29
24 BAB IV SIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 H bahkan dibawah. Dari hasil tes kondisi awal dapat diketahui jumlah s tuntas dan yang tidak tuntas, nilai minimum, ni etuntasan belajar siswa pada mata pelajaran PKn pada l: Tabel 4.1 skripsi Kategori Ketuntasan B ar PKn Kondisi A Kategori Frekuensi Prosentase HA asil Penelitian 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model pembelajaran kooperatif . Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih rendah, siswa cenderung pasif dan lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Saat guru menjelaskan materi pelajaran, banyak siswa yang kurang memperhatikan ada juga yang berbicara sendiri dengan siswa lainnya. Keaktifan atau motifasi belajar siswa yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar, sehingga indikator keberhasilan belum tercapai sesuai dengan KKM (65) yang telah ditentukan. Hasil tes kondisi awal dapat dilihat pada tabel 1 iswa yang lai maksimum, dan nilai rata rata kelas. Berikut kategori k - kondisi awa De elaj wal Tuntas 12 44,44% Tidak Tuntas 15 55,55% Total 27 99,99% dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas dari siswa yangber eskripsi kondisi awal, dapat diketahui bahwa hampir separuh lebih dari jumlah siswa tidak tuntas. Untuk memperjelas keterangan di atas dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Tabel 1 jumlah 27. Jumlah siswa yang tuntas adalah 12 anak dengan persentase 44,44%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 15 anak dengan persentase 55,55%. D

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

24  

BAB IV SIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 H

bahkan

dibawah. Dari hasil tes kondisi awal dapat diketahui jumlah s tuntas dan yang tidak tuntas, nilai minimum, ni etuntasan belajar siswa pada mata pelajaran PKn pada l:

Tabel 4.1skripsi Kategori Ketuntasan B ar PKn Kondisi A

Kategori Frekuensi Prosentase

HA

asil Penelitian 4.1.1 Kondisi Awal

Pelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model pembelajaran kooperatif . Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih rendah, siswa cenderung pasif dan lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Saat guru menjelaskan materi pelajaran, banyak siswa yang kurang memperhatikan

ada juga yang berbicara sendiri dengan siswa lainnya. Keaktifan atau motifasi belajar siswa yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar, sehingga indikator keberhasilan belum tercapai sesuai dengan KKM (65) yang telah ditentukan.

Hasil tes kondisi awal dapat dilihat pada tabel 1iswa yang

lai maksimum, dan nilai rata rata kelas. Berikut kategori k- kondisi awa

De elaj wal

Tuntas 12 44,44%

Tidak Tuntas 15 55,55%

Total 27 99,99%

dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas dari siswa

yangber

eskripsi kondisi awal, dapat diketahui bahwa hampir separuh lebih dari jumlah siswa tidak tuntas. Untuk memperjelas keterangan di atas dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Tabel 1 jumlah 27. Jumlah siswa yang tuntas adalah 12 anak dengan persentase

44,44%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 15 anak dengan persentase 55,55%.

D

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

25  

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

Tuntas Tidak Tuntas

44.44%55.55%

Gambar 4.1

Diagram Ketuntasan Belajar PKn Kondisi Awal

Selain dapat melihat jumlah dan persentase siswa yang mencapai tuntas sesuai dengan indikator kinerja yang diharapkan, yaitu85 % siswa memperoleh nilai≥ 65 juga dapat diketahui nilai minimum, maksimum, mean atau rata-rata nilai. Berikut merupakan data nilai minimum, maksimum, mean atau rata-rata nilai:

Tabel 4.2 Nilai maksimum, nilai minimum, dan mean atau rata-rata nilai hasil belajar Pkn

Kondisi Awal

No Data Ket

1 Nilai Minimum 30

2 Nilai Maksimum 70

3 Mean (rata-rata nilai) 54,07

Tabel 2 diketahui nilai minimumnya adalah 30, dan maksimumnya adalah 70.Sedangkan mean atau rata-rata nilai yang diperoleh pada kondisi awal adalah 54,07.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka peneliti ingin meningkatkanlagi hasil belajar siswa kelas VI SD N 5Karangayar Kecamatan Geyer

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

26  

Kabupaten Grobogan. Peningkatan tersebut dapat diwujutkan dengan melakukan tindakan siklus I dengan pembelajaran kooperatif.

4.2 Hasil Penelitian Siklus I 4.2.1. Perencanaan Tindakan

Setelah diperoleh informasi pada tahap Pra Siklus, maka penulis berdiskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan pertama, maka penulis menyiapkan segala sesuatu yang menunjang dalam pembelajaran, diantaranya : materi pembelajaran yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar evaluasi yang akan digunakan penulis untuk mengukur tingkat pemahaman awal siswa terhadap materi pelajaran serta yang tidak kalah pentingnya adalah persiapan fisik dan mental. 4.2.2. Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan I

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin, 24 Oktober 2011 dengan pencapaian Indikator ”Menjelaskan tentang pemerintah pusat ”, yang terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir.

Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan motivasi dengan mengajak siswa bernyanyi Lagu ”Pemilihan Umum ” dan apersepsi melalui tanya jawab tentang makna yang terkandung dalam lagu pemilihan umum, serta penjelasan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, guru bertanya tentang tugas dan fungsi pemerintah pusat dan daerah,dan menjelaskan hal-hal yang ditanyakan siswa. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Setelah kegiatan diskusi selesai, dilanjutkan dengan pembahasan hasil diskusi dan guru menyempurnakan hasil diskusi dan siswa mencatatnya. Kegiatan akhir guru dan juga sebagi peneliti memberi pemantapan dengan memberikan pertanyaan secara lisan. 4.2.3 Observasi

Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, peneliti meminta bantuan 2 Observer untuk mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

27  

observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

Tabel 4.3 Lembar Pengamatan (Observasi) Siklus I

Pertemuan I

No Aspek Yang di Observasi Kategori

Skor Nilai ya tidak

Guru :

1

Apakah dalam pembentukan kelompok

sudah sesuai dengan pembelajaran

kooperatif tipe STAD ?

√ 

2 Apakah guru menerangkan langkah-

langkah kegiatan dalam kelompok ? √ 

3

Apakah suadah menyampaikan materi

pembelajaran dan mengaitkan dengan

pengetahuan peserta didik ?

4

Apakah guru memberikan tugas

kepada kelompok, dan untuk anggota

yang sudah tahu menjelaskan pada

anggota lainnya sampai semua anggota

dalam kelompok itu mengerti ?

5

Apakah guru memberikan

kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa,

dan pada saat menjawab

kuis/pertanyaan tidak boleh saling

membantu?

6

Apakah guru mengamati dan

membantu siswa bila mana ada

kesulitan ? √ 

7 Apakah guru membahas hasil diskusi √

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

28  

masing-masing kelompok ?

Siswa :

1

Apakah semua siswa dilibatkan aktif

dalam memahami materi pembelajaran

? √ 

2

Apakah siswa membahas dan

mengerjakan materi melalui

pembelajaran kooperatif tipe STAD ?  

3 Apakah siswa membahas hasil

diskusinya bersama guru ? √ 

4 Apakah siswa mengerjakan soal

evaluasi dari guru ? √ 

KBM :

1

Apakah materi yang diajarkan sudah

menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe STAD ? √ 

2 Apakah KBM sudah berjalan dengan

baik ?  √

3

Apakah siswa dengan bimbingan dari

guru bersama-sama menyimpulkan

hasil belajar ?  

Kekurangan-kekurangan pada pertemuan ini adalah sebagian besar siswa

pada aspek mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, membantu teman yang kesulitan ,menjawab pertanyaan dengan benar masih belum dilakukan. Sedangkan kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat kegiatan pembelajaran guru kurang jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, pengaturan waktu masih perlu diperbaiki, guru kurang optimal dalam membimbing siswa pada saat diskusi kelompok, saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa. Adapun kekurangan-kekurangan dalam pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

29  

b) Pertemuan II Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan serta penyempurnaan proses pembelajaran pada pertemuan I, pada pertemuan II ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 31Oktober 2011 dengan pencapaian indikator “Menjelaskan tentang pemerintahan daerah” selama 2 jam pelajaran. 1 jam pelajaran penyampaian materi melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan 1 jam pelajaran berikutnya evaluasi dan analisis. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan memberikan motivasi dan apersepsi melalui tanya jawab tentang materi pada pertemuan pertama kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi yang sudah disiapkan. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dari materi pertemuan I sampai pertemuan II, dan pemberian angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD 4.2.3 Observasi

Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, peneliti meminta bantuan 2 Observer untuk mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan II ini sudah berjalan dengan baik. Sebagian besar siswa sudah aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tipe STAD, hal ini dapat dibuktikan saat guru memberi pertanyaan, sebagian besar siswa sudah menjawab dan ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, sebagian besar siswa sudah berani menjawab, walaupun masih ada siswa yang malu dan takut dalam menjawab, guru memberikan pengertian kepada siswa bahwa tak ada jawaban yang salah tapi yang ada hanya jawaban yang kurang tepat, aktif bekerja sama dengan anggota kelompok dan aktif dalam berdiskusi.

Saat guru menjelaskan tentang materi siswa juga sudah memperhatikan dengan tekun karena pada awal pembelajaran guru meminta kepada seluruh siswa untuk memperhatikan penjelasan guru dengan serius, hal ini terbukti dapat

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

30  

memfokuskan siswa kepada penjelasan guru. Dalam kerjasama kelompok siswa sudah kompak, aktif memberikan pendapatnya. Di dalam diskusi kelompok siswa juga sudah mulai aktif dalam memberi pendapat, sanggahan atau pertanyaan.Tetapi masih ada juga siswa yang pasif dalam bertanya, kerjasama kelompok maupun dalam diskusi.Untuk mengatasinya guru memberi dorongan dengan memberi kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk menjawab. Kegiatan pembelajaran pertemuan ke II ini dari keseluruhan aspek siswa sudah termotivasi dalam belajar, keaktifan atau motivasi belajar siswa sudah ada peningkatan di bandingkan dengan pertemuan I.

Disamping itu dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Kekurangan guru dan juga sebagai peneliti dalam pembelajaran antara lain pengaturan waktu masih perlu diperbaiki. Sedangkan kelebihan guru pada saat mengajar adalah guru sudah lebih optimal dalam membimbing siswa pada saat diskusi kelompok dan selama pengamatan, persiapan guru sebelum mengajar telah optimal, adanya ketegasan guru saat menegur siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa, dan kegiatan pembelajaran sudah terprogram dengan baik, sebagian besar siswa aktif dan antusias dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD ini akan dilanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan keberhasilan siklus I.

Untuk lebih jelasnya peneliti menyajikan hasil pengamatan pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.4 Lembar Pengamatan (Observasi) Siklus I

Pertemuan II

No Aspek Yang di Observasi Kategori

Skor Nilai ya tidak

Guru :

1

Apakah dalam pembentukan kelompok

sudah sesuai dengan pembelajaran

kooperatif tipe STAD ?

√ 

2 Apakah guru menerangkan langkah-

langkah kegiatan dalam kelompok ? √ 

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

31  

3

Apakah suadah menyampaikan materi

pembelajaran dan mengaitkan dengan

pengetahuan peserta didik ?

4

Apakah guru memberikan tugas

kepada kelompok, dan untuk anggota

yang sudah tahu menjelaskan pada

anggota lainnya sampai semua anggota

dalam kelompok itu mengerti ?

5

Apakah guru memberikan

kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa,

dan pada saat menjawab

kuis/pertanyaan tidak boleh saling

membantu?

6

Apakah guru mengamati dan

membantu siswa bila mana ada

kesulitan ? √ 

7 Apakah guru membahas hasil diskusi

masing-masing kelompok ? √

Siswa :

1

Apakah semua siswa dilibatkan aktif

dalam memahami materi pembelajaran

? √ 

2

Apakah siswa membahas dan

mengerjakan materi melalui

pembelajaran kooperatif tipe STAD ?  

3 Apakah siswa membahas hasil

diskusinya bersama guru ? √ 

4 Apakah siswa mengerjakan soal

evaluasi dari guru ? √ 

KBM :

1 Apakah materi yang diajarkan sudah

menggunakan pembelajaran kooperatif √ 

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

32  

tipe STAD ?

2 Apakah KBM sudah berjalan dengan

baik ? √ 

3

Apakah siswa dengan bimbingan dari

guru bersama-sama menyimpulkan

hasil belajar ?  

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran model kooperatif dengan tipe STAD berjalan lancar sesuai yang direncanakan.Siswa merasa senang dan antusias sehingga termotivasi untuk mengikuti setiap langkah pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari semangat dan perhatiannya dalam memecahkan masalah, dan siswa yang lebih paham mau menjelaskan kepada teman yang kurang memahami materi pelajaran .Keaktifan siswa pada siklus I meningkat dari pasif menjadi aktif dan dapat dikatakan motivasi belajar siswa tinggi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ada kelebihan dan ada kekurangan. Kekurangan – kekurangan pada siklus I antara lain: masih ada siswa yang belum berani bertanya. Kekurangan ini akan diperbaiki pada siklus II. 4.2.3 Refleksi Siklus I

Hasil analisis nilai hasil tes pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.5

Hasil Tes Siklus I

Skor Ketuntasan Frekwensi Persentase Keterangan

< 65 6 22,22 Tidak tunttas

≥ 65 21 77,77 Tuntas

Jumlah 27 99,99

Rata-rata 70,19

Nilai maksimal 85

Nilai minimal 50

Dari tabeldiatas, terlihat bahwa distribusi skor tes nampak tidak merata, hal ini

ditunjukkan dengan perbedaan skor test yang terendah (skor minimal) sebesar 50 dan skor test tetinggi (skor maksimal) sebesar 85. Skor rata-rata kelas yang diperoleh

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

33  

sebesar 70,19. Ketuntasan belajar yang dicapai siswa hanya sebesar 77,77% dari jumlah seluruh siswa (21 siswa) dan 22,22% dari seluruh siswa (6 siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM (65). Hal ini dapat digambarkan dengan diagram batang sebagai berikut :

0

20

40

60

80

100

120

140

Tidak Tuntas Tuntas Jumlah

22.22

77.7799.99

6

17

27

Frekwensi

Persentase

Diagram Batang 4.4

Hasil Ketuntasan PKn pada Siklus I

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk tabel terlihat jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 22,22% atau 6 siswa, dan yang mendapat nilai lebih dari 65 sebanyak 77,77% atau sebanyak 21 siswa.

Setelah guru melakukan proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mengaktifkan siswa dengan mengutamakan kerjasama kelompok (pembentukan kelompok secara heterogen yaitu campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) hasil belajar siswa dapat meningkat. Selain itu dari data lembar refleksi siswa rata-rata sudah ada peningkatan. Terbukti dari 27 siswa yang mencapai KKM (65) ada 21 siswa atau 77,77%. Kelebihan pada siklus I akan dilanjutkan pada silkus selanjutnya atau siklus II.

4.3 Hasil Penelitian Siklus II 4.3.1 Perencanaan Tindakan

Siklus II dilaksanakan dengan mengacu kelemahan dan kelebihan pada silkus I. Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu merencanakan dan mempersiapkan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

34  

perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran , LKS , soal tes Formatif , lembar observasi kinerja guru , lembar observasi motivasi belajar siswa , lembar angket motivasi belajar siswa dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. 4.3.2 Pelaksanaan tindakan a) Pertemuan I

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari senin, 7 Nopember 2011. Indikator pada pertemuan pertama ini adalah ”Mengumpulkan data dan informasi tentang proses pelaksanaan pemilu”. yang terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir.

Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan motivasi dengan mengajak siswa tanya jawab ” Pernahkah kalian melihat pelaksanaan pemilu’? dan apersepsi ” Siapakah yang berhak menggunakan suara dalam pelaksanaan pemilu”? serta penjelasan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk mempermudah pemahaman siswa pada saat kegiatan inti guru mendiskripsikan gambar pelaksanaan pemilu dan dilanjutkan penjelasan materi. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll). Setelah kegiatan diskusi selesai, dilanjutkan dengan pembahasan hasil diskusi dan guru menyempurnakan hasil diskusi dan siswa mencatanya. Kegiatan akhir peneliti dan juga sebagai pemantapan siswa, guru juga memberikan pertanyaan-pertanyaan secara lisan.

Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan I berlangsung, peneliti meminta bantuan 1 Observer untuk mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

Siklus II pertemuan I ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan baik hal ini dapat dibuktikan saat guru memberi pertanyaan, sebagian besar siswa sudah menjawab dan ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab,

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

35  

sebagian besar siswa sudah berani menjawab walaupun ada juga siswa yang masih malu, karena sebagian besar siswa sudah mulai merasa tidak takut dengan jawaban yang salah atau kurang tepat. Guru memberikan pengertian kepada siswa bahwa tak ada jawaban yang salah tapi yang ada hanya jawaban yang kurang tepat.

Saat guru menjelaskan tentang materi yang dipelajari, siswa telihat aktif dan memperhatikan dengan serius.Hal ini dapat dilihat dari semangat dan perhatiannya dalam mengikuti setiap langkah kegiatan pembelajaran. Saat diskusi kelompok siswa juga sudah mulai aktif dalam memberi pendapat, sanggahan atau pertanyaan.Tetapi masih ada juga siswa yang pasif dalam bertanya, kerjasama kelompok maupun dalam diskusi.Untuk mengatasinya guru memberi dorongan dengan memberi kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk menjawab.Kegiatan pembelajaran pertemuan ke I ini keaktifan atau motivasi belajar siswa bertambah meningkat di bandingkan dengan pertemuan II siklus I.

Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan I berlangsung, peneliti diamati oleh 1 Observer untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Kekurangan guru dalam mengajar antara lain, guru kurang optimal dalam membimbing siswa pada saat diskusi kelompok. Sedangkan kelebihan guru pada saat mengajar adalah persiapan guru sebelum mengajar telah optimal, adanya ketegasan guru saat menegur siswa yang melakukan kegiatan diluar kegiatan pembelajaran, saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa. Adapun kekurangan dalam pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II. b) Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan serta penyempurnaan proses pembelajaran pada pertemuan I. Pada pertemuan II ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14Nopember 2011 dengan indikator pembelajaran “Mengumpulkan data dan informasi tentang pelaksanaan pemilukada” selama 2 jam pelajaran. 1 jam pelajaran penyampaian materi dan 1 jam pelajaran berikutnya evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan memberikan motivasi dan apersepsi melalui tanya jawab tentang materi pada pertemuan pertama kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi yang sudah

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

36  

disiapkan. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dari materi pertemuan I sampai pertemuan II, dan pemberian angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD.

Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan II berlangsung sudah sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik. Siswa sangat antusias dan aktif dalam mengikuti jalannya kegiatan pembelajaran, yaitu saat tanya jawab, aktif bekerjasama dengan anggota kelompok dan aktif dalam berdiskusi, Dari keseluruhan aspek motivasi belajar siswa sudah termotivasi dalam belajar. 4.3.3 Observasi

Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan II berlangsung, peneliti diamati I Observer untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru. Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa pada siklus II guru telah melaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dengan kategori baik. Di akhir Kegitan pembelajaran diadakan evaluasi dengan menggunakan tes tertulis yaitu siswa menjawab 5 pertanyaan uraian yang dibagikan peneliti dan diakhiri dengan refleksi.

Tabel 4.6 Lembar Pengamatan (Observasi) Siklus II

No Aspek Yang di Observasi Kategori

Skor Nilai ya tidak

Guru :

1

Apakah dalam pembentukan kelompok

sudah sesuai dengan pembelajaran

kooperatif tipe STAD ?

√ 

2 Apakah guru menerangkan langkah-

langkah kegiatan dalam kelompok ? √ 

3

Apakah suadah menyampaikan materi

pembelajaran dan mengaitkan dengan

pengetahuan peserta didik ?

4 Apakah guru memberikan tugas √

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

37  

kepada kelompok, dan untuk anggota

yang sudah tahu menjelaskan pada

anggota lainnya sampai semua anggota

dalam kelompok itu mengerti ?

5

Apakah guru memberikan

kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa,

dan pada saat menjawab

kuis/pertanyaan tidak boleh saling

membantu?

6

Apakah guru mengamati dan

membantu siswa bila mana ada

kesulitan ? √ 

7 Apakah guru membahas hasil diskusi

masing-masing kelompok ? √

Siswa :

1

Apakah semua siswa dilibatkan aktif

dalam memahami materi pembelajaran

? √ 

2

Apakah siswa membahas dan

mengerjakan materi melalui

pembelajaran kooperatif tipe STAD ? √ 

3 Apakah siswa membahas hasil

diskusinya bersama guru ? √ 

4 Apakah siswa mengerjakan soal

evaluasi dari guru ? √ 

KBM :

1

Apakah materi yang diajarkan sudah

menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe STAD ? √ 

2 Apakah KBM sudah berjalan dengan

baik ? √ 

3 Apakah siswa dengan bimbingan dari √ 

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

38  

guru bersama-sama menyimpulkan

hasil belajar ?

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berjalan sesuai yang direncanakan. Siswa merasa senang dan antusias sehingga termotivasi untuk mengikuti setiap langkah pembelajaran.Hal ini dapat dilihat dari semangat dan perhatiannya baik pada waktu guru menyampaikan materi pembelajaran ataupun pada saat siswa melakukan kegiatan dalam kelompok.Keaktifan siswa pada siklus II meningkat dari aktif menjadi lebih aktif dan dapat dikatakan motivasi belajar siswa tinggi.Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah berjalan dengan baik dan telah mencapai indikator keberhasilan, maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 4.4.3 Refleksi Siklus II

Hasil analisis nilai hasil test pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4.7

Hasil Tes Siklus II

Skor Ketuntasan Frekwensi Persentase Keterangan

< 65 2 7,40 Tidak tunttas

≥ 65 25 92,59 Tuntas

Jumlah 27 99,99

Rata-rata 82,25

Nilai maksimal 100

Nilai minimal 60

Pada tabel diatas distribusi skor tes pada silkus II siswa kelas VI SD Negeri 5

Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan pada semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 telah menunjukkan persebaran nilai yang merata, hal ini

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

39  

ditunjukkan dengan perbedaan skor test yang terendah (skor minimal) sebesar 60 dan skor test tetinggi (skor maksimal) sebesar 100. Kondisi ini menunjukkan terjadinya peningkatan pada hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebesar 92,59% artinya 25 siswa telah mencapai nilai KKM (65). Tetapi padasiklus II ini terdapat 2 siswa (7,40%) yang tidak tuntas. Hal ini dapat digambarkan dengan diagram batang sebagai berikut :

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

Tidak Tuntas Tuntas Jumlah

7.40

92.5999.99

2

25

27

Frekwensi

Persentase

Diagram Batang

Hasil Ketuntasan PKn pada Siklus II

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram batang terlihat jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa SD Negeri 5 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dengan jumlah 25 siswa dari 27 siswa sudah memenuhi KKM (65). Dan ada 2 siswa yang tidak tuntas. Untuk persentase siswa yang tuntas adalah sebesar 92,59% dan tidak tuntas sebesar 7,40%.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

40  

Setelah guru melakukan proses belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu dengan membagi kelompok secara heterogen hasil belajar siswa menjadi optimal. Selain itu dari data lembar refleksi siswa, rata-rata siswa sudah menguasai materi pelajaran. Terbukti dari 25 siswa sudah mencapai KKM yang sudah ditentukan yaitu 65. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah sesuai target keberhasilan sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus III

4.4 Hasil Analisis Data Berikut ini akan dipaparkan data tentang analisis hasil belajar siswa dalam

kegiatan pembelajaran. 4.4.1 Hasil Analisis Data Pra Siklus

Sebelum dilakukan siklus I hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut :

Tabel Nilai Ketuntasan Belajar (Pra Siklus) Tanpa Menerapkan Pembelajaran Model

Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangayar Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012

Skor Ketuntasan Frekwensi Persentase Keterangan

< 65 15 55,55 Tidak tunttas

≥ 65 12 44,44 Tuntas

Jumlah 27 99,99

Rata-rata 54,07

Nilai maksimal 70

Nilai minimal 30

Berdasarkan hasil analisis nilai yang digambarkan dalam bentuk tabel terlihat

jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari 65 sebanyak 12 siswa atau 44,44%, yang mendapatkan nilai kurang dari 65 sebanyak 15 siswa atau 55,55%, nilai rata-rata kelas 54,07 nilai maksimal 70 dan nilai minimal 30.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

41  

Diagram Batang Nilai Ketuntasan Belajar (Pra S rapkan Pembelajaran Model

Rendahnya skor rata-rata siswa yang diperoleh (54,07) masih dibawah KKM

(65) dan

Tabel Ketuntasan Belajar (Pra Siklus) T enerapkan Pembelajaran Model

Ko r I

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

Tidak Tuntas Tuntas Jumlah

55.5544.44

99.99

15

12

27

Frekwensi

Persentase

iklus) Tanpa MeneKooperatif Tipe STAD Pada Siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangayar Semester I

Tahun Pelajaran 2011/2012

tingkat ketuntasan hasil belajar yang rendah ini menunjukkan pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 5 Karanganyar masih rendah yaitu yang mencapai KKM (65) hanya 12 siswa (44,44%) dari 27 siswa, dan 15 siswa (55,55%) dari 27 siswa masih dibawah KKM.

anpa Moperatif Tipe STAD Pada Siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangayar Semeste

Tahun Pelajaran 2011/2012

Jumlah Persen

1 Tuntas 12 44,44%

2 Tidak Tuntas 15 55,55%

Jumlah 27 99,99%

Ketuntasan BelajarNo Jumlah Siswa

Dari tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar pra siklus

yang tuntas 44,44% (12 siswa) dari 27 siswa, sedangkan yang belum tuntas 55,55%

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

42  

(15 sisw

Diagram Batang

Ketuntasan Belajar (Pra Siklus) Tanpa Menerapkan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangayar Semester I

Tahun Pelajaran 2011/2012

(65) dan tingkat ketuntasan enunjukkan pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD hasil belajar siswa kelas V

Tabel ngan Menerapkan Pembelajaran Model Kooperatif

Tipe

a) dari 27 siswa. Ketuntasan belajar mata pelajaran PKn pada pra siklus dapat ditampilkan dalam bentuk diagram batang dibawah ini :

1215

44.44%

55.55%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Persen

Jumlah

Tuntas Tidak tuntas

Rendahnya skor rata-rata siswa yang diperoleh (54,07) masih dibawah KKM hasil belajar yang rendah ini m

I SD Negeri 5 Karanganyar masih rendah yaitu yang mencapai KKM (65) hanya 12 siswa (44,44%) dari 27 siswa, dan 15 siswa (55,55%) dari 27 siswa masih dibawah KKM. 4.4.2 Hasil Analisis Siklus I

Hasil analisis nilai hasil test pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Nilai Ketuntasan Belajar De STAD Pada Siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangayar Semester I Tahun

Pelajaran 2011/2012

Skor Ketuntasan Frekwensi Persentase Keterangan

< 65 ,22 Tidak tunttas 6 22

≥ 65 21 77,77 Tuntas

Ju mlah 27 99,99

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

43  

Rata-rata 70,19

Nilai ma l ksima 85

Nilai minimal 50

l diatas, terlihat bahwa distribusi skor tes nampak tidak merata, hal

ini ditunjukkan dengan perbedaan skor test yang terendah (skor minimal) sebesar 50 dan skor test tetinggi (skor maksimal) sebesar 85. Skor rata-rata kelas yang diperoleh sebesar

Diagram Batang

Nilai Ketuntasan Belajar Dengan Menerapkan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangayar Semester I Tahun

Pelajaran 2011/2012

ter ri 5 sebanyak 22,22% atau 6 siswa, dan yang mendapat nilai lebih dari 65 sebanyak

77,77%

Dari tabe

70,19. Ketuntasan belajar yang dicapai siswa hanya sebesar 77,77% dari jumlah seluruh siswa (21 siswa) dan 22,22% dari seluruh siswa (6 siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM (65). Hal ini dapat digambarkan dengan diagram batang sebagai berikut :

0

20

40

60

80

100

120

140

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram batanglihat jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai kurang da

6 atau sebanyak 21 siswa. Hasil test pada sikus 1 tersebut apabila dianalisa

berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :

Tidak Tuntas Tuntas Jumlah

22.22

77.7799.99

6

17

27

Frekwensi

Persentase

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

44  

Tabel Ketuntasan Belajar Dengan Menerapkan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe

STAD Pada Siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangayar Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012

J

Jumlah Siswa

umlah Persen

1 Tuntas 21 77,77%

2 Tidak Tuntas 6 22,22%

Jumlah 27 99,99%

Ketuntasan BelajarNo

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siklus I yang tuntas 77,77% (21 siswa) dari 27 siswa, sedangkan yang tidak tuntas 22,22% (6 siswa), hal ini berarti hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu dari awalnya hanya 4

Diagram Batang

Ketuntasan Belajar Dengan Menerapkan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangayar Semester I Tahun Pelajaran

2011/2012

4,44% atau 12 siswa yang tuntas menjadi 77,77% atau 21 siswa yang tuntas. Ketuntasan belajar siswa kelas VI mata pelajaran PKn pada siklus I dapat ditampilkan dalam bentuk diagram batang dibawah ini :

12

6

77.77%12

14

37.03%

0

2

4

6

8

10

Tuntas Tidak tuntas

Persen

Jumlah

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

45  

Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari

jumlah siswa kelas VI SD Negeri 5 Karanganyar sebanyak 27 siswa, yang sudah tuntas sebanyak 77,77% atau 21 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 22,22% atau 6 siswa. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 4.4.3 Hasil Analisis Data Siklus II

Hasil analisis nilai hasil test pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel

Nilai Ketuntasan Belajar Dengan Menerapkan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangayar Semester I Tahun

Pelajaran 2011/2012

Skor Ketuntasan Frek sentase Keterangan wensi Per

< 65 2 7,40 Tidak tunttas

≥ 65 25 92,59 Tuntas

Jumlah 27 99,99

Rata-rata 79,81

Nilai maksimal 100

Nilai minimal 60

Pada tabel diatas distribusi skor tes pada silkus II siswa kelas VI SD Negeri 5

aranganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan pada semester I Tahun jukkan persebaran nilai yang merata, hal ini

ditunjukd tesiswa sebesar 92,59% artinya 2 ai nilai KKM (65). Tetapi pada siklus II ini terdapat 2 siswa (7,40%) yang tidak tuntas. Hal ini dapat digambarkan den g seba

KPelajaran 2011/2012 telah menun

kan dengan perbedaan skor test yang terendah (skor minimal) sebesar 60 an skor test tetinggi (skor maksim esar 100. Kondisi ini menunjukkanrjadinya peningkatan pada hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar yang dicapai

5 siswa telah mencap

al) seb

gan diagram batan gai berikut :

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

46  

Diagram Batang Nilai Ketuntasan Belajar Dengan Menerapkan Pembelajaran Model Kooperatif

Tipe STAD Pada Siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangayar Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram batang

terlihat jelas perbandingannya bahwa jumlah siswa SD Negeri 5 Karangayar dengan jumlah 25 siswa dari 27 siswa sudah memenuhi KKM (65). Dan ada 2 siswa yang tidak tuntas.Untuk persentase siswa yang tuntas adalah 92,59% dan yang tidak tuntas sebesar 7,40%. Hasil test pada siklus II apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :

Tabel Ketuntasan Belajar Dengan Menerapkan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe

STAD Pada Siswa kelas VI SD Negeri 5 Karangayar Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012

140.00

120.00

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

Tidak Tuntas Tuntas Jumlah

7.40

92.59 99.99

2

2527

Frekwensi

Persentase

Jumlah Persen

1 Tuntas 25 92,59%

Ketuntasan BelajarNo Jumlah Siswa

2 Tidak Tuntas 2 7,40%

Jumlah 27 99,99%

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

47  

Ketun e ri 5 Karangayar Semester I Tahun Pelajaran

2011/2012 Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari

jumlah siswa kelas VI SD Negeri 5 Karanganyar sebanyak 27 siswa, yang sudah tuntas sebanyak 92,59% atau 25 siswa sudah memenuhi KKM (65), sedangkan 2 siswa yang tidak tuntas memang memiliki kelambatan dalam berfikir. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 5 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan

4.4.4 Pembahasan Antar Siklus Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil belajar siswa antar siklus.

Pembahasan antar siklus dapat dijelaskan menggunakan tabel dan diagram batang sebagai berikut :

Ketuntasan belajar siswa pada siklus II ditampilkan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat sebagai berikut :

25

2

92.59%25

30

20

Persen

7.40%

0

5

10

15

Tuntas Tidak tuntas

Jumlah

Diagram Batang tasan Belajar Dengan Menerapkan Pembelajaran Model Kooperatif Tip

STAD Pada Siswa kelas VI SD Nege

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

48  

Tabel

Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus II

Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Prosentase (%) Prosentase (%) Prosentase (%)

Tuntas 44,44% 77,77% 92,59%

Perbandingan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II

dapat ditampilkan dalam diagram batang sebagai berikut :

II

bil pada saat pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran model kooperatif tipe STAD. Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan VI SD Negeri 5 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan menyatakan bahwa tingkat pemahaman siswa kelas VI khususnya pada mata pelajaran PKn masih rendah, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru dalam menyampaikan materi pmemiliki gambaran secara bayangan dan tingkat keaktifan siswa sangat kurang

0.00%

Ketuntasan

Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus

Berdasarkan tabel dan diagram batang diatas dapat diterjemahkan bahwa

hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 5 Karanganyar pada pra siklus, siklus I, dan siklus II yang diam

karena embelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga siswa hanya

20.00%

0%40.0

60.00%

100.00%

80.00%

Ketuntasan

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

49  

sekali. Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah, lajar oton menyebabkan nilai pelajaran PKn rendah. Nilai yang didapat siswa sebelum tindakan yaitu siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65 sebanyak 12 siswa atau 44 l

asil didapatkan oleh siswa sebelum tindakan adalah 70 sedangkan nilai terendahnya adalah 30. Adanya perbandingan yang antara jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas, yaitu karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan telah mampu menangkap materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan ceramah saja. Kemungkinan 12 siswa ini mempunyai daya tangkap yang lebih dibndingkan teman-temannya yang lain walaupun hanya mendengarkan saja, sedangkan 15 siswa yang lain belum bisa menangkap menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan ceramah saja karena daya tangkap mereka kurang apabila menerima materi ajar dalam bentuk ceramah, sehingga diperlukan suatu tindakan mengajar yang mengembangkan kerjasamaantar peserta didik untuk memaksimalkan pembelajaran peserta didik sendiri dan belajar dari temannya.

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Adrian (Adrian, 2004:17) bahwa alam proses belajar mengajar yang baik adalah apabila terjadi interaksi antara

peserta didik dengan pendidik. U didik harus dapat menciptakan

membu

karena pembe an selalu mon yang akhirnya

,44%, sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimasebanyak 15 siswa atau 55,55%. Nilai tertinggi yang berh

dntuk itu maka pen

situasi yang nyaman, membangkitkan semangat belajar, menggairahkan dan at siswa antusias untuk belajar,sehingga tujuan pembelajaran tercapai.Metode

STAD melibatkan seluruh siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan pemahaman belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan nilai

siklus I dan siklus II a. Siklus 1

Siklus I dengan penerapan pembelajaran model kooperatif tipe STAD siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65 sebanyak 21 siswa atau 77,77% dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal sebanyak 6 siswa atau 22,22%. Nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendahnya adalah 50 b. Siklus II

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

50  

Siklus II dengan penerapan pembelajaran model kooperatif tipe STAD siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65 sebanyak 25 siswa atau 92,59% dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa atau 7,40%, dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 60.

Berdasarkan perolehan hasil nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn dengan Kompetensi Dasar “Mendiskripsikan tugas dan fungsi pemerintah pusat dan daerah” pada kelas VI SD Negeri 5 Karangayar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012. Melalui pembelajaran kooperatif siswa dapat belajar kelompoksecara heterogen sehingga dapat menambah suasana pembelajaran yang lebih hidup, yang akhirnya bermuara pada hasil belajar siswa yang akan mengalami peningkatan. Pembahasan Hasil Penelitian

Penerapan pembelajaran 4.5

dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembela

an model koopera

erhadap hasil belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan ya ketuntasan belajar dan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang

terus m

teman etuntasan setelah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan

2 siklus

Karanganyar kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Penerapan pembelajaran

jaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Walaupun diantara aspek-aspek yang diamati masih ada kategori yang mendapat nilai cukup. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini merupakan hal baru bagi guru dan ini terlihat pada siklus I, dan siklus II menunjukkan skor lebih baik. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa mengikuti dengan antusias, senang, dan aktif, yang ditunjukkan hasil analisis data motivasi siswa dalam proses pembelajaran deng

tif pada mata pelajaran PKn. Setiap siklus mengalami peningkatan, hal ini berdampak positif tmeningkatn

engalami peningkatan. Sebelum Penelitian Tindakan Kelas terdapat 44,44% (12 siswa) dari 27

siswa yang mencapai ketuntasan (KKM 65), dan dari dua belas siswa tersebut bisa dijadikan sebagai tutor sebaya untuk membantu proses pembelajaran padayang lain. K

mencapai 48,15 % (13 siswa), berarti ada 7,40% (2 siswa) yang tidak tuntas setelah Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada siswa kelas VI SD Negeri 5

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

51  

kooperatif tipe STAD tidak berhasil menuntaskan 2 siswa pada kelas VI. Dikarenakan siswa-siswa tersebut diantaranya memiliki sifat dan latar belakang sebagai berikut : a. Dari

am pemecahan masalah. , 2010. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

membu

ambil dan menerima tanggung jawab, menghormati hak ora

segi kemampuan kognitif memang tergolong rendah, siswa tersebut pernah mengalami tinggal kelas pada kelas-kelas sebelumnya.

b. Kesadaran untuk bekerja sama, menghormati hak orang lain dan kesadaran sosial sangat rendah

Menurut pendapat Killen (1998) pembelajaran kooperatif tipe STAD setidaknya terdapat tiga tujuan yang dapat dicapai dari pembelajaran kooperatif, yaitu : 1) peningkatan kinerja prestasi akademik. 2) penerimaan terhadap keragaman (suku, sosial, budaya, kemampuan, dsb). 3) keterampilan bekerja sama atau kolaborasi dal

Sri Muhayati, Agung Pat suasana penerimaan terhadap sesama peserta didik yang berbeda latar

belakang misalnya suku, sosial, budaya, dan kemampuan. Hal ini memberi kesempatan yang sama kepada semua peserta didik terlepas dari latar belakang serta menciptakan kondisi untuk bekerjasama dan saling ketergantungan yang positif satu sama lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Dari uraian tersebut diatas peneliti berpendapat bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD memang dapat membentuk keterampilan sosial, Keterampilan sosial di sini meliputi seluruh kehidupan sosial, kepekaan sosial, dan mendidik peserta didik untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan peserta didik untuk belajar memberi dan menerima, meng

ng lain, dan membentuk kesadaran sosial. Hal ini terbukti dengan peningkatan hasil belajar pada siswa kelas VI SD Negeri 5 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan yang pada awalnya (pra siklus ) 44,44%, siklus 1 meningkat sampai 77,77% dan siklus 2 mencapai 92,59%. Akan tetapi apabila ada siswa dari segi kemampuan kognitifnya memang sangat rendah dan kesadaran untuk bekerja sama, menghormati hak orang lain dan kesadaran sosialnya juga rendah, siswa dengan karaktristik tersebut tidak tepat apabila dalam pembelajaran diterapkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena dalam penelitian yang peneliti

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1372/5/T1_262010729_BAB IV.pdfPelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum menggunakan model

52  

laksanakan siswa dengan karakteristik tersebut setelah dilaksanakan Penelitian dakan Kelas dengan 2 siklus ternyata juga tidak tuntas. Tin