Upload
hathuy
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
83
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Motivasi Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Metode Pembelajaran
Jigsaw Learning (Kelas Kontrol) pada Mata Pelajaran PAI
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI yang
tidak diberikan metode pembelajara Jigsaw Learning pada kelas X.MIPA.03
maka penulis menyebarkan angket sebanyak 15 item pertanyaan. Dari setiap
alternatif jawaban diberiakan skor sesuai dengan kualitasnya masing-masing.
Untuk mempermudah menganalisis dalam penganalisisannya maka setiap item
mempunyai 3 alternatif jawaban, yaitu “a” diberi skor 3, “b” diberi skor 2, dan
“c” diberi skor 1.
Tabel 4.1
Daftar Skor Angket Siswa SMA Negeri 1 Prabumulih Tanpa
Menggunakan Metode Jigsaw Learning (Kelas Kontrol)
No. Nama Siswa Ket. Skor
1. Ade Irma Suryani Pr 39
2. Alvandro Putra Satrio Lk 39
3. Anisa Dwi Wilanjayati Pr 37
4. Anisa Salsabila Pr 39
5. Anisyah Sekar Dinillah Pr 38
6. Anissa Safitri Pr 39
7. Arif Yudha Pernanda Lk 33
84
8. Bella Ayu Syahfitri Pr 40
9. Deggry Mulia Parindopan Lk 39
10. Ego Alfian Lk 36
11. Fenty Nurjannah Pr 40
12. Fira Febriyanti Pr 39
13. Gusti Jaya Prabu Lk 40
14. Intan Pebyanti Pr 41
15. Jihan Fadhilah Tanjung Pr 41
16. Khairullah Lk 39
17. M. Fathan Al-Kisthi Lk 29
18. Mellantari Pr 40
19. Monica Falinda Pr 39
20. Muhammad Naufal Muzhafar Lk 33
21. Muhammad Ridho Wahyu Aulia Lk 37
22. Mutia Nindya Putri Pr 38
23. Nur Khafifah Dewi Pr 36
24. Nuraini Putri Deri Pr 40
25. Okta Pianti Sari Pr 36
26. Rama Wijaya Lk 43
27. Reni Sulista Pr 35
28. Rizky Dwi Kurnia Pr 34
29. Silvia Alviani Pr 42
30. Thea Carolina Pr 37
31. Tiara Dwinka Aurella Pr 36
32. Tri Ayu Murni Pr 36
33. Vikha Sanniyah Pr 38
34. Vioren Arzella Vareska Pr 41
85
35. Widya Rahmatika Rizaldi Pr 42
36. Zulfa Febriantri Siregar Lk 36
37. Dwi Fernando Yulino Lk 41
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh “skor mentah” angket motivasi
belajar siswa yang tidak diterapkan metode pembelajaran Jigsaw Learning pada
kelas X.MIPA.03 di SMA Negeri 1 Prabumulih, sebagaimana disajikan di bawah
ini.
39 39 37 39 38 39 33 40 39 36
40 39 40 41 41 39 29 40 39 33
37 38 36 40 36 43 35 34 42 37
36 36 38 41 42 36 41
Setelah itu “skor mentah” angket motivasi belajar siswa yang tidak
menggunakan metode pembelajaran Jigsaw Learning di atas didistribusikan di
dalam tabel distribusi Frekuensi untuk mempermudah pekerjaan dan
mendapatkan nilai Mean pada Variabel Y untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini:
86
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar PAI Siswa
Sebelum Menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning
Sektor Y f Y y’ fy’ fy’2
41-43 7
M’ 39
+1 +7 7
38-40 16 0 0 0
35-37 10 -1 -10 10
32-34 3 -2 -6 12
29-31 1 -3 -3 9
N=37 ∑fy’= -12 ∑fy’2= 38
Setelah data diproses didistribusikan sebagaimana pada tabel di atas,
selanjutnya mencari rata-rata (Mean) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
My = M’ + i
= 39 + 3
= 39 + (-0,96)
= 38,04
Setelah diketahui rata-rata (Mean) selanjutnya mencari Standar Deviasi (SD)
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
SDy = i √ 2
87
= 3 √ 2
= 3 √
= 2,88
Setelah nilai rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi (SD) diketahui, maka
selanjutnya menentukan batasan untuk nilai tinggi, sedang dan rendah dengan
menggunakan rumus TSR sebagai berikut :
Kategori Tinggi M + 1.SD Kategori Sedang M - 1 SD sampai dengan M + 1 SD Kategori Rendah M – 1 SD
1. Kategori Tinggi :
= My + 1 SDy ke atas
= 38,04 + 1. 2,88
= 40,92 dibulatkan 41
= 41 ke atas
Skor motivasi belajar yang termasuk kategori tinggi adalah skor 41 ke atas.
Dari daftar distribusi frekuensi di atas diperoleh gambaran yang termasuk
kategori tinggi tersebut ada 3 orang.
2. Kategori Sedang
= My – 1 SDy s/d My + 1 SDy
= 38,04 – 1. 2,88 s/d 38,04 + 1. 2,88
= 35,16 s/d 40,92 dibulatkan menjadi 35 s/d 41
88
Skor motivasi belajar siswa yang tergolong sedang adalah skor dari 35 s/d
41. Dan dari daftar distribusi frekuensi di atas diperoleh gambaran yang termasuk
di dalam kategori sedang ada 30 orang.
3. Kategori Rendah
= My – 1 SDy ke bawah
= 38,04 – 1. 3,34
= 35,16 dibulatkan menjadi 35
= 35 ke bawah
Skor motivasi belajar siswa yang tergolong rendah adalah skor dari 35 ke
bawah. Dan dari daftar distribusi di atas diperoleh gambaran yang termasuk di
dalam kategori rendah ada 4 orang.
Setelah mengelompokkan skor motivasi belajar siswa yang tidak
menggunakan metode Jigsaw Learning dengan rumus TSR, maka langkah
selanjutnya mempresentasekan setiap kelompok skor hasil motivasi belajar siswa
yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah ke dalam tabel distribusi frekuensi
relatif berikut ini:
Tabel 4.3
Indikasi Motivasi Belajar Siswa yang tidak Diberikan Metode Pembelajaran
Jigsaw Learning Kelas X.MIPA.03 (Kelas Kontrol)
Indikasi Nilai Frekuensi Persentase
Tinggi 41 ke atas 3 8,11%
Sedang 35 s/d 41 30 81,08%
Rendah 35 ke bawah 4 10,81%
Jumlah N=37 100%
89
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa
yang tidak menggunakan metode pembelajaran Jigsaw Learning kelas X.MIPA.03
pada mata pelajaran PAI materi pokok “Menuntut Ilmu” yang tergolong tinggi
sebanyak 3 orang (8,11%), yang tergolong sedang sebanyak 30 orang (81,08%) dan
yang tergolong rendah sebanyak 4 orang (10,81%).
B. Penerapan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning pada Mata Pelajaran PAI
Kelas X Materi Pokok Menuntut Ilmu di SMA Negeri 1 Prabumulih
1. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prabumulih Tahun Pelajaran
2014/2015 yang beralamatkan di Jalan M. Yamin No. 62 Prabumulih. Penelitian
ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Berikut adalah rincian kegiatan penelitian :
Tabel 4.4 Rincian Kegiatan Penelitian
No. Hari /
Tanggal Jenis Kegiatan Keterangan
1. Rabu-Kamis 22-23 April 2015
Observasi Untuk mengetahui data-data sekolah seperti sejarah SMA, Visi dan Misi, Letak Geografis, Keadaan Siswa, Guru serta Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah.
2. Selasa / 05 Mei 2015
Observasi dengan Guru Mata Pelajaran PAI
Untuk mengetahui jadwal mengajar Guru
90
PAI untuk kelas Kontrol (X.MIPA.3) dan Kelas Eksperimen (X.MIPA.4)
3.
Rabu / 06 Mei 2015
a) Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama di kelas kontrol (MIPA.3)
- Pukul 08.45 s/d 09.30 WIB.
4. Sabtu, 09 Mei 2015
a) Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama di kelas eksperimen (X.MIPA.04).
- Pukul 07.00 s/d 08.30 WIB.
5.
Senin, 11 Mei 2015
a) Pelaksanaan pembelajaran
pertemuan kedua di kelas kontrol (X.MIPA.3).
- Pukul 08.00 s/d
09.30 WIB.
6. Senin, 18 Mei 2015
a) Membagikan angket motivasi belajar kepada siswa kelas kontrol (X.MIPA.03) yang dikerjakan selama 1 jam.
b) Mengumpulkan angket yang telah dikerjakan.
Pukul 08.00 s/d 09.30 WIB.
7.
Sabtu, 16 Mei 2015
a) Pelaksanaan pembelajaran
pertemuan kedua di kelas eksperimen (X.MIPA.04).
Pukul 07.00 WIB s/d 08.30 WIB.
91
8.
Senin, 18 Mei 2015
a) Melanjutkan pembagian
angket motivasi kepada siswa kelas eksperimen (X.MIPA.04) yang dikerjakan selama 1 jam.
b) Mengumpulkan angket yang telah dikerjakan.
Pukul 10.35 s/d 11.20 WIB.
9. Selasa-Sabtu, 19 s/d 23 Mei 2015.
Memulai mengelolah data hasil angket.
Tahap perencanaan dilakukan pada tanggal 22 dan 23 April 2015 pukul
09.00 WIB, peneliti melakukan observasi ke SMA Negeri 1 Prabumulih untuk
mengetahui data-data sekolah seperti sejarah SMA, Visi dan Misi, Letak
Geografis, Keadaan Siswa, Guru serta keadaan Sarana dan Prasarana sekolah.
Serta dari hasil observasi yang dilakukan maka didapat jumlah subjek peneitian
sebanyak 75 siswa yang terbagi menjadi dua kelas, yakni kelas X. MIPA.3
sebagai kelas kontrol yang berjumlah 37 siswa dan kelas X.MIPA.4 sebagai kelas
Eksperimen yang berjumlah 38 siswa.
Selanjutnya observasi dilakukan pada tanggal 05 Mei 2015. Observasi ini
dilakukan untuk mengetahui jadwal mengajar guru PAI pada kelas kontrol
maupun kelas eksperimen. Pada tahap ini peneliti menemui guru mata pelajaran
yang bersangkutan yaitu Ibu Maratus Soliha, S.Ag. dan berkonsultasi mengenai
perangkat pembelajaran yang akan dilaksanakan seperti rencana pelaksanaan
92
pembelajaran (RPP) yang dibuat sebanyak dua kali pertemuan dan lembar angket
yang telah dibuat oleh peneliti.
Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran
berdasarkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat
sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak tiga kali
pertemuan baik pada kelas kontrol yang tidak menggunakan metode Jigsaw
Learning maupun pada kelas eksperimen yang menggunakan metode
pembelajaran Jigsaw Learning.
2. Deskripsi Hasil Validasi Instrumen Penelitian
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu melakukan validasi intrumen
penelitian. Validasi digunakan untuk mendapatkan instrumen penelitian yang
berkriteria valid. Instrumen penelitian yang divalidasi adalah angket penelitian.
Angket penelitian ini divalidasi dengan cara menyebarkan angket kepada siswa
selain dari kelas yang akan dijadikan kelas kontrol (X..MIPA.03) dan kelas
eksperimen (X.MIPA.04).
Adapun angket penelitian ini diuji cobakan terlebih dahulu kepada 20 siswa
kelas X.SOS.02 SMA Negeri 1 Prabumulih. Setelah diuji cobakan dan dilihat
hasil validitasnya dengan menggunakan rumus product moment . berdasarkan
perhitungan menggunakan rumus tersebut dari 20 jumlah butir angket terdapat 15
butir angket yang dinyatakan valid. Yaitu anket nomor
1,2,3,4,5,7,9,10,12,14,15,16,18,19,20. Hasil tersebut didapatkan setelah
93
dikonsultasikan dengan r tabel dengan dk (n-2) (20-2=18) pada taraf 5% yaitu
0,444 bahwa rhitung lebih besar dari rtabel. Sedangkan soal nomor 6,8,11,13,17 rhitung
lebih kecil dari rtabel sehingga dinyatakan tidak valid.
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Angket
No.
Item
Nilai Hitung Korelasi
(r hitung)
Nilai Tabel Korelasi
(r tabel) Keterangan
1 0,514 0,444 Valid 2 0,543 0,444 Valid 3 0,671 0,444 Valid 4 0,490 0,444 Valid 5 0,699 0,444 Valid 6 0,417 0,444 Tidak Valid 7 0,569 0,444 Valid 8 0,383 0,444 Tidak Valid 9 0,596 0,444 Valid 10 0,539 0,444 Valid 11 0,150 0,444 Tidak Valid 12 0,656 0,444 Valid 13 0,282 0,444 Tidak Valid 14 0,529 0,444 Valid 15 0,495 0,444 Valid 16 0,455 0,444 Valid 17 0,202 0,444 Tidak Valid 18 0,785 0,444 Valid 19 0,494 0,444 Valid 20 0,608 0,444 Valid
94
3. Deskripsi Pelaksanaan pada Kelas Eksperimen
a. Deskripsi Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw
Learning pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 09 Mei 2015
pada materi “menuntut ilmu”. Pada pertemuan pertama, peneliti
menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai.
Gambar. 1
Siswa Kelas Eksperimen Taddarus Bersama Sebelum Memulai Pembelajaran
Pada kegiatan pendahuluan peneliti mengucapkan salam serta
memperkenalkan diri terlebih dahulu. Peneliti juga menjelaskan tujuan dari
penelitiannya. Selanjutnya peneliti mengabsen siswa kelas X.MIPA.04.
Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan materi tentang menuntut ilmu
yang dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun proses pelaksanaan
pembelajarannya menggunakan metode Jigsaw Learning. Pertama, siswa
95
dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 9-10 siswa. Untuk
kelas Eksperimen yang berjumlah 38 orang maka peneliti membagi menjadi 4
kelompok karena terdapat empat sub materi.
1) Kelompok 1
Ketua : Rio
Sekretaris : Adinda
Anggota : Julius, Az Zuhra, M. Aulia, Utiah, Derry, Miranti, Firly dan
Nadiah
2) Kelompok 2
Ketua : M. Gilang
Sekretaris : Azhima
Anggota : Aldino, Naga, Seni, Dyera, M. Gilang, Vevitri, Hasiratul dan
Monica.
3) Kelompok 3
Ketua : Kus Indrawan
Sekretaris : Maharany
Anggota : Bastian, Elsa, Al Wazid, M. Iqbal, Septi, Hendra dan Rani.
4) Kelompok 4
Ketua : Sutan
Sekretaris : Mega
Anggota : Anju, Lesta, Cindy, Fanisa, M.Syukur, Jihan dan Revita.
96
Gambar. 2 Pembagian Kelompok Jigsaw Kelas Eksperimen
Selanjutnya, guru membagi materi untuk tiap kelompok dimana tiap
kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan harus memahami bagian
materi yang mereka dapatkan. Untuk materi menuntut ilmu materi tiap
kelompok antara lain sebagai berikut;
1. Kelompok 1 : Menyebutkan arti QS. At-Taubah ayat 122 dan hadits yang terkait
2. Kelompok II : Menjelaskan makna isi QS. At-Taubah ayat 122.
3. Kelompok III : Menjelaskan makna dari hadist yang terkait tentang menuntut ilmu.
4. Kelompok IV : Mendemonstrasikan bacaan QS. At-Taubah 122.
Setelah selesai mempelajari materi masing-masing, anggota dalam
kelompok membuat kesimpulan yang kemudian akan dipresentasikan pada
kelompok ahli.
97
Gambar 3.
Kesimpulan Hasil Diskusi Siswa Kelas Eksperimen
Selanjutnya tiap kelompok mengutus anggota kelompok untuk
membentuk tim ahli. Mereka berkumpul sebagai tim ahli dan
mempresentasikan materi yang telah dipelajari di kelompok awal. Lakukan
sampai materi tersampaikan seluruhnya di dalam kelas.
Adapun tiap-tiap anggota yang diutus untuk membentuk kelompok
tim ahli antara lain:
1) Kelompok 1 (asal)
Julius diutus ke kelompok I, Az Zuhra diutus ke kelompok II, Derry
diutus ke kelompok III, serta Firly ke kelompok IV.
2) Kelompok 2 (asal)
Naga diutus ke kelompok I, Kristiyanti diutus ke kelompok II, Dyera
diutus ke kelompok III, Hasiratul diutus ke kelompok IV.
3) Kelompok 3 (asal)
98
Al Wazid diutus ke kelompok I, Bastian diutus ke kelompok II, Elsa
diutus ke kelompok III, Hendra diutus ke kelompok IV.
4) Kelompok 4. (asal)
Anju diutus ke kelompok I, Cindy diutus ke kelompok II, Fanisa diutus
ke kelompok III, Jihan diutus ke kelompok IV.
Di dalam kelompok ahli, siswa ditugaskan agar dapat belajar
bersama dan mendalami materi sesuai dengan materi yang menjadi
tanggung jawabnya, sehingga dapat menyampaikan informasi tentang hasil
dari wacana atau tugas yang telah dipahami kepada kelompok awal
mereka.
Gambar. 4
Kelas Eksperimen saat Melakukan Diskusi Jigsaw Learning
Setelah tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-
masing siswa kembali ke kelompok awal. Beri kesempatan secara bergiliran
masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil di kelompok ahli.
Kemudian, kelompok yang sudah menyampaikan hasil diskusinya secara
keseluruhan harus melaporkan hasilnya dan guru memberikan klarifikasi.
99
Gambar. 5
Suasana Diskusi Jigsaw Learning saat Kembali ke Kelompok Asal
Pada tahap penutup, peneliti membimbing siswa untu membuat
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas kepada
siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang
contoh perilaku semangat menuntut ilmu serta tokoh-tokoh teladan dalam
menuntut ilmu. Peneliti juga menanyakan kesan terhadap materi yang telah
dipelajari serta kesan terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode
Jigsaw Learning.
b. Deskripsi Pertemuan Kedua Kelas Eksperimen
Pertemuan kedua, dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Mei 2015 pada
pukul 07.00 s/d 08.30 WIB. Petemuan kedua ini, peneliti melanjutkan materi
yang akan di ajarkan yaitu tentang perilaku nikmatnya mencari ilmu dan
indahnya berbagi pengetahun yang merupakan implementasi dari QS. At-
100
Taubah 122 dan hadits terkait. Dan membahas tentang tokoh-tokoh teladan
dalam menuntut ilmu.
Adapun proses pelaksanaan pembelajarannya menggunakan metode
Jigsaw Learning. Sama seperti pada pertemuan pertama, mula-mula siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 9-10 orang. Untuk
kelas Eksperimen yang berjumlah 38 orang maka peneliti membagi menjadi 4
kelompok karena terdapat empat sub materi.
1) Kelompok 1
Ketua : Al Wazid
Sekretaris : Cindy
Anggota : Adinda, Aldino, Anju, Az Zuhra, Azhima, Bastian, Derry,
dan Dyera
2) Kelompok 2
Ketua : Firly
Sekretaris : Hasiratul
Anggota : Hendra, Jihan, Julius, Kristiyanti, Kus, Lesta, Elsa, dan Fanisa
3) Kelompok 3
Ketua : M. Syukur
Sekretaris : Miranti
Anggota : M. Aulia, M. Gilang, Maharany, Mega, Monica, M. Iqbal dan
Nadiah
4) Kelompok 4
Ketua : Sutan
Sekretaris : Septi
Anggota : Naga, Rani, Revita, Rio, Seni, Utiah, dan Vevitri
101
Selanjutnya, guru membagi materi untuk tiap kelompok dimana tiap
anggota dalam kelompok mendapatkan materi yang berbeda dan harus
memahami bagian materi yang mereka dapatkan. Untuk materi menuntut ilmu
materi tiap kelompok antara lain sebagai berikut;
1. Materi 1 : Menyebutkan contoh perilaku nikmatnya mencari ilmu sebagai implementasi QS. At-Taubah 122.
2. Materi II : Menyebutkan contoh perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi hadist-hadits terkait.
3. Materi III : Menyebutkan tokoh-tokoh teladan dalam semangat menuntut ilmu.
4. Materi IV : Menceritakan kisah tokoh-tokoh teladan dalam semangat menuntut ilmu.
Setelah selesai mempelajari materi masing-masing, anggota dalam
kelompok membuat kesimpulan yang kemudian akan dipresentasikan pada
kelompok ahli.
Selanjutnya tiap-tiap kelompok mengutus anggota kelompok untuk
membentuk tim ahli. Mereka berkumpul sebagai tim ahli dan mempresentasikan
materi yang telah dipelajari di kelompok awal. Lakukan sampai materi
tersampaikan seluruhnya di dalam kelas.
102
Gambar 6.
Kesimpulan Hasil Diskusi Siswa Kelas Eksperimen
Adapun tiap-tiap anggota yang diutus untuk membentuk kelompok tim ahli
antara lain:
1) Kelompok 1 (asal)
Adinda diutus ke kelompok I, Aldino diutus ke kelompok II, Bastian diutus ke
kelompok III, Anju diutus ke kelompok IV.
2) Kelompok 2 (asal)
Elsa diutus ke kelompok I, Jihan diutus ke kelompok II, Kus diutus ke
kelompok III, Lesta diutus ke kelompok IV.
3) Kelompok 3 (asal)
M. Aulia diutus ke kelompok I, Monica diutus ke kelompok II, M. Iqbal
diutus ke kelompok III, Mega diutus ke kelompok IV.
4) Kelompok 4. (asal)
Vevitri diutus ke kelompok I, Rani diutus ke kelompok II, Revita diutus ke
kelompok III, Rio diutus ke kelompok IV.
103
Di dalam kelompok ahli, siswa ditugaskan agar dapat belajar bersama dan
mendalami materi sesuai dengan materi yang menjadi tanggung jawabnya,
sehingga dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana atau tugas
yang telah dipahami kepada kelompok awal mereka.
Setelah tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-
masing siswa kembali ke kelompok awal. Beri kesempatan secara bergiliran
masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil di kelompok ahli. Kemudian,
kelompok yang sudah menyampaikan hasil diskusinya secara keseluruhan harus
melaporkan hasilnya dan guru memberikan klarifikasi.
Pada tahap penutup, peneliti membimbing siswa untu membuat
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
Gambar. 7
Siswa Kelas Ekperimen saat Mempresentasikan Hasil Diskusi
104
c. Deskripsi Pertemuan Ketiga Kelas Eksperimen
Pertemuan ketiga, dilaksanakan pada hari Senin, 18 Mei 2015 pada
pukul 08.00 s/d 09.00 WIB. Pertemuan terakhir ini peneliti menyebarkan
angket kepada siswa, pada tahap ini peneliti menyebarkan angket di kelas
yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw Learning yang telah
dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Data diambil dengan cara
memberikan angket pilihan ganda sebanyak 15 soal.
Gambar. 8
Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Angket
5. Deskripsi Pelaksanaan pada Kelas Kontrol
a. Deskripsi Pertemuan Pertama Kelas Kontrol
Pertemuan pertama pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Rabu,
06 Mei 2015 dari pukul 08.45 s/d 09.30 WIB. pada pertemuan pertama ini
proses pembelajaran membahas indikator mengenai QS. At-Taubah serta
hadits yang terkait tentang nikmatnya mencari imu dan indahnya berbagi
pengetahuan.
105
Tahap awal, peneliti mengkondisikan kelas dan bertanya kepada ketua
kelas siapa yang tidak hadir. Setelah itu, peneliti memberikan apersepsi
kepada siswa yang berkaitan dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Gambar. 9
Siswa Kelas Kontrol Saat Mengikuti Kegiatan Pembelajaran
Pada kegiatan inti, peneliti menyampaikan materi tentang indahnya
menuntut ilmu yang dilihat dari memahami, kemudian melakukan tanya
jawab kepada siswa untuk memantapkan pemahaman siswa dan guru
memantau kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
106
Gambar. 10
Siswa Kelas Kontrol Saat Mendengarkan Penjelasan dari Peneliti
b. Deskripsi Pertemuan Kedua Kelas Kontrol
Pertemuan kedua pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Senin, 11
Mei 2015 dari pukul 08.00 s/d 09.30 WIB. Pada pertemuan kedua ini proses
pembelajaran membahas indikator lanjutan dari pertemuan sebelumnya.
Pada kegiatan pendahuluan, peneliti mengucapkan salam dan
mengabsen siswa kelas. Selanjutnya peneliti menyampaikan apersepsi dengan
menanyakan kepada beberapa siswa tentang materi sebelumnya yaitu tentang
materi menuntut ilmu kemudian meminta kepada beberapa siswa untuk
menjawabnya.
Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan materi mengenai tokoh-tokoh
teladan dalam menuntut ilmu, dan siswa disuruh membaca terlebih dahulu
materi yang ada di buku setelah itu baru peneliti memberikan penjelasan
materi secara jelas.
107
Gambar. 11
Siswa Kelas Kontrol Saat Mendengarkan Penjelasan pada Pertemuan Kedua
Pada kegiatan penutup ini, peneliti bersama-sama dengan siswa
membuat kesimpulan serta peneliti juga menanyakan kesan terhadap materi
yang telah dipelajari dan peneliti juga tidak lupa menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
c. Deskripsi Pertemuan Ketiga Kelas Kontrol
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Mei 2015 pada
pukul 08.45 s/d 09.30 WIB, pertemuan terakhir ini penelii menyebarkan
angket kepada siswa, pada tahap ini peneliti menyebarkan angket di kelas
yang tanpa menggunakan metode pembelajaran Jigsaw Learning yang telah
dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Data diambil dengan cara
memberikan angket pilihan ganda sebanyak 15 soal.
108
Gambar. 12
Siswa Kelas Kontrol saat Mengerjakan Angket
C. Motivasi Belajar Siswa Setelah Menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw
Learning (Kelas Eksperimen) pada Mata Pelajaran PAI
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI yang
diberikan metode pembelajara Jigsaw Learning pada kelas X.MIPA.04 maka
penulis menyebarkan angket sebanyak 15 item pertanyaan. Dari setiap alternatif
jawaban diberiakan skor sesuai dengan kualitasnya masing-masing. Untuk
mempermudah menganalisis dalam penganalisisannya maka setiap item
mempunyai 3 alternatif jawaban, yaitu “a” diberi skor 3, “b” diberi skor 2, dan
“c” diberi skor 1.
109
Tabel 4.6
Daftar Skor Angket Siswa SMA Negeri 1 Prabumulih yang
Menggunakan Metode Jigsaw Learning (Kelas Eksperimen)
No. Nama Siswa Ket. Skor
1. Adinda Syafhira Pr 39
2. Aldino Gilang Pratama Lk 43
3. Al Wazid Lk 43
4. Anju Pretiani Pr 43
5. Az Zuhra Pr 42
6. Azhima Islamy Fatrizah Pr 42
7. Bastian Sihite Lk 37
8. Cindy Ayudia Lestari Pr 39
9. Derry Nuansa Ilham Lk 40
10. Dyera Rimba Paramesti Pr 43
11. Elsa Sartika Pr 37
12. Fanisa Amri Pr 39
13. Firly Hermawan Lk 36
14. Hasiratul Qudsiyah Pr 36
15. Hendra Saputra Lk 38
16. Jihan Yulynna Sari Pr 40
17. Julius Ade Putra Pratama Lk 31
110
18. Kristiyanti Simangungsong Pr 40
19. Kus Indrawan Lk 40
20. Lesta Vira Vinakesti Pr 39
21. M. Aulia Tezar Lk 41
22. M. Gilang Murandza Lk 38
23. Maharany Rethasha Amalia Rosa Pr 40
24. Mega Krisnawati Pr 38
25. Miranti Wijaya Pr 41
26. Monica Yunski Pr 39
27. Muhammad Iqbal Lk 41
28. Muhammad Syukur Aji Pangestu Lk 37
29. Nadiah Cindy Muriyanti Pr 43
30. Naga Mustika Fachrul Pr 41
31. Rani Pr 34
32. Revita Oktaria Pr 40
33. Rio Rinaldi Lk 40
34. Seni Mariska Pr 38
35. Septi Dianti Pr 39
36. Sutan Pradhitya Juliansyah Lk 40
37. Utiah Sakinah Pr 39
38. Vevitri Arista Pr 38
111
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh “skor mentah” angket motivasi
belajar siswa yang tidak diterapkan metode pembelajaran Jigsaw Learning pada
kelas X.MIPA.04 di SMA Negeri 1 Prabumulih, sebagaimana disajikan di bawah
ini.
39 43 43 43 42 42 37 39 40 43
37 38 36 36 38 40 31 40 40 39
41 38 40 38 41 39 41 37 43 41
34 40 40 38 39 40 39 38
Setelah itu “skor mentah” angket motivasi belajar siswa yang menggunakan
metode pembelajaran Jigsaw Learning di atas didistribusikan di dalam tabel
distribusi Frekuensi untuk mempermudah pekerjaan dan mendapatkan nilai Mean
pada Variabel X untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar PAI Siswa
Menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw Learning
Sektor X f X x’ fx’ fx’2
43-44 5
M’ 39,6
+2 +10 20
41-42 6 +1 +6 6
39-40 15 0 0 0
112
37-38 8 -1 -8 8
35-36 2 -2 -4 8
33-34 1 -3 -3 9
31-32 1 -4 -4 16
N=38 ∑fx’= -3 ∑fx’2= 67
Setelah data diproses didistribusikan sebagaimana pada tabel di atas,
selanjutnya mencari rata-rata (Mean) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Mx = M’ + i
= 39,6 + 2
= 39,6 + (-0,06) = 39,44
Setelah diketahui rata-rata (Mean) selanjutnya mencari Standar Deviasi (SD)
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
SDx = i √ 2
= 2 √ 2
= 2 √
= 2 √
= 2,65
113
Setelah nilai rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi (SD) diketahui, maka
selanjutnya menentukan batasan untuk nilai tinggi, sedang dan rendah dengan
menggunakan rumus TSR sebagai berikut :
Kategori Tinggi M + 1.SD Kategori Sedang M - 1 SD sampai dengan M + 1 SD Kategori Rendah M – 1 SD
1. Kategori Tinggi :
= Mx + 1 SDx ke atas
= 39,44 + 1. 2,65
= 42,09 dibuatkan 42 keatas
Skor motivasi belajar yang termasuk kategori tinggi adalah skor 42 ke
atas. Dari daftar distribusi frekuensi di atas diperoleh gambaran yang termasuk
kategori tinggi tersebut ada 5 orang.
2. Kategori Sedang
= Mx – 1 SDx s/d Mx + 1 SDx
= 39,44 – 1. 2,65 s/d 39,44 + 1. 2,65
= 36,79 s/d 42,09 dibulatkan menjadi 37 s/d 42
Skor motivasi belajar siswa yang tergolong sedang adalah skor dari 37 s/d
42. Dan dari daftar distribusi frekuensi di atas diperoleh gambaran yang termasuk
di dalam kategori sedang ada 29 orang.
3. Kategori Rendah
114
= My – 1 SDy ke bawah
= 39,44 – 1. 2,65
= 36,79 dibulatkan menjadi 37
= 37 ke bawah
Skor motivasi belajar siswa yang tergolong rendah adalah skor dari 36 ke
bawah. Dan dari daftar distribusi di atas diperoleh gambaran yang termasuk di
dalam kategori rendah ada 4 orang.
Setelah mengelompokkan skor motivasi belajar siswa yang tidak
menggunakan metode Jigsaw Learning dengan rumus TSR, maka langkah
selanjutnya mempresentasekan setiap kelompok skor hasil motivasi belajar siswa
yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah ke dalam tabel distribusi frekuensi
relatif berikut ini:
Tabel 4.8
Indikasi Motivasi Belajar Siswa yang Diberikan Metode Pembelajaran Jigsaw
Learning Kelas X.MIPA.04 (Kelas Eksperimen)
Indikasi Nilai Frekuensi Persentase
Tinggi 42 ke atas 5 13,16%
Sedang 37 s/d 42 29 76,31%
Rendah 37 ke bawah 4 10,52%
Jumlah N=38 100%
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa
yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw Learning kelas X.MIPA.04 pada
mata pelajaran PAI materi pokok “Menuntut Ilmu” yang tergolong tinggi sebanyak 5
115
orang (13,16%), yang tergolong sedang sebanyak 29 orang (76,31%) dan yang
tergolong rendah sebanyak 4 orang (10,52%).
D. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Metode
Pembelajaran Jigsaw Learning dan Setelah Menggunakan Metode
Pembelajaran Jigsaw Learning pada Mata Pelajaran PAI SMA Negeri 1
Prabumulih
Untuk membuktikan apakah penerapan dengan menggunakan metode
pembelajaran Jigsaw Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran PAI materi pokok “Menuntut Ilmu” kelas X di SMA Negeri 1 Prabumulih
dengan didukung oleh adanya kelas kontrol yang berfungsi untuk mengontrol
pembuktian peningkatan motivasi belajar dengan menggunakan metode Jigsaw
Learning maka diadakan perhitungan tes “t” untuk dua sampel besar yang satu sama
lain tidak berhubungan.
Diketahui hasil rata-rata kelas kontrol adalah 38,04 sedangkan hasil rata-rata
kelas eksperimen adalah 39,44. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
rata-rata antara kelas yang tidak diterapkan metode pembelajaran Jigsaw Learning
(kelas kontrol) dengan kelas yang diterapkan metode pembelajaran Jigsaw Learning
(kelas eksperimen) dengan selisih angka 1,4. Ini membuktikan bahwa nilai rata-rata
dari skor angker kelas yang diajar dengan menerapkan metode pembelajaran Jigsaw
116
Learning lebih tinggi daripada kelas yang tidak diterapkan metode pembelajaran
Jigsaw Learning.
Berdasarkan skor angket pada penerapan metode Jigsaw Learning terhadap
motivasi belajar siswa yang terdiri dari 37 orang siswa kelas X.MIPA.03 sebagai
kelas kontrol dan 38 siswa kelas X.MIPA.04 sebagai kelas eksperimen.
Untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis dengan menggunakan tes
“t” dengan langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mencari Mean, Standar
Deviasi, dan Standar Error. Setelah diketahui rata-rata (Mean), Standar Deviasi (SD),
Tinggi, Sedang, Rendah, selanjutnya mencari Mean Variabel I dan Mean Variabel II
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Mean Variabel x (Variabel I)
Mx = M’ + i
= 39,6 + 2
= 39,6 + (-0,06)
= 39,44
b. Mean Variabel y (Variabel II)
My = M’ + i
= 39 + 3
= 39 + (-0,96)
= 38,04
117
c. Mencari Standar Deviasi Variabel I
SDx = i √ 2
= 2 √ 2
= 2 √
= 2 √
= 2,65
d. Mencari Standar Deviasi Variabel II
SDy = i √ 2
= 3 √ 2
= 3 √
= 2,88
e. Mencari Standar Error Mean Variabel I
SEMx = √
= √
=
= 0,43
f. Mencari Standar Error Mean Variabel II
118
SEMy = √
= √
=
= 0,48
g. Standar Error perbedaan antara Mean Variabel I dan Variabel II dengan
rumus sebagai berikut:
SEMx – My = √
= √
= √
= √
= 0,644
h. Mencari “t” atau “t0” dengan rumus sebagai berikut:
t0 =
=
=
= 1,983
i. Langkah selanjutnya adalah memberikan interpretasi terhadap t0:
df = (N1 + N2 -2) = (37 + 38 – 2) = 73 (konsultasi tabel nilai “t”)
119
Karena di dalam tabel tidak didapati df sebesar 73, maka dipergunakan
df yang paling mendekati dengan 73, yaitu df sebesar 70, sehingga diperoleh
harga kritik “t” pada tabel tt pada taraf signifikan 5% : tt = 2,00, dan pada taraf
signifikan 1% : tt = 2,65
Dengan demikian t0 lebih kecil daripada tt maka hipotesis nihil yang
diajukan diterima, ini berarti antara hasil angket siswa yang diajar dengan
metode pembelajaran Jigsaw Learning dan hasil angket siswa yang tidak
diajar dengan metode pembelajaran Jigsaw Learning memberikan perbedaan
yang signifikan.
Terdapat perbedaan mean motivasi belajar siswa diantara kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada angket yang dilakukan. Namun perbedaan
mean itu bukanlah perbedaan yang signifikan, karena itu penuis dapat
menyimpulkan bahwa metode pembelajaran Jigsaw Learning yang
dieksperimentasikan di kelas X SMA Negeri 1 Prabumulih belum
memperlihatkan hasil yang lebih baik. Hasilnya adalah tt 5% > t0 < tt 1% atau
2,00 > 1,98 < 2,65.