Upload
trantruc
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah kelas X C SMA Negeri 1 Suruh yang memiliki
keterampilan sosial rendah yang berjumlah 13 orang siswa. Diantaranya adalah 13
orang siswa pada kelompok pre test eksperimen dan 13 orang siswa pada
kelompok pretest kontrol.
Tabel 4.1
Ringkasan Hasil Pretest kelompok kontrol dan eksperimen
No Kode Pre Test Eksperimen Pre Test Kontrol
1 R-01 72.54 57.61
2 R-02 73.73 61.19
3 R-03 74.03 54.93
4 R -04 71.94 57.61
5 R -05 65.07 60.6
6 R -06 75.52 62.09
7 R -07 62.09 62.69
8 R -08 54.93 65.07
9 R -09 60.6 67.16
10 R -10 67.16 67.16
11 R -11 65.07 70.75
12 R -12 57.61 71.64
13 R -13 54.93 70.75
Jumlah 855.22 829.25
Rata-rata 65.79 63.79
Varians 54.61 29.90
Standar Deviasi 7.39 5.47
Tabel 4.1 di atas memperlihatkan ringkasan hasil pre test kedua kelompok
pre test yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest pada
37
kelompok eksperimen menunjukkan nilai rata-rata 65,79 dengan varians 54,61
dan standar deviasi 7,39. Sedangkan hasil pre test kelompok kontrol menunjukkan
nilai rata-rata 63,79 dengan varians 29,90 dan standar deviasi 5,47. Agar lebih
jelas deskripsi tentang hasil pre test kedua kelompok perlakuan disajikan dengan
tabel berikut.
Tabel 4.2
Deskripsi Persentase Hasil Pre test kelompok kontrol dan eksperimen
Kategori Kelompok Pre test
Kontrol Eksperimen
Sangat Baik 0 0
Baik 23,1 38,46
Cukup 76,9 61,54
Kurang Baik 0 0
Tidak baik 0 0
Total 100 100
Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa hasil pre test kelompok kontrol adalah
23,1% termasuk dalam kategori baik, dan 76,9% termasuk dalam kategori cukup.
Sedangkan hasil pre test kelompok eksperimen adalah 38,46% termasuk kategori
baik, dan 61,54% termasuk dalam kategori cukup.
4.2. Pelaksanaan Penelitian
Langkah awal yang dilakukan oleh penulis sebelum melaksanakan
penelitian yaitu melakukan mengurus surat ijin terlebih dahulu. Sebelumnya
penulis telah meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Suruh beserta
Guru BK secara informal untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1
Salatiga serta menyampaikan maksud dan tujuan penulis melaksanakan penelitian
di SMA Negeri 1 Salatiga. Surat penelitian yang dikeluarkan dan ditandatangani
38
oleh Dekan FKIP-UKSW pada tanggal 23 Januari 2014. Setelah peneliti
mendapatkan surat ijin ke SMA Negeri 1 Suruh, berdasarkan surat ijin dari kepala
sekolah SMA Negeri 1 Suruh untuk melakukan penelitian.
4.2.1. Pre test
Pre test dilakukan pada tanggal 24 januari 2014 dengan
membagikan inventori keterampilan sosial yang di adopsi dari Victoria
(2008) dan di susun berdasarkan konstruk keterampilan sosial yang di
kemukakan oleh Riggio (1986) kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kemudian kelompok eksperimen akan di beri layanan
bimbingan kelompok.
Untuk mengetahui homogenitas pretest antara kelompok
eksperimen dengan kontrol dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Mean Rank dan uji Mann-Whitney Keterampilan Sosial pada Kelompok
Eksperimen dan kelompok Kontrol
Ranks
Kelompok Pre Test N Mean Rank Sum of Ranks
Skor
Eksperimen 13 14,77 192,00
Kontrol 13 12,23 159,00
Total 26
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 68,000
Wilcoxon W 159,000
Z -,849
Asymp. Sig. (2-tailed) ,396
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] ,418
b
39
a. Grouping Variable: Kelompok Pre
Test
b. Not corrected for ties.
Pada tabel di atas, jumlah subjek untuk kelompok eksperimen sebanyak 13
orang siswa dan jumlah subjek untuk kelompok kontrol sebanyak 15 siswa. Skor
ranking rata-rata untuk kelompok eksperimen = 14,77 dan skor ranking rata-rata
untuk kelompok kontrol=12,23. Sedangkan signifikan (p value) 0,418 > 0,05
maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest
kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan.
4.3. Outline Rancangan Bimbingan Kelompok
Pertemuan Materi Tujuan Metode
1 Keterampilan
Sosial
a. Siswa mampu
menjelaskan
pengertian
keterampilan sosial.
b. Siswa mampu
menyebutkan macam-
macam contoh
keterampilan sosial.
c. Siswa mampu
mempraktekkan ontoh
tindakan atau perilaku
yang menggambarkan
keterampilan sosial.
Ceramah,
diskusi,
permainan
2 Ekspresi Emosi a. Siswa mampu
menjelaskan
pengertian ekspresi
emosi.
b. Siswa mamp
memberikan contoh
tindakan yang
menggambarkan
ekspresi emosi.
c. Siswa mampu
mempraktekkan
contoh tindakan
ekspresi emosi.
Ceramah,
diskusi,
permainan.
40
3. Kepekaan Emosi a. Siswa mampu
menjelaskan
pengertian kepekaan
emosi.
b. Siswa mampu
menerapkan kepekaan
emosinya terhadap
orang lain.
c. Siswa mampu
mempraktekkan cara
mengatasi masalah
yang berkenaan
dengan kepekaan
emosinya.
Diskusi dan
permainan.
4. Kontrol Emosi a. Siswa mampu
menjelaskan
pengertian kontrol
emosi.
b. Siswa mampu
menyebutkan contoh
tindakan yang
menggambarkan
bagaimana cara
mengontrol emosi.
c. Siswa mampu
mempraktekkan
tindakan yang
mengontrol emosinya.
Diskusi, tanya
jawap, role
play.
5. Ekspresi Sosial a. Siswa mampu
menjelaskan
pengertian ekspresi
emosi.
b. Siswa mampu
menyebutkan tingkah
laku yang
menunjukkan ekspresi
sosial.
c. Siswa mampu
mempraktekkan
contoh tindakan yang
menggambarkan
ekspresi sosial.
Diskusi dan
role play.
41
6. Kepekaan Sosial a. Siswa mampu
menjelaskan
pengertian kepekaan
sosial.
b. Siswa mampu
menyebutkan contoh
tindakan yang
menggambarkan
kepekaan sosial.
c. Siswa mampu
mempraktekkan
contoh tindakan
kepekaan sosial.
Ceramah,
diskusi, dan
permainan
7. Kontrol Sosial a. Siswa mampu
menjelaskan
pengertian kontrol
sosial.
b. Siswa mampu
menyebutkan contoh
tindakan kontrol
sosial.
c. Siswa mampu
mempraktekkan
contoh tindakan yang
menggambarkan
kontrol sosial.
Diskusi dan
role play
8. Manipulasi
Sosial
a. Siswa mampu
menjelaskan
pengertian manipulasi
sosial.
b. Siswa mampu
memberikan contoh
tindakan yang
menggambarkan
manipulasi sosial.
c. Siswa mampu
mempraktekkan
kegiatan yang
menggambarkan
manipulasi sosial.
Diskusi dan
role play.
4.2.2. Tahap Kegiatan ( Treatment/Perlakuan)
Penulis melakukan eksperimen kepada 8 orang siswa yang terpilih
menjadi kelompok eksperimen mulai tanggal 13 mei 2014 sampai 23 mei
2014 dengan rangkaian bimbingan kelompok sebagai berikut :
42
1. Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2014,
durasi waktu 1 jam pelajaran yaitu 45 menit, dengan bentuk tindakan
berupa “ Siswa mendiskusikan dalam kelompok materi tertulis tentang
keterampilan sosial “ adapun tahap kegiatannya sebagai berikut :
a. Tahap pembentukan : sebelum melaksanakan kegiatan bimbingan
kelompok terlebih dahulu di awali dengan doa bersama yang di pimpin
oleh penulis yang sekaligus berperan sebagai pemimpin kelompok.
Kegiatan yang di lakukan pada tahap ini adalah penulis sebagai pemimpin
kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, cara-cara, asas-asas kegiatan
dalam bimbingan kelompok. Di lanjutkan dengan saling memperkenalkan
diri yang di mulai dari pemimpin kelompok dan kemudian anggota
kelompok pertama sebelah kiri pemimpin kelompok dengan menyebutkan
nama, di lakukan secara berurutan sampai anggota terakhir ( anggota ke –
8 ). Dan untuk mengakrabkan suasana, pemimpin kelompok membuat
permainan kecil yaitu “ TEBAK SIAPA AKU “.
b. Tahap peralihan : Tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan
yang akan di laksanakan pada tahap berikutnya. Sebelum ke tahap
berikutnya.Pemimpin kelompok menanyakan kesediaannya mengikuti
kegiatan bimbingan kelompok sampai akhir, ternyata semua anggota
kelompok bersedia mengikuti sehingga kegiatan bimbingan kelompok ini
dapat di lanjutkan ke tahap berikutnya.
43
c. Tahap kegiatan : pada tahap ini anggota yang di pimpin oleh pemimpin
kelompok mendiskusikan materi tertulis tentang “ Keterampilan Sosial “
yang terdiri dari pengertian, Konstruk Keterampilan Sosial, dan diskusi.
d. Tahap pengakhiran : pada tahap ini anggota yang di pimpin oleh
pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera
berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing anggota
kelompok menyebutkan kesan-kesan dan hasil-hasil kegiatan ini.
Selanjutnya membahas kegiatan selanjutnya dengan di tentukan pada
tanggal pelaksanaan.
e. Deskripsi hasil layanan : para anggota kelompok sudah memahami topik
yang di bahas yaitu Keterampilan Sosial, mereka bisa mengambil
kesimpulan tentang apaitu Keterampilan Sosial dan juga bisa memberikan
contoh tindakan/perilaku Keterampilan Sosial. Penulis meminta siswa
membuat definisi Keterampilan Sosial dengan menggunakan kata-kata
sendiri.
2. Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2014, durasi
waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa
penjelasan mengenai ekspresi emosi dan permainan dalam kelompok yang
berkaitan dengan ekspresi emosi yaitu “menemukan dan merasakan”.
Adapun tahapannya sebagai berikut:
44
a. Tahap Pembukaan: tahap ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh
pemimpin kelompok, dan menanyakan hasil dari pertemuan kemarin
tentang ketrampilan sosial. Para anggota sudah mengerti tentang apa itu
ketrampilan sosial.
b. Tahap Peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan
kegiatan yang berupa permainan tentang ekspresi emosi yaitu
”menemukan dan merasakan” serta menjelaskan tatacara permainan
tersebut, setelah semuanya jelas kemudian menanyakan kesanggupan
anggota untuk melaksanakan permainan tersebut.
c. Tahap Kegiatan: pada tahap ini anggota kelompok bermain semua,
kemudian pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dari permainan ini
adalah untuk menunjukkan ekspresi wajah yang dirasakan siswa jika
menghadapi suatu situasi. Serta mendiskusikan pengalaman yang
diperoleh.
d. Tahap Pengakhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh
pemimpin kelompok menemukakan bahwa kegiatan ini akan segera
berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing anggota
menyebutkan kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini. Hasilnya sebagian
besar anggota tertarik.Selanjutnya menentukan kegiatan berikutnya
yang ditentukan pada tanggal 16 Mei 2014. Selanjutnya pemimpin
kelompok mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota dalam
kegiatan ini dan ditutup dengan doa.
45
e. Deskripsi Hasil Layanan: sebagian besar para anggota kelompok
menikmati permainan tersebut. Kiat yang dilakukan agar dapat
mencocokan ekspresi yang tepat yaitu dengan membayangkan tentang
kejadian-kejadian yang sudah tertulis di materi.
3. Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2014, durasi
waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa
penjelasan mengenai kepekaan dan permainan dalam bentuk membuat
puisi. Adapun tahapannya sebagi berikut:
a. Tahap Pembukaan:kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin
oleh pemimpin kelompok, dan menanyakan hasil dari pertemuan
kemarin tentang ekspresi emosi. Para anggota sudah mengerti tentang
apa itu ekspresi emosi.
b. Tahap Peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompokmenjelaskan
kegiatan yang berupa permainan tentang kepekaan emosi yaitu
“membuat puisi”. Serta menjelaskan tata cara permainan tersebut,
setelah semuanya jelas kemudian menanyakan kesanggupan anggota
untuk melaksanakan permainan tersebut.
c. Tahap Kegiatan: pada tahap ini anggota dibagi menjadi 4 kelompok
masing-masing kelompok beranggotakan 2 orang. Kemudian peserta
dibagikan kertas kosong, peserta diminta membuat puisi sesuai dengan
46
tema yang sudah ditentukan oleh fasilitator.Siswa diminta membacakan
puisi tersebut secara bergantian. Siswa lain diharuskan mendengarkan
dengan baik bagaimana ekspresi orang lain dan apa yang dirasakannya,
mengungkapkan ekspresi emosinya, mendemonstrasikan keprihatinan
dengan kata dan perbuatan. Misalnya jangan berbicara dengan teman
lainnya.Kemudian pemimpin kelompok dan para anggota
menyimpulkan hasil kegiatan tersebut.Semua anggota terlibat aktif.
d. Tahap Pengakhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh
pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera
berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing anggota
mengemukan kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini dan mengisi
lembar evaluasi. Selanjutnya menentukan kegiatan berikutnya yang
ditentukan pada tanggal 17 Mei 2014. Selanjutnya pemimpin kelompok
mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota dalam kegiatan ini
dan ditutup dengan doa.
e. Deskripsi Hasil Layanan: para anggota merasa nyaman berada dalam
kelompok karena dapat mengerti tentang kepekaan emosi. Para anggota
mau berkomitmen untuk mempraktekan contoh tentang kepekaan
emosi.
4. Pertemuan keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2014, durasi
waktu pelajaran 1 jam 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa
47
penjelasan mengenai kontrol emosi dan permainan dalam bentuk bermain
peran. Adapun tahapannya sebagai berikut:
a. Tahap Pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin
oleh pemiminpin kelompok, dan menyakan hasil dari pertemuan
kemarin tentang kepekaan emosi. Para anggota sudah mengerti tentang
apa itu kepekaan emosi.
b. Tahap Peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan
kegiatan yang berupa permainan tentang kontrol emosi yaitu bermain
peran serta menjelaskan tata cara permainan tersebut. Setelah semuanya
jelas kemudian menanyakan kesanggupan anggota untuk melaksanakan
permainan tersebut.
c. Tahap Kegiatan: pada tahap ini siswa diminta memerankan peranan
sesuai tema yang ditentukan. Siswa diminta memerankan peranan
tersebut secara bergantian. Siswa lain diminta menggunakan strategi
mengontrol emosi yaitu: mempelajari alternatif yang bagimana yang
menyebabkan kamu kahilangan kontrol atau membuat kamu marah,
mengawasi perasaanmu dalam kondisi stress, menarik nafas dalam dan
rileks ketika merasa kehilangan kontrol, mengulang tata perasaan
marah. Jadi dapat mengekpresikan sewajarnya dan santai dengan yang
lain. Puji dirimu karena dapat mengkontrol emosi, sesudah selesai hasil
pekerjaan tersebut didiskusikan bersama-sama.Selanjutnya fasilitator
mengajak peserta membahas dan menyimpulkan kegiatan yang sudah
48
dilakukan dan kesan-kesan terhadap kegiatan tersebut.Kemudian
pemimpin kelompok dan para angota menyimpulkan hasil kegiatan
tersebut.Semua anggota terlibat aktif.
d. Tahap Pengakhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh
pemimpin kelompok mengemukan bahwa kegiatan ini akan segera
berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing
menyebutkan kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini dan mengisi
lembar refleksi. Selanjutnya menentukan kegiatan berikutnya yang
ditentukan pada tanggal 19 Mei 2014. Selanjutnya pemimpin kelompok
mengucapkan terimakasih atas partisipai anggota dalam kegiatan ini
dan ditutup dengan doa.
e. Deskripsi Hasil Layanan: para anggota mampu mempraktekan cara
mengkontrol emosi, yaitu dengan cara mereka menarik nafas dalam dan
rileks ketika merasa kehilangan kontrol emosi, serta selalu ingat bahwa
manusia adalah mahkluk sosial yang membutuhkan orang lain.
5. Pertemuan kelima
Pertemuan kelima dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2014 durasi
waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa
penjelasan mengenai ekspresi sosial dan permainan dalam bentuk bermain
peran. Adapun tahapannya sebagai berikut:
a. Tahap Pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin
oleh pemimpin kelompok, dan menyakan hasil dari pertemuan kemarin
49
tentang kontrol emosi. Para anggota sudah mengerti tentang kontrol
emosi.
b. Tahap Peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan
kegiatan yang berupa permainan tentang ekspresi sosial yaitu bermain
peran serta menjelaskan tatacara permainan tersebut, setelah semuanya
jelas kemudian menanyakan kesanggupan anggota untuk melaksanakan
permainan tersebut.
c. Tahap Kegiatan: pada tahap ini siswa diminta memerankan peranan
sesuai tema yang ditentukan. Siswa diminta memerankan peranan
tersebut secara bergantian, siswa lain diminta menggunakan strategi
ekspresi sosial yaitu melihat bagimana orang berbicara, menunggu poin
ketika tak seorang pun berbicara, membuat komentar pendek yang tepat
yang berhubungan dengan topik selama diskusi, memilih kata bahwa
tidak akan menjadi serangan atau kebingungan orang lain, memberi
kesempatan orang lain untuk berpartipasi. Sesudah selesai hasil
pekerjaan siswa tersebut didikusikan bersama-sama.Kemudian
pemimpin kelompok dan para anggota menyimpulkan hasil kegiatan
tersebut.Semua anggota terlibat aktif.
d. Tahapan Akhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh pemimpin
kelompok mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera berakhir.
Selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing menyebutkan
kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini dan mengisi lembar
50
refleksi.Selanjutnya merencanakan kegiatan berikutnya yang ditentukan
pada tanggal 20 Mei 2014. Selanjutnya pemimpin kelompok
mengucapkan terimakasih atas partisipasi anggota dalam kegiatan ini
dan ditutup dengan doa.
e. Deskripsi Hasil Layanan: para anggota kelompok mengetahui bagimana
cara berkomunikasi yang baik. Salah satunya adalah tidak memotong
ketika oranglain sedang berbicara, menggunkan kata-kata yang
sekiranya tidak menyinggung perasaan orang lain.
6. Pertemuan keenam
Pertemuan keenam dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2014 durasi
waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan baerupa
penjelasan mengenai kepekaan sosial dan permainan yaitu permainan
“komunikata” adapun tahapannya sebagai berikut:
a. Tahap Pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin
oleh pemimpin kelompok, dan menanyakan hasil dari pertemuan
kemarin tentang ekspresi sosial. Para anggota sudah mengerti tentang
apa itu ekspresi sosial.
b. tahap peralihan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan
kegiatan yang berupa permainan tentang kepekaan sosial yaitu
permainan “komunikata” serta menjelaskan tata cara permainan
tersebut, setelah semuanya jelas kemudian menanyakan kesangguapan
anggota untuk melaksanakan permainan tersebut.
51
c. tahap kegiatan: pada tahap ini anggota kelompok bermain semua,
pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dari permainan ini. Adalah
bertujuan untuk melatih menyampaikan berita secara verbal kepada
orang lain. Pada tahap ini anggota dibagi menjadi 2 kelompok, masing-
masing benanggotakan kelompok 4 orang, setiap pemimpin kelompok
akan mendapatkan pesan yang harus disampaikan ke anggota kelompok
secara berantai. Selanjutnya siswa terakhir diminta menyebutkan pesan
tersebut secara lisan dan kreatif.Semua anggota terlibat aktif dan
antusias.
d. Tahap Pengakhiran: pada tahap ini anggota yang dipimpin oleh
pemimpin kelompk mengemukakan bahwa kegiatan ini akan segera
berakhir, selanjutnya pemimpin kelompok dan masing-masing
menyebutkan kesan-kesan dan hasil dari kegiatan ini dan mengisi
lembar refleksi. Selanjutnya memnentukan kegiatan berikutnya yang
ditentukan pada tangal 21 Mei 2014. Selanjutnya pemimpin kelompok
mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota dalam kegiatan ini
dan ditutup dengan doa.
e. Deskripsi Hasil Layanan: para anggota mengatur strategi bagaimana
permainan tersebut dapat berhasil yaitu dengan cara mendengarkan
dengan baik serta mengingat betul-betul setiap perkataan yang
diucapkan oleh teman.
52
7. Pertemuan ketujuh
Pertemuan ketujuh dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2014, durasi
waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa
penjelasan mengenai kontrol sosial dan permainan yaitu bermain peran.
Adapaun tahapannya sebagai berikut:
a. Tahap Pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin
oleh pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dan harapan-harapan
yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.
b. Tahap Peralihan: dalam tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan
kegiatan berupa bermain peran dalam bentuk kelompok, selajutnya
pemimpin kelompok menanyakan kesanggupan anggota untuk
melaksanakan permainan tersebut.
c. Tahap Kegiatan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan tujuan
dari bermain peran ini adalah untuk menolong siswa mengarahkan
komunikasi verbal yang tidak menyinggung orang lain. Pemimpin
kelompok membagi siswa menjadi 2 kelompok, tiap kelompok terdiri
dari 4 siswa, selanjutnya siswa diminta memainkan suatu peran sesuai
skenario yang sudah direncanakan. Sesudah selesai pemimpin
kelompok dan anggota mendiskusikan bersama sama.
d. Tahap Pengakhiran: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan
bahwa kegiatan ini akan segera berakhir. Kemudian pemimpin
kelompok dan anggota kelompok mengungkapkan kesan-kesan dan
53
hasil dari bermain peran ini.Hasilnya sebagian besar anggota
mengatakan sangat menikmati kegiatan bermain peran ini.
e. Deskripsi Hasil Layanan: sebagian besar anggota kelompok
mengemukakan bahwa berpikir dahulu apa yang ingin dikatakan itu
penting sebelum memulai berbicara, karena jika hal itu tidak dilakukan
maka dapat menyinggung orang lain atau menyakiti orang lain.
8. Pertemuan Kedelapan
Pertemuan kedelapan dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2014
durasi waktu 1 jam pelajaran 45 menit, dengan bentuk tindakan berupa
penjelasan mengenai manipulasi sosial dan permainan yaitu bermain
peran. Adapun tahapannya sebagai berikut:
a. Tahap Pembukaan: kegiatan ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin
oleh pemimpin kelompok menjelaskan tujuan dan harapan-harapan
yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.
b. Tahap Peralihan: dalam tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan
kegiatan berupa bermain peran dalam bentuk kelompok, selajutnya
pemimpin kelompok menanyakan kesanggupan anggota untuk
melaksanakan permainan tersebut.
c. Tahap Kegiatan: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan tujuan
dari bermain peran ini adalah untuk membuat siswa mengubah situasi
dengan tujuan memperoleh hasil dari kontak sosial. Pemimpin
54
kelompok membagi siswa menjadi 2 kelompok tiap kelompok terdiri
dari 4 siswa.Selanjutnya siswa diminta memerankan suatu peran sesuai
sknario yang sudah ditentukan. Siswa lain diminta mengkomentari saat
kelompok sedang melakukan bermain peran. Sesudah selesai pemimpin
kelompok dan anggota mendiskusikan bersama-sama.
d. Tahap Pengakhiran: pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan
bahwa kegiatan ini akan segera berakhir. Kemudian pemimpin
kelompok dan anggota kelompok mengungkapkan kesan-kesan dan
hasil dari bermain peran ini.Hasilnya sebagian besar anggota
mengatakan sangat menikmati kegiatan bermain peran ini.
e. Deskripsi Hasil Layanan: para anggota kelompok sudah memahami
topik yang dibahas yaitu maipulasi sosial. Mereka menyebutkan
bagaimana cara agar orang lain mau menyetujui dan mengikuti apa
yang kita mau yaitu dengan cara meyakinkan orang tersebut bahwa hal
yang kita lakukan adalah tidak merugikan atau masih dalam batas
kewajaran.
4.4. Rangkuman Hasil Layanan
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil layanan
Layanan ke Materi Hasil Layanan
1 Keterampilan
Sosial
para anggota kelompok sudah memahami topik
yang dibahas pada saat proses layanan yang
berlangsung yaitu keterampilan sosial, anggota
kelompok bisa mengambil kesimpulan tentang
apa itu pengertian keterampilan sosial dan
55
juga bisa memberikan contoh tindakan yang
menggambarkan keterampilan sosial itu
sendiri.
Penulis meminta anggota kelompok untuk
membuat definisi apa itu keterampilan sosial
dengan menggunakan kata-kata para anggota
kelompok itu sendiri. Anggota kelompok
sangat antusias selama kegiatan berlangsung.
2 Ekspresi emosi sebagian besar para anggota kelompok
menikmati dan antusias dalam permainan
tersebut. Kiat yang dilakukan agar anggota
kelompok dapat mencocokan ekspresi yang
tepat yaitu dengan membayangkan tentang
kejadian-kejadian yang sudah tertulis di materi
atau yang sudah ada di skenario.
3 Kepekaan
emosi
para anggota kelompok merasa nyaman berada
dalam kelompok selama kegiatan berlangsung
karena anggota kelompok dapat mengerti
tentang apa itu kepekaan emosi dan apa
tindakan yang menggambarkan kepekaan
emosi. Para anggota kelompok
mau berkomitmen untuk mempraktekkan
tentang tindakan yang menggambarkan
kepekaan
emosi.
4 Kontrol emosi para anggota kelompok mampu
mempraktekkan cara mengontrol emosi, yaitu
dengan cara anggota kelompok satu persatu
menarik nafas dalam dan relaks ketika merasa
kehilangan control, serta selalu ingat bahwa
manusia adalah makluk sosial yang
membutuhkan bantuan orang lain.
5 Ekspresi sosial para anggota kelompok telah mengatahui
bagaimana cara berkomunikasi yang baik,
salah satunya tindakannya adalah tidak
memotong pembicaraan ketika orang lain
sedang berbicara dan menggunakan kata-kata
yang sekiranya tidak menyinggung
perasaan orang lain.
6 Kepekaan
sosial
para anggota kelompok mengatur strategi
bagaimana permainan tersebut dapat berhasil
yaitu dengan cara mendengarkan dengan baik-
baik serta mengingat betul-betul setiap
perkataan yang diucapkan oleh teman dalam
anggota kelompok.
7 Kontrol sosial sebagian besar anggota kelompok
mengemukakan pendapat bahwa berpikir
dahulu apa yang ingin dikatakan itu sangatlah
penting sebelum mulai berbicara, karena jika
56
hal itu tidak dilakukan maka dapat
menyinggung orang lain atau dapat
menyakiti orang lain.
8 Manipulasi
Sosial
para anggota kelompok sudah sangat
memahami topik yang dibahas yaitu
manipulasi sosial. Para anggota kelompok
mampu menyebutkan bagaimanan caranya
agar orang lain mau menyetujui dan mengikuti
apa yang diinginkan yaitu dengan cara
meyakinkan orang lain tersebut bahwa hal
yang kita lakukan adalah tidak merugikan atau
masih dalam batas kewajaran.
Secara keseluruhan pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap
peningkatan keterampilan sosial ini situasinya dapat berjalan dengan baik dan
lancar mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir, dinamika
kelompok sudah dapat muncul dengan baik, anggota kelompok mau terlibat aktif
dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
4.3.1. Posttest (Tes Akhir)
Pengambilan data post test dilakukan setelah seluruh rangkaian
kegiatan eksperimen selesai. Post test dilakukan pada tanggal 23 Mei 2014
yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
inventori keterampilan sosial yang diberikan pada saat post testsama
dengan inventori yang diberikan pada saat pre test.
Ringkasan deskripsi hasil post test setelah kedua kelompok diberi
perlakuan disajikan pada tabel 4.4 berikut.
57
Tabel 4.6
Ringkasan Hasil Post Testkelompok kontrol
No Kode
Responden
Kelompok
Eksperimen Kelompok Kontrol
Skor Kategori Skor Kategori
1 R-01 74.93 Baik 60 Cukup
2 R -02 73.73 Baik 61.19 Cukup
3 R -03 75.22 Baik 58.81 Cukup
4 R -04 73.13 Baik 59.4 Cukup
5 R -05 78.51 Baik 61.19 Cukup
6 R -06 75.52 Baik 62.69 Cukup
7 R -07 76.12 Baik 62.69 Cukup
8 R -08 77.61 Baik 65.07 Cukup
9 R -09 78.21 Baik 67.16 Cukup
10 R -10 78.21 Baik 67.16 Cukup
11 R -11 77.61 Baik 70.75 Cukup
12 R-12 80 Baik 71.64 Baik
13 R-13 77.91 Baik 70.75 Baik
Jumlah 996.71 838.50
Rata-rata 76.67 64.50
Minimal 73.13 58.81
Maksimal 80.00 71.64
Varians 4.20 20.89
Standar Deviasi 2.05 4.57
Tabel 4.6 di atas memperlihatkan ringkasan hasil post test kedua
kelompok perlakuan yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hasil post test pada kelompok eksperimen menunjukkan nilai tertinggi 80,
nilai terendah 73,13, dan nilai rata-rata 76,67 dengan varians 4,20 serta
standart deviasi 2,05. Sedangkan hasil post test kelompok kontrol
menunjukkan nilai tertinggi 71,64, nilai terendah 58,81, nilai rata-rata
64,500 dengan varians 20,89 dan standar deviasi 4,57.
Agar lebih jelas deskripsi tentang hasil post test kedua kelompok
perlakuan disajikan dengan tabel berikut.
58
Tabel 4.7
Deskripsi Persentase Hasil Post Test kelompok kontrol
Kategori Kelompok Pre Test
Kontrol Eksperimen
Sangat Baik 0 0
Baik 23,1 38,46
Cukup 76,9 61,54
Kurang 0 0
Sangat Kurang 0 0
Total 100 100
Adapun secara grafik dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 4.1 Deskripsi Persentase Hasil Post Test
Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa hasil post test kelompok
kontrol adalah 23,1% termasuk dalam kategori baik, dan 76,9% termasuk
dalam kategori cukup. Sedangkan hasil post test kelompok eksperimen
adalah 100% termasuk dalam kategori baik.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
SB B CB KB TB
0
23,1
76,9
0 0 0
100
0 0 0
Posttes Kontrol
Eksperimen
SB B C K SK
59
Tabel 4.8
Mean Rank Post testdan uji Mann-Whiney Pretest
Keterampilan Sosial
Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Ranks
Kelompok Post Test N Mean Rank Sum of Ranks
Skor
Eksperimen 13 20,00 260,00
Kontrol 13 7,00 91,00
Total 26
Pada tabel di atas, jumlah subjek untuk kelompok eksperimen
sebanyak 13 orang siswa dan jumlah subjek untuk kelompok kontrol
sebanyak 15 siswa. Skor ranking rata-rata untuk kelompok eksperimen =
20,00 dan skor ranking rata-rata untuk kelompok kontrol=7,00. Selilih
Mean Rank post test antara kelompok kontrol dan eksperimen sebesar
13,00.
Tabel 4.9
Uji Statistik HasilPost Test
Keterampilan Sosial pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Test Statistics
a
Skor
Mann-Whitney U ,000
Wilcoxon W 91,000
Z -4,338
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] ,000
b
a. Grouping Variable: Kelompok
Post Test
b. Not corrected for ties.
Tabel 4.7 di atas memperlihatkan hasil uji Mann-Whitney U pada
pengujian post test. Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai signifikan (p
value) 0,000 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang
SB B C K SK
60
signifikan antara hasil post test kelompok eksperimen dengan hasil post
test kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan.
Berikut ini merupakan hasil analisis data perbandingan hasil pre tes
dan post test bermain peran (role play) pada kelompok eksperimen yang
diuji dengan menggunakan Mann-Whitney.
Tabel 4.10
Hasil Analisis data perbandingan hasil pre test dan post testketerampilan
sosial pada kelompok eksperimen
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Skor
Pre Test 13 7,62 99,00
Post Test 13 19,38 252,00
Total 26
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 8,000
Wilcoxon W 99,000
Z -3,927
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] ,000
b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 20, diketahui
bahwa terdapat perbedaan antara mean reank hasil pre test dan post test
model bermain peran (role play)pada kelompok eksperimen. Mean rank
pre test bermain peran (role play) adalah 7,62, sedangkan mean rank post
test bermain peran (role play) adalah 19,38, sehingga terdapat peningkatan
61
Mean rank kelompok eksperimen adalah 11,76 dan mean rank post test
bermain peran (role play) lebih tinggi dari pada mean rank pre test
bermain peran (role play).
Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara hasil pre test dan post testketerampilan sosial pada
kelompok eksperimen. Hal tersebut dibuktikan dengan skor Z -3,927 dan
hasil Asymp. Sig (2-tailed) hasil analisis berjumlah 0,000 < 0,05 dan mean
reank pre test sebesar 7,62 meningkat menjadi sebesar 19,38 setelah
dilakukan eksperimen.
4.5. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini “Teknik bermain peran (role
play) efektif dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas XC SMA Negeri
1 Suruh Tahun ajaran 2013/2014” Berdasarkan hasil analisis data yang
membandingkan hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dinyatakan
ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dan
eksprimen. Selain itu, ada peningkatan pembelajaran model bermain peran (role
play) yang signifikan, dibuktikan dengan hasil analisis data hasil pre test dan post
test kelompok eksperimen dengan hasil Asymp.Sig (2-tailed) 0,000 < 0,05,
sehingga dinyatakan signifikan. Berdasarkan analisis data tersebut maka hipotesis
yang diajukan penulis diterima.
62
4.6. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil post test
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-
tailed) sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan
antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu,
ada peningkatan Teknik bermain peran (role play) yang signifikan yaitu 11,76,
dibuktikan dengan hasil analisis data mean rank pre test yaitu sebesar 7,62 dan
mean rank post test19,38 pada kelompok eksperimen.
Hasil pos test (test akhir) pada kedua kelompok tersebut menunjukkan
bahwa mean rank post test kelas eksperimen berbeda secara signifikan dengan
mean rank post test kelompok kontrol yang ditunjukkan dengan nilai signifikan (p
value) < 0,05. Setelah dilakukan uji rata rata dua pihak dapat dibuktikan bahwa
secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok
eksperimen dengan hasil post test pada kelompok kontrol.
Peningkatan rata-rata hasil pre test dan post test siswa dari kelompok
eksperimen adalah sebesar 11,76, sedangkan peningkatan rata-rata hasil post test
dari kelompok kontrol hanya sebesar 0,71. Hal ini merupakan bukti kuat bahwa
penggunaan teknik bermain peran (role play) dapat bermanfaat dalam
meningkatkan keterampilan sosial siswa X di SMA Negeri 1 Suruh.
Menurut Gazda (dalam Prayitno, 1999) mengemukakan bahwa
bimbingankelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada
63
sekelompok siswauntuk membantu siswa dalam menyusun rencana dan keputusan
yang tepat.
Gazda (dalam Prayitno, 1999) juga menyebutkan bahwa bimbingan
kelompokdiselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal,
vocasional,dan sosial.Tujuan layanan bimbingan kelompok menurut Winkel dan
Sri Hastuti(2004) adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan
sosialmasing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerjasama
dalamkelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan.Selain
itubimbingan kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat para
pesertadidik.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan
sosial adalah melalui kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik role play atau
bermain peran. Bennet (dalam Romlah, 2001) menyebutkan bahwa role play atau
bermain peran adalah suatu alat untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan sesama manusia
dengan jalan memerankan situasi yang pararel dengan yang terjadi dengan
kehidupan yang sebenarnya. Melalui teknik ini siswa diberikan naskah atau
skenario yang berisi percakapan yang nantinya agar siswa mampu
mengembangkan keterampilan sosialnya. Selain itu dalam kegiatan role play ini,
peran pun juga di putar secara bergantian, sehingga siswa dapat merasakan
masing-masing peran dalam situasi yang didramatisir.
64
Melalui teknik ini, jika siswa mampu melakukan peran abstrak sesuai
skenario dan peran yang siswa lakukan dalam role play secara sungguh-sungguh,
maka siswa juga dapat melakukan peran yang sama pula dalam kehidupan sehari-
hari, dengan demikian siswa dapat memahami dan mengetahui bagaimana cara
mengontrol dan membawa diri. Selain itu, role play juga memberikan kesempatan
untuk siswa menuangkan ekspresi dan perasaan secara lebih tepat dan benar
sebelum siswa dihadapkan pada kondisi nyata.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sulistiana (2010) yang
menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan
keterampilan sosial siswa. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian
Eni Kurniati (2012) yang menunjukan bahwa ada peningkatan keterampilan sosial
yang signifikan dari 15 orang siswa yang menjadi kelompok eksperimen atau
yang menjadi subjek penelitian siswa kelas VII G SMP Negeri 9 Salatiga. Hasil
penelitian menunjukkan ada peningkatan yang signifikan dalam keterampilan
sosial siswa kelas VII G SMP Negeri 9 Salatiga setelah mengikuti layanan
bimbingan kelompok.
Hasil penelitian Eni Kurniati yang berjudul “Efektifitas Layanan
Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Ketrampilan Sosial Siswa Kelas VII
G SMP Negeri 9 Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012” menunjukan bahwa ada
peningkatan keterampilan sosial yang signifikan dari 15 orang siswa yang menjadi
kelompok eksperimen atau yang menjadi subjek penelitian siswa kelas VII G
SMP Negeri 9 Salatiga. hasil menunjukkan sebesar 0,049 < 0,050 yang artinya
ada perbedaan yang signifikan antara skor kelompok kontrol dan kelompok