Upload
trinhnhu
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian
Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil
mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran Melakukan Prosedur
Administrasi yang ada di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi
Perkantoran. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan
penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
Melakukan Prosedur Administrasi pokok bahasan Melakukan Surat Menyurat
kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran Semester 1 Tahun
Pelajaran 2011-2012 SMK Kristen Salatiga. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi Program Keahlian
Administrasi Perkantoran pokok bahasan Melakukan Surat Menyurat kelas
X.3 Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMK Kristen Salatiga.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dirancang
secara bersiklus, dimana tiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan/ observasi (observing), dan
refleksi (reflecting). Hasil penelitian ini meliputi aktivitas dan hasil belajar
32
siswa. Hasil dari aktivitas siswa diperoleh dari pengamatan/observasi yang
dinilai dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil belajar
diperoleh dari hasil ulangan harian sebelum diadakan tindakan dan hasil tes
setelah tindakan pada siklus I dan siklus II. Hasil tes siklus I dan siklus II
adalah hasil tes pada pokok bahasan Melakukan Surat Menyurat setelah
menggunakan model pembelajaran CTL. Selain itu terdapat hasil pengamatan
aktivitas siswa dalam kesiapan menerima pelajaran, pengamatan aktivitas
guru dan tanggapan siswa terhadap proses pembalajaran CTL. Pada setiap
siklus, pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilakukan selama dua jam pelajaran dan pertemuan kedua selama
dua jam pelajaran. Setiap satu jam pelajaran adalah empat puluh lima menit.
Setelah mengadakan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran
CTL pada pokok bahasan Melakukan Surat Menyurat diperoleh data sebagai
berikut :
4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan dilakukan kegiatan identifikasi masalah
dan analisis penyebab timbulnya masalah yang terdapat pada
proses pembelajaran mata pelajaran Melakukan Prosedur
Administrasi program keahlian Administrasi Perkantoran kelas X.3
semester 1 di SMK Kristen Salatiga sebelum tindakan kelas
dilakukan. Tindakan pemecahan masalah yang dianggap tepat yaitu
33
dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakaan model
pembelajaran CTL.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap pelaksanaan tindakan ini, dilaksanakan sesuai
dengan skenario pembelajaran CTL yang telah direncanakan. Tiap
siklus peneliti melaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran
dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
model CTL. Pertemuan pertama hasil observasi kegiatan belajar
mengajar pada kegiatan awal guru mengabsen, mengecek kesiapan
siswa, memberi apersepsi, motivasi. Model pembelajaran CTL
masih jarang diterapkan sehingga guru di SMK Kristen Salatiga
lebih berkonsentrasi pada kegiatan inti. Guru lupa menyampaikan
tujuan pembelajaran CTL. Guru menyampaikan sedikit penjelasan
tentang surat bisnis dan aneka macam surat bisnis. Guru berusaha
mengajak tanya jawab dengan siswa agar siswa aktif dalam
pembelajaran. Guru menyampaikan perangkat yang dibutuhkan
dalam pembelajaran CTL. Guru memotivasi siswa agar terlibat
pada aktivitas pemecahan masalah yang akan didiskusikan. Setelah
itu guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran CTL dan
dilanjutkan dengan pembentukan kelompok belajar.
34
Kegiatan inti dalam pembelajaran ini yaitu guru membagi
siswa menjadi 8 kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya oleh
guru (lampiran 3, halaman 89). Setelah membagi kelompok, guru
membagikan lembar studi kasus serta contoh surat permintaan
penawaran kepada masing-masing kelompok (lampiran 7, halaman
96). Siswa diminta untuk mencari tahu tentang surat permintaan
penawaran dan mempelajari isi surat permintaan penawaran. Siswa
diminta membadingkan contoh surat permintaan penawaran
tersebut dengan surat permintaan penawaran yang telah mereka
peroleh dari instansi atau toko terdekat. Siswa diminta untuk
mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari
(dalam arti penerapan teori yang ada di buku panduan dengan surat
yang mereka dapatkan dari instansi/toko).
Gambar 1. Guru saat presentasi
35
Guru membantu jalannya diskusi kelompok sebagai
fasilitator dan motivator. Setelah selesai berdiskusi siswa kembali
ke tempat duduk masing-masing.
Kegiatan akhir dalam pembelajaran ini, guru menjelaskan
tentang langkah-langkah presentasi hasil diskusi kelompok sesuai
dengan model pembelajaran CTL. Guru bersama dengan siswa
melakukan refleksi di akhir pertemuan. Selain itu guru juga
memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari
untuk pertemuan berikutnya.
Pertemuan kedua guru mengabsen siswa, memberikan
apersepsi, motivasi, tujuan pembelajaran, dan menyampaikan
kembali langkah-langkah jalannya presentasi sesuai dengan
pembelajaran CTL. Kemudian diskusi dimulai urut dari kelompok
1 yang kemudian dilanjutkan dengan kelompok berikutnya sampai
selesai.
Gambar 2. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok
36
Saat presentasi, ada 6 siswa dari kelompok lain yang
menanggapi dan 4 siswa yang bertanya tentang apa yang
dipresentasikan oleh setiap kelompok. Guru menjadi fasilitator dan
motivator pada saat jalannya diskusi dan memberikan penilaian
keaktifan masing-masing siswa.
Setelah presentasi hasil diskusi selesai, siswa dipersilahkan
kembali ke tempat duduk masing-masing. Guru membantu siswa
membuat kesimpulan dari hasil diskusi dan presentasi siswa.
Setelah itu guru memberikan lembar soal tes (lampiran 10,
halaman 110).
Gambar 3. Diskusi kelompok
Gambar 5. Guru sebagai fasilitator Gambar 4. Presentasi kelompok
37
c. Pengamatan (Observing)
Penelitian tindakan kelas ini, pelaksanaan pembelajaran
model pembelajaran CTL yaitu dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan
dengan menggunakan pembelajaran model CTL pada siklus I
diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
a. Observasi Tentang Aktivitas Kesiapan Belajar Siswa
Dalam Menerima Pelajaran
Hasil penelitian kesiapan siswa kelas X.3
program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK
Kristen Salatiga dalam menerima pelajaran dapat dilihat
(lampiran 13, halaman 116) ada siklus I pertemuan
pertama dapat dilihat bahwa sebesar 92,47 % siswa telah
siap menerima materi pelajaran. Sedangkan 7,53 %
belum siap menerima materi pelajaran. Hal ini
Gambar 6. Kondisi kelas saat tes individu Siklus I berlangsung
38
disebabkan karena ada tujuh siswa yang tidak membawa
buku paket. Pertemuan kedua dapat dilihat bahwa
sebesar 100 % siswa telah siap menerima materi
pelajaran.
b. Observasi Tentang Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses
Pembelajaran CTL
Data hasil observasi aktivitas siswa kelas X.3
program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK
Kristen Salatiga digunakan untuk mengetahui kegiatan
siswa selama proses pembelajaran. Hasil observasi
aktivitas belajar siswa pada siklus I (lampiran 14,
halaman 117) sebesar 83,16 %.
Pertemuan kedua, di awal pelajaran guru
mengabsen siswa, memberikan motivasi dan apresepsi,
kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusi. Setiap kelompok menanggapi hasil diskusi
kelompok lain serta mengajukan pertanyaan dan
memberi pendapat.
Kegiatan dalam kelompok belajar, kelompok
satu, dua, tiga, lima, tujuh, dan delapan sudah mulai bisa
menerima rekan kerja, walaupun masih terlihat tiga
siswa yang masih kurang bisa menerima rekan kerjanya.
Terlihat mereka saling berdiskusi dan sudah dapat
39
membagi tugas saat mengerjakan. Kelompok empat dan
enam belum bisa bekerja sama dan berdiskusi dengan
baik. Pembagian tugas masih belum dilakukan oleh
ketiga kelompok ini. Jadi mereka hanya mengandalkan
dua anggota kelompok saja untuk mengerjakan tugas
tersebut. Hal ini menjadikan tugas yang dikerjakan
mendapatkan nilai yang paling rendah.
Hasil diskusi siswa, nilai tertinggi dicapai oleh
kelompok dua dengan nilai 95. Kelompok delapan
memperoleh nilai 90, kelompok lima memperoleh nilai
85, kelompok tiga dan tujuh memperoleh nilai 80,
kelompok satu memperoleh nilai 77, kelompok empat
memperoleh nilai 70 , dan kelompok enam memperoleh
nilai 60.
Gambar 7. Hasil diskusi kelompok pada Siklus I
40
Akhir kegiatan guru mengadakan tes individu.
Kegiatan tes individu berjalan dengan baik. Saat sesi
tanya jawab mengenai kesulitan yang dialami selama tes,
siswa mau mengungkapkan kesulitannya. Walaupun ada
beberapa siswa yang belum berani saat mengungkapkan
kesulitannya.
c. Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan hasil belajar siswa kelas X.3 program
keahlian Administrasi perkantoran di SMK Kristen
Salatiga sebelum diterapkannya model pembelajaran
CTL yaitu sebesar 19,35 %, kemudian pada siklus I
mengalami peningkatan menjadi 51,7 % (lampiran 16,
halaman 121).
Siswa yang tuntas sebelum tindakan sebesar 6
siswa dan setelah tindakan pada siklus I siswa tuntas
Gambar 8. Hasil tes individu Siklus I
41
menjadi 15 siswa. Siswa yang belum tuntas dikarenakan
kurang menguasai materi.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Data hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk
mengetahui kegiatan guru mata pelajaran Melakukan Prosedur
Administrasi di SMK Kristen Salatiga selama proses
pembelajaran. Siklus I pertemuan pertama guru memberi
motivasi pada siswa dengan menggali pengetahuan awal, guru
menanyakan pada siswa mengenai jenis-jenis surat bisnis.
Namun pada kegiatan awal ini guru belum menyampaikan
tujuan pembelajaran. Guru kurang membimbing dan
mendukung siswa bekerja dalam kelompok sehingga kondisi
kelas ramai karena banyak pertanyaan yang belum dijawab
oleh guru. Hal ini mengakibatkan 12 siswa pasif dalam diskusi
kelompok. Hanya 20 siswa saja yang terlihat aktif dalam
diskusi, sementara yang lainnya hanya diam saja dan masih
banyak yang mengobrol. Kegiatan guru memberi arahan dan
bimbingan, memantau jalannya kegiatan dalam lembar diskusi
siswa belum optimal, guru juga belum secara optimal
memantau secara langsung pada setiap kelompok, karena
masih terdapat 6 siswa yang tidak bekerja sama dalam kegiatan
kelompok. Guru juga membantu siswa melakukan refleksi di
42
akhir pertemuan tentang materi yang sudah dipelajari melalui
model pembelajaran CTL.
Pertemuan kedua, guru menjelaskan jalannya presentasi
kelompok. Kemudian guru membimbing dan menjadi
fasilitator dalam kegiatan presentasi. Kegiatan ini sudah
berjalan dengan baik. Hal ini dilihat dari kerjasama antar
kelompok, keaktifan siswa dalam menyampaikan hasil diskusi,
dan menerima masukan/pertanyaan/sanggahan dari kelompok
lain masing-masing mendapatkan nilai 4. Pada sesi ini siswa
menjadi aktif, sehingga suasana kelas aktif. Guru memberi
arahan dan bimbingan, serta memantau jalannya kegiatan
presentasi.
Di akhir kegiatan guru membagi lembar tes individu.
Saat tes berlangsung guru mengawasi jalannya proses tes
individu. Setelah tes guru memberikan sesi tanya jawab
mengenai kesulitan yang dihadapi siswa selama mengerjakan
tes.
Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat
dari kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus pertama sudah
baik yaitu sebesar 81,18 % (lampiran 15, halaman 119).
Meskipun demikian kinerja guru perlu ditingkatkan lagi untuk
mencapai hasil yang optimal.
43
d. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus
awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh data bahwa
aktivitas siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Kristen Salatiga menunjukkan nilai sebesar
83,16 %. Hal ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang
sudah ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi kinerja
guru pada siklus I tergolong sudah baik dengan menunjukkan nilai
sebesar 81,18 %. Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran
dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan guru menjelaskan model
pembelajaran CTL, membentuk kelompok belajar serta
memberikan studi kasus yang telah dikaitkan dalam kehidupan
sehari-hari. Guru juga telah melakukan refleksi di akhir
pembelajaran.
Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I
masih terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan
tujuan yang harus dicapai dalam penelitian. Tujuan tersebut yaitu
hasil ketuntasan belajar siswa yang diperoleh pada siklus I sebesar
51,7 %. Hasil tersebut masih di bawah kriteria keberhasilan belajar,
sehingga pada siklus II perlu ditingkatkan lagi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dan harus ditingkatkan lagi pada siklus II, yaitu :
1. Tujuan pembelajaran yang belum tersampaikan.
44
2. Suasana kelas belum terkendali, karena masih ada siswa
yang tidak memperhatikan selama pembelajaran.
3. Siswa dan guru mengalami kendala dalam melaksanakan
pembelajaran timbal balik karena belum terbiasa.
4. Kurangnya kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
5. Siswa masih kurang menerima rekan dalam bekerja.
4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini diisi dengan persiapan seperti
siklus I dan memperbaiki kekurangan pada siklus I yang dapat
dilihat pada refleksi siklus I. Persiapan perbaikannya antara lain
sebagai berikut:
1. Penyampaian tujuan pembelajaran
Upaya perbaikan pada tujuan pembelajaran ini yaitu
guru sebagai pengajar supaya mempersiapkan skenario
pembelajaran dengan baik. Jadi kegiatan awal, inti dan akhir
dapat berjalan dengan baik.
2. Penyampaian langkah-langkah CTL
Upaya perbaikan pada penyampaian langkah-langkah
CTL adalah dengan memperjelas penyampaian langka-langkah
pembelajaran CTL. Dengan adanya kejelasan langkah-langkah
45
pembelajaran CTL tersebut, siswa lebih mengerti apa yang
harus mereka lakukan.
3. Hasil belajar
Upaya perbaikan ketuntasan hasil belajar yaitu guru
memberikan pengarahan supaya semua siswa lebih
berkonsentrasi dan menyimak semua arahan dari guru. Dengan
adanya pengarahan tersebut proses pembelajaran akan berjalan
efektif dan siswa dapat menguasai materi yang diajarkan
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pertemuan pertama guru mata pelajaran Melakukan
Prosedur Administrasi SMK Kristen Salatiga melaksanakan
tindakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran CTL yang telah disusun dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada pertemuan pertama ini,
kegiatan awal guru mengabsen, mengecek kesiapan siswa,
memberi apersepsi, dan motivasi.
Gambar 9. Guru saat presentasi
46
Kesiapan guru dalam pembelajaran CTL sudah baik. Hal
ini dilihat dari guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menyampaikan sedikit penjelasan tentang surat penawaran.
Guru berusaha mengajak tanya jawab dengan siswa sehingga siswa
aktif dalam pembelajaran. Setelah itu guru menyampaikan
langkah-langkah pembelajaran CTL dan dilanjutkan dengan
pembagian kelompok diskusi seperti pada siklus I.
Pertemuan pertama siklus II ini siswa terlihat adanya
kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat
dengan siswa dapat mengkondisikan dalam bentuk kelompok,
kesiapan siswa dalam membawa buku pelajaran dan materi yang
akan dibahas pada pertemuan ini.
Kegiatan inti dalam pembelajaran ini dimulai dengan
meminta siswa untuk berbaur sesuai dengan kelompok yang telah
ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Siklus II ini, siswa lebih
tertib karena sudah memahami model pembelajaran CTL, dan telah
siap dengan materi yang akan diberikan. Langkah berikutnya
Gambar 11. Jalannya diskusi kelompok Gambar 10. Pembagian kelompok
47
adalah guru memberikan lembar diskusi kelompok (lampiran 17,
halaman 123) untuk dibahas oleh masing-masing kelompok. Guru
membantu jalannya diskusi kelompok sebagai fasilitator dan
motivator. Setelah selesai berdiskusi siswa kembali ke tempat
duduk masing-masing.
Kegiatan akhir dalam pembelajaran ini, guru menjelaskan
tentang langkah-langkah presentasi hasil diskusi kelompok. Selain
itu guru juga memberitahukan kepada siswa untuk belajar agar siap
menerima tes pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan kedua guru mengabsen siswa, memberikan
apersepsi, motivasi, tujuan pembelajaran, dan menyampaikan
kembali langkah-langkah jalannya presentasi. Kemudian diskusi
dimulai urut dari kelompok 1 yang kemudian dilanjutkan dengan
kelompok berikutnya sampai selesai.
Gambar 12. Guru menjadi fasilitator
48
Saat presentasi, ada 8 siswa menanggapi hasil presentasi
dan 8 siswa dari kelompok lain bertanya tentang hasil diskusi yang
telah dipresentasikan serta ada 7 siswa yang aktif dengan ikut
membantu memberikan jawaban dari pertanyaan siswa lain. Guru
menjadi fasilitator dan motivator pada saat jalannya diskusi dan
memberikan penilaian keaktifan masing-masing siswa. Setelah
presentasi hasil diskusi selesai, siswa dipersilahkan kembali ke
tempat duduk masing-masing. Setelah presentasi selesai guru
membantu siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari
melalui diskusi dan persentasi tersebut. Kegiatan akhir dari
pertemuan ini guru memberikan lembar soal tes (lampiran 19,
halaman 130) yang kemudian dikerjakan oleh siswa dengan tertib.
Gambar 13. Presentasi siswa
49
c. Pengamatan (Observing)
Penelitian tindakan kelas ini, pelaksanaan penerapan
pembelajaran model pembelajaran CTL yaitu dengan
menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti.
Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran model CTL
pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam
menerima materi pelajaran.
Hasil penelitian kesiapan siswa kelas X.3
program keahlian Administrasi Perkantoran SMK
Kristen Salatiga dalam menerima pelajaran dapat dilihat
(lampiran 22, halaman 134) pada siklus II pertemuan
pertama dapat dilihat bahwa sebesar 100 % siswa telah
siap menerima materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat
melalui semua siswa membawa buku paket, alat tulis dan
Gambar 14. Jalannya tes individu pada Siklus II
50
lain sebagainya. Pertemuan kedua kesiapan siswa
menerima pelajaran dapat dilihat bahwa sebesar 100 %
siswa siap menerima materi pelajaran. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari siklus I
sebesar 92,47 % dan pada siklus II meningkat menjadi
100 %.
b. Observasi mengenai aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran CTL
Hasil penelitian siklus II ini aktivitas belajar
siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Kristen Salatiga (lampiran 23,
halaman 135) dalam kegiatan pembelajaran CTL telah
mencapai 84,21 % sedangkan yang kurang aktif tinggal
15,79 % karena takut dan minder dalam menjawab
pertanyaan maupun dalam mengemukakan pendapat.
Siswa mampu bekerja sama dalam diskusi dan
mengerjakan tugas kelompok.
Tiap kelompok sudah ada peningkatan dalam
berkelompok dan berdiskusi. mereka sudah bisa
membagi tugas dengan baik. Kerja sama antar anggota
kelompok sudah terlihat baik.
51
Hasil diskusi siswa, kelompok lima dan empat
memperoleh nilai 100, kelompok dua dan delapan
memperoleh nilai 95. Kelompok satu, tiga, enam, dan
tujuh memperoleh nilai 90 dikarenakan kurang teliti
dalam menulis surat penawaran.
Pertemuan kedua, diawal pelajaran guru
mengabsen siswa, memberikan motivasi dan apresepsi.
Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusi. Setiap kelompok menanggapi hasil diskusi
kelompok lain serta mengajukan pertanyaan dan
memberi pendapat. Presentasi dapat berjalan dengan
lancar dan suasana kelas menjadi aktif. Setelah selesai
presentasi, siswa kembali ke tempat duduk masing-
masing dan guru membagikan soal tes individu. Tes
individu berjalan dengan baik. Hal ini berarti ada
Gambar 15. Hasil diskusi kelompok pada Siklus II
52
peningkatan pada siklus II setelah siswa diberikan
motivasi tentang pentingnya berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran CTL.
c. Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum
diterapkannya model pembelajaran CTL yaitu sebesar
19,35 %, kemudian pada siklus II meningkat menjadi
100 % (lampiran 25, halaman 139). Siswa yang tuntas
sebelum tindakan sebesar 6 siswa dan setelah tindakan
pada siklus II siswa tuntas menjadi 30 siswa.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Data hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk
mengetahui kegiatan guru mata pelajaran Melakukan
Prosedur Administrasi SMK Kristen Salatiga selama proses
pembelajaran. Siklus II pertemuan pertama guru memberi
motivasi pada siswa dengan menggali pengetahuan awal,
Hasil tes individu pada Siklus II
53
guru menanyakan pada siswa mengenai surat penawaran.
Awal kegiatan ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran
mendapatkan poin 4. Guru membimbing dan mendukung
siswa bekerja dalam kelompok sehingga kondisi kelas dapat
terkendali. Siswa terlihat aktif dalam diskusi, hanya ada 4
siswa yang masih diam saja dalam jalannya diskusi. Kegiatan
guru memberi arahan dan bimbingan, memantau jalannya
kegiatan dalam lembar diskusi siswa mendapatkan nilai 5,
guru juga memantau secara langsung pada setiap kelompok,
sehingga siswa bekerja sama dalam kegiatan kelompok.
Pertemuan kedua, guru menjelaskan jalannya
presentasi kelompok. Kemudian guru membimbing dan
menjadi fasilitator dalam kegiatan presentasi. Kegiatan ini
sudah berjalan dengan baik. Hal ini dilihat dari kerjasama
antar kelompok, keaktifan siswa dalam menyampaikan hasil
diskusi, dan menerima masukan / pertanyaan / sanggahan dari
kelompok lain masing-masing mendapatkan nilai 5. Pada sesi
ini siswa menjadi aktif, sehingga suasana kelas aktif. Guru
memberi arahan dan bimbingan, serta memantau jalannya
kegiatan.
Di akhir kegiatan guru membagi lembar tes individu.
Saat tes berlangsung guru mengawasi jalannya proses tes
individu. Setelah tes selesai, guru memberikan sesi tanya
54
jawab mengenai kesulitan yang dihadapi siswa selama
mengerjakan tes.
Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat
dari kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus II sudah baik
yaitu sebesar 96,47 % (lampiran 24, halaman 137). Meskipun
demikian kinerja guru perlu ditingkatkan kembali untuk
mencapai hasil yang optimal.
3) Angket tanggapan siswa mengenai pelaksanaan model
pembelajaran CTL.
Hasil angket tanggapan siswa kelas X.3 program
keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga
yang diperoleh (lampiran 26, halaman 141), 27 siswa
menyatakan suka dengan pembelajaran CTL. Mereka merasa
tertarik, dapat belajar lebih baik, dan lebih memahami materi
yang diajarkan. 28 siswa juga menyatakan hasil belajar
mereka dapat lebih baik karena dapat berdiskusi dengan
teman dan termotivasi untuk belajar.
d. Refleksi (Reflecting)
Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar siswa kelas
X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen
Salatiga sudah menunjukkan hasil baik yaitu sebesar 84,21 %.
Sementara aktivitas guru mata pelajaran Melakukan Prosedur
Administrasi SMK Kristen Salatiga juga menunjukkan adanya
55
peningkatan yaitu sebesar 96,47 %. Baik aktivitas siswa maupun
guru sudah mencapai kriteria keberhasilan proses. Berdasarkan
hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II aktivitas peserta didik
sudah menunjukan tercapainya tujuan dalam penelitian yaitu hasil
ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebesar 100 %. Hasil
tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu diatas
atau sama dengan 75 %.
4.2. Rangkuman Hasil Penelitian
Tabel 4.2 Hasil Penelitian Dari PraSiklus Sampai Dengan Siklus II
Kelas X.3 Proli Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga
Tahapan Diskripsi
Sebelum
tindakan
Kondisi awal subyek menunjukan bahwa guru Administrasi
Perkantoran di SMK Kristen Salatiga masih menggunakan
metode konvensional dalam pembelajaran. Siswa masih
tergantung pada penjelasan guru saja dalam PBM tanpa
memanfaatkan fasilitas perpustakaan dan ICT yang tersedia di
sekolah. Ada 11 siswa yang terlihat tidak mendengarkan
penjelasan guru. Ketika guru mengajukan pertanyaan hanya 7
siswa yang dapat menjawab pertanyaan. Guru tidak memberikan
studi kasus dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan
pembelajaran sehingga pembelajaran terpusat pada buku paket.
56
Di dalam pembelajaran, tidak terbentuk kelompok belajar
sebagai wadah untuk mengemukakan pendapat, diskusi serta
tanya jawab antar siswa sehingga siswa pasif dalam
pembelajaran. Guru tidak melakukan refleksi di akhir pertemuan
sehingga guru tidak dapat mengetahui kekurangan dalam
pemberajaran dan tidak bisa memperbaikinya. Ada 25 siswa
masih memperoleh nilai ulangan harian di bawah KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan yaitu 70.
Siklus I
Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan kegiatan identifikasi masalah dan
analisis penyebab timbulnya masalah yang terdapat pada proses
pembelajaran mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi
program keahlian Administrasi Perkantoran kelas X.3 semester 1
di SMK Kristen Salatiga sebelum tindakan kelas dilakukan.
Tindakan pemecahan masalah yang dianggap tepat yaitu dengan
menerapkan pembelajaran dengan menggunakaan model
pembelajaran CTL.
Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan ini, dilaksanakan sesuai dengan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Tiap siklus
peneliti melaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran
dalam bentuk RPP pembelajaran CTL. Pertemuan pertama hasil
observasi kegiatan belajar mengajar pada kegiatan awal guru
lupa menyampaikan tujuan pembelajaran. Model pembelajaran
57
CTL masih jarang diterapkan sehingga guru di SMK Kristen
Salatiga lebih berkonsentrasi pada kegiatan inti.
Pertemuan kedua guru sudah melaksanakan proses belajar
mengajar sesuai dengan RPP.
Pengamatan Penelitian tindakan kelas ini, pelaksanaan penerapan
pembelajaran model CTL yaitu dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan
dengan menggunakan pembelajaran model CTL pada siklus I
diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
d. Observasi Tentang Aktivitas Kesiapan Belajar Siswa
Dalam Menerima Pelajaran.
Hasil penelitian kesiapan siswa kelas X.3 program
keahlian Administrasi perkantoran di SMK Kristen
Salatiga dalam menerima pelajaran pada siklus I
pertemuan pertama sebesar 92,47 % siswa telah siap
menerima materi pelajaran. Sedangkan 7,53 % belum
siap menerima materi pelajaran. Pertemuan kedua dapat
dilihat bahwa sebesar 100 % siswa telah siap menerima
materi pelajaran.
e. Observasi Tentang Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses
Pembelajaran CTL.
58
Hasil observasi aktivitas belajar siswa kelas X.3 program
keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Kristen
Salatiga pada siklus I sebesar 83,16%.
f. Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan hasil belajar siswa kelas X.3 program
keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Kristen
Salatiga sebelum diterapkannya model pembelajaran
CTL yaitu sebesar 19,35 %, kemudian pada siklus I
mengalami peningkatan menjadi 51,7 %.
2. Hasil Observasi Aktivitas Guru.
Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat dari
kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus pertama sudah
baik yaitu sebesar 81,18 %. Meskipun demikian kinerja
guru perlu ditingkatkan kembali untuk mencapai hasil yang
optimal.
Refleksi Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal
dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh data bahwa
aktivitas siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Kristen Salatiga menunjukkan nilai sebesar
83,16 %. Hal ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan
yang sudah ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi
kinerja guru pada siklus I tergolong dengan menunjukkan nilai
sebesar 81,18%. Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran
59
dengan baik. Namun, guru masih kurang dalam melaksanakan
langkah CTL.
Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I masih
terdapat hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan tujuan yang
harus dicapai dalam penelitian yaitu hasil ketuntasan belajar
siswa pada siklus I yaitu sebesar 51,7 %. Hasil tersebut masih di
bawah kriteria keberhasilan belajar, sehingga pada siklus II
perlu ditingkatkan lagi.
Siklus II
Perencanaan Pada tahap perencanaan ini diisi dengan persiapan seperti siklus I
dan memperbaiki kekurangan pada siklus I yang dilihat pada
refleksi siklus I.
Pelaksanaan Pada tahap ini guru melaksanakan perbaikan tindakan
pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran CTL
yang telah disusun dalam bentuk RPP.
Pengamatan Tahap ini, pelaksanaan penerapan model pembelajaran CTL
yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah
dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan
pembelajaran model CTL, pada siklus II diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
a Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam
menerima materi pelajaran.
60
Hasil penelitian kesiapan siswa kelas X.3 program
keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga
dalam menerima pelajaran pada siklus II pertemuan
pertama sebesar 100 % siswa telah siap menerima materi
pelajaran. Pertemuan kedua kesiapan siswa menerima
pelajaran sebesar 100 % siswa siap menerima materi
pelajaran. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada
siklus II ini dibandingkan siklus I.
b Observasi mengenai Aktivitas Siswa dalam proses
pembelajaran CTL.
Hasil penelitian siklus II ini aktivitas belajar siswa kelas
X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK
Kristen Salatiga dalam kegiatan pembelajaran CTL telah
mencapai 84,21 % sedangkan siswa yang kurang aktif
tinggal 15,79 % karena takut dan minder dalam
menjawab pertanyaan maupun dalam mengemukakan
pendapat.
c Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum diterapkannya
model pembelajaran CTL yaitu sebesar 19,35 %,
kemudian pada siklus II meningkat menjadi 100 %.
Siswa yang tuntas sebelum tindakan sebesar 6 siswa dan
setelah tindakan pada siklus II siswa tuntas menjadi 30
61
siswa.
2. Hasil Observasi Aktivitas Guru.
Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat dari
kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus II sudah baik
yaitu sebesar 96,47 %. Meskipun demikian kinerja guru
perlu ditingkatkan kembali untuk mencapai hasil yang
optimal.
Refleksi Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar siswa kelas X.3
program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen
Salatiga sudah menunjukkan hasil baik yaitu sebesar 84,21 %.
Sementara aktivitas guru mata pelajaran Melakukan Prosedur
Administrasi SMK Kristen Salatiga juga menunjukkan adanya
peningkatan yaitu sebesar 96,47%. Baik aktivitas siswa maupun
guru sudah mencapai kriteria keberhasilan proses. Berdasarkan
hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II aktivitas peserta didik
sudah menunjukan tercapainya tujuan dalam penelitian yaitu
hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebesar 100 %.
Hasil tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu
diatas atau sama dengan 75 %.
62
4.3. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil observasi selama
penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk kemudian
dilakukan refleksi secara keseluruhan pada setiap siklusnya. Proses
pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terdapat interaksi yang
baik antara guru dan siswa. Proses pembelajaran guru harus dapat
menentukan model-model pembelajaran yang akan digunakan dalam PBM
yang disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan disampaikan. Dengan
hal tersebut maka tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Proses
pembelajaran dapat dikatakan optimal apabila terdapat keaktifan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada hasil belajar
siswa yang tinggi sehingga proses pembelajaran dapat berkualitas.
Tujuan pembelajaran akan tercapai bila guru telah berhasil dalam
mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar diketahui setelah diadakan
evaluasi dengan seperangkat soal. Sejauhmana tingkat keberhasilan belajar
mengajar dapat dilihat dari daya serap siswa dan persentase keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dapat diketahui melalui
hasil belajar siswa. Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu
dilakukan observasi awal untuk mengidentifikasikan permasalahan. Guru
juga mempersiapkan Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP).
Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini, mengambil pokok
bahasan Melakukan Surat-menyurat. Materi pembelajaran ini mengenai surat
permintaan penawaran dan surat penawaran.
63
Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 program keahlian
administrasi perkantoran SMK Kristen Salatiga mata pelajaran melakukan
prosedur administrasi menunjukan bahwa masih ada 25 siswa yang nilai
ulangan hariannya masih berada di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) yang telah ditatapkan yaitu 70, serta kurangnya perhatian dan
aktivitas siswa saat kegiatan PBM berlangsung. Bentuk pemecahan dari
permasalahan ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran CTL.
Menurut Elaini B. Johnson (2010:57) :
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sistem pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Hal ini penting diterapkan agar informasi yang diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek, yang mudah dilupakan, tetapi dapat disimpan dalam memori jangka panjang sehingga akan dihayati dan diterapkan dalam tugas pekerjaan.
Dari pengertian tersebut maka model pembelajaran CTL dapat
diterapkan pada mata pelajaran melakukan prosedur administrasi pokok
bahasan melakukan surat-menyurat. Pernyataan ini dapat dibuktikan melalui
hasil penelitian menggunakan model pembelajaran CTL yang telah dilakukan
melalui 2 siklus. Selama pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran CTL pada materi Melakukan Surat- menyurat dari pra siklus ke
siklus I dan pra siklus II ke siklus II terjadi perubahan dalam proses
pembelajaran ke arah yang lebih baik.
Perubahan ini dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil observasi pada
proses pembelajaran menunjukkan bahwa keaktifan siswa dari siklus I ke
64
siklus II mengalami peningkatan. Hasil aktivitas siswa siklus I sebesar
83,16%. Sedangkan hasil aktivitas siswa siklus II sebesar 84,21 %.
Selain itu, perubahan juga dapat dilihat dari hasil ketuntasan hasil
belajar sebelum diterapkannya model pembelajaran CTL dengan hasil
ketuntasan hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran CTL. Nilai
awal yang diperoleh dari hasil ulangan harian dijadikan dasar ukuran
perhitungan ketuntasan hasil belajar tiap siklus. Materi tiap-tiap siklus
merupakan materi baru. Hasil analisis terhadap hasil belajar siswa
menunjukkan bahwa dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan.
Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 66,41 dan ketuntasan
belajar sebesar 51,7 %. Ketidaktuntasan hasil belajar individu pada siklus I
sebanyak 14 siswa atau 48,3 %. Ketidaktuntasan hasil belajar individu
dikarenakan kurang menguasai materi. Rata-rata hasil belajar siswa pada
siklus II sebesar 93,86 dan ketuntasan belajar sebesar 100 %.
Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman
siswa terhadap materi atau konsep yang dipelajari melalui kegiatan yang telah
dilaksanakan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar
siswa sudah masuk dalam kriteria ketuntasan belajar yaitu lebih dari atau
sama dengan 75 %. Hal ini berarti, dengan diterapkannya model
pembelajaran CTL aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Hasil observasi guru pada siklus I sebesar 81,18 % dan pada siklus II
sebesar 96,47 %. Dari data tersebut menunjukkan adanya kenaikan kinerja
guru dari siklus I dan siklus II.
65
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dikemukakan
keunggulan model pembelajaran CTL yang diterapkan dalam mata pelajaran
melakukan prosedur administrasi pokok bahasan melakukan prosedur
administrasi sebagai berikut:
1. Pembelajaran melakukan prosedur administrasi pokok bahasan
melakukan surat menyurat menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya
siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman
belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting,
sebab dengan dapat mengaitkan materi yang ditemukan dengan
kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi melakukan surat
menyurat itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi
yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga
tidak akan mudah dilupakan.
2. Pembelajaran melakukan prosedur administrasi pokok bahasan
melakukan surat menyurat menjadi lebih produktif dan mampu
menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena model
pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana siswa
diarahkan untuk menemukan pengetahuannya sendiri.
3. Model pembelajaran CTL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran melakukan prosedur administrasi
pokok bahasan melakukan surat menyurat.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL dapat
dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa serta
66
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sehingga pembelajaran yang
berlangsung dapat menjadi lebih baik dan diperoleh secara optimal.
Penggunaan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi program
keahlian Administrasi Perkantoran pokok bahasan Melakukan Surat-
menyurat kelas X Semester 1 Tahun Pelajaran 2011-2012 di SMK Kristen
Salatiga.