses injection PU, maka cabinet
tersebut diproses kembali dengan cara merakitnya dengan komponen pendinginan
seperti komporesor, evaporator, evap mask serta beberapa part yang terdapat dalam
komponen cabinet assembly tersebut. .
54
Gambar 4.4 : Perakitan Kompresor
55
Gambar 4.4 : Total Assembly Component
Apabila assembly dari cabinet telah selesai, maka komponen pintu yang telah
siap segera dipasang pada cabinet. Setelah itu unit tersebut diisi kompresornya
dengan gas refrigerant atau yang biasa dikenal dengan Freon. Setelah gas terisi pada
kompresor, maka unit lemari es ditransfer ke tempet pengetesan cooling.
Pada tempat pengetesan cooling atau aging process, unit lemari es dinyalakan
selama sekitar setengah jam. Selama pengetesan berlangsung, ada seorang operator
yang bertugas memeriksa kebocoran pada kompresor dan juga selama pengetesan
berlangsung, pintu dari lemari es dilarang keras untuk dibuka,ini bertujuan untuk
56
mendapatkan hasil yang actual dari proses pengetesan tersebut. Setelah waktu
pengetesan selesai, pintu lemari es dibuka dan di periksa temperaturnya dengan
menggunakan sensor suhu.pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa hasil
pengetesan pendinginan apakah suhu yang ada dalam lemari es sudah sesuai dengan
standar yang sudah di tentukan.
Setelah proses aging selesai, maka unit yang telah menjalani proses
pengetesan cooling dibersihkan agar tidak ada sisa bunga es atau kotoran-kotoran
yang lain terdapat di dalam unit tersebut. Kemudian unit yang sudh dibersihkan di
berikan name plate untuk mengidentifikasi nomor pembuatannya.
D. Proses packing
Unit yang telah dibersihkan, kini siap untuk di packing. Proses ini adalah
proses terahir sebelum unit dikirim ke gudang barang jadi. Pada proses ini unit di
masukan kedalam sebuah karton box yang sebelumnya unit telah dipasangi dengan
styro foam atau cushion pada bagian ata dan bagian bawah yang berfungsi sebagai
bantalan agar unit yang di bungkus oleh karton box tidak mengalami benturan pada
saat dalam perjalanan menuju gudang atau bahkan saat dikirim ke konsumen.
Setelah unit di bungkus oleh karton box dan cushion, maka unti tersebut diikat
dengan menggunakan tali packing dengan menggunakan mesin Wrapt Bend. Proses
57
ini adalah bagian yang paling terahir dari seluruh proses pembuatan sebuah lemari es.
Berikut ini adalah gambar dari proses packing.
Gambar 4.8 : Proses Packing
58
4.1.2 Model Baru Lemari Es
Dalam pengembangan sebuah model baru, ada beberapa tahapan umum yang
dilaksanakan hingga model baru tersebut dapat di produksi di lini produksi. Tahapan-
tahapan itu adalah
Diagram 4.4 : Flow Model Baru
Product Authorization adalah sebuah tahap dimana rencana model baru yang akan
dikembangkan, dianalisa terlebuh dahulau dan kemudian diajukan sebagai proposal
pengembangan model baru oleh pihak engineering yang bertindak sebagai tim riset
Product Authorization
Drawing Design
Tooling Order
Engineering Trial
Setup Data
New Model Information
Pre-Mass Production
Mass Production
59
and development kepada jajaran top management dan direksi
PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA. Kemudian pihak top management akan
mengadakan pertemuan dengan pihak costing dan marketing untuk membahas
seluruh biaya dan harga jual dari model baru yang akan dikembangkan. Setelah
terjadi persetujuan antara pihak marketing dan pihak costing bersama jajaran top
management, barulah seluruh pihak tersebut akan menandatangani persetujuan untuk
proposal pengembangan model baru yang akan dijalankan.
Setelah proposal disetujui, engineering akan menyiapkan seluruh data yang
berkaitan dengan model baru tersebut seperti bill of material, ECN dan jiga prosedur-
prosedur model baru yang lain. Selain itu, pihak engineering juga akan sekaligus
menyiapkan seluruh gambar detai produk yang akan dibuat untuk model baru dan
kemudian akan memesan peralatan-peralatan (tooling) kepada pihak vendor untuk
menunjang produksi model baru tersebut.
Setelah toolong selesai dibuat oleh vendor yang ditunjuk untuk membuatnya,
kemudian pihak engineering akan mengadakan percobaan atau trial terhadap tooling-
tooling tersebut. Kemudian setelah tooling-tooling tersebut sudah siap dan
menghasilkan produk yang ok melalui tahap trial, maka engineering akan
mengadakan simulasi produksi dalam jumlah yang kecil (natara 50 sampai100 unit).
Proses ini dinamakan proses pre-mass production. Tahap ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh model baru
yang nantinya akan timbul pada saat mass production dijalankan. Setealh tahapan itu
60
selesai, barulah model baru tersebut dijalankan di lini produksi dengan jumlah
produksi yang sesungguhnya.
4.1.3 Lemari Es 150 Liter
Setelah dilakukan survey di beberapa pusat elektronik dan juga beberapa situs di
internet yang menjual produk-produk elektronika, didapatkan harga-harga lemari es
150 liter dari berbagai merek dagang.,lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut
ini:
Tabel 4.1: Harga pasaran lemari es 150 liter
No Produsen Tipe Harga 1 TOSHIBA GR-H 151 Rp1,246,000
2 TOSHIBA GR-F 150BC Rp1,300,000
3 PANASONIC NR-A16KN Rp1,347,000
4 SHARP SJ-15MKII Rp1,200,000
5 UCHIDA URG-168GY Rp1,086,000
4.1.4 Bench Marking Lemari Es 150 liter
Dari hasil survey yang dilakukan terhadap beberapa merek lemari es 150 liter di
beberapa pusat elektronik, didapatkan harga jual termurah yaitu pada lemari es yang
berasal dari produsen UCHIDA dengan tipe URG-168GY. Berdasarkan hal tersebut,
maka lemari es UCHIDA tipe URG 168GY akan dijadikan objek bench marking
61
untuk dijadikan sebagai salah satu acuan dalam hal biaya material serta perancangan
kontruksi dari komponen-komponen yang digunakan dalam pengembangan model
baru SJ-M151.
Setelah dilakukan bench marking pada model tersebut, maka didapatkan data
komponen-komponen yang digunakan dalam lemari es UCHIDA tipe UR 168GY.
Berikut adalah data-data yang didapatkan :
Tabel 4.2 : Komponen UCHIDA UR-168GY
KOMPONEN MATERIAL KETERANGAN JUMLAH UNITDOOR PARTS DOOR PLATE PCS 960x637.5 1 PC TOP & BOTTOM DOOR CAP ABS 1 PC HANDLE BASE A ABS 38.85 gr 1 PC HANDLE BASE B ABS 56 gr 1 PC HANDLE COVER ABS 18.15 gr 1 PC GASKET PVC 612.05 gr 1 PC DOOR LINER HIPS 938 gr 1 PC BAR POCKET PVC 58 gr 4 PC SCREW D/L Steel, Zn Plt 26 PC DOOR LINER CUSHION PSF 2 PC CABINET PARTS CABINET SHEET Steel, Painting Est. 25% cheaper 1 PC BASE PLATE Steel, Painting Est. 10% cheaper 1 PC FOOD LINER SHEET ABS 1156 gr 1 PC BACK TOP PLATE SGCC 790X560 1 PC BOTTOM PLATE Corr. Plastic Est. 25% cheaper 1 PC ANGLE R Steel, Painting Est. 25% cheaper 1 PC ANGLE L Steel, Painting Est. 10% cheaper 1 PC BASE FRAME Steel, Painting 520x180xT1 1 PC SCREW BASE FRAME Steel, Zn Plt 2 PC COMP BOLT Steel, Zn Plt 4 PC COMP WASHER Steel, Zn Plt 4 PC ELECTRICAL PARTS DOOR SWITCH --- 1 PC
62
LAMP --- 1 PC LAMP SOCKET PP Soft type 1 PC THERMOSTAT Dial Type 1 PC THERMO TUBE PVC 2.85 gr 1 PC THERMOSTAT WIRE 1 PC CE CONNECTOR --- 6 PC AC CORD --- 2m, 3 wires 1 PC
SCREW AC CORD Steel, Zn Plating 1 PC
F/L WIRE ASSY Mat. HVSF Mat. HVSF 1 PC COMP WIRE ASSY Mat. HVSF With PVC tube 1 PC COOLING PARTS COMPRESSOR --- Samsung CD130H 1 PC EVAPORATOR Alumunium 668X375XT1.4 1 PC DP PIPE Cu Dia4.76xT0.5x5410 1 PC SUCTION PIPE Cu Dia6xT0.4x850 1 PC CAPILLARY PIPE Cu L = 800 1 PC VACUM PIPE Cu 1 Pc 1 PC DRYER Cu 1 PC DRYER CLAMP SGCC 1 PC
SCREW DRYER CLAMP Steel, Zn Plating 1 PC
CHEMICALS ISOCYANATE --- 1,928 GR POLYOL --- 1,326 GR CYCLOPENTANE --- 216 GR REFRIGERANT R134a 105 gr 105 GR
OUTER PARTS TOP HINGE COVER ABS 11 gr 1 PC TOP HINGE PLATE Steel, Zn Plt 74.25 gr 1 PC TOP HINGE SCREW Steel, Zn Plt 3 PC TH TAPPING PLATE Steel, Zn Plt 1 PC RIVET Alumunium 1 PC BOTTOM HINGE Steel, Zn Plt 134.7 gr 1 PC DOOR STOPPER Steel, Zn Plt 22.15 gr 1 PC SCREW B.HINGE Steel, Zn Plt 2 PC SCREW DS Steel, Zn Plt 2 PC
63
ADJUSTABLE LEG PP 50.85 gr 1 PC FRONT LEG PP 54.30 gr 1 PC INNER PARTS CRISPER GPPS 891 gr 1 PC SLIDING SHELF GPPS 385 gr 1 PC MEAT TRAY GPPS 461 gr 1 PC GLASS SHELF Glass 458x180xt3 1 PC GLASS SHELF CUSHION PP 1 PC EVAP DOOR GPPS 202 gr 1 PC EVAP MASK PP 116 gr 1 PC CONTROL BOX HIPS 157 gr 1 PC ICE TRAY PP 50 gr 1 PC THERMO DIAL HIPS 4 gr 1 PC THERMO CLAMP SGCC 5.3 gr 1 PC THERMO CLAMP SPACER ABS 1 PC THERMO LOCK Nylon 1 PC EVAP IO COVER PSF 1 PC SCREW SUS Sus 5 PC PRINTING & PACKING PARTS OP.MAN. PLASTIC BAG PP 1 PC OP.MANUAL 4 Sheets 1 PC GUARANTEE CARD 135x280 1 PC NON CFC LABEL 1 PC BADGE Sus Sus T0.1 1 PC WIRING DIAGRAM --- 1 PC CAUTION LABEL 1 PC CAB. PLASTIC BAG PP 1 PC BOX PACKING --- 1170x1060 1 PC CUSHION R/L PSF 241 gr 1 PC STRAPPING BAND --- 6600 mm 6,600 MM OTHERS ABSORBEN RUBBER NR 2 PC DP OUTLET SEALER N-Pu-F 1 PC SUCTION OUTLET SEALER N-Pu-F 1 PC WIRE OUTLET SEALER N-Pu-F 2 PC EVAP BUSHING PP 2 PC SILICON SEALANT Silicone All around 54gr 54 GR
64
4.1.5 Struktur Biaya Lemari Es
Dalam memproduksi sebuah lemari es, diperlukan biaya-biaya baik langsung
ataupun tidak langsung untuk agar proses produksi dapat terus berlangsung. Di
PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA khususnya di divisi Home Apliances,
dalam membuat sebuah lemari es, dibutuhkan beberapa biaya,yaitu :
1. Biaya material (Material Cost)
Biaya material adalah biaya yang dikeluarkan untuk seluruh kebutuhan
material dalam membuat satu unit produk.
2. Biaya Over Head Pabrik (BOP)
Biaya over head pabrik adalah biaya-biaya yang digunakan dalam membuat
satu unit produk baik langsung maupun tidak langsung. Pada penerapannya di
PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA, biaya over head dihitung dengan
menggunakan waktu standar pembuatan satu unit lemari es dikalikan dengan
biaya waktu standar per menit dan kemudian ditambahkan dengan biaya
royalty. Pada saat penelitian ini sedang dijalankan, biaya untuk waktu standar
per menit adalah sabesar Rp 1.314,-. Dan rumusan untuk BOP adalah sebagai
berikut:
65
BOP : Biaya Over Head Pabrik
ST : Standard Time (waktu Standar)
CST : Cost Standard Time
R : Royalty
Pada penerapannya, biaya tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung
yang digunakan dalam memproduksi suatu unit lemari es juga termasuk
kedalam biaya ini. Biaya royalty adalah biaya yang dibebankan kepada
produksi per unit lemari es untuk dibayarkan kepada pihak yang memegang
lisensi akan merk yang digunakan, dalam hal ini adalah SHARP JAPAN
Corp. Besar biaya royalty yang dibebankan kepada satu unit lemari es adalah
3% dari harga jual bersih
3. Biaya Total Pabrikasi (Manufacturing Cost)
Biaya Total Pabrikasi adalah total biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan
suatu unit lemari es yang berhubungan erat dengan proses pabrikasi. Biaya ini
adalah penjumlahan antara total material cost dengan total BOP.
BOP = ( ST x CST ) + R
R = 3% x Harga Penjualan Bersih
Manufacturing Cost = Material Cost + BOP + Depresiasi Mould
66
4. Biaya Depresiasi Tooling
Biaya Depresiasi Tooling adalah pembebanan biaya pada tiap unit produk
yang diproduksi dari harga pembuatan mould yang digunakan untuk produk
tersebut yang dibagi dengan banyaknya produk yang diproduksi dalam satu
priode tertentu. Pada penerapannya di PT SHARP ELECTRONIC
INDONESIA, biaya depresiasi dihitung berdasarkan jumlah unit yang dibuat
dalm satu tahun setengan atau 18 bulan, sehingga dalam bual ke 19 sudah
tidak ada biaya depresiasi dari tooling tersebut. Nilai sisa setelah bulan
produksi ke 19 diasumsikan tidak ada.
5. Biaya Administrasi Penjualan (BAP)
Biaya administrasi dan promosi adalah biaya yang dibebankan kepada satu
unit lemari es dalam melalui proses penjualan. Komponen boaya yang
termasuk dalam biaya ini adalah biaya untuk distribusi produk ke pasar, biaya
promosi, biaya administrasi, dan biaya tenaga kerja yang terlibat didalamnya.
Besarnya biaya ini adalah 27 % dari harga jual bersih.
BAP = 27% x Harga Penjualan Bersih
Depresiasi = Total HargaTooling / Qty produk 18 bulan
67
6. Harga Penjualan Bersih
Harga penjualan bersih adalah selisih antara harga penjualan kotor sebelum
pajak (10%) dikurangi dengan biaya Rebate yang diberikan untuk para agen
penjualan.
7. Biaya Rebate
Biaya Rebate adalah biaya potongan penjualan yang diberikan kepada para
agen penjual apabila membeli dalam jumlah tertentu. Dalam biaya ini
termasuk juga biaya bonus bagi agen-agen penjualan bial dapat memasarkan
dalam jumlah tertentu. Besarnya biaya ini adalah sebesar 3.5% dari harga
penjualan kotor sebelum pajak. Yang dimaksudkan pajak disini adalah pajak
pertambahan nilai (PPn) yang besarnya adalah 10%
Rebate = 3.5% x Harga Penjualan kotor
Harga Penjualan Bersih = Harga Penjualan kotor - Rebate
68
8. Keuntungan (Profit)
Keuntungan di tip unuit lemari es didapatkan dari hasil selisih antara harga
penjualan bersih dikurangi dengan biaya administrasi penjualan dan kemudian
dikurangi dengan total biaya pabrikasi.
4.1.6 Struktur Biaya Lemari Es SJ-15 MKII
Lemari es tipe 15MKII adalah model lemari es yang diproduksi oleh PT SHARP
ELECTRONIC INDONESIA untuk bersaing dikelas 150 liter. Tipe lemari es ini
sudah mulai diproduksi dari awal tahun 2006 hingga sekarang.berikut ini adalah
struktur biaya yang terdapat pada lemari es tipe SJ-15MKII :
Tabel 4.3 : Biaya dan harga jual SJ-15MKII
Jenis Biaya Jumlah Biaya Total biaya Pabrikasi Rp766,310.00
Total Biaya Administrasi penjualan Rp255,218.00
Harga Jual (sesudah pajak) Rp1,089,000.00
Keuntungan = Harga Penjualan Bersih - Biaya Pabrikasi - BAP
69
4.1.7 Waktu Standar (ST) Lemari Es 150 Liter
Data waktu standar berikut ini adalah waktu standar yang didapatkan dari
hasil pengolahan waktu standar yang berasal dari model lemari es 150 liter yang telah
diproduksi terlebih dahulu. Sehingga diasumsikan bahwa lemri es model baru 150
liter akan memakan waktu standar yang sama dengan waktu standar dari model
lemari es 150 liter yang telah berjalan.
Tabel 4.4 : ST lemari es 150 liter
No WORK STATION ST(Min) Jumlah Operator
Main Line 1 Roll forming 1.74 4 2 Cabinet assy 3.54 10 3 Food liner assy 3.56 8 4 Cabinet PU 2.38 6 5 Total PU 2.01 7 6 Total assy 5.70 16 7 Test room 2.53 7 8 Aging 1.60 6 9 Finishing and Packing 5.79 21 Sub Line 1 Vacum forming 1.48 2 2 PAP 0.38 1 3 Door PU 1.07 4 4 Evap assy 1.03 4 5 Finishing 0.34 1 6 Relay 0.31 1
TOTAL 33.45 98
70
4.2 PENGOLAHAN DATA
4.2.1 Kapasitas Produksi Lemari Es 150 Liter
Waktu kerja yang dimiliki oleh PT SHARP ELECTRONIC INDONESIA
dalam memproduksi lemari es terbagi menjadi 3 shift, yang lamanya masing-masing
sebagai berikut :
Tabel 4.5 : Jam kerja PT SEID
Working Hours Shift (H) (Min)
1 8 480 2 7.5 450 3 7 420
Total 22.5 1350
Kapasitas produksi dihitung melalui rata-rata standard time yang dimiliki oleh
satu orang operator dalam melakukan pekerjaannya di stasiun kerja pada area main
line,karena pada area main line system prosesnya adalah dengan menggunakan
�ystem ban berjalan (conveyor) atau dengan kata lain dengan menggunakan
continues flow. Sedangkan pada subline, system produksi yang dipakai adalah
dengan �ystem stok. Berikut ini adalah data rata-rata satndart time yang dimiliki oleh
satu orang operator
71
Tabel 4.6 : ST main line
No Stasiun Kerja ST(Min)Jumlah
Operator ST /
Operator 1 Roll forming 1.74 4 0.44 2 Cabinet assy 3.54 10 0.35 3 Food liner assy 3.56 8 0.45 4 Cabinet PU 2.38 6 0.40 5 Total PU 2.01 7 0.29 6 Total assy 5.70 16 0.36 7 Test room 2.53 7 0.36 8 Aging 1.60 6 0.27 9 Finishing and Packing 5.79 21 0.28
Rata-rata 0.35
Kapasitas produksi satu hari kerja didapatkan dengan cara membagi total waktu
kerja dengan standard time rata yang kemudian dikalikan dengan tingkat efisiensi
produksi yang diasumsikan sebesar 15%. Dari data di atas, maka didapatkan kapasitas
produksi dalam satuhari kerja adalah sebesar :
Kapasitas Produksi per hari = (1350 / 0.35) x (1-15%) = 3278 unit
Untuk memproduksi lemari es 150 liter, pada lini produksi cabinet PU injection
hanya terdapat maksimum 4 buah jig yang tersedia untuk model tersebut dari total
kapasitas conveyor PU Jig yang sebanyak 14 buah jig. Jika diasumsikan bahwa total
jig cabinet PU injection untuk model 150 liter di operasikan semua, maka kapasitas
produksi lemari es 150 liter per satu hari kerja adalah sebagai berikut :
Kapasitas Produksi lemari es 150 liter = (4/14) x 3278 = 936 Unit
72
4.2.2 Hasil Bench Marking
A. Estimasi Harga Pokok Penjualan Lemari Es UCHIDA URG-168GY
Dari harga yang didapatkan pada saat survey pasar secara langsung, harga lemari
ES UCHIDA tipe 168GY adalah yang termurah dikelas lemari es 150liter yaitu
sebesar Rp 1.086.000,-. Jika diasumsikan laba yang diambil oleh pedagang adalah
sebesar 10% (diambil berdasarkan membandingkan harga pasar 15MKII dengan
harga penjualan 15MKII) dan PPn 10%, maka Harga penjualan dari lemari es
UCHIDA-UR168GY adalah sebesar :
Harga Jual UCHIDA-URG168GY = (Rp 1.086.000 x 90%)x90% = Rp 879.660
Atau jika dibulatkan, harga jual lemari es UCHIDA-URG168GY =Rp 880.000
B. Perbandingan Lemari Es UCHIDA-UR168GY Dengan SJ-15MKII
Dari hasil yang didapatkan melalui bench marking, maka didapatkan data berat
atau dimensi melalui proses pengukuran di tiap komponen yang terdapat pada lemari
es UCHIDA-URG168GY.Dari data-data tersebut kemudian dapat diestimasikan
harga pekomponen dari lemari es UCHIDA-URG168GY, setelah itu kemudian
dibandingkan dengan model lemari es yang diproduksi oleh PT SHARP
ELECTRONIC INDONESIA dikelas 150 liter, yaitu lemari es tipe SJ-15MKII.
Berikut adalah perbandingan dari harga masing-masing lemari es:
73
Tabel 4.7 : Estimasi biaya SJ-15 MK Vs URG168GY
SHARP UCHIDA SJ-15MKII URG168GY
(Estimate price) MAIN REFRIGERATOR PARTS CABINET PARTS 197,288 177,055 DOOR PARTS 70,366 76,955 COOLING & ELECTRICAL PARTS 294,488 309,532
TOTAL MAIN PARTS 562,142 563,542 OTHER REFRIGERATOR PARTS
INNER PARTS 66,797 45,320 OUTER PARTS 5,840 9,005 PACKING & PRINTING PARTS 18,003 16,933 OTHERS 16,149 6,678 TOTAL OTHER PARTS 106,789 77,936 GRAND TOTAL MAT.COST 668,931 641,478 SELLING PRICE 980,100 880,000
4.2.3 Perancangan Model Baru SJ-M151
A Estimasi Biaya Material
Dari data diatas, didapatkan bahwa total biaya pada sub komponen cabinet parts,
inner parts, packing and printing parts serta other parts pada lemari es UCHIDA-
URG168GY lebih murah dibandingkan dengan lemari es SHARP model SJ-15MKII.
Kemudian diputuskan untuk merancang komponen komponen yang baru di sub
komponen tersebut khususnya Berikut ini adalah harga komponen-komponen yang
dirancang ulang yang dihitung berdasarkan estimasi berat dan juga berdasarkan harga
material dasar yang ada di pasaran dari komponen tersebut.
74
Tabel 4.8 : Estimasi biaya material SJ-M151
SJ-M151
(Estimate price) MAIN REFRIGERATOR PARTS CABINET PARTS 132,445 DOOR PARTS 64,084 COOLING & ELECTRICAL PARTS 237,300 TOTAL MAIN PARTS 433,829 OTHER REFRIGERATOR PARTS INNER PARTS 37,597 OUTER PARTS 5,428 PACKING & PRINTING PARTS 14,207 OTHERS 4,281 TOTAL OTHER PARTS 61,513 GRAND TOTAL MAT.COST 495,342
Berikut ini adalah daftar komponen-komponen baru yang melalui proses
perancangan dan akan digunakan unuk model baru tersebut beserta besarnya harga
investasi yang harus dikeluarkan untuk pembuatan tooling komponen-komponen
tersebut.
75
Tabel 4.9 : Estimasi harga tooling
TOOLS PRICE (estimate)
NO DESCRIPTION MATL. CAV. USD Rp (1$=Rp9000) PLASTIC MOULDING 1 F/L Vacum forming mould ABS 1 x 1 $22,000 Rp198,000,000 2 D/L Vacum forming mould ABS 1 x 1 $9,000 Rp81,000,000 3 Evap Door mould PP 1 x 1 $14,000 Rp126,000,000 4 Control Box mould PP 1 x 1 $9,000 Rp81,000,000
5 Door Bar Guard Extrusion mould PVC 1 x 1 $2,000 Rp18,000,000
6 Base Plate Plastic Mould ABS 1 x 2 $16,000 Rp144,000,000 7 Angle R/L Plastic mould PP 1 x 2 $16,000 Rp144,000,000 8 Base Frame Plastic mould PP 1 x 1 $20,000 Rp180,000,000 9 Back Plate vacum mould ABS 1 x 1 $17,000 Rp153,000,000
10 Door Cap T/B mould HIPS 1 x 2 $17,000 Rp153,000,000 11 Door Insulation (set) mould PSF 1 x 2 $4,000 Rp36,000,000 METAL DIES 1 F/L Trimming die ABS 1 x 1 $22,000 Rp198,000,000 2 D/L trimming die ABS 1 x 1 $7,000 Rp63,000,000 3 Evaporator trimming die --- 1 x 1 $6,000 Rp54,000,000
4 Door plate piercing die (modify) --- 1 x 1 $3,000 Rp27,000,000
5 Back plate trimming die ABS 1 x 1 $7,000 Rp63,000,000 OTHERS
1 Door PU jig (4 sets) --- 4 sets $5,300 Rp47,700,000
2 Cabinet jig spacer (4 sets) --- 4 sets $3,000 Rp27,000,000
3 Evap bending jig --- 1 sets $1,600 Rp14,400,000
4 Allowance $3,000 Rp27,000,000 TOTAL INVESTMENT $203,900 Rp1,835,100,000
76
B. Target Harga Penjualan
Berdasarkan dari harga jual yang diestimasikan pada lemari es UCHIDA-
URG168GY sebesar Rp 880.000,- , maka pihak top managemen menentukan target
harga jual yaitu dibawah dari satu juta rupiah, atau ditetapkan sebesar Rp900.000,- ,
Maka harga jual setelah pajak :
Rp900.000 x 110% = Rp 990.000
C. Biaya Rebate
Biaya rebate didapatkan dari 3,5% harga penjualan. Dari target harga penjualan
yang ditetapkan, maka besarnya biaya rebate adalah:
Rp 900.000 x 3,5% = Rp 31.500,-
D. Harga Penjualan Bersih
Harga penjualan didapatkan dari selisih antara biaya rebate dengan harga
penjualan. Harga penjualan bersih dari model baru ini adalah :
` Rp 900.000 – Rp 31.500 = Rp 868.500,-
E. Biaya Administrasi Penjualan
Biaya administrasi penjualan adalah sebesar 27% dari harga penjualan bersih.
Untuk model baru ini, didapatkan biaya adminstrasi penjualan yaitu sebesar :
Rp 868.500 x 27% = Rp 234.495,-
77
F. Biaya Royalty
Biaya Royalty adalah sebesar 3% dari harga penjualan bersih. Untuk model baru
ini, didapatkan biaya Royalty yaitu sebesar :
Rp 868.500 x 3% = Rp 26.055,-
G. Biaya Overhead Pabrik
Dari data sebelumnya, didapatkan total waktu standar pembuatan lemari es 150
liter adalah sebesar 33.45 menit. Biaya waktu standar per menit adalah sebesar
Rp1.134,- , maka biaya waktu standar per unit
Biaya waktu Standar = Rp 1.134 x 33.45 = Rp 37.932,-
Dari perhitungan sebelumnya, biaya royalty adalah sebesar Rp 26.055,- , maka
biaya Overhead pabrik adalah sebesar :
BOP = Rp 37.932 + 26.055 = Rp 63.987,-
H. Biaya Depresiasi Tooling
Dalam memproduksi model baru SJ-M151, dibutuhkan beberapa pembuatan
tooling untuk menunjang produksi model baru tersebut. Total biaya yang dikeluarkan
dari pembuatan tooling tersebut adalah sebesar $203,900 atau sebesar
Rp1.835.100.000,- (diasumsikan kurs Dollar US = Rp 9000 / Dollar).
78
Kapasitas produksi untuk lemari es 150 liter pada satu hari kerja adalah sebesar
936 unit. Jika diasumsikan dalam satu bulan terdapat 20 hari kerja, maka kapasitas
pada saat terjadinya depresiasi tooling atau selama 18 bulan adalah sebesar :
936 x 20 x 18 = 336.960 unit
Dari hasil perhitungan diatas, maka didapatkan biaya depresiasi tooling pada
setiap unit model baru adalah sebesar :
Rp1.835.100.000 / 336.960 = Rp 5.446,-
Tabel 4.10 : Depresiasi tiap priode
Priode Depresiasi Nilai Sisa (bulan) Rp Rp
1 101,950,000 1,733,150,000 2 101,950,000 1,631,200,000 3 101,950,000 1,529,250,000 4 101,950,000 1,427,300,000 5 101,950,000 1,325,350,000 6 101,950,000 1,223,400,000 7 101,950,000 1,121,450,000 8 101,950,000 1,019,500,000 9 101,950,000 917,550,000
10 101,950,000 815,600,000 11 101,950,000 713,650,000 12 101,950,000 611,700,000 13 101,950,000 509,750,000 14 101,950,000 407,800,000 15 101,950,000 305,850,000 16 101,950,000 203,900,000 17 101,950,000 101,950,000 18 101,950,000 -
79
I. Total Biaya Pabrikasi
Total biaya pabrikasi didapatkan dari penjumlahan biaya material, biaya
Overhead pabrik dan biaya depresiasi tooling. Besarnya total biaya pabrikasi untuk
model baru ini pada setiapunitnya adalah sebesar
Rp 495.342 + Rp 63.987 + Rp 5.446 = Rp 564.775 ,-
Pada saat biaya depresiasi telah habis, maka total biaya pabrikasi adalah sebesar :
Rp 495.342 + Rp 63.987 = Rp 559.329,-
J. Perhitungan Rugi-Laba Tiap Unit Model Baru
Keuntungan yang didapatkan pada setiap unit adalah selisih dari harga penjualan
bersih per unit dengan total biaya pabrikasi dan kemudian dikurangi dengan biaya
administrasi penjualan. Berikut adalah besarnya rugi-laba pada model baru SJ-M151
pada priode 18 bulan pertama
Rp 868.500 - Rp 564.775 - Rp 234.495 = Rp 69.230,-
Pada priode 19 bulan dan seterusnya, rugi laba yang didapat dari model baru ini
adalah sebesar :
Rp 868.500 - Rp 559.389- Rp 234.495 = Rp 74.676,-
Dari hasil perhitungan diatas kapasitas produksi untuk model baru ini per hari
sebesar 936 unit. Jika dalam satu bulan terdapat 20 hari kerja, maka kapasitas
80
produksi nya adalah sebesar 18.720 unit. Untuk keuntungan setiap bulannya pada saat
priode 18 bulan pertama adalah sebesar :
18.720 unit x Rp 69.230 = Rp 1.295.985.600,-
Dari hasil keuntungan pada priode 18 bulan pertama, maka diketahui pajak
pertambahan hasil yang dikenakan adalah sebesar 35%. Maka keuntungan perunit
setelah pajak pada saat masih terbebani nilai depresiasi adalah sebesar :
Rp 69.230 x (1-35%) = Rp 44.999
Keuntungan pada setiap unit setelah tidak terbebani biaya depresiasi adalah
sebesar :
Rp 74.676 x (1-35%) = Rp 48.539
4.3 ANALISA DATA
4.3.1 Perhitungan Aliran kas Bersih
Berdasarkan dari perhitungan rugi-laba, pada tiap unit model baru SJ-M151
perusahaan mendapatkan keuntungan bersih setalah pajak pada setiap unit adalah
sebesar Rp 44.999,- pada priode 18 bualn pertama dan Rp 48.539,- pada sisa priode
berikutnya. Jika diasumikan umur proyek ekonomis tersebut adalah selama 3 tahun,
maka perusahaan mendapatkan keuntungan ditahun pertama sebesar :
Rp 44.999 x 936 x 20 x 12 = Rp 10.108.575.360,-
81
Pada tahun kedua, keuntungan pada setiap unit berubah dikarenakan 6 bulan
terahir pada tahun tersebut sudah tidak terbebani lagi biaya depresiasi dari tooling.
Keuntungan pada tahun kedua adalah sebesar :
(Rp 44.999 x 936 x 20 x 6) + (Rp 48.539x 936 x 20 x 6) = Rp 10.506.188.160,-
Pada tahun ketiga, keuntungan pada setiap unit berubah dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya, karena pada tahun tersebut sudah tidak terbebani lagi biaya
depresiasi dari tooling. Keuntungan pada tahun ketiga adalah sebesar :
Rp 48.539 x 936 x 20 x 12 = Rp 10.903.800.960,-
Jika diasumsikan, tingkat bunga pada saat ini adalah sebesar 8%, maka total
besarnya nilai sekarang (present value) dari keuntungan adalah sebesar
Rp 27.021.922.237,-. Berikut adalah data hasil perhitungannya :
P = F x ( p/f, i , n)
Tabel 4.11 : Nilai sekarang laba bersih pada bunga 8%
Th Keuntungan bersih p/f (8%) Nila Sekarang (pv)
1 10,108,575,360 0.9259
9,359,529,925.82
2 10,506,188,160
0.8573
9,006,955,109.57
3 10,903,800,960 0.7938
8,655,437,202.05
Total 27,021,922,237.44
82
4.3.2 Analisa Net Present Value (NPV)
Dari perhitungan sebelumnya, diketahui bahwa nilai keuntungan bersih sekarang
adalah sebesar Rp 27.021.922.237,-. Investasi yang dikeluarkan untuk menjalankan
model baru ini hanyalah pada pembuatan tooling yaitu sebesar Rp 1.835.100.000,-.
Dari hasil data tersebut, maka didapatkan besarnya nilai NPV adalah sebagai berikut :
NPV = PV – Io
NPV = Rp 27.021.922.237 - Rp 1.835.100.000 = Rp25.186.822.237,-
Dari perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai NPV>0, maka dapat disimpulkan
bahawa proyek tersebut layak untuk dijalankan.
4.3.3 Analisa Average Rate of Return (ARR)
Dari data di atas, didapatkan rata-rata keuntungan bersih setiap tahunnya selama 3
priode adalah sebagai berikut :
Rata-rata keuntungan = Total keuntungan selama 3 tahun / 3
Rata-rata keuntungan = Rp 31.518.546.480 / 3 = Rp 10.506.188.160,-
Maka ARR dapat diketahui nilainya, yaitu sebesar :
ARR = Rata-rata keuntungan / besarnya investasi
ARR = Rp 10.506.188.160 / Rp 1.835.100.000 = 5,725
83
Jika dilihat dari hasil perhitungan diatas, diketahui bahawa nilai ARR adalah lebih
besar dari nilai bunga deposito yang sedang berlaku sekarang ini yang besarnya
6.5%-9.5%. Maka dapat disimpulkan bahwa proyek model baru tersebut layak untuk
dijalankan.
4.3.4 Analisa Probability Index (PI)
Metode ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara nilai NPV dengan
nilai investasi yang dikeluarkan. Adapun perhitungannya sebagai berikut :
investasiNPVPI =
725.13000.100.835.1237.822.186.25
==Rp
RpPI
Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai Probability index dari
proyek model baru ini adalah sebesar 13.725,. Karena nilai PI > 1, maka poryek
model baru tersebut layak untuk dijalankan.
84
4.3.5 Analisa Benefit Cost Rasio (BCR)
Benefit Cost Rasio adalah salah satu metode penilaian kelayakan investasi yang
digunakan dengan cara membandingkan antara manfaat yang didapatkan dari proyek
yang didapatka dan total biaya yang dikeluarkan pada saat ini. Apabila nilai BCR >1,
maka proyek layak untuk dijalankan.Dan begitupun sebaliknya, jika nilai BCR<1,
maka proyek tidak layak untuk dijalankan.
Berikut ini adalah hasil pengolahan data dari nilai manfaat (dalam hal ini adalah
harga penjualan bersih) pada priode ini yang dikeluarkan selama waktu ekonomis
danjuag nilai biaya saat ini yang dikeluarkan untuk priode yang sama.
Tabel 4.12 : PV penjualan dan PV biaya
Tahun Penjualan Total Biaya p/f
(8%) PV Penjualan PV Biaya
1 195,099,840,000
179,548,090,752 0.9259 180,642,941,856 166,243,577,227
2 195,099,840,000
178,936,390,752
0.8573 167,259,092,832 153,402,167,791
3 195,099,840,000
178,324,690,752 0.7938 154,870,252,992 141,554,139,518
Total 502,772,287,680 461,199,884,537
CostBenefitBCR =
09,1537.884.199.461680.287.772.502
==BCR
85
Nilai BCR dihasilkan sebesar 1,09 atau > 1 , maka proyek model baru layak untuk
dijalankan.
4.3.6 Analisa Payback- Priode
Payback-Priode adalah metode untuk mengetahui priode pengembalian nilai
investasi yang dikeluarkan untuk suatu proyek. Dalam analisa payback-priode untuk
model baru SJ-M151, priode pengembalian dihitung berdasarkan biaya investasi yang
dikeluarkan dan kemudian akan dibagi dengan keuntungan per unit dari produk
tersebut. Setelah itu akan dibandingkan dengan tingkat kapasitas produksi dari
produk tersebut. Berikut ini adalah penghitungan payback priode untuk model baru
SJ-M151.
unitprofitinvestasipaybackunitJumlah
/__ =
unitRp
RppaybackunitJumlah _265082,26507230.69
000.100.835.1__ ===
86
Dari data diatas diketahui kapasitas produksi satu hari untuk model lemari es 150
liter adalah sebesar 936 unit. Maka besarnya priode pengembalian investasi adalah
selama :
haripriodePayback _2932.282,26507936
26508====−
Dari hasil perhitungan payback priode tersebut, jika dibandingkan dengan waktu
ekonomis dari proyek selama 3 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa proyek
tersebut layak untuk dijalankan.
4.3.7 Analisa Internal Rate of Return (IRR)
Motede ini digunakan untuk mengetahui tingkat suku bunga yang dihasilkan dari
suatu proyek investasi yang nantinya akan dibandingkan dengan tingkat suku bunga
yang sedang berlaku saat ini.
Untuk menghitung nilai IRR maka harus digunakan formula sebagai berikut :
∑= +
=N
ttIRR
Ct1 )1(
(Io)Investment Initial
∑= +
+−=N
ttIRR
CtIo1 )1(
0
87
Dimana :
Io = Investasi awal yang dikeluarkan
Ct = Aliran kas pada tiap priode selama masa ekonomis proyek
t = Priode dari masing-masing aliran kas
Kemudian diketahui nilai investasi yang dikeluarkan sebesar Rp1.835.100.000
dan besar aliran kas pada proide tahun pertama,kedua dan ketiga adalah sebesar
Rp10.108.575.360,- ,Rp10.506.188.160,- dan Rp10.903.800.960,-. Maka nilai IRR
dapat dihitung sebesar:
0 = -(1.835.100.000) + [(10.108.575.360/(1+IRR)1) + (10.506.188.160/(1+IRR)2)
+ (10.903.800.960/(1+IRR)3)]
IRR = 5,525368
Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa nilai IRR > dari pada nilai
dposito yang sedang berlaku dimasyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa proyek
layak untuk dijalankan.