14
 BAB IV ANALISIS DESAIN 4. 1. DESAIN Desain / perencanaan Geometrik ruas Jalan Lingkar Tengah (Middle Ring Road) Mamminasata mengacu pada data perencanaan yaitu : 1 Ja lan !rter i "rimer  # $o nd isi Me da n / Terrain Datar % $ec epa tan Renc ana (& r) ' * 1# km/+am , -upe rel e.asi Maksimum ' 0 Geometr ik ruas Jal an Li ngkar Tengah di ren can akan da lam # (dua) !lternati2 yang mana keduanya tetap dalam koridor topograi hasil pengukuran 4.1.1. Alternatif Desain I. 3erdasarkan tu+uan perencanaan yaitu memenuhi spesiikasi teknis tetapi ti dak mempe rh at ik an dampak so si al (p em4e4 asan la han ) mak a ha si l  perencanaannya se4agai 4erikut :  Universitas Kristen Indonesia Paulus

BAB IV OK.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IV

IV- 12

BAB IV ANALISIS DESAIN 4. 1. DESAINDesain / perencanaan Geometrik ruas Jalan Lingkar Tengah (Middle Ring Road) Mamminasata mengacu pada data perencanaan yaitu :1. Jalan Arteri Primer

2. Kondisi Medan / Terrain Datar

3. Kecepatan Rencana (Vr) = 70 120 km/jam

4. Superelevasi Maksimum = 6 %

Geometrik ruas Jalan Lingkar Tengah direncanakan dalam 2 (dua) Alternatif, yang mana keduanya tetap dalam koridor topografi hasil pengukuran.

4.1.1. Alternatif Desain I.Berdasarkan tujuan perencanaan yaitu memenuhi spesifikasi teknis tetapi tidak memperhatikan dampak sosial (pembebasan lahan) maka hasil perencanaannya sebagai berikut :

Gambar 4.1 Trase, Potongan Melintang dan Potongan Memanjang STA 0 + 000 s/d 2 + 800

Gambar 4.2 Trase, Potongan Melintang dan Potongan Memanjang STA 2 + 850 s/d 5 + 600

Gambar 4.3 Trase, Potongan Melintang dan Potongan Memanjang STA 5 + 650 s/d 7 + 084

4.1.2. Alternatif Desain II Berdasarkan tujuan perencanaan yaitu memenuhi spesifikasi teknis dan tetap memperhatikan dampak sosial (pembebasan lahan), juga koridor serta peta topografi maka hasil perencanaannya sebagai berikut :

Gambar 4.4 Trase, Potongan Melintang dan Potongan Memanjang STA 0 + 000 s/d 1 + 950

Gambar 4.5 Trase, Potongan Melintang dan Potongan Memanjang STA 2 + 000 s/d 4 + 450

Gambar 4.6 Trase, Potongan Melintang dan Potongan Memanjang STA 4 + 500 s/d 7 + 160,326Trase geometrik jalan untuk kedua alternatif desain serta diagram superelevasinya dapat dilihat pada Gambar berikut :

Gambar 4.7 Trase Geometrik jalan Alternatif desain I dan II

Gambar 4.8 Diagram Superelevasi Tipe Spiral - Spiral (S-S)

Gambar 4.9 Diagram Superelevasi Tipe Spiral Circle Spiral (S-C-S)4. 2. ANALISIS PERENCANAANDampak sosial dari tata guna lahan sepanjang jalan tersebut merupakan pertimbangan dalam perencanaan guna mengantisipasi masalah yang akan timbul dengan adanya jalan tersebut, baik masalah sosial maupun teknis.

Pelayanan jalan yang baik, aman, nyaman dan lancar akan dapat terpenuhi jika lebar jalan yang cukup dan tikungan-tikungan yang ada dibuat berdasarkan persyaratan teknis geometrik jalan raya, sehingga kendaraan yang melewati jalan tersebut dengan beban dan kecepatan rencana sesuai klasifikasi dapat melintas dengan aman dan nyaman. Oleh karena itu pembangunan prasarana jalan bukanlah hal yang mudah, disamping membutuhkan dana yang tidak sedikit, juga diperlukan perencanaan yang matang.Pada perencanaan Jaringan jalan Lingkar Tengah ini memerlukan metode efektif dalam perancangan agar diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, dan memenuhi unsur keamanan dan kenyamanan pengguna jalan. Mengingat bahwa terdapat interaksi(saling keterkaitan) antara tata guna lahan disepanjang jalan dengan kelas jalan, maka jenis tata guna lahan sebenarnya harus sesuai dengan tata ruang dan fungsi jalan yang mendukungnya. Jalan yang direncanakan pada desain alternatif I, lebih menitikberatkan pada aspek teknis seperti :

1. Standar dan prosedur Perencanaan yang mengacu pada Perencanaan Geometrik Jalan dalam Kota.

2. Tidak membatasi akses masuk ke jalan lingkar tengah, sesuai dengan klasifikasi yaitu Jalan Arteri Kelas 1A.

3. Trase / koridor jalan yang dekat dari pemukiman penduduk, sehingga keadaan tersebut memberi dampak negatif bagi penduduk, akibat pengaruh lingkungan seperti kebisingan, polusi udara menjaga kondisi lingkungan hidup serta keselamatan lalu lintas, akan tetapi keuntungan yang diperoleh adalah kemudahan untuk mengakses jalan lingkar tengah tersebut.Konsekuensi dari desain alternatif I yaitu :

1. Hirarki, Peran dan Fungsi jalan tidak sesuai dengan persyaratan teknis, sehingga tujuan pembangunan jalan ini yaitu pergerakan lalu lintas yang Lancar, Aman, dan Nyaman tidak terpenuhi (seperti tundaan akibat parkir dibadan jalan, pedagang kaki lima sepanjang bahu jalan).

2. Volume dan biaya pekerjaan tanah berkurang, karena koridor jalan terletah di daerah yang tanah dasarnya cukup memberikan daya dukung untuk perkerasan.

3. Kendala utama adalah masalah pembebasan lahan yang memang menjadi masalah klasik dalam pembangunan jalan (seperti yang dihadapi pembangunan Jalan Lingkar Tengah Mamminasata ini, walaupun pelaksanaan konstruksi persiapan tanah dasarnya baru pada Sta 0 + 300, trase jalan sudah harus berpindah lagi). Jalan yang direncanakan pada desain alternatif II, lebih menitikberatkan pada aspek teknis perencanaan dan dampak sosial seperti :

1. Standar dan prosedur Perencanaan yang mengacu pada Perencanaan Geometrik Jalan dalam Kota.

2. Secara Hirarki jalan tidak sesuai dengan persyaratan teknis karena akses masuk ke jalan lingkar tengah dibatasi.

3. Trase / koridor jalan yang banyak melalui daerah rawa-rawa dan empang, serta kebun, serta lahan kosong / tidur, sehingga lebih menguntungkan dari segi dampak sosial (pembebasan lahan). Kondisi ini berpengaruh besar terhadap perencanaan struktur perkerasan jalan nantinya. Konsekuensi dari desain alternatif II yaitu :

1. Struktur perkerasan jalan menjadi lebih tebal akibat daya dukung tanah dasar yang kecil, karena koridor desain jalan banyak melalui daerah rawa-rawa dan empang, serta kebun.

2. Volume dan biaya pekerjaan tanah menjadi basar, karena untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar maka tanah asli harus dibuang dan diganti dengan tanah timbunan pilihan, dan melakukan perkuatan tanah dengan menggunakan geotekstil (sesuai perencanaan dan pekerjaan yang sedang berjalan yaitu pada Sta 0 + 000 0 + 300).

3. Biaya konstruksi meningkat akibat dari peningkatan biaya pekerjaan tanah tersebut (walaupun tinjauan ekonomi tidak dilakukan pada tugas akhir ini)Berdasarkan kedua alternatif desain diatas, maka dalam perencanaan dan pembangunan jalan harus sesuai :

1. Pengembangan Jaringan Jalan serta menuju guna lahan yang sesuai dengan lahan yang ada (master plan pengambangan wilayah).2. Hirarki jalan dan dikoordinasikan dengan tata guna lahan. Hirarki jalan mengklasifikasikan jaringan jalan kedalam sistem primer untuk mendukung lalu lintas antar kota dan sistem sekunder untuk mendukung pergerakan lalu lintas dalam kota.3. Efisiensi jaringan jalan dengan cara efisiennya adalah jaringan jalan arteri primer dapat diatasi dengan pengembangan jalan lingkar atau By pass yang mana sebagian dioperasikan sebagai jalan tol dengan standar bebas hambatan (khususnya Jalan Lingkar Tengah Mamminasata).

Universitas Kristen Indonesia Paulus

Universitas Kristen Indonesia Paulus Yermia 0101 2012 205 / Wahidin Ahmad 931 22201 09 255