Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
34
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
Nama Klien : Ny.K
No. Rekam Medik : 04560
Ruangan/RS : Ruang Perawatan Puskesmas Lepo-Lepo
Tanggal Masuk : 16 Juli 2019
Tanggal Pengkajian : 17 Juli 2019
Diagnosa Medis : Gastritis
A. Hasil Studi Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama pasien Ny.K berjenis kelamin perempuan dan
beralamatkan jalan Sultan Kaemudin. Pasien berusia 21 tahun
dan tinggal serumah Bersama suaminya Tn.Y.
b. Keluhan Utama Atau Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien Ny.K mengeluh nyeri perut.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun
tidur pasien sering merasa nyeri pada perut bagian sebelah
kirinya. Rasa nyerinya itu seperti diremas-remas serta
terasa panas. Rasa nyerinya berada di skala 6 dari skala
35
nyeri 0-10 menurut Bourbanis. Pasien mengatakan
merasa lebih baik jika dibuat berbaring. Pasien juga
mengeluh mual dan muntah yang membuat nafsu makan
pasien menurun. Pasien mengatakan keluhan ini terjadi 2
hari yang lalu sampai akhirnya dia dibawa ke puskesmas
lepo-lepo.
2) Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan bahwa pernah berobat dengan
penyakit yang sama (gastritis) pada tanggal 5 Desember
2018, dan diberi obat Antasida.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mnegatakan tidak ada yang menderita penyakit
seperti ini
4) Genogram
18 14 211
Generasi 1
Generasi 2
Generasi 3
36
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal dalam satu rumah
: Meninggal
5) Riwayat nutrisi
a) Dirumah
Makan tidak teratur ±1-2x sehari. Makan selalu habis dalam 1
porsi. Pasien mengatakan tidak mempunyai pantangan terhadap
makanan, pasien minum 6-7 gelas setiap hari
b) Di RS
Pasien mengatakan pagi hanya makan bubur habis 1/4 porsi
karena pasien merasa mual setiap kali mau makan dan sehabis
makan pasien sering muntah. Pasien minum air putih habis 4
gelas setiap hari.
37
6) Riwayat Elimanasi
a) Dirumah
Pasien mengatakan BAB 1x sehari pada waktu pagi dengan
konsistensi lembek, warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan
dalam BAB. Klien BAK ± 2-6x sehari dengan warna kuning, bau
khas, dan pasien tidak ada kesulitan dalam BAK.
b) Di Puskesmas
Pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien BAB
dengan frekuensi 1x sehari, konsistensi lembek. Pasien
mengatakan BAK dengan frekuensi 5x sehari warna kekuningan,
bau khas dan tidak ada keluhan dalam BAK.
7) Riwayat Istirahat dan Tidur
a) Dirumah
Pasien mengatakan tidur selama 7 jam mulai tidur pukul 22.00 WIB
dan bangun pukul 05.00 WIB. Pasien jarang tidur siang.
b) Di Rumah Sakit
Pasien mengatakan tidur selama 9 jam mulai pukul 21.00 WIB,
kalau malam sering terbangun karena suasana yang panas,
pasien bangun pukul 06.00 WIB.
38
8) Riwayat Aktivitas
a) Dirumah
Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain
maupun alat bantu.
b) Di Rumah Sakit
Pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari-hari sesuai
kemampuan, pasien ke kamar mandi dibantu oleh keluarga, pasien
tidak mengalami kesulitan dalam melakukan personal hygiene, pasien
mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut terasa
sakit saat bergerak.
9) Pemeriksaan fisik
Tingkat kesadaran : composmentis
Keadaan umum klien
Penampilan dihubungkan dengan usia: penampilan baik
Ekspresi wajah, bicara, mood : lemas
Berpakaian dan kebersihan umum: kebersihan baik
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Pernapasan : 22x/mnt
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 380 C
39
Kepala:
Kulit Kepala
Bersih tidak ada lesi, tidak ada tumor, rambut warna hitam, tidak ada
nyeri tekan.
Wajah
Bentuk wajah simetris, tidak ada luka, tidak ada edema.
Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik.
Hidung
Bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada
hidung.
Telinga
Bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Mulut
Bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan
dan pembengkakan gusi.
Leher
Tidak terdapat pembesaran tiroid.
Dada dan Thorak
Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi: tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Perkusi: suara jantung pekak, suara paru sonor
40
Auskultasi: bunyi paru vesikuler, bunyi jantung normal (1,2)
Abdomen:
Inspeksi : simetris, datar
Palpasi : adanya nyeri tekan, terhadap abdomen
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus ± 8x/menit
Ekstremitas
Ekstremitas atas
terpasang infus RL 20 tpm (tetes per menit)pada tangan kiri, tidak
terdapat oedem.
Ekstremitas bawah
tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan, dan tidak oedem.
Genetalia
Tidak terpasang kateter.
Pemeriksaan Penunjang
WBC (Leukosit) : 9,51 . 103m/l (4,00 – 10,00)
RBC (Eritrosit) : 5,39 . 106m/l (3,50 – 5,50)
HGB (hemoglobin) : 14,3 g/dl (11,0 – 16,0)
HCT (hemotokrit) : 42,8% (37,0 – 50,0)
MCV (Volume Korpuskular rerata) : 79,4 fl (80,0 – 50,0)
MCH : 26,5 pg (27,0 – 100,0)
MCHC : 33,0 g/dm (32,0 – 31,0)
41
RDW : 12,9% (1,5 – 36,0)
PLT : 207 . 103m/l (150 – 450)
MPV : 7,0 fl (7,0 – 11,0)
PDW : 16,1 (15,0 – 17,0)
Terapi dan Penatalaksanaan
Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi: Cefotaxime (1gr) dan Ranitidine (2x1 mg)
Oral : Antasida (3x500 mg) dan Paracetamol
41
Data Etiologi Masalah
DS:
- Mengeluh nyeri perut sejak 2 hari yang lalu
- Klien mengatakan sering nyeri perut bagian kiri
- Rasa nyeri seperti diremas-remas dan terasa panas
- Klien mengatakan terasa lebih baik jika berbaring
DO:
- Skala nyeri 6
- Palpasi: adanya nyeri tekan, terhadap abdomen
- Perkusi: timpani
- Auskultasi: bising usus ± 8x/menit
H. Phylori
Melekat pada epitel lambung
Menghancurkan lapisan mukosa sel
lambung
Menurunkan barrier lambung terhadap
asam dan pepsin
Menyebabkan difusi
Inflamasi
Nyeri akut
Nyeri akut
ANALISA DATA
42
DS:
- Klien mengatakan sering merasa mual dan muntah
- Mengeluh nyeri perut sejak 2 hari yang lalu
DO:
- Klien Nampak mual - Suhu 380 C - Klien sering memegang perutnya
H. Phylori
Melekat pada epitel lambung
Menghancurkan lapisan mukosa sel
lambung
Menurunkan barrier lambung terhadap
asam dan pepsin
Menyebabkan difusi
Erosi mukosa lambung
Menurunkan tonus dan peristaltic
lambung
Mual
Mual
43
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis
ditandai dengan:
DS:
- Klien mengeluh nyeri perut sejak 2 hari yang lalu
- Klien mengatakan sering nyeri perut bagian kiri
- Klien mengeluh nyerinya seperti diremas-remas dan terasa panas
- Klien mengatakan terasa lebih baik jika berbaring
DO:
- Skala nyeri 6
- Palpasi: adanya nyeri tekan, terhadap abdomen
- Perkusi: timpani
- Nampak nyeri yang dirasakan klien hilang timbul
2. Mual berhubungan dengan iritasi gaster
DS:
- Klien mengeluh sering merasakan mual
- Klien mengeluh nyeri perut disertai dengan mual-mual
DO:
- Klien tampak tidak nyaman
- Nampak klien memegang perutnya saat merasa mual
44
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny.K Nomor Rekam Medik : 04560
Tanggal Lahir : 23 Mei 1998 Diagnosa : Gastritis
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
(NOC) Intervensi ( NIC)
1. 11
.
1
1
.
1
1
Nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera
biologis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3 x 24 jam maka diharapkan klien:
Tingkat nyeri
Kontrol nyeri
Dengan kriteria hasil:
Klien melaporkan nyeri yang terkontrol
Klien mengalami penurunan skala nyeri
Manajemen Nyeri:
Lakukan pengkajian nyeri secara komperehensif
Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan
Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri dan antisipasi
ketidaknyamanan akibat prosedur
Berikan posisi yang meringankan nyeri
Mengajarkan teknik kombinasi kompres hangat
Kolaborasi pemberian analgesic
1.
45
2. 2 Mual berhubungan
dengan iritasi gaster
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3 x 24 jam maka diharapkan klien
memperlihatkan:
Tingkat Kenyamanan
Status Nutrisi
Hidrasi
Dengan kriteria hasil:
Klien melaporkan bebas dari
mual
Mengidentifikasi hal-hal yang
mengurangi mual
Nutrisi yang adekuat
Manajemen Cairan:
Catat intake output secara adekuat
Monitor makanan dan cairan yang
dikonsumsi
Monitor status hidrasi (kelembaban,
membran mukosa dan vital sign)
Batasi minum 1 jam sebelum, 1 jam sesudah
dan selama makan
Instruksikan untuk menghindari bau makan
yang menyengat
Kolaborasi pemberian antimetik
2.
46
Status hidrasi
47
IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Ny.K Nomor Rekam Medik : 04560
Tanggal Lahir : 23 Mei 1998 Diagnosa : Gastritis
No Diagnosa Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
1. Nyeri Akut
Berhubungan dengan
agen cedera biologis
Rabu
17 Juli 2019
08:40
Wita
Melakukan pengkajian nyeri secara
komperehensif
Mengobservasi isyarat nonverbal
ketidaknyamanan
Memberikan informasi tentang nyeri seperti
penyebab nyeri dan antisipasi
ketidaknyamanan akibat prosedur
Memberikan posisi yang meringankan nyeri
S:
- Klien mengatakan
nyeri pada perut
sebelah kiri
O:
- Skala nyeri 6
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi di
Lanjutkan
48
Mengajarkan teknik nonfarmakologis seperti
teknik relaksasi (kompres hangat)
Memberikan obat analgesik
2 Mual berhubungan
dengan iritasi gaster
Rabu, 17 Juli
2019
09.00
Wita
Mencatat intake output secara adekuat
Memonitor makanan dan cairan yang
dikonsumsi
Memonitor status hidrasi (kelembaban,
membran mukosa dan vital sign)
Membatasi minum 1 jam sebelum, 1 jam
sesudah dan selama makan
Menginstruksikan untuk menghindari bau
S :
- Klien mengeluh sering
merasakan mual
O:
- Nampak klien memegang
perutnya saat
merasa mual
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi di
Lanjutkan
49
makan yang menyengat
Berkolaborasi pemberian antimetik
1 Nyeri Akut
Berhubungan dengan
agen cedera biologis
Kamis
18 Juli 2019
12:05 Melakukan pengkajian nyeri secara
komperehensif
Memberikan informasi tentang nyeri seperti
penyebab nyeri dan antisipasi
ketidaknyamanan akibat prosedur
Memberikan posisi yang meringankan nyeri
Mengajarkan teknik nonfarmakologis seperti
teknik relaksasi (kompres hangat)
Memberikan obat analgesik
S :
- Klien mengatakan
nyeri sudah mulai
terkontrol
O :
- Skala nyeri 5
A: Masalah belum
teratasi
P :Intervensi di
Lanjutkan
2 Mual berhubungan Kamis, 18 09.00 Mencatat intake output secara adekuat S :
- Klien mengatakan
50
dengan iritasi gaster Juli 2019 Wita Memonitor makanan dan cairan yang
dikonsumsi
Memonitor status hidrasi (kelembaban,
membran mukosa dan vital sign)
Batasi minum 1 jam sebelum, 1 jam sesudah
dan selama makan
Instruksikan untuk menghindari bau makan
yang menyengat
Kolaborasi pemberian antimetik
rasa mual timbul dengan
frekuensi yang lebih
jarang dari sebelumnya
O :
- Klien minum air sesuai
anjuran
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi di
pertahankan
3 Nyeri Akut
Berhubungan dengan
Jumat, 19 Juli 08.10 Melakukan pengkajian nyeri secara
komperehensif
S :
- Klien mengatakan
masih merasa nyeri
tetapi nyeri berkurang
51
agen cedera biologis 2019 Wita Berikan posisi yang meringankan nyeri
Mengajarkan teknik nonfarmakologis seperti
teknik relaksasi (kompres hangat)
Memberikan obat analgesic
dari sebelumnya
O :
- Skala nyeri 3
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi di
pertahankan
Mual berhubungan
dengan iritasi gaster
Jumat, 19 Juli
2019
08.13
Wita
Monitor makanan dan cairan yang
dikonsumsi
Monitor status hidrasi (kelembaban,
membran mukosa dan vital sign)
Batasi minum 1 jam sebelum, 1 jam sesudah
dan selama makan
Instruksikan untuk menghindari bau makan
S :
- Klien mengatakan
tidak mual
O :
- Klien menghabiskan
porsi makanan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di
hentikan
52
yang menyengat
Kolaborasi pemberian antimetik
54
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan tujuan dari karya tulis ilmiah ini dan hasil studi
kasus yang penulis lakukan dari tanggal 17 Juli 2019, maka pada bagian
ini penulis akan membahas tentang perbandingan antara teori dan kasus
yang di dapatkan selama melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
Ny.K yang akan dibahas berdasarkan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses pengumpulan data
secara sistematis yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan
klien pada saat ini dan waktu sebelumnya (Potter Perry, 2009).
Pengkajian yang dilakukan peneliti pada Ny.K yang
mengeluh nyeri perut sejak 2 hari yang lalu, Klien mengatakan
sering nyeri perut bagian kiri, Klien mengeluh nyerinya seperti
diremas-remas dan terasa panas, Klien mengatakan terasa lebih baik
jika berbaring.
Pada hasil pemeriksaan fisik yang di lakukan pada tanggal 17
Juli 2019 skala nyeri pasien 6, dari rentang 1 – 10. Skala nyeri 6
menunjukan tingkatan nyeri sedang. pada saat palpasi adanya nyeri
tekan pada kepala. Selain itu klien juga mengatakan merasa mual
dan muntah.
55
Hal ini sesuai dengan teori menjelaskan bahwa hipertensi
adalah suatu respon yang tidak menyenangkan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah yang manifestasi klinisnya berupa nyeri
kepala, pusing mual, dan muntah, mata berkunang-kunang.
Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat
penggunaan obat-obatan dalam jangka watu yang lama atau bahan
kimia tertentu. (Price dan Wilson, 2005)
Asumsi peneliti tidak terdapat perbedaan antara teori dan
praktek yang di temukan dilapangan. Disini sudah didapatkan
kesesuaian antara kasus dengan konsep teori bahwa tanda dan gejala
yang muncul atau yang dialami oleh kedua partisipan terdapat dalam
teori.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data
subjektif dan data objektif yang telah didaptkan daari hasil
pengkajian maupun dari wawancara untuk menegakkan diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir
kompleks tentang data yang dikumpulkan melalui pengkajian, rekam
medis, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
Berdasarkan diagnosa keperawatan pada Ny.K, ditemukan
diagnosa Medis Gastritis dengan diagnosa keperawatan yaitu Nyeri
56
Akut berhubungan dengan agen cedera biologis dan Mual
berhubungan dengan iritasi pada gaster.
Teori Wilkinson (2016), menyatakan bahwa beberapa
diagnosa yang memungkinan muncul pada pasien hipertensi yaitu
nyeri akut, gangguan perfusi jaringan serebral, mual, defisit volume
cairan, gangguan pola tidur, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada
Ny. K yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis.
Perawat membuat rencana keperawatan yang terstandar dengan
membuat strategi pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap
pasien.
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan untuk diagnosa
pertama dengan Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera
biologis pada Ny. K terdiri dari lima intervensi yaitu Pertama
Lakukan pengkajian nyeri secara komperehensif, Observasi respon
nonverbal ketidaknyamanan, Berikan informasi tentang nyeri
seperti penyebab nyeri dan antisipasi ketidaknyamanan akibat
prosedur, Berikan posisi yang meringankan nyeri, Ajarkan teknik
nonfarmakologis seperti teknik relaksasi, atau distraksi, Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian analgesik.
57
Penyusunan rencana keperawatan pada Ny. K telah sesuai
dengan rencana teoritis menurut Dermawan (2013). Namun tetap
disesuaikan kembali dengan kondisi pasien serta dievaluasi secara
terus menerus sehingga tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan
dapat tercapai. Peneliti juga mengikuti langkah-langkah
perencanaan yang telah disusun mulai dari menentukan prioritas
masalah sampai dengan kriteria hasil yang diharapkan. Dalam
perencanaan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dalam
memprioritaskan masalah dan perencanaan tindakan keperawatan.
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan untuk diagnose
kedua yaitu, Mual berhubungan dengan iritasi gaster pada Ny. K
terdiri dari enam intervensi yaitu, pertama Catat intake output secara
adekuat, Monitor makanan dan cairan yang dikonsumsi, Monitor
status hidrasi (kelembaban, membran mukosa dan vital sign), Batasi
minum 1 jam sebelum, 1 jam sesudah dan selama makan,
Instruksikan untuk menghindari bau makan yang menyengat,
Kolaborasi pemberian antimetik.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan pada Ny. K disesuaikan dengan
rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan. Hasil
penelitian pada Ny. K dengan Nyeri akut berhubungan dengan agen
58
cedera biologis, peneliti lakukan beberapa tindakan keperawatan
diantaranya:
Pada Tangal 17 Juli s.d 20 Juli 2019 implementasi
keperawatan yang dilakukan pada diagnosa Nyeri akut meliputi,
Melakukan pengkajian nyeri secara komperehensif, Mengobservasi
isyarat nonverbal ketidaknyamanan, Memberikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab nyeri dan antisipasi ketidaknyamanan akibat
prosedur, Memberikan posisi yang meringankan nyeri, Mengajarkan
teknik nonfarmakologis seperti teknik relaksasi, atau distraksi.
Sedangkan implementasi keperawatan yang dilakukan yaitu
dalam melakukan pengkajian Mual meliputi, Mencatat intake output
secara adekuat, Memonitor makanan dan cairan yang dikonsumsi,
Memonitor status hidrasi (kelembaban, membran mukosa dan vital
sign), Membatasi minum 1 jam sebelum, 1 jam sesudah dan selama
makan, Menginstruksikan untuk menghindari bau makan yang
menyengat dan Berkolaborasi pemberian antimetik.
Pada Ny. K peneliti telah melakukan beberapa tindakan
keperawatan. Dalam hal ini melaksanakan tindakan keperawatan
yang sudah direncanakan, perawat perlu menvalidasi dengan singkat
apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai
dengan kondisinya (here and now). Peneliti tidak menemukan
kesulitan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu klien
59
kooperatif saat berkomunikasi dan menjawab pertanyaan yang
diberikan peneliti. Pasien mampu melakukan teknik relaksasi
(kompres hangat), hanya saja pasien masih malas untuk melakukan
apabila tidak ada kontak antara perawat dengan pasien secara
berkesinambungan.
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan sesuai dengan
NIC (Nursing interventions classification) dan sesuai dengan
intervensi yang sudah ditetapkan.
3. Evaluasi keperawatan
Pada kasus penulis melakukan evaluasi dari tindakan
keperawatan dilakukan dari tanggal 17 Juli 2019 sampai 20 Juli
2019. Evaluasi yang peneliti lakukan pada Ny. K adalah klien
mampu melakukan teknik relaksasi kompres hangat dalam selama
lima menit dan melaporkan bahwa nyeri yang dirasakan berkurang.
Klien mengatakan sebelum diajarkan teknik relaksasi kompres
hangat skala nyeri 6, setelah diajarkan teknik relaksasi kompres
hangat selama 4 hari klien melaporkan tidak merasa nyeri .
Terapi panas merupakan tindakan non farmakologi yang
bekerja menstimulasi reseptor tidak nyeri, pemakaian kompres
panas biasanya di lakukan pada satu daerah saja pada bagian tubuh
tertentu.dengan pemberian panas maka pembuluh-pembuluh darah
60
akan melebar sehingga memperpaiki peredaran darah didalam
jaringan tersebut.
Cara ini efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot.
Prinsip kerja kompres hangat dengan menggunakan buli-buli panas
yang dibungkus kain dengan cara pemindahan secara konduksi
dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli kedalam tubuh
sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang akan
menurunkan ketegangan otot dan meningkatkan aliran darah
(Wilson, 2005).
Menurut Perry & Potter (2005), prinsip kerja kompres
hangat dengan mempergunakan buli-buli panas yang dibungkus kain
yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari bulibuli
ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh
darah dan akan terjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri
haid yang dirasakan akan berkurang atau hilang.
Evaluasi akhir menurut peneliti setelah dilakukan tindakan
strategi pelaksanaan pada Ny. K dapat menangkap atau merespon
tindakan yang telah diajarkan.