Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada siswa kelas 4 SD Negeri
Gendongan 03 pada mata pelajaran matematika materi operasi bilangan pecahan
menunjukkan hasil belajar yang masih rendah. Terlihat dari nilai ulangan harian
matematika pada materi pecahan dari 31 siswa hanya 17 siswa (54,83%) dari jumlah
siswa yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan
14 siswa (45,17%) dari jumlah siswa belum mencapai nilai < dari KKM=70 atau
tidak tuntas dengan rata-rata kelas 67,4. Untuk hasil perhitungannya dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel 4.1
Hasil Belajar Matematika Pada Pra Siklus
No Kategori ketuntasan
belajar siswa Skor Jumlah siswa Persentasi
1 Tuntas > 70 17 54.83 %
2 Tidak Tuntas < 70 14 45.17 %
Jumlah 31 100 %
Rata – Rata 67.4
Nilai terendah 50
Nilai Tertinggi 85
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa nilai reratanya adalah 67,4 < 70 dan
persentase ketuntasan belajar siswa adalah 54,83% < 75% sehingga diperlukan
perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Keterangan tabel di atas dapat
diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini
37
Gambar 4.1
Diagram Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan
Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Pra Siklus
Untuk grafik nilai rata-rata, nilai terendah dan nilai tertinggi dari data pra siklus dapat
dilihat dalam tabel berikut ini
Gambar 4.2
Diagram Nilai Rata-Rata, Nilai Terendah, dan Nilai Tertinggi Belajar
Matematika tentang pecahan Siswa Kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Pra
Siklus
38
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, rendahnya hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh metode yang sering diterima siswa dalam pembelajaran sering
menggunakan metode ceramah dan guru mendominasi pembelajaran sehingga siswa
pasif dalam pembelajaran. Penggunaan model ini mengakibatkan peserta didik tidak
antusias dalam menjawab pertanyaan guru, dan rasa takut untuk bertanya tentang
materi pelajaran maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas
sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
Dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan pendekatan pendidikan matematika
realistik Indonesia (PMRI) untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang
dilaksanakan dalam dua siklus.
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus guru membuat perencanaan untuk
memperbaiki pembelajaran di siklus 1 materi pecahan dengan menggunakan PMRI.
Pada Siklus ini pembelajaran dilaksanankan sebanyak 3 pertemuan dengan persiapan
menyusun RPP setiap pertemuan membuat lembar soal yang digunakan untuk
mengukur pekerjaan siswa, menyusun lembar observasi, menyiapkan alat dan bahan
pembelajaran sesuai RPP agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
b. Implementasi Tindakan
Siklus 1 dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan yang dilaksanakan di SD Negeri
Gendongan 03 Salatiga. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.
Pertemuan 1
Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan memberikan motivasi dengan menanyakan pada siswa tentang
pengalamannya makan apel.
Pada kegiatan inti siswa diberikan permasalahan cara membagi 1 apel untuk
2 orang kemudian siswa menjelaskan cara membaginya dan menyebutkan berapa
39
bagian yang didapat masing - masing orang dan menuliskan dalam bentuk
bilangan pecahan di papan tulis, siswa di bagi menjadi 6 kelompok, masing -
masing kelompok 3 - 4 siswa, guru membagikan lembar kerja kelompok, guru
memberikan pengarahan kepada siswa yang harus diisi di dalam lembar kerja
siswa secara diskusi, siswa melakukan percobaan membagi benda - benda menjadi
beberapa bagian berdasarkan perintah yang ada pada lembar soal dan
menuliskannya pada lembar kerja, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan, guru
dan siswa membahas hasil kerja kelompok. Guru membimbing siswa membuat
kesimpulan dari kegiatan kelompok yang telah dilakukan serta meluruskan
kesalahpahaman apabila ada kesalahan.
Pada kegiatan penutup pada pertemuan pertama adalah guru memberikan
soal pekerjaan rumah.
Pertemuan 2
Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan memberikan motivasi dengan menanyakan pada siswa tentang
pengalamannya makan apel.
Pada kegiatan inti siswa diberikan permasalahan cara membagi 2 potong roti
kemudian siswa membagi satu roti tersebut menjadi 3 bagian, salah satu siswa
menulis nilai dari masing-masing potongan roti tersebut di papan tulis. Siswa
membandingkan 2 buah potongan roti tersebut, Guru memberikan penjelasan
tentang penggunaan tanda kurang dari, lebih dari dan sama dengan, siswa di bagi
menjadi 6 kelompok, masing - masing kelompok 3 - 4 siswa,guru membagikan
lembar kerja kelompok, guru memberikan pengarahan kepada siswa yang harus
diisi di dalam lembar kerja siswa secara diskusi, siswa melakukan percobaan
membagi benda - benda menjadi beberapa bagian berdasarkan perintah yang ada
pada lembar soal dan menuliskannya pada lembar kerja, siswa mempresentasikan
hasil pekerjaan, guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok. Guru
membimbing siswa membuat kesimpulan dari kegiatan kelompok yang telah
dilakukan serta meluruskan kesalahpahaman apabila ada kesalahan.
40
Pada kegiatan penutup pada pertemuan pertama adalah guru memberikan soal
pekerjaan rumah.
Pertemuan 3
Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
dan memberi motivasi dengan memberikan pertayaan - pertanyaan tentang
pelajaran pada pertemuan yang sebelumnya.
Kegiatan inti guru menggali pengetahuan siswa tentang nilai pecahan dan
perbandingan pecahan, siswa menjawab pertanyaan dari guru, guru dan siswa
membahas materi tentang nilai pecahan, guru menggali pengetahuan siswa tentang
perbandingan pecahan, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru, guru bersama siswa membahas materi tentang perbandingan pecahan,
guru memberikan soal-soal latihan secara individu, guru dan siswa membahas
hasil kerja siswa siswa, guru menanyakan materi mana yang sulit bagi siswa, guru
meluruskan kesalahpahaman apabila mengalami kesalahan.
Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa
bersama guru membahas evaluasi, guru memberikan penilaian kepada siswa.
c. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah pembelajaran siklus I selesai yang dilakukan oleh
peneliti bersama dengan guru kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 Salatiga. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui keberhasilan peneliti di dalam pembelajaran yang
telah dilakukan, serta mengetahui hambatan-hambatan yang telah dialami di dalam
mengajar sehingga diharapkan peneliti dapat memperbaiki kesalahan dalam
mengajar sehingga tidak terulang pada siklus II.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kelas 4 siswa masih belum
mempunyai rasa kebersamaan dan tanggung jawab terhadap tugas kelompok yang
dikerjakannya. Untuk itu guru kelas 4 menyarankan untuk memberikan bimbingan
dan teguran kepada siswa yang belum mengikuti pembelajaran dengan baik.
41
d. Observasi
Pada saat Pembelajaran siklus I berlangsung, peneliti meminta Observer (guru
kelas 4) untuk mengamati atau merekam jalannya pembelajaran dari awal hingga
akhir pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi guru (terlampir) yang telah
disediakan.
Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 1, tampak adanya
peningkatan keaktifan siswa. Meskipun perbedaan yang terjadi belum begitu besar,
namun setidaknya ada perubahan reaksi siswa terhadap materi pembelajaran
menggunakan matematika realistik.
Siswa menunjukkan ketertarikan terhadap alat peraga yang digunakan
sehingga mereka lebih termotivasi. Antusiasme siswa memacu mereka untuk lebih
terlibat dalam proses pembelajaran selanjutnya.
Berdasarkan lembar observasi, saran dan kritik yang diberikan observer pada
observasi guru adalah mobilitas guru masih kurang dalam memberikan bimbingan
pada siswa yang mengalami kesulitan. Sedangkan pada observasi kegiatan siswa
adalah adanya siswa yang belum siap dalam kegiatan belajar mengajar.
Ditunjukkan ketika pembelajaran akan dimulai terdapat siswa yang belum
mempersiapkan peralatan belajar dan masih asik bermain. Selain itu berdasarkan
lembar observasi kondisi lingkungan dapat digambarkan pembelajaran timbul
kerjasama antar siswa melalui kegiatan kelompok, tetapi masih terdapat kurangnya
rasa toleransi ketika kegiatan presentasi. Hasil pengamatan siklus I ini nantinya
akan digunakan sebagai acuan untuk pembelajaran siklus II.
e. Hasil Tindakan
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 guru melakukan penilaian yang
menggunakan soal evaluasi tertulis pada pertemuan ketiga dan di peroleh tingkat
ketuntasan belajar siklus 1 pada siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 Salatiga
semester 2 tahun 2011/2012 dapat disajikan pada tabel di bawah ini:
42
Tabel 4.2
Hasil Belajar Matematika Pada Siklus I
No Kategori Skor Jumlah siswa Persentase
1 Tuntas > 70 27 87.09 %
2 Tidak Tuntas < 70 4 12.91 %
Jumlah 31 100 %
Rata – Rata 77.4
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 100
Berdasarkan table 4.2. ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada siklus I
adalah 87.09 % (27 siswa ) dan 12.91 % (4 siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM
yang telah ditentukan yaitu 70 . Keterangan tabel di atas dapat diperjelas dengan
diagram lingkaran dibawah ini :
Gambar 4.3
Diagram Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan
Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Siklus 1
43
Gambar 4.4
Diagram Nilai Rata-Rata, Nilai Terendah, dan Nilai Tertinggi Belajar
Matematika tentang pecahan Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada
Siklus 1
f. Analisis Hasil Siklus 1
Refleksi bertujuan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat
pada siklus I, sehingga tidak terulang pada siklus selanjutnya.
Pada siklus I masih dijumpai siswa yang belum siap mengikuti pembelajaran,
untuk itu guru perlu mengecek kesiapan semua siswa dengan bertanya apakah sudah
siap mengikuti pembelajaran yang mengasikkan. Agar perhatian siswa tercurahkan
pada pembelajaran karena penasaran dengan pembelajaran yang seperti apa. Selain
itu guru juga perlu menegur apabila siswa sulit mau memperhatikan pembelajaran.
Berdasarkan observasi terhadap guru akan mobilitas guru kurang untuk
membimbing siswa perlu diatasi dengan ditingkatkan lagi perhatian guru terhadap
siswa, tidak hanya untuk siswa yang tergolong bisa tetapi juga utnuk lebih
diperhatikan siswa yang memiliki kemampuan yang kurang.
44
4.1.3 Perbandingan Hasil Pra Siklus dengan Siklus 1
Untuk mengetahui peningkatan ketuntasan belajar dan nilai rerata siswa pada kondisi
pra siklus dengan siklus 1 sebagai berikut :
Tabel 4.3
Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pada Pra Siklus dan Siklus I
No Kriteria
Tuntas
Pra Siklus Siklus I
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
1 Tuntas 17 54.83 % 27 87.09 %
2 Belum Tuntas 14 45.17 % 4 12.91 %
Rata – Rata 67.4 77.4
Nilai Tertinggi 85 100
Nilai Terendah 50 50
Berdasarkan tabel diatas maka tampak bahwa ketuntasan belajar siswa di
siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 32,26% dibandingkan ketuntasan belajar
pada pra siklus. Untuk nilai rerata siswa pada siklus 1 mengalami peningkatan
sebesar 10 point jika dibandingkan nilai rerata siswa pada kondisi pra siklus.
Gambar 4.5
Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan Siswa
Kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Pra Siklus dan Siklus 1
45
Gambar 4.6
Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata, Nilai Terendah, dan Nilai Tertinggi
Belajar Matematika tentang pecahan Siswa Kelas 4 SD Negeri Gendongan 03
pada Pra Siklus dan Siklus 1
Meskipun ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 dan nilai reratanya lebih dari
indikator keberhasilan yang ditentukan yakni ketuntasan belajar pada siklus 1 sebesar
87,09% > 75% dan nilai reratanya adalah 77,4 > 70 maka tetap dilakukan siklus
berikutnya yaitu siklus 2 sebagai siklus pemantapan.
4.1.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2
A. Perencanaan
Berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus 1 guru membuat
perencanaan untuk meperbaiki pembelajaran di siklus 2 pada materi penjumlahan
pecahan menggunakan pembelajaran matematika realistik. siklus 2 dilaksanankan
selama 3 pertemuan dengan persiapan menyusun RPP tiap pertemuan, membuat
lembar soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, menyusun lembar
observasi, menyiapkan alat dan bahan pembelajaran sesuai RPP agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
46
B. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Siklus 2 dilaksanakan 3 kali pertemuan bertempat di SD Negeri Gendongan 03
Salatiga. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah
direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan dilaksanakan
mulai dari kegiatan awal. kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pertemuan 1
Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
dan memberikan motivasi dengan menyuruh siswa untuk mengambil sepotong roti
dari 2 buah roti yang telah dipotong menjadi 4 bagian.
Pada kegiatan inti pengetahuan siswa tentang nilai dari seluruh bagian digali roti
yang telah diambil digali, siswa menjawab pertanyaan dari guru, siswa memperoleh
penjelasan dari guru tentang operasi penjumlahan bilangn berpenyebut sama, siswa di
bagi menjadi 6 kelompok, masing - masing kelompok 3 - 4 siswa,guru membagikan
lembar kerja kelompok, guru memberikan pengarahan kepada siswa yang harus diisi
di dalam lembar kerja siswa secara diskusi, siswa melakukan percobaan membagi
benda - benda menjadi beberapa bagian berdasarkan perintah yang ada pada lembar
soal dan menuliskannya pada lembar kerja, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan,
guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok. Guru membimbing siswa membuat
kesimpulan dari kegiatan kelompok yang telah dilakukan serta meluruskan
kesalahpahaman apabila ada kesalahan.
Pada kegiatan penutup pada pertemuan pertama adalah guru memberikan soal
pekerjaan rumah.
Pertemuan 2
Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
dan mengulang kembali pembelajaran tentang penjumlahan berpenyebut sama.
Pada kegiatan inti siswa memperhatikan guru yang sedang menunjukkan 2 buah roti
yang masing-masing dibagi menjadi 5 dan 4 bagian sama besar. Pengetahuan siswa
tentang cara menjumlahkan I dari lima badian dan 2 dan 4 bagian ( + ). Kemudian
siswa menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh guru. siswa di bagi menjadi 6
kelompok, masing - masing kelompok 3 - 4 siswa,guru membagikan lembar kerja
47
kelompok, guru memberikan pengarahan kepada siswa yang harus diisi di dalam
lembar kerja siswa secara diskusi, siswa melakukan percobaan membagi benda -
benda menjadi beberapa bagian berdasarkan perintah yang ada pada lembar soal dan
menuliskannya pada lembar kerja, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan, guru dan
siswa membahas hasil kerja kelompok. Guru membimbing siswa membuat
kesimpulan dari kegiatan kelompok yang telah dilakukan serta meluruskan
kesalahpahaman apabila ada kesalahan.
Pada kegiatan penutup pada pertemuan pertama adalah guru memberikan soal
pekerjaan rumah.
Pertemuan 3
Kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengulas materi
lalu tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan
berpenyebut tidak sama.
Kegiatan inti guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang penjumlahan
pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama, siswa
menjawab pertanyaan tersebut. siswa mengerjakan soal-soal latihan, siswa
mempresentasikan hasil kerjanya ke depan kelas , siswa dan guru membahas hasil
kerja siswa.
Pada kegiatan penutup siswa diminta untuk mengerjakan evaluasi, siswa
bersama guru membahas evaluasi , guru memberikan penilaian kepada siswa.
C. Observasi
Pada saat Pembelajaran siklus II berlangsung, peneliti meminta Observer (guru
kelas 4) untuk mengamati atau merekam jalannya pembelajaran dari awal hingga
akhir pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi guru (terlampir) yang telah
disediakan.
Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus II, tampak adanya
peningkatan hasil maupun proses. Siswa sudah siap ketika pelajaran dimulai,
memperhatikan, dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan observasi
terhadap guru diperoleh gambaran bahwa guru sudah lebih baik dalam memberikan
materi dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Berdasarkan observasi
48
kondisi lingkungan pembelajaran sudah lebih baik karena memunculkan toleransi dan
keakraban baik antar siswa maupun dengan guru.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 2 guru melakukan penilaian yang
menggunakan soal evaluasi tertulis pada pertemuan ketiga dengan menggunakan
Pendekatan Matenmatika Realistik dan di peroleh tingkat ketuntasan belajar siklus 2
pada siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 Salatiga semester 2 tahun 2014/2015
dapat disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4
Hasil Belajar Matematika Pada Siklus II
No Kategori Skor Jumlah siswa Persentase
1 Tuntas > 70 29 93.54
2 Tidak Tuntas < 70 2 6.46
Jumlah 31 100 %
Rata – Rata 84.8
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 100
Berdasarkan table 4.3 ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada siklus I
adalah 93.54% (29 siswa ) dan 6.46 % (2 siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM
yang telah ditentukan yaitu 70 . Keterangan tabel di atas dapat diperjelas dengan
diagram lingkaran dibawah ini. Keterangan tabel diatas dapat diperjelas dengan
diagram lingkaran dibawah ini :
49
Gambar 4.7
Diagram Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan
Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Siklus 2
Gambar 4.8
Diagram Nilai Rata-Rata, Nilai Terendah, dan Nilai Tertinggi Belajar
Matematika tentang pecahan Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada
Siklus 2
50
D. Refleksi
Pada siklus II pembelajaran baik dari segi hasil dan proses sudah lebih baik
dibandingakn siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi siswa, sudah terdapat
peningkatan kesungguhan, keaktifan, dan toleransi. Selain itu guru sudah baik dan
lancar dalam melaksanakan pembelajaran. Pada siklus II didapat hasil belajar yang
meningkat lagi yaitu 93 % tuntas. Hal ini berarti sudah mencapai indikator dan dirasa
penelitian cukup diakhiri pada siklus ini. Alasan lain karena terjadi peningkatan,
kebaikan, proses dan hasil belajar serta berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas.
4.1.5 Perbandingan Hasil Siklus 1 dengan Siklus 2
Untuk mengetahui peningkatan ketuntasan belajar dan nilai rerata siswa pada kondisi
siklus 1 dengan siklus 2 sebagai berikut :
Tabel 4.5
Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pada Siklus 1 dan Siklus 2
No Kriteria
Tuntas
Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
1 Tuntas 27 87.09 % 29 93.54 %
2 Belum Tuntas 4 12.91 % 2 6.46 %
Rata – Rata 77.4 84.8
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai Terendah 50 50
Berdasarkan tabel diatas maka tampak bahwa ketuntasan belajar siswa di
siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 6,45% dibandingkan ketuntasan belajar pada
siklus 1. Untuk nilai rerata siswa pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 7,4
point jika dibandingkan nilai rerata siswa pada kondisi pra siklus.
Meskipun ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 dan nilai reratanya lebih dari
indikator keberhasilan yang ditentukan yakni ketuntasan belajar pada siklus 1 sebesar
87,09% > 75% dan nilai reratanya adalah 77,4 > 70 maka tetap dilakukan siklus
berikutnya yaitu siklus 2 sebagai siklus pemantapan
51
Gambar 4.9
Diagram Perbandingan Hasil Belajar Matematika tentang Pecahan Siswa kelas
4 SD Negeri Gendongan 03 pada Siklus 1 dan Siklus 2
Gambar 4.10
Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata, Nilai Terendah, dan Nilai Tertinggi
Belajar Matematika tentang pecahan Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03
pada Siklus 1 dan Siklus 2
52
4.2 Hasil Analisis Data
Berdasarkan tindakan pada siklus I dan siklus II yang telah dilakukan, dapat
dilihat perbandingan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
yaitu dengan menggunakan PMRI. Adapun perbandingan hasil belajar pra siklus,
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 4.6
Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pada SD Negeri Gendongan 03 Salatiga
No Kriteria
Tuntas
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
1 Tuntas 17 54.83 % 27 87.09 % 29 93.54 %
2 Belum
Tuntas
14 45.17 % 4 12.91 % 2 6.46 %
Rata – Rata 67.4 77.4 84.8
Nilai Tertinggi 85 100 100
Nilai Terendah 50 50 60
Berdasarkan table 4.4 Perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus
II kelas 4 SDN Gendongan 03 menunjukkan peningkatan hasil belajar. Ketuntasan
belajar siswa meningkat, terbukti dari hasil belajar sebelum tindakan atau pra siklus
ketuntasan belajar siswa adalah 54.83 % (17 siswa), setelah diadakan pembelajaran
siklus I menjadi 87.09 % (27 siswa), dan pada siklus II menjadi 93.54 % (29 siswa).
Selain itu rata-rata hasil belajar pra siklus adalah setelah tindakan meningkat yaitu
pada siklus I menjadi 77.4 dan siklus II menjadi 84.8. bukan hanya itu saja terjadi
penurunan siswa yang belum tuntas yaitu pada pra siklus 45.17 % (14 siswa), siklus I
12.19 % (4 siswa), dan siklus II 6.46 % (2 siswa). Faktor yang memengaruhi siswa
tidak tuntas adalah karena siswa meremehkan pembelajaran matematika.
Lebih jelasnya perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II
daapt dilihat pada gambar berikut.
53
Gambar 4.11
Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Matematika tentang Pecahan
Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Gambar 4.12
Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata, Nilai Terendah, dan Nilai Tertinggi
Belajar Matematika tentang pecahan Siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03
pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
54
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran di kelas 4 SD
Gendongan 03 salatiga, terlihat bahwa sebagian besar siswa yang berjumlah 14 siswa
atau dengan presentase 45.17 % belum mencapai KKM ≥ 70. Sedangkan siswa yang
mampu mencapai nilai KKM berjumlah 17 siswa dengan presentase 54.83 %. Nilai
maksimum yang di peroleh siswa adalah 85 dan nilai minimumnya 50. Nilai rata-rata
yang diperoleh siswa sebelum tindakan sebesar 67,4. Ada beberapa penyebab yang
menjadikan masih banyaknya nilai siswa yang belum mencapai nilai KKM, seperti
kurangnya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika, maupun masih
diterapkannya pembelajaran yang berpusat pada guru dan kurang mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi membosankan. Setelah
dilakukan tindakan menggunakan pendekatan PMRI telah terjadi peningkatan hasil
belajar matematika. Peningkatan hasil belajar diperoleh melalui siklus 1 dan siklus II.
1. Siklus I
Siswa kelas yang tuntas sebesar 87,09% (27 siswa) sedangkan yang belum
tuntas sebesar 12,91% (4 siswa). Rata-rata yang diperoleh dari siklus ini adalah
77,4, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah 50.
2. Siklus 2
Siswa kelas yang tuntas sebesar 93,54% (29 siswa) sedangkan yang belum
tuntas sebesar 6,46% (2 siswa). Rata-rata yang diperoleh dari siklus ini adalah
84,8 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah 60. 2 orang tidak tuntas karena
siswa tersebut sering kurang teliti di dalam mengerjakan soal.
Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan II disimpulkan bahwa
pendekatan PMRI dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi operasi
bilangan pecahan siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 salatiga tahun pelajaran
2013/2014.
Hal ini sejalan dengan penelitian Ari Munarsih (2008) bahwa PMRI dapat
meningkatkan hasil belajar matematika karena siswa dilibatkan secara aktif,
mengalami langsung materi pembelajaran karena menggunakan benda-benda
kongkret sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
55
Peningkatan hasil belajar disebabkan oleh adanya kelebihan-kelebihan
penerapan pendekatan PMRI sesuai dengan pendapat yang telah dikemukakan
sebelumnya. Pendekatan PMRI membuat siswa aktif. Siswa memahami, menjelaskan,
menyelesaikan, membandingkan dan mendiskusikan secara kelompok dan
menyimpulkan masalah kontekstual sehingga siswa dapat dengan mudah menerima
pembelajaran yang telah diajarkan oleh guru.