30
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMPN 8 PAGUYAMAN Kec. Paguyaman Kab. Boalemo berdiri pada tahun 2007 yang pada awalnya bernama SMP N 9 SATAP PAGUYAMAN. Awalnya sekolah ini terdiri dari 2 Ruang kegiatan belajar(RKB) bantuan dari DIKPORA Provinsi Gorontalo.Seiring bertambahnya penduduk dan pemahaman masyarakat mulai meningkat terhadap pendidikan sehingga pertambahan siswa di sekolah ini begitu signifikan, kemudian pada tahun 2008 sekolah ini mendapat bantuan RKB 1 Kelas sehingga RKBnya lengkap menjadi 3 kelas,tahun 2011 sekolah ini menjadi sekolah reguler dengan nama SMP N 08 SMP N 08 Paguyaman kec.Paguyaman kab.Boalemo. TABEL 1.1 Daftar Nama Guru SMP Negeri 08 Paguyaman No Nama Guru Jabatan Jabatan Lahir 1 Salma Antu, S.Pd Kepala Sekolah Pembina 2 Satramna Abdullah Jahya, S.Pd G.K Wakasek 3 Ritna A. Husain, S.Pd G.K UR. Kurikulum 4 Dra. Fatma Ishak G.K Sarperas 5 Asma Masabulu, S.Pd G.K Anggota 6 Dra. Supina Muhammad G.K Anggota 7 Yeni Umar, S.Pd G.K Anggota 8 Liyanti Masaniku, S.Pd G.K Anggota 9 Rustam D. Kadir, S.Pd G.K Anggota 10 Teti K. Yusuf, S.Sos G.K Anggota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4eprints.ung.ac.id/207/5/2013-2-87205-221410215-bab4-10012014120831.pdf · Daftar Nama Guru SMP Negeri 08 Paguyaman No Nama Guru Jabatan Jabatan

Embed Size (px)

Citation preview

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMPN 8 PAGUYAMAN Kec. Paguyaman Kab. Boalemo berdiri pada tahun

2007 yang pada awalnya bernama SMP N 9 SATAP PAGUYAMAN. Awalnya

sekolah ini terdiri dari 2 Ruang kegiatan belajar(RKB) bantuan dari DIKPORA

Provinsi Gorontalo.Seiring bertambahnya penduduk dan pemahaman masyarakat

mulai meningkat terhadap pendidikan sehingga pertambahan siswa di sekolah ini

begitu signifikan, kemudian pada tahun 2008 sekolah ini mendapat bantuan RKB 1

Kelas sehingga RKBnya lengkap menjadi 3 kelas,tahun 2011 sekolah ini menjadi

sekolah reguler dengan nama SMP N 08 SMP N 08 Paguyaman kec.Paguyaman

kab.Boalemo.

TABEL 1.1

Daftar Nama Guru SMP Negeri 08 Paguyaman

No Nama Guru Jabatan Jabatan Lahir

1 Salma Antu, S.Pd Kepala Sekolah Pembina

2 Satramna Abdullah Jahya, S.Pd G.K Wakasek

3 Ritna A. Husain, S.Pd G.K UR. Kurikulum

4 Dra. Fatma Ishak G.K Sarperas

5 Asma Masabulu, S.Pd G.K Anggota

6 Dra. Supina Muhammad G.K Anggota

7 Yeni Umar, S.Pd G.K Anggota

8 Liyanti Masaniku, S.Pd G.K Anggota

9 Rustam D. Kadir, S.Pd G.K Anggota

10 Teti K. Yusuf, S.Sos G.K Anggota

30

11 Elfin Moto, S.Pd GTT Anggota

12 Romi Thoib, S.Pd GTT Anggota

13 Yani Muda, S.Pd ADM Anggota

Sumber :Profil SMPN 08 Paguyaman Kec.Paguyaman Kab.Boalemo.

4.1.2 VISI MISI

Visi SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo

adalah “Unggul berprestasi dan kreatif berkarya dalam nuansa iman dan taqwa”. Dari

visi tersebut, dijabarkan dalam misi sekolah yaitu

a. Melaksanakan PSB yang trasparan dan akuntabilitas objektif sehingga

kepercayaan masyarakat tinggi.

b. Melaksanakan pembelajaran yang berbasis kompetensi dan keunggulan.

c. Meningkatkan kompetensi guru/dan pegawai dalam menjalankan

tugasnya.

d. Menciptakan kedisiplinan guru, pegawai dan siswa.

e. Meningkatkan mutu sarana prasarana belajar agar mutu pendidikan tinggi.

f. Membimbing siswa dalam membuat karya seni kerajinan.

g. Mengaktifkan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

h. Menciptakan sekolah sehat sehimgga warga sekolah betah / dan nyaman.

i. Melaksanakan kegiatan keagamaan hari besar dan Nasional

4.1.3 Tujuan pendidikan

Memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan

kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan umat manusia

serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.

31

4.1.4 Tenaga Guru dan Pegawai / tenaga administrsi

Guru dan pegawai atau tenaga administrasi dalam suatu lembaga pendidikan

mempunyai peranan yang sangat pentingdan sangat menentukan, termasuk pada

SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo, sebab

bagaimanapun baiknya suatu program pendidikan namun sumber daya personal

edukasinya tidak cukup memadai, tidak berkualitas atau professional, maka tujuan

pendidikan yang diharapkan tidak akan tercapai dengan sempurna.

Tabel 1.2

Keadaan Guru di SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten

Boalemo

Sumber:Profil SMPN O8 Paguyaman kec.Paguyaman Kab.Boalemo.

Ket:-PT : Pegawai Tetap

-PTT : Pegawai Tidak Tetap

-PB :Pegawai Bantu

Keadaan guru dan tenaga administrasi yang menjadi pelaksana proses kegiatan

belajar mengajar dan pelayanan,pada SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman

Kabupaten Boalemo berjumlah 12 orang. dan tenaga administrasinya sebanyak 2

orang.

Status

Kepegawaian

Jabatan

Kepsek Guru

Tenaga Petugas Penjaga

Sekolah /

Administrasi Perpustakaan Cleaning

Service

PT ( PNS ) 1 Orang 9 Orang 1 Orang 0 Orang

PTT (Honor) 3 Orang 1 Orang 0 Orang - Orang

PB

(PNS)

Daerah 0 Orang 0 Orang 0 Orang 0 Orang

Pusat 0 Orang 0 Orang 0 Orang - 0

PB

(Honor)

Daerah

- Orang - Orang - Orang - Orang

Pusat - Orang - Orang - Orang - Orang

Jumlah

Pegawai 1 Orang 12 Orang 2 Orang 0 Orang 0 Orang

32

4.1.5 Keadaan siswa

Gambaran perkembangan keadaan siswa di SMPN 08 Paguyaman Kab.Boalemo

Tabel 1.3

Keadaan dan perkembangan siswa di SMPN 08 Paguyaman Kecamatan

Paguyaman Kabupaten Boalemo

Tahun

Ajaran

Jumlah Kelas I Kelas II Kelas III

Jumlah Kelas

Pendaftar ( I + II + III )

Calon Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah Siswa

Jumlah Siswa

Siswa Laki -

Laki Perempuan

Jumlah

Baru Laki - Laki

Perempuan Laki – Laki

Perempuan Laki - Laki

Perempuan ( L + P )

(Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (orang)

Th.

2010 / 2011

60 Orang 32 28 19 24 24 24 75 76 151

Th.

2011 /

2012

53 Orang 21 32 34 24 18 24 73 80 153

Th. 2012 /

2013

51 Orang 23 28 23 29 33 23 79 80 159

Th.2013

/ 2014

49

Orang 20 29 24

29 24 29 68 87 155

Sumber: SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo

4.1.6 Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan

merupakan salah satu faktor penting bagi terselenggaranya proses pendidikan dan

pengajaran .

Adapun mengenai sarana dan prasarana yang dimilki oleh SMPN 08

Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo tergolong cukup

memadai, untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

33

Tabel 1.4

Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman

Kabupaten Boalemo Tahun Pelajaran 2012/2013

No Jenis sarana dan prasarana Jumlah barang Keadaan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Gedung sekolah

Ruang belajar

Ruang kantor kepala sekolah

Ruang guru

Ruang tata usaha

Ruang komputer

aula

Laboraturium IPA/tahap pembg

Lapangan Olahraga

Kamar kecil/wc

1 buah

4 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

2 buah

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Sumber: SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo

Dari tabel dapat dipahami bahwa sarana dan prasarana yang ada pada SMPN

08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo cukup memadai,

namun masih diperlukan fasilitas pendukung lainnya seperti ruang keterampilan

dan lain sebagainya.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang dilaksanakan di SMP

Negeri 08 Paguyaman Kab. Boalemo dimana yang menjadi subjek penelitian adalah

34

gruru pengajar pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di Kelas VIII SMP

Negeri 08 Paguyaman . Dalam pembelajaran peranan guru dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa sangat diharapkan.. Dan pembelajaran akan lebih efektif dan

tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dan sesuai dengan apa yang diharapkan.

4.2.1 Peran Guru Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

Menurut Sanjaya (2007:21) dalam bukunya strategi pembelajaran ia

mengemukakan bahwa peran guru dalam proses pembelajaram adalah :

1. Guru sebagai sumber belajar

Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting.

Peran sebagi sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran.

2. Guru sebagai fasilitator

Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk

memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran .

3. Guru sebagai pengelola

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru berperan dalam

iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman.

4. Guru sebagai demonstrator

Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk

mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih

mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan.

5. Guru sebagai pembimbing

35

guru harus berperan sebagai pembimbing. Membimbing siswa agar dapat

menemukan berbagai potensi potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka,

membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas

perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu dapat tumbuh dan

berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan

masyarakat.

6. Guru sebagai motivator

Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis

yang sangat penting. Sering siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh

kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar

sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya.

7. Guru sebagai evaluator

Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang

keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.

4.2.2.1 Guru Sebagai Sumber Belajar

Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting.

Sebagai sumber belajar penguasaan materi pelajaran sangat penting bagi guru.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 28 Mei 2013 dengan guru mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMP Negeri 08 Paguyaman, terkait dengan

guru sebagai sumber belajar, dengan pertanyaan menurut bapak bagaiman peran guru

sebagai sumber belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa ? beliau menjawab

bahwa ” sebagai sumber belajar kita sebagai guru harus menguasai materi yang

36

akan kita ajarkan kepada siswa, kita dituntut untuk memiliki banyak referensi terkait

dengan materi yang akan kita ajarkan kepada siswa, selain itu juga guru harus

mampu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran, contohnya seorang guru

harus menentukan mana pelajaran yang wajib dan mana materi tambahan, hal ini

sangat berguna bagi guru dalam dalam melaksanakan tugasnya sebagai sumber

belajar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa, peran guru sebagai

sumber belajar dapat dilihat dari kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran

dan kemampuan guru untuk menyiapkan sumber belajar. Sebagai sumber belajar

dalam proses pembelajaran hendaknya guru memiliki referensi yang lebih banyak

sehingga pemahaman materi pelajaran yang sedang atau akan diajarkan kepada

siswanya lebih baik. Guru juga dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat

dipelajari oleh siswa yang memiliki kemampuan yang cepat dibanding siswa lainnya.

Bagi siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata dengan siswa lainya

hendaknya diberi perlakuan khusus, misalnya pengayaan terhadap materi yang

berkorelasi dengan materi pelajaran. Guru perlu melakukan pemetaan terhadap materi

inti dalam belajar dan materi penunjang yang akan diajarkan kepada siswa.

Dari hasil wawancara di atas terlihat jelas bahwa guru di SMPN 08

Paguyaman,telah mampu menjadi sumber belajar yang baik bagi siswanya dan telah

memenuhi kompetensi sebagai guru propesional sesuai tuntutan dunia pendidikan

pada era globalisasi seperti sekarang ini sehingga banyak orang tua yang

mempercayakan pendidikan anaknya di sekolah ini,hal ini dapat dilihat dari pesatnya

tingkat perkembangan siswa disekolah ini.

37

4.2.2.2 Guru Sebagai Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan termasuk

ketersediaan fasilitas guna memberi kemudahan dalam kegiatan belajar bagi anak

didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang

pengap, meja dan kursi yang tidak tertata rapi, fasilitas belajar yang tidak tersedia

menyebabkan anak didik menjadi malas. Oleh karena itu tugas guru bagaimana

menyediakan fasilitas, sehingga tercipta iklim belajar yang menyenangkan bagi

peserta didik.

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat

komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.

Dengan demikian jelaslah bahwa media pendidikan merupakan dasar yang

sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi

berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 28 Mei 2013 dengan guru mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMPN 08 Paguyaman, dengan pertanyaan

sebagai fasilitator bagaimana peran bapak dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa? beliau menjawab bahwa ”kita tidak cukup hanya memiliki pengetahuan

tentang media pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan

menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik. Untuk itu kita perlu

memahami latihan-latihan praktek, kalau disini sebagaian besar guru sudah dapat

mengoperasikan komputer dan memanfaatkan alat ini sebagai salah satu media

pembelajaran di sekolah.”

38

Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan,

materi, metoda, evaluasi,dan kemampuan guru serta minat dan kemampuan

siswa.Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antara manusia.

Untuk keperluan itu, guru harus terampil mempergunakan pengetahuan tentang

bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya ialah agar guru dapat

menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada

tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan guru, yaitu mendorong berlangsungnya

tingkah laku sosial yang baik,mengembangkan gaya interaksi pribadi, dan menambah

hubungan positif dengan siswa.

Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar

yang kiranya berguna serta dapat menunjang percapaian tujuan dan proses belajar

mengajar, baik yang merupa nara sumber,buku teks, majalah, ataupun surat kabar.

Dari wawancara di atas dapat kita simpulkan bahwa guru disekolah tersebut

cukup menyadari fungsinya sebagai fasilisator bagi siswanya, baik didalam kelas

sebagai pengelola,pengajar, pendidik maupun penyedia kondisi yang kondusif di

dalam kelas,mengingat kondisi kelas disekolah ini masih tergolong sempit karena

kekurangan ruang belajar.Selain itu guru di sekolah ini cukup menguasai media

pendidikan,seperti komputer yang dimamfaatkan sebagai media penunjang dalam

pembelajaran,hal ini juga dapat dilihat dari tersedianya laboratorium bahasa dengan

fasilitas 16 buah komputer.

4.2.2.3 Guru Sebagi Pengelola Kelas

Sebagai pengelola pembelajaran guru berperan menciptakan iklim belajar

yang memungkinkan siswa belajar secara nyaman. Sebagai manajer, guru memiliki

39

empat fungsi, yaitu: merencanakan tujuan belajar, mengorganisasikan berbagai

sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar, memimpin (memotivasi,

mendorong), mengawasi segala sesuatu, apakah telah berfungsi sebagaimana

mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.

Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning managers). Guru

hendaknya mampu mengelola kelas, karena kelas merupakan lingkungan belajar serta

merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 21 Juni 2012 dengan guru mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMP Negeri 08 Paguyaman, dengan

pertanyaan apakah yang bapak lakukan dalam merencakan pembelajaran ? beliau

menjawab bahwa “Dari Perencanaan pembelajaran, memang kita harus

memperkirakan tuntutan dan kebutuhan pembelajaran seperti menentukan tujuan,

menulis silabus kegiatan pembelajaran, menentukan topik yang akan dipelajari,

mengalokasikan waktu, serta menentukan sumber yang dibutuhkan.”

Kemudian ditanyakan kembali apakah peran bapak sebagai pengelola kelas

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa? Beliau menjawab bahwa “sebagai

pengelola kelas kita harus mengatur kegiatan pembelajaran agar kegiatan-kegiatan

belajar terarah kepada tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan terhadap

lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan belajar tersebut menjadi

lingkungan yang baik. lingkungan belajar yang baik adalah yang bersifat menantang

dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan siswa.”

(wawancara, juni 2013)

40

Tujuan umum mengelola kelas ialah menyediakan dan menggunakan

fasilitas kelas bagai macam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai

hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan

siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang

memungkinkan siswa bekerja dan belajar serta membantu siswa untuk memperoleh

hasil yang diharapkan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengelolaan kelas

disekolah tersebut telah terkelola dengan baik ialah menyediakan kesempatan bagi

siswa sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan kepada guru, sehingga mereka

mampu membuat kegiatan sendiri.siswa harus belajar melakukan self control dan self

activity melalui proses bertahap. Sebagai manajer lingkungan belajar, guru

hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar dan

teori perkembangan sehingga memungkinkan untuk menciptakan situasi belajar

mengajar yang menimbulkan kegiatan belajar pada siswa akan mudah dilaksanakan

dan sekaligus memudahkan pencapaian tujuan yang diharapkan.

Dari keterangan di atas guru-guru di SMPN 08 Paguyaman, telah

mengembangkan pengetahuan dan teori sehingga dapat mengelola kelas dengan

baik,membuat perencanaan pembelajaran,melaksanakan dan mengevaluasi hasil

belajar siswa,serta menata dan mengelola kelas menjadi lingkungan belajar yang

menyenangkan, merangsang siswa untuk belajar,memberikan rasa aman,bertanggung

jawab serta belajar secara efektif,sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

baik.

4.2.2.4 Guru Sebagai Demonstrator

41

Melalui perannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru

hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi belajar yang akan diajarkannya

serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam

hal ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang

dicapai oleh siswa.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 21 Juni 2013 dengan guru mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dengan pertanyaan apakah peran guru

sebagai demontrstor dalam meningkatkan prestasi belajar siswa ? beliau menjawab

bahwa ” “Peran guru yang utama adalah memfasilitasi pembelajaran siswa, yang

secara luas dijabarkan, dengan berbagai cara. Hal ini kemudian melahirkan suatu

pertanyaan yang fundamental: Bagaimana kita belajar? Kita belajar dengan cara

yang berbeda-beda, mulai dari pembelajaran eksperimental (pembelajaran berbasis

pengalaman) hingga pembelajaran dari orang lain. Dengan kondisi ini

memungkinkan kita bisa menularkan ilmu yang kita miliki kepada siswa selain itu

memang guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara ini akan memperkaya

dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan

tugasnya sebagai sebagai guru sehingga mampu memperagakan apa yang

diajarkannya kepada siswa. Maksudnya ialah agar apa yang disampaikannya itu

betul-betul dimengerti anak didik.”

Guru sebagai demonstrator dan pengajar hendaknya senantiasa menambah

wawasan dan pengetahuannya,demikian dengan guru-guru di sekolah ini selalu

memperkaya pengetahuan sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkan

42

kepada siswa,hal ini sangat member dampak positif terhadap perkembangan hasil

belajar siswa dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ini.

4.2.2.5 Guru Sebagai Motivator

Motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering

terjadi siswa yang kurang berprestasi salah satu penyebabnya karena kurangnya

sentuhan motivasi. Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan

aktif belajar. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan

siswa atau anak didik. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi

edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan

kemahiran sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan sosialisasi

diri.Peran guru yang penting dalam mendorong pembelajaran siswa adalah

meningkatkan keinginan siswa atau motivasi untuk belajar.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 21 juni 2013 dengan guru mata

pelajaran Pendidikan kewarganegaraan di SMP N 08 Paguyaman, dengan pertanyaan

apakah selama bapak mengajar selalu meberikan motivasi kepada siswa sebelum

memulai pembelajaran ? beliau menjawab bahwa ” selama ini saya mengajar selalu

memberikan motivasi sebelum pembelajaran dilangsungkan, akan tetapi terkadang

ada siswa yang kurang respon dengan apa yang saya katakan/ jelaskan. Namun saya

tidak menyalahkan sepenuhnya kepada siswa tersebut hanya saja selalu memberikan

penjelasan/pendekatan secara baik-baik dan tidak dapat menyinggung mereka. ”

43

Berdasarkan penjelasan di atas ini menunjukan bahwa guru sudah sangat

berperan dalam membina dan memberikan motivasi kepada siswa sebelum belajar.

Namun masih ada juga siswa yang kurang merespon apa yang dijelaskan oleh guru

sehingga hal ini dapat berakibat pada hasil penbelajaran.

Kemudian ditanyakan kembali didalam pembelajaran pasti ada siswa yang

berprestasi dan kurang berprestasi. Apakah bapak selalu memberikan pujian/hadiah

kepada siswa yang berprestasi dan selalu memberikan hukuman kepada siswa yang

yang bandel dalam pembelajaran ? beliau menjawab ” Iya. Selama ini saya selalu

memberikan pujian/hadiah kepada siswa-siswa yang berprestasi dan saya lakukan

pada setiap saya mengajar misalnnya ”bagus””,ya hebat”, begitupun sebaliknya

jika ada siswa yang bandel atau melanggar tata tertib ketika saya sedang mengajar

maka saya tidak segan-segan memberikan hukuman kepada siswa yang

bersangkutan”misalnya dengan memberikan tugas tambahan.

Motivasi awal pada anak-anak dalam proses ini mungkin melibatkan konsep

tentang nilai instrinsik. Ketika menggunakan “silakan/tolong” dan “terima kasih,”

anak-anak mendapatkan apa yang mereka inginkan sekaligus berusaha

menyenangkan guru mereka dengan proses ini pula. Meski demikian, beberapa

pendidik kurang nyaman dengan aplikasi faktor-faktor motivasional yang didasarkan

penghargaan - penghargaan instrinsik semacam ini karena menyenangkan orang lain

dan menerima reward hanya akan menghasilkan keuntungan pembelajaran jangka

pendek. Hanya saja, para pendidik ini mungkin masih menggunakan aplikasi

penghargaan - penghargaan ekstrinsik, namun kemudian mereka membantu siswa

untuk membuat perubahan dari penghargaan - penghargaan tersebut. Hal ini berarti

44

bahwa siswa melakukan perubahan dari kebutuhan ekstrinsik untuk menyenangkan

orang lain dan berpartisipasi agar memperoleh penghargaan menuju kebutuhan

instrinsik untuk memperoleh pengetahuan atau memuaskan minat mereka.

4.2.2.6 Guru Sebagai Pembimbing

Keunikkan siswa adalah karena perbedaan karakter dan kemampuan setiap

individu. Secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, namun pada hakikatnya

bakat, minat dan kemampuan berbeda. Selain itu yang perlu diperhatian terhadap

individu siswa adalah harus dipandang sebagai makhluk yang sedang berkembang.

Perbedaan itulah yang menyebabkan kehadiran guru sangat dibutuhkan untuk

menjadi pembimbing guna menemukan potensi dirinya sebagai bekal hidup.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 12 September 2013 dengan guru

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 08 Paguyaman, dengan

pertanyaan bagaimanakan peran bapak dalam membimbing siswa ? beliau menjawab

bahwa ”Di dalam proses pembimbingan guru harus melakukan dua hal: pertama,

guru harus memiliki pemahaman tentang siswa yang sedang dibimbingnya. Kedua,

guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik tujuan dan

kompetensi yang akan dicapai maupun proses pembelajaran selain itu juga dalam

proses pembelajaran, terdapat beragam karakter siswa, ada yang rajin, ada yang

malas, ada yang pintar dan ada pula yang kurang pintar. Untuk mengatasi semua

kondisi ini seperti yang rajin tetap rajin, yang pintar tetap pintar, dan yang paling

45

penting yang malas berubah menjadi rajin dan yang kurang pintar menjadi pintar

dibutuhkan peran guru sebagai pembimbing.”

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa aspek-aspek teladan

mental guru berdampak besar terhadap iklim belajar dan pemikiran pelajar yang

diciptakan guru. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat

dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya.

Penguasaan seperangkat kompetensi yang meliputi kompetensi keterampilan

membimbing merupakan unsur yang dikolaborasikan dalam bentuk satu kesatuan

yang utuh dan membentuk struktur kemampuan yang harus dimiliki seorang guru,

sebab kompetensi merupakan seperangkat kemampuan guru searah dengan kebutuhan

pendidikan di sekolah, tuntutan masyarakat, dan perkembang-an ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Kemampuan mengajar guru disekolah ini sudah sesuai dengan tuntutan

standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai

seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa, keterampilan siswa, dan

perubahan pola kerja guru yang makin meningkat, sebaliknya jika kemampuan

mengajar yang dimiliki guru sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan

prestasi belajar siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri.

Untuk itu kemampuan mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi keharusan

bagi guru untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa kemampuan

mengajar yang baik sangat tidak mungkin guru mampu melakukan inovasi atau kreasi

46

dari materi yang ada dalam kurikulum yang pada gilirannya memberikan rasa bosan

bagi guru maupun siswa untuk menjalankan tugas dan fungsi masing-masing.

4.2.2.7 Guru Sebagai Evaluator

Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi evaluator yang jujur dan baik,

dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan instrinsik.

Penilaian terhadap instrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian anak didik atau

siswa, yakni aspek nilai yang berdimensi pengertian yang luas. Penilaian terhadap

kepribadian anak didik atau siswa tentu lebih diutamakan daripada penilaian terhadap

siswa ketika diberikan tes. Siswa yang berprestasi baik akademiknya belum tentu

memiliki kepribadian yang berlian.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 12 September 2013 dengan guru mata

pelajaran Pendidikan Kewarnegaraan SMP Negeri 08 Paguyaman, dengan pertanyaan

bagaimankah peran guru sebagai evaluator terkait dengan prestasi belajar peserta

didik ? beliau menjawab bahwa ” “Jadi penilaian pada hakikatnya lebih cenderung

pada sejauh mana perubahan kepribadian anak didik agar menjadi manusia yang

beretika serta cakap. Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil

pembelajaran), tetapi juga harus menilai proses (jalannya pengajaran). Dari kedua

kegiatan tersebut akan mendapatkan umpan balik (feedback) tentang pelaksanaan

interaksi edukatif antara guru dan siswa yang efektif setelah kegiatan belajar

mengajar dilakukan.”

Dalam dunia pendidikan, kita ketahui bahwa setiap jenis pendidikan atau

bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan selalu

47

diadakan evaluasi, artinya penilaian yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik

maupun pendidik.

Demikian pula setiap kali proses belajar mengajar, guru hendaknya menjadi

evaluator yang baik. Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah

dirumuskan itu tercapai atau tidak, apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau

belum oleh siswa,dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat.

Penilaian perlu dilakukan, karena dalam penilaian, guru dapat mengetahui

keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajar, serta ketepatan

metode mengajar.Tujuan lain penilaian antara lain ialah untuk mengetahui kedudukan

siswa di dalam kelas atau kelompoknya.

Dalam penilaian, guru dapat menetapkan apakah seorang siswa termasuk

dalam kelompok siswa pandai, sedang, kurang, atau cukup baik dikelasnya, jika

dibandingkan dengan teman-temannya.

Dengan menelaah pencapaian tujuan mengajar, guru dapat mengetahui

apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif, cukup

memberikanhasil yang baik dan memuaskan, atau bahkan sebaliknya. Maka jelaslah

bahwa guru hendaknya mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian, karena

dalam penilaian, guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia

melaksanakan proses belajar mengajar.

Dalam fungsinya sebagai penilaian hasil belajar siswa, guru hendaknya

secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai siswa dari waktu ke

waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik

terhadap proses belajar mengajar, di mana umpan balik ini akan dijadikan titik tolak

48

untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan

demikian, proses belajar mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk

memperoleh hasil yang optimal.

Dari uraian tersebut, maka jelaslah bahwa guru mempunyai peran utama dan

sangat menentukan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, di mana kegiatan

belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.

4.2.2 Faktor – Faktor Yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama

proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor. Berdasarkan

hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada

tanggal 19 September 2013 dengan pertanyaan fakor apakah yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa ? beliau menjawab “faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

siswa ada dua yakni faktor internal dan faktor eksternal.

Kemudian ditanyakan kembali apa sajakah faktor internal yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut. Beliau menjawab “faktor internal yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa seperti kesehatan jasmani, kondisi jasmani

tersebut seperti kondisi fisik yang akan memberikan hasil baik, sebaliknya apabila

kita sakit maka prestasi yang kita capai akan rendah, selain itu intelegensi karena

intelegensi serta bakat yang besar sangat mempengaruhi kemampuan belajar peserta

didik, selanjutnya minat dan motivasi belajar siswapun sangat mempengaruhi

prestasi belajar siswa karena dengan minat dan motivasi belajar siswa yang kuat

sangat memingkinkan untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan minat dan motivasi yang lemah, tata cara belajar siswa juga

49

sangat mempengaruhi, karena belajar tidak hanya dilaksanakan sekolah tetapi

dilakukan di rumah saat siswa pulang sekolah.

Kemudian ditanyakan kembali jika ditinjau dari faktor internal, apa sajakah

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, beliau menjawab “ lingkungan keluarga ,

dengan kondisi lingkungan keluarga yang baik siswa dapat belajar dengan baik,

kemudian lingkungan sekolah pun akan mempengaruhi, hal ini dapat dilihat dari

kualitas ruang kelas, kualitas guru, kemudian lingkungan masyarakat juga sangat

mempengaruhi, karena jika sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri

dari orang-orang berpendidikan terutama anak-anaknya bersekolah dan bernormal

baik akan mempengaruhi untuk giat belajar.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

kewarganegaraan kelas VIII di SMP Negeri 08 Paguyaman adalah faktor intern yang

meliputi kesehatan jasmani, intelegnsi, minat dan dan motivasi, serta belajar tata cara

belajar, selain itu juga faktor eksternal adalah lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, lingkungan masyarakat.

4.2.3 Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk

watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan

oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan

multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru

sangat minim.

50

Dalam penelitian ini, penulis menetapkan beberapa indikator yang

berhubungan upaya yang dilakukan guru untuk meningktkan prestasi belajar siswa

seperti keterbukaan guru dalam mengkonsultasikan hasil belajar, Dukungan dalam

Mengkunsultasikan Hasil Belajar.

4.2.3.1 Keterbukaan

Keterbukaan guru terhadap siswa yang diukur melalui senangnya guru pada

saat siswa bertanya.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 19 September 2013 dengan guru

mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas VIII SMP Negeri 08 Paguyaman,

bagaimanakah keterbukaan guru dalam pembelajaran ? beliau menjawab bahwa ”

Dalam pelaksanaan pembelajaran, biasanya kami menggunakan beberapa metode

mengajar, untuk menunbuhkan keinginan siswa untuk bertanya, biasanya kami

memberian tugas secara kelompok kemudian siswa dipersilahkan mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya dan siswa dari kelompok lainnya dapat bertanya baik

pertanyaan ditujukan kepada siswa yang melakukan presentasi maupun guru, selain

itu juga pembelajaran dianggap sebagian siswa adalah pembelajaran yang sulit, jadi

kami harus pintar-pintar untuk memilih pendekatan belajar untuk memotivasi siswa,

biasanya kami memberikan perhatian lebih misalnya sering menghampiri siswa yang

kita anggap mengalami kesulitan misalnya dalam mengerjakan soal atau tugas yang

diberikan. Ini juga jadi masalah, siswa banyak yang malu-malu bertanya”..

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa guru dalam pembelajaran telah

berusaha untuk melakukan usaha dengan baik. Kondisi belajar ini telah menggunakan

metode yang efektif dalam usaha meningkatkan pretasi belajar siswa.

51

Dengan adanya keterbukaan guru, diharapkan dapat mengorientasikan siswa

kepada masalah autentik. Pada tahap ini guru menyusun skenario yang dapat menarik

perhatian siswa, sekaligus memunculkan pertanyaan yang benar-benar nyata di

lingkungan siswa serta dapat diselidiki oleh siswa untuk menemukan jawabannya.

Mengorientasikan siswa kepada masalah yang autentik ini dapat berupa cerita,

penyajian fenomena tertentu, atau mendemonstrasikan suatu kejadian yang

mengundang munculnya permasalahan atau pertanyaan. Mendemonstrasikan

kejadian-kejadian yang memunculkan konflik kognitif diyakini sangat baik untuk

mengorientasikan siswa kepada masalah ini.

4.2.3.2 Empati

Empati guru yang diukur melalui sikap guru yang menghargai siswa yang

termotivasi dan berprestasi dalam belajar dan perhatian guru untuk membantu siswa

yang mengalami kesulitan belajar.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 19 September 2013 dengan guru mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMPN 08 Paguyaman, dengan pertanyaan

bagaimana keterkaitan rasa perhatian guru kepada siswa yang berprestasi ? beliau

menjawab bahwa ” Dalam satu kelas paling ada 10 orang yang betul-betul pintar ini

yang harus dijaga supaya prestasinya dipertahankan bahkan kalau bisa ditingkatkan.

Siswa seperti ini biasanya kami sering memberikan semangat belajar misalnya

memberikan beberapa pengahargaan, hal ini disebabkan Pengahargaan itu penting

diberikan kepada siswa yang memang pintar disekolah bu. Disini atas inisiatif

kepala sekolah telah disiapkan beberapa bentuk penghargaan yang akan diberikan

52

kepada siswa setiap semester. Hadiahnya biasa dalam bentuk buku dan alat tulis

lainnya.

Berdasarkan penjelasan yang diberikan informan terhadap rasa emapati yang

diberikan guru ke siswa, dapat disimpulkan bahwa guru telah menempatkan rasa

empati sebagai hal yang penting dalam pendidikan siswa.

4.2.3.3 Dukungan

Dukungan adalah komunikasi yang dilakukan antar orang perorang secara

tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain

secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.

Dukungan yang yang diberikan guru terhadap siswa sangat penting dilakukan

untuk mengarahkan , membimbing , membantu memecahkan masalah yang di

hadapinya termasuk memberikan dukungan kepada siswa. Hasil penelitian tentang

indikator dukungan meliputi dua aspek yaitu; dukungan guru terhadap program

kegiatan siswa dan, dukungan guru kepada siswa untuk giat belajar.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 19 September 2013 dengan guru

mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMP N 08 Paguyaman, dengan

pertanyaan apakah keterkaitan dukungan guru terhadap siswa? beliau menjawab

bahwa “Setiap guru menyadari akan kewajibannya dalam memberikan dukungan

moril kepada siswa dalam proses pembelajaran. Akan tetapi yang menjadi

permasalahan adalah terkadang siswa juga kurang memperhatikan prestasi

belajarnya atau paling tidak kondisi permasalahan yang dihadapi dalam

hubungannya dengan kegiatan belajarnya. Dengan demikian kami sebagai guru tidak

53

mengetahui permasalahan siswa dan pasti terapi (nasehat) yang diberikan juga

terkadang meleset. (wawancara, September 2013)

Dari kondisi tersebut seharusnya guru lebih intensif memberikan perhatian

kepada siswa karena setiap siswa mempunyai latar belakang yang berbeda. Terdapat

beberapa siswa yang memang aktif akan tetapi juga banyak siswa yang kurang

aktif.Guru harus senantiasa memberi dukungan kepada siswanya apalagi kita tahu

bahwa pada masa remaja yang rentan terhadap lingkungan dan pergaulan serta sangat

membutuhkan dukungan untuk maju dan meraih prestasi yang lebih baik.

4.2.2.4 Rasa Positif

Salah satu ciri-ciri pendukung dalam interaksi edukatif rasa positif yang

ditampilkan guru baik dalam proses pembelajaran maupun diluar proses

pembelajaran. Indikator yang digunakan untuk mengetahui rasa postif guru adalah

perilaku guru yang menyenangkan seperti sering senyum dan perilaku guru yang

sering memberikan motivasi kepada siswa.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 19 september 2013 dengan guru

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMPN 08 Paguyaman, dengan

pertanyaan bagaimanakah rasa positif guru dalam kegiatan pembelajaran? beliau

menjawab bahwa ” Ya kami selalu memberikan motivasi kepada siswa untuk giat

belajar. Untuk memotivasi siswa, biasanya kami selingi cerita dalam pembelajaran

seperti layaknya mendongeng tentang tokoh yang selalu giat bekerja dan akhirnya

berhasil. Selain itu juga kami mencoba lebih mendekatkan diri dengan siswa, kami

mengidentifikasi siswa yang tergolong mempunyai motivasi belajar baik dan siswa

yang tergolong mempunyai motivasi rendah. Karena kondisi dari dua karakter tadi

54

mempunyai perlakuan yang berbeda. Untuk siswa yang mempunyai motivasi rendah

lebih banyak diberikan motivasi belajar. (wawancara, September 2013).

Interaksi belajar-mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang

khusus. Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk

mencapai tujuan. Sudah barang tentu dalam hal ini perlu memperhatikan

komponenkomponen yang lain, apalagi komponen anak didik yang merupakan

sentral. Materi harus sudah didesain dan disiapkan sebelum berlangsungnya interaksi

belajar-mengajar.

4.2 Pembahasan

Dalam pembelajaran peran seorang guru sangat penting, sebab guru merupakan

fasilitator utama dalam dalam belajar mengajar, dan guru menentukan segalanya.

Mau diapakan siswa itu semua tergantung guru, ini sebagai bukti begitu pentingnya

peran guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.Sebagaimana yang

dikemukakan para ahli (Sardiman,2001:144-146) , guru harus berperan sebagai guru

sebagai demonstrator, fasilitator, pengelola kelas, motivator, pembimbing dan

evaluator.Sedangkan menurut Sanjaya(2007:21),guru sebagai sumber belajar dapat

dilihat dari kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran dan kemampuan guru

menyiapkan sumber belajar, guru sebagai fasilitator hendaknya mampu

mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang

pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, guru sebagai pengelola kelas harus

mampu menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas berbagai macam kegiatan

belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik.

55

Selanjutnya guru sebagai demonstrator senantiasa menambah wawasan dan

pengatahuannya, demikian dengan guru-guru disekolah ini selalu memperkaya

pengetahuan sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkan kepada siswa.

Kemudian guru sebagai motivator, hendaknya dapat mendorong peserta didik agar

bergairah dan aktif belajar. Guru sebagai pembimbing dibutuhkan untuk menemukan

potensi yang ada didalam diri peserta didik sebagai bekal hidup. Guru sebagai

evaluator, dalam penilaian guru dapat menetapkan apakah seorang siswa termasuk

dalam kelompok siswa pandai, sedang, kurang, atau cukup baik dikelasnya jika

dibandingkan dengan teman-temannya.

Berdasarkan penjelasan di atas guru sangat berperan dalam proses belajar

mengajar, akan tetapi peran guru bukan hanya pada batas perencanaan, penyampai

informasi dan melakukan evaluasi saja. Guru diharapkan pula mampu meningkatkan

motivasi belajar siswa sehingga apa yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran

akan mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa itu sendiri. Sebab motivasi adalah

merupakan salah satu penyebab seseorang untuk ingin mencapai tujuan yang akan

diinginkan. Sebab motivasi muncul dari keinginan atau kebutuhan seseorang. Begitu

dalam pembelajaran jika siswa menginginkan sesuatu yang baik maka dia akan

termotivasi dalam melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang diinginkan

oleh siswa tersebut.

Faktor –faktor yang mempengaruhi prsetasi belajar siswa dapat dilihat dari faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti kesehatan jasmani, dengan

kondisi kesehatan jasmani dan ketidakharmonisan alat-alat indera dapat menimbulkan

gangguan – gangguan yang ada dalam proses belajar, maka akan sendirinya akan

56

berpengaruh terhadap hasil yang dicapai yaitu prestasi belajar, selanjutnya intelegensi

yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang

rendah, minat dan motivasi belajar siswa juga dapat mempengaruhi karena dengan

kuatnya motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas

perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam

kehidupan lainnya, kemudian tata cara belajar juga sangat mempengaruhi hal ini

disebabkan belajar mendadak tidak baik untuk siswa karena proses penyerapan materi

tidak berlangsung dengan mudah.

Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yakni dapat dilihat

dari lingkungan keluarga, dengan kondisi lingkungan keluarga yang tidak baik akan

memungkinkan anak belajar dengan baik. Dan sebaliknya, kosndisi lingkungan

rumah yang asri dapat membantu anak untuk belajar lebih baik, kemudian lingkungan

sekolah pun sangat mempengaruhi yakni dapat dilihat dari sisi ruang kelas tempat

belajar, dan kualitas guru, selanjutnya lingkungan masyarakat pun sangat menentukan

keberhasilan prestasi belajar, bila tempat belajar tinggal keadaan masyarakatnya

terdiri dari orang – orang yang berpendidikan akan sangat mempengaruhi anak untuk

giat belajar.

Selain itu juga upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar dapat dilihat

dari beberapa indikator yaitu, keterbukaan guru dalam mengkomunikasikan hasil

belajar, dukungan dalam mengaktualisasikan hasil belajar. Keterbukaan guru

tarhadap siswa diukur melalui senangnya guru pada saat siswa bertanya, dengan

adanya keterbukaan guru diharapkan dapat mengorientasikan siswa kepada masalah

autentik. Selain indikator keterbukaan upaya guru dalam meningkatkan prestasi

57

belajar siswa juga dapat dilihat dari empat yang diberikan guru kepada siswa, empati

guru yang diukur melalui sikap guru yang menghasrgai siswa yang termotivasi dan

beprestasi dalam belajar dan perhatian guru untuk membantu siswa yang mengalami

kesulitan belajar. Selanjutnya seorang guru harus memberikan dukungan. Dukungan

yang diberikan guru terhadap siswa sangat penting dilakukan untuk mengarahkan,

membimbing, membantu memecahkan masalah yang dihadapinya termasuk

memberikan dukungan kepada siswa. Kemudian seorang guru juga harus

memberikan rasa positif dimana seorang guru harus mampu menciptakan perilaku

guru yang menyenangkan seperti sering senyum dan perilaku yang sering

memberikan motivasi kepada siswa.

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa guru sangat berperan dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dengan kemampuan guru

untuk memimpin kelas secara efektif, yang ditunjukkan dari kemampuannya dalam

mengarahkan, mempengaruhi, mendidik, dan menggerakkan siswa akan mampu

mendorong atau memotivasis siswa untuk lebih giat dalam belajar. Berkaitan dengan

peran guru di SMP N 08 Paguyaman khususnya guru mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di kelas VIII telah termasuk baik. Hal ini ditunjukkan dari

kemampuan guru dalam mengembangkan sikap positif dalam kegiatan pembelajaran

yang baik yaitu sering memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat, sering

mengulang kembali bagian-bagian yang penting dari pendapat yang disampaikan

siswa dan juga sering memberikan pujian kepada siswa yang mampu berpendapat

secara baik.

58

Kemampuan guru yang telah baik tersebut juga ditunjukkan dari keluwesan

sikap dan keterbukaan dalam kegiatan pembelajaran. Guru mau terbuka dalam

menerima pendapat maupun saran siswa, juga mau menghargai setiap perbedaan

pendapat antar siswa maupun antar guru dengan siswa. Saat mengajar guru terlihat

bergairah dan bersungguh-sungguh. Hal ini terlihat dari seringgnya guru

menunjukkan bagian-bagian penting dari materi yang disampaikannya dan sering

guru melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk membangkitkan suasana

kelas yang terlihat lesu.