Upload
dangduong
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMPN 8 PAGUYAMAN Kec. Paguyaman Kab. Boalemo berdiri pada tahun
2007 yang pada awalnya bernama SMP N 9 SATAP PAGUYAMAN. Awalnya
sekolah ini terdiri dari 2 Ruang kegiatan belajar(RKB) bantuan dari DIKPORA
Provinsi Gorontalo.Seiring bertambahnya penduduk dan pemahaman masyarakat
mulai meningkat terhadap pendidikan sehingga pertambahan siswa di sekolah ini
begitu signifikan, kemudian pada tahun 2008 sekolah ini mendapat bantuan RKB 1
Kelas sehingga RKBnya lengkap menjadi 3 kelas,tahun 2011 sekolah ini menjadi
sekolah reguler dengan nama SMP N 08 SMP N 08 Paguyaman kec.Paguyaman
kab.Boalemo.
TABEL 1.1
Daftar Nama Guru SMP Negeri 08 Paguyaman
No Nama Guru Jabatan Jabatan Lahir
1 Salma Antu, S.Pd Kepala Sekolah Pembina
2 Satramna Abdullah Jahya, S.Pd G.K Wakasek
3 Ritna A. Husain, S.Pd G.K UR. Kurikulum
4 Dra. Fatma Ishak G.K Sarperas
5 Asma Masabulu, S.Pd G.K Anggota
6 Dra. Supina Muhammad G.K Anggota
7 Yeni Umar, S.Pd G.K Anggota
8 Liyanti Masaniku, S.Pd G.K Anggota
9 Rustam D. Kadir, S.Pd G.K Anggota
10 Teti K. Yusuf, S.Sos G.K Anggota
30
11 Elfin Moto, S.Pd GTT Anggota
12 Romi Thoib, S.Pd GTT Anggota
13 Yani Muda, S.Pd ADM Anggota
Sumber :Profil SMPN 08 Paguyaman Kec.Paguyaman Kab.Boalemo.
4.1.2 VISI MISI
Visi SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo
adalah “Unggul berprestasi dan kreatif berkarya dalam nuansa iman dan taqwa”. Dari
visi tersebut, dijabarkan dalam misi sekolah yaitu
a. Melaksanakan PSB yang trasparan dan akuntabilitas objektif sehingga
kepercayaan masyarakat tinggi.
b. Melaksanakan pembelajaran yang berbasis kompetensi dan keunggulan.
c. Meningkatkan kompetensi guru/dan pegawai dalam menjalankan
tugasnya.
d. Menciptakan kedisiplinan guru, pegawai dan siswa.
e. Meningkatkan mutu sarana prasarana belajar agar mutu pendidikan tinggi.
f. Membimbing siswa dalam membuat karya seni kerajinan.
g. Mengaktifkan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.
h. Menciptakan sekolah sehat sehimgga warga sekolah betah / dan nyaman.
i. Melaksanakan kegiatan keagamaan hari besar dan Nasional
4.1.3 Tujuan pendidikan
Memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan umat manusia
serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
31
4.1.4 Tenaga Guru dan Pegawai / tenaga administrsi
Guru dan pegawai atau tenaga administrasi dalam suatu lembaga pendidikan
mempunyai peranan yang sangat pentingdan sangat menentukan, termasuk pada
SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo, sebab
bagaimanapun baiknya suatu program pendidikan namun sumber daya personal
edukasinya tidak cukup memadai, tidak berkualitas atau professional, maka tujuan
pendidikan yang diharapkan tidak akan tercapai dengan sempurna.
Tabel 1.2
Keadaan Guru di SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten
Boalemo
Sumber:Profil SMPN O8 Paguyaman kec.Paguyaman Kab.Boalemo.
Ket:-PT : Pegawai Tetap
-PTT : Pegawai Tidak Tetap
-PB :Pegawai Bantu
Keadaan guru dan tenaga administrasi yang menjadi pelaksana proses kegiatan
belajar mengajar dan pelayanan,pada SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo berjumlah 12 orang. dan tenaga administrasinya sebanyak 2
orang.
Status
Kepegawaian
Jabatan
Kepsek Guru
Tenaga Petugas Penjaga
Sekolah /
Administrasi Perpustakaan Cleaning
Service
PT ( PNS ) 1 Orang 9 Orang 1 Orang 0 Orang
PTT (Honor) 3 Orang 1 Orang 0 Orang - Orang
PB
(PNS)
Daerah 0 Orang 0 Orang 0 Orang 0 Orang
Pusat 0 Orang 0 Orang 0 Orang - 0
PB
(Honor)
Daerah
- Orang - Orang - Orang - Orang
Pusat - Orang - Orang - Orang - Orang
Jumlah
Pegawai 1 Orang 12 Orang 2 Orang 0 Orang 0 Orang
32
4.1.5 Keadaan siswa
Gambaran perkembangan keadaan siswa di SMPN 08 Paguyaman Kab.Boalemo
Tabel 1.3
Keadaan dan perkembangan siswa di SMPN 08 Paguyaman Kecamatan
Paguyaman Kabupaten Boalemo
Tahun
Ajaran
Jumlah Kelas I Kelas II Kelas III
Jumlah Kelas
Pendaftar ( I + II + III )
Calon Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Jumlah Siswa
Siswa Laki -
Laki Perempuan
Jumlah
Baru Laki - Laki
Perempuan Laki – Laki
Perempuan Laki - Laki
Perempuan ( L + P )
(Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (orang)
Th.
2010 / 2011
60 Orang 32 28 19 24 24 24 75 76 151
Th.
2011 /
2012
53 Orang 21 32 34 24 18 24 73 80 153
Th. 2012 /
2013
51 Orang 23 28 23 29 33 23 79 80 159
Th.2013
/ 2014
49
Orang 20 29 24
29 24 29 68 87 155
Sumber: SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo
4.1.6 Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan
merupakan salah satu faktor penting bagi terselenggaranya proses pendidikan dan
pengajaran .
Adapun mengenai sarana dan prasarana yang dimilki oleh SMPN 08
Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo tergolong cukup
memadai, untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
33
Tabel 1.4
Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo Tahun Pelajaran 2012/2013
No Jenis sarana dan prasarana Jumlah barang Keadaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Gedung sekolah
Ruang belajar
Ruang kantor kepala sekolah
Ruang guru
Ruang tata usaha
Ruang komputer
aula
Laboraturium IPA/tahap pembg
Lapangan Olahraga
Kamar kecil/wc
1 buah
4 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sumber: SMPN 08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo
Dari tabel dapat dipahami bahwa sarana dan prasarana yang ada pada SMPN
08 Paguyaman Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo cukup memadai,
namun masih diperlukan fasilitas pendukung lainnya seperti ruang keterampilan
dan lain sebagainya.
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang dilaksanakan di SMP
Negeri 08 Paguyaman Kab. Boalemo dimana yang menjadi subjek penelitian adalah
34
gruru pengajar pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di Kelas VIII SMP
Negeri 08 Paguyaman . Dalam pembelajaran peranan guru dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa sangat diharapkan.. Dan pembelajaran akan lebih efektif dan
tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
4.2.1 Peran Guru Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Menurut Sanjaya (2007:21) dalam bukunya strategi pembelajaran ia
mengemukakan bahwa peran guru dalam proses pembelajaram adalah :
1. Guru sebagai sumber belajar
Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting.
Peran sebagi sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran.
2. Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran .
3. Guru sebagai pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru berperan dalam
iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman.
4. Guru sebagai demonstrator
Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk
mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih
mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan.
5. Guru sebagai pembimbing
35
guru harus berperan sebagai pembimbing. Membimbing siswa agar dapat
menemukan berbagai potensi potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka,
membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu dapat tumbuh dan
berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan
masyarakat.
6. Guru sebagai motivator
Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis
yang sangat penting. Sering siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh
kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar
sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya.
7. Guru sebagai evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
4.2.2.1 Guru Sebagai Sumber Belajar
Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting.
Sebagai sumber belajar penguasaan materi pelajaran sangat penting bagi guru.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 28 Mei 2013 dengan guru mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMP Negeri 08 Paguyaman, terkait dengan
guru sebagai sumber belajar, dengan pertanyaan menurut bapak bagaiman peran guru
sebagai sumber belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa ? beliau menjawab
bahwa ” sebagai sumber belajar kita sebagai guru harus menguasai materi yang
36
akan kita ajarkan kepada siswa, kita dituntut untuk memiliki banyak referensi terkait
dengan materi yang akan kita ajarkan kepada siswa, selain itu juga guru harus
mampu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran, contohnya seorang guru
harus menentukan mana pelajaran yang wajib dan mana materi tambahan, hal ini
sangat berguna bagi guru dalam dalam melaksanakan tugasnya sebagai sumber
belajar.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa, peran guru sebagai
sumber belajar dapat dilihat dari kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran
dan kemampuan guru untuk menyiapkan sumber belajar. Sebagai sumber belajar
dalam proses pembelajaran hendaknya guru memiliki referensi yang lebih banyak
sehingga pemahaman materi pelajaran yang sedang atau akan diajarkan kepada
siswanya lebih baik. Guru juga dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat
dipelajari oleh siswa yang memiliki kemampuan yang cepat dibanding siswa lainnya.
Bagi siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata dengan siswa lainya
hendaknya diberi perlakuan khusus, misalnya pengayaan terhadap materi yang
berkorelasi dengan materi pelajaran. Guru perlu melakukan pemetaan terhadap materi
inti dalam belajar dan materi penunjang yang akan diajarkan kepada siswa.
Dari hasil wawancara di atas terlihat jelas bahwa guru di SMPN 08
Paguyaman,telah mampu menjadi sumber belajar yang baik bagi siswanya dan telah
memenuhi kompetensi sebagai guru propesional sesuai tuntutan dunia pendidikan
pada era globalisasi seperti sekarang ini sehingga banyak orang tua yang
mempercayakan pendidikan anaknya di sekolah ini,hal ini dapat dilihat dari pesatnya
tingkat perkembangan siswa disekolah ini.
37
4.2.2.2 Guru Sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan termasuk
ketersediaan fasilitas guna memberi kemudahan dalam kegiatan belajar bagi anak
didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang
pengap, meja dan kursi yang tidak tertata rapi, fasilitas belajar yang tidak tersedia
menyebabkan anak didik menjadi malas. Oleh karena itu tugas guru bagaimana
menyediakan fasilitas, sehingga tercipta iklim belajar yang menyenangkan bagi
peserta didik.
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
Dengan demikian jelaslah bahwa media pendidikan merupakan dasar yang
sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi
berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 28 Mei 2013 dengan guru mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMPN 08 Paguyaman, dengan pertanyaan
sebagai fasilitator bagaimana peran bapak dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa? beliau menjawab bahwa ”kita tidak cukup hanya memiliki pengetahuan
tentang media pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan
menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik. Untuk itu kita perlu
memahami latihan-latihan praktek, kalau disini sebagaian besar guru sudah dapat
mengoperasikan komputer dan memanfaatkan alat ini sebagai salah satu media
pembelajaran di sekolah.”
38
Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan,
materi, metoda, evaluasi,dan kemampuan guru serta minat dan kemampuan
siswa.Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antara manusia.
Untuk keperluan itu, guru harus terampil mempergunakan pengetahuan tentang
bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya ialah agar guru dapat
menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada
tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan guru, yaitu mendorong berlangsungnya
tingkah laku sosial yang baik,mengembangkan gaya interaksi pribadi, dan menambah
hubungan positif dengan siswa.
Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar
yang kiranya berguna serta dapat menunjang percapaian tujuan dan proses belajar
mengajar, baik yang merupa nara sumber,buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
Dari wawancara di atas dapat kita simpulkan bahwa guru disekolah tersebut
cukup menyadari fungsinya sebagai fasilisator bagi siswanya, baik didalam kelas
sebagai pengelola,pengajar, pendidik maupun penyedia kondisi yang kondusif di
dalam kelas,mengingat kondisi kelas disekolah ini masih tergolong sempit karena
kekurangan ruang belajar.Selain itu guru di sekolah ini cukup menguasai media
pendidikan,seperti komputer yang dimamfaatkan sebagai media penunjang dalam
pembelajaran,hal ini juga dapat dilihat dari tersedianya laboratorium bahasa dengan
fasilitas 16 buah komputer.
4.2.2.3 Guru Sebagi Pengelola Kelas
Sebagai pengelola pembelajaran guru berperan menciptakan iklim belajar
yang memungkinkan siswa belajar secara nyaman. Sebagai manajer, guru memiliki
39
empat fungsi, yaitu: merencanakan tujuan belajar, mengorganisasikan berbagai
sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar, memimpin (memotivasi,
mendorong), mengawasi segala sesuatu, apakah telah berfungsi sebagaimana
mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning managers). Guru
hendaknya mampu mengelola kelas, karena kelas merupakan lingkungan belajar serta
merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 21 Juni 2012 dengan guru mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMP Negeri 08 Paguyaman, dengan
pertanyaan apakah yang bapak lakukan dalam merencakan pembelajaran ? beliau
menjawab bahwa “Dari Perencanaan pembelajaran, memang kita harus
memperkirakan tuntutan dan kebutuhan pembelajaran seperti menentukan tujuan,
menulis silabus kegiatan pembelajaran, menentukan topik yang akan dipelajari,
mengalokasikan waktu, serta menentukan sumber yang dibutuhkan.”
Kemudian ditanyakan kembali apakah peran bapak sebagai pengelola kelas
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa? Beliau menjawab bahwa “sebagai
pengelola kelas kita harus mengatur kegiatan pembelajaran agar kegiatan-kegiatan
belajar terarah kepada tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan terhadap
lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan belajar tersebut menjadi
lingkungan yang baik. lingkungan belajar yang baik adalah yang bersifat menantang
dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan siswa.”
(wawancara, juni 2013)
40
Tujuan umum mengelola kelas ialah menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas bagai macam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai
hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan siswa bekerja dan belajar serta membantu siswa untuk memperoleh
hasil yang diharapkan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengelolaan kelas
disekolah tersebut telah terkelola dengan baik ialah menyediakan kesempatan bagi
siswa sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan kepada guru, sehingga mereka
mampu membuat kegiatan sendiri.siswa harus belajar melakukan self control dan self
activity melalui proses bertahap. Sebagai manajer lingkungan belajar, guru
hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar dan
teori perkembangan sehingga memungkinkan untuk menciptakan situasi belajar
mengajar yang menimbulkan kegiatan belajar pada siswa akan mudah dilaksanakan
dan sekaligus memudahkan pencapaian tujuan yang diharapkan.
Dari keterangan di atas guru-guru di SMPN 08 Paguyaman, telah
mengembangkan pengetahuan dan teori sehingga dapat mengelola kelas dengan
baik,membuat perencanaan pembelajaran,melaksanakan dan mengevaluasi hasil
belajar siswa,serta menata dan mengelola kelas menjadi lingkungan belajar yang
menyenangkan, merangsang siswa untuk belajar,memberikan rasa aman,bertanggung
jawab serta belajar secara efektif,sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
baik.
4.2.2.4 Guru Sebagai Demonstrator
41
Melalui perannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru
hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi belajar yang akan diajarkannya
serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam
hal ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang
dicapai oleh siswa.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 21 Juni 2013 dengan guru mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dengan pertanyaan apakah peran guru
sebagai demontrstor dalam meningkatkan prestasi belajar siswa ? beliau menjawab
bahwa ” “Peran guru yang utama adalah memfasilitasi pembelajaran siswa, yang
secara luas dijabarkan, dengan berbagai cara. Hal ini kemudian melahirkan suatu
pertanyaan yang fundamental: Bagaimana kita belajar? Kita belajar dengan cara
yang berbeda-beda, mulai dari pembelajaran eksperimental (pembelajaran berbasis
pengalaman) hingga pembelajaran dari orang lain. Dengan kondisi ini
memungkinkan kita bisa menularkan ilmu yang kita miliki kepada siswa selain itu
memang guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara ini akan memperkaya
dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan
tugasnya sebagai sebagai guru sehingga mampu memperagakan apa yang
diajarkannya kepada siswa. Maksudnya ialah agar apa yang disampaikannya itu
betul-betul dimengerti anak didik.”
Guru sebagai demonstrator dan pengajar hendaknya senantiasa menambah
wawasan dan pengetahuannya,demikian dengan guru-guru di sekolah ini selalu
memperkaya pengetahuan sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkan
42
kepada siswa,hal ini sangat member dampak positif terhadap perkembangan hasil
belajar siswa dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ini.
4.2.2.5 Guru Sebagai Motivator
Motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering
terjadi siswa yang kurang berprestasi salah satu penyebabnya karena kurangnya
sentuhan motivasi. Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan
aktif belajar. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan
siswa atau anak didik. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi
edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan
kemahiran sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan sosialisasi
diri.Peran guru yang penting dalam mendorong pembelajaran siswa adalah
meningkatkan keinginan siswa atau motivasi untuk belajar.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 21 juni 2013 dengan guru mata
pelajaran Pendidikan kewarganegaraan di SMP N 08 Paguyaman, dengan pertanyaan
apakah selama bapak mengajar selalu meberikan motivasi kepada siswa sebelum
memulai pembelajaran ? beliau menjawab bahwa ” selama ini saya mengajar selalu
memberikan motivasi sebelum pembelajaran dilangsungkan, akan tetapi terkadang
ada siswa yang kurang respon dengan apa yang saya katakan/ jelaskan. Namun saya
tidak menyalahkan sepenuhnya kepada siswa tersebut hanya saja selalu memberikan
penjelasan/pendekatan secara baik-baik dan tidak dapat menyinggung mereka. ”
43
Berdasarkan penjelasan di atas ini menunjukan bahwa guru sudah sangat
berperan dalam membina dan memberikan motivasi kepada siswa sebelum belajar.
Namun masih ada juga siswa yang kurang merespon apa yang dijelaskan oleh guru
sehingga hal ini dapat berakibat pada hasil penbelajaran.
Kemudian ditanyakan kembali didalam pembelajaran pasti ada siswa yang
berprestasi dan kurang berprestasi. Apakah bapak selalu memberikan pujian/hadiah
kepada siswa yang berprestasi dan selalu memberikan hukuman kepada siswa yang
yang bandel dalam pembelajaran ? beliau menjawab ” Iya. Selama ini saya selalu
memberikan pujian/hadiah kepada siswa-siswa yang berprestasi dan saya lakukan
pada setiap saya mengajar misalnnya ”bagus””,ya hebat”, begitupun sebaliknya
jika ada siswa yang bandel atau melanggar tata tertib ketika saya sedang mengajar
maka saya tidak segan-segan memberikan hukuman kepada siswa yang
bersangkutan”misalnya dengan memberikan tugas tambahan.
Motivasi awal pada anak-anak dalam proses ini mungkin melibatkan konsep
tentang nilai instrinsik. Ketika menggunakan “silakan/tolong” dan “terima kasih,”
anak-anak mendapatkan apa yang mereka inginkan sekaligus berusaha
menyenangkan guru mereka dengan proses ini pula. Meski demikian, beberapa
pendidik kurang nyaman dengan aplikasi faktor-faktor motivasional yang didasarkan
penghargaan - penghargaan instrinsik semacam ini karena menyenangkan orang lain
dan menerima reward hanya akan menghasilkan keuntungan pembelajaran jangka
pendek. Hanya saja, para pendidik ini mungkin masih menggunakan aplikasi
penghargaan - penghargaan ekstrinsik, namun kemudian mereka membantu siswa
untuk membuat perubahan dari penghargaan - penghargaan tersebut. Hal ini berarti
44
bahwa siswa melakukan perubahan dari kebutuhan ekstrinsik untuk menyenangkan
orang lain dan berpartisipasi agar memperoleh penghargaan menuju kebutuhan
instrinsik untuk memperoleh pengetahuan atau memuaskan minat mereka.
4.2.2.6 Guru Sebagai Pembimbing
Keunikkan siswa adalah karena perbedaan karakter dan kemampuan setiap
individu. Secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, namun pada hakikatnya
bakat, minat dan kemampuan berbeda. Selain itu yang perlu diperhatian terhadap
individu siswa adalah harus dipandang sebagai makhluk yang sedang berkembang.
Perbedaan itulah yang menyebabkan kehadiran guru sangat dibutuhkan untuk
menjadi pembimbing guna menemukan potensi dirinya sebagai bekal hidup.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 12 September 2013 dengan guru
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 08 Paguyaman, dengan
pertanyaan bagaimanakan peran bapak dalam membimbing siswa ? beliau menjawab
bahwa ”Di dalam proses pembimbingan guru harus melakukan dua hal: pertama,
guru harus memiliki pemahaman tentang siswa yang sedang dibimbingnya. Kedua,
guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik tujuan dan
kompetensi yang akan dicapai maupun proses pembelajaran selain itu juga dalam
proses pembelajaran, terdapat beragam karakter siswa, ada yang rajin, ada yang
malas, ada yang pintar dan ada pula yang kurang pintar. Untuk mengatasi semua
kondisi ini seperti yang rajin tetap rajin, yang pintar tetap pintar, dan yang paling
45
penting yang malas berubah menjadi rajin dan yang kurang pintar menjadi pintar
dibutuhkan peran guru sebagai pembimbing.”
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa aspek-aspek teladan
mental guru berdampak besar terhadap iklim belajar dan pemikiran pelajar yang
diciptakan guru. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat
dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya.
Penguasaan seperangkat kompetensi yang meliputi kompetensi keterampilan
membimbing merupakan unsur yang dikolaborasikan dalam bentuk satu kesatuan
yang utuh dan membentuk struktur kemampuan yang harus dimiliki seorang guru,
sebab kompetensi merupakan seperangkat kemampuan guru searah dengan kebutuhan
pendidikan di sekolah, tuntutan masyarakat, dan perkembang-an ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kemampuan mengajar guru disekolah ini sudah sesuai dengan tuntutan
standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai
seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa, keterampilan siswa, dan
perubahan pola kerja guru yang makin meningkat, sebaliknya jika kemampuan
mengajar yang dimiliki guru sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan
prestasi belajar siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri.
Untuk itu kemampuan mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi keharusan
bagi guru untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa kemampuan
mengajar yang baik sangat tidak mungkin guru mampu melakukan inovasi atau kreasi
46
dari materi yang ada dalam kurikulum yang pada gilirannya memberikan rasa bosan
bagi guru maupun siswa untuk menjalankan tugas dan fungsi masing-masing.
4.2.2.7 Guru Sebagai Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi evaluator yang jujur dan baik,
dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan instrinsik.
Penilaian terhadap instrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian anak didik atau
siswa, yakni aspek nilai yang berdimensi pengertian yang luas. Penilaian terhadap
kepribadian anak didik atau siswa tentu lebih diutamakan daripada penilaian terhadap
siswa ketika diberikan tes. Siswa yang berprestasi baik akademiknya belum tentu
memiliki kepribadian yang berlian.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 12 September 2013 dengan guru mata
pelajaran Pendidikan Kewarnegaraan SMP Negeri 08 Paguyaman, dengan pertanyaan
bagaimankah peran guru sebagai evaluator terkait dengan prestasi belajar peserta
didik ? beliau menjawab bahwa ” “Jadi penilaian pada hakikatnya lebih cenderung
pada sejauh mana perubahan kepribadian anak didik agar menjadi manusia yang
beretika serta cakap. Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil
pembelajaran), tetapi juga harus menilai proses (jalannya pengajaran). Dari kedua
kegiatan tersebut akan mendapatkan umpan balik (feedback) tentang pelaksanaan
interaksi edukatif antara guru dan siswa yang efektif setelah kegiatan belajar
mengajar dilakukan.”
Dalam dunia pendidikan, kita ketahui bahwa setiap jenis pendidikan atau
bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan selalu
47
diadakan evaluasi, artinya penilaian yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik
maupun pendidik.
Demikian pula setiap kali proses belajar mengajar, guru hendaknya menjadi
evaluator yang baik. Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
dirumuskan itu tercapai atau tidak, apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau
belum oleh siswa,dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat.
Penilaian perlu dilakukan, karena dalam penilaian, guru dapat mengetahui
keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajar, serta ketepatan
metode mengajar.Tujuan lain penilaian antara lain ialah untuk mengetahui kedudukan
siswa di dalam kelas atau kelompoknya.
Dalam penilaian, guru dapat menetapkan apakah seorang siswa termasuk
dalam kelompok siswa pandai, sedang, kurang, atau cukup baik dikelasnya, jika
dibandingkan dengan teman-temannya.
Dengan menelaah pencapaian tujuan mengajar, guru dapat mengetahui
apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif, cukup
memberikanhasil yang baik dan memuaskan, atau bahkan sebaliknya. Maka jelaslah
bahwa guru hendaknya mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian, karena
dalam penilaian, guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia
melaksanakan proses belajar mengajar.
Dalam fungsinya sebagai penilaian hasil belajar siswa, guru hendaknya
secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai siswa dari waktu ke
waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik
terhadap proses belajar mengajar, di mana umpan balik ini akan dijadikan titik tolak
48
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan
demikian, proses belajar mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk
memperoleh hasil yang optimal.
Dari uraian tersebut, maka jelaslah bahwa guru mempunyai peran utama dan
sangat menentukan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, di mana kegiatan
belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.
4.2.2 Faktor – Faktor Yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama
proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor. Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada
tanggal 19 September 2013 dengan pertanyaan fakor apakah yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa ? beliau menjawab “faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa ada dua yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Kemudian ditanyakan kembali apa sajakah faktor internal yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut. Beliau menjawab “faktor internal yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa seperti kesehatan jasmani, kondisi jasmani
tersebut seperti kondisi fisik yang akan memberikan hasil baik, sebaliknya apabila
kita sakit maka prestasi yang kita capai akan rendah, selain itu intelegensi karena
intelegensi serta bakat yang besar sangat mempengaruhi kemampuan belajar peserta
didik, selanjutnya minat dan motivasi belajar siswapun sangat mempengaruhi
prestasi belajar siswa karena dengan minat dan motivasi belajar siswa yang kuat
sangat memingkinkan untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan minat dan motivasi yang lemah, tata cara belajar siswa juga
49
sangat mempengaruhi, karena belajar tidak hanya dilaksanakan sekolah tetapi
dilakukan di rumah saat siswa pulang sekolah.
Kemudian ditanyakan kembali jika ditinjau dari faktor internal, apa sajakah
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, beliau menjawab “ lingkungan keluarga ,
dengan kondisi lingkungan keluarga yang baik siswa dapat belajar dengan baik,
kemudian lingkungan sekolah pun akan mempengaruhi, hal ini dapat dilihat dari
kualitas ruang kelas, kualitas guru, kemudian lingkungan masyarakat juga sangat
mempengaruhi, karena jika sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri
dari orang-orang berpendidikan terutama anak-anaknya bersekolah dan bernormal
baik akan mempengaruhi untuk giat belajar.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
kewarganegaraan kelas VIII di SMP Negeri 08 Paguyaman adalah faktor intern yang
meliputi kesehatan jasmani, intelegnsi, minat dan dan motivasi, serta belajar tata cara
belajar, selain itu juga faktor eksternal adalah lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat.
4.2.3 Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk
watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan
oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan
multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru
sangat minim.
50
Dalam penelitian ini, penulis menetapkan beberapa indikator yang
berhubungan upaya yang dilakukan guru untuk meningktkan prestasi belajar siswa
seperti keterbukaan guru dalam mengkonsultasikan hasil belajar, Dukungan dalam
Mengkunsultasikan Hasil Belajar.
4.2.3.1 Keterbukaan
Keterbukaan guru terhadap siswa yang diukur melalui senangnya guru pada
saat siswa bertanya.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 19 September 2013 dengan guru
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas VIII SMP Negeri 08 Paguyaman,
bagaimanakah keterbukaan guru dalam pembelajaran ? beliau menjawab bahwa ”
Dalam pelaksanaan pembelajaran, biasanya kami menggunakan beberapa metode
mengajar, untuk menunbuhkan keinginan siswa untuk bertanya, biasanya kami
memberian tugas secara kelompok kemudian siswa dipersilahkan mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya dan siswa dari kelompok lainnya dapat bertanya baik
pertanyaan ditujukan kepada siswa yang melakukan presentasi maupun guru, selain
itu juga pembelajaran dianggap sebagian siswa adalah pembelajaran yang sulit, jadi
kami harus pintar-pintar untuk memilih pendekatan belajar untuk memotivasi siswa,
biasanya kami memberikan perhatian lebih misalnya sering menghampiri siswa yang
kita anggap mengalami kesulitan misalnya dalam mengerjakan soal atau tugas yang
diberikan. Ini juga jadi masalah, siswa banyak yang malu-malu bertanya”..
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa guru dalam pembelajaran telah
berusaha untuk melakukan usaha dengan baik. Kondisi belajar ini telah menggunakan
metode yang efektif dalam usaha meningkatkan pretasi belajar siswa.
51
Dengan adanya keterbukaan guru, diharapkan dapat mengorientasikan siswa
kepada masalah autentik. Pada tahap ini guru menyusun skenario yang dapat menarik
perhatian siswa, sekaligus memunculkan pertanyaan yang benar-benar nyata di
lingkungan siswa serta dapat diselidiki oleh siswa untuk menemukan jawabannya.
Mengorientasikan siswa kepada masalah yang autentik ini dapat berupa cerita,
penyajian fenomena tertentu, atau mendemonstrasikan suatu kejadian yang
mengundang munculnya permasalahan atau pertanyaan. Mendemonstrasikan
kejadian-kejadian yang memunculkan konflik kognitif diyakini sangat baik untuk
mengorientasikan siswa kepada masalah ini.
4.2.3.2 Empati
Empati guru yang diukur melalui sikap guru yang menghargai siswa yang
termotivasi dan berprestasi dalam belajar dan perhatian guru untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan belajar.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 19 September 2013 dengan guru mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMPN 08 Paguyaman, dengan pertanyaan
bagaimana keterkaitan rasa perhatian guru kepada siswa yang berprestasi ? beliau
menjawab bahwa ” Dalam satu kelas paling ada 10 orang yang betul-betul pintar ini
yang harus dijaga supaya prestasinya dipertahankan bahkan kalau bisa ditingkatkan.
Siswa seperti ini biasanya kami sering memberikan semangat belajar misalnya
memberikan beberapa pengahargaan, hal ini disebabkan Pengahargaan itu penting
diberikan kepada siswa yang memang pintar disekolah bu. Disini atas inisiatif
kepala sekolah telah disiapkan beberapa bentuk penghargaan yang akan diberikan
52
kepada siswa setiap semester. Hadiahnya biasa dalam bentuk buku dan alat tulis
lainnya.
Berdasarkan penjelasan yang diberikan informan terhadap rasa emapati yang
diberikan guru ke siswa, dapat disimpulkan bahwa guru telah menempatkan rasa
empati sebagai hal yang penting dalam pendidikan siswa.
4.2.3.3 Dukungan
Dukungan adalah komunikasi yang dilakukan antar orang perorang secara
tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.
Dukungan yang yang diberikan guru terhadap siswa sangat penting dilakukan
untuk mengarahkan , membimbing , membantu memecahkan masalah yang di
hadapinya termasuk memberikan dukungan kepada siswa. Hasil penelitian tentang
indikator dukungan meliputi dua aspek yaitu; dukungan guru terhadap program
kegiatan siswa dan, dukungan guru kepada siswa untuk giat belajar.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 19 September 2013 dengan guru
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMP N 08 Paguyaman, dengan
pertanyaan apakah keterkaitan dukungan guru terhadap siswa? beliau menjawab
bahwa “Setiap guru menyadari akan kewajibannya dalam memberikan dukungan
moril kepada siswa dalam proses pembelajaran. Akan tetapi yang menjadi
permasalahan adalah terkadang siswa juga kurang memperhatikan prestasi
belajarnya atau paling tidak kondisi permasalahan yang dihadapi dalam
hubungannya dengan kegiatan belajarnya. Dengan demikian kami sebagai guru tidak
53
mengetahui permasalahan siswa dan pasti terapi (nasehat) yang diberikan juga
terkadang meleset. (wawancara, September 2013)
Dari kondisi tersebut seharusnya guru lebih intensif memberikan perhatian
kepada siswa karena setiap siswa mempunyai latar belakang yang berbeda. Terdapat
beberapa siswa yang memang aktif akan tetapi juga banyak siswa yang kurang
aktif.Guru harus senantiasa memberi dukungan kepada siswanya apalagi kita tahu
bahwa pada masa remaja yang rentan terhadap lingkungan dan pergaulan serta sangat
membutuhkan dukungan untuk maju dan meraih prestasi yang lebih baik.
4.2.2.4 Rasa Positif
Salah satu ciri-ciri pendukung dalam interaksi edukatif rasa positif yang
ditampilkan guru baik dalam proses pembelajaran maupun diluar proses
pembelajaran. Indikator yang digunakan untuk mengetahui rasa postif guru adalah
perilaku guru yang menyenangkan seperti sering senyum dan perilaku guru yang
sering memberikan motivasi kepada siswa.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 19 september 2013 dengan guru
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMPN 08 Paguyaman, dengan
pertanyaan bagaimanakah rasa positif guru dalam kegiatan pembelajaran? beliau
menjawab bahwa ” Ya kami selalu memberikan motivasi kepada siswa untuk giat
belajar. Untuk memotivasi siswa, biasanya kami selingi cerita dalam pembelajaran
seperti layaknya mendongeng tentang tokoh yang selalu giat bekerja dan akhirnya
berhasil. Selain itu juga kami mencoba lebih mendekatkan diri dengan siswa, kami
mengidentifikasi siswa yang tergolong mempunyai motivasi belajar baik dan siswa
yang tergolong mempunyai motivasi rendah. Karena kondisi dari dua karakter tadi
54
mempunyai perlakuan yang berbeda. Untuk siswa yang mempunyai motivasi rendah
lebih banyak diberikan motivasi belajar. (wawancara, September 2013).
Interaksi belajar-mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang
khusus. Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk
mencapai tujuan. Sudah barang tentu dalam hal ini perlu memperhatikan
komponenkomponen yang lain, apalagi komponen anak didik yang merupakan
sentral. Materi harus sudah didesain dan disiapkan sebelum berlangsungnya interaksi
belajar-mengajar.
4.2 Pembahasan
Dalam pembelajaran peran seorang guru sangat penting, sebab guru merupakan
fasilitator utama dalam dalam belajar mengajar, dan guru menentukan segalanya.
Mau diapakan siswa itu semua tergantung guru, ini sebagai bukti begitu pentingnya
peran guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.Sebagaimana yang
dikemukakan para ahli (Sardiman,2001:144-146) , guru harus berperan sebagai guru
sebagai demonstrator, fasilitator, pengelola kelas, motivator, pembimbing dan
evaluator.Sedangkan menurut Sanjaya(2007:21),guru sebagai sumber belajar dapat
dilihat dari kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran dan kemampuan guru
menyiapkan sumber belajar, guru sebagai fasilitator hendaknya mampu
mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang
pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, guru sebagai pengelola kelas harus
mampu menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas berbagai macam kegiatan
belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik.
55
Selanjutnya guru sebagai demonstrator senantiasa menambah wawasan dan
pengatahuannya, demikian dengan guru-guru disekolah ini selalu memperkaya
pengetahuan sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkan kepada siswa.
Kemudian guru sebagai motivator, hendaknya dapat mendorong peserta didik agar
bergairah dan aktif belajar. Guru sebagai pembimbing dibutuhkan untuk menemukan
potensi yang ada didalam diri peserta didik sebagai bekal hidup. Guru sebagai
evaluator, dalam penilaian guru dapat menetapkan apakah seorang siswa termasuk
dalam kelompok siswa pandai, sedang, kurang, atau cukup baik dikelasnya jika
dibandingkan dengan teman-temannya.
Berdasarkan penjelasan di atas guru sangat berperan dalam proses belajar
mengajar, akan tetapi peran guru bukan hanya pada batas perencanaan, penyampai
informasi dan melakukan evaluasi saja. Guru diharapkan pula mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa sehingga apa yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran
akan mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa itu sendiri. Sebab motivasi adalah
merupakan salah satu penyebab seseorang untuk ingin mencapai tujuan yang akan
diinginkan. Sebab motivasi muncul dari keinginan atau kebutuhan seseorang. Begitu
dalam pembelajaran jika siswa menginginkan sesuatu yang baik maka dia akan
termotivasi dalam melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang diinginkan
oleh siswa tersebut.
Faktor –faktor yang mempengaruhi prsetasi belajar siswa dapat dilihat dari faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti kesehatan jasmani, dengan
kondisi kesehatan jasmani dan ketidakharmonisan alat-alat indera dapat menimbulkan
gangguan – gangguan yang ada dalam proses belajar, maka akan sendirinya akan
56
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai yaitu prestasi belajar, selanjutnya intelegensi
yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang
rendah, minat dan motivasi belajar siswa juga dapat mempengaruhi karena dengan
kuatnya motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas
perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya, kemudian tata cara belajar juga sangat mempengaruhi hal ini
disebabkan belajar mendadak tidak baik untuk siswa karena proses penyerapan materi
tidak berlangsung dengan mudah.
Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yakni dapat dilihat
dari lingkungan keluarga, dengan kondisi lingkungan keluarga yang tidak baik akan
memungkinkan anak belajar dengan baik. Dan sebaliknya, kosndisi lingkungan
rumah yang asri dapat membantu anak untuk belajar lebih baik, kemudian lingkungan
sekolah pun sangat mempengaruhi yakni dapat dilihat dari sisi ruang kelas tempat
belajar, dan kualitas guru, selanjutnya lingkungan masyarakat pun sangat menentukan
keberhasilan prestasi belajar, bila tempat belajar tinggal keadaan masyarakatnya
terdiri dari orang – orang yang berpendidikan akan sangat mempengaruhi anak untuk
giat belajar.
Selain itu juga upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar dapat dilihat
dari beberapa indikator yaitu, keterbukaan guru dalam mengkomunikasikan hasil
belajar, dukungan dalam mengaktualisasikan hasil belajar. Keterbukaan guru
tarhadap siswa diukur melalui senangnya guru pada saat siswa bertanya, dengan
adanya keterbukaan guru diharapkan dapat mengorientasikan siswa kepada masalah
autentik. Selain indikator keterbukaan upaya guru dalam meningkatkan prestasi
57
belajar siswa juga dapat dilihat dari empat yang diberikan guru kepada siswa, empati
guru yang diukur melalui sikap guru yang menghasrgai siswa yang termotivasi dan
beprestasi dalam belajar dan perhatian guru untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Selanjutnya seorang guru harus memberikan dukungan. Dukungan
yang diberikan guru terhadap siswa sangat penting dilakukan untuk mengarahkan,
membimbing, membantu memecahkan masalah yang dihadapinya termasuk
memberikan dukungan kepada siswa. Kemudian seorang guru juga harus
memberikan rasa positif dimana seorang guru harus mampu menciptakan perilaku
guru yang menyenangkan seperti sering senyum dan perilaku yang sering
memberikan motivasi kepada siswa.
Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa guru sangat berperan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dengan kemampuan guru
untuk memimpin kelas secara efektif, yang ditunjukkan dari kemampuannya dalam
mengarahkan, mempengaruhi, mendidik, dan menggerakkan siswa akan mampu
mendorong atau memotivasis siswa untuk lebih giat dalam belajar. Berkaitan dengan
peran guru di SMP N 08 Paguyaman khususnya guru mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di kelas VIII telah termasuk baik. Hal ini ditunjukkan dari
kemampuan guru dalam mengembangkan sikap positif dalam kegiatan pembelajaran
yang baik yaitu sering memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat, sering
mengulang kembali bagian-bagian yang penting dari pendapat yang disampaikan
siswa dan juga sering memberikan pujian kepada siswa yang mampu berpendapat
secara baik.
58
Kemampuan guru yang telah baik tersebut juga ditunjukkan dari keluwesan
sikap dan keterbukaan dalam kegiatan pembelajaran. Guru mau terbuka dalam
menerima pendapat maupun saran siswa, juga mau menghargai setiap perbedaan
pendapat antar siswa maupun antar guru dengan siswa. Saat mengajar guru terlihat
bergairah dan bersungguh-sungguh. Hal ini terlihat dari seringgnya guru
menunjukkan bagian-bagian penting dari materi yang disampaikannya dan sering
guru melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk membangkitkan suasana
kelas yang terlihat lesu.