35
69 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sebelum peneliti menyampaikan temuan penelitian, interpretasi dan pembahasan akan dikemukakan gambaran umum yang berkaitan dengan Sumber data, yakni: SMP Negeri 11 Banjarmasin yang didirikan tahun 1995 yang berlokasi agak jauh dari kehidupan perkotaan yang berada di Jl. Tembus Mantuil Lokasi III Rt. 29 No.161 Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan, memiliki luas tanah 14,415 m 2 , dengan jumlah siswa 556 dan jumlah guru 39 orang. 1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 11 Banjarmasin Berdasarkan data yang peneliti peroleh dilapangan diketahui bahwa SMP Negeri 11 sebelumnya bernama SMIP 3 yang beralamatkan di Jl. Nagasari Banjarmasin dengan kepala sekolah bernama Bapak Yuhyil, dan berganti nama menjadi SMP Negeri 11 pada tahun 1972, pada tahun 1987 SMP Negeri 11 berpindah lokasi ke Sei SKIP kemudian pada tahun 1995 berpindah lokasi ke Jl. Tembus Mantuil Lokasi III Banjarmasin sampai dengan sekarang. Dan nama kepala sekolah yang pernah menjabat disana adalah: Bapak Yuhyil, H. Syamsuri, Hasbullah, suriansyah, H.Umar, Imin Asriansyah (tahun 2000), H. Djarmansyah, Abdul Jalil, H. Fahrurrazy (dari tahun 2012 sd sekarang).

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian IV.pdf · 69 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sebelum peneliti menyampaikan temuan penelitian,

Embed Size (px)

Citation preview

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sebelum peneliti menyampaikan temuan penelitian, interpretasi dan

pembahasan akan dikemukakan gambaran umum yang berkaitan dengan Sumber

data, yakni: SMP Negeri 11 Banjarmasin yang didirikan tahun 1995 yang

berlokasi agak jauh dari kehidupan perkotaan yang berada di Jl. Tembus Mantuil

Lokasi III Rt. 29 No.161 Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin

Propinsi Kalimantan Selatan, memiliki luas tanah 14,415 m2, dengan jumlah

siswa 556 dan jumlah guru 39 orang.

1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 11 Banjarmasin

Berdasarkan data yang peneliti peroleh dilapangan diketahui bahwa SMP

Negeri 11 sebelumnya bernama SMIP 3 yang beralamatkan di Jl. Nagasari

Banjarmasin dengan kepala sekolah bernama Bapak Yuhyil, dan berganti nama

menjadi SMP Negeri 11 pada tahun 1972, pada tahun 1987 SMP Negeri 11

berpindah lokasi ke Sei SKIP kemudian pada tahun 1995 berpindah lokasi ke Jl.

Tembus Mantuil Lokasi III Banjarmasin sampai dengan sekarang. Dan nama

kepala sekolah yang pernah menjabat disana adalah: Bapak Yuhyil, H. Syamsuri,

Hasbullah, suriansyah, H.Umar, Imin Asriansyah (tahun 2000), H. Djarmansyah,

Abdul Jalil, H. Fahrurrazy (dari tahun 2012 sd sekarang).

70

2. Visi dan Misi

a. Visi

Berprestasi, bermutu, berbudi pekerti luhur yang dilandasi oleh

iman dan taqwa.

b. Misi

1) Meningkatkan efesiensi dan efektivitas program pembelajaran dan

bimbingan untuk mewujudkan siswa yang unggul dan berkualitas.

2) Meningkatkan sumber daya guru dan pegawai atas dasar

profesionalisme dan memiliki pandangan dalam pembaharuan.

3) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik siswa melalui

kegiatan ekstrakurikuler sesengas sesuai minat dan bakatnya.

4) Meningkatkan kinerja sekolah melalui pengembangan dan

menajemen berbasis sekolah (MBS) dengan dukungan komite

sekolah.

5) Meningkatkan lingkungan bersih dan indah untuk menunjang

keselarasan antara warga sekolah dan lingkungan.

6) Meningkatkan nilai-nilai agama bagi seluruh warga sekolah sesuai

dengan nilai-nilai yang berlaku.

3. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 11

a. Ruang Belajar (Kelas)

71

Tabel 4.1 Keadaan Ruang Belajar (Kelas)

Kondisi

Jumlah dan ukuran Jml. Ruang lainnya

yg digunakan

untuk r. Kelas

(e)

Jumlah ruang yg

digunakan u. R.

Kelas

(f)=(d+e)

Ukuran

7x9 m2 (a)

Ukuran

> 63m2 (b)

Ukuran

< 63 m2 (c)

Jumlah (d)

=(a+b+c)

Baik 3 - - 3

Rsk ringan - - - -

Rsk sedang 16 - 2 18

Rsk Berat - - - -

Total 19 - 2 21

Sumber data: Profil SMP Negeri 11 Banjarmasin

b. Ruang Belajar Lainnya

Tabel 4.2 Keadaan Ruang Belajar Lainnya

Jenis Ruangan Jumlah

(buah) Ukuran

(pxl)

Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah

(buah) Ukuran

(pxl)

Kondisi

1. Perpustakaan 1 8 X 15 R. Ringan 6. Lab. Bahasa 1 7 X 9 R. Ringan

2. Lab. IPA 1 8 X 15 R. Ringan 7. Lab. Komputer 1 7 X 9 R. Baik

3. Ketrampilan 1 8 X 15 R. Ringan 8. PTD - - -

4. Multimedia 1 7 X 9 R. Ringan 9. Serbaguna/aula - - -

5. Kesenian - - -

Sumber data: Profil SMP Negeri 11 Banjarmasin

72

c. Ruang Kantor

Tabel 4.3 Keadaan Ruang Kantor

Jenis Ruangan Jumlah

(buah)

Ukuran

(pxl)

Kondisi*)

1. Kepala Sekolah 1 6 X 8 Baik

2. Wakil Kepala Sekolah 1 3 X 4 Baik

3. Guru 1 10 X 18 Baik

4. Tata Usaha 1 6 X86 Baik

5. Tamu 1 1 Baik

Sumber data: Profil SMP Negeri 11 Banjarmasin

d. Ruang Penunjang

Tabel 4.4 Keadaan Ruang Penunjang

Jenis Ruangan Jlh

Ukuran

(pxl)

Kondisi*) Jenis Ruangan Jlh

Ukuran

(pxl)

Kondisi

1. Gudang 1 6 x 8 R. ringan 11. Ganti 1 2 x 2 Baik

2. Dapur 1 3 x 4 Baik 12. Koperasi 1 1,5 x 3 Baik

3. Reproduksi - - - 13. Hall/lobi 1 2 x 3 Baik

4. KM/WC Guru 4 2 x 3 Baik 14. Kantin 1 13 x 21 Baik

5. KM/WC Siswa 13

2 x 2 Baru 15. Rumah

Pompa/ Menara

Air

3 2 x 2

Baik

6. BK 1

3 x 4 Baik 16. Bangsal

Kendaraan 1 3 x 30

Baik

7. UKS 1

3 x 7 Baik 17. Rumah

Penjaga 1 4 x 6

R.Sedang

8. PMR/Pramuka 1 2 x 4 Baik 18. Pos Jaga 1 2 x 3 Baik

9. OSIS 1

3 x 7 Baik 10.Kamar

mandi 1 2 x 3

Baik

10. Ibadah 1 10 x 10 Baik

Sumber data: Profil SMP Negeri 11 Banjarmasin

73

e. Lapangan Olahraga dan Upacara

Tabel 4.5 Lapangan Olahraga dan Upacara

Lapangan Jumlah

(buah)

Ukuran (pxl) Kondisi Keterangan

1. Lapangan Olahraga

a. Bola Basket

b. Bola Voli

c. Bulu Tangkis

d. Futsal

1

1

1

1

26 X 14

18 x 9

13,4 x 6,10

25 x 15

Baik

Baik

Baik

Baik

Lapangan Terbuka

sda

sda

sda

2. Lapangan Upacara 1 34 x 40 Baik Lapangan terbuka

Sumber data: Profil SMP Negeri 11 Banjarmasin

4. Keadaan Siswa

Tabel 4.6 Keadaan Siswa SMP Negeri 11 Banjarmasin

Th.

Pelajaran

Jml Pendaftar

(Cln Siswa Baru)

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah

(Kls. VII + VIII + IX)

Jumlah Jumlah Jumlah

Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel

2005/2006 206 orang 200 org 5 Rbl 170 org 5 Rbl 122 org 5 Rbl 492 org 15 kelas

2006/2007 225 orang 182 org 5 Rbl 170 org 5 Rbl 157 org 4 Rbl 509 org 14 kelas

2007/2008 268 orang 242 org 7 Rbl 135 org 4 Rbl 158 org 4 Rbl 535 org 15 kelas

2008/2009 201 orang 201 org 6 Rbl 220 org 6 Rbl 135 org 4 Rbl 556 org 16 kelas

2009/2010 279 orang 192 org 6 Rbl 187 org 6 Rbl 210 org 6 Rbl 587 org 18 kelas

2010/2011 670 orang 201 org 6 Rbl 183 org 6 Rbl 174 org 6 Rbl 558 org 18 kelas

2011/2012 669 orang 192 org 6 Rbl 299 org 6 Rbl 165 org 5 Rbl 556 org 17 kelas

2012 / 2013 513 orang 180 org 5 Rbl 173 org 6 Rbl 189 org 6 Rbl 542 org 17 kelas

Sumber data: Profil SMP Negeri 11 Banjarmasin

74

5. Keadaaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.7 Keadaan Pendidik danTenaga Kependidikan SMP Negeri 11

Banjarmasin

a. Kepala sekolah No

Nama Jenis

Kelamin Usia

Pend.

Akhir

Masa

Kerja L P

1. Kepala Sekolah Drs. H. Fahrurrazy. M.Pd L - 52 S.2 26

2. Wakil Kepala

Sekolah

Syamsuriadi, S.Pd

(Humas/Sarana Prasarana)

Norhayani,S.Pd

(Kesiswaan)

Kamariyah,S.Pd

(Kurikulum)

L - 49 S.1 25

b. Guru

1. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah

No. Tingkat Pendidikan Jumlah dan Status Guru

Jumlah GT/PNS GTT/Guru Bantu

L P L P 1. S3/S2 1 2 - - 3 orang

2. S1 12 17 3 3 35 orang

3. D-4 - - - - -

4. D3/Sarmud - - - - -

5. D2 - - - - -

6. D1 1 - - - 1 orang

7. SMA/sederajat - - - - -

Jumlah 14 19 3 3 39 orang

75

DAFTAR KEADAAN GURU SMP NEGERI 11 BANJARMASIN

TAHUN PELAJARAN 2011-2012

No Nama NIP Pendidikan

Tahun Lulus Tingkat Jurusan

1 Drs.H.Fahrurazy, M.Pd 19590821 198603 1 017 S2 BP / BK 2009

2 Hj. Nor Jannah, S.Pd 19581205 198110 2 002 S1 IPA 2001

3 Fatimah, B.A 19591203 198503 2 003 S1 PAI 2009

4 Ahmadullsyah, S.Ag 19600706 198702 1007 S1 PAI

5 Rusimah, S.Pd 19630109 198803 2 010 IPS 2001

6 Sanusi Pani 19600915 198110 1 001 S1 Ket.Jasa 1981

7 Abdul Sani, S.Pd 19641007 198803 1 008 D II Bahasa Indonesia 2006

8 Hayati, S.Pd 19590525 198302 2 001 S1 Matematika 2001

9 Norhayani, S.Pd 19600304 198401 2 001 S1 KTK 2002

10 Syamsuddin, M.Pd 19650608 198902 1 004 S1 Penjaskes 2003

11 Syamsuriadi, S.Pd 19650312 198902 1 008 S2 IPS 1999

12 Siti Raudah, S.Pd 19650105 198412 2 002 S1 IPA 2003

13 Nursinah, S.Pd 19651005 198803 2 017 S1 Bahasa Indonesia 2004

14 Zul Aina, S.Pd 19651127 199203 2 002 S1 Matematika 2002

15 Siti Kamariah, S.Pd 19671003 199412 2 004 S1 Bahasa Indonesia 2002

16 Sitti Hadijah, S.Pd 19691120 199412 2 002 S1 Matematika 1999

17 Sri Utami, S.Pd 19671210 199303 2 004 S1 Bahasa Inggris 2003

18 Darlian, S.Pd 19650907 199412 1 002 S1 Bahasa Indonesia 1999

19 Siti Khadijah, M.Pd 19720505 199412 2 002 S2 IPA 2003

20 Nunik Saptariani, S.Pd 19660812 199803 2 003 S1 Matematika 1994

21 Drs. Ngadimin 19650706 199903 1 002 S1 PKn 1990

22 Rosita Ningsih, S.Pd 19680919 199303 2 011 S1 IPA 2001

23 Ida Fatmawati, S.Pd 19720216 200012 2002 S1 IPA 2000

24 Rapilatiyani, S.Pd 19690207 200501 2 010 S1 PKn

25 M. Zaini, S.Pd 131 791 573 S1 Bahasa Inggris 2002

26 Wardlatul Jannah, S.Pd 19820228 200604 2 028 S1 Bahasa Inggris 2005

27 Zaini, S.Pd 19730404 200604 1 019 S1 Penjaskes 1999

28 Arpiah, S.Pd 19670805 200604 2 014 S1 IPS Ekonomi 1993

29 Erlinawati, S.Pd 19740416 200801 2 011 S1 IPA/KTK 1999

30 Rusmilawati, S.Pd 540030876 S1 BP / BK 1999

31 Joko Winarno, S.Pd 540030989 S1 IPS/Geo 2007

32 Martati A, S.Pd 19830301 200903 2 011 Matematika 2005

33 Abdul Hasan, S.Pd 19831001 200903 1 009 S1 Fisika 2008

34 Ahmad Zainuddin,

S.Kom 19800505 201101 1 004 S1 TIK

35 Rahmani, S.Ag S1 Muluk 1997

36 Kusno, S.E S1 IPS 1999

37 Riduannor, S.Pd.I S1 Bahasa Inggris

76

38 Syahli S1 BP/BK

39 Cecep Ramdhani TIK

Banjarmasin, 11 Juli 2011

Kepala Sekolah

Drs.H.Fahrurazy, M.Pd

NIP 19590821 198603 1017

6. Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik

Tabel 4.8 Keadaan Prestasi SMP Negeri 11 Banjarmasin

No Nama Lomba

Tahun 2008/2009 Tahun 2009/2010

Juara

ke:

Tingkat Juara

ke:

Tingkat

Kab/

Kota

Prov Nasio-

nal

Kab/

Kota

Prov Nasio-

nal

1. Sekolah sehat 1 - v - 7 - - V

2. Bola Voli Putri O2SN 1 V - -

3. Bola Voli Putri O2SN 3 - v -

4. Sekolah bersih Konsisten 1 - - -

5. Gulat 1 - v -

6. Fut Sal 2 V - -

7 Racing Kls Bebek Open 2T Hrp 2 - v -

8. Pencak Silat O2SN Putri 3 V - -

9. Pencak Silat O2SN Putra 3 V - -

10. Pencak Silat Wali Kota

Cup, Beregu Putri

1 V - -

B. Laporan Hasil Penelitian

Sebagaimana telah dikemukakan pada BAB III bahwa peneliti melakukan

penelitian langsung tentang manajemen budaya hidup sehat di lingkungan SMP

Negeri 11 Banjarmasin. Temuan penelitiannya adalah sebagai berikut:

77

1. Perencanaan (Planning)

Untuk mengetahui kemampuan sekolah dalam mengembangkan

manajemen budaya hidup sehat sangat diperlukan adanya perencanaan.

Disamping itu pula perencanaan sebagai pemenuhan kebutuhan sekolah yang

dapat mengembangkan individu/warga sekolah juga dapat berdampak positif pada

tujuan strategis sekolah, karena perencanaan dapat meningkatkan kemampuan

berfikir kreatif warga sekolah dalam menciptakan mutu kehidupan terhadap

budaya hidup sehat itu sendiri.52

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dokumen mengenai perencanaan

budaya hidup sehat di SMP Negeri 11 Banjarmasin ini didapatkan gambaran

sebagai berikut:

Wawancara dengan Kepala Sekolah53

ditemukan hal-hal sebagai berikut:

“Dalam mengelola budaya hidup sehat di SMP Negeri 11

Banjarmasin terlebih dahulu kami laksanakan Planning (perencanaan)

yang diprogramkan melalui rapat setiap awal tahun pelajaran, pembagian

tugas, melalui kesepakatan bersama, mengkordinasikan Organiziting

(pengorganisasian) kemudian program yang sudah disepakati itu

selanjutnya akan dilaksanakan actuating (pelaksanaan) serta dilanjutkan

dengan controlling (pengawasan) kegiatan yang dilakukan setiap bulan/

setiap rapat mengenai kegiatan yang dilaksanakan apakah sudah terlaksana

dengan baik atau belum”.

“Hal ini ditambahkan oleh Wakil Kepsek Ibu Norhayani bahwa

setiap rencana program yang sudah disusun sebelumnya sudah di

bicarakan di awal tahun pelajaran dan pada setiap bulan nya akan di

bicarakan lagi pengembangan kegiatan kearah yang lebih baik”.

52

Dokumentasi” SMP Negeri 11 Banjarmasin Tahun 2012/2013 53

Wawancara langsung, dengan Drs. H. Fahrurrazy, M.Pd, Kepala SMP Negeri 11

Banjarmasin, pada tanggal 14 Mei 2015

78

Berdasarkan data yang ada kegiatan yang diprogramkan di SMP

Negeri 11 Banjarmasin yang menunjang kepada pengelolaan budaya hidup

sehat adalah sebagai berikut:

1. Pembacaan Asmaul Husna dilapangan sekolah setiap pagi dari jam

7.15 sd 7.45

2. Pengembangan Perilaku hidup bersih dan sehat dengan membiasakan:

a. Mencuci tangan dengan air bersih setiap waktu

b. Jajan dikantin/warung sekolah yang sehat setiap hari

c. Membuang sampah pada tempatnya setiap hari

d. Mengikuti kegiatan olah raga disekolah seminggu sekali

e. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara teratur

minimal 6 bulan sekali yang diadakan UKS

f. Bebaskan dari asap rokok setiap saat

g. Memberantas jentik nyamuk dengan cara 3 M plus setiap hari

h. Menggunakan toilet apabila ingin buang air kecil dan besar

3. Lomba kebersihan kelas seminggu sekali

4. Jalan santai sambil pengambilan sampah yang ada dijalan sebulan

sekali

5. Membuat pojok tulisan perilaku hidup sehat bisa melalui mading dan

pamplet yang dipasang di setiap depan kelas

2. Pengorganisasian (Organiziting)

Untuk lancarnya sebuah kegiatan, organisasi sebagai wadah suatu kegiatan itu

sangat penting, kegiatan akan berhasil kalau wadah itu ada dan ditangani dengan

79

baik. Pengorganisasian ini terjadi untuk dapat mempermudah dalam pelaksanaan

kegiatan yang tidak hanya ditangani satu orang saja. Dengan demikian pembagian

tugas yang tidak hanya ditangani satu orang saja akan dapat membentuk tim kerja

yang efektif.

Pelaksanaan manajemen budaya hidup sehat diperlukan pengorganisasian

sumber daya manusia disekolah.54

Di SMP Negeri 11 berkaitan dengan

pengorganisasian, peneliti temukan data dari hasil wawancara dengan Kepala

Sekolah55

dan dokumen sebagai berikut:

1. Pembagian tugas untuk pelaksana kegiatan program budaya hidup sehat di

SMP Negeri 11 sebagai berikut:

Pembina : Kepala SMP Negeri 11

Kordinator : Tim Penggerak 7-K

1. Sanusi fani

2. Norhayani,S.Pd

3. Rusimah,S.Pd

4. Darlian,S.Pd

5. Syamsuddin,M.Pd

Penggerak :1. Seluruh Wali Kelas dari kelas VII sd IX

2. Dewan guru dan Tata Usaha

Pelaksana : Seluruh siswa dan warga sekolah SMP Negeri 11

54

Dokumentasi” SMP Negeri 11 Banjarmasin Tahun 2012/2013 55

Wawancara langsung, dengan Drs. H. Fahrurrazy, M.Pd, Kepala SMP Negeri 11

Banjarmasin, pada tanggal 14 Mei 2013

80

Kemudian beliau menyatakan bahwa:

Kebijakan tentang penunjukan pelaksana budaya hidup sehat

dituangkan secara terbuka/diketahui warga sekolah, karena penunjukan

langsung disusun kepala sekolah dibantu wakil kepala sekolah dan

disampaikan pada saat rapat guru, Koordinasi kegiatan dengan pihak

terkait seperti Puskesmas, kepolisian dan masyarakat, dilakukan sesuai

penjadwalan, Pemberdayaan sumber daya lingkungan sekolah struktur

organisasi dengan menggambarkan hubungan kerja semua warga

sekolah dan dengan semangat, inovasi, kreatifitas dan kemauan dari

semua warga sekolah sehingga pernah memperoleh ciri khas

keunggulan dari budaya hidup sehat ini menjadi juara I sekolah sehat

tingkat provinsi tahun 2010.

81

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

DINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 11 BANJARMASIN

Jalan Tembus Mantuil Rt.29 No.161 Telpon ( 0511 ) 3260675

Banjarmasin Selatan

BANJARMASIN Kode Pos 70246

KALIMANTAN SELATAN

DAFTAR GURU DAN TATA USAHA

KEGIATAN JUM’AT BERSIH SMP NEGERI 11 BANJARMASIN

TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Nama Kelas Lokasi

Fatimah, S.Pd.I

Hj. Noor Jannah, S.Pd

H. Imberan, S.Pd

IX A Depan + dalam kelas IX A dan

depan

Ruang UKS

Rusimah, S.Pd

Sanusi Fani

Abdul Sani, S.Pd

IX B Depan + dalam kelas IX C,D dan

Depan kantin

Hayati, S.Pd

Norhayani, S.Pd

Syamsuddin, M.Pd

IX C Depan ruang guru, depan ruang

computer dan samping kanan kiri

lab. komputer

Syamsuriadi, S.Pd

Siti Raudah, S.Pd

Nursinah, S.Pd

IX D Belakang dan samping kiri kanan

ruang

komputer

Zul Aina, S.Pd

Siti Kamariah, S.Pd

Sitti Hadijah, S.Pd

IX E Depan Kelas IX E samping Lab.

Fisika

Sri Utami, S.Pd

Darlian, S.Pd

Siti Khadijah, M.Pd

IX F Depan Kelas IX F WC Siswa

Nunik Saptariani, S.Pd

Drs. Ngadimin

VIII A,B Depan Kelas VIII A Kanti

82

Rosita Ningsih, S.Pd

Ida Fatmawati, S.Pd

Rapilatiyani, S.Pd

M. Zaini, S.Pd

VIII C,D Depan Kelas VIII B, Ruang

Pramuka

Wardlatul Jannah, S.Pd

Zaini, S.Pd

Arpiah, S.Pd

VIII E,F Depan Kelas VIII C, ruang

laboratorium

Bahasa

Erlinawati, S.Pd

Rusmilawati, S.Pd

Joko Winarno, S.Pd

VIIA Depan Kelas Kelas VIII D, raung

BP /BK

Martati Awwliah, S.Pd

Abdul Hasan, S.Pd

Mariana

VII C, Ruang TU dan Ruang Kepala

Sekolah

Rahmani, S.Ag

Kusno, SE

Riduannor, S.Pd.I

VII D Ruang TU dan Ruang Kepala

Sekolah

Taman Depan dan Belakang

Majidah

Yasin Pangudi

Kusno, SE

VII E Taman Samping kanan dan kiri

Abdul Hamid

Riswani

Muhammad Noor

VII B Pagar depan, samping dan lapang

basket,

Voli dan bulu tangkis

Banjarmasin, 11 Juli 2012

Kepala Sekolah

Drs. H. Fahrurrazy, M.Pd

NIP 19590821 198603 1 017

83

Dari hal tersebut dapat juga diketahui bahwa perencanaan program yang

dilaksanakan pada awal tahun langsung dibicarakan juga mengenai pembagian

tugas sehingga bisa dikoordinasikan semua pihak untuk dapat saling bantu

membantu demi kelancaran program bersama untuk mencapai tujuan yang

diinginkan sekolah.

3. Pelaksanaan (Actuating)

Manajemen budaya hidup sehat dilaksanakan/dikembangkan di sekolah

khususnya SMP Negeri 11 untuk mewujudkan sekolah yang memiliki budaya

kehidupan yang sehat yang mampu dan terampil melakukan tindakan/perhatian

dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat dalam melaksanakan program

pengembangan budaya hidup sehat itu sendiri.56

Dari hal tersebut pada saat penelitian, ditemukan data dari hasil observasi dan

wawancara dengan kordinator tim penggerak 7 K/Pelaksana Program Hidup

sehat57

sebagai berikut:

1. Pembacaan Asmaul Husna dilapangan sekolah setiap pagi dari jam 7.15 sd

7.45, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan ketenangan jiwa

untuk semua warga sekolah terutama siswa/siswi nya karena dengan

membaca asmaul husna dan beberapa surah-surah pendek sebelum

pembelajaran dimulai akan semakin memupuk kesadaran beragama dan

bersikap, setelah selesai pembacaan asmaul husna di isi beberapa menit

56

Dokumentasi” SMP Negeri 11 Banjarmasin Tahun2014/2015 57

Wawancara langsung, dengan pelaksana Tim Penggerak 7 K, SMP Negeri 11

Banjarmasin, pada tanggal 14 Mei 2013

84

dengan beberapa pesan moral bisa diisi oleh guru atau pihak terkait seperti

pihak puskesmas, kepolisian, atau bahkan ada di isi materi ceramah dari

ustadz, dan berikutnya dilanjutkan setiap anak bergiliran menuju kelasnya

masing-masing dengan pembiasaan pemeriksaan kebersihan kuku, rambut,

dan pakaian oleh beberapa guru serta siswa/siswi dibiasakan melihat kondisi

lingkungan sudah bersih atau belum, apabila terlihat sampah kanan kiri secara

langsung dibiasakan untuk mengambilnya dan memasukkan ke tempat

sampah yang sudah tersedia.

2. Pengembangan Perilaku hidup bersih dan sehat dengan membiasakan:

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

diwestafel didepan kelas masing-masing, hal ini dibiasakan setelah

mereka mengambil sampah dan apabila ingin melakukan aktifitas makan

dan minum, serta sehabis melakukan aktivitas di kamar kecil.

b. Jajan dikantin/warung sekolah yang sehat, warung/kantin sekolah

disediakan oleh sekolah untuk pemenuhan gizi anak dengan

menyediakan makanan-makanan yang sehat terbebas dari zat berbahaya.

c. Membuang sampah pada tempatnya, pada saat memasuki lingkungan

sekolah sudah disediakan tempat sampah dan siswa/siswi dengan mudah

dapat membuang sampah ditempatnya, dan saat kegiatan seperti PHBS

(peringatan hari besar islam) anak didik diminta membawa konsumsi

dengan menggunakan rantang dan botol minum yang bisa digunakan

seterusnya tidak untuk sekali pakai dibuang.

85

d. Mengikuti kegiatan olah raga disekolah, kegiatan senam dan olah raga

lainnya dilakukan seminggu sekali dibimbing guru olah raga

e. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara teratur

minimal 6 bulan sekali yang diadakan UKS di bantu pihak puskesmas.

f. Membebaskan dari asap rokok, di SMP Negeri 11 ini berusaha

melakukan bebas dari asap rokok, dan walaupun ada guru laki-laki yang

terbiasa merokok tidak diperkenankan merokok disekitar kelas namun

demikian ada tempat balai di penghujung lokasi sekolah yang jauh dari

lokasi kelas biasanya digunakan guru yang masih belum bisa

meninggalkan kebiasaan merokok.

g. Memberantas jentik nyamuk dengan cara, guru beserta siswa/siswi

memperhatikan tempat-tempat yang ada mengandung air seperti vas

bunga, talangan air, menguburkan barang-barang bekas yang

menampung hujan seperti kaleng bekas, plastik bekas, dan lain-lain, serta

menguras dan menyikat dinding tempat-tempat penampungan air

seminggu sekali, baik dikamar kecil guru maupun siswa.

h. Menggunakan Toilet yang sudah disediakan sekolah apabila ingin buang

air kecil dan besar.

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan merupakan upaya pembinaan dan pengembangan manajemen

sekolah yang berwawasan budaya kehidupan yang sehat sebagai pengendalian

86

pelaksanaan program budaya sehat dilingkungan sekolah.58

Pengawasan adalah

salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, mengadakan

koreksi terhadap segala hal yang telah dilakukan oleh bawahan sehingga dapat

diarahkan kejalan yang benar sesuai dengan tujuan sekolah.59

Dalam

pengembangan budaya disekolah yang dikelola atau diatur sekolah tidak terlepas

dari pengawasan. Kepala sekolah sebagai manajer disekolahnya menjadi

pengawas atau pengontrol semua kegiatan yang ada pada sekolah terebut. Seorang

manajer dapat dikatakan menjadi pemimpin yang efektif apabila ia mampu: (1)

menentukan strategi yang tepat, (2) menjadi perencana yang tangguh, (3) menjadi

organisator yang cekatan, (4) motivator yang efektif, (5) pengawas yang objektif

dan rasional, (6) penilai yang tidak terpengaruh oleh pertimbangan yang subjektif

atau emosional.60

Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah61

sebagai

berikut:

Saya selaku kepala sekolah telah menentukan pembagian tugas

yang siap membantu dalam pengawasan budaya hidup sehat di SMP

Negeri 11 ini, seperti guru yang piket tiap pagi untuk mengontrol anak

dengan kegiatan pagi seperti diawalinya kegiatan sekolah dengan

pembacaan asmaul husna dan dilanjutkan dengan melihat situasi sekolah

atau lingkungan sekolah apabila ada terlihat sampah apakah sampah dari

daun kering yang jatuh dari pohon atau sampah yang terbawa angin dari

lingkungan sekolah atau karena memang ada orang sekitar lingkungan

sekolah pada saat bermain sore hari yang membuang dengan sengaja, dan

kegiatan yang lainnya, dari hal tersebut maka keaktifan seluruh warga

sekolah harus terus dimotivasi.

58

Dokumentasi” SMP Negeri 11 Banjarmasin Tahun 2012/2013 59

U. Syaifullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2012), h. 38 60

Ismail Nawawi, Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja Proses Terbentuknya

Tumbuh Kembang, Dinamika dan Kinerja Organisasi, (Jakarta : Kencana, 2013), h. 154

87

Selanjutnya Kamariah, selaku wakil kepala sekolah SMP Negeri

11 Banjarmasin juga mengatakan:

Pengawasan atau pengontrolan kegiatan di sekolah ini memang sudah

dijalankan kepala sekolah yang dibantu oleh wakil kepala sekolah dan

petugas yang sudah diberi wewenang untuk mengontrol kegiatan yang

sudah direncanakan untuk dapat terlaksana sesuai tujuan, seperti semua

petugas dari awal kegiatan sudah harus aktif mengikuti seperti senam

bersama yang dilaksanakan pada hari jumat, sehingga dapat mengontrol

kegiatan yang direncanakan sudah bisa berjalan atau tidak.

Dari pengawasan yang dilakukan dapat diketahui apakah program yang

dilaksanakan sudah berjalan atau belum, sudah maksimal atau belum sehingga

setiap awal bulan pada rapat dapat langsung di bicarakan. Semua tergantung

kepada peran kepala sekolah, juga semua warga sekolah yakni wakil kepsek,

dewan guru, guru BK, Pembina UKS, dan tenaga kependidikan beserta siswa itu

sendiri, sehingga dengan kerjasama yang baik akan dapat membuahkan

keberhasilan bersama.

Faktor Pendukung dan penghambat manajemen budaya hidup sehat di SMP

Negeri 11 Banjarmasin

a. Faktor pendukung manajemen budaya hidup sehat di SMP Negeri

11 Banjarmasin

Berdasarkan manajemen sekolah dapat diketahui

1. Kurikulum

Pengembangan manajemen budaya hidup sehat sudah dimasukkan

kedalam intra sekolah sebagaimana mata pelajaran penjaskes,

kemudian ekstra kurikuler seperti didalam pembinaan PMR dan UKS.

88

Proses, mengenai pembelajaran: Upaya pengembangan program

budaya kehidupan yang sehat pada lingkungan sekolah dilakukan

secara insidental baik melalui promotif (Peningkatan kesehatan

lingkungan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), maupun

rehabilitative (perbaikan). Semua kegiatan yang sudah diprogramkan

dijalankan sesuai petunjuk pelaksanaan sehingga akan dapat mencapai

tujuan yang diinginkan yaitu sekolah sehat. Dalam 1 (satu) minggu

atau setengah bulan sekali jumat dan sabtu, tim penilai akan melihat

kebersihan kelas kemudian pada hari senin habis upacara akan

diumumkan kelas mana yang bersih dan tidak, sehingga kelas yang

dianggap bagus akan mendapatkan reward berupa tambahan alat-alat

kebersihan/penghargaan dan kelas yang belum memenuhi syarat atau

masih belum bersih atau ada kelas yang terburuk maka akan

mendapatkan punishmen berupa mendapatkan bendera hitam,

kemudian karena malu mereka akan termotivasi untuk lebih giat lagi

dalam menjaga lingkungan kelas yang bersih.

2. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Budaya kehidupan yang sehat di SMP Negeri 11 ini kalau dilihat

kualifikasi pendidikan baik tenaga pendidik maupun kependidikan

hampir 90% berkualifikasi S1, dan memiliki penanggung jawab yang

menangani masalah program budaya kehidupan yang sehat, sehingga

profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan dapat diandalkan

dan perhatian terhadap interaksi kehidupan sosial disekolah sudah

89

mendapat perhatian/dikelola secara menggembirakan karena selain

tenaga pendidik terfokus terhadap materi pelajaran dan staf tata usaha

terfokus pada administrasi sekolah, namun semua tenaga pendidik dan

kependidikan peduli terhadap perilaku warga sekolah (peserta didik),

sehingga manajemen budaya hidup sehat disekolah terus

dikembangkan untuk lebih menunjang optimalisasi kegiatan belajar

mengajar yang pada akhirnya kualitas pendidikan pun dapat

meningkat dan dimilikinya beberapa keunggulan. Mengenai

pengelolaan budaya hidup sehat ini dimulai dari keteladanan guru dan

tenaga lainnya seperti menjaga kebersihan terutama dalam berpakaian

yang bersih dan rapi serta selalu menjaga sikap selalu peduli dengan

lingkungan sehat sehingga anak akan dapat mencontoh dengan baik

dan mampu melatih diri untuk membiasakan hidup sehat, dan hal ini

tidak hanya berupa himbauan secara lisan namun langsung dibarengi

dengan aturan secara tertulis seperti tiap pagi harus peduli dengan

lingkungan seperti membuang sampah apabila terdapat disekitar

lingkungan kita berada.

3. Kesiswaan

Hal ini sangat didukung sekali oleh siswa karena mereka dalam

membiasakan kegiatan budaya hidup sehat dapat merasakan manfaat

secara langsung, seperti pernyataan salah seorang murid kelas IX

bernama Amira Mu’minah dengan manajemen budaya hidup sehat

disekolah dia merasakan setiap hari termotivasi untuk menjaga

90

kebersihan diri baik menjaga kebersihan kuku, rambut dan kondisi

pakaian karena setiap hari akan dipantau oleh tenaga pendidik dan

kependidikan, dan dengan membudayakan hidup sehat dengan tidak

ketinggalan menjaga lingkungan agar selalu bersih, dapat membawa

manfaat sampai pada lingkungan keluarga dan masyarakat tempat

tinggalnya, karena budaya yang sering dilakukan disekolah dapat

langsung dirasakan manfaatnya dan sangat perlu untuk dikembangkan

dilingkungan keluarga dimana saya tinggal dan menyampaikan

dengan masyarakat sekitar.

4. Sarana dan Prasarana

Berdasarkan observasi dari penulis bahwa untuk sarana dan prasarana

yang tersedia disekolah cukup mendukung seperti westaple disetiap

depan kelas, ruang wc yang cukup banyak tersedia, tempat sampah,

alat-alat kebersihan yang tersedia, lingkungan hijau/asri, kantin yang

sehat dengan menyediakan makanan-makanan yang sehat yang

dibutuhkan anak setiap hari.

5. Keuangan

Untuk mendukung budaya hidup sehat, dalam penyediaan sarana

prasarana ini sudah dianggarkan dalam rancangan keuangan sekolah

serta ada tambahan bantuan dana seperti pembuatan kantin sehat

disekolah mengapa mudah tercapai karena adanya penanaman modal

dari guru dan setiap siswa, berdasarkan informasi dari pengelola

kantin bapak Darlian bahwa setiap guru yang bersedia meminjamkan

91

dana pribadinya sebesar Rp. 2.000.000 dan setiap siswa Rp 150.000

dan akan dikembalikan apabila lulus atau pindah dari sekolah tersebut.

6. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Seperti puskesmas melakukan pemantauan secara berkala bersama uks

yaitu pemeriksaan kegiatan rutin 1 bulan sekali, bisa diselingi dengan

kegiatan ceramah kesehatan, dan ada juga kegiatan pemeriksaan

kesehatan selama 6 bulan sekali, dan ditambahkan dengan sosialisasi

penyakit tertentu dalam waktu-waktu yang ditentukan. Untuk

hubungan dengan orang tua siswa dijalankan dengan penyampaian

kegiatan sekolah yang sudah diprogramkan sekolah disetiap tahun

ajaran sehingga mereka akan mendukung setiap program yang

dilaksanakan. Dan juga dengan instansi lainnya seperti dari kepolisian,

program nasehat yang diberikan secara langsung kepada siswa mereka

dapat membuat kesadaran bahwa penting juga menjaga keamanan

sehingga hidup sehat akan mudah dicapai.

Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sekolah yang berwawasan

budaya hidup sehat dilaksanakan dengan tataan serapi mungkin, terbukti dengan

adanya bermacam budaya yang dilaksanakan di sekolah tersebut yang akan

membawa kepada sebuah harapan visi dan misi.

Visi dan misi yang dibuat sekolah berupaya menyentuh budaya kehidupan

yang sehat dan upaya mewujudkan budaya hidup sehat dilingkungan sekolah

(Berprestasi, bermutu, berbudi pekerti luhur yang dilandasi oleh iman dan taqwa).

92

Pusat penggerak peningkatan budaya hidup sehat merupakan fungsi

pertama sekolah yang bertujuan agar semua unsur disekolah selalu

memperhatikan interaksi kehidupan sosial terutama asfek kesehatan. Setiap unsur

disekolah harus dapat menjamin semakin baik dan meningkatnya perilaku sehat

warga sekolah sehingga kesehatan terus didapat dan prestasi mudah diraih.

Dalam bidang pendidikan sebaiknya sekolah harus menjamin warga

sekolah untuk dapat berperilaku sehat dengan mengatur atau memanajamen

budaya hidup sehat sehingga pola hidup bersih dan sehat mencapai tingkat yang

diharapkan, berdasarkan hasil temuan penelitian dapat diintrepetasikan sebagai

berikut:

a. Pemberdayaan warga sekolah

Di era desentralisasi yang menggunakan paradigma budaya hidup

sehat merupakan fungsi sekolah yang paling berat terutama dalam

pemberdayaan warga sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus

mempunyai informasi tentang karakter semua warga sekolah, karena akan

mengupayakan agar lingkungan sekolah yang sehat tetap sehat, sementara

lingkungan yang tercemar diupayakan untuk menjadi asri kembali. Oleh

karena itu tenaga pendidik dan kependidikan harus proaktif memantau dan

memberdayakan warga sekolah, baik pedagang maupun pendatang yang

sering datang kesekolah atau yang belum pernah mengunjungi sekolah.

Pendekatan secara proaktif menjangkau warga sekolah disebut sebagai

sekolah peduli warga sekolah, jadi bisa kita katakan bahwa sekolah peduli

93

warga sekolah adalah implementasi dari fungsi pemberdayaan warga

sekolah dalam mewujudkan budaya hidup sehat dilingkungan sekolah.

Sekolah peduli warga sekolah berbudaya kehidupan yang sehat

dalam mewujudkan budaya kesehatan dilingkungan sekolah. Sebagai salah

satu pendekatan yang bisa digunakan untuk mencapai visi sekolah

berwawasan budaya hidup sehat/manusia seutuhnya menjunjung tinggi

akhlakul karimah dan budaya kesehatan lingkungan, pada khususnya serta

Indonesia sehat dan berakhlak mulia pada umumnya.

b. Konsep sekolah peduli kehidupan berbudaya hidup sehat

Konsep sekolah peduli hidup sehat adalah sekolah yang aktif

mendeteksi, memantau dan meningkatkan akhlakul karimah dan kesehatan

dilingkungan sekolah, pada SMP Negeri 11 Banjarmasin terhadap

interaksi kehidupan yang berbudi pekerti luhur dan berbudaya dalam

kehidupan yang sehat di intrepetasikan sebagai berikut :

1. Tingkat kesadaran dan peran serta warga sekolah terhadap harmonisasi

kehidupan dalam pemeliharaan lingkungan selalu dimulai dari hal

terkecil seperti menjaga kebersihan diri.

2. Warga sekolah, terutama tenaga pendidik/kependidikan dalam

berperilaku menjadi teladan dalam berinteraksi sosial disekolah

3. Penyimpangan perilaku pada umumnya akibat kurangnya rasa

memiliki dan tanggung jawab warga sekolah.

4. Hak dan kewajiban warga sekolah terhadap pola hidup terpuji terutama

dalam pengelolaan budaya hidup sehat terus dioptimalkan.

94

5. Peran aktif kepala sekolah juga dinas terkait selalu meningkatkan

koordinasi, komunikasi dan saling toleransi dalam mengelola budaya

hidup sehat dilingkungan sekolah.

c. Ciri sekolah peduli kehidupan berbudaya sehat

Ciri sekolah peduli berbudaya hidup sehat ditandai dengan sekolah

yang memandang kesehatan lingkungan sekolah sebagai satu kesatuan

dan sebagai penjabaran dari budaya kehidupan yang sehat disekolah atas

kesadaran dari dirinya sendiri, sekolah yang memberlakukan warga

sekolah sebagi mitra pembangunan berwatak terpuji terutama terhadap

budaya hidup sehat itu sendiri, dan memandang warga sekolah bukan lagi

objek tetapi sekaligus sebagai subjek yang dapat membangkitkan potensi

dirinya, sehingga mampu mengatasi masalah dirinya sendiri, kesehatan

warga sekolah termasuk lingkungannya. Sekolah yang pola interaksinya

bukan sekedar melayani, tetapi memberdayakan warga sekolah agar

berperilaku sehat didalam lingkungan yang sehat, sekolah yang secara

pro-aktif mendeteksi, memantau dan meningkatkan kesehatan jasmani

dan rohani tiap warga sekolah termasuk lingkungan sekolah. Dan di SMP

Negeri 11 Banjarmasin untuk masalah kordinasi, informasi, singkronisasi

tidak ada hambatan.

b. Faktor penghambat manajemen budaya hidup sehat di SMP Negeri

11 Banjarmasin

Berdasarkan kondisi dan situasi yang objektif dalam pelaksanaan

penelitian sebagaimana dikemukakan dalam temuan penelitian dalam

95

memanajemen budaya hidup sehat di SMP Negeri 11 Banjarmasin

diusahakan secara maksimal walaupun dalam pengelolaannya terdapat

beberapa hambatan sebagaimana berikut: Masalah-masalah yang

dihadapi penyelenggara Sekolah dalam pengelolaan budaya hidup sehat

di lingkungan SMP Negeri 11 Banjarmasin dihadapkan terhadap

penanganan masalah perilaku kehidupan warga sekolah yang kurang

memiliki kesadaran dan tanggung jawab baik terhadap diri dan

lingkungannya dalam mewujudkan kehidupan yang sehat, hal ini

disampaikan ibu qamariyah, sesuatu yang baru bagi anak didik akan

membuat dia suka memain-mainkan seperti tersedianya westaple disetiap

depan kelas membuat anak keseringan menggunakan secara berlebihan

sehingga dapat membuat sarana yang tersedia cepat mengalami

kerusakan, kemudian pedagang yang tidak mendukung budaya hidup

sehat seperti adanya pedagang diluar lingkungan sekolah, yang menjual

bahan makanan yang tidak sehat dan tidak memperhatikan dengan

sampah dagangannya sehingga waktu pagi peserta didik yang diharapkan

sudah sarapan dirumah atau kantin sehat memilih makan secara cepat apa

yang tersedia dilingkungan sekolahnya sehingga ada yang merasakan

sakit pada saat pembelajaran dimulai.

Pembinaan dan pengembangan budaya kehidupan yang sehat

dalam mewujudkan budaya kesehatan lingkungan sekolah merupakan

upaya meningkatkan pendidikan dan kesehatan lingkungan sekolah yang

dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggung

96

jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan dan

membimbing untuk menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip

hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari terutama peserta didik dengan

harapan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar.

Untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki

derajat kesehatan lingkungan sekolah secara optimal diperlukan sumber

daya yang memadai dan manajemen pembinaan serta pengembangan

yang fleksibel dan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.

3. Langkah strategis Manajemen Budaya hidup yang sehat

Berkaitan dengan strategi manajemen budaya hidup sehat di

interpretasikan sebagai berikut:

a. Perencanaan dan Pengendalian

Perencanaan dan Pengendalian budaya hidup sehat di SMP Negeri

11 Banjarmasin, dengan pengembangan sistem tata kerja dan

pengembangan pendidikan karakter terkait dengan budaya hidup

sehat disekolah dan kenyataan pada saat penelitian adalah : sekolah

dalam melakukan langkah-langkah perencanaan yakni analisis

situasi baik terhadap data primer maupun terhadap data sekunder

hanya diberi data yang dijadikan bahan pertimbangan,

mengidentifikasi masalah prioritasnya dilakukan secara nalar,

menentukan tujuan program agar semakin jelas rumusan masalah

penyimpangan perilaku, hal ini dilakukan oleh kepala sekolah,

beserta wakil kepala sekolah, UKS, guru Olah raga, mengkaji

97

hambatan dan kelemahan program untuk mencegah atau mewaspadai

hambatan dalam meningkatkan kehidupan yang sehat terkait budaya

hidup sehat di sekolah sudah melakukan analisis SWOT, menyusun

rencana kerja operasional dilakukan oleh semua pihak.

Proses perencanaan yang terakhir adalah menetapkan

alternatif kegiatan dan sumber daya pendukung. Sehingga perilaku

semua warga sekolah dapat melaksanakan budaya hidup sehat di

lingkungan sekolah di SMP Negeri 11 Banjarmasin sesuai harapan,

perencanaan yang dimiliki diproses secara terencana.

b. Kelembagaan/Pengorganisasian

Dari hasil penelitian diketahui bahwa manajemen budaya

hidup sehat menunjang terwujudnya budaya kesehatan lingkungan

sekolah pada SMP Negeri 11 Banjarmasin tidak terlalu mengalami

kendala, terlihat dari segi kelembagaan yang mencakup masalah

kebijakan kelembagaan. Struktur organisasi sekolah berwawasan

budaya kehidupan yang sehat ternyata sudah dimiliki, adanya

kejelasan para pengelola/penanggungjawab.

Hal tersebut akan memudahkan pelaksanaan pengembangan

dan pembinaan perilaku kehidupan yang sehat dan mewujudkan

budaya kesehatan lingkungan sekolah. Disamping itu sudah

dimilikinya data pokok atau pusat informasi yang dapat

mengidentifikasi masalah-masalah penyimpangan perilaku yang

98

diakibatkan kelalaian warga sekolah, mulai mampunya sekolah

mendeteksi kemungkinan penyimpangan perilaku warga sekolah,

terpenuhinya sarana dan prasarana atau peralatan, sudah serasinya

kerjasama antar warga sekolah juga antar instansi dalam

melaksanakan pengembangan pembinaan perilaku kehidupan, sudah

adanya petunjuk teknis sebagai realisasi dari program manajemen

sekolah berwawasan budaya kehidupan yang sehat.

Manajemen sekolah berwawasan budaya kehidupan yang

sehat memegang peranan penting dalam mewujudkan kesehatan

lingkungan sekolah, terutama pada sekolah standar nasional dan

potensial yang menjalankan delapan standar nasional pendidikan.

Peningkatan pengembangan manajemen sekolah berwawasan budaya

kehidupan yang sehat dan mewujudkan kesehatan lingkungan

sekolah akan membawa dampak meningkatnya kesejahteraan baik

secara fisik maupun spiritual bagi warga sekolah terutama peserta

didik juga masyarakat lingkungan sekitar sekolah.

Sudah dimilikinya sistem informasi tentang sekolah

berwawasan budaya kehidupan yang sehat dalam mewujudkan

budaya kesehatan lingkungan sekolah yang akurat untuk memonitor

secara cepat terhadap ruangan-ruangan yang ada di lingkungan

sekolah serta ruang terbuka hijau yang ada. Hal tersebut digunakan

untuk mengambil keputusan, disamping sebagai informasi. Sistem

informasi tersebut sangat diperlukan untuk manajemen budaya hidup

99

yang sehat terkait saat mulai proses perencanaan, pelaksanaan,

monitoring, evaluasi, dan pengendaliannya dalam rangka mengambil

keputusan atau kebijakan.

c. Pelaksanaaan

Dari hasil temuan penelitian yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan yang sehat terkait budaya kesehatan lingkungan

sekolah di SMP Negeri 11 Banjarmasin sudah memusatkan perhatian

terhadap sumber daya warga sekolah, sehingga interaksi kehidupan

sosial terkait pengelolaan budaya hidup sehat di sekolah bisa

berjalan secara tertib, teratur dan berkesinambungan maka peneliti

interpretasikan bahwa jika budaya hidup sehat di sekolah sudah

mendapat prioritas lebih besar akan berpengaruh juga terhadap

komponen-komponen lainnya maka baik secara fisik, rasa aman,

rasa tertib di lingkungan sekolah akan memberikan manfaat dalam

waktu jangka panjang.

Perilaku dan hubungan antar warga sekolah dalam

mewujudkan budaya hidup sehat di sekolah selalu berusaha untuk

serasi dan seirama. Kemampuan kepala sekolah untuk

mempengaruhi perubahan perilaku tersebut berusaha mengorganisir

sumber daya warga sekolah tersebut.

Memotivasi diri dari tenaga pendidik dan kependidikan untuk

lebih banyak bekerja dan memberi suri tauladan dalam berinteraksi

sosial untuk meningkatkan budaya hidup sehat berusaha diciptakan

100

secara maksimal. Disamping itu kepekaan terhadap permasalahan-

permasalahan penyimpangan perilaku terkait pengelolaan budaya

hidup sehat di lingkungan sekolah sudah dimiliki warga sekolah,

termasuk komitmen untuk pemecahan masalah.

Kesatuan komando dan kesatuan arah serta peningkatan

koordinasi antar kepala sekolah dengan guru/TU, antar guru dengan

TU, antar kepala sekolah dengan komite sekolah terus

dikembangkan sehingga menghindari timbulnya hambatan

komunikasi di lingkungan sekolah juga dengan komunitas di luar

sekolah. Mekanisme komunikasi dijalankan sebaik mungkin.

Pengembangan sistem umpan balik dijalankan secara terkondisi

sehingga tidak menimbulkan perbedaan persepsi dalam menangani

permasalahan dan cara pemecahan tentang penyimpangan perilaku.

Penggunaan media seperti poster, pamplet, spanduk sebagai

penunjang komunikasi baik di lingkungan sekolah maupun dengan

luar sekolah sudah dimanfaatkan secara efektif.

Lahan ruang terbuka hijau dan bernuansa islami merupakan

lahan untuk menambah kenyamanan, kesegaran dan keindahan

lingkungan sekolah. Lahan ruang terbuka tersebut di SMP Negeri 11

Banjarmasin tidak mengalami kendala seiring dengan pemeliharaan

yang selalu dimantapkan terkait dengan peraturan, pengendalian dan

pengawasan.

101

d. Pengawasan

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang berkaitan dengan

pengawasan dapat diinterpretasikan, bahwa pengawasan merupakan

kegiatan akhir dari proses manajemen di SMP Negeri 11

Banjarmasin dalam mengembangkan budaya kehidupan yang sehat

dalam meningkatkan kesehatan lingkungan sekolah sudah

dituangkan dalam bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya

sehingga pengawasan pun mulai berjalan secara teratur dan terarah.

Hal ini dibuktikan dari situasi dan kondisi interaksi

kehidupan sosial pada saat penelitian sudah menampakkan hasil

yang diprogramkan karena dilihat dari kenyataan dalam temuan

penelitian tidak terjadi kesenjangan atau penyimpangan yang

dilakukan warga sekolah dari adanya pengawasan.

Supervisi langsung oleh kepala sekolah terhadap interaksi

kehidupan sosial di sekolah yang dilakukan oleh warga sekolah

dilakukan secara insidental dan terprogram. Disamping itu kepala

sekolah baik secara tertulis maupun lisan dapat menerima laporan

dari warga sekolah, sehingga memiliki bahan atau data untuk

melakukan tindakan preventif, kuratif dan rehabillitasi dan dapat

menganalisanya guna tindakan lebih lanjut. Pengawasan manajerial

budaya hidup yang sehat di SMP Negeri 11 Banjarmasin sudah

menciptakan suasana kerjasama yang terbuka dan harmonis di antara

warga sekolah termasuk dengan kepala sekolah.

102

Pemantauan kegiatan secara teratur sudah merupakan wujud

pelaksanaan pengawasan, sehingga budaya kehidupan yang sehat

yang menunjang budaya kesehatan lingkungan sekolah dapat

memberikan kepuasan baik kepada warga sekolah itu sendiri

maupun kepada pihak lain dapat terpenuhi secara optimal.

4. Keunggulan Manajemen Budaya hidup Sehat di Sekolah

Untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh berkembang

sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik mental, sosial, fisik dan

lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan yang

diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang.

Maka keunggulan manajemen budaya hidup yang sehat dapat peneliti

interpretasikan sebagai berikut: pendidikan kesehatan lingkungan harus

menekankan pada sikap dan perilaku hidup sehat dengan maksud siswa

terutama harus memiliki aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang

direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, dalam kehidupan

sehari-hari.

Pendidikan moral (budi pekerti) sebaliknya di dalam proses

pembelajaran disampaikan secara terpadu dengan mata pelajaran lain.

Termasuk disajikan pula melalui kegiatan ekstrakurikuler. Di samping itu

faktor keteladanan dan dorongan dari tenaga pendidik dan kependidikan di

sekolah, orang tua di rumah, maupun masyarakat mempunyai dampak

positif terhadap keberhasilan pendidikan budi pekerti di sekolah; yang

tidak kalah pentingnya adalah masalah kesinambungan hubungan tenaga

103

pendidik dan kependidikan dan orang tua siswa harus tetap terjaga dengan

baik. Optimalisasi dan akselerasi program pendidikan budi pekerti dalam

mewujudkan budaya kehidupan yang sehat terkait budaya kesehatan

lingkungan sekolah akan menjadi sia-sia jika tidak ditunjang oleh dana

yang memadai, sarana prasarana yang lengkap, serta sumber daya manusia

yang professional dan berkualitas secara terorganisir, terencana dan

berkesinambungan.