Upload
buihanh
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Salatiga yang berada di Jalan
Kartini No. 34 Kota Salatiga. SMA Negeri 3 Salatiga adalah Eks SPG Negeri
Salatiga, sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor: 0519/O/191 tanggal: 5 September 1991 tentang
Pengalihan Fungsi Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Salatiga menjadi
SMA Negeri 3 Salatiga dengan Riwayat Singkat :
Sejak Penjajahan Jepang sekolah ini digunakan untuk Sihang Gakko
Pada jaman penjajahan Belanda, sekolah ini digunakan sebagai Gauverment
Jongens Normal School
Tahun 1945-1947 digunakan untuk Sekolah Guru Laki-Laki (SGL)
Pada pendudukan Belanda tahun 1948 hingga tahun 1950 digunakan oleh
tentara Belanda.
Tahun 1950-1951 digunakan oleh Tentara Nasional
Tahun 1951 digunakan lagi untuk Sekolah Pendidikan Guru (SGB) hingga
tahun 1960 dengan nama SGB Negeri 1.
Tahun 1959-1960 dipakai bersama - sama oleh SGB Negeri I dan SGTK
Negeri.
Tahun 1960-1964 digunakan untuk SGTK Negeri. Sejak Tahun 1964 SGA
dan SGTK diintegrasikan menjadi SPG hingga tahun 1991.
Tahun 1991 SPG Negeri Salatiga dialih fungsikan menjadi SMA Negeri 3
Salatiga.
VISI MISI SMA NEGERI 3 SALATIGA
VISI : “UNGGUL PRESTASI, SERASI DALAM BUDI PEKERTI,
BERDAYA SAING GLOBAL”.
39
MISI :
1. Mewujudkan Rintisan Sekolah Kategori Mandiri menuju
pengembangan Sekolah bertaraf Internasional
2. Meningkatkan prestasi Akademik dan Non Akademik serta
Pengembangan kreatifitas siswa (Multiple Intelengency/
Keberbakatan Majemuk).
3. Melakukan Inovasi dalam proses pembelajaran.
4. Meningkatkan profesionalisme Pendidik dan Tenaga
Kependidikan.
5. Meningkatkan kemampuan berbahasa Asing
6. Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
7. Mewujudkan Lingkungan sekolah yang menunjang suasana
pembelajaran yang menyenangkan (Joyfull Learning) yang
demokratis.
8. Melaksanakan manajemen berbasis sekolah dan menggalang
partisipasi masyarakat.
9. Mewujudkan tata krama dalam hubungan antar warga sekolah.
10. Membentuk peserta didik yang berakhlak dan berbudi pekerti
luhur
Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3
Salatiga. Kelas XI IPS terdiri dari 4 kelas yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI
IPS 3, dan XI IPS 4. Penelitian ini melibatkan dua kelas yang dipilih secara
random yaitu kelompok eksperimen 1 adalah kelas XI IPS 2 dengan
menggunakan model pembelajaran PAIKEM dan kelompok eksperimen 2
adalah kelas XI IPS 4 dengan menggunakan model pembelajaran PBL.
Jumlah siswa kelas XI IPS 2 berjumlah 33 siswa sedangkan kelas XI IPS 4
berjumlah 32 siswa. Jumlah siswa pada kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel 4.1. sebagai berikut :
40
Tabel 4.1.
Data Subyek Penelitian SMA Negeri 3 Salatiga
No. Kelas Jumlah
Siswa Kelompok
Model
Pembelajaran
1 XI IPS 2 33 Eksperimen 1 PAIKEM
2 XI IPS 4 32 Eksperimen 2 PBL
Jumlah 65 Sumber: Data Profil Sekolah Tahun Ajaran 2016/2017
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017 di SMA Negeri 3
Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2016/2017. Kelompok eksperimen 1
adalah siswa kelas XI IPS 2 dan kelompok eksperimen 2 adalah siswa kelas
XI IPS 4. Kedua kelompok tersebut telah diuji kesamaan varians dan
menunjukkan bahwa keadaan kedua kelompok tersebut bersifat homogen.
Normalitas data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda
secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok dalam
keadaan yang sama. Pada hari Senin, 8 Mei 2017 peneliti melakukan
observasi pendahuluan ke sekolah untuk mengetahui jumlah kelas yang
menjadi populasi dan sampel dalam penelitian. Rabu, 10 Mei 2017 peneliti
melakukan wawancara dan konsultasi dengan guru mata pelajaran akuntansi
untuk mendapatkan informasi mengenai sistem pembelajaran dikelas yang
akan digunakan untuk penelitian dan eksperimen. Jumat, 12 Mei 2017
peneliti melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran akuntansi
mengenai penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan tahapan
proses pembelajaran dikelas yang akan digunakan untuk penelitian dan
eksperimen. Senin, 15 Mei 2017 peneliti melakukan Try Out atau uji coba
kuesioner/angket motivasi belajar siswa sebelum adanya perlakuan atau
sebelum diterapkan model pembelajaran (pra eksperimen) dan untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Pada hari Rabu, 17 Mei 2017
peneliti melakukan pengambilan data Pretest kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2 untuk mendapatkan skor motivasi belajar sebelum
41
diberikan perlakuan (treatment. Jumat, 19 Mei 2017 peneliti melaksanakan
proses pembelajaran akuntansi kelompok eksperimen 1 dikelas XI IPS 2
dengan menggunakan model pembelajaran PAIKEM pokok bahasan
Perusahaan Jasa s/d Jurnal Penutup serta pengambilan posttest untuk
mengetahui motivasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
PAIKEM. Pada hari Senin, 22 Mei 2017 peneliti melaksanakan proses
pembelajaran akuntansi kelompok eksperimen 2 dikelas XI IPS 4 dengan
menggunakan model pembelajaran PBL pokok bahasan Perusahaan Jasa s/d
Jurnal Penutup serta pengambilan posttest untuk mengetahui motivasi belajar
siswa setelah diterapkannya model pembelajaran PBL.
C. Proses Pembelajaran
1. Kelas Eksperimen 1
Pertemuan pertama dilakukan pada hari Rabu, tanggal 17 Mei 2017.
Peneliti membagi kuesioner/angket pretest motivasi belajar siswa pada
kelompok eksperimen 1 yaitu kelas XI IPS 2. Pertemuan pertama ini
dilaksanakan pada pukul 14:00 – 14:45 WIB.
Penerapan model pembelajaran PAIKEM dilaksanakan pada pertemuan
kedua, yaitu hari Jumat tanggal 19 Mei 2017 pada jam pelajaran ke 4-5
pada pukul 09:30 – 11:00 WIB diruang laboratorium IPS dengan pokok
bahasan perusahaan jasa s/d jurnal penutup. Model pembelajaran yang
digunakan adalah model pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan). Kegiatan pembelajaran diawali
dengan guru memberikan salam dan mempersiapkan siswa untuk
mengikuti pembelajaran. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai siswa dan model pembelajaran yang akan
diterapkan. Guru menjelaskan proses pembelajaran yang akan dilakukan
agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Langkah pertama dalam penerapan model pembelajaran PAIKEM yaitu
guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok. Masing-masing kelompok
terdiri dari 6-7 orang.
42
Langkah kedua adalah membagi media pembelajaran “permainan
monopoli akuntansi” kepada setiap masing-masing kelompok.
Langkah ketiga, guru menjelaskan cara bermain menggunakan media
pembelajaran “permainan monopoli akuntansi”. Guru meminta siswa
untuk berperan sebagai pihak bank dan pihak pemain pada masing-masing
kelompoknya.
Langkah keempat, siswa belajar menggunakan media pembelajaran
“permainan monopoli akuntansi”. Peran guru hanyalah sebagai fasilitator
dalam kegiatan belajar mengajar yaitu memfasilitasi siswa untuk
memperoleh pengetahuan belajarnya secara mandiri.
Langkah kelima guru menarik kesimpulan mengenai pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
Pengambilan posttest kuesioner/angket mengenai motivasi belajar siswa
dilakukan setelah kegiatan pembelajaran. Guru membagi
kuesioner/angket kepada masing-masing siswa. Pemberian posttest ini
merupakan kegiatan terakhir yang dilakukan dalam pembelajaran
penelitian ini.
Langkah keenam guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam.
2. Kelas Eksperimen 2
Pemberian pretest kelompok eksperimen 2 yaitu pada kelas XI IPS 4
dilakukan pada hari Rabu, tanggal 17 Mei 2017 jam pelajaran ke 8 pada
pukul 13:15 – 14:00 WIB.
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dilakukan
pada pertemuan kedua yaitu pada hari Senin, tanggal 22 Mei 2017 pada
jam pelajaran ke 5-6 pukul 10:15 – 11:45 WIB diruang laboratorium IPS
dengan pokok bahasan persamaan dasar akuntansi s/d ayat jurnal
penyesuaian.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru memberikan salam dan
mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dan model
pembelajaran yang akan diterapkan. Guru menjelaskan proses
43
pembelajaran yang akan dilakukan agar siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik.
Langkah pertama dalam penerapan model pembelajaran PBL yaitu guru
membagi siswa ke dalam 5 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri
dari 6-7 orang.
Langkah kedua adalah guru membagikan lembar tugas kepada setiap
masing-masing kelompok untuk didiskusikan.
Langkah ketiga guru membimbing kegiatan siswa dalam berdiskusi. Peran
guru hanyalah sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar yaitu
memfasilitasi siswa memperoleh pengetahuan belajarnya secara mandiri
dalam memecahkan suatu permasalahan di dalam lembar tugas yang telah
dibagikan.
Langkah keempat guru meminta setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
Langkah kelima guru membimbing siswa dalam melakukan tanya jawab.
Langkah keenam guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi dan
tanya jawab serta menarik kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Pengambilan posttest kuesioner/angket mengenai motivasi belajar siswa
dilakukan setelah kegiatan pembelajaran. Guru membagi
kuesioner/angket kepada masing-masing siswa. Pemberian posttest ini
merupakan kegiatan terakhir yang dilakukan dalam pembelajaran
penelitian ini.
Langkah ketujuh guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam.
D. Hasil Analisis Data
Menurut Sugiyono (2010:244) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana ynag penting, dan yang akan dipelajari dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
44
orang lain. Oleh karena itu dilakukan analisis data kuantitatif pada penelitian
ini yaitu uji normalitas, homogenitas, dan dilanjutkan dengan uji beda rata-
rata motivasi belajar siswa (kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan
model pembelajaran PAIKEM dan kelompok eksperimen 2 dengan
menggunakan model pembelajaran PBL). Penjelasan perhitungan secara rinci
adalah sebagai berikut:
1. Analisis Kemampuan Awal (Pretest)
a. Statistik Deskriptif Pretest
Kemampuan awal pada kedua kelompok eksperimen diukur dengan
pretest yang dihitung mean atau rata-ratanya dan standar deviasi dari
setiap variabel dalam penelitian ini. Data hasil pengolahan data dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Pretest Kemampuan Awal Siswa Kelompok
Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PretestEksperimen1 33 2,32 3,27 2,8209 ,24229
PretestEksperimen2 32 2,18 3,23 2,7119 ,23854
Valid N (listwise) 32 Sumber: Data Diolah Tahun 2017
Berdasarkan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada
kelompok eksperimen 1 berjumlah 33 siswa, sedangkan jumlah
sampel kelompok eksperimen 2 berjumlah 32 siswa. Nilai minimum
yang diperoleh kelompok eksperimen 1 yaitu 2,32 sedangkan nilai
minimum pada kelompok eksperimen yaitu 2,18. Nilai maximum
yang dicapai kelompok eksperimen 1 adalah 3,27 sedangkan nilai
maximum yang diperoleh kelompok eksperimen 2 yaitu 3,23. Nilai
rata-rata (mean) yang diperoleh kedua kelompok eksperimen tersebut
tidak jauh berbeda yaitu pada kelompok eksperimen 1 nilai rata-
ratanya adalah 2,8209 sedangkan pada kelompok eksperimen 2 yaitu
2,7119. Standar deviasi yang diperoleh pada kelompok eksperimen 1
45
yaitu 0,24229 sedangkan standar deviasi kelompok eksperimen 2 yaitu
0,23854
b. Uji Normalitas Pretest
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data dari masing-masing
kelompok eksperimen 1 (PAIKEM) dan kelompok eksperimen 2
(PBL) berasal dari distribusi yang normal atau tidak. Hasil uji pretest
dari kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen Test Statistics
PretestEksperimen1 PretestEksperimen2
Chi-Square 9,030a
8,375a
Df 18 18
Asymp. Sig. ,959 ,973
Sumber: Data Diolah Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.3 tentang uji normalitas pretest menunjukkan
bahwa nilai signifikansi (asymp. Sig) kelompok ekperimen 1 yang
menggunakan model pembelajaran PAIKEM dikelas XI IPS 2 adalah
0,959 dan nilai signifikansi (asymp. Sig) kelompok ekperimen 2 yang
menggunakan model pembelajaran PBL dikelas XI IPS 4 adalah 0,973.
Nilai signifikansi pada kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 H1
masing-masing lebih dari 0,05 yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak
dengan kata lain masing-masing dari kedua kelompok eksperimen
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas Pretest
Uji Homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui apakan varians
kedua kelompok homogen atau tidak. Hasil uji homogentias untuk
pretest dari kedua kelompok eksperimen dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Pretest
Test of Homogeneity of Variances
46
PretestEksperimen
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,343 8 13 ,933
Sumber: Data Diolah Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.4 tentang hasil uji Homogenitas pretest
menunjukan bahwa nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,933 yang berarti
lebih besar dari 0,05 artinya H0 diterima dan H1 ditolak, dengan kata
lain kedua kelompok eksperimen berasal dari populasi yang memiliki
variansi yang sama atau homogen.
d. Uji Beda Rata-rata Pretest
Uji beda rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh jika suatu kelompok diberi sebuah perlakuan yang berbeda
atau mendapatkan pengaruh tertentu. Hasil pengolahan uji beda rata-
rata pretest dari kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut
ini:
Tabel 4.5
Uji beda rata-rata pretest kemampuan awal siswa kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 sebelum diberikan
perlakuan dengan model pembelajaran PAIKEM dan PBL
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Motivasi
Belajar
Pretest
Equal variances
assumed ,047 ,830 1,828 63 ,072 ,10903 ,05965 -,01018 ,22824
Equal variances
not assumed
1,828 62,985 ,072 ,10903 ,05964 -,01015 ,22822
Sumber: Data Diolah Tahun 2017
47
Uji rata-rata dengan Independent sample t Test dilakukan dengan
melihat hasil dari data Equal Variances assumed karena berdasarkan
uji homogenitas kedua kelompok eksperimen menunjukkan bahwa
kedua kelompok eksperimen memiliki variansi yang sama atau
homogen. Berdasarkan tabel 4.6 tentang uji beda rata-rata pretest
kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok
eksperimen 2 sebelum menggunakan model pembelajaran PAIKEM
dan PBL terlihat bahwa nilai signifikansinya (Sig.(2-tailed)) adalah
0,720 > 0,05 yang berarti motivasi belajar siswa pada kelompok
eksperimen 1 setara atau sama dengan siswa pada kelompok
eksperimen 2, maka H0 diterima dan H1 ditolak, dengan kata lain tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal siswa
pada kelompok eksperimen 1 kelas XI IPS 2 dan kelompok
eksperimen 2 kelas XI IPS 4 sebelum diberi perlakuan atau treatment.
Gambar 2. Diagram Hasil Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok
Eksperimen 2
2. Analisis Kemampuan Akhir (Posttest)
a. Statistik Deskriptif Posttest
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
Skor
Moti
vas
i B
elaj
ar
Jumlah Siswa
Diagram Hasil Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan
Kelompok Eksperimen 2
Pretest Eksperimen 1
Pretest Eksperimen 2
48
Peningkatan motivasi belajar akuntansi dari kedua kelompok
eksperimen yang telah diberi perlakuan (treatment) kemudian
diberikan posttest dihitung nilai rata-ratanya dan standar deviasi dari
setiap variabel dalam penelitian ini. Data hasil pengolahan dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif Motivasi Belajar Akuntansi Siswa Melalui
Posttest
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PosttestEksperimen1 33 2,78 4,77 3,8882 ,48136
PosttestEksperimen2 32 2,77 4,27 3,5213 ,40712
Valid N (listwise) 32 Sumber: Data Diolah Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada
kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran
PAIKEM berjumlah 33 siswa, sedangkan jumlah sampel pada
kelompok eksperimen 2 dengan menggunakan model pembelajaran
PBL berjumlah 32 siswa. Nilai minimum yang diperoleh kelompok
eksperimen 1 berjumlah 2,78 sedangkan nilai minimul pada kelompok
eksperimen 2 berjumlah 2,77. Nilai maximum yang diperoleh
kelompok eksperimen 1 yaitu 4,77 sedangkan nilai maximum yang
diperoleh kelompok eksperimen 2 berjumlah 4,27. Rata-rata yang
diperoleh kelompok eksperimen 1 lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai rata-rata yang diperoleh kelompok eksperimen 2 yaitu berjumlah
3,8882 sedangkan kelompok eksperimen 2 nilai rata-ratanya
berjumlah 3,5213.
b. Uji Normalitas Hasil Posttest
Hasil uji normalitas untuk posttest kedua kelompok eksperimen dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Uji Normalitas Data Posttest Test Statistics
49
PosttestEksperimen1 PosttestEksperimen2
Chi-Square 8,364a 5,125
b
Df 20 26 Asymp. Sig. ,989 1,000
Sumber: Data Diolah Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.7 tentang uji normalitas data posttest
menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig) pada kelompok
eksperimen 1 dengan penerapan model pembelajaran PAIKEM
dikelas XI IPS 2 adalah 0,989 dan nilai signifikansi (Asymp. Sig)
kelompok eksperimen 2 dengan menggunakan model pembelajaran
PBL dikelas XI IPS 4 yaitu 1,000. Nilai signifikansi yang diperoleh
kedua kelompok eksperimen lebih besar dari 0,05 berarti H0 diterima
dan H1 ditolak, dengan asumsi lain masing-masing kelompok
eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas Posttest
Tabel 4.8
Uji Homogenitas Data Posttest
Test of Homogeneity of Variances
PosttestEksperimen1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,213 3 5 ,383 Sumber: Data Diolah Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.8 tentang hasil uji homogenitas data posttest
menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,383 yang lebih
besar dari 0,05 yang artinya H0 diterima dan H1 ditolak dengan kata
lain kedua kelompok eksperimen berasal dari populasi yang memiliki
variansi yang sama atau homogen.
d. Uji beda rata-rata posttest
Hasil pengolahan uji beda rata-rata posttest dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
50
Tabel 4.9
Uji Beda Rata-rata Posttest motivasi belajar akuntansi siswa
kelompok eksperimen 1 dengan model pembelajaran PAIKEM
dan kelompok eksperimen 2 dengan model pembelajaran PBL
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Motivasi
Belajar
Equal variances
assumed ,581 ,449 3,313 63 ,002 ,36693 ,11075 ,14562 ,58824
Equal variances
not assumed
3,322 61,871 ,002 ,36693 ,11046 ,14612 ,58774
Sumber: Data Diolah Tahun 2017
Uji rata-rata (mean) dengan Independent Sample t Test dilakukan
dengan melihat hasil dari data Equal Variances assumed karena
berdasarkan uji homogenitas kedua kelompok eksperimen
menunjukkan bahwa kedua kelompok eksperimen memiliki variansi
yang sama atau homogen. Berdasarkan tabel 4.9 tentang uji beda rata-
rata (mean) posttest motivasi belajar akuntansi siswa kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dengan penerapan model
pembelajaran PAIKEM dan PBL, terlihat bahwa nilai signifikansi
(Sig.(2-tailed)) yang diperoleh adalah 0,002 < 0,05 yang berarti
motivasi belajar siswa pada kelompok eksperimen 1 berbeda dengan
motivasi belajar siswa kelompok 2 maka, H0 ditolak dan H1 diterima,
51
dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi
belajar akuntansi pada kelompok eksperimen 1 dikelas XI IPS 4
dengan menggunakan model pembelajaran PAIKEM dan kelompok
eksperimen 2 dikelas XI IPS 4 dengan menggunakan model
pembelajaran PBL.
Gambar 3. Diagram Hasil Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok
Eksperimen 2
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan pada
kelompok eksperimen 1 kelas XI IPS 2 dengan menggunakan model
pembelajaran PAIKEM dan kelompok eksperimen 2 kelas XI IPS 4 dengan
menggunakan model pembelajaran PBL diperoleh hasil bahwa sebelum
diberikan perlakuan (treatment), kemampuan awal dari kedua kelompok
hampir sama. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 mengenai pengolahan
data statistik deskriptif pretest kemampuan awal siswa kelompok eksperimen
1 dan kelompok eksperimen 2 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada
kelompok eksperimen 1 berjumlah 33 siswa dan jumlah sampel pada
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33
Skor
Moti
vas
i B
elaj
ar
Jumlah Siswa
Diagram Hasil Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan
Kelompok Eksperimen 2
Posttest Eksperimen 1
Posttest Eksperimen 2
52
kelompok eksperimen 2 berjumlah 32 siswa. Nilai minimum yang diperoleh
kelompok eksperimen 1 yaitu 2,32 sedangkan nilai minimum pada kelompok
eksperimen yaitu 2,18. Nilai maximum yang dicapai kelompok eksperimen 1
adalah 3,27 sedangkan nilai maximum yang diperoleh kelompok eksperimen
2 yaitu 3,23. Nilai rata-rata yang diperoleh kedua kelompok eksperimen
tersebut tidak jauh berberda yaitu pada kelompok eksperimen 1 nilai rata-
ratanya adalah 2,8209 sedangkan pada kelompok eksperimen 2 yaitu 2,7119.
Hasil pengolahan data statistik deskriptif posttest kemampuan akhir siswa
kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 terlihat dalam tabel 4.6
menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelompok eksperimen 1 dengan
menggunakan model pembelajaran PAIKEM berjumlah 33 siswa, sedangkan
jumlah sampel pada kelompok eksperimen 2 dengan menggunakan model
pembelajaran PBL berjumlah 32 siswa. Nilai minimum yang diperoleh
kelompok eksperimen 1 berjumlah 2,78 sedangkan nilai minimum pada
kelompok eksperimen 2 berjumlah 2,77. Nilai maximum yang diperoleh
kelompok eksperimen 1 yaitu 4,77 sedangkan nilai maximum yang diperoleh
kelompok eksperimen 2 berjumlah 4,27. Rata-rata yang diperoleh kelompok
eksperimen 1 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata yang diperoleh
kelompok eksperimen 2 yaitu berjumlah 3,8882 sedangkan kelompok
eksperimen 2 nilai rata-ratanya berjumlah 3,5213.
Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sedino dkk (2003:34),
PAIKEM dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif dari si siswa
dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya
menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga jika
pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan
aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Perhitungan uji beda rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji-t pada
hasil posttest kelompok eksperimen 1 dan posttest kelompok eksperimen 2
terlihat pada tabel 4.9 terlihat bahwa nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) yang
diperoleh adalah 0,002 < 0,05 yang berarti motivasi belajar siswa pada
53
kelompok eksperimen 1 berbeda dengan motivasi belajar siswa kelompok 2
maka, H0 ditolak dan H1 diterima, dengan kata lain terdapat perbedaan yang
signifikan antara motivasi belajar akuntansi pada kelompok eksperimen 1
dikelas XI IPS 2 dengan menggunakan model pembelajaran PAIKEM dan
motivasi belajar siswa kelompok eksperimen 2 dikelas XI IPS 4 dengan
menggunakan model pembelajaran PBL.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sardiman
A.M (dalam buku interaksi dan motivasi belajar mengajar), ada beberapa
bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di
sekolah meliputi : memberi angka, hadiah, saingan, ego-involment, memberi
ulangan, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui.
Penerapan kedua model pembelajaran PAIKEM dan PBL kepada siswa
kelas XI IPS di SMA Negeri 3 Salatiga terbukti dapat meningkatkan motivasi
belajar akuntansi siswa walaupun kedua kelompok eksperimen tersebut
memiliki perbedaan yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat pada
perolehan nilai rata-rata kelompok eksperimen 1 lebih tinggi dibandingkan
kelompok eksperimen 2. Perbedaan skor tersebut disebabkan oleh siswa
kelompok eksperimen 2 pada saat proses kegiatan belajar mengajar (KBM)
berlangsung dan proses diskusi kelompok, terdapat siswa yang tidak
berpartisipasi secara aktif pada saat kegiatan diskusi dan presentasi sehingga
pada saat posttest terdapat 3 orang yang skornya kurang dari 3,00.
Keterbatasan waktu penelitian juga menjadi salah satu penyebab terjadinya
perbedaan skor yang signifikan. Selain itu, yang menjadi penyebab terjadinya
perbedaan skor motivasi belajar siswa yang signifikan antara penerapan
model pembelajaran PAIKEM dan PBL adalah kelompok eksperimen 1
cenderung lebih aktif dibandingkan kelompok eksperimen 2 dikarenakan
menggunakan model pembelajaran PAIKEM dan media pembelajaran
“pemainan monopoli akuntansi”. Konsep pembelajaran sambil bermain ini
lebih disukai siswa karena pembelajaran ini tergolong baru dan
menyenangkan sehingga skor yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan
dengan skor yang diperoleh kelompok eksperimen 2.