12
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini diadakan di SD Kanisius Cungkup yang terletak di Jalan R. Patah Nomor 01, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan letak geografisnya sekolah ini terletak di dekat kota Salatiga meskipun begitu kondisi lingkungan SD Kanisius Cungkup bisa digolongkan cukup tenang, walaupun dekat dengan jalan raya, hal ini tidaklah mengganggu kelancaran proses belajar-mengajar, yang dikarenakan oleh letak sekolahnya berada di belakang gereja Katolik Santo Paulus Miki yang berada sangat dekat dengan jalan raya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret dan terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama yaitu pembelajaran dengan metode konvensional yang biasa digunakan oleh guru, pertemuan kedua dengan menerapkan treatment pertama yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum, selanjutnya pada pertemuan ketiga adalah lanjutan pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum dengan membuat alat peraga periskop sederhana. 4.2 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 11 siswa putra dan 14 siswa putri pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi “Membuat suatu karya yaitu periskop sederhana”. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, pada pembelajaran sebelumnya khususnya mata pelajaran IPA, materi Merancang dan membuat suatu karya dengan menerapkan sifat-sifat cahaya misalnya periskop, guru belum pernah menggunakan metode praktikum dengan membuat periskop sederhana. Guru hanya menjelaskan materinya saja, guru tidak secara langsung mempraktikkannya kepada siswa atau meminta siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/5/T1_292008216_BAB IV.pdf · sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/5/T1_292008216_BAB IV.pdf · sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini diadakan di SD Kanisius Cungkup yang terletak di Jalan R.

Patah Nomor 01, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan letak geografisnya sekolah ini terletak di dekat kota Salatiga meskipun

begitu kondisi lingkungan SD Kanisius Cungkup bisa digolongkan cukup tenang,

walaupun dekat dengan jalan raya, hal ini tidaklah mengganggu kelancaran proses

belajar-mengajar, yang dikarenakan oleh letak sekolahnya berada di belakang gereja

Katolik Santo Paulus Miki yang berada sangat dekat dengan jalan raya.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret dan terdiri dari tiga kali

pertemuan. Pertemuan pertama yaitu pembelajaran dengan metode konvensional yang

biasa digunakan oleh guru, pertemuan kedua dengan menerapkan treatment pertama

yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum, selanjutnya pada

pertemuan ketiga adalah lanjutan pembelajaran dengan menggunakan metode

praktikum dengan membuat alat peraga periskop sederhana.

4.2 Gambaran Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Kanisius Cungkup Kecamatan

Sidorejo Kota Salatiga, yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 11 siswa putra dan 14

siswa putri pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi “Membuat

suatu karya yaitu periskop sederhana”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA SD Kanisius Cungkup

Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, pada pembelajaran sebelumnya khususnya mata

pelajaran IPA, materi “Merancang dan membuat suatu karya dengan menerapkan

sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan metode

praktikum dengan membuat periskop sederhana. Guru hanya menjelaskan materinya

saja, guru tidak secara langsung mempraktikkannya kepada siswa atau meminta siswa

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/5/T1_292008216_BAB IV.pdf · sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan

53

untuk membuat periskop sederhana, sehingga dalam penelitian ini guru IPA SD

Kanisius Cungkup sangat mendukung penelitian dengan menerapkan metode

praktikum dengan alat peraga periskop sederhana.

4.3 Hasil Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif sehingga perlu

dipaparkan hasil uji normalitas, dan uji hipotesis data.

4.3.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi

normal atau tidak. Teknik pengujian normalitas ini dengan menggunakan teknik

Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Hasil Uji Normalitas Variabel Kreativitas Siswa

dengan Metode Praktikum dengan Alat Peraga Periskop Sederhana

Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji normalitas data dengan tehnik One Sample

Kolmoogov-Smirov Test, dapat dilihat mean sebesar 88,9800, standar deviasi sebesar

7.54169, Kolmogorov-Smirmov sebesar 0,750 dan signifikansi sebesar 0.627 (> 0.05)

dengan taraf kepercayaan 5 %. Jika dirumuskan hipotesis adalah distribusi

normal, dan Ho adalah distribusi tidak normal. Maka diterima apabila P > 0.05

dan ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel di atas menunjukan bahwa S = P = 0,627.

Artinya berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5 % maka P > 0,05 atau 0,627

Prepro

N 50

Normal Parametersa Mean 88.9800

Std. Deviation 7.54169

Most Extreme Differences Absolute .106

Positive .106

Negative -.073

Kolmogorov-Smirnov Z .750

Asymp. Sig. (2-tailed) .627

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/5/T1_292008216_BAB IV.pdf · sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan

54

lebih besar 0,05 (0,627 > 0,05). Jadi diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

data berdistribusi normal.

4.4 Analisis Deskriptif Variabel Penggunaan Metode Praktikum dengan Alat

Peraga Periskop Sederhana dalam Pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dengan penggunaan metode praktikum dengan

alat peraga periskop sederhana terdiri dari kegiatan pra pembelajaran yaitu persiapan,

dimana siswa diberi pemahaman tentang pemantulan cahaya, selanjutnya kegiatan

inti yaitu pelaksanaan kegiatan praktikum, dimana siswa melakukan beberapa

percobaan untuk mengamati gejala pemantulan cahaya terhadap cermin datar, serta

membuat karya yaitu periskop sederhana dengan memanfaatkan pemantulan cahaya

terhadap cermin datar, dan kegiatan penutup yaitu siswa mempresentasikan hasil

kegiatan yang telah mereka laksanakan.

Proses ini diharapkan bermanfaat bagi guru maupun siswa. Manfaat bagi guru

adalah agar guru dapat menyampaikan materi secara mudah kepada peserta didik

serta dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Sedangkan

manfaat bagi siswa adalah untuk membangun kreativitas yang ada di dalam dirinya,

agar rasa ingin tahu, keterbukaan terhadap pengalaman, toleransi terhadap resiko dan

penuh energi yang ada di dalam diri siswa bisa terus ditingkatkan.

Pada treatment penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop

sederhana ini peneliti mengunakan teknik observasi tentang langkah-langkah

pembelajaran dengan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana

dengan indikator nilai :

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/5/T1_292008216_BAB IV.pdf · sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan

55

Tabel 4.2

Indikator Penilaian Lembar Observasi Penggunaan Metode

Praktikum dengan Alat Peraga Periskop Sederhana

No Nilai Interval Kategori

1 33 < x 52,8 Sangat Rendah

2 52,8 < x 72,6 Rendah

3 72,6 < x 92,4 Sedang

4 92,4 < x 112,2 Tinggi

5 112,2 < x 132 Sangat Tinggi

Observasi digunakan untuk mengetahui tindakan atau kegiatan yang dilakukan

guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Observasi tentang metode praktikum

dengan alat peraga periskop sederhana yang dilakukan guru selama proses

pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada lampiran 5.

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa, hasil observasi tentang langkah-

langkah pembelajaran dengan penggunaan metode praktikum dengan alat peraga

periskop sederhana, mendapatkan total skor nilai sebesar 110 pada pertemuan

pertama dengan kategori tinggi, dan 113 pada pertemuan kedua dengan kategori

sangat tinggi.

Penilaian tes unjuk kerja digunakan untuk menilai siswa dalam

mengendalikan proses dan memanfaatkan bahan untuk menghasilkan karya yaitu

periskop sederhana, serta kerja praktik atau kualitas estetik dari periskop sederhana

yang mereka produksi, dengan indikator nilai :

Tabel 4.3

Indikator Penilaian Tes Unjuk Kerja Penggunaan Metode

Praktikum dengan Alat Peraga Periskop Sederhana

No Nilai Interval Kategori

1 15 < x 24 Sangat Rendah

2 24 < x 33 Rendah

3 33 < x 42 Sedang

4 42 < x 51 Tinggi

5 51 < x 60 Sangat Tinggi

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/5/T1_292008216_BAB IV.pdf · sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan

56

Berdasarkan hasil lembar penilaian tes unjuk kerja yang diamati oleh guru

kelas V SD Kanisius Cungkup mendapatkan jumlah total bobot skor penilaian 50

dengan kategori tinggi dari 15 aspek yang diamati. Hasil lembar penilaian tes unjuk

kerja bisa dilihat pada lampiran 6.

Dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode praktikum

dengan alat peraga periskop sederhana, serta penilaian tes unjuk kerja ini diharapkan

dapat bermanfaat bagi guru maupun siswa, bagi guru yaitu dapat mempermudah guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, memudahkan guru dalam penilaian,

memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, memudahkan guru dalam

menarik perhatian siswa, memotivasi dan menumbuhkan kreativitas siswa pada saat

proses belajar mengajar di dalam kelas. Manfaat bagi siswa yaitu mempermudah

siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dan untuk

mengembangkan kreativitas yang ada di dalam dirinya.

4.5 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Kreativitas Siswa.

Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non

tes yaitu angket. Pembelajaran pertama yang dilaksanakan adalah pembelajaran

secara konvensional, pembelajaran ini dilaksanakan pada hari Kamis 8, Maret 2012

kemudian dilakukan pengukuran pertama dengan meminta siswa mengisi angket.

Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan treatment yaitu metode

praktikum dengan alat peraga periskop sederhana, pembelajaran ini dilaksanakan

dengan dua kali pertemuan yaitu pada hari Senin 12, Maret 2012 dilanjutkan pada

hari Kamis 15, Maret 2012. Setelah pembelajaran dengan metode praktikum dengan

alat peraga periskop sederhana selesai, siswa diminta untuk mengisi kembali angket

pengukuran akhir.

Pengukuran akhir digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode

praktikum dengan alat peraga periskop sederhana terhadap kreativitas siswa. Untuk

menentukan tinggi rendahnya pengukuran awal dan pengukuran akhir angket

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/5/T1_292008216_BAB IV.pdf · sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan

57

kreativitas siswa, maka digunakan lima kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah, dan sangat rendah dengan rumus berikut ini.

Interval skor tertinggi skor terendah

banyaknya kategori

i 115 23

5

i 18,4

Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui nilai interval sebesar 18,4.

Distribusi frekuensi nilai pengukuran awal dan pengukuran akhir kreativitas siswa

dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Pengukuran Awal dan

Pengukuran Akhir Angket Kreativitas Siswa

No Kategori Interval Pengukuran Awal Pengukuran Akhir

Frek Persen Frek Persen

1 Sangat Rendah 23 < x 41,4 0 0% 0 0%

2 Rendah 41,4 < x 59,8 0 0% 0 0%

3 Sedang 59,8 < x 78,2 0 0% 1 4%

4 Tinggi 78,2 < x 96,6 23 92% 19 76%

5 Sangat Tinggi 96,6 < x 115 2 8% 5 20%

Jumlah 25 100% 25 100%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil pengukuran awal kreativitas

siswa dengan menggunakan metode konvensional yang mendapatkan skor interval

78,2 < x 96,6 dengan presentase 92% sebanyak 23 orang siswa dan masuk pada

kategori tinggi, sedangkan siswa yang mendapatkan skor interval 96,6 < x 115

dengan presentase 8% sebanyak 2 orang siswa masuk pada kategori sangat tinggi.

Pada pengukuran akhir setelah diterapkan metode praktikum dengan alat peraga

periskop sederhana, siswa yang mendapatkan skor interval 59,8 < x 78,2 dengan

presentase 4% sebanyak 1 orang siswa dan masuk pada kategori sedang, siswa yang

mendapatkan skor interval 78,2 < x 96,6 dengan presentase 76% sebanyak 19

orang siswa dan masuk pada kategori tinggi, siswa yang mendapatkan skor interval

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/5/T1_292008216_BAB IV.pdf · sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan

58

96,6 < x 115 dengan presentase 20% sebanyak 5 orang siswa dan masuk pada

kategori sangat tinggi. Adapun distribusi frekuensi hasil pengukuran awal dan

pengukuran akhir kreativitas siswa jika digambarkan dalam bentuk grafik akan

terlihat pada gambar 4.1 Berikut ini.

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Pengukuran Awal dan Pengukuran

Akhir Angket Kreativitas Siswa.

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat hasil pengukuran awal dan pengukuran

akhir angket kreativitas dari 25 orang siswa kelas V SD Kanisius Cungkup

Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Pada pengukuran awal dengan metode

konvensional, dapat dikatakan bahwa mayoritas siswa mendapatkan skor interval

dengan kategori tinggi berjumlah 23 orang siswa. Pada pengukuran akhir setelah

diterapkan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana, mayoritas siswa

mendapatkan skor interval dengan kategori tinggi yang berjumlah 19 orang siswa.

Sedangkan siswa yang mendapatkan skor interval dengan kategori sangat tinggi pada

pengukuran awal berjumlah 2 orang siswa, dan pada pengukuran akhir berjumlah 5

orang siswa. Hal ini menunjukan bahwa dari 23 siswa yang masuk dalam kategori

tinggi pada pengukuran awal, ada 3 orang siswa yang masuk dalam kategori sangat

tinggi setelah diterapkannya metode praktikum dengan alat peraga periskop

sederhana dalam pembelajaran.

Perolehan angket kreativitas dari pengukuran awal ke pengukuran akhir juga

dapat dilihat pada perbedaan total dan rata-rata pengukuran angket kreativitas siswa

sebelum dan setelah diterapkan treatment, yang mendapatkan total sebesar 2165

0%

50%

100%

1 2

Pengukuran Awal

Pengukuran Akhir

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/5/T1_292008216_BAB IV.pdf · sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan

59

dengan rata-rata 86,60 pada pembelajaran konvensional dan sebesar 2284 dengan

rata-rata 91,36 pada pembelajaran menggunakan metode praktikum dengan alat

peraga periskop sederhana. Dari 25 siswa SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo

Kota Salatiga, yang mengikuti pembelajaran dengan metode praktikum dengan alat

peraga periskop sederhana, ada 22 orang siswa yang mengalami kenaikan perolehan

angket kreativitas dari pengukuran awal ke pengukuran akhir, dan ada 3 orang siswa

yang mengalami penurunan. Adapun data total dan rata-rata pengukuran awal dan

pengukuran akhir angket kreativitas siswa dapat dilihat pada lampiran 7.

4.6 Pengujian Hipotesis.

Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilakukan sebelum dan setelah treatment,

nilai rata-rata angket tersebut dianalisis menggunakan T-Test. Pengujian hipotesis ini

menggunakan Uji Dua Sampel Berpasangan (Paired Samples T-Test). Uji ini

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua

kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan) maksudnya disini adalah sebuah

sampel tetapi mengalami dua perlakuan yang berbeda (Duwi Priyatno dalam Sugiono,

2007). Dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya keefektifan sebelum

dan sesudah diterapkan treatment penggunaan metode praktikum dengan alat peraga

periskop sederhana pelajaran IPA terhadap kreativitas siswa kelas V SD Kanisius

Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan

teknik paired samples T-Test tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.5

Hasil Rata-Rata Angket Kreativitas Siswa

Dapat dilihat pada tabel 4.5 hasil rata-rata (mean) pada pengukuran awal

sebesar 86.60, sedangkan pada pengukuran akhir sebesar 91.36. Hal ini

Mean N

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 AWAL 86.6000 25 6.70820 1.34164

AKHIR 91.3600 25 7.70216 1.54043

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/5/T1_292008216_BAB IV.pdf · sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan

60

menunjukkan bahwa skor yang diperoleh siswa mengalami kenaikan dari 86,60

menjadi 91,36.

Tabel 4.6

Hasil Uji Hipotesis Angket Kreativitas Siswa

Berdasarkan rumusan hipotesis :

Ho :Pembelajaran dengan penggunaan metode praktikum dengan alat peraga

periskop sederhana pelajaran IPA tidak efektif terhadap kreativitas siswa kelas

V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun

Pelajaran 2011/2012.

Ha : Pembelajaran dengan penggunaan metode praktikum dengan alat peraga

periskop sederhana pelajaran IPA lebih efektif terhadap kreativitas siswa kelas

V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun

Pelajaran 2011/2012.

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α 5 % atau

0,05. Untuk pengambilan keputusan yaitu Ho diterima jika signifikansi > 0,05, dan

Ho ditolak jika signifikansi < 0,05. Dapat dilihat pada tabel 4.6 signifikansi sebesar

0,001 yang artinya 0.001 lebih kecil dari 0.05 (0.001< 0.05), maka dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pembelajaran dengan penggunaan metode

praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pelajaran IPA lebih efektif terhadap

kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

Paired Differences

T df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 AW

AL –

AK

HIR

-

4.760

00

6.07783 1.21557 -7.26880 -2.25120 -3.916 24 .001

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/5/T1_292008216_BAB IV.pdf · sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan

61

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan sebelumnya, berikut ini

akan diuraikan deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian. Deskripsi dan

interpretasi data dianalisis berdasarkan pada teori dan langkah-langkah penggunaan

metode praktikum dengan alat peraga alat peraga periskop sederhana terhadap

kreativitas siswa.

Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan bahwa kreativitas siswa setelah

diterapkan pembelajaran dengan penggunaan alat peraga periskop sederhana lebih

meningkat. Hasil ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan metode praktikum

dengan alat peraga periskop sederhana pelajaran IPA lebih efektif terhadap

peningkatan kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo

Kota Salatiga.

Hal ini terbukti dari hasil statistik yang sudah dianalisis menunjukkan hasil

yang sangat signifikan dengan probabilitas di bawah 0,005 yaitu 0,001. Nilai t hitung

negatif (-3.916) berarti rata-rata nilai angket kreativitas siswa sebelum diterapkan

treatment lebih rendah dari pada setelah diterapkan treatment. Signifikansi sebesar

0,001 yang artinya 0.001 lebih kecil dari 0.05 (0.001< 0.05), maka dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pembelajaran dengan penggunaan metode

praktikum dengan alat peraga periskop sederhana pelajaran IPA lebih efektif terhadap

kreativitas siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

Hasil uji hipotesis dengan probabilitas 0,001 menunjukkan hasil yang sangat

signifikan, hal ini disebabkan oleh pada saat dilakukan pembelajaran dengan

penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana, dapat

membangkitkan minat dan keingintahuannya dalam belajar sehingga lebih efektif

terhadap peningkatan kreativitas siswa.

Penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop sederhana ini telah

dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang bersumber pada Science Education

Quality Imphovement Project (SEQIP), hal ini terbukti pada hasil observasi yang

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/5/T1_292008216_BAB IV.pdf · sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan

62

mendapatkan skor nilai sebesar 110 pada pertemuan pertama dengan kategori tinggi

dan 113 pada pertemuan kedua dengan kategori sangat tinggi. Berdasarkan teori

Arsyad (2000) belajar yang paling baik adalah melalui pengalaman langsung, dalam

belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung

tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab

terhadap hasilnya. Dalam penelitian ini telah diterapkan metode praktikum dengan

alat peraga periskop sederhana, dimana siswa belajar melalui pengalaman langsung

membuat suatu karya yaitu periskop sederhana dengan menerapkan salah satu sifat

cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan.

Menurut Berg, 1991; Lee, 1982; Mills. 1985; Nasution, 1988; Omang, 1989,

ada beberapa alasan yang melatarbelakangi mengapa guru melakukan praktikum,

salah satunya adalah pada poin kelima yang menjadi aspek dalam mengukur

kreativitas siswa dalam penelitian yang telah dilaksanakan yaitu terbentuknya rasa

ingin tahu, keterbukaan antar siswa, toleransi terhadap resiko dan pantang menyerah.

Metode praktikum yang telah diterapkan dalam penelitian ini telah terbukti lebih

efektif terhadap peningkatan kreativitas siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata

kenaikan hasil skor perolehan angket siswa, bahwa rata-rata hasil skor perolehan

pengukuran akhir setelah diterapkan treatment skornya tinggi dari pada skor angket

siswa pada pengukuran awal sebelum diterapkan treatment. Rata-rata skor angket

siswa setelah diterapkan treatment sebesar 91.36 sedangkan rata-rata skor angket

sebelum diterapkan treatment sebesar 86.60.

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Hilmansyah

dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Praktikum Fisika terhadap Kreativitas

Siswa di Sekolah Menengah Umum”, dan beberapa peneliti sebelumnya yang

mengembangkan dan meningkatkan kreativitas siswa dengan cara menerapkan model

pembelajaran, pendekatan serta praktikum, terbukti dapat meningkatkan dan

mengembangkan kreativitas siswa, sehingga dalam penelitian ini pula dapat

disimpulkan bahwa penggunaan metode praktikum dengan alat peraga periskop

sederhana pelajaran IPA lebih efektif terhadap kreativitas siswa kelas V SD Kanisius

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/939/5/T1_292008216_BAB IV.pdf · sifat-sifat cahaya misalnya periskop”, guru belum pernah menggunakan

63

Cungkup Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, karena metode praktikum adalah cara

yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan suatu materi

pembelajaran atau informasi kepada peserta didik, agar proses belajar mengajar dapat

berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan, dimana siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan

dikeadaan nyata, apa yang diperoleh dalam teori. Kondisi ini menempatkan siswa

dalam situasi yang menuntut siswa mengalami sendiri pertentangan pikiran secara

pribadi, sehingga mampu merangsang minat dan keingintahuannya dalam belajar.

Metode pengajaran ini berupa penggunaan alat, dengan bantuan alat-alat untuk

menjelaskan suatu konsep tentang membuat suatu karya dengan menerapkan salah

satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan (Omang, 1989).

Ternyata pada tingkat Sekolah Dasar pun kita dapat menggunakan metode

praktikum yang sederhana, khususnya pada mata pelajaran IPA yang merupakan

pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan

langkah-langkah ilmiah, berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen

atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.

Penggunaan metode praktikum pada mata pelajaran IPA ini diharapkan dapat

digunakan dengan langkah-langkah yang sistematis, agar proses belajar mengajar

dapat berjalan dengan lancar, dapat menarik siswa dalam belajar, serta memudahkan

siswa dalam memahami suatu konsep atau materi yang disampaikan oleh guru.