31
50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek pemberian treatment ini adalah 12 anak yang hasil pre-testnya menunjukkan skor skala motivasi belajar kategori agak lemah dan lemah. Dari 12 anak dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 6 anak sebagai kelompok eksperimen dan 6 anak sebagai kelompok kontrol. Dalam hal ini kesamaan antara kedua kelompok dapat dilihat dari usia, jenis kelamin, kategori skor motivasi belajar, dan hasil belajar. Tabel 4.1 mendeskripsikan usia dan jenis kelamin anak pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.1 Deskripsi Usia dan Jenis Kelamin Kelompok Eksperimen Dan Kontrol N o Ekspe rimen Usia Jenis Kela- min Motiv asi belaja r Kon trol Usia Jenis Kela- min Motivasi belajar tah un bul an tah un bul an 1. SI 17 6 L L KP 17 6 L L 2. AH 17 6 L AL NE 17 6 L AL 3. RT 17 7 L AL TF 17 7 L AL 4. K 17 7 L L SK 17 7 L L 5. CT 17 7 L L NA 17 7 L L 6. RD 17 6 L L AW 17 6 L L

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14316/4/T1_132012032_BAB IV.pdfOne Way Anova, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan

  • Upload
    hahanh

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

Subyek pemberian treatment ini adalah 12 anak yang hasil pre-testnya

menunjukkan skor skala motivasi belajar kategori agak lemah dan lemah. Dari 12

anak dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 6 anak sebagai kelompok eksperimen dan

6 anak sebagai kelompok kontrol. Dalam hal ini kesamaan antara kedua kelompok

dapat dilihat dari usia, jenis kelamin, kategori skor motivasi belajar, dan hasil

belajar. Tabel 4.1 mendeskripsikan usia dan jenis kelamin anak pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.1 Deskripsi Usia dan Jenis Kelamin Kelompok Eksperimen Dan

Kontrol

N

o

Ekspe

rimen

Usia Jenis

Kela-

min

Motiv

asi

belaja

r

Kon

trol

Usia Jenis

Kela-

min

Motivasi

belajar tah

un

bul

an

tah

un

bul

an

1. SI 17 6 L L KP 17 6 L L

2. AH 17 6 L AL NE 17 6 L AL

3. RT 17 7 L AL TF 17 7 L AL

4. K 17 7 L L SK 17 7 L L

5. CT 17 7 L L NA 17 7 L L

6. RD 17 6 L L AW 17 6 L L

51

Tabel 4.2 Analisis data Usia Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

ANOVA

usia

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 84.500 1 84.500 .487 .495

Within Groups 2777.111 16 173.569

Total 2861.611 17

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0 dengan uji One

Way Anova, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan pada usia antara

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan

asymp sig. 0,495 > 0,05. Dari tabel dapat dilihat bahwa jenis kelamin antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama.

Tabel 4.3 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

No Nama Total Kategori

Eks Kon Eks Kon Eks Kon

1 SI KP 40 40 lemah lemah

2 AH NE 43 43 Agak lemah Agak Lemah

3 RT TF 55 54 Agak Lemah Agak Lemah

4 K SK 34 34 Lemah Lemah

5 CT NA 32 35 Lemah Lemah

6 RD AW 40 40 Lemah Lemah

Keterangan : Eks : Eksperimen

Kon : Kontrol

Dari tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa dalam treatment ini terdapat

12 anak yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 6 anak sebagai kelompok

eksperimen dan 6 anak sebagai kelompok kontrol.

52

Berikut merupakan hasil analisis data perbandingan hasil pretest Skala

motivasi belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji

menggunakan analisis data Mann Whitney.

Tabel 4.4 Hasil Analisis Data Perbandingan Hasil Pre Test Skala Motivasi

Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Pretest Eksperimen 6 6.33 38.00

Kontrol 6 6.67 40.00

Total 12

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0 dengan uji Mann

Whitney, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan sig.(2-tailed)

0,870 > 0,05, walaupun mean rank hasil pre test kelompok eksperimen 6,33 dan

mean rank hasil pre test kelompok kontrol adalah 6,67 karena kondisi pretes

menghasilkan tidak ada perbedaan yang signifikan maka barulah treatment dapat

dilanjut dengan memberikan treatment kepada kelompok eksperimen

Test Statisticsb

Pretest

Mann-Whitney U 17.000

Wilcoxon W 38.000

Z -.164

Asymp. Sig. (2-tailed) .870

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .937

a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

53

Berdasarkan rancangan pemberian treatment dan hasil analisis di atas,

selanjutnya kelompok eksperimen akan diberikan treatment berupa konseling

kelompok gestalt sebanyak 10 kali pertemuan, sedangkan kelompok kontrol tidak

diberikan treatment. Penyusunan topik dalam kegiatan konseling kelompok

gestalt didasarkan pada permasalahan anak yang memiliki motivasi belajar yang

lemah dan agak lemah. Berikut ini program treatment konseling kelompok gestalt:

54

Tabel 4.5 Program Treatment Konseling Kelompok Gestalt

Variabel Sub

variabel

Indikator Topik Materi Strategi

Motivasi Belajar

Suatu dorongan

untuk

melakukan

aktivitas belajar,

mencapai tujuan

untuk

mendapatkan

hasil yang baik

dan

mempertahanka

n perilaku

tersebut

sehingga

muncul

kesenangan

dalam

belajarnya

(Pintrich dalam

Schunk 2012)

1. Pilihan

Tugas

1.1 Lebih

memilih tugas

untuk

dilakukan

mengindikasi

kan area

minat/keberad

aan

motivasinya

1.1.1

Mari memilih

dan

mengutamakan

tugas-tugas.

1.1.1.1

memprioritaskan

tugas-tugas

sekolah terlebih

dulu

a. Tahap Pembentukan

(Pengenalan dan

pengungkapan tujuan,

mebangun kebersamaan)

b. Tahap Peralihan

c. Tahap Pelaksanaan

kegiatan (konseling)

d. menerapkan teknik I take

Responsibility for…

(Saya bertanggung jawab

atas…)

2. Usaha 2.1 Terampil

dalam dalam

mengeluarkan

usaha-usaha

yang diyakini

akan

2.2.1

Miliki usaha

yang tinggi

2.2.2.1

Menumbuh

kembangkan agar

ada kemauan

untuk berusaha

mengerjakan

a. Tahap Pembentukan

(Pengenalan dan

pengungkapan tujuan,

mebangun kebersamaan)

b. Tahap Peralihan

c. Tahap Pelaksanaan

55

meningkatkan

pembelajaran.

2.2.2

Manfaat apabila

kita mau

berusaha secara

maksimal

tugas yang dirasa

susah,

2.2.2.2

Memaksimalkan

adanya rasa ingin

berusaha dalam

mengerjakan

tugas.

kegiatan konseling

Gestalt dengan teknik

pembalikan (reversal

technique (konseling)

d. teknik pembalikan

3. Kegigi

han

dalam

berusa

ha

ketika

belajar

3.1 Berusaha

untuk waktu

yang lebih

lama

terutama

ketika

menghadapi

hambatan-

hambatan.

3.3.1

Kegigihan untuk

terus berusaha

walaupun ada

hambatan yang

harus dihadapi.

3.3.3.1

Cara-cara

menghadapi

kesulitan-

kesulitan ketika

merasa sulit

dalam belajar.

a. Tahap Pembentukan

(Pengenalan dan

pengungkapan tujuan,

mebangun kebersamaan)

b. Tahap Peralihan

c. Tahap Pelaksanaan

kegiatan (konseling)

d. melakukan teknik

Making the rounds

(Membuat Serial)

e. Menyajikan video (usaha

membuahkan hasil yang

maksimal)

f. Latihan

56

4. Prestas

i

4.1 Dapat

meningkatka

n prestasi

pengerjaan

tugas.

4.4.1 Tingkatkan

prestasi

belajarmu

dibalik usaha

dan

kegigihanmu.

4.4.4.1

Menumbuh

kembangkan

keinginan untuk

memilik prestasi

yang tinggi.

Tahap Pembentukan

(Pengenalan dan pengungkapan

tujuan, mebangun kebersamaan)

-Tahap Peralihan

-Tahap Pelaksanaan kegiatan

(konseling)

-latihan

-teknik the rehearsal experiment

(latihan gladiresik)

-Membuat pohon impian untuk

masa depan

Tabel 4.6 Program Pelaksanaaan Treatment Konseling Kelompok Gestalt

No Materi Tujuan Rencana

pelaksa-naan Alokasi waktu

dan pertemuan Bentuk kegiatan

1 Kenali Lebih

dalam

Sesamamu

Anak mampu mengenal

semua anggota kelompok

Siswa mampu dan mau

memulai berbincang -

bincang antar anggota

kelompok

Senin, 21

November

2016

1x45 menit Game

Diskusi

Latihan

2 Membina

Kepercayaan

Anak memiliki kepercayaan

kepada anggota kelompok

Selasa, 22

November

1x45 menit Diskusi

Latihan

57

2016

3 Mari memilih

dan utamakan

tugas-tugasmu

1. Konseli dapat

menemukan informasi

tentang alasan mengapa

perlunya lebih

mengutamakan dan

memilih untuk

mengerjakan tugas-

tugas.

2. Konseli dapat

mempraktekkan untuk

lebih mengutamakan

tugas-tugasnya terlebih

dahulu.

3. Konseli dapat

membedakan apa yang

dirasa ketika

mengutamakan tugas-

tugasnya.

Rabu, 23

November

2016

2x45 menit Games, Konseling Gestalt

dengan menerapkan teknik I take

Responbility for……………(saya

bertanggung jawab atas..)

4 Meningkatkan

perilaku anak

untuk memilih

dan utamakan

tugas-tugasmu

1. Merancang perubahan

yang lebih matang

2. Mengevaluasi hasil

konseling sesuai dengan

tujuannya

Kamis, 24

November

2016

2x45 menit Konseling Kelompok Gestalt

(lebih menekankan teknik I take

responbility for (saya

bertanggung jawab atas….))

5 Miliki usaha

yang tinggi

1. Konseli dapat

menemukan informasi

tentang alasan mengapa

Jumat,25

November

2016

2x45 menit Diskusi, Konseling Gestalt

dengan menerapkan teknik

pembalikan (reversal technique)

58

perlunya usaha dalam

belajar.

2. Konseli dapat

merancang usaha yang

akan dilakukan ketika

mengalami kesusahan

dalam belajar.

3. Konseli dapat

mempraktekan usaha-

usaha ketika mengalami

kesulitan dalam belajar.

Mem-praktikkan peri-laku

secara langsung

6 Meningkatkan

kemauan anak

untuk memiliki

usaha yang

tinggi

1. Merancang perubahan

yang lebih matang

2. Mengevaluasi hasil

konseling sesuai dengan

tujuannya

Sabtu, 26

November

2016

1x45 menit Konseling Gestalt menerapkan

teknik pembalikan

7 Meningkatkan

kegigihan

walaupun ada

hambatan yang

harus dihadapi

1. Konseli dapat

menemukan informasi

tentang alasan mengapa

perlunya kegigihan

dalam belajar.

2. Konseli dapat

memperlihatkan

kegigihannya dalam

belajar.

3. Konseli dapat

mempraktekan untuk

tetap gigih ketika

mengalami kesulitan

dalam belajar.

Senin, 28

November

2016

2x45 menit sharing, games, Konseling

Gestalt dengan penerapan teknik

making the rounds (membuat

serial)

59

8 Meningkatkan

kegigihan

walaupun ada

hambatan yang

harus dihadapi

1. Merancang perubahan

yang lebih matang

2. Mengevaluasi hasil

konseling sesuai dengan

tujuannya

Selasa 29

November

2016

1x45 menit Konseling Gestalt dengan

menerapkan teknik making the

rounds (membuat serial)

9 Tingkatkan

prestasi

belajarmu

dibalik usaha

dan

kegigihanmu

1. Konseli dapat

menemukan informasi

tentang alasan mengapa

perlunya meningkatkan

prestasi belajar.

2. Konseli dapat merasakan

kebanggaan ketika

prestasi belajarnya

meningkat.

3. Konseli dapat

menanggapi ketika

prestasi belajarnya

meningkat.

Rabu, 30

November

2016

2x45 menit Latihan, penugasan (membuat

pohon impian), Konseling

Gestalt dengan menerapkan

teknik latihan gladi resik

(rehearsal experiment)

60

4.2 Pelaksanaan Pemberian treatment

4.2.1 Persiapan penelitian

Persiapan awal penulis meminta izin kepada Koordinator PPA IO-968

secara informal untuk mengadakan penelitian serta menyampaikan maksud dan

tujuan penulis mengadakan penelitian. Setelah mendapatkan izin peneliti meminta

surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang di

tujukan kepada PPA Immanuel IO-968 dan dari pihak Koordinator PPA

memberikan izin untuk melakukan penelitian di PPA Immanuel IO-968.

4.2.2 Laporan dan Evaluasi Pelaksanaan Treatment

Treatment diberikan dengan memberi layanan konseling kelompok

eksperimen sesuai rancangan program yang sudah dibuat oleh peneliti sebanyak 5

sesi dan setiap sesinya dibagi 2 kali pertemuan sehingga terdapat 10 pertemuan.

Waktu pelaksanaan pada jam-jam tertentu sesuai dengan kesepakatan dengan

anggota kelompok. Dua pertemuan khusus dilakukan untuk menciptakan

hubungan anggota kelompok sebelum masuk sesi konseling dan 8 pertemuan

lainnya adalah sesi konseling. Layanan ini dikatakan berhasil apabila kelompok

eksperimen setelah post test menunjukkan peningkatan motivasi belajar dan

hasilnya lebih tinggi dari kelompok kontrol. Sebelum masuk konseling 2 sesi yang

khusus dilakukan untuk menciptakan hubungan anak dalam anggota kelompok

lalu dilanjut ke proses konseling yang dibagi menjadi 8 pertemuan, berikut ada

gambaran dalam setiap pertemuannya :

61

1. Pertemuan pertama hari Senin, 21 November 2016

a. Pembukaan

Kegiatan diawali dengan berdoa terlebih dahulu, lalu dilanjutkan

dengan game “Ini nama dan ciri khasku”. Anak dalam kelompok sudah

saling mengenal satu dengan lain akan tetapi masih ada rasa canggung

antara satu dengan yang lain karena sebelumnya mereka belum pernah

berkumpul menjadi satu kelompok, tetapi game bisa berjalan lancar dan

mereka semua bisa mengikuti.

b. Kegiatan inti

1. Latihan berbicara antar anggota kelompok

Dalam kegiatan ini anak-anak diberikan fasilitas untuk

berbicara satu dengan yang lain dalam anggota kelompok dengan

topik bebas sesuka hati mereka. Anak-anak diminta agar bisa

berbicara tidak hanya dengan 1-2 anak akan tetapi menyeluruh.

2. Latihan menceritakan masalah antar anggota kelompok

Pada kesempatan awal ketika diminta berbicara dengan sesuka

hati topik yang akan mereka bicarakan, mereka belum bisa berbicara

bebas dengan semua anggota mungkin karena masih adanya rasa

canggung. Pada kesempatan selanjutnya anak diberikan kesempatan

untuk berbicara kembali akan tetapi lebih ke masalah yang mereka

alami.

3. Penilaian terhadap dua kegiatan yang telah dilakukan

Rata-rata mereka mengutarakan masih malu-malu untuk

berbicara, karena biasanya hanya sekedar tahu nama saja, ketemu

hanyak menyapa dan tidak pernah berbicara banyak seperti sekarang.

62

Akan tetapi pada kesempatan kedua mereka lebih banyak bicaranya

dan muncul tawa ketika mereka berbica.

c. Penutup

Menurut mereka ketika anak diberikan kesempatan untuk berbicara

mereka masih merasa canggung dan belum bebas, apalagi ketika diminta

untuk berbicara soal masalah yang mereka alami. Mereka merasa malu

karena takut kalau antar anggota menjadi tahu dan dibicarakan di luar

anggota kelompok. Semua anak bisa mengikuti kegiatan dengan baik,

meskipun masih malu-malu mereka sudah berani berbicara satu dengan

yang lain dan beberapa dari mereka ada yang mengungkapkan bahwa

senang apabila bisa berbagi satu dengan yang lain seperti ini. Untuk

pertemuan pertama ini mereka sudah bisa mengikuti kegiatan dengan

cukup baik. Pertemuan diakhiri dengan doa dan berjabat tangan sebagai

tanda perpisahan.

2. Pertemuan kedua hari Selasa, 22 November 2016

a. Pembukaan

Kegiatan diawali dengan berdoa terlebih dahulu, lalu dilanjutkan

dengan game “trust its me”. Dalam game ini mereka terlihat percaya satu

dengan yang lain. Anak dalam kelompok menigkuti game dengan baik.

b. Kegiatan inti

Pada kegiatan ini mereka diminta untuk duduk melingkar tidak

layaknya seperti pertemuan pertama. Masih seperti pada pertemuan

pertama bahwa disini mereka mulai membangun kepercayaan antar

anggota kelompok yaitu dengan cara mereka berbicara kembali berkenaan

dengan masalah yang mereka hadapi. Dalam kegiatan ini anak diminta

63

untuk mencarikan solusi secara bersama untuk masalah yang teman dalam

anggota kelompok alami. Mereka merasa ini pengalaman pertama untuk

mendengar dan mencarikan solusi. Bukan hal yang gampang menurut k.ah

dan k.ct ketika diminta untuk mencari solusi untuk orang lain. Selain itu

sebagian dari mereka merasa takut apabila ada teman dalam kelompok

yang membocorkan masalah mereka. Itu merupakan satu hal wajar, tetapi

masalah keterbukaan merasa termasuk cepat dan mudah untuk saling

menerima, mendengar dan mencoba mencarikan solusi.

c. Penutup

Dibanding pertemuan pertama, intensitas berbicara mereka jauh

lebih banyak dibandingkan pertemuan yang pertama dan mereka sudah

berani mencoba percaya antar anggota kelompok dengan cara mereka

berani menceritakan masalah yang mereka alami. Pertemuan ini dianggap

cukup dan pertemuan kedua diakhiri dengan doa lalu berpisah satu dengan

yang lain.

3. Pertemuan ketiga dan keempat hari Rabu, 23 November 2016 dan

Kamis, 24 November 2016

a. Menciptakan Hubungan

Pada tahap menciptakan hubungan ini antar anggota kelompok

diajak untuk lebih dekat satu sama lain dengan saling bertanya kabar antar

satu dengan yang lain. Meskipun sudah dua pertemuan dilakukan untuk

menciptakan hubungan, sebelum melakukan konseling menciptakan

hubungan dirasa cukup penting untuk meningkatkan rasa memiliki dan

kenyamanan dalam kelompok. Peneliti juga melihat kesiapan anak untuk

64

memasuki sesi konseling. Setelah siap sesi konseling segera dimulai.

Karena ini sesi konseling pertama, peneliti kembali menanyakan sejauh

mana pemahaman anak terhadap konseling kelompok yang akan diikuti.

b. Identifikasi masalah

Anak melakukan identifikasi masalah yang berkaitan dengan

motivasi belajar dengan membahas jawaban beberapa item instrumen yang

termasuk pilihan tugas dalam kelompok. Setelah satu sama lain saling

menceritakan jawaban mereka juga berbagi cerita berkenaan dengan yang

pernah mereka alami. Tahap ini juga akan menentukan masalah siapa yang

akan dibahas terlebih dahulu dilihat dari seberapa sering masalah itu

muncul bagi masing-masing anak.

c. Merancang perubahan

Pada tahap ini, anggota kelompok membahas masalah k.ah terlebih

dahulu dengan membantu k.ah untuk menemukan solusi atas masalahnya.

K.ah memiliki persoalan berkenaan dengan pilihan tugas yang paling

sering muncul dibanding dengan yang lain terlebih dahulu lalu dilanjut ke

k.ct terus ke k.rd baru k.rt, dan k.si. Pada tahap ini anggota kelompok

menceritakan masalahnya lebih mendalam lalu diselesaikan secara

bersama dengan anggota kelompok lain sampai semuanya selesai hingga

k.ah.

d. Penerapan Teknik Konseling Gestalt

Untuk penerapan teknik konseling gestalt tidak hanya pada tahap

ini tetapi dilakukan selama sesi konseling, hanya saja pada tahap

65

merancang perubahan teknik lebih banyak dipakai. Teknik yang dipakai

pada sesi ini adalah I take responbility (saya bertanggung jawab atas…)

e. Memonitor Perkembangan

Memonitor perkembangan ini dilakukan dengan penilaian berjalan

terhadap perilaku anak sampai sesi konseling ini selesai.

f. Terminasi

1. Evaluasi proses (pilihan tugas)

Konseling berjalan dengan lancar, semua anggota kelompok berperan aktif

selama konseling dan mulai terbuka satu sama lain. Anak mengikuti

konseling dari awal sampai selesai 2 hari berturut-turut untuk masalah

pilihan tugas dengan baik. Selain itu, anak dan peneliti akan merancang

pertemuan selanjutnya. Diakhiri dengan doa penutup, dan perpisahan.

g. Evaluasi Hasil dan Dampak

1. Evaluasi Hasil

Dari beberapa pertanyaan yang diajukan anak yang mengikuti

konseling bisa menjawab semua terutama dalam mengenali dan

keinginan untuk lebih semangat menyelesaikan tugas, bertanggung

jawab atas tugas yang dikerjakan, bekerja keras untuk belajar demi

mendapatkan nilai yang bagus dan konsisten dengan jadwal yang

sudah dibuat.

2. Dampak

Menurut 6 anak yang mengikuti konseling, mereka sudah merasakan

perubahan walaupun hanya sedikit terutama dalam berusaha

meningkatkan motivasi belajar mereka. Mereka menganggap pasti

66

susah tapi mereka mau untuk meningkatkan motivasi belajar demi

meningkatkan hasil belajar mereka.

4. Pertemuan kelima dan keenam hari Jumat, 25 November 2016 dan

Sabtu, 26 November 2016

a. Membina Hubungan

Pada tahap ini seperti biasa diawali dengan doa lalu peneliti

mengajak anak untuk saling menanyakan kabar, menanyakan hal apa yang

didapatkan pada pertemuan sebelumnya, menanyakan apakah sudah

mencoba melakukan apa yang didapat atau belum lalu peneliti akan

melihat kesiapan anak untuk memasuki sesi konseling. Setelah siap sesi

konseling segera dimulai.

b. Identifikasi masalah

Anak melakukan identifikasi masalah yang berkaitan dengan

motivasi belajar dengan membahas jawaban beberapa item instrumen

yang termasuk usaha dalam mengerjakan tugas yang diberikan dalam

kelompok. Setelah satu sama lain saling menceritakan jawaban mereka

juga berbagi cerita berkenaan dengan yang pernah mereka alami

berkenaan dengan usaha-usaha yang mereka lakukan. Tahap ini juga

akan menentukan masalah siapa yang akan dibahas terlebih dahulu

dilihat dari seberapa sering masalah itu muncul bagi masing-masing

anak.

c. Merancang perubahan

Pada tahap ini, anggota kelompok membahas masalah k.k terlebih

dahulu dengan membantu k.k untuk menemukan solusi atas masalahnya.

K.k memiliki persoalan berkenaan dengan usaha dalam mengerjakan

67

tugas yang diberikan yang paling sering di alami dibanding dengan yang

lain terlebih dahulu lalu dilanjut ke k.rt terus ke k.ah, k.si, k.rd lalu k.ct.

Pada tahap ini anggota kelompok menceritakan masalahnya lebih

mendalam lalu diselesaikan secara bersama dengan anggota kelompok

lain sampai semuanya selesai hingga benar-benar clear.

d. Penerapan Teknik Konseling Gestalt

Untuk penerapan teknik konseling getalt tidak hanya pada tahap ini

tetapi dilakukan selama sesi konseling, hanya saja pada tahap

merancang perubahan teknik lebih banyak dipakai. Teknik yang dipakai

pada sesi ini adalah pembalikan (reversal technique)

e. Memonitor Perkembangan

Memonitor perkembangan ini dilakukan dengan penilaian berjalan

terhadap perilaku anak sampai sesi konseling ini selesai dan mereka

benar-benar merasaka ada perbubahan yang mereka rasakan dan ingin

mereka lakukan

f. Evaluasi Hasil dan Dampak

1. Evaluasi Hasil

Anak lebih mengerti adanya pengaruh yang akan dirasakan apabila

anak mau lebih usaha ketika belajar ataupun menghadapi kesulitan saat

mengerjakan tugas, anak-anak juga lebih bisa terbuka satu dengan yang

lain baik ketika menceritakan masalah yang dialami ataupun ketika

mencoba memberikan solusi untuk teman-teman dalam anggota.

68

2. Evaluasi Dampak

Mereka sudah merasakan perubahan lebih lagi ketika mendapatkan

hal yang baru lagi untuk mendukung mereka dalam meningkatkan

motivasi belajar mereka, karena menurut mereka untuk meningkatkan

motivasi belajar itu tidak gampang apalagi mereka merasa sudah terbiasa

dengan kebiasaan kurang baik mereka.. Sudah ada beberapa yang mulai

diterapkan dan ada yang mengulang kembali hal yang dulunya pernah

diterapkan berhubungan dengan usaha belajar mereka. Mereka itu

menyadari kalau mereka tidak akan berkembang kalau tidak ada

perubahan, maka dari itu melalui konseling ini mereka menjadi lebih

mengerti pengaruh adanya motivasi belajar pada diri mereka.

g. Terminasi

Tahap ini anak akan menyimpulkan apa saja yang diperoleh selama

konseling. Selain itu, anak dan peneliti akan merancang pertemuan

selanjutnya. Diakhiri dengan doa penutup, dan perpisahan.

5. Pertemuan ketujuh dan kedelapan hari Senin, 28 November 2016 dan

Selasa, 29 November 2016

a. Membina Hubungan

Pada tahap ini seperti biasa diawali dengan doa lalu peneliti

mengajak anak untuk saling menanyakan kabar, menanyakan hal apa yang

didapatkan pada pertemuan sebelumnya, menanyakan apakah sudah

mencoba melakukan apa yang didapat atau belum lalu peneliti akan melihat

kesiapan anak untuk memasuki sesi konseling. Setelah siap sesi konseling

segera dimulai.

69

b. Identifikasi masalah

Anak melakukan identifikasi masalah yang berkaitan dengan

motivasi belajar dengan membahas jawaban beberapa item instrumen yang

termasuk dalam kegigihan ketika belajar yang diberikan dalam kelompok.

Setelah satu sama lain saling menceritakan jawaban mereka juga berbagi

cerita berkenaan dengan yang pernah mereka alami berkenaan dengan

kegigihan ketika belajar. Tahap ini juga akan menentukan masalah siapa

yang akan dibahas terlebih dahulu dilihat dari seberapa sering masalah itu

muncul bagi masing-masing anak.

c. Merancang perubahan

Pada tahap ini, anggota kelompok membahas masalah k.si lebih

dalam terlebih dahulu pada pertemuan ini.. K.si memiliki persoalan

berkenaan dengan adanya sikap gigih ketika belajar yang paling sering di

alami dibanding dengan yang lain terlebih dahulu lalu dilanjut. Pada tahap

ini anggota kelompok menceritakan masalahnya lebih mendalam lalu

diselesaikan secara bersama dengan anggota kelompok lain sampai

semuanya selesai hingga benar-benar clear.

d. Penerapan Teknik Konseling Gestalt

Untuk penerapan teknik konseling getalt tidak hanya pada tahap ini

tetapi dilakukan selama sesi konseling, hanya saja pada tahap merancang

perubahan teknik lebih banyak dipakai. Teknik yang dipakai pada sesi ini

adalah membuat serial (making the rounds)

70

e. Memonitor Perkembangan

Memonitor perkembangan ini dilakukan dengan penilaian berjalan

terhadap perilaku anak sampai sesi konseling ini selesai dan mereka benar-

benar lebih merasakan bahwa ada perubahan yang mereka rasakan dan ingin

mereka lebih yakin mereka ingin menanamkan motivasi belajar pada diri

mereka.

f. Evaluasi Hasil dan Dampak

1. Evaluasi Hasil

Anak lebih mengerti adanya pengaruh yang akan dirasakan apabila

anak bisa memanfaatkan waktu dengan baik dan mau berjuang dengan

kegigihan yang ekstra ketika menghadapi kesulitan saat belajar ataupun

mengerjakan tugas.

2. Evaluasi Dampak

Mereka sudah merasakan perubahan lebih lagi ketika mendapatkan

hal yang baru lagi untuk mendukung mereka dalam meningkatkan

motivasi belajar mereka, karena menurut mereka untuk meningkatkan

motivasi belajar itu akan semakin mudah apabila ada orang-orang disekitar

mau mendukung, memberikan masukan dan memiliki rasa perhatian untuk

maju bersama. terdapat beberapa yang mulai menerapkan hal-hal yang

mereka dapatkan selama beberapa pertemuan. Semangat mereka,

keterbukaan mereka, dan dukungan mereka dalam kelompok lebih mereka

keluarkan antar satu dengan yang lain.Mereka merasa bahwa lebih nyaman

dengan kelompok yang ada saat ini..

71

g. Terminasi

Tahap ini anak akan menyimpulkan apa saja yang diperoleh selama

konseling. Selain itu, anak dan peneliti akan merancang pertemuan

selanjutnya. Diakhiri dengan doa penutup, dan perpisahan.

6. Pertemuan kesembilan dan kesepuluh hari Rabu, 30 November 2016

dan Kamis, 1 Desember

a. Membina Hubungan

Pada tahap ini seperti biasa diawali dengan doa lalu peneliti

mengajak anak untuk saling menanyakan kabar, menanyakan hal apa yang

didapatkan pada pertemuan sebelumnya, menanyakan apakah sudah

mencoba melakukan apa yang didapat hingga pertemuan ke 8 atau belum

lalu peneliti akan melihat kesiapan anak untuk memasuki sesi konseling.

Setelah siap sesi konseling segera dimulai.

b. Identifikasi masalah

Anak melakukan identifikasi masalah yang berkaitan dengan prestasi

ke depan apa yang mereka impikan dengan membahas jawaban beberapa

item instrumen yang termasuk dalam prestasi belajar yang diberikan dalam

kelompok. Setelah satu sama lain saling menceritakan jawaban mereka juga

berbagi cerita berkenaan tujuan belajar mereka mau di bawa kemana.

c. Merancang perubahan

Pada tahap ini, anggota kelompok lebih membahas bagaimana

perubahan ke depan yang akan mereka lakukan dengan mereka membuat

pohon impian sebagai pedoman mereka dalam melakukan perubahan serta

peningkatan motivasi belajar mereka.

72

d. Penerapan Teknik Konseling Gestalt

Untuk penerapan teknik konseling getalt tidak hanya pada tahap ini

tetapi dilakukan selama sesi konseling, hanya saja pada tahap merancang

perubahan teknik lebih banyak dipakai. Teknik yang dipakai pada sesi ini

adalah latihan gladi resik (rehearsal experiment).

e. Memonitor Perkembangan

Memonitor perkembangan ini dilakukan dengan penilaian berjalan

terhadap perilaku anak sampai sesi konseling ini selesai dan bagaimana

mereka menjalankan setiap hal dalam mendukung motivasi belajar mereka ,

selain itu bagaimana mereka mempraktekan pohon impian yang mereka

buat untuk prestasi yang mereka impikan dibalik motivasi belajar yang

mereka ingin tanamkan pada diri mereka masing-masing.

f. Evaluasi Hasil dan Dampak

1. Evaluasi Hasil

Anak lebih merasakan bahwa prestasi akan mengikuti apabila mereka

bisa memiliki motivasi belajar yang kuat agar mereka dapat menentukan

tujuan belajar mereka, memiliki arah dan tujuan yang jelas dan adanya

kemauan untuk meningkatkan hasil belajar mereka.

3. Evaluasi Dampak

Mereka lebih mengerti apa dan bagaimana yang harus dilakukan ketika

ingin memiliki motivasi belajar yang tinggi dan bagaimana

menghadapinya ketika ada tantangan atau kesulitan yang mereka

hadapi setelah mengikuti konseling kelompok hingga pertemuan

terakhir ini.

73

h. Terminasi

Tahap ini anak akan menyimpulkan apa saja yang diperoleh selama

konseling hingga pertemuan terakhir ini, lalu merancang apa yang akan

dilakukan untuk ke depan, apabila sudah di tutup dengan doa dan pulang.

4.2.3 Test Akhir (Post test)

Post test dilaksanakan pada Sabtu, 3 Desember 2016 dengan menyebarkan

skala motivasi belajar yang berjumlah 26 item pernyataan pada subjek penelitian,

yaitu 12 anak PPA Immanuel IO-968 kelompok usia 12-19 tahun. Enam anak

pada kelompok eksperimen dan Enam anak pada kelompok kontrol. Tabel 4.7 di

bawah ini akan dijelaskan mengenai skor pre test dan post test skala motivasi

belajar kelompok eksperimen.

Tabel 4.7 Hasil Pre Test dan Post Test Skala Motivasi Belajar Kelompok

Eksperimen

No Nama Total Kategori

Eks Eks pretest posttest pretest Posttes

1 SI SI 40 85 Lemah AgakKuat

2 AH AH 43 77 Agak Lemah AgakKuat

3 RT RT 55 73 Agak Lemah AgakKuat

4 K K 34 90 Lemah Kuat

5 CT CT 32 72 Lemah AgakKuat

6 RD RD 40 87 Lemah Kuat

Jml 6 6

Keterangan : Eks : Eksperimen

Dari tabel 4.7diketahui bahwa terdapat peningkatan skor motivasi belajar pada

masing-masing subjek pemberian treatment pada kelompok eksperimen. Skor

skala motivasi belajar pre test kelompok eksperimen menyatakan bahwa 6 subjek

pemberian treatment merupakan anak yang memiliki motivasi belajar Lemah

74

yaitu skor antara 26-40 dan agak lemah yaitu skor antara 41-55. Sedangkan pada

hasil post test skala motivasi yang telah disebarkan, diketahui skor skala motivasi

masing-masing anak meningkat, yakni kedalam kategori kuat yaitu skor 86-100

dan kategori agak kuat 71-85. Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa ada 2 anak pada

kategori kuat dan 4 anak pada kategori agak kuat. Hasil pre test dan post test

kelompok eksperimen akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Mann

Whitney. Analisis data menggunakan Statistical Product and Service Solution for

Windows (SPSS) versi 16.

Tabel 4.8 Hasil Analisis Data Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test

Skala Motivasi Belajar Pada Kelompok Eksperimen

Ranks

hasil N Mean Rank Sum of Ranks

skor pretest 6 3.50 21.00

posttest 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

skor

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.317

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002

a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: hasil

75

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa

terdapat peningkatan pada mean rank hasil pre test dan post test skala motivasi

belajar pada kelompok eksperimen. Mean rank hasil pre test adalah 3,50,

sedangkan mean rank post test motivasi belajar adalah 9,50. Mean rank hasil post

test skala motivasi belajar lebih besar dibanding hasil pre test skala motivasi

belajar pada kelompok eksperimen.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa ada peningkatan

yang signifikan antara hasil pre test dan post test skala motivasi belajar pada

kelompok eksperimen. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig (2-tailed)

hasil analisis berjumlah 0.001 < 0.050.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis Data Observasi

Observasi yang dilakukan selama proses konseling dapat dilihat dari awal

pertemuan, lalu selama konseling berlangsung dan evaluasi di akhir

konseling dan pertemuan selanjutnya dengan waktu yang sudah di

tentukan. Di setiap pertemuan dijelaskan bahwa setiap anggota mengalami

perkembangan yang mengarah ke perubahan, hal ini dilihat dan dibuktikan

dalam monitoring perkembangan. Monitoring perkembangan ini lebih

khusus melihat perubahan yang terlihat yaitu sikap anak saat bertemu di

setiap sesinya. Dalam setiap pertemuan dan konseling perubahan yang

terjadi pada setiap anak tidak sama. Ada yang mengalami perubahan yang

cepat tetapi ada pula yang pelan-pelan akan tetapi menuju pergerakan

meningkat.

76

Observasi ini diperkuat lagi dengan pernyataan-pernyataan yang

dilontarkan oleh setiap anggota kelompok dari awal kita berkumpul hingga

akhir pertemuan. Mereka benar-benar merasakan adanya perubahan

menjadi lebih semangat dan timbulnya kemauan untuk belajar. Mereka

merasakan adanya keinginan untuk lebih semangat lagi dalam belajar saat

mulai memasuki pertemuan yang ke 6 hingga pertemuan terakhir karena di

pertemuan 6, 7, 8, 9, dan 10 mereka lebih ke penugasan jadi mereka

merasa bahwa harus ada perubahan apabila prestasiku ingin meningkat.

Selain itu anak-anak juga mengungkapkan bahwa lebih mengerti bahwa

ketika memiliki motivasi belajar terdapat efek yang baik untuk jangka

panjangnya.

4.3.2 Analisis Data Skala Motivasi Belajar

Analisis data menggunakan teknik analisis Mann Whitney. Data yang

dianalisis adalah data skor post test skala motivasi belajar pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.9 merupakan perbandingan hasil post test motivasi belajar pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.9 Tabel Perbandingan Hasil Post Test Motivasi Belajar Pada

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok eksperimen Kelompok kontrol

No Nama Skor Kategori No. Nama Skor Kategori

1 SI 85 Kuat 1 KP 40 Lemah

2 AH 77 Agak Kuat 2 NE 43 Agak Lemah

3 RT 73 Agak Kuat 3 TF 54 Agak Lemah

4 K 90 Kuat 4 SK 34 Lemah

5 CT 72 Agak Kuat 5 NA 35 Lemah

6 RD 87 Kuat 6 AW 40 Lemah

77

Berikut merupakan hasil analisis data perbandingan hasil post test Skala

motivasi belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji

menggunakan analisis data Mann Whithey.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Data Perbandingan Hasil Post Test Skala Motivasi

Belajar Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

posttest eksperimen 6 9.50 57.00

kontrol 6 3.50 21.00

Total 12

Test Statisticsb

Posttest

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -2.887

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .002

a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa

terdapat perbedaan antara mean rank kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol. Setelah diberikan treatment berupa konseling kelompok gestalt pada

kelompok eksperimen, mean rank hasil skala motivasi belajar pada kelompok

eksperimen sebesar 9,50. Sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak

mendapatkan treatment berupa konseling kelompok gestalt, mean rank hasil skala

motivasi belajar pada kelompok kontrol sebesar 3.50. Sehingga, mean rank hasil

78

skala motivasi belajar kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan mean rank

hasil skala motivasi belajar kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara hasil skala motivasi belajar kelompok eksperimen dengan hasil

skala motivasi belajar kelompok kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil

Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.004 < 0.050.

4.4 Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah “Konseling kelompok Gestalt

dapat meningkatkan motivasi belajar anak PPA Immanuel IO-968 kelompok usia

12-19 tahun.”.

Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil post test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-

tailed) sebesar 0.004 < 0.050 sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan

antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu,

terjadi peningkatan motivasi belajar yang signifikan pada kelompok eksperimen,

dibuktikan dengan hasil analisis data hasil pre test 3,50 dan post test kelompok

eksperimen 9,50 dengan demikian hasil mean rank meningkat 6,00 sehingga

dinyatakan signifikan. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka hipotesis

yang diajukan peneliti dapat diterima.

4.5 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama lima bulan, sebelum peneliti

melaksanakan penelitian peneliti terlebih dahulu melakukan pra penelitian untuk

mengetahui motivasi belajar pada anak PPA Immanuel kelompok usia 12-19

79

tahun. Setelah diketahui bahwa motivasi belajar anak PPA Immanuel kelompok

usia 12-19 tahun pada kategori Lemah dan Agak Lemah yaitu sebanyak 60%

selanjutnya peneliti mengambil 12 anak yang selanjutnya dibagi menjadi dua

kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang

berjumlah 6 anak pada setiap kelompoknya. Setelah mendapatkan 12 anak untuk

dibagi dalam kelompok kontrol dan eksperimen, peneliti memberikan layanan

konseling kelompok gestalt kepada kelompok eksperimen untuk mengetahui

apakah layanan konseling kelompok gestalt dapat meningkatkan motivasi belajar,

setelah diberikan layanan konseling kelompok gestalt oleh peneliti hasil penelitian

tersebut sebagai berikut. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil

mean rank kelompok eksperimen sebesar 9,50 dan mean rank kelompok kontrol

sebesar 3,50 dengan P= 0,004 < 0,050 sehingga ada peningkatan dan perbedaan

yang signifikan antara kelompok eksperimen yang mendapatkan layanan

konseling kelompok gestalt dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan

layanan konseling kelompok gestalt.

Hal ini bisa berhasil karena anak-anak pada kelompok eksperimen yang

diberikan layanan konseling kelompok gestalt ada perubahan mulai dari

pertemuan ke 4 hingga 10 dan mereka antusias untuk mengikuti hingga akhir

treatment. Selain itu ada komitmen dari mereka ingin lebih rajin dan semangat

dalam belajar setelah membuat pohon impian di pertemuan terakhir. Dalam setiap

sesi pertemuan tidak ada satu pun yang membolos, mereka benar-benar memiliki

antusias yang tinggi dan disetiap pertemuan anak-anak semakin hari semakin

lebih berani untuk mengeluarkan pendapat dan gagasan, lebih berani

80

mengungkapkan solusi-solusi untuk teman-temannya dan mereka tidak ada rasa

canggung, minder ataupun tidak semangat ketika treatment berlangsung.

Kelompok eksperimen sebagian besar memiliki keinginan untuk berubah

dan memiliki kesadaran bahwa apa yang mereka lakukan itu salah sehingga ingin

merubah pola pikir, ingin lebih semangat, mau bertanggung jawab atas perasaan,

dan mau lebih berusaha ketika belajar ataupun mengerjakan tugas yang

didapatkan. Apa yang kelompok eksperimen ingin lakukan sama seperti halnya

tujuan dasar dari pendekatan gestalt adalah agar konseli mencapai kesadaran

tentang apa yang mereka rasakan dan lakukan serta belajar bertanggung jawab

atas perasaan, pikiran dan tindakan sendiri (Corey, 198, p. 120)