30
36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah kelas X C SMA Negeri 1 Suruh yang memiliki keterampilan sosial rendah yang berjumlah 13 orang siswa. Diantaranya adalah 13 orang siswa pada kelompok pre test eksperimen dan 13 orang siswa pada kelompok pretest kontrol. Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Pretest kelompok kontrol dan eksperimen No Kode Pre Test Eksperimen Pre Test Kontrol 1 R-01 72.54 57.61 2 R-02 73.73 61.19 3 R-03 74.03 54.93 4 R -04 71.94 57.61 5 R -05 65.07 60.6 6 R -06 75.52 62.09 7 R -07 62.09 62.69 8 R -08 54.93 65.07 9 R -09 60.6 67.16 10 R -10 67.16 67.16 11 R -11 65.07 70.75 12 R -12 57.61 71.64 13 R -13 54.93 70.75 Jumlah 855.22 829.25 Rata-rata 65.79 63.79 Varians 54.61 29.90 Standar Deviasi 7.39 5.47 Tabel 4.1 di atas memperlihatkan ringkasan hasil pre test kedua kelompok pre test yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5529/5/T1_132010048_BAB IV.pdf · penelitian yaitu melakukan mengurus surat ijin terlebih

Embed Size (px)

Citation preview

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah kelas X C SMA Negeri 1 Suruh yang memiliki

keterampilan sosial rendah yang berjumlah 13 orang siswa. Diantaranya adalah 13

orang siswa pada kelompok pre test eksperimen dan 13 orang siswa pada

kelompok pretest kontrol.

Tabel 4.1

Ringkasan Hasil Pretest kelompok kontrol dan eksperimen

No Kode Pre Test Eksperimen Pre Test Kontrol

1 R-01 72.54 57.61

2 R-02 73.73 61.19

3 R-03 74.03 54.93

4 R -04 71.94 57.61

5 R -05 65.07 60.6

6 R -06 75.52 62.09

7 R -07 62.09 62.69

8 R -08 54.93 65.07

9 R -09 60.6 67.16

10 R -10 67.16 67.16

11 R -11 65.07 70.75

12 R -12 57.61 71.64

13 R -13 54.93 70.75

Jumlah 855.22 829.25

Rata-rata 65.79 63.79

Varians 54.61 29.90

Standar Deviasi 7.39 5.47

Tabel 4.1 di atas memperlihatkan ringkasan hasil pre test kedua kelompok

pre test yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest pada

37

kelompok eksperimen menunjukkan nilai rata-rata 65,79 dengan varians 54,61

dan standar deviasi 7,39. Sedangkan hasil pre test kelompok kontrol menunjukkan

nilai rata-rata 63,79 dengan varians 29,90 dan standar deviasi 5,47. Agar lebih

jelas deskripsi tentang hasil pre test kedua kelompok perlakuan disajikan dengan

tabel berikut.

Tabel 4.2

Deskripsi Persentase Hasil Pre test kelompok kontrol dan eksperimen

Kategori Kelompok Pre test

Kontrol Eksperimen

Sangat Baik 0 0

Baik 23,1 38,46

Cukup 76,9 61,54

Kurang Baik 0 0

Tidak baik 0 0

Total 100 100

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa hasil pre test kelompok kontrol adalah

23,1% termasuk dalam kategori baik, dan 76,9% termasuk dalam kategori cukup.

Sedangkan hasil pre test kelompok eksperimen adalah 38,46% termasuk kategori

baik, dan 61,54% termasuk dalam kategori cukup.

4.2. Pelaksanaan Penelitian

Langkah awal yang dilakukan oleh penulis sebelum melaksanakan

penelitian yaitu melakukan mengurus surat ijin terlebih dahulu. Sebelumnya

penulis telah meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Suruh beserta

Guru BK secara informal untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1

Salatiga serta menyampaikan maksud dan tujuan penulis melaksanakan penelitian

di SMA Negeri 1 Salatiga. Surat penelitian yang dikeluarkan dan ditandatangani

38

oleh Dekan FKIP-UKSW pada tanggal 23 Januari 2014. Setelah peneliti

mendapatkan surat ijin ke SMA Negeri 1 Suruh, berdasarkan surat ijin dari kepala

sekolah SMA Negeri 1 Suruh untuk melakukan penelitian.

4.2.1. Pre test

Pre test dilakukan pada tanggal 24 januari 2014 dengan

membagikan inventori keterampilan sosial yang di adopsi dari Victoria

(2008) dan di susun berdasarkan konstruk keterampilan sosial yang di

kemukakan oleh Riggio (1986) kepada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Kemudian kelompok eksperimen akan di beri layanan

bimbingan kelompok.

Untuk mengetahui homogenitas pretest antara kelompok

eksperimen dengan kontrol dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3

Mean Rank dan uji Mann-Whitney Keterampilan Sosial pada Kelompok

Eksperimen dan kelompok Kontrol

Ranks

Kelompok Pre Test N Mean Rank Sum of Ranks

Skor

Eksperimen 13 14,77 192,00

Kontrol 13 12,23 159,00

Total 26

Test Statisticsa

Skor

Mann-Whitney U 68,000

Wilcoxon W 159,000

Z -,849

Asymp. Sig. (2-tailed) ,396

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] ,418

b

39

a. Grouping Variable: Kelompok Pre

Test

b. Not corrected for ties.

Pada tabel di atas, jumlah subjek untuk kelompok eksperimen sebanyak 13

orang siswa dan jumlah subjek untuk kelompok kontrol sebanyak 15 siswa. Skor

ranking rata-rata untuk kelompok eksperimen = 14,77 dan skor ranking rata-rata

untuk kelompok kontrol=12,23. Sedangkan signifikan (p value) 0,418 > 0,05

maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest

kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan.

4.3. Outline Rancangan Bimbingan Kelompok

Pertemuan Materi Tujuan Metode

1 Keterampilan

Sosial

a. Siswa mampu

menjelaskan

pengertian

keterampilan sosial.

b. Siswa mampu

menyebutkan macam-

macam contoh

keterampilan sosial.

c. Siswa mampu

mempraktekkan ontoh

tindakan atau perilaku

yang menggambarkan

keterampilan sosial.

Ceramah,

diskusi,

permainan

2 Ekspresi Emosi a. Siswa mampu

menjelaskan

pengertian ekspresi

emosi.

b. Siswa mamp

memberikan contoh

tindakan yang

menggambarkan

ekspresi emosi.

c. Siswa mampu

mempraktekkan

contoh tindakan

ekspresi emosi.

Ceramah,

diskusi,

permainan.

40

3. Kepekaan Emosi a. Siswa mampu

menjelaskan

pengertian kepekaan

emosi.

b. Siswa mampu

menerapkan kepekaan

emosinya terhadap

orang lain.

c. Siswa mampu

mempraktekkan cara

mengatasi masalah

yang berkenaan

dengan kepekaan

emosinya.

Diskusi dan

permainan.

4. Kontrol Emosi a. Siswa mampu

menjelaskan

pengertian kontrol

emosi.

b. Siswa mampu

menyebutkan contoh

tindakan yang

menggambarkan

bagaimana cara

mengontrol emosi.

c. Siswa mampu

mempraktekkan

tindakan yang

mengontrol emosinya.

Diskusi, tanya

jawap, role

play.

5. Ekspresi Sosial a. Siswa mampu

menjelaskan

pengertian ekspresi

emosi.

b. Siswa mampu

menyebutkan tingkah

laku yang

menunjukkan ekspresi

sosial.

c. Siswa mampu

mempraktekkan

contoh tindakan yang

menggambarkan

ekspresi sosial.

Diskusi dan

role play.

41

6. Kepekaan Sosial a. Siswa mampu

menjelaskan

pengertian kepekaan

sosial.

b. Siswa mampu

menyebutkan contoh

tindakan yang

menggambarkan

kepekaan sosial.

c. Siswa mampu

mempraktekkan

contoh tindakan

kepekaan sosial.

Ceramah,

diskusi, dan

permainan

7. Kontrol Sosial a. Siswa mampu

menjelaskan

pengertian kontrol

sosial.

b. Siswa mampu

menyebutkan contoh

tindakan kontrol

sosial.

c. Siswa mampu

mempraktekkan

contoh tindakan yang

menggambarkan

kontrol sosial.

Diskusi dan

role play

8. Manipulasi

Sosial

a. Siswa mampu

menjelaskan

pengertian manipulasi

sosial.

b. Siswa mampu

memberikan contoh

tindakan yang

menggambarkan

manipulasi sosial.

c. Siswa mampu

mempraktekkan

kegiatan yang

menggambarkan

manipulasi sosial.

Diskusi dan

role play.

4.2.2. Tahap Kegiatan ( Treatment/Perlakuan)

Penulis melakukan eksperimen kepada 8 orang siswa yang terpilih

menjadi kelompok eksperimen mulai tanggal 13 mei 2014 sampai 23 mei

2014 dengan rangkaian bimbingan kelompok sebagai berikut :

42

1. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2014,

durasi waktu 1 jam pelajaran yaitu 45 menit, dengan bentuk tindakan

berupa “ Siswa mendiskusikan dalam kelompok materi tertulis tentang

keterampilan sosial “ adapun tahap kegiatannya sebagai berikut :

a. Tahap pembentukan : sebelum melaksanakan kegiatan bimbingan

kelompok terlebih dahulu di awali dengan doa bersama yang di pimpin

oleh penulis yang sekaligus berperan sebagai pemimpin kelompok.

Kegiatan yang di lakukan pada tahap ini adalah penulis sebagai pemimpin

kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, cara-cara, asas-asas kegiatan

dalam bimbingan kelompok. Di lanjutkan dengan saling memperkenalkan

diri yang di mulai dari pemimpin kelompok dan kemudian anggota

kelompok pertama sebelah kiri pemimpin kelompok dengan menyebutkan

nama, di lakukan secara berurutan sampai anggota terakhir ( anggota ke –

8 ). Dan untuk mengakrabkan suasana, pemimpin kelompok membuat

permainan kecil yaitu “ TEBAK SIAPA AKU “.

b. Tahap peralihan : Tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan

yang akan di laksanakan pada tahap berikutnya. Sebelum ke tahap

berikutnya.Pemimpin kelompok menanyakan kesediaannya mengikuti

kegiatan bimbingan kelompok sampai akhir, ternyata semua anggota

kelompok bersedia mengikuti sehingga kegiatan bimbingan kelompok ini

dapat di lanjutkan ke tahap berikutnya.

43

c. Tahap kegiatan : pada tahap ini anggota yang di pimpin oleh pemimpin

kelompok mendiskusikan materi tertulis tentang “ Keterampilan Sosial “

yang terdiri dari pengertian, Konstruk Keterampilan Sosial, dan diskusi.

d. Tahap pengakhiran : pada tahap ini anggota yang di pimpin oleh

pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera

berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing anggota

kelompok menyebutkan kesan-kesan dan hasil-hasil kegiatan ini.

Selanjutnya membahas kegiatan selanjutnya dengan di tentukan pada

tanggal pelaksanaan.

e. Deskripsi hasil layanan : para anggota kelompok sudah memahami topik

yang di bahas yaitu Keterampilan Sosial, mereka bisa mengambil

kesimpulan tentang apaitu Keterampilan Sosial dan juga bisa memberikan

contoh tindakan/perilaku Keterampilan Sosial. Penulis meminta siswa

membuat definisi Keterampilan Sosial dengan menggunakan kata-kata

sendiri.

2. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2014, durasi

waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa

penjelasan mengenai ekspresi emosi dan permainan dalam kelompok yang

berkaitan dengan ekspresi emosi yaitu “menemukan dan merasakan”.

Adapun tahapannya sebagai berikut:

44

a. Tahap Pembukaan: tahap ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh

pemimpin kelompok, dan menanyakan hasil dari pertemuan kemarin

tentang ketrampilan sosial. Para anggota sudah mengerti tentang apa itu

ketrampilan sosial.

b. Tahap Peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan

kegiatan yang berupa permainan tentang ekspresi emosi yaitu

”menemukan dan merasakan” serta menjelaskan tatacara permainan

tersebut, setelah semuanya jelas kemudian menanyakan kesanggupan

anggota untuk melaksanakan permainan tersebut.

c. Tahap Kegiatan: pada tahap ini anggota kelompok bermain semua,

kemudian pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dari permainan ini

adalah untuk menunjukkan ekspresi wajah yang dirasakan siswa jika

menghadapi suatu situasi. Serta mendiskusikan pengalaman yang

diperoleh.

d. Tahap Pengakhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh

pemimpin kelompok menemukakan bahwa kegiatan ini akan segera

berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing anggota

menyebutkan kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini. Hasilnya sebagian

besar anggota tertarik.Selanjutnya menentukan kegiatan berikutnya

yang ditentukan pada tanggal 16 Mei 2014. Selanjutnya pemimpin

kelompok mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota dalam

kegiatan ini dan ditutup dengan doa.

45

e. Deskripsi Hasil Layanan: sebagian besar para anggota kelompok

menikmati permainan tersebut. Kiat yang dilakukan agar dapat

mencocokan ekspresi yang tepat yaitu dengan membayangkan tentang

kejadian-kejadian yang sudah tertulis di materi.

3. Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2014, durasi

waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa

penjelasan mengenai kepekaan dan permainan dalam bentuk membuat

puisi. Adapun tahapannya sebagi berikut:

a. Tahap Pembukaan:kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin

oleh pemimpin kelompok, dan menanyakan hasil dari pertemuan

kemarin tentang ekspresi emosi. Para anggota sudah mengerti tentang

apa itu ekspresi emosi.

b. Tahap Peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompokmenjelaskan

kegiatan yang berupa permainan tentang kepekaan emosi yaitu

“membuat puisi”. Serta menjelaskan tata cara permainan tersebut,

setelah semuanya jelas kemudian menanyakan kesanggupan anggota

untuk melaksanakan permainan tersebut.

c. Tahap Kegiatan: pada tahap ini anggota dibagi menjadi 4 kelompok

masing-masing kelompok beranggotakan 2 orang. Kemudian peserta

dibagikan kertas kosong, peserta diminta membuat puisi sesuai dengan

46

tema yang sudah ditentukan oleh fasilitator.Siswa diminta membacakan

puisi tersebut secara bergantian. Siswa lain diharuskan mendengarkan

dengan baik bagaimana ekspresi orang lain dan apa yang dirasakannya,

mengungkapkan ekspresi emosinya, mendemonstrasikan keprihatinan

dengan kata dan perbuatan. Misalnya jangan berbicara dengan teman

lainnya.Kemudian pemimpin kelompok dan para anggota

menyimpulkan hasil kegiatan tersebut.Semua anggota terlibat aktif.

d. Tahap Pengakhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh

pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera

berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing anggota

mengemukan kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini dan mengisi

lembar evaluasi. Selanjutnya menentukan kegiatan berikutnya yang

ditentukan pada tanggal 17 Mei 2014. Selanjutnya pemimpin kelompok

mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota dalam kegiatan ini

dan ditutup dengan doa.

e. Deskripsi Hasil Layanan: para anggota merasa nyaman berada dalam

kelompok karena dapat mengerti tentang kepekaan emosi. Para anggota

mau berkomitmen untuk mempraktekan contoh tentang kepekaan

emosi.

4. Pertemuan keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2014, durasi

waktu pelajaran 1 jam 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa

47

penjelasan mengenai kontrol emosi dan permainan dalam bentuk bermain

peran. Adapun tahapannya sebagai berikut:

a. Tahap Pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin

oleh pemiminpin kelompok, dan menyakan hasil dari pertemuan

kemarin tentang kepekaan emosi. Para anggota sudah mengerti tentang

apa itu kepekaan emosi.

b. Tahap Peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan

kegiatan yang berupa permainan tentang kontrol emosi yaitu bermain

peran serta menjelaskan tata cara permainan tersebut. Setelah semuanya

jelas kemudian menanyakan kesanggupan anggota untuk melaksanakan

permainan tersebut.

c. Tahap Kegiatan: pada tahap ini siswa diminta memerankan peranan

sesuai tema yang ditentukan. Siswa diminta memerankan peranan

tersebut secara bergantian. Siswa lain diminta menggunakan strategi

mengontrol emosi yaitu: mempelajari alternatif yang bagimana yang

menyebabkan kamu kahilangan kontrol atau membuat kamu marah,

mengawasi perasaanmu dalam kondisi stress, menarik nafas dalam dan

rileks ketika merasa kehilangan kontrol, mengulang tata perasaan

marah. Jadi dapat mengekpresikan sewajarnya dan santai dengan yang

lain. Puji dirimu karena dapat mengkontrol emosi, sesudah selesai hasil

pekerjaan tersebut didiskusikan bersama-sama.Selanjutnya fasilitator

mengajak peserta membahas dan menyimpulkan kegiatan yang sudah

48

dilakukan dan kesan-kesan terhadap kegiatan tersebut.Kemudian

pemimpin kelompok dan para angota menyimpulkan hasil kegiatan

tersebut.Semua anggota terlibat aktif.

d. Tahap Pengakhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh

pemimpin kelompok mengemukan bahwa kegiatan ini akan segera

berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing

menyebutkan kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini dan mengisi

lembar refleksi. Selanjutnya menentukan kegiatan berikutnya yang

ditentukan pada tanggal 19 Mei 2014. Selanjutnya pemimpin kelompok

mengucapkan terimakasih atas partisipai anggota dalam kegiatan ini

dan ditutup dengan doa.

e. Deskripsi Hasil Layanan: para anggota mampu mempraktekan cara

mengkontrol emosi, yaitu dengan cara mereka menarik nafas dalam dan

rileks ketika merasa kehilangan kontrol emosi, serta selalu ingat bahwa

manusia adalah mahkluk sosial yang membutuhkan orang lain.

5. Pertemuan kelima

Pertemuan kelima dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2014 durasi

waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa

penjelasan mengenai ekspresi sosial dan permainan dalam bentuk bermain

peran. Adapun tahapannya sebagai berikut:

a. Tahap Pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin

oleh pemimpin kelompok, dan menyakan hasil dari pertemuan kemarin

49

tentang kontrol emosi. Para anggota sudah mengerti tentang kontrol

emosi.

b. Tahap Peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan

kegiatan yang berupa permainan tentang ekspresi sosial yaitu bermain

peran serta menjelaskan tatacara permainan tersebut, setelah semuanya

jelas kemudian menanyakan kesanggupan anggota untuk melaksanakan

permainan tersebut.

c. Tahap Kegiatan: pada tahap ini siswa diminta memerankan peranan

sesuai tema yang ditentukan. Siswa diminta memerankan peranan

tersebut secara bergantian, siswa lain diminta menggunakan strategi

ekspresi sosial yaitu melihat bagimana orang berbicara, menunggu poin

ketika tak seorang pun berbicara, membuat komentar pendek yang tepat

yang berhubungan dengan topik selama diskusi, memilih kata bahwa

tidak akan menjadi serangan atau kebingungan orang lain, memberi

kesempatan orang lain untuk berpartipasi. Sesudah selesai hasil

pekerjaan siswa tersebut didikusikan bersama-sama.Kemudian

pemimpin kelompok dan para anggota menyimpulkan hasil kegiatan

tersebut.Semua anggota terlibat aktif.

d. Tahapan Akhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh pemimpin

kelompok mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera berakhir.

Selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing menyebutkan

kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini dan mengisi lembar

50

refleksi.Selanjutnya merencanakan kegiatan berikutnya yang ditentukan

pada tanggal 20 Mei 2014. Selanjutnya pemimpin kelompok

mengucapkan terimakasih atas partisipasi anggota dalam kegiatan ini

dan ditutup dengan doa.

e. Deskripsi Hasil Layanan: para anggota kelompok mengetahui bagimana

cara berkomunikasi yang baik. Salah satunya adalah tidak memotong

ketika oranglain sedang berbicara, menggunkan kata-kata yang

sekiranya tidak menyinggung perasaan orang lain.

6. Pertemuan keenam

Pertemuan keenam dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2014 durasi

waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan baerupa

penjelasan mengenai kepekaan sosial dan permainan yaitu permainan

“komunikata” adapun tahapannya sebagai berikut:

a. Tahap Pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin

oleh pemimpin kelompok, dan menanyakan hasil dari pertemuan

kemarin tentang ekspresi sosial. Para anggota sudah mengerti tentang

apa itu ekspresi sosial.

b. tahap peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan

kegiatan yang berupa permainan tentang kepekaan sosial yaitu

permainan “komunikata” serta menjelaskan tata cara permainan

tersebut, setelah semuanya jelas kemudian menanyakan kesangguapan

anggota untuk melaksanakan permainan tersebut.

51

c. tahap kegiatan: pada tahap ini anggota kelompok bermain semua,

pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dari permainan ini. Adalah

bertujuan untuk melatih menyampaikan berita secara verbal kepada

orang lain. Pada tahap ini anggota dibagi menjadi 2 kelompok, masing-

masing benanggotakan kelompok 4 orang, setiap pemimpin kelompok

akan mendapatkan pesan yang harus disampaikan ke anggota kelompok

secara berantai. Selanjutnya siswa terakhir diminta menyebutkan pesan

tersebut secara lisan dan kreatif.Semua anggota terlibat aktif dan

antusias.

d. Tahap Pengakhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh

pemimpin kelompk mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera

berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing

menyebutkan kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini dan mengisi

lembar refleksi. Selanjutnya memnentukan kegiatan berikutnya yang

ditentukan pada tangal 21 Mei 2014. Selanjutnya pemimpin kelompok

mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota dalam kegiatan ini

dan ditutup dengan doa.

e. Deskripsi Hasil Layanan: para anggota mengatur strategi bagaimana

permainan tersebut dapat berhasil yaitu dengan cara mendengarkan

dengan baik serta mengingat betul-betul setiap perkataan yang

diucapkan oleh teman.

52

7. Pertemuan ketujuh

Pertemuan ketujuh dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2014, durasi

waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa

penjelasan mengenai kontrol sosial dan permainan yaitu bermain peran.

Adapaun tahapannya sebagai berikut:

a. Tahap Pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin

oleh pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dan harapan-harapan

yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.

b. Tahap Peralihan: dalam tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan

kegiatan berupa bermain peran dalam bentuk kelompok, selajutnya

pemimpin kelompok menanyakan kesanggupan anggota untuk

melaksanakan permainan tersebut.

c. Tahap Kegiatan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan tujuan

dari bermain peran ini adalah untuk menolong siswa mengarahkan

komunikasi verbal yang tidak menyinggung orang lain. Pemimpin

kelompok membagi siswa menjadi 2 kelompok, tiap kelompok terdiri

dari 4 siswa, selanjutnya siswa diminta memainkan suatu peran sesuai

skenario yang sudah direncanakan. Sesudah selesai pemimpin

kelompok dan anggota mendiskusikan bersama sama.

d. Tahap Pengakhiran: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan

bahwa kegiatan ini akan segera berakhir. Kemudian pemimpin

kelompok dan anggota kelompok mengungkapkan kesan-kesan dan

53

hasil dari bermain peran ini.Hasilnya sebagian besar anggota

mengatakan sangat menikmati kegiatan bermain peran ini.

e. Deskripsi Hasil Layanan: sebagian besar anggota kelompok

mengemukakan bahwa berpikir dahulu apa yang ingin dikatakan itu

penting sebelum memulai berbicara, karena jika hal itu tidak dilakukan

maka dapat menyinggung orang lain atau menyakiti orang lain.

8. Pertemuan Kedelapan

Pertemuan kedelapan dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2014

durasi waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa

penjelasan mengenai manipulasi sosial dan permainan yaitu bermain

peran. Adapun tahapannya sebagai berikut:

a. Tahap Pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin

oleh pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dan harapan-harapan

yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.

b. Tahap Peralihan: dalam tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan

kegiatan berupa bermain peran dalam bentuk kelompok, selajutnya

pemimpin kelompok menanyakan kesanggupan anggota untuk

melaksanakan permainan tersebut.

c. Tahap Kegiatan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan tujuan

dari bermain peran ini adalah untuk membuat siswa mengubah situasi

dengan tujuan memperoleh hasil dari kontak sosial. Pemimpin

54

kelompok membagi siswa menjadi 2 kelompok tiap kelompok terdiri

dari 4 siswa.Selanjutnya siswa diminta memerankan suatu peran sesuai

sknario yang sudah ditentukan. Siswa lain diminta mengkomentari saat

kelompok sedang melakukan bermain peran. Sesudah selesai pemimpin

kelompok dan anggota mendiskusikan bersama-sama.

d. Tahap Pengakhiran: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan

bahwa kegiatan ini akan segera berakhir. Kemudian pemimpin

kelompok dan anggota kelompok mengungkapkan kesan-kesan dan

hasil dari bermain peran ini.Hasilnya sebagian besar anggota

mengatakan sangat menikmati kegiatan bermain peran ini.

e. Deskripsi Hasil Layanan: para anggota kelompok sudah memahami

topik yang dibahas yaitu maipulasi sosial. Mereka menyebutkan

bagaimana cara agar orang lain mau menyetujui dan mengikuti apa

yang kita mau yaitu dengan cara meyakinkan orang tersebut bahwa hal

yang kita lakukan adalah tidak merugikan atau masih dalam batas

kewajaran.

4.4. Rangkuman Hasil Layanan

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil layanan

Layanan ke Materi Hasil Layanan

1 Keterampilan

Sosial

para anggota kelompok sudah memahami topik

yang dibahas pada saat proses layanan yang

berlangsung yaitu keterampilan sosial, anggota

kelompok bisa mengambil kesimpulan tentang

apa itu pengertian keterampilan sosial dan

55

juga bisa memberikan contoh tindakan yang

menggambarkan keterampilan sosial itu

sendiri.

Penulis meminta anggota kelompok untuk

membuat definisi apa itu keterampilan sosial

dengan menggunakan kata-kata para anggota

kelompok itu sendiri. Anggota kelompok

sangat antusias selama kegiatan berlangsung.

2 Ekspresi emosi sebagian besar para anggota kelompok

menikmati dan antusias dalam permainan

tersebut. Kiat yang dilakukan agar anggota

kelompok dapat mencocokan ekspresi yang

tepat yaitu dengan membayangkan tentang

kejadian-kejadian yang sudah tertulis di materi

atau yang sudah ada di skenario.

3 Kepekaan

emosi

para anggota kelompok merasa nyaman berada

dalam kelompok selama kegiatan berlangsung

karena anggota kelompok dapat mengerti

tentang apa itu kepekaan emosi dan apa

tindakan yang menggambarkan kepekaan

emosi. Para anggota kelompok

mau berkomitmen untuk mempraktekkan

tentang tindakan yang menggambarkan

kepekaan

emosi.

4 Kontrol emosi para anggota kelompok mampu

mempraktekkan cara mengontrol emosi, yaitu

dengan cara anggota kelompok satu persatu

menarik nafas dalam dan relaks ketika merasa

kehilangan control, serta selalu ingat bahwa

manusia adalah makluk sosial yang

membutuhkan bantuan orang lain.

5 Ekspresi sosial para anggota kelompok telah mengatahui

bagaimana cara berkomunikasi yang baik,

salah satunya tindakannya adalah tidak

memotong pembicaraan ketika orang lain

sedang berbicara dan menggunakan kata-kata

yang sekiranya tidak menyinggung

perasaan orang lain.

6 Kepekaan

sosial

para anggota kelompok mengatur strategi

bagaimana permainan tersebut dapat berhasil

yaitu dengan cara mendengarkan dengan baik-

baik serta mengingat betul-betul setiap

perkataan yang diucapkan oleh teman dalam

anggota kelompok.

7 Kontrol sosial sebagian besar anggota kelompok

mengemukakan pendapat bahwa berpikir

dahulu apa yang ingin dikatakan itu sangatlah

penting sebelum mulai berbicara, karena jika

56

hal itu tidak dilakukan maka dapat

menyinggung orang lain atau dapat

menyakiti orang lain.

8 Manipulasi

Sosial

para anggota kelompok sudah sangat

memahami topik yang dibahas yaitu

manipulasi sosial. Para anggota kelompok

mampu menyebutkan bagaimanan caranya

agar orang lain mau menyetujui dan mengikuti

apa yang diinginkan yaitu dengan cara

meyakinkan orang lain tersebut bahwa hal

yang kita lakukan adalah tidak merugikan atau

masih dalam batas kewajaran.

Secara keseluruhan pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap

peningkatan keterampilan sosial ini situasinya dapat berjalan dengan baik dan

lancar mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir, dinamika

kelompok sudah dapat muncul dengan baik, anggota kelompok mau terlibat aktif

dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

4.3.1. Posttest (Tes Akhir)

Pengambilan data post test dilakukan setelah seluruh rangkaian

kegiatan eksperimen selesai. Post test dilakukan pada tanggal 23 Mei 2014

yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

inventori keterampilan sosial yang diberikan pada saat post testsama

dengan inventori yang diberikan pada saat pre test.

Ringkasan deskripsi hasil post test setelah kedua kelompok diberi

perlakuan disajikan pada tabel 4.4 berikut.

57

Tabel 4.6

Ringkasan Hasil Post Testkelompok kontrol

No Kode

Responden

Kelompok

Eksperimen Kelompok Kontrol

Skor Kategori Skor Kategori

1 R-01 74.93 Baik 60 Cukup

2 R -02 73.73 Baik 61.19 Cukup

3 R -03 75.22 Baik 58.81 Cukup

4 R -04 73.13 Baik 59.4 Cukup

5 R -05 78.51 Baik 61.19 Cukup

6 R -06 75.52 Baik 62.69 Cukup

7 R -07 76.12 Baik 62.69 Cukup

8 R -08 77.61 Baik 65.07 Cukup

9 R -09 78.21 Baik 67.16 Cukup

10 R -10 78.21 Baik 67.16 Cukup

11 R -11 77.61 Baik 70.75 Cukup

12 R-12 80 Baik 71.64 Baik

13 R-13 77.91 Baik 70.75 Baik

Jumlah 996.71 838.50

Rata-rata 76.67 64.50

Minimal 73.13 58.81

Maksimal 80.00 71.64

Varians 4.20 20.89

Standar Deviasi 2.05 4.57

Tabel 4.6 di atas memperlihatkan ringkasan hasil post test kedua

kelompok perlakuan yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil post test pada kelompok eksperimen menunjukkan nilai tertinggi 80,

nilai terendah 73,13, dan nilai rata-rata 76,67 dengan varians 4,20 serta

standart deviasi 2,05. Sedangkan hasil post test kelompok kontrol

menunjukkan nilai tertinggi 71,64, nilai terendah 58,81, nilai rata-rata

64,500 dengan varians 20,89 dan standar deviasi 4,57.

Agar lebih jelas deskripsi tentang hasil post test kedua kelompok

perlakuan disajikan dengan tabel berikut.

58

Tabel 4.7

Deskripsi Persentase Hasil Post Test kelompok kontrol

Kategori Kelompok Pre Test

Kontrol Eksperimen

Sangat Baik 0 0

Baik 23,1 38,46

Cukup 76,9 61,54

Kurang 0 0

Sangat Kurang 0 0

Total 100 100

Adapun secara grafik dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4.1 Deskripsi Persentase Hasil Post Test

Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa hasil post test kelompok

kontrol adalah 23,1% termasuk dalam kategori baik, dan 76,9% termasuk

dalam kategori cukup. Sedangkan hasil post test kelompok eksperimen

adalah 100% termasuk dalam kategori baik.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

SB B CB KB TB

0

23,1

76,9

0 0 0

100

0 0 0

Posttes Kontrol

Eksperimen

SB B C K SK

59

Tabel 4.8

Mean Rank Post testdan uji Mann-Whiney Pretest

Keterampilan Sosial

Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Ranks

Kelompok Post Test N Mean Rank Sum of Ranks

Skor

Eksperimen 13 20,00 260,00

Kontrol 13 7,00 91,00

Total 26

Pada tabel di atas, jumlah subjek untuk kelompok eksperimen

sebanyak 13 orang siswa dan jumlah subjek untuk kelompok kontrol

sebanyak 15 siswa. Skor ranking rata-rata untuk kelompok eksperimen =

20,00 dan skor ranking rata-rata untuk kelompok kontrol=7,00. Selilih

Mean Rank post test antara kelompok kontrol dan eksperimen sebesar

13,00.

Tabel 4.9

Uji Statistik HasilPost Test

Keterampilan Sosial pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Test Statistics

a

Skor

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 91,000

Z -4,338

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] ,000

b

a. Grouping Variable: Kelompok

Post Test

b. Not corrected for ties.

Tabel 4.7 di atas memperlihatkan hasil uji Mann-Whitney U pada

pengujian post test. Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai signifikan (p

value) 0,000 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang

SB B C K SK

60

signifikan antara hasil post test kelompok eksperimen dengan hasil post

test kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan.

Berikut ini merupakan hasil analisis data perbandingan hasil pre tes

dan post test bermain peran (role play) pada kelompok eksperimen yang

diuji dengan menggunakan Mann-Whitney.

Tabel 4.10

Hasil Analisis data perbandingan hasil pre test dan post testketerampilan

sosial pada kelompok eksperimen

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Skor

Pre Test 13 7,62 99,00

Post Test 13 19,38 252,00

Total 26

Test Statisticsa

Skor

Mann-Whitney U 8,000

Wilcoxon W 99,000

Z -3,927

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] ,000

b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 20, diketahui

bahwa terdapat perbedaan antara mean reank hasil pre test dan post test

model bermain peran (role play)pada kelompok eksperimen. Mean rank

pre test bermain peran (role play) adalah 7,62, sedangkan mean rank post

test bermain peran (role play) adalah 19,38, sehingga terdapat peningkatan

61

Mean rank kelompok eksperimen adalah 11,76 dan mean rank post test

bermain peran (role play) lebih tinggi dari pada mean rank pre test

bermain peran (role play).

Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa ada perbedaan

yang signifikan antara hasil pre test dan post testketerampilan sosial pada

kelompok eksperimen. Hal tersebut dibuktikan dengan skor Z -3,927 dan

hasil Asymp. Sig (2-tailed) hasil analisis berjumlah 0,000 < 0,05 dan mean

reank pre test sebesar 7,62 meningkat menjadi sebesar 19,38 setelah

dilakukan eksperimen.

4.5. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini “Teknik bermain peran (role

play) efektif dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas XC SMA Negeri

1 Suruh Tahun ajaran 2013/2014” Berdasarkan hasil analisis data yang

membandingkan hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang

menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dinyatakan

ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dan

eksprimen. Selain itu, ada peningkatan pembelajaran model bermain peran (role

play) yang signifikan, dibuktikan dengan hasil analisis data hasil pre test dan post

test kelompok eksperimen dengan hasil Asymp.Sig (2-tailed) 0,000 < 0,05,

sehingga dinyatakan signifikan. Berdasarkan analisis data tersebut maka hipotesis

yang diajukan penulis diterima.

62

4.6. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil post test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-

tailed) sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan

antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu,

ada peningkatan Teknik bermain peran (role play) yang signifikan yaitu 11,76,

dibuktikan dengan hasil analisis data mean rank pre test yaitu sebesar 7,62 dan

mean rank post test19,38 pada kelompok eksperimen.

Hasil pos test (test akhir) pada kedua kelompok tersebut menunjukkan

bahwa mean rank post test kelas eksperimen berbeda secara signifikan dengan

mean rank post test kelompok kontrol yang ditunjukkan dengan nilai signifikan (p

value) < 0,05. Setelah dilakukan uji rata rata dua pihak dapat dibuktikan bahwa

secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok

eksperimen dengan hasil post test pada kelompok kontrol.

Peningkatan rata-rata hasil pre test dan post test siswa dari kelompok

eksperimen adalah sebesar 11,76, sedangkan peningkatan rata-rata hasil post test

dari kelompok kontrol hanya sebesar 0,71. Hal ini merupakan bukti kuat bahwa

penggunaan teknik bermain peran (role play) dapat bermanfaat dalam

meningkatkan keterampilan sosial siswa X di SMA Negeri 1 Suruh.

Menurut Gazda (dalam Prayitno, 1999) mengemukakan bahwa

bimbingankelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada

63

sekelompok siswauntuk membantu siswa dalam menyusun rencana dan keputusan

yang tepat.

Gazda (dalam Prayitno, 1999) juga menyebutkan bahwa bimbingan

kelompokdiselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal,

vocasional,dan sosial.Tujuan layanan bimbingan kelompok menurut Winkel dan

Sri Hastuti(2004) adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan

sosialmasing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerjasama

dalamkelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan.Selain

itubimbingan kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat para

pesertadidik.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan

sosial adalah melalui kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik role play atau

bermain peran. Bennet (dalam Romlah, 2001) menyebutkan bahwa role play atau

bermain peran adalah suatu alat untuk mengembangkan keterampilan-

keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan sesama manusia

dengan jalan memerankan situasi yang pararel dengan yang terjadi dengan

kehidupan yang sebenarnya. Melalui teknik ini siswa diberikan naskah atau

skenario yang berisi percakapan yang nantinya agar siswa mampu

mengembangkan keterampilan sosialnya. Selain itu dalam kegiatan role play ini,

peran pun juga di putar secara bergantian, sehingga siswa dapat merasakan

masing-masing peran dalam situasi yang didramatisir.

64

Melalui teknik ini, jika siswa mampu melakukan peran abstrak sesuai

skenario dan peran yang siswa lakukan dalam role play secara sungguh-sungguh,

maka siswa juga dapat melakukan peran yang sama pula dalam kehidupan sehari-

hari, dengan demikian siswa dapat memahami dan mengetahui bagaimana cara

mengontrol dan membawa diri. Selain itu, role play juga memberikan kesempatan

untuk siswa menuangkan ekspresi dan perasaan secara lebih tepat dan benar

sebelum siswa dihadapkan pada kondisi nyata.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sulistiana (2010) yang

menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan

keterampilan sosial siswa. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian

Eni Kurniati (2012) yang menunjukan bahwa ada peningkatan keterampilan sosial

yang signifikan dari 15 orang siswa yang menjadi kelompok eksperimen atau

yang menjadi subjek penelitian siswa kelas VII G SMP Negeri 9 Salatiga. Hasil

penelitian menunjukkan ada peningkatan yang signifikan dalam keterampilan

sosial siswa kelas VII G SMP Negeri 9 Salatiga setelah mengikuti layanan

bimbingan kelompok.

Hasil penelitian Eni Kurniati yang berjudul “Efektifitas Layanan

Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Ketrampilan Sosial Siswa Kelas VII

G SMP Negeri 9 Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012” menunjukan bahwa ada

peningkatan keterampilan sosial yang signifikan dari 15 orang siswa yang menjadi

kelompok eksperimen atau yang menjadi subjek penelitian siswa kelas VII G

SMP Negeri 9 Salatiga. hasil menunjukkan sebesar 0,049 < 0,050 yang artinya

ada perbedaan yang signifikan antara skor kelompok kontrol dan kelompok

65

eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan yang signifikan dalam

keterampilan sosial siswa kelas VII G SMP Negeri 9 Salatiga setelah mengikuti

layanan bimbingan kelompok.