Upload
duonghanh
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1. Pelaksanaan Tindakan
1.1.1. Pelaksanaan Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 13, 16, 18
Maret 2013 di kelas 4SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Siklus 1 ini dilakukan
dengan membahas materi pengertian globalisasi, pengaruh globalisasi terhadap
lingkungan dan sikap kita terhadap globalisasi. Penjelasan lebih lanjut tentang
penelitian siklus 1 ini sebagai berikut.
1.1.1.1.Perencanaan
Pada tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan
penelitian pada setiap pertemuan adalah:
Pada perencanaan pertemuan pertama di siklus pertama ini, yang dilakukan
peneliti adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP tentang
pengertian globalisasi dan pengaruh globalisasi terhadap lingkungan. Pada RPP
terdapat langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe index card match dan termasuk juga dengan kartu indeks siswa,
lembar pengamatan pembelajaran, lembar pengamatan implementasi RPP, lembar
pengamatan aktivitas guru dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Kemudian setelah
itu guru dan peneliti yang dibantu oleh guru lain sebagai observer dalam penelitian ini
melaksanakan diskusi tentang penerapan model kooperatif tipe index card match
dengan langkah-langkah kerjanya secara tepat. Guru, peneliti dan observer berdiskusi
untuk menentukan strategi bagaimana membagi semua siswa menjadi dua kelompok
yaitu separoh kelompok yang mendapatkan kartu soal dan separoh kelompok sisanya
mendapatkan kartu jawaban dengan tidak membuang banyak waktu pembelajaran.
Pembagian ini secara acak atau heterogen yaitu masing-masing kelompok terdiri dari
siswa laki-laki dan perempuan serta tingkat intelegensi yang berbeda-beda antara
57
58
siswa satu dengan yang lainnya. Peneliti, observer dan guru juga
mengidentifikasi masalah apa saja yang mungkin dapat muncul dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match ini.
Perencanaan pada pertemuan kedua ini merupakan tindak lanjut dari hasil
pembelajaran pada pertemuan pertama. Persiapan yang dilakukan adalah sama
dengan pertemuan pertama yaitu menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
atau RPP tentang sikap kita terhadap pengaruh globalisasi, kartu indeks siswa, lembar
pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan
pembelajaran dan lembar pengamatan implementasi RPP. Pada perencanaan
pertemuan kedua ini juga membahas kekurangan yang terjadi pada pertemuan
pertama, kemudian guru, observer dan peneliti bersama-sama mencari solusi untuk
memperbaiki agar tidak terjadi hal yang sama.
Pada pertemuan ketiga ini, yang akan dilakukan adalah mengulas sedikit materi
yang sudah diajarkan pada pertemuan 1 dan 2 dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe index card match kemudian dilanjutkan dengan
mengerjakan soal evaluasi pembelajaran dan skala sikap untuk mengukur sejauh
mana pemahaman siswa akan materi yang diberikan dan bagaimana sikap siswa
terhadap materi pengaruh globalisasi terhadap lingkungan. Soal evaluasi dan skala
sikap ini sudah disediakan oleh guru kemudian siswa diminta untuk mengerjakan.
Persiapan yang dilakukan hampir sama dengan 2 pertemuan sebelumnya yaitu
menyiapkan RPP, kartu indeks siswa, lembar pengamatan aktivitas guru, lembar
pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan pembelajaran dan lembar
pengamatan implementasi RPP.
1.1.1.2.Implementasi Tindakan
Pertemuan pertama pada siklus 1 ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 13 Maret
2013 di kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati dengan alokasi waktu 2x35
menit atau 2 jam pelajaran (70 menit). Pada pertemuan pertama ini, materi yang
diajarkan kepada siswa adalah tentang pengertian globalisasi dan pengaruh
59
globalisasi terhadap lingkungan. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama
ini adalah sebagai berikut:
Pada kegiatan awal, guru mengajak siswa berdoa bersama untuk mengawali
pembelajaran di kelas. Setelah itu guru melakukan presensi untuk mengecek siapa
saja siswa yang tidak masuk untuk mengikuti pembelajaran dan dilanjutkan dengan
mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, mulai dari buku pelajaran
sampai sikap duduk siswa. Sebelum guru masuk ke dalam materi pelajaran, guru
memberikan dorongan atau semangat kepada siswa agar siswa merasa senang untuk
mengikuti pelajaran. Guru memberikan apersepsi berupa tanya jawab dengan siswa
terkait dengan materi yang akan dipelajari. Berdasarkan jawaban-jawaban yang
diungkapkan siswa tersebut, guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan
dilakukan.
Guru menggali pemahaman awal siswa yang sudah dimilikinya terhadap materi
pembelajaran yang akan diajarkan dengan cara melakukan tanya jawab yang dibantu
dengan alat peraga berupa globe dan gambar-gambar tentang pengaruh globalisasi
terhadap lingkungan.
Kegiatan selanjutnya guru dan siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan
model pembelajaran kooperatif tipe index card match. Pertama guru mengeluarkan
kartu indeks yang telah peneliti siapkan sebelumnya, kemudian guru
mencampuradukkan semua kartu (kartu warna merah berisi soal dan kartu warna biru
berisi jawaban) yang ada ditangannya. Semua siswa diminta untuk berdiri dan
mengambil kartu indeks yang sudah dicampuradukkan oleh guru secara bergiliran.
Guru menghimbau kepada semua siswa bahwa bagi siswa yang sudah mengambil
kartu indeks akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu siswa yang mendapat kartu
warna merah (soal) akan menempati bangku sebelah kiri sedangkan siswa yang
mendapat kartu warna biru (jawaban) akan menempati bangku sebelah kanan. Setelah
semua siswa menempati bangku masing-masing, guru memberikan waktu kepada
seluruh siswa untuk mencari dan mencocokkan kartu indeks yang berada ditangannya
dengan kartu indeks milik teman lain. Untuk satu kartu soal dapat memuat lebih dari
60
satu kartu jawaban, jadi setiap siswa dapat memiliki pasangan kartu lebih dari satu.
Selama kegiatan pencocokan kartu indeks berlangsung, guru juga ikut memantau
jalannya pencocokan kartu indeks dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan
dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Ketika waktu yang diberikan oleh guru untuk mencari dan mencocokkan kartu
indeks habis, semua siswa harus sudah berhenti untuk mencari pasangan kartunya.
Selanjutnya guru dan siswa membahas hasil pencocokan kartu indeks bersama-sama.
Siswa yang sudah berhasil menemukan pasangan kartu indeks yang dimilikinya
dengan teman lain diminta untuk maju dan menyampaikan hasil pencocokan kartu
indeks miliknya. Setelah semua siswa menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks
masing-masing, guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum dipahami siswa terkait dengan materi. Guru juga
meluruskan kesalahpahaman yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung,
memberikan penguatan kepada siswa yang sudah berhasil maupun yang belum
berhasil menemukan pasangan kartu indeksnya serta membantu siswa membuat
kesimpulan pembelajaran.
Di akhir pembelajaran guru melakukan refleksi dengan bembahas kelebihan dan
kekurangan pembelajaran yang sudah dilakukan. Pada siklus 1 pertemuan pertama
ini, semua siswa sudah mulai menunjukkan ketertarikannya dalam menyimak
pelajaran. Siswa tertarik dengan model pembelajaran kooperatif tipe index card
match yang digunakan oleh guru. Namun dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe index card match dalam PBM belum maksimal, karena siswa masih
bingung atau belum mengerti kearah mana pembelajaran yang akan dilakukan oleh
guru. Sehingga banyak siswa yang belum berhasil melakukan pencocokan kartu
indeks seperti yang diharapkan yaitu sekitar 10 siswa.
Pertemuan kedua pada siklus 1 ini diadakan pada hari Sabtu tanggal 16 Maret
2013 di kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Pertemuan ini dilakukan
selama 70 menit atau setara dengan 2 jam pelajaran. Materi yang dibahas pada
pertemuan ini adalah tentang sikap kita terhadap globalisasi.
61
Untuk mengawali pembelajaran guru mengajak siswa berdoa bersama,
melakukan presensi dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Sebelum guru masuk ke dalam materi pelajaran, guru memberikan motivasi dan
apersepsi berupa tanya jawab dengan siswa terkait dengan materi sebelumnya yaitu
pengertian globalisasi dan pengaruh globalisasi terhadap lingkungan. Setelah itu guru
mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari. Dan berdasarkan jawaban yang
diungkapkan oleh siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan.
Guru mengeksplor kemampuanawal siswa terhadap materi pembelajaran
dengan cara melakukan tanya jawab yang dibantu dengan alat peraga berupa gambar-
gambar tentang pengaruh positif dan negatif globalisasi terhadap lingkungan.
Selanjutnya guru dan siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe index card match. Sebelum guru mengeluarkan kartu
indeks yang telah disiapkan sebelumnya, guru terlebih dahulu menjelaskan kepada
siswa bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe index card match ini
dalam PBM supaya siswa lebih paham dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Guru mencampuradukkan semua kartu (kartu warna merah berisi soal dan kartu
warna biru berisi jawaban) yang ada ditangannya. Semua siswa diminta untuk berdiri
dan mengambil kartu indeks yang sudah dicampuradukkan oleh guru secara
bergiliran. Guru juga menghimbau kepada semua siswa bahwa bagi siswa yang sudah
mengambil kartu indeks langsung membagi diri menjadi dua kelompok yaitu siswa
yang mendapat kartu warna merah (soal) menempati bangku sebelah kiri sedangkan
siswa yang mendapat kartu warna biru (jawaban) menempati bangku sebelah kanan.
Setelah semua siswa menempati bangku masing-masing, guru langsung memberikan
waktu kepada seluruh siswa untuk mencari dan mencocokkan kartu indeks yang
berada ditangannya dengan kartu indeks milik teman lain. Guru juga menghimbau
kepada seluruh siswa bahwa satu kartu soal dapat memuat lebih dari satu kartu
jawaban, jadi setiap siswa dapat memiliki pasangan kartu lebih dari satu. Selama
kegiatan pencocokan kartu indeks berlangsung, guru juga ikut memantau jalannya
62
pencocokan kartu indeks dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan dalam
melakukan kegiatan pembelajaran. Guru juga memberikan perhatian ekstra bagi
siswa yang pada pertemuan pertama masih bingung dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card
match dan belum berhasil melakukan pencocokan kartu indeks.
Ketika waktu yang diberikan oleh guru untuk mencari dan mencocokkan kartu
indeks telah habis, semua siswa harus sudah berhenti untuk mencari pasangan kartu
indeksnya. Selanjutnya guru dan siswa membahas hasil pencocokan kartu indeks
bersama-sama di kelas. Siswa yang sudah berhasil menemukan pasangan kartu indeks
yang dimilikinya diminta untuk maju ke depan kelas dan menyampaikan hasil
pencocokan kartu indeks miliknya. Setelah semua siswa menyampaikan hasil
pencocokan kartu indeks masing-masing, guru memberikan kesempatan kepada
semua siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa terkait
dengan materi atau pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe index card
matchdalam kegiatan pembelajaran. Guru meluruskan kesalahpahaman yang terjadi
ketika pembelajaran berlangsung, memberikan penguatan kepada siswa yang sudah
berhasil maupun belum berhasil menemukan pasangan kartu indeksnya serta
membantu siswa membuat kesimpulan pembelajaran.
Setelahitu guru melakukan refleksi pembelajaran yang dilakukan pada
pertemuan kedua siklus 1, yaitu pembelajaran yang dilakukan sudah cukup baik
apabila dibandingkan pada pertemuan pertama. Jumlah siswa yang belum paham atau
belum berhasil mencocokkan kartu indeks miliknya sudah berkurang. Kalau pada
pertemuan pertama masih ada 10 siswa yang belum bisa menemukan pasangan kartu
indeksnya sekarang masih ada 5 siswa yang belum berhasil menemukan pasangan
kartu indeksnya. Walaupun masih ada siswa yang belum berhasil menemukan
pasangan kartu indeksnya, semua siswa merasa senang dengan model pembelajaran
yang diterapkan guru karena di dalam model pembelajaran kooperatif tipe index card
match ini terdapat unsur permainan yang menyenangkan.
63
Pertemuan ketiga siklus 1 ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 Maret
2013 di kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Pertemuan ini dilakukan
selama 70 menit atau setara dengan 2 jam pelajaran. Materi yang dibahas pada
pertemuan ini adalah pengulasan sedikit materi yang telah dipelajari pada pertemuan
1 dan 2 yaitu tentang pengertian globalisasi, pengaruh globalisasi terhadap
lingkungan dan sikap kita terhadap globalisasi. Kemudian dilanjutkan dengan
mengerjakan soal evaluasi pembelajaran dan skala sikap.
Seperti biasa untuk mengawali pembelajaran guru mengajak siswa berdoa
bersama, kemudian melakukan presensi siswadan mengecek kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa agar
siswa lebih antusias lagi dalam mengikuti pelajaran. Guru menyampaikan tujuan dari
pembelajaran yang akan dilakukan.
Guru mengulas kembali sedikit materi yang sudah diajarkan pada pertemuan 1
dan 2 yaitu tentangpengertian globalisasi, pengaruh globalisasi terhadap lingkungan
dan sikap kita terhadap globalisasi.Guru memberi kesempatan siswa untuk
melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh siswa berdasarkan
materi pembelajaran yang sudah disampaikan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2.
Selanjutnya guru dan siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe index card match.
Guru mengeluarkan kartu indeks yang sudah disiapkan sebelumnya dan
kemudian mencampuradukkan semua kartu (kartu warna merah berisi soal dan kartu
warna biru berisi jawaban) yang ada ditangannya. Guru menjelaskan kembali
bagaimana penerapan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe index
card match ini dalam kegiatan pembelajaran. Semua siswa diminta untuk berdiri dan
mengambil kartu indeks yang sudah dicampuradukkan oleh guru secara bergiliran.
Bagi siswa yang sudah mengambil kartu indeks langsung membagi diri menjadi dua
kelompok yaitu siswa yang mendapat kartu warna merah (soal) langsung menempati
bangku sebelah kiri sedangkan siswa yang mendapat kartu warna biru (jawaban)
langsung menempati bangku sebelah kanan. Setelah semua siswa menempati bangku
64
masing-masing, guru memberikan waktu kepada seluruh siswa untuk mencari dan
mencocokkan kartu indeks yang berada ditangannya dengan kartu indeks milik teman
lain. Tidak lupa guru juga menghimbau semua siswa bahwa satu kartu soal dapat
memuat lebih dari satu kartu jawaban, jadi setiap siswa dapat memiliki pasangan
kartu lebih dari satu. Selama kegiatan pencocokan kartu indeks berlangsung, guru
ikut memantau jalannya kegiatan pencocokan kartu indeks dan membantu siswa
apabila mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Ketika waktu yang diberikan oleh guru untuk mencari dan mencocokkan kartu
indeks habis, semua siswa harus sudah berhenti untuk mencari pasangan kartunya.
Selanjutnya guru dan siswa membahas hasil pencocokan kartu indeks bersama-sama.
Siswa yang sudah berhasil menemukan pasangan kartu indeks yang dimilikinya
dengan teman lain diminta untuk maju dan menyampaikan hasil pencocokan kartu
indeks miliknya di depan kelas. Setelah semua siswa menyampaikan hasil
pencocokan kartu indeks masing-masing, guru memberikan kesempatan kepada
semua siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa terkait
dengan materi maupun pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe index card
match dalam pembelajaran. Guru juga meluruskan kesalahpahaman yang terjadi
ketika pembelajaran berlangsung, memberikan penguatan serta membantu siswa
membuat kesimpulan pembelajaran.
Pada akhir pembelajaran siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi
pembelajaran dan skala sikap yang sudah disiapkan oleh guru. Soal evaluasi yang
harus dikerjakan terdiri dari 20 butir soal, sedangkan skala sikapnya terdiri dari 10
instrumen pertanyaan atau pernyataan mengenai bagaimana sikap siswa terhadap
materi pengaruh globalisasi terhadap lingkungan. Selanjutnya guru melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan. Pada pertemuan ketiga ini yaitu
akhir dari pembelajaran siklus 1, pembelajaran yang dilakukan sudah lebih baik lagi
jika dibandingkan dengan dua pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan 1 dan
pertemuan 2. Siswa lebih aktif dalam menyimak pelajaran di kelas, siswa lebih
senang dalam mengikuti pembelajaran dan yang lebih menarik lagi sudah tidak ada
65
lagi siswa yang belum berhasil dalam mencari pasangan kartu indeksnya. Namun
demikian masih ada 1 pasang siswa yang salah dalam mengambil pasangan kartu
indeksnya sehingga membuat 1 pasang siswa lain merasa bingung dalam
mencocokkan kartu indeksnya karena pasangan kartu indeksnya salah. Guru juga
melakukan tindak lanjut berupa analisis hasil tes evaluasi hasil belajar dan skala
sikap.
1.1.1.3.Observasi
Hasil dari pengamatan kegiatan pembelajaran, pengamatan terhadap
implementasi RPP, pengamatan aktivitas guru dan pengamatan aktivitas siswa pada
siklus I ini dipantau dengan menggunakan panduan observasi yang telah dibuat
sebelumnya. Lembar observasi yang disiapkan ini memuat beberapa aspek kegiatan,
baik dari kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai
pembelajaran ini selesai dilakukan. Aspek-aspek yang dinilai dalam hal ini adalah
perencaan pembelajaran, strategi pembelajaran, manajemen kelas, dan penilaian.
Pada pertemuan pertama ini keseluruhan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru sudah berjalan dengan cukup baik, yaitu mulai dari persiapan sebelum
melakukan pembelajaran, apersepsi yang disampaikan untuk membuka pemahaman
siswa pada awal pembelajaran,penyampaian tujuan pembelajaran kepada siswa,
mengeksplor pengetahuan awal siswa mengenai materi pembelajaran yang akan
diajarkan, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe index card match,
penerapan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe index card match
didalamkegiatan pembelajaran, memantau dan membantu siswa jika mengalami
kesulitan dalam pembelajaran, pengelolaan waktu yang digunakan dalam
pembelajaran, mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran, menarik kesimpulan
pembelajaran, memberikan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan
sampai kemampuan menutup pembelajaran. Hal ini akan dikemukakan dengan lebih
jelas pada tabel 12dibawah ini:
66
Tabel 12
Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card
Match oleh Guru Siklus 1 Pertemuan 1
No Aspek yang Diamati Skor
Nilai 1 2 3 4 5
1 Menyiapkan ruang kelas dan alat peraga yang akan dipakai
untuk PBM
√
75
2 Membuka PBM dengan doa √ 75
3 Memeriksa kesiapan siswa sebelum melakukan PBM √ 75
4 Melalukan apersepsi (misalnya pertanyaan atau lagu yang
terkain materi pelajaran)
√
80
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
dalam PBM
√
80
6 Menyiapkan kartu index yang akan digunakan dalam PBM
sejumlah siswa di dalam kelas
√
80
7 Membagi kartu index menjadi dua bagian yang sama (separoh
bagian berisi soal dan separoh bagian lainnya berisi jawaban
soal)
√
80
8 Mencampuraduk kartu index secara acak (mencampuradukan
antara kartu soal dan kartu jawaban soal)
√
80
9. Membagikan kartu index kepada semua siswa √ 80
10. Menjelaskan peraturan kegiatan pencocokan kartu
index(menekankan kepada siswa bahwa ini adalah kegiatan
mencari pasangan kartu indeks)
√
75
11 Memantau siswa dalam melakukan kegiatan pencocokan
kartu index
√
75
12 Membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam
melakukan pencocokan kartu index (kesulitan mencari
pasangan kartu)
√
75
13 Mengevaluasi kegiatan siswa dalam melakukan pencocokan
kartu index
√
75
14 Mengevaluasi hasil kegiatan siswa dalam melakukan
pencocokan kartu index
√
80
15 Memberikan penilaian terhadap kegiatan PBM yang
dilakukan
√
75
16 Memberikan penilaian terhadap materi pelajaran berupa soal
evaluasi
-
-
17 Menarik kesimpulan dari kegiatan PBM yang dilakukan √ 75
18 Memberikan refleksi (menemukan hal positif atau negatif dari
pembelajaran dan pesan moral)
√
80
19 Memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah √ 75
20 Menutup PBM dengan doa √ 75
TOTAL 19 1465
Rata-rata 77,11
Walaupun tampak berjalan dengan cukup baik, namun masih ada beberapa hal
yang harus diperbaiki agar dalam pelaksanaan pada pertemuan berikutnya dapat
67
berjalan dengan lebih baik lagi. Misalnya saja, penjelasan guru terhadap penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe index card match pada pembelajaran supaya
lebih jelas lagi dan tidak membuat siswa merasa bingung atau tidak paham ketika
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Perhatian guru terhadap siswa ketika PBM
berlangsung kurang. Pengawasan guru terhadap kegiatan pencocokan kartu indeks
juga kurang.
Untuk mengatasi masalah-masalah diatas peneliti, guru dan observer melakukan
diskusi untuk memperbaiki kesalahan atau kekurangan. Hal ini dilakukan agar
pembelajaran berikutnya dapat berjalan maksimal. Hasil dari diskusi antara guru,
peneliti dan observer harus mampu membuat guru secara intensif memberi pengertian
kepada siswa tentang kondisi siswa ketika pembelajaran berlangsung, kerjasama antar
pasangan dan keikutsertaan siswa dalam pencocokan kartu indeks.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa pada pertemuan pertama ini
belum begitu maksimal, namun beberapa hal sudah cukup berjalan dengan baik
seperti kesiapan siswa untuk melakukan PBM, siswa tampak tertarik dalam
mengikuti pembelajaran, mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
antusias dalam melaksanakan pencocokan kartu indeks dan mulai tampak berani
bertanya kepada guru tentang materi pembelajaran.
Sedangkan yang menjadi kelemahan siswa selama mengikuti pembelajaran
yaitu siswa belum cukup mampu untuk menjelaskan materi pelajaran dengan baik,
siswa belum cukup mampu untuk menjawab pertanyaan dari guru, siswa juga masih
terlihat malu-malu untuk mengungkapkan pendapatnya. Selain itu kemampuan siswa
dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card
match belum maksimal. Hal ini terlihat dari kerjasama antar teman dalam melakukan
kegiatan pencocokan kartu indeks belum cukup baik dan masih banyak siswa yang
belum berhasil dalam mencari pasangan kartu indeksnya yaitu ada 10 siswa. Hal ini
akan dikemukakan dengan lebih jelas pada tabel 13dibawah ini:
68
Tabel 13
Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Index Card MatchSiklus 1 Pertemuan 1
No. Aspek yang Diamati Skor Nilai
1 2 3 4 5
1 Kesiapan untuk melalukan PBM √ 75
2 Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan √ 70
3 Bekerjasama dengan teman untuk mencocokkan kartu
index
√ 70
4 Mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik √ 70
5 Aktif dalam mengikuti PBM √ 75
6 Serius memperhatikan penjelasan guru √ 75
7 Serius melaksanakan pencocokan kartu index √ 70
8 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan √ 75
9 Menyampaikan hasil pencocokan kartu index di depan
kelas
√ 70
10 Berani bertanya tentang materi pelajaran √ 70
11 Mampu menjawab pertanyaan dari guru √ 70
12 Berani mengungkapkan pendapat √ 70
13 Mampu mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan
sungguh-sungguh
- -
TOTAL 12 860
Rata-rata 71,67
Pada pertemuan kedua ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah
berjalan dengan lebih baik lagi apabila dibandingkan pada pertemuan pertama.
Keseluruhan proses pembelajaran mulai dari awal yaitu tahap persiapan sebelum
melakukan pembelajaran, kemampuan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe index card match dan menjelaskan penerapan langkah-langkah model
pembelajaran kooperatif tipe index card match kepada siswa ke dalam kegiatan
pembelajaran, perhatian dan pengawasan guru terhadap kegiatan pembelajaran,
kemampuan pengelolaan kelas dan pengelolaan waktu dalam pembelajaran sampai
kemampuan menutup pembelajaran sudah sangat tepat. Hal ini akan dikemukakan
dengan lebih jelas pada tabel 14 dibawah ini:
69
Tabel 14
Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card
Match oleh Guru Siklus 1 Pertemuan 2
No Aspek yang Diamati Skor
Nilai 1 2 3 4 5
1 Menyiapkan ruang kelas dan alat peraga yang akan dipakai
untuk PBM
√
80
2 Membuka PBM dengan doa √ 80
3 Memeriksa kesiapan siswa sebelum melakukan PBM √ 80
4 Melalukan apersepsi (misalnya pertanyaan atau lagu yang
terkain materi pelajaran)
√
80
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
dalam PBM
√
80
6 Menyiapkan kartu index yang akan digunakan dalam PBM
sejumlah siswa di dalam kelas
√
80
7 Membagi kartu index menjadi dua bagian yang sama (separoh
bagian berisi soal dan separoh bagian lainnya berisi jawaban
soal)
√
80
8 Mencampuraduk kartu index secara acak (mencampuradukan
antara kartu soal dan kartu jawaban soal)
√
80
9. Membagikan kartu index kepada semua siswa √ 80
10. Menjelaskan peraturan kegiatan pencocokan kartu index
(menekankan kepada siswa bahwa ini adalah kegiatan mencari
pasangan kartu index)
√
80
11 Memantau siswa dalam melakukan kegiatan pencocokan kartu
index
√
80
12 Membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam
melakukan pencocokan kartu index (kesulitan mencari
pasangan kartu)
√
80
13 Mengevaluasi kegiatan siswa dalam melakukan pencocokan
kartu index
√
80
14 Mengevaluasi hasil kegiatan siswa dalam melakukan
pencocokan kartu index
√
80
15 Memberikan penilaian terhadap kegiatan PBM yang dilakukan √ 80
16 Memberikan penilaian terhadap materi pelajaran berupa soal
evaluasi
-
80
17 Menarik kesimpulan dari kegiatan PBM yang dilakukan √ 80
18 Memberikan refleksi (menemukan hal positif atau negatif dari
pembelajaran dan pesan moral)
√
80
19 Memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah √ 80
20 Menutup PBM dengan doa √ 80
TOTAL 19 1520
Rata-rata 80
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini tampak berjalan dengan
sangat baik, akan tetapi masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki lagi agar dalam
pelaksanaan pembelajaran di pertemuan berikutnya dapat berjalan lebih baik lagi dari
70
dua pertemuan sebelumnya. Pengawasan guru terhadap kegiatan pencocokan kartu
indeks harus dimaksimalkan lagi agar hasilnya juga lebih maksimal. Kegiatan tanya
jawab harus diperhatikan agar semua siswa aktif dalam pembelajaran. Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe index card match kepada siswa ketika PBM
berlagsung juga lebih dimaksimalkan.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas peneliti, guru dan observer
melakukan diskusi diakhir pembelajaran untuk memperbaiki kesalahan dan
kekurangan yang timbul ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan supaya
pada pembelajaran berikutnya tidak terjadi kesalahan yang sama. Hasil dari diskusi
tersebut harus mampu membuat guru lebih bisa merangsang siswa untuk aktif dalam
melakukan tanya jawab ketika PBM berlangsung. Guru harus lebih memberikan
perhatian kepada siswa-siswa yang masih bingung dalam melaksanakan pencocokan
kartu indeks. Guru juga harus bisa memberi pengertian kepada siswa agar lebih
maksimal lagi dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe index card
match di kelas.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa pada pertemuan kedua sudah lebih
baik dan sudah menunjukkan adanya perubahan jika dibandingkan pada pertemuan
pertama. Hal ini terbukti dari kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan model kooperatif tipe index card match sudah lebih baik.
Walaupun masih ada 5 siswa yang belum berhasil dalam melakukan pencocokan
kartu indeks. Semua siswa tertihat lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran
karena terdapat unsur permainan didalam penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe index card match ini. Kemampuan kerjasama antar teman sudah lebih baik jika
dibandingkan pada pertemuan pertama. Sedangkan untuk keseluruhan pembelajaran
mulai dari kesiapan untuk melalukan PBM, keaktifan dan keseriusan siswa dalam
mengikuti pembelajaran serta kemampuan siswa dalam menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan sudah sangat baik lagi. Hal ini akandikemukakan lebih jelas
pada tabel 15 dibawah ini:
71
Tabel 15
Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Index Card Match Siklus 1 Pertemuan 2
No. Aspek yang Diamati Skor Nilai
1 2 3 4 5
1 Kesiapan untuk melalukan PBM √ 75
2 Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan √ 75
3 Bekerjasama dengan teman untuk mencocokkan kartu
index
√ 75
4 Mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik √ 75
5 Aktif dalam mengikuti PBM √ 75
6 Serius memperhatikan penjelasan guru √ 75
7 Serius melaksanakan pencocokan kartu index √ 75
8 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan √ 75
9 Menyampaikan hasil pencocokan kartu index di depan
kelas
√ 75
10 Berani bertanya tentang materi pelajaran √ 75
11 Mampu menjawab pertanyaan dari guru √ 75
12 Berani mengungkapkan pendapat √ 75
13 Mampu mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan
sungguh-sungguh
- -
TOTAL 12 900
Rata-rata 75
Disamping kelebihan masih ada beberapa kelemahan siswa selama mengikuti
pembelajaran seperti keaktifan siswa dalam pembelajaran belum menyeluruh karena
kegiatan tanya jawab masih didominasi oleh siswa yang pandai-pandai saja.
Kemampuan siswa dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe index card match belum maksimal. Hal ini terbukti dengan masih
adanya 5 siswa yang belum berhasil menemukan pasangan kartunya.
Pada pertemuan ketiga ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah
berjalan dengan lebih baik lagi apabila dibandingkan dengan dua pertemuan
sebelumnya. Secara keseluruhan proses pembelajaran mulai dari awal pembelajaran
sampai akhir sudah lebih maksimal. Guru dapat merangsang siswa untuk lebih aktif
dalam melakukan tanya jawab. Guru juga dapat meningkatkan kemampuan belajar
siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match. guru
72
dapatpengelola waktu pembelajaran dengan baik dan mampu memberikan evaluasi
pembelajaran kepada siswa dengan tepat. Hal ini akan dikemukakan dengan lebih
jelas pada tabel 16 dibawah ini:
Tabel 16
Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card
Matcholeh Guru Siklus 1 Pertemuan 3
No Aspek yang Diamati Skor
Nilai 1 2 3 4 5
1 Menyiapkan ruang kelas dan alat peraga yang akan dipakai
untuk PBM
√
80
No. Aspek yang Diamati Skor Nilai
2 Membuka PBM dengan doa √ 80
3 Memeriksa kesiapan siswa sebelum melakukan PBM √ 80
4 Melalukan apersepsi (misalnya pertanyaan atau lagu yang
terkain materi pelajaran)
√
80
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
dalam PBM
√
80
6 Menyiapkan kartu index yang akan digunakan dalam PBM
sejumlah siswa di dalam kelas
√
80
7 Membagi kartu index menjadi dua bagian yang sama (separoh
bagian berisi soal dan separoh bagian lainnya berisi jawaban
soal)
√
80
8 Mencampuraduk kartu index secara acak (mencampuradukan
antara kartu soal dan kartu jawaban soal)
√
80
9. Membagikan kartu index kepada semua siswa √ 80
10. Menjelaskan peraturan kegiatan pencocokan kartu index
(menekankan kepada siswa bahwa ini adalah kegiatan mencari
pasangan kartu index)
√
80
11 Memantau siswa dalam melakukan kegiatan pencocokan kartu
index
√
80
12 Membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam
melakukan pencocokan kartu index (kesulitan mencari
pasangan kartu)
√
80
13 Mengevaluasi kegiatan siswa dalam melakukan pencocokan
kartu index
√
80
14 Mengevaluasi hasil kegiatan siswa dalam melakukan
pencocokan kartu index
√
80
15 Memberikan penilaian terhadap kegiatan PBM yang dilakukan √ 80
16 Memberikan penilaian terhadap materi pelajaran berupa soal
evaluasi
√
80
17 Menarik kesimpulan dari kegiatan PBM yang dilakukan √ 80
18 Memberikan refleksi (menemukan hal positif atau negatif dari
pembelajaran dan pesan moral)
√
80
19 Memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah √ 80
20 Menutup PBM dengan doa √ 80
TOTAL 20 1600
Rata-rata 80
73
Sedikit berbeda pada pertemuan pertama dan kedua, dipertemuan ketiga ini
guru melaksanakan pembelajaran seperti biasa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe index card match untuk mengulas kembali materi yang
sudah dipelajari pada dua pertemuan sebelumnya. Kegiatan selanjutnya guru
memberikan soal evaluasi pembelajaran kepada siswa sebagai tolak ukur sejauh mana
siswa dapat menyerap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Selain kemampuan
kognitif yang diukur, guru juga mengukur kemampuan afektif siswa dengan
memberikan skala sikap untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap materi
pengaruh globalisasi terhadap lingkungan.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa pada pertemuan ketiga ini sudah
lebih maksimal dan sudah menunjukkan adanya perubahan jika dibandingkan pada
pertemuan pertama dan kedua. Secara keseluruhan siswa sudah mengerti dan mampu
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe index card match dengan baik dan lancar. Hal ini terbukti dari kemampuan siswa
dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe index
card match sudah lebih baik dan maksimal. Semua siswa telah berhasil melakukan
pencocokan kartu indeks sehingga tidak ada lagi siswa yang belum mendapatkan
pasangan kartu. Kerjasama yang baik antar teman juga semakin meningkat begitu
pula dalam penyampaian hasil pencocokan kartu indeks sudah benar. Walaupun
dalam pelaksanaannya masih ada 1 pasang siswa yang salah dalam mengambil
pasangan kartu indeksnya. Sehingga membuat 1 pasang siswa lainnya merasa
bingung karena pasangan kartu indeksnya tidak ada atau salah dengan teman yang
lain. Sedangkan untuk keseluruhan pembelajaran mulai dari kesiapan untuk
melalukan PBM, keaktifan siswa dalam melakukan pembelajaran, keseriusan siswa
dalam mengikuti pembelajaran dan keseriusan siswa dalam melakukan pencocokan
kartu indeks serta kemampuan siswa dalam menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, tidak membosankan dan menjenuhkan sudah sangat baik lagi. Hal ini
akan dikemukakan dengan lebih jelas pada tabel 17 di bawah ini:
74
Tabel 17
Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Index Card Match Siklus 1 Pertemuan 3
No. Aspek yang Diamati Skor Nilai
1 2 3 4 5
1 Kesiapan untuk melalukan PBM √ 80
2 Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan √ 80
3 Bekerjasama dengan teman untuk mencocokkan kartu
index √ 80
4 Mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik √ 80
5 Aktif dalam mengikuti PBM √ 80
6 Serius memperhatikan penjelasan guru √ 80
7 Serius melaksanakan pencocokan kartu index √ 80
8 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan √ 80
9 Menyampaikan hasil pencocokan kartu index di depan
kelas √ 80
10 Berani bertanya tentang materi pelajaran √ 80
11 Mampu menjawab pertanyaan dari guru √ 75
12 Berani mengungkapkan pendapat √ 75
13 Mampu mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan
sungguh-sungguh 80
TOTAL 13 1030
Rata-rata 79,23
Sedikit berbeda dengan pertemuan sebelumnya yaitu pada pertemuan satu dan
dua, di pertemuan ketiga ini siswa mengerjakan soal evaluasi dan skala sikap yang
sudah dipersiapkan oleh guru. Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana
pemahaman siswa akan materi yang sudah diajarkan oleh guru dan mengukur
bagaimana sikap siswa terhadap materi pengaruh globalisasi terhadap lingkungan.
Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan mandiri, siswa juga
mampu menyelesaikan soal-soal evaluasi tersebut sesuai dengan alokasi waktu yang
telah ditentukan oleh guru. Selain itu siswa juga mampu mengerjakan skala sikap
yang diberikan oleh guru dengan baik.
Berdasarkan Hasil pengamatan peneliti dan observer selama proses
pembelajaran siklus 1, pengamatan siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas
belum mewujudkan keaktifan siswa secara maksimal. Pembelajaran belum mampu
menggali kompetensi siswa secara makasimal, karena kegiatan pencocokan kartu
75
indeks di kelas masih didominasi oleh siswa-siswa yang pandai saja. Kegiatan tanya
jawab juga masih didominasi oleh siswa yang pandai-pandai saja. Siswa masih
bingung dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe index card match
yang dipakai oleh guru. Namun demikian antusias siswa dalam melaksanakan
pencocokan kartu indeks sangat tinggi dan siswa merasa sangat senang.
Sedangkan pengamatan guru sudah memadai pada kriteria struktur dan model
pengajaran, yaitu guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, sudah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe index
card match, melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, memantau siswa
dalam kegiatan pencocokan kartu indeks, dan sudah melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi atau tujuan yang ingin dicapai.
1.1.1.4.Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1, selanjutnya
diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan
atau temuan dari observer dan peneliti pada siklus 1.
Kegiatan pembelajaran secara keseluruhan pada siklus 1 berlangsung sudah
cukup sesuai dengan harapan dan berjalan dengan cukup baik. Walaupun masih
terlihat beberapa kekurangan dan siswa masih bingung dengan arah pembelajaran
yang dilakukan oleh guru, akan tetapi siswa terlihat lebih tertarik pada pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran tampak lebih aktif dan antusias siswa lebih meningkat jika
dibandingkan pada kondisi pra siklus. Rencana pembelajaran dengan pelaksanaannya
sudah sesuai walaupun masih ada beberapa yang belum maksimal. Keberanian siswa
dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat juga lebih tumbuh.
Berdasarkan observasi siklus 1, hal-hal yang perlu diperhatikan dan diperbaiki
untuk siklus selanjutnya adalah memberi pengarahan kepada siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran dengan lebih baik lagi. Meningkatkan penguasaan model
pembelajaran kooperatif tipe index card match kepada siswa. Meningkatkan
keaktifan siswa dalam melakukan tanya jawab dan pengungkapan pendapat.
76
Secara garis besar data yang diperoleh dalam penelitian ini, akan dipahami
beberapa hal yaitu pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 belum berhasil
secara maksimal. Hal tersebut diketahui berdasarkan data yang dihimpun dalam
penelitian ini.
1.1.2.Pelaksanaan Siklus 2
Penelitian pada siklus 2 ini dilakukan pada tanggal 21, 25 dan 27 Maret 2013 di
kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Penelitian ini dilakukan dalam 2
siklus dengan masing-masing siklus terdapat 3 kali pertemuan. Pembelajaran pada
siklus 2 ini merupakan pemantapan pembelajaran yang dilakukan pada pembelajaran
siklus 1 dengan menggunakan model kooperatif tipe index card match. Materi
pembelajaran yang digunakan pada siklus 2 ini adalah keanekaragaman budaya
Indonesia dan budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan
internasional.
1.1.2.1.Perencanaan
Pada tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan
penelitian pada setiap pertemuan adalah:
Pada perencanaan pertemuan pertama di siklus 2 ini, yang dilakukan adalah
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP tentang keanekaragaman
budaya Indonesia. Pada RPP terdapat langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match dan termasuk
juga dengan kartu indeks siswa, lembar pengamatan pembelajaran, lembar
pengamatan implementasi RPP, lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar
pengamatan aktivitas siswa. Kemudian setelah itu guru dan peneliti yang dibantu oleh
guru lain sebagai observer dalam penelitian ini melaksanakan diskusi tentang
penerapan model kooperatif tipe index card match dengan langkah-langkah kerjanya
secara tepat. Guru, peneliti dan observer berdiskusi untuk menentukan strategi
77
penerapan model pembelajaran kooperati tipe index card match dikelas supaya lebih
maksimal dan memperbaiki kekurangan pembelajaran yang terjadi pada siklus 1.
Perencanaan pada pertemuan kedua ini merupakan tindak lanjut dari hasil pada
pertemuan pertama dan perbaikan kekurangan pembelajaran pada siklus 1. Persiapan
yang dilakukan hampir sama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya yaitu
menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP tentang jenis budaya
Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional, kartu
indeks siswa, lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa,
lembar pengamatan pembelajaran dan lembar pengamatan implementasi RPP. Pada
perencanaan pertemuan kedua ini juga membahas kekurangan pembelajaran yang
terjadi pada pertemuan pertama dan kekurangan pembelajaran pada siklus 1,
kemudian guru, observer dan peneliti bersama-sama mencari solusi untuk
memperbaiki agar tidak terjadi hal yang sama dan memantapkan pembelajaran agar
lebih maksimal.
Pertemuan ketiga ini, yang akan dilakukan adalah sama dengan pembelajaran
pada siklus 1 pertemuan ketiga yaitu pertemuan tatap muka mengulas sedikit materi
yang sudah diajarkan pada pertemuan 1 dan 2 di siklus 2 dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe index card match kemudian dilanjutkan dengan
mengerjakan soal evaluasi pembelajaran dan skala sikap untuk mengukur sejauh
mana pemahaman siswa akan materi yang diberikan dan bagaimana sikap siswa
terhadap materi globalisasi tentang keanekaragaman budaya Indonesia dan budaya
Indonesia yang perah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. Soal
evaluasi dan skala sikap ini sudah disediakan oleh guru kemudian siswa diminta
untuk mengerjakan. Disamping itu pembelajaran pada siklus 2 pertemuan tiga ini
juga digunakan sebagai tolak ukur apakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan
oleh peneliti berhasil atau tidak.
78
1.1.2.2.Implementasi Tindakan
Pertemuan pertama siklus 2 ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 21 Maret
2013 di kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati dengan alokasi waktu 2x35
menit atau 2 jam pelajaran (70 menit). Pada pertemuan pertama ini, materi yang
diajarkan kepada siswa adalah tentang keanekaragaman budaya Indonesia. Kegiatan
yang dilakukan pada pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut:
Sebagai kegiatan awal, Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama, melakukan
presensi siswa dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Setelah
itu guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa yang berupa tanya jawab
dengan siswa terkait dengan materi yang akan dipelajari. Berdasarkan jawaban yang
diungkapkan siswa, guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan
dilakukan.
Guru menggali pemahaman awal siswa terhadap materi pelajaran yang akan
diajarkan dengan cara melakukan tanya jawab yang dibantu dengan alat peraga
berupa gambar-gambar tentang keanekaragaman budaya Indonesia. Guru
menjelaskan hal-hal yang terkait dengan materi keanekaragaman budaya Indonesia.
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum dimengerti
oleh siswa yang terkait dengan materi. Guru mengukur pemahaman siswa terhadap
materi yang dijelaskan dengan bantuan kartu indeks.
Guru dan siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran
kooperatif tipe index card match. Sebelumnya guru menjelaskan kembali bagaimana
penerapan pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe
index card match supaya semua siswa lebih mengerti dan paham dengan model
pembelajaran ini. Guru mengeluarkan kartu indeks yang telah peneliti siapkan
sebelumnya, kemudian guru mencampuradukkan semua kartu (kartu warna merah
berisi soal dan kartu warna biru yang berisi jawaban) yang ada ditangannya. Semua
siswa diminta untuk berdiri dan mengambil kartu indeks yang sudah
dicampuradukkan oleh guru secara bergiliran. Tidak lupa guru juga menghimbau
kepada semua siswa bahwa bagi siswa yang sudah mengambil kartu indeks langsung
79
membagi diri menjadi dua kelompok yaitu siswa yang mendapat kartu warna merah
(soal) akan menempati bangku sebelah kiri sedangkan siswa yang mendapat kartu
warna biru (jawaban) akan menempati bangku sebelah kanan. Setelah semua siswa
menempati bangku masing-masing, guru memberikan waktu kepada seluruh siswa
untuk mencari dan mencocokkan kartu indeks yang berada ditangannya dengan kartu
indeks milik teman lain. Guru juga menghimbau bahwa satu kartu soal dapat memuat
lebih dari satu kartu jawaban, jadi setiap siswa dapat memiliki pasangan kartu lebih
dari satu. Selama kegiatan pencocokan kartu indeks berlangsung, guru memantau
jalannya pencocokan kartu index dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan
dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Guru juga memberikan perhatian lebih bagi
siswa-siswa yang kemarin pada pembelajaran siklus 1 belum berhasil menemukan
pasangannya atau salah dalam mengambil pasangan kartu indeks.
Ketika waktu yang diberikan oleh guru untuk mencari dan mencocokkan kartu
indeks habis, semua siswa harus sudah berhenti untuk mencari pasangan kartunya.
Selanjutnya guru dan siswa membahas hasil pencocokan kartu indeks bersama-sama.
Siswa yang sudah berhasil menemukan pasangan kartu indeksnya diminta untuk maju
ke depan kelas dan menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks miliknya. Setelah
semua siswa menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks masing-masing, guru
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum dipahami siswa terkait dengan materi ataupun pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru juga meluruskan kesalahpahaman yang
terjadi ketika pembelajaran berlangsung, memberikan penguatan kepada siswa serta
membantu siswa membuat kesimpulan pembelajaran.
Di akhir pembelajaran guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran
yang sudah dilakukan. Secara keseluruhan pembelajaran sudah berjalan dengan baik
dan mengalami perubahan jika dibandingkan pada pembelajaran siklus 1.
Pembelajaran siklus II ini telah mampu memperbaiki kekurangan pembelajaran pada
siklus1. Semua siswa sudah berhasil melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match. Semua siswa
80
sudah berhasil menemukan pasangan kartunya dengan benar dan tepat waktu sesuai
dengan waktu yang sudah ditentukan oleh guru. Siswa juga mampu menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan, aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru,
mampu mengungkapkan pendapatnya dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Namun masih ada 1 atau 2 siswa yang masih belum percaya diri dalam menjawab
pertanyaan atau mengungkapkan pendapatnya kalau tidak diminta atau ditunjuk oleh
guru. Guru juga melakukan tindak lanjut kepada siswa untuk membaca dan
mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang jenis budaya Indonesia yang pernah
ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional.
Pertemuan kedua ini diakan pada hari Senin tanggal 25 Maret 2013 di kelas 4
SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Pertemuan ini dilakukan selama 70 menit
atau setara dengan 2 jam pelajaran. Materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah
tentang jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan
internasional. Penjelasan lebih lanjut untuk pertemuan kedua ini adalah sebagai
berikut:
Untuk mengawali pembelajaran, guru mengajak siswa berdoa bersama,
melakukan presensi siswa serta dilanjutkan dengan mengecek kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa lebih
semangat untuk mengikuti pelajaran. Guru memberikan apersepsi berupa tanya jawab
dengan siswa terkait dengan materi sebelumnya yaitu tentang keanekaragaman
budaya Indonesia, kemudian mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari.
Berdasarkan jawaban dari tanya jawabyang diungkapkan siswa, guru menyampaikan
tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan.
Guru mengekplor pengetahuan awal siswa terhadap materi dengan cara
melakukan tanya jawab yang dibantu dengan alat peraga berupa gambar-gambar
tentang keanekaragaman budaya Indonesia. Melalui tanya jawab ini guru menggali
pengetahuan yang dimiliki siswa dan mengajak siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajaran. Karena tugas guru disini adalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
Guru menyampaikan berbagai informasi secara verbal sedangkan siswa mengajukan
81
pertanyaan yang belum ia mengerti dan saling menyampaikan pendapatnya di dalam
kelas sehingga pembelajaran lebih terlihat aktif.
Kegiatan selanjutnya untuk memudahkan siswa menyerap materi pelajaran,
guru dan siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran
kooperatif tipe index card match. Guru mengambil kartu indeks yang telah disiapkan
sebelumnya, kemudian guru mencampuradukkan semua kartu (kartu warna merah
berisi soal dan kartu warna biru berisi jawaban) yang ada ditangannya. Tanpa diminta
dan tanpa ada instruksi dari guru semua siswa langsung berdiri dan mengambil kartu
indeks yang sudah dicampuradukkan oleh guru secara bergiliran. Kemudian siswa
yang sudah mendapatkan kartu langsung membagi diri menjadi dua kelompok dan
menempati posisi masing-masing yaitu siswa yang mendapat kartu warna merah
(soal) langsung menempati bangku sebelah kiri sedangkan siswa yang mendapat
kartu warna biru (jawaban) langsung menempati bangku sebelah kanan. Setelah
semua siswa menempati bangku masing-masing, guru memberikan waktu kepada
seluruh siswa untuk mencari dan mencocokkan kartu indeks yang berada ditangannya
dengan kartu indeks milik teman lain. guru menghimbau bahwa untuk satu kartu soal
dapat memuat lebih dari satu kartu jawaban, jadi setiap siswa dapat memiliki
pasangan kartu lebih dari satu. Selama kegiatan pencocokan kartu indeks
berlangsung, guru juga ikut memantau jalannya pencocokan kartu indeks dan
membantu siswa apabila mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Tetapi sepertinya semua siswa sudah dapat menguasai model
pembelajaran kooperatif tipe index card match ini karena tanpa dibantu dengan
instruksi guru siswa sudah bisa memahami langkah-langkah pembelajaran apa saja
yang harus ia lakukan. Sampai-sampai sebelum batas waktu yang diberikan guru
habis, semua siswa sudah berhasil menemukan pasangan kartu indeksnya. Mereka
sangat antusias sekali dalam mengikuti pembelajaran.
Selanjutnya guru dan siswa membahas hasil pencocokan kartu indeks bersama-
sama. Siswa yang sudah berhasil menemukan pasangan kartu indeks yang
dimilikinya diminta untuk maju dan menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks
82
miliknya. Setelah semua siswa menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks masing-
masing, guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum dipahami siswa terkait dengan materi maupun kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Guru meluruskan kesalahpahaman yang terjadi ketika
pembelajaran berlangsung, memberikan penguatan kepada siswa serta membantu
siswa membuat kesimpulan pembelajaran.
Pada akhir pelajaran guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran
yang sudah dilakukan, yaitu secara keseluruhan keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran dikelas sudah maksimal dan meningkat. Siswa lebih aktif dalam
melakukan tanya jawab, berani pengungkapkan pendapat dan bertanya tentang hal-
hal yang belum mereka ketahui. Siswa sudah menguasai model pembelajaran
kooperatif tipe index card match dengan tepat. Keaktifan siswa dalam menyimak
pelajaran juga sudah maksimal. Siswa mampu bekerjasama dengan baik antar sesama
teman. Siswa mampu mencipkakan suasana yang gembira dan menyenangkan dalam
pembelajaran. Guru juga melakukan tindak lanjut kepada siswa untuk membaca
kembali semua materi yang sudah dipelajari pada pertemuan 1 dan 2 yaitu tentang
keanekaragaman budaya Indonesia dan jenis budaya Indonesia yang pernah
ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional.
Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Maret 2013 di
kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati. Pertemuan ini dilakukan selama 70
menit atau setara dengan 2 jam pelajaran. Materi yang dibahas pada pertemuan ini
adalah pengulasan sedikit materi yang telah dipelajari pada pertemuan 1 dan 2 yaitu
tentang keanekaragaman budaya Indonesia dan jenis budaya Indonesia yang pernah
ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional, kemudian dilanjutkan dengan
mengerjakan soal evaluasi pembelajaran dan skala sikap. Penjelasan lebih lanjut
adalah sebagai berikut:
Guru mengajak siswa berdoa bersama untuk mengawali pembelajaran. Setelah
itu guru melakukan presensi siswa dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Sebelum guru masuk ke dalam materi pelajaran, guru memberikan
83
motivasi dan apersepsi kepada siswa dengan melakukan tepuk semangat supaya siswa
lebih semangat lagi dalam mengikuti pelajaran. Setelah melakukan tepuk semangat,
Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan.
Guru mengeksplor pengetahuan siswa dengan mengulas kembali sedikit materi
yang sudah diajarkan pada pertemuan 1 dan 2 yaitu tentangkeanekaragaman budaya
Indonesia dan jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional. Sebelum guru meninjau ulang materi sebelumnya dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match, terlebih dahulu
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum dimengerti terkait dengan materi pembelajaran.
Kegiatan selanjutnya guru dan siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan
model pembelajaran kooperatif tipe index card match. Guru mengeluarkan kartu
indeks yang telah disiapkan sebelumnya, kemudian guru mencampuradukkan semua
kartu (kartu warna merah berisi soal dan kartu warna biru berisi jawaban) yang ada
ditangannya. Ketika guru mencampuradukkan semua kartu indeks, seluruh siswa
langsung berdiri disamping bangku dan mengambil kartu indeks yang sudah
dicampuradukkan oleh guru secara bergiliran. Tanpa menunggu instruksi dari guru,
siswa yang sudah mendapatkan kartu langsung membagi diri menjadi dua kelompok
dan menempatkan diri ke posisi masing-masing sesuai dengan kartu yang
diterimanya. Siswa yang mendapat kartu warna merah (soal) menempati bangku
sebelah kiri sedangkan siswa yang mendapat kartu warna biru (jawaban) menempati
bangku sebelah kanan. Setelah semua siswa menempati bangku masing-masing, guru
memberikan waktu kepada seluruh siswa untuk mencari dan mencocokkan kartu
indeks yang berada ditangannya dengan kartu indeks milik teman lain. Seperti biasa
satu kartu soal dapat memuat lebih dari satu kartu jawaban, jadi setiap siswa dapat
memiliki pasangan kartu lebih dari satu. Selama kegiatan pencocokan kartu indeks
berlangsung, guru ikut memantau jalannya pencocokan kartu indeks di kelas dan
membantu siswa apabila mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
84
Sebelum guru mengumumkan batas waktu pencarian, semua siswa sudah
terlihat antusias dan bersemangat berdiri berdekatan dengan pasangannya, sehingga
membuat guru untuk segera memutuskan batas waktu dan segera membahas hasil
pencocokan kartu indeks bersama-sama dengan siswa. Secara bergiliran siswa yang
berhasil menemukan pasangan dan mencocokkan kartu indeks miliknya
menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks bersama pasangan kartunya di depan
kelas. Setelah semua siswa menyampaikan hasil pencocokan kartu indeks masing-
masing, guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum dipahami siswa terkait dengan materi maupun kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru meluruskan kesalah pahaman yang terjadi
ketika pembelajaran berlangsung, memberikan penguatan kepada siswa, serta
membantu siswa membuat kesimpulan pembelajaran.
Di akhir pembelajaran, siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi dan
skala sikap yang sudah disiapkan oleh guru. Soal evaluasi yang harus dikerjakan
terdiri dari 20 butir soal, sedangkan skala sikapnya terdiri dari 10 instrumen
pertanyaan atau pernyataan mengenai bagaimana sikap siswa terhadap materi
keanekaragaman budaya Indonesia dan budaya Indonesia yang pernah ditampilkan
dalam misi kebudayaan internasional. Selanjutnya guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang sudah dilakukan yaitu pembelajaran secara keseluruhan sudah
berjalan maksimal dan lancar. Siswa sudah menguasai model pembelajaran
kooperatif tipe index card match dengan tepat. Keaktifan siswa dalam menyimak
pelajaran, tanya jawab dengan guru dan melakukan pembelajaran juga sudah
maksimal. Guru juga melakukan tindak lanjut berupa analisis hasil tes evaluasi dan
skala sikap.
1.1.2.3.Observasi
Observasi di siklus 2 ini digunakan untuk melihat bagaimana perkembangan
pembelajaran yang terjadi pada siklus 2, apakah ada peningkatan atau malah
penurunan. Karena pada siklus 2 ini merupakan tahap pemantapan dari pembelajaran
85
siklus 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match.
Hasil dari pengamatan selama pembelajaran, pengamatan terhadap implementasi
RPP, pengamatan aktivitas guru dan pengamatan aktivitas siswa pada siklus 2 ini
dipantau dengan menggunakan panduan observasi yang telah dibuat sebelumnya
dengan menggunakan kisi-kisi pedoman observasi yang telah ditentukan sebelumnya
pula. Lembar observasi yang disiapkan disini memuat beberapa aspek kegiatan, baik
dari kegiatan pra pembelajaran sampai pembelajaran ini selesai dilakukan. Aspek-
aspek yang dinilai dalam hal ini adalah perencaan pembelajaran, strategi
pembelajaran, manajemen kelas, dan penilaian.
Pada pertemuan pertama ini guru berusaha memperbaiki kekurangannya pada
pembelajaran yang dilakukan di siklus 1. Kekurangan pembelajaran itu seperti
menggali kompetensi siswa secara maksimal, mengajak siswa untuk lebih aktif lagi
dalam melakukan tanya jawab, mengajarkan bagaimana penerapan pembelajaran
menggunakan model kooperatif tipe index card match supaya siswa lebih paham dan
bisa menerapkannya pada PBM. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti dan observer secara keseluruhan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
terus mengalami peningkatan jika dibandingkan pada pembelajaran pada siklus 1.
guru mampu memperbaiki kekurangan pembelajaran pada siklus 1, dan hasilnya
mulai dari tahap persiapan sebelum melakukan pembelajaran, apersepsi yang
disampaikan untuk menggali pemahaman siswa pada awal pembelajaran, penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe index card matchpada PBM, pengelolaan waktu
yang digunakan dalam pembelajaran sampai kemampuan menutup pembelajaran
terus mengalami peningkatan kearah yang lebih baik lagi. Guru mampu memperbaiki
kekurangan yang dilakukan pada pembelajaran pada siklus 1 dengan baik di
pemantapan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1 ini. Sehingga pembelajaran pada
siklus 2 pertemuan 1 menjadi lebih baik lagi, siswa juga terlihat lebih aktif dan
antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hal ini akan dikemukakan dengan
lebih jelas pada tabel 18 dibawah ini:
86
Tabel 18
Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card
Match oleh Guru Siklus 2 Pertemuan 1
No Aspek yang Diamati Skor
Nilai 1 2 3 4 5
1 Menyiapkan ruang kelas dan alat peraga yang akan dipakai
untuk PBM
√ 90
2 Membuka PBM dengan doa √ 85
3 Memeriksa kesiapan siswa sebelum melakukan PBM √ 85
4 Melalukan apersepsi (misalnya pertanyaan atau lagu yang
terkain materi pelajaran)
√ 85
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
dalam PBM
√ 85
6 Menyiapkan kartu index yang akan digunakan dalam PBM
sejumlah siswa di dalam kelas
√ 85
7 Membagi kartu indeks menjadi dua bagian yang sama
(separoh bagian berisi soal dan separoh bagian lainnya berisi
jawaban soal)
√ 85
8 Mencampuraduk kartu index secara acak (mencampuradukan
antara kartu soal dan kartu jawaban soal)
√ 85
9. Membagikan kartu index kepada semua siswa √ 85
10. Menjelaskan peraturan kegiatan pencocokan kartu
index(menekankan kepada siswa bahwa ini adalah kegiatan
mencari pasangan kartu indeks)
√ 85
11 Memantau siswa dalam melakukan kegiatan pencocokan kartu
indeks
√ 85
12 Membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam
melakukan pencocokan kartu indeks (kesulitan mencari
pasangan kartu)
√ 58
13 Mengevaluasi kegiatan siswa dalam melakukan pencocokan
kartu indeks
√ 85
14 Mengevaluasi hasil kegiatan siswa dalam melakukan
pencocokan kartu indeks
√ 85
15 Memberikan penilaian terhadap kegiatan PBM yang dilakukan √ 85
16 Memberikan penilaian terhadap materi pelajaran berupa soal
evaluasi
- -
17 Menarik kesimpulan dari kegiatan PBM yang dilakukan √ 85
18 Memberikan refleksi (menemukan hal positif atau negatif dari
pembelajaran dan pesan moral)
√ 85
19 Memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah √ 85
20 Menutup PBM dengan doa √ 85
TOTAL 19 1620
Rata-rata 85,26
Walaupun secara keseluruhan PBM sudah mengalami peningkatan seperti
semua siswa sudah berhasil melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
87
pembelajaran kooperatif tipe index card match dengan tepat dan benar sehingga tidak
ada lagi siswa yang belum mendapatkan pasangan atau salah mengambil pasangan
kartunya. Siswa terlihat lebih aktif dalam pelajaran, menjawab pertanyaan guru dan
mampu mengungkapkan pendapatnya. Akan tetapi masih ada 1 atau 2 siswa yang
terlihat masih tidak percaya diri dalam menjawab pertanyaan dan menyampaikan
pendapatnya di kelas apabila tidak diminta oleh guru. Dan untuk mengatasi hal
tersebut guru harus bisa menumbuhkan rasa percaya diri siswa dengan cara
memberikan perhatian, memberikan nasihat dan sering mengajak siswa untuk
melakukan tanya jawab dikelas supaya siswa tersebut terbiasa untuk tidak malu dan
lebih percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya dimuka kelas.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa pada pertemuan pertama ini sudah
lebih baik dan menunjukkan adanya perubahan jika dibandingkan pada pembelajaran
pada siklus 1. Hal ini terlihat jelas pada kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran di kelas sudah lebih baik. Siswa terlihat lebih aktif dan antusias lagi
dalam mengikuti pembelajaran serta melakukan tanya jawab dengan guru. Siswa
mampu melaksanakan pencocokan kartu indeks dengan baik sehingga tidak ada lagi
siswa yang terlihat belum menemukan pasangan kartu indeksnya atau salah dalam
mengambil pasangan kartu indeksnya dengan teman lain. Siswa terlihat lebih berani
dalam bertanya kepada guru tentang materi pembelajaran dan mengungkapkan
pendapatnya jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya yaitu pada
pembelajaran siklus 1. Siswa mampu untuk menjelaskan materi pembelajaran dengan
baik, mampu mempresentasikan hasil kegiatan pencocokan kartu indeks dengan tepat
dan benar sesuai dengan kecocokan materi yang tertera dalam bentuk kartu indeks.
Siswa mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, tidak
menjenuhkan dan membosankan. Kerjasama antar siswa juga semakin baik dan
kokoh sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancar dan maksimal sesuai
dengan yang diharapkan. Hal ini akan dikemukakan dengan lebih jelas pada tabel 19
dibawah ini:
88
Tabel 19
Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Index Card Match Siklus 2 Pertemuan 1
No. Aspek yang Diamati Skor Nilai
1 2 3 4 5
1 Kesiapan untuk melalukan PBM √ 85
2 Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan √ 85
3 Bekerjasama dengan teman untuk mencocokkan kartu
index √ 85
4 Mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik √ 85
5 Aktif dalam mengikuti PBM √ 85
6 Serius memperhatikan penjelasan guru √ 85
7 Serius melaksanakan pencocokan kartu index √ 85
8 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan √ 85
9 Menyampaikan hasil pencocokan kartu index di depan
kelas √ 85
10 Berani bertanya tentang materi pelajaran √ 85
11 Mampu menjawab pertanyaan dari guru √ 85
12 Berani mengungkapkan pendapat √ 85
13 Mampu mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan
sungguh-sungguh - -
TOTAL 12 1020
Rata-rata 85
Pada pertemuan kedua ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu
memperbaiki kekurangan pada pertemuan pertama dan berusaha meningkatkan
pembelajaran yang lebih baik. Guru memperbaiki kekurangan pembelajaran dengan
cara merangsang keaktifan siswa dalam melakukan tanya jawab untuk menggali
pengetahuan siswa akan materi pelajaran. Disamping itu juga untuk melatih siswa
untuk berani mengungkapkan pendapat dan bertanya tentang hal-hal yang belum
diketahuinya di dalam kelas. Guru juga meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran dengan menggunakan bantuan kartu indeks serta meningkatkan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card
match. Kemampuan guru dalam mempersiapkan pembelajaran, membuka pelajaran
dan menutup pelajaran juga semakin meningkat. Hal ini akan dikemukakan dengan
lebih jelas pada tabel 20dibawah ini:
89
Tabel 20
Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card
Match oleh Guru Siklus 2 Pertemuan 2
No Aspek yang Diamati Skor
Nilai 1 2 3 4 5
1 Menyiapkan ruang kelas dan alat peraga yang akan dipakai
untuk PBM
√ 90
2 Membuka PBM dengan doa √ 90
3 Memeriksa kesiapan siswa sebelum melakukan PBM √ 90
4 Melalukan apersepsi (misalnya pertanyaan atau lagu yang
terkain materi pelajaran)
√ 90
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
dalam PBM
√ 90
6 Menyiapkan kartu index yang akan digunakan dalam PBM
sejumlah siswa di dalam kelas
√ 90
7 Membagi kartu indeks menjadi dua bagian yang sama
(separoh bagian berisi soal dan separoh bagian lainnya berisi
jawaban soal)
√ 90
8 Mencampuraduk kartu index secara acak (mencampuradukan
antara kartu soal dan kartu jawaban soal)
√ 90
9. Membagikan kartu index kepada semua siswa √ 90
10. Menjelaskan peraturan kegiatan pencocokan kartu index
(menekankan kepada siswa bahwa ini adalah kegiatan mencari
pasangan kartu index)
√ 90
11 Memantau siswa dalam melakukan kegiatan pencocokan kartu
index
√ 90
12 Membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam
melakukan pencocokan kartu index (kesulitan mencari
pasangan kartu)
√ 90
13 Mengevaluasi kegiatan siswa dalam melakukan pencocokan
kartu index
√ 90
14 Mengevaluasi hasil kegiatan siswa dalam melakukan
pencocokan kartu index
√ 90
15 Memberikan penilaian terhadap kegiatan PBM yang dilakukan √ 90
16 Memberikan penilaian terhadap materi pelajaran berupa soal
evaluasi
- -
17 Menarik kesimpulan dari kegiatan PBM yang dilakukan √ 90
18 Memberikan refleksi (menemukan hal positif atau negatif dari
pembelajaran dan pesan moral)
√ 90
19 Memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah √ 90
20 Menutup PBM dengan doa √ 90
TOTAL 19 1710
Rata-rata 90
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa sudah lebih maksimal, lebih baik
dan sudah menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan pada pertemuan
pertama dan pembelajaran siklus 1. Hal ini terbukti dari kemampuan siswa dalam
90
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe index card
match sudah tepat dan lancar. Kerjasama yang baik antar teman sudah meningkat.
Siswa lebih aktif dalam pembelajaran termasuk dalam melakukan tanya jawab
dengan guru.Siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapan di kelas. Siswa
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dan mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan. Secara keseluruhan pembelajaran mulai dari
kesiapan untuk melalukan PBM, kerjasama, keaktifan dan keseriusan siswa dalam
mengikuti pembelajaran serta keberanian siswa untuk bertanya dan mengungkapkan
pendapat sudah sangat baik. Hal ini akan dikemukakan dengan lebih jelas pada tabel
21 dibawah ini:
Tabel 21
Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Index Card Match Siklus 2 Pertemuan 2
No. Aspek yang Diamati Skor
Nilai 1 2 3 4 5
1 Kesiapan untuk melalukan PBM √ 90
2 Menyimak tujuan pembelajaran yang
disampaikan √ 90
3 Bekerjasama dengan teman untuk mencocokkan
kartu index √ 90
4 Mampu menjelaskan materi pelajaran dengan
baik √ 90
5 Aktif dalam mengikuti PBM √ 90
6 Serius memperhatikan penjelasan guru √ 90
7 Serius melaksanakan pencocokan kartu index √ 90
8 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan √ 90
9 Menyampaikan hasil pencocokan kartu index di
depan kelas √ 90
10 Berani bertanya tentang materi pelajaran √ 90
11 Mampu menjawab pertanyaan dari guru √ 90
12 Berani mengungkapkan pendapat √ 90
13 Mampu mengerjakan soal evaluasi secara mandiri
dan sungguh-sungguh - -
TOTAL 12 1080
Rata-rata 90
91
Pada pertemuan ketiga ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah
berjalan dengan lebih maksimal lagi apabila dibandingkan pada pertemuan-
pertemuan sebelumnya yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. Keseluruhan proses
pembelajaran mulai dari mengkondisikan kelas yang meliputi tahap persiapan
sebelum melakukan pembelajaran, membuka pembelajaran dengan doa, kemampuan
guru memberikan apersepsi untuk menggali pemahaman siswa pada awal
pembelajaran, dan menyampaikan tujuan pembelajaran sudah lebih maksimal.
Kemampuan guru melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe index card
match, menerapkan model pembelajaran kooperatif tipeindex card match dalam
proses belajar mengajar, membuat siswa untuk aktif dalam melakukan tanya jawab,
memantau siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran, membantu siswa ketika
mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi
kegiatan pembelajaran, memberikan penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan,
penilaian terhadap materi pelajaran yang berupa soal evaluasi,pengelolaan waktu
pelajaran serta keterampilan mengelola kelas juga sudah lebih baik lagi dan
maksimal. Kemampuan dalam menutup pembelajaran, memberikan refleksi kegiatan
pembelajaran, memberikan tindak lanjut dan menutup proses belajar mengajar
dengan doa sudah sangat tepat. Guru mampu meningkatkan pembelajaran dengan
menggunakan model membelajaran kooperatif tipe index card match dengan
maksimal. Mampu membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dan memahami materi pembelajaran dengan baik. Mampu
menumbuhkan semangat dan antusiasme siswa untuk mengikuti pelajaranserta
mengelola kelas menjadi lebih maksimal. Guru juga mampu menumbuhkan rasa
percaya diri siswa dan keberanian siswa untuk aktif dalam tanya jawab dan
mengemukakan pendapatnya.Hal ini akan dikemukakan dengan lebih jelas pada
paparan tabel 22 dibawah ini:
92
Tabel 22
Lembar Observasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card
Match oleh Guru Siklus 2 Pertemuan 3
No Aspek yang Diamati Skor
Nilai 1 2 3 4 5
1 Menyiapkan ruang kelas dan alat peraga yang akan dipakai
untuk PBM
√ 90
2 Membuka PBM dengan doa √ 90
3 Memeriksa kesiapan siswa sebelum melakukan PBM √ 90
4 Melalukan apersepsi (misalnya pertanyaan atau lagu yang
terkain materi pelajaran)
√ 90
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
dalam PBM
√ 90
6 Menyiapkan kartu index yang akan digunakan dalam PBM
sejumlah siswa di dalam kelas
√ 90
7 Membagi kartu index menjadi dua bagian yang sama (separoh
bagian berisi soal dan separoh bagian lainnya berisi jawaban
soal)
√ 90
8 Mencampuraduk kartu index secara acak (mencampuradukan
antara kartu soal dan kartu jawaban soal)
√ 90
9. Membagikan kartu index kepada semua siswa √ 90
10. Menjelaskan peraturan kegiatan pencocokan kartu index
(menekankan kepada siswa bahwa ini adalah kegiatan mencari
pasangan kartu index)
√ 95
11 Memantau siswa dalam melakukan kegiatan pencocokan kartu
index
√ 95
12 Membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam
melakukan pencocokan kartu index (kesulitan mencari
pasangan kartu)
√ 95
13 Mengevaluasi kegiatan siswa dalam melakukan pencocokan
kartu index
√ 95
14 Mengevaluasi hasil kegiatan siswa dalam melakukan
pencocokan kartu index
√ 95
15 Memberikan penilaian terhadap kegiatan PBM yang dilakukan √ 95
16 Memberikan penilaian terhadap materi pelajaran berupa soal
evaluasi
√ 90
17 Menarik kesimpulan dari kegiatan PBM yang dilakukan √ 95
18 Memberikan refleksi (menemukan hal positif atau negatif dari
pembelajaran dan pesan moral)
√ 95
19 Memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah √ 90
20 Menutup PBM dengan doa √ 90
TOTAL 20 1840
Rata-rata 92
Sama pada pertemuan ketiga siklus 1, di pertemuan ketiga siklus 2 ini guru juga
melaksanakan pembelajaran seperti biasa dengan menggunakan model pembelajaran
93
kooperatif tipe index card match untuk mengulas kembali materi yang sudah
dipelajari pada dua pertemuan sebelumnya. Hal ini dilakukan supaya siswa lebih
paham lagi dengan materi budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional. Selain itu pada pertemuan ketiga ini siswa juga dapat
bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang belum ia mengerti pada
pertemuan sebelumnya. Kemudian kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan
memberikan soal evaluasi pembelajaran kepada siswa sebagai tolak ukur sejauh mana
siswa dapat menyerap pembelajaran yang diberikan oleh guru dan juga pengukuran
kemampuan afektif siswa dengan memberikan skala sikap untuk mengetahui
bagaimana sikap siswa terhadap materi globalisasi tentang budaya Indonesia yang
pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. Pertemuan ketiga siklus 2
ini juga dijagikan tolak ukur apakah penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh
peneliti berhasil atau tidak.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa sudah lebih maksimal, lebih baik
dan sudah menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan pada pertemuan-
pertemuan sebelumnya. Siswa sudah mengerti dan mampu melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card
match dengan tepat dan lancar. Hal ini terbukti dari kemampuan siswa dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe index card
match sudah lebih baik dan maksimal. Semua siswa telah berhasil melakukan
pencocokan kartu indekssebelum batas waktu yang ditentukan habis sehingga tidak
ada lagi siswa yang belum mendapatkan pasangan kartu ataupun salah dalam
mengambil pasangan kartu. Kerjasama yang baik antar teman juga semakin
meningkat begitu pula dalam penyampaian hasil pencocokan kartu indeks sudah
benar semuanya. Sedangkan untuk keseluruhan pembelajaran mulai dari kesiapan
untuk melalukan PBM, keaktifan dan keseriusan siswa dalam mengikuti
pembelajaran serta kemampuan siswa dalam menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan sudah sangat maksimal. Hal ini akan dikemukakan dengan lebih jelas
pada tabel 23 dibawah ini:
94
Tabel 23
Lembar Observasi Aktivitas siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Index Card Match Siklus 2 Pertemuan 3
No. Aspek yang Diamati Skor
Nilai 1 2 3 4 5
1 Kesiapan untuk melalukan PBM √ 95
2 Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan √ 90
3 Bekerjasama dengan teman untuk mencocokkan kartu index √ 95
4 Mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik √ 90
5 Aktif dalam mengikuti PBM √ 95
6 Serius memperhatikan penjelasan guru √ 90
7 Serius melaksanakan pencocokan kartu index √ 95
8 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan √ 95
9 Menyampaikan hasil pencocokan kartu index di depan kelas √ 95
10 Berani bertanya tentang materi pelajaran √ 90
11 Mampu menjawab pertanyaan dari guru √ 95
12 Berani mengungkapkan pendapat √ 95
13 Mampu mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan
sungguh-sungguh √ 90
TOTAL 13 1210
Rata-rata 93,08
Pada pertemuan ketiga siklus 2 ini siswa mengerjakan soal evaluasi dengan
sungguh-sungguh. Siswa mengerjakan soal secara mandiri dan dengan perasaan
gembira. Selain mengerjakan soal evaluasi siswa juga mengerjakan skala sikap yang
sudah guru siapkan sebelumnya. Skala sikap ini digunakan untuk mengukur sikap
siswa terhadap materi pelajaran globalisasi tentang keanekaragaman budaya
Indonesia dan budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan
internasional. Siswa mampu menyelesaikan soal-soal evaluasi tersebut sesuai dengan
alokasi waktu yang telah disediakan oleh guru. Selain itu siswa juga mampu
mengerjakan skala sikap yang diberikan oleh guru dengan baik.
Berdasarkan Hasil pengamatan peneliti dan observer selama proses
pembelajaran siklus 2, pengamatan siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas
sudah mewujudkan keaktifan siswa secara maksimal. Pembelajaran sudah mampu
menggali kompetensi siswa secara maksimal, karena kegiatan pencocokan kartu
indeks di kelas sangat membantu dan memudahkan siswa dalam menyerap materi
95
yang diajarkan guru dengan cara yang menyenangkan. Melalui permainan
pencocokan kartu indeks ini siswa akan lebih mudah dalam mempelajari materi,
siswa belajar berdasarkan pengalamannya sendiri dalam pencarian pasangan kartu
yang ada di tangannya dengan kartu indeks milik teman. Selama melakukan tanya
jawab dengan guru, semua siswa terlihat aktif untuk mengungkapkan pendapatnya.
Sudah tidak ada lagi siswa yang terlihat malu-malu atau tidak percaya diri untuk
bertanya ataupun mengungkapkan pendapatnya. Pada pembelajaran siklus 2 ini
semua siswa sangat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa
juga lebih antusias dan mampu menciptakan suasana belajar yang lebih
menyenangkan, sampai-sampai pada waktu mengerjakan soal evaluasi pembelajaran
semua siswa mengerjakannya dengan perasaan gembira dan tidak ada beban.
Sedangkan untuk pengamatan guru sudah memadai pada kriteria struktur dan
model pengajaran, yaitu guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
dengan baik. Guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe index card matchdan mampu meningkatkan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match.
Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, melakukan tanya jawab
dan mengungkapkan pendapat. Mampu memperbaiki kekurangan pembelajaran dan
mampu meningkatkan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Mampu
melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang ingin dicapai.
1.1.2.4.Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 yang merupakan
pemantapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index
card match, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan
berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer dan peneliti pada siklus 2 dan
perbaikan kekurangan pembelajaran pada siklus 1.
Kegiatan pembelajaran secara keseluruhan pada siklus 2 berlangsung sudah
sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik. Siswa terlihat lebih tertarik pada
96
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tampak lebih aktif dan antusias siswa lebih
meningkat. Rencana pembelajaran dengan pelaksanaannya sudah sesuai dan berjalan
maksimal. Keberanian siswa dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat juga
lebih meningkat jika dibandingkan pada pembelajaran siklus 1.
Berdasarkan observasi siklus 2, kemampuan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe index card match baik bagi guru dan siswa sudah tepat. Dalam
pelaksanaan pembelajarannya guru juga sudah melakukan variasi model
pembelajaran dengan baik dan maksimal. Kerjasama, keaktifan dan antusias siswa
dalam mengikuti pelajaran juga mengalami peningkatan.
1.2. Hasil Penelitian
1.2.1.Deskripsi Data
1.2.1.1.Data Siklus 1
Pada akhir pembelajaran siklus 1 masih terdapat 18 siswa yang mendapat nilai
dibawah KKM. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap soal,
kurangnya latihan, atau kondisi siswa pada saat mengikuti pelajaran kurang
menunjukan adanya rasa keseriusan atau motivasi serta belum berjalannya kerjasama
siswa dalam mengerjakan tugas pencocokan kartu indeks. Siswa tersebut enggan
bertanya kepada guru atau teman pasangan kartu indeksnya.
Kenaikan nilai siswa belum maksimal atau belum sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Nilai hasil belajar tertinggi adalah 95 dan terendah adalah 50. Rata-rata
nilai hasil belajar siswa dalam kelas pada pembelajaran di siklus 1 adalah 70,32. Data
ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran belum mencapai target karena minimal
harus dicapai 90% dari jumlah siswa yaitu minimal 28 siswa memperoleh nilai tuntas.
Hasil belajar pada siklus 1 ini sudah dapat kita lihat dan bandingkan dengan
perolehan nilai hasil belajar yang didapat siswa pada waktu pembelajaran pra siklus.
Pada siklus 1 ini hasil belajar siswa sudah mengalami kenaikan jika dibandingkan
dengan hasil belajar pada pra siklus. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai dibawah
50 pada pembelajaran siklus 1 sudah tidak ada lagi, semua siswa mendapatkan nilai
97
diatas 50. Walaupun jumlah siswa yang harus memenuhi KKM 75 hanya 13 siswa
dan itu tergolong belum masuk kriteria berhasil tetapi pada siklus 1 sudah bisa
dikatakan berhasil meningkatkan nilai hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan
hasil belajar pra siklus, karena jumlah siswa yang hampir memenuhi kriteria KKM 75
sangat banyak yaitu siswa yang memperoleh nilai 70. Jumlah siswa yang memperoleh
70 ada 6 siswa dengan persentase 19,35%.
Hasil belajar PKn siswa kelas 4 selama mengikuti pembelajaran pada siklus 1
ini dapat dilihat dan dijelaskan lebih rinci pada tabel 24berikut ini:
Tabel 24
Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 1 Siswa Kelas 4 SD Negeri
Ketip Juwana Kabupaten Pati Semester 2/2012-2013
No Nilai Frekwensi Persentase
1 < 50 0 0%
2 50 6 19,35%
3 55 1 3,23%
4 60 2 6,45%
5 65 3 9,68%
6 70 6 19,35%
7 75 3 9,68%
8 80 4 12,90%
9 85 2 6,45%
10 90 1 3,23%
11 95 3 9,68%
Jumlah 31 100%
Berdasarkan keterangan tabel di atas, siswa yang mendapat nilai di bawah 50
tidak ada. Siswa yang mendapat nilai50 ada 6 siswa dengan jumlah persen 19,35%.
Siswa yang mendapat nilai 55 ada 1 siswa dengan jumlah persen 3,23%. Nilai 60
diperoleh oleh 2 siswa dengan jumlah persen 6,45%. Nilai 65 diperoleh oleh 3 siswa
dengan jumlah persen 9,68%. Nilai siswa 70 ada 6 siswa dengan jumlah persen
19,35%. Siswa yang mendapat nilai 75 ada 3 siswa dengan jumlah persen 9,68%.
Siswa yang mendapat nilai 80 ada 4 siswa dengan jumlah persen 12,90%. Siswa yang
98
mendapat nilai 85 ada 2 siswa dengan jumlah persen 6,45%. Jumlah siswa yang
mendapat nilai 90 ada 1 siswa dengan jumlah persen 3,23%. Dan siswa yang
mendapat nilai 95 ada 3 siswa dengan jumlah persen 9,68%.
Selain pengukuran kemampuan kognitif yaitu hasil belajar, peneliti juga
melakukan pengukuran pada kemampuan afektif yaitu sikap dengan menggunakan
bantuan skala likert. Pengukuran sikap ini dilakukan satu kali pada akhir
pembelajaran siklus 1 yaitu pada pertemuan ketiga untuk mengukur bagaimana sikap
siswa tentang materi pengaruh globalisasi terhadap lingkungan. Menurut hasil
pengukuran kemampuan afektif siswa dengan menggunakan skala sikap
menunjukkan bahwa sebagian besar sikap siswa kelas 4 SD sangat terpengaruh
adanya globalisasi terhadap lingkungan. Sikap siswa tidak hanya dipengaruhi oleh
dampak positif adanya globalisasi tetapi juga dampak negatif dari adanya globalisasi
terhadap lingkunganitu juga sudah mempengaruhi perilaku siswa-siswa sekarang ini.
Dampak negatif dari adanya globalisasi terhadap lingkungan yang sudah
mempengaruhi perilaku siswa-siswa sekarang ini misalnya mengkonsumsi makanan
instan atau cepat saji, sering bermain playstation dan membuat siswa malas untuk
belajar serta bersikap individualisme meniru gaya hidup orang Barat. Sedangkan
dampak positif dari adanya globalisasi yang mempengaruhi perilaku siswa adalah
penggunaan handphone untuk memudahkan kita berkomunikasi dengan keluarga
yang berada jauh dari tempat tinggal kita dan penggunaan internet yang memudahkan
kita untuk mengetahui segala informasi yang berada dibelahan dunia manapun.
Apabila hal tersebut tidak segera ditangani maka akan berdampak buruk bagi siswa
yaitu siswa semakin terpengaruh adanya arus globalisasi yang sangat cepat merambah
dan mempengaruhi lingkungan sekitar. Apalagi jika siswa-siswa tersebut tidak
dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang globalisasi maka akan semakin
cepat terpengaruh arus globalisasi yang ada di lingkungan. Hal ini dapat kita lihat
dengan jelas dari distribusi hasil skala sikap siklus 1 pada tabel 25 dibawah ini:
99
Tabel 25
Distribusi Hasil Skala Sikap Siklus 1 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana
Kabupaten Pati Semester 2/2012-2013
No Pertanyaan/ pernyataan
Skala
Total
Siswa
Jumlah
Siswa
Setuju
Persen
(%)
Jumlah
Siswa Tidak
Setuju
Persen
(%)
1 Sikap saya terhadap adanya internet
sebagai sumber informasi 26 83,87 5 16,13 31
2 Sikap saya terhadap gaya rambut
kuning/ merah yang merupakan ciri
negatif dari globalisasi
3 9,68 28 90,32 31
3 Sikap saya dengan munculnya
restoran cepat saji di lingkungan
sekitar
16 51,61 15 48,39 31
4 Sikap saya dengan adanya
handphone untuk mempermudah
kita berkomunikasi dengan orang
lain
29 93,55 2 6,45 31
5 Sikap saya dengan adanya
playstation sebagai salah satu
hiburan yang membuat kita lebih
semangat untuk belajar
13 41,94 18 58,06 31
6 Sikap kita dengan masuknya budaya
asing yang masuk ke Indonesia 6 19,35 25 80,65 31
7 Bersikap sopan santun kepada orang
yang lebih tua 31 100 0 0 31
8 Meniru cara berpakaian artis-artis
Barat dengan memakai baju mini 0 0 31 100 31
9 Bersikap acuh terhadap teman yang
sedang kesusahan 5 16,13 26 83,87 31
10 Mencintai produk dalam negeri 27 87,10 4 12,90 31
Berdasarkan distribusi hasil skala sikap di atas, pada instrumen 1 dan 4 yang
menyatakan sikap adanya internet sebagai sumber informasi dan handphone untuk
100
mempermudah kita berkomunikasi dengan orang lain hampir semua siswa di dalam
kelas menjawab setuju dengan persentase 83,87% dan 93,55%. Instrumen 2, 6, 8 dan
9 menyatakan sikap masuknya budaya asing di Indonesia seperti gaya rambut kuning
atau merah, memakai baju mini serta sikap individualisme sebagian besar siswa
menjawab tidak setuju dengan persentase 90,32%, 80,65%, 100% dan 83,87%. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju dengan masuknya budaya
asing di Indonesia. Instrument 3 dan 5 yang menyatakan contoh pengaruh globalisasi
terhadap lingkungan seperti munculnya restoran cepat saji dan hiburan yang membuat
malas seperti playstation, banyaknya siswa yang menjawab setuju dan tidak setuju
hampir sama dengan persentase siswa yang menjawab setuju yaitu 51,61% dan
41,94% sedangkan yang menjawab tidak setuju dengan persentase 48,39% dan
58,06%. Ini menunjukkan bahwa sebagian siswa di dalam kelas sangat terpengaruh
adanya globalisasi. Untuk instrumen 7 dan 10 yang menyatakan sikap sopan santun
kepada orang yang lebih tua serta mencintai produk dalam negeri, hampir semua
siswa di dalam kelas menjawab setuju dengan persentase 100% dan 87,10%. Ini
menunjukkan bahwa semua siswa di dalam kelas tidak sepenuhnya terpengaruh
adanya arus globalisasi walaupun ada sebagian siswa yang sangat terpengaruh adanya
arus globalisasi.
1.2.1.2.Data Siklus 2
Pada akhir pembelajaran siklus 2 semua siswa sudah mendapatkan nilai sesuai
dengan KKM yang ditentukan. Jadi pada akhir pembelajaran siklus 2 ini tidak ada
lagi siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Kenaikan nilai siswa sudah
maksimal dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Nilai hasil belajar tertinggi
adalah 100 dan nilai belajar terendah adalah 75. Rata-rata kelas nilai hasil belajar
siswa pada pembelajaran di siklus 2adalah 84,03. Data ini menunjukkan bahwa hasil
pembelajaran sudah mencapai lebih dari target minimal yang harus dicapai yaitu 90%
dari jumlah siswa di kelas yaitu minimal 28 siswa menjadi 100% atau semua siswa di
dalam kelas memperoleh nilai sesuai dengan KKM yang ditentukan yaitu ≥ 75.
101
Hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD selama mengikuti pembelajaran pada siklus
II ini dapat dlihat secara rinci pada tabel 26 berikut ini:
Tabel 26
Distribusi Frekwensi Hasil Belajar PKn Siklus 2 Siswa Kelas 4 SD Negeri
Ketip Juwana Kabupaten Pati semester 2/2012-2013
No. Nilai Frekwensi Persentase
1 <50 0 0%
2 50 0 0%
3 55 0 0%
4 60 0 0%
5 65 0 0%
6 70 0 0%
7 75 7 22,58%
8 80 6 19,35%
9 85 8 25,81%
10 90 7 22,58%
11 95 2 6,45%
12 100 1 3,23%
Jumlah 31 100%
Berdasarkan keterangan tabel di atas, siswa yang mendapat nilai di bawah 75
tidak ada. Siswa yang mendapat nilai antara 75 ada 7 siswa dengan jumlah persen
22,58%. Siswa yang mendapat nilai antara 80 ada 6 siswa dengan jumlah persen
19,35%. Nilai 85 diperoleh oleh 8 siswa dengan jumlah persen 25,81%. Nilai 90
diperoleh oleh 7 siswa dengan jumlah persen 22,58%. Siswa yang mendapat nilai 95
ada 2 siswa dengan jumlah persen 6,45%. Dan siswa yang mendapat nilai 100 ada 1
siswa dengan jumlah persen 3,23%.
102
Hasil belajar PKn siswa pada siklus 2 ini menunjukkan peningkatan sesuai
dengan yang diharapkan bahkan mencapai 100% siswa memperoleh nilai diatas
KKM 75. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran siklus 1 sudah banyak siswa yang
berhasil memperoleh nilai 70 yaitu hampir mencapai KKM yang ditentukan yaitu 75.
Jadi tidak heran jika pada pembelajaran siklus 2 semua siswa mencapai nilai tuntas
semuanya bahkan nilai tertinggi dapat memperoleh nilai 100.
Selain pengukuran kemampuan kognitif yaitu hasil belajar, peneliti juga
melakukan pengukuran pada kemampuan afektif yaitu sikap dengan menggunakan
skala likert. Pengukuran sikap ini dilakukan satu kali pada akhir siklus 2 yaitu pada
pertemuan ketiga untuk mengukur bagaimana sikap siswa tentang materi
keanekaragaman budaya Indonesia dan budaya Indonesia yang pernah ditampilkan
dalam misi kebudayaan internasional. Menurut distribusi hasil skala sikap pada siklus
2 terjadi peningkatan kemampuan afektif atau perubahan sikap siswa jika
dibandingkan dengan siklus 1. Pada siklus 1 yang hampir keseluruhan siswa kelas 4
SD menunjukkan sikap yang sangat terpengaruh akan arus globalisasi, namun pada
siklus 2 ini terjadi perubahan yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak
setuju adanya pengaruh globalisasi pada keanekaragaman budaya Indonesia yang kita
miliki. Seperti banyaknya kolaborasi penari asli Indonesia dengan seniman asing
yang membuat lunturnya budaya asli Indonesia. Banyak munculnya seniman asing
yang pandai mendalang dari pada generasi Indonesia saat ini. Hal itu dapat terjadi
karena kurangnya pengetahuan generasi penerus bangsa terhadap keanekaragaman
budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Remaja-remaja sekarang ini lebih memilih seni
kebudayaan asing yang lebih modern dari pada seni kebudayaan Indonesia. Sehingga
tidak heran jika Negara-negara lain seperti Malaysia banyak mengakui seni budaya
Indonesia seperti Reog Ponorogo dan alat musik tradisional angklung yang dimiliki
oleh masyarakat Jawa Barat itu adalah keanekaragaman budaya yang berasal dari
Negaranya. Distribusi hasil skala sikap pada siklus 2 dapat kita lihat pada table 27
dibawah ini:
103
Tabel 27
Distribusi Hasil Skala Sikap Siklus 2 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana
Kabupaten Pati Semester 2/2012-2013
No Pertanyaan/ pernyataan
Skala Total
Siswa Jumlah Siswa
Setuju
Persen
(%)
Jumlah Siswa
Tidak Setuju
Persen
(%)
1 Sikap saya dengan ditampilkannya
kebudayaan Indonesia di dunia
internasional
30 96.77 1 3,23 31
2 Sikap saya untuk menunjukkan dan
memperkenalkan budaya bangsa
Indonesia ke dunia Internasional
31 100 0 0 31
3 Sikap saya dengan diakuinya alat
musik tradisional angklung oleh
Negara Malaysia
15 48,39 16 51,61 31
4 Sikap saya dengan diakuinya tradisi
reog ponorogo oleh Negara Malaysia 12 38,71 19 61,29 31
5 Sikap saya terhadap punahnya
kesenian wayang kulit yang mulai
ditinggalkan bangsa Indonesia
6 19,35 25 80,65 31
6 Sikap saya dengan adanya pertukaran
kebudayaan yang dimiliki oleh
Indonesia yang ditularkan di Negara
lain
7 22,58 24 77,42 31
7 Banyaknya kolaborasi penari asli
Indonesia dengan seniman asing yang
membuat luntur budaya asli Indonesia
6 19,35 25 80,65 31
8 Penggunaan pakaian adat kebaya pada
peringatan hari Kartini 30 96.77 1 3.23 31
9 Banyak munculnya seniman asing
yang pandai mendalang dari pada
generasi Indonesia saat ini
11 35,48 20 64,52 31
10 Kurangnya pengetahuan generasi
sekarang terhadap keanekaragaman
budaya yang dimiliki Indonesia
16 51,61 15 48,39 31
Berdasarkan data distribusi hasil skala likert siklus II di atas, menunjukkan
bahwa pada instrument 1, 2 dan 8 yang menyatakan sikap dengan ditampilkan atau
diperkenalkannya budaya Indonesia ke dunia internasional dan penggunaan pakaian
104
adat kebaya pada peringatan hari Kartini hampir semua siswa didalam kelas
menjawab setuju dengan persentase 96,77%, 100% dan 96,77%. Instrument 4,5,7 dan
9 yang menyatakan mulai luntur atau punahnya budaya kesenian Indonesia serta
diakuinya budaya kesenian Indonesia oleh Negara lain hampir sebagian siswa
menjawab tidak setuju dengan persentase 61,29%, 80,65%, 80,64% dan 64,52%.
Karena budaya kesenian itu merupakan budaya asli dan kekayaan Indonesia yang
harus dijaga dan dilestarikan oleh anak bangsa. Instrument 3 dan 10 yang menyatakan
diakuinya alat musik tradisional angklung oleh Negara Malaysia dan kurangnya
pengetahuan generasi sekarang terhadap keanekaragaman budaya yang dimiliki
Indonesia, banyaknya siswa yang menjawab setuju dan tidak setuju hampir sama.
Persentase siswa yang menjawab setuju yaitu 48,39% dan 51,61% sedangkan yang
menjawab tidak setuju dengan persentase 51,61% dan 48,39%. Hal ini menunjukkan
bahwa memang benar bahwa pengetahuan generasi sekarang terhadap
keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia memang kurang. Dan untuk
instrument 6 yang menyatakan sikap adanya pertukaran kebudayaan yang dimiliki
oleh Indonesia yang ditularkan di Negara lain hampir semua siswa menjawab tidak
setuju dengan persentase 77,42%. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak
menyetujui adanya pertukarang kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia di Negara
lain karena mereka khawatir bahwa dengan adanya pertukaran kebudayaan itu,
kebudayaan asli Indonesia akan terpengaruh adanya arus globalisasi dan menjadi
luntur keasliannya.
1.2.2.Analisis Data
Analisis data yang dilakukan oleh peneliti ada dua tahapan yaitu analisis
ketuntasan dan analisis komparatif.
1.2.2.1.Analisis Ketuntasan
Pada pembelajaran siklus 1, masih ada siswa yang belum memperoleh nilai
tuntas dalam megikuti pembelajaran PKn. Siswa yang belum tuntas mencapai nilai
105
KKM 75 berjumlah 18 siswa dan 13 siswa lainnya berhasil mencapai batas tuntas
nilai KKM 75. Hasil belajar PKn siswa kelas 4 pada siklus 1 disajikan dalam tabel 28
berikut ini:
Tabel 28
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 1 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ketip
Juwana Kabupaten Pati Semester 2/2012-2013
No. Ketuntasan Frekwensi Persentase
1 Tuntas 13 41,94%
2 Belum Tuntas 18 58,06%
Rerata 70,32
Maksimum 95
Minimum 50
Berdasarkan Tabel 28 terlihat bahwa nilai ketuntasan siswa pada siklus I ini ada
13 siswa yang berhasil memperoleh nilai tuntas dengan persentase 41,94% dan siswa
yang tidak berhasil memperoleh nilai tuntas ada 18 siswa dengan persentase 58,06%.
Pada pembelajaran siklus 2 sudah tidak ada lagi siswa yang memperoleh nilai
dibawah KKM 75 atau belum tuntas megikuti pembelajaran. Semua siswa kelas 4 SD
Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati yang berjumlah 31 siswa berhasil mencapai
batas tuntas nilai KKM 75. Hasil belajar PKn siswa kelas 4 pada siklus 2 disajikan
dalam tabel 29 berikut ini:
Tabel 29
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siklus 2 Siswa Kelas 4 SD Negeri Ketip
Juwana Kabupaten Pati Semester 2/2012-2013
No. Ketuntasan Frekwensi Persentase
1 Tuntas 31 100%
2 Belum Tuntas 0 0%
Rerata 84,03
Maksimum 100
Minimum 75
106
Berdasarkan tabel 29 terlihat bahwa keseluruhan siswa kelas 4 SD Negeri
Ketip Juwana Kabupaten Pati yang berjumlah 31 siswa berhasil mencapai batas
tuntas dengan persentase 100%, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai tidak tuntas
ada 0 siswa dengan persentase 0%.
Hasil belajar PKn siswa sebelum ada tindakan, dari jumlah siswa di kelas
yaitu 31 siswa nilai rata-rata kelasnya hanya 66,81. Siswa yang berhasil mendapat
nilai diatas KKM 75 hanya ada 10 siswa dan 21 siswa yang lainnya mendapatkan
nilai dibawah KKM 75. Dengan nilai tertinggi yaitu 96 dan nilai terendah yaitu 43.
Setelah mengalami perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match, nilai hasil
belajar PKn siswa sedikit mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelasnya menjadi
70,32 dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai nilai tuntas diatas KKM 75 yaitu
13 siswa dan 18 siswa lainnya belum berhasil mencapai nilai tuntas yaitu KKM 75.
Nilai tertinggi pada pembelajaran siklus 1 adalah 95 dan nilai terendahnya adalah 50.
Pada pemantapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe index card match di siklus 2, terjadi peningkatan hasil belajar PKn
siswa sesuai dengan harapan. Pada pembelajaran siklus 2 ini tidak ada lagi siswa yang
belum berhasil mencapai nilai tuntas. Artinya pada pembelajaran siklus 2, semua
siswa kelas 4 SD yang berjumlah 31 siswa berhasil memperoleh nilai tuntas yaitu
mencapai KKM 75 dengan persentase siswa 100%. Nilai tertinggi yang berhasil
diperoleh adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 75. Sedangkan nilai rata-rata
kelasnya adalah 84,03.
Perbandingan nilai ketuntasan hasil belajar pada mata pelajaran PKn siswa
kelas4 SD dari pembelajaran pra siklus, perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match pada siklus 1 dan
pemantapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
index card match pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 30 berikut ini:
107
Tabel 30
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas 4 SD Negeri
Ketip Juwana Kabupaten Pati Semester 2/2012-2013
No. Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
f % F % F %
1 Tuntas 10 32,26 13 41,94 31 100
2 Tidak Tuntas 21 67,74 18 58,06 0 0
Rerata 66,81 70,32 84,03
Maksimum 96 95 100
Minimum 43 50 75
Dari tabel analisis komparatif ketuntasan hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD
pada tabel 30 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Terbukti untuk klasifikasi ketuntasan, pada
waktu sebelum tindakan terdapat 21 siswa yang belum tuntas, siklus I masih ada 18
siswa yang belum tuntas, sedangkan pada siklus II semua siswa memperoleh nilai
tuntas. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe index card match ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Keadaan awal siswa SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati pada awalnya
cukup rendah, rata-rata nilainya hanya 66,81. Rata-rata ini diperoleh karena nilai
siswa sangat rendah, 21 (67,74%) siswa belum tuntas dan hanya 10 (32,26%) siswa
saja yang tuntas. Tingkat keberhasilannya juga sangat rendah yaitu hanya 32,26%
saja. Kemudian dilakukan penelitian pada siklus I, dan menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa, yaitu 18 (58,06%) siswa belum tuntas, dan 13
(41,94%) siswa mencapai tuntas. Walaupun terlihat adanya peningkatan akan tetapi
ini belum mencapai target yang diharapkan, yaitu keberhasilan minimal harus 90%
dari jumlah siswa. Pada tindakan siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yang
signifikan. Keberhasilan siswa yang mendapat nilai diatas KKM ada 31 siswa atau
dapat dikatakan bahwa 100% siswa memperoleh nilai tuntas yaitu ≥ 75, dan ini sudah
108
mencapai lebih dari target minimal yaitu 90% dari jumlah siswa. Maka pembelajaran
dengan menggunakan model kooperatif tipe index card match dikatakan berhasil.
1.3. Pembahasan
Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
observasi lapangan. Pembelajaran PKn di SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati
memiliki nilai yang cukup rendah. Hal ini dikarenakan guru dalam menyampaikan
materi hanya dengan menggunakan metode ceramah. Kesempatan siswa untuk
bertanya jawab itu sangat minim, sehingga perkembangan pemahaman materi siswa
tidak mampu menyeluruh. Hal ini mengakibatkan siswa cenderung pasif di dalam
kelas dan hasil belajarnya rendah.
Hasil belajar PKn sebelumnya, dari 31 siswa rata-rata kelasnya hanya 66,81.
Siswa yang mendapat nilai diatas KKM ada 10 siswa dan yang 21 siswa lainnya
mendapat nilai dibawah KKM. Nilai siswa terendah adalah 43 dan yang tertinggi
adalah 96. Setengah dari jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM ini
membuktikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan ini kurang efektif.
Perbaikan hasil belajar siswa ini menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Index Card Match.Berdasarkan hasil pengamatan, hasil belajar siswa kelas 4 di
SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati mengalami peningkatan. Pada pembelajaran
siklus 1 ini jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 13 siswa, dan jumlah siswa
yang belum tuntas menjadi turun yaitu 18 siswa. Peningkatan hasi belajar pada siklus
1 ini apabila dibandingkan dengan kondisi pra siklus sangat sedikit sekali. Akan
tetapi pada pembelajaran siklus 1 sudah dapat dikatakan terjadi peningkatan karena
jumlah siswa yang mendapatkan nilai dibawah 50 sudah tidak ada lagi. Semua siswa
sudah mendapatkan nilai diatas 50 meskipun hanya 13 siswa saja yang berhasil
mencapai tuntas. Namun apabila kita perhatikan pada distribusi frekwensi nilai hasil
belajar PKn siswa pada siklus 1, siswa yang mendapatkan nilai 70 sangat banyak, jadi
pembelajaran pada siklus 1 sudah bisa dikatakan mengalami peningkatan walaupun
belum semua siswa mencapai batas KKM yaitu 75. Walaupun demikian, tingkat
109
keberhasilannya masih rendah, karena hanya 41,94% saja yang mencapai tuntas.
Padahal target ketunasan yang akan dicapai adalah minimal 90% siswa tuntas.
Kekurangan pada siklus 1 ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya yaitu
kurangnya pemahaman siswa terhadap soal, kurangnya latihan, atau kondisi siswa
pada saat mengikuti pelajaran kurang menunjukkan adanya rasa keseriusan atau
motivasi belajar siswa yang kurang serta belum berjalannya kerjasama yang baik
antar siswa dalam mengerjakan tugas pencocokan kartu indeks. Siswa yang
mengalami kesulitan belajar itu juga enggan bertanya kepada guru atau teman
pasangan kartu indeksnya.
Pembelajaran pada siklus 2 ini merupakan pemantapan pembelajaran pada siklus
1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe index card match. Pada
pembelajaran siklus 2 ini menunjukkan perubahan hasil yang lebih signifikan.
Pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatannya yaitu tidak
adanya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran, jadi dapat dikatakan bahwa
semua siswa kelas 4 SD Negeri ketip Juwana Kabupaten Pati yang berjumlah 31
siswa mampu memperoleh nilai tuntas sesuai dengan KKM yaitu ≥ 75. Nilai terendah
siswa adalah 75 dan nilai tertingginya adalah 100, dengan rata-rata kelas nilai siswa
adalah 84,03. Rata-rata ini cukup tinggi dan jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas
adalah 31 siswa dengan jumlah persentase 100%. Hal ini membuktikan bahwa
pembelajaran pada siklus II berhasil.
Hipotesis pada penelitian ini terbukti bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn di kelas 4 SD Negeri Ketip Juwana Kabupaten Pati.
1.3.1.Perbandingan Hasil Skala Sikap Siklus 1 dan Siklus 2
Distribusi hasil skala sikap pada Siklus 1 menunjukkan bahwa sebagian besar
sikap siswa kelas 4 SD sangat terpengaruh adanya globalisasi terhadap lingkungan.
Sikap siswa tidak hanya dipengaruhi oleh dampak positif adanya globalisasi tetapi
dampak negatif dari adanya globalisasi itu juga sudah mempengaruhi perilaku siswa-
110
siswa sekarang ini. Dampak negatif adanya globalisasi yang sudah banyak
mempengaruhi perilaku anak misalnya mengkonsumsi makanan cepat saji atau
makanan instan, munculnya permainan yang membuat malas seperti playstation yang
membuat anak tidak mau belajar dan munculnya sikap individualis atau acuh yang
tidak mau perduli dengan orang lain meniru gaya hidup orang Barat. Sedangkan
pengaruh positif adanya globalisasi mempermudah kita untuk dapat berkomunikasi
dengan saudara ataupun orang lain yang berada jauh dari tempat tinggal kita hanya
dengan menggunakan handphone. Selain itu kita juga dapat mengetahui berbagai
peristiwa yang terjadi di belahan dunia manapun hanya dengan menggunakan
internet.
Pada distribusi hasil skala sikap siklus 2 terjadi peningkatan kemampuan afektif
atau perubahan sikap siswa jika dibandingkan dengan siklus 1. Pada siklus 1 yang
hampir keseluruhan siswa kelas 4 SD menunjukkan sikap yang sangat terpengaruh
akan arus globalisasi, namun pada siklus 2 ini terjadi perubahan yang menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa tidak setuju adanya pengaruh globalisasi pada
keanekaragaman budaya Indonesia yang kita miliki.
Berdasarkan data distribusi hasil skala sikap pada siklus 1 dan siklus 2 maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan afektif siswa kelas 4 SD Negeri Ketip
Juwana Kabupaten Pati dari siklus 1 yang tadinya hampir sebagian besar siswa di
kelas sangat terpengaruh adanya arus globalisasi terutama pada makanan, hiburan
yang membuat malas seperti playstation dan sikap individualisme kini mengalami
perubahan signifikan pada siklus 2. Pada siklus 2 kemampuan afektif siswa kelas 4
SD meningkat hampir sebagian besar siswa di dalam kelas tidak setuju adanya
pengaruh globalisasi pada keanekaragaman budaya Indonesia yang kita miliki, karena
keanekaragaman budaya itu adalah kekayaan budaya yang harus kita jaga dan
lestarikan. Jadi dengan adanya penelitian tindakan kelas ini tidak hanya dapat
meningkatkan kemampuan kognitif siswa yang berupa hasil belajar melainkan juga
dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa yaitu sikap siswa terhadap materi
pengaruh globalisasi.
111
1.3.2. Hasil Observasi Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan hasil observasi antara guru dan siswa pada siklus 1 dan siklus
2sudah mengalami peningkatan. Awalnya pada siklus 1 secara keseluruhan kegiatan
pembelajaran dikelas belum mewujudkan keaktifan siswa secara maksimal.
Pembelajaran belum mampu menggali kompetensi siswa secara maksimal karena
kegiatan pencocokan kartu indeks masih didominasi oleh siswa-siswa yang pandai
saja. Siswa masih bingung dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
index card match. Kemudian pada siklus 2 dilakukan pemantapan pembelajaran dan
perbaikan kelemahan yang terjadi pada pembelajaran siklus 1. Pada siklus 2 terjadi
peningkatan pembelajaran dan secara keseluruhan pembelajaran dikelas sudah
mewujudkan keaktifan siswa secara maksimal. Pembelajaran sudah mampu menggali
kompetensi siswa secara maksimal, karena kegiatan pencocokan kartu indeks di kelas
sangat membantu dan memudahkan siswa dalam menyerap materi yang diajarkan
guru dengan cara yang menyenangkan. Melalui permainan pencocokan kartu indeks
ini siswa akan lebih mudah dalam mempelajari materi, siswa belajar berdasarkan
pengalamannya sendiri dalam pencarian pasangan kartu yang ada di tangannya
dengan kartu indeks milik teman. Siswa merasa senang dan lebih antusias dalam
mengikuti pelajaran di kelas.
Sedangkan untuk pengamatan guru pada siklus 1 dan siklus 2 sudah memadai
pada kriteria struktur dan model pengajaran, yaitu guru sudah menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai, sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
model pembelajaran kooperatif tipe index card match, melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran, memantau siswa dalam kegiatan pencocokan kartu indeks, dan
sudah melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang ingin
dicapai.
1.3.3.Hubungan Hasil Penelitian dengan Kajian Teori dan Kajian Hasil
Penelitian yang Relevan
112
Model pembelajaran kooperatif tipe index card match apabila diterapkan dalam
proses belajar mengajar di kelas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menerima pelajaran. Index Card Match merupakan salah satu tipe model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan metode pembelajaran aktif. Model
pembelajaran kooperatif tipe index card match ini merupakan model pembelajaran
yang melibatkan seluruh siswa ketika pembelajaran dalam bentuk kelompok kecil
berpasangan, setiap anggota memiliki materi yang berbeda dan bertugas mencari
pasangannya berdasarkan kecocokan materi yang tertulis dalam bentuk kartu indeks.
Prosedur pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe index card match ini khusus dirancang untuk lebih mengaktifkan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe index card
match ini sangat cocok digunakan untuk meninjau ulang materi pembelajaran dengan
cara aktif dan menyenangkan. Apabila model pembelajaran ini diterapkan di dalam
kelas, maka siswa akan lebih antusias lagi dalam mengikuti pembelajaran karena
suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membuat siswa merasa jenuh
ketika belajar. Suasana belajar yang seperti itu akan menumbuhkan kegembiraan dan
ketertarikan siswa akan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru serta mampu
meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar.
Atas dasar hasil observasi penelitian tindakan kelas yang sudah dilakukan oleh
peneliti maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mendukung dan mengokohkan
teori yang disampaikan oleh beberapa ahli pada paparan bab kajian teori, menyatakan
hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa melalui pengalaman belajarnya
yang meliputi kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor
(ketrampilan). Hasil penelitian ini juga didukung oleh kajian hasil penelitian yang
sudah dilakukan oleh Gatut Saputro (2011) yang berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Index Card Match untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa Kelas III SDN Begendeng 3 Kabupaten Nganjuk,Ervan Yopi Putranto yang
berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match untuk meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V SDN Pesanggrahan 02 Kota
113
Batudan Alfan Yuniawan yang berjudulPenerapan Model Index Card Match untuk
Meningkatkan IPA pada Siswa Kelas IV SDN Tulusrejo 2 Kota Malang. Ketiga hasil
penelitian yang sudah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe index card match tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe index card match terbukti dapat meningkatkan
hasil belajar baik pada mata pelajaran PKn maupun pada mata pelajaran lainnya.
1.3.4. Implikasi Teoritis dan Praktis
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat dijelaskan implikasi teoritis dan
implikasi praktis sebagai berikut:
1.3.4.1. Implikasi Teoritis
Setelah membandingkan teori penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Index Card Match dengan penelitian ini maka didapat hasil mendukung dan
mengokohkan teori yang berkenaan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Index
Card Match dalam kaitannya dengan peningkatan hasil belajar. Setelah pembelajaran
disesuaikan dengan standar proses maka didapatkan hasil bahwa pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
1.3.4.2. Implikasi Praktis
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Index
Card Match dapat digunakan dalam pembelajaran PKn dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini terjadi karena model pembelajaran kooperatif tipe Index Card
Match khusus dirancang untuk lebih mengaktifkan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe Index Card Match ini
sangat cocok digunakan untuk meninjau ulang materi pembelajaran dengan cara aktif
dan menyenangkan. Apabila model pembelajaran ini diterapkan didalam kelas, maka
siswa akan lebih antusias lagi dalam mengikuti pembelajaran karena di dalam model
ini terdapat unsur permainan yang tidak membuat siswa merasa jenuh dan bosan
114
bahkan suasana pembelajaran pun menjadi lebih menyenangkan. Suasana belajar
yang seperti itu akan menumbuhkan kegembiraan dan ketertarikan siswa akan materi
pelajaran yang disajikan oleh guru serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa
mencapai taraf ketuntasan belajar.