26
55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian Infusa Daun Murbei (Morus alba L.) Terhadap Histologi Glomerulus Tikus Putih (Rattus norvegicus) Hasil Penelitian pengaruh infusa daun murbei (Morus alba L.) terhadap gambaran histologi glomerulus ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) diabetes mellitus kronik menggunakan mikroskop komputer dengan perbesaran 400x yang ditunjukkan pada gambar 4.1. Gambaran histologi glomerulus ginjal tikus putih mulai dari K- (kontrol negatif) yang tidak mengalami kerusakan yaitu selnya masih normal dan padat sehingga penurunan jumlah sel dan pelebaran jarak antara kapsul bowman tidak terjadi. Jarak antara kapsula bowman dan glomerulus adalah 30,2 μm, ini berarti jaraknya masih normal. Berbeda dengan K+ (kontrol positif) yang diinduksi aloksan, glomerulusnya telah mengalami kerusakan, diantaranya glomerulus mengalami penurunan jumlah sel sehingga terjadi pelebaran jarak antara glomerulus dan kapsul bowman yang mencapai 221,7 μm, hal ini terjadi karena sel-sel dalam jaringan glomerulus selnya mulai menghilang sehingga terjadi pelebaran jarak dan glomerulus terlihat menyusut. Kerusakan lain yang terlihat yaitu telah terjadi tahap kerusakan pada inti, piknosis dan karioreksis. Pada pemberian perlakuan infusa daun murbei kelompok P1 terlihat masih terdapat pelebaran jarak antara kapsul bowman dan glomerulus yang mencapai 138,5 μm, inti piknosis dan karioreksis. P2 juga masih terjadi pelebaran jarak antara kapsul bowman dan glomerulus (104,1 μm), inti piknosis dan karioreksis. P3 sudah mengalami penurunan jarak yang mencapai 57.7 μm dan masih terdapat inti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh Pemberian Infusa Daun Murbei (Morus alba L.) Terhadap

Histologi Glomerulus Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Hasil Penelitian pengaruh infusa daun murbei (Morus alba L.) terhadap

gambaran histologi glomerulus ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) diabetes

mellitus kronik menggunakan mikroskop komputer dengan perbesaran 400x yang

ditunjukkan pada gambar 4.1.

Gambaran histologi glomerulus ginjal tikus putih mulai dari K- (kontrol

negatif) yang tidak mengalami kerusakan yaitu selnya masih normal dan padat

sehingga penurunan jumlah sel dan pelebaran jarak antara kapsul bowman tidak

terjadi. Jarak antara kapsula bowman dan glomerulus adalah 30,2 µm, ini berarti

jaraknya masih normal. Berbeda dengan K+ (kontrol positif) yang diinduksi

aloksan, glomerulusnya telah mengalami kerusakan, diantaranya glomerulus

mengalami penurunan jumlah sel sehingga terjadi pelebaran jarak antara

glomerulus dan kapsul bowman yang mencapai 221,7 µm, hal ini terjadi karena

sel-sel dalam jaringan glomerulus selnya mulai menghilang sehingga terjadi

pelebaran jarak dan glomerulus terlihat menyusut. Kerusakan lain yang terlihat

yaitu telah terjadi tahap kerusakan pada inti, piknosis dan karioreksis. Pada

pemberian perlakuan infusa daun murbei kelompok P1 terlihat masih terdapat

pelebaran jarak antara kapsul bowman dan glomerulus yang mencapai 138,5 µm,

inti piknosis dan karioreksis. P2 juga masih terjadi pelebaran jarak antara kapsul

bowman dan glomerulus (104,1 µm), inti piknosis dan karioreksis. P3 sudah

mengalami penurunan jarak yang mencapai 57.7 µm dan masih terdapat inti

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

56

piknosis dan karioreksis. P4 sudah mengalami perbaikan sel dengan jarak 38,3 µm

dan inti piknosis. Namun pada P4 ini kerusakannya paling sedikit.

Gambar 4.1 Hasil Pengamatan Preparat Histologi Glomerulus Tikus putih (Rattus

norvegicus) (K-) kontrol negatif, (K+) kontrol positif, P1, P2, P3 dan P4 dengan

perbesaran 400x. Keterangan: K- tidak ada kerusakan. (a) sel normal (b) inti

piknosis (c) inti karioreksis (d) jarak antara kapsula bowman dan glomerulus

semakin menjauh.

d

c

d

c

b

d

c

b

c

b

b

b

a b

30,2 µm

K- K+

221,7 µm

135,8 µm

P1

P4 P3

P2

38,3 µm

57,7 µm

104,1 µm

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

57

Hasil pengamatan mikroskopik glomerulus tikus putih (Rattus norvegicus

terlihat terlihat terdapat kerusakan pada jaringan glomerulus. Rata-rata nilai

kerusakan histologi glomerulus yang diberi perlakuan infusa daun murbei (Morus

alba L) dengan P1 (400 mg/kg BB), P2 (600 mg/kg BB), P3 (800 kg/kg BB) dan

P4 (1000 mg/kg BB) dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Diagaram batang pengaruh pemberian infusa daun murbei (Morus alba L.)

dengan perlakuan P1 (400 mg/kg BB), P2 (600 mg/kg BB), P3 (800 kg/kg BB)

dan P4 (1000 mg/kg BB) terhadap tingkat kerusakan glomerulus tikus putih

(Rattus nornegicus) diabetes kronik.

Gambar 4.2 di atas, dapat diketahui rata-rata tingkat kerusakan

glomerulurus mengalami penurunan yang signifikan adalah pada perlakuan K+

(51,5±0,25), P1 (51±0,28), P2 (46,5±1,03), P3 (40±0,4), P4 (24,5±0,25dan K-

(22±0,4). Pada diagram tersebut terlihat bahwa K+ mengalami kerusakan yang

paling tinggi diantara semua perlakuan.

Gambaran histologi glomerulus dinilai berdasarkan tingkat kerusakan yang

berupa pelebaran jarak antara kapsul bowman dan glomerulus, inti piknosis, inti

0

2

4

6

8

10

12

14

K+ P1 P2 P3 P4 K-

Rata-rata Tingkat Kerusakan Sel Glomerulus

Rata-rata

12.8±0,25

5.5±0,4 6.12±0,25

11.62±1,03 12.75±0,28

10±0,4

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

58

karioreksis. Berdasarkan hasil pengamatan kerusakan, skor yang didapatkan

kemudian dianalisis secara statistik dengan uji Anova satu jalur dengan taraf

signifikansi 1% sebagai berikut.

Tabel 4.1 Ringkasan hasil ANOVA pengaruh pemberian infusa daun

murbei (Morus alba L.) terhadap tingkat kerusakan glomerulus

tikus putih (Rattus norvegicus) diabetes kronik dengan berbagai

perlakuan.

Sk Db JK KT F hitung F tabel

1%

Perlakuan 5 214,09 42,81 152,89 4,25

Galat 18 5,07 0,28

Total 23 219,16

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (0,01) pada

perlakuan dosis yaitu 152,89, sehingga hipotesi 0 (H0) ditolak dan hipotesis 1 (H1)

diterima yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian infusa daun

murbei (Morus alba L.) terhadap gambaran histologi glomerulus tikus putih

(Rattus norvegicus) diabetes kronik.

Perlakuan yang lebih efektif dalam pemberian infusa daun murbei (Morus

alba L.) dari dosis yang berbeda dapat dilihat dengan menggunakan uji lanjut

dengan uji duncan 1% pada tabel 4.2 dibawah ini

Tabel 4.2 Ringkasan hasil uji duncan 1% pengaruh pemberian infusa

daun murbei (Morus alba L.) terhadap tingkat kerusakan

glomerulus tikus putih (Rattus norvegicus) diabetes kronik.

Perlakuan Rerata Notasi Uji Duncan

(1%)

K (-) 5,5 ±0,4 a

P4 6,12 ±0,25 a

P3 10 ±0,4 b

P2 11,62 ±1,03 c

P1 12,75 ±0,28 d

K (+) 12,8 ±0,25 d

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

59

Berdasarkan tabel 4.2 di atas rata-rata tingkat kerusakan glomerulus

tikus putih (Rattus norvegicus) diketahui bahwa dari gambaran histologi P4

merupakan dosis yang optimal untuk memperbaiki sel yang rusak ditandai dengan

semakin tinggi signifikansi antara P4 dengan K+, P1, P2, dan P3. Rata-rata tingkat

kerusakan glomerulus pada P4 sangat rendah jika dibandingkan dengan K+, P1,

P2, dan P3. Pada uji duncan apabila notasinya berbeda membuktikan bahwa

terdapat perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan. P4 menunjukkan huruf a

begitu juga dengan kontrol positif yang menunjukkan huruf a, hal ini

membuktikan bahwa P4 merupakan dosis perlakuan yang menyerupai kontrol

negatif sehingga pada dosis tersebut sel mampu meregenerasi sel kembali yang

mengalami kerusakan. Dengan demikian, infusa murbei (Morus alba L.) pada

dosis 1000 mg/kg BB (P4) adalah dosis yang paling besar pengaruhnya dalam

menurunkan tingkat kerusakan sel glomerulus tikus putih (Rattus norvegicus)

diabetes mellitus kronik.

Pada histologi glomerulus perlakuan K+ (gambar 4.1) terlihat perluasan

ruang kapsula bowman. Glomerulus cenderung menyusut sehingga terjadi

perluasan kapsula bowman. Glomerulus berfungsi sebagai filter darah, akibat

tingginya kadar gula darah akan merusak filter tersebut yang diakibatkan oleh

penumpukan gula yang banyak dalam glomerulus sehingga terjadi peningkatan

tekanan osmotik pada glomerulus dan terjadi nekrosis sel pada glomerulus.

Sedangkan menurut Eria (2007) menyatakan bahwa glomerulus sebagai filter

darah pada dasarnya akan menghasilkan filtrat yang bebas protein. Adanya

pengumpulan jumlah protein yang banyak di mesangium maupun dalam ruang

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

60

bowman menunjukkan adanya peningkatan permeabilitas kapiler sehingga

molekul protein yang berukuran besar dapat menembus filter. Hal tersebut terjadi

karena tubulus prosimal yang berfungsi sebagai meproses hasil filtrasi dari

glomerulus untuk direabsorsi mengalami penurunan fungsi sehingga akan

mengakibatkan tubuh kekurangan protein. Tingginya kadar gula dalam darah juga

menyebabkan stres oksidatif pada diabetes yang ditandai dengan banyaknya

radikal bebas. Banyaknya produksi radikal bebas dan tingginya glukosa dalam

darah akan berpengaruh terhadap penurunan fungsi glomelurus yang ditandai

dengan abnormalitas keratin dan ureum serum. Tingginya kadar glukosa dalam

darah akan mengakibatkan peningkatan tekanan mesangial karena poliferasi sel

sehingga mesangium glomerular mengembang dan terjadi pelebaran jarak antar

tubulus sehingga terjadi penurunan jumlah sel di glomerulus.

Hasil pengamatan preparat histologi glomerulus tikus putih (Rattus

norvegicus) diinduksi aloksan sebanyak 100 mg/kb BB dan dibiarkan selama 30

hari dari semua kelompok perlakuan menunjukkan bahwa terdapat kerusakan

pada jaringan glomerulus. Aloksan yang diinduksikan pada tikus merupakan zat

yang berfungsi untuk meninggikan kadar gula dalam darah sehingga tikus tersebut

mengalami keadaan hiperglikemi atau yang disebut penyakit diabetes mellitus.

Kontrol positif dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sel yang

mengalami kerusakan glomelurus terdapat jumlah yang banyak bila dibandingkan

dengan kelompok perlakuan yang diberi infusa daun murbei (Morus alba L.)

dengan dosis yang berbeda. Hal ini dikarenakan pemberian aloksan yang

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

61

mengakibatkan produksi radikal bebas dalam tubuh sangat tinggi dan

menyebabkan kerusakan organ.

Tingginya kadar gula darah memicu terjadinya produksi radikal bebas

akan membentuk produk AGE’s yang sangat tinggi dalam sel yang merupakan

reaksi antara glukosa dan protein yang akan meningkatkan produk glikosilasi

dengan proses non enzimatik protein antara prekursor dikarbonil (turunan glukosa

intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

Chin (2005) terbentuknya AGEs dapat merusak sel, karena mengganggu struktur

protein intrasel dan ekstrasel seperti kolagen. Adanya penimbunan ini dalam

jangka panjang, akan merusak membran basalis dan mesangium yang akhirnya

akan merusak seluruh glomerulus. Viberti mengemukakan gangguan

hemodinamik dan atrofi mendukung adanya hipertensi glomeruler dan

hiperfiltrasi.

Hiperfiltrasi akan menyebabkan terjadinya filtrasi protein, di mana pada

keadaan normal tidak terjadi. Bila terjadi reabsorbsi tubulus terhadap protein

meningkat, maka akan terjadi akumulasi protein dalam sel epitel tubulus dan

menyebabkan pelepasan sitokin inflamasi seperti endotelin-1, osteoponin dan

monocyte chemoatractant protein-1(MCP-1). Faktor ini akan merubah ekspresi

dari sitokin proinflamasi dan fibrosis sitokin ke infiltrasi sel mononukleus,

menyebabkan kerusakan tubulus proksimal dan terjadi renal scaring/ renal injury

(Chin, 2005).

Adanya stress oksidatif berinteraksi dengan komponen membran

(mitokondria, lisosom, retikulum endoplsma dan nukleus) akan mengganggu

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

62

permeabilitas dan integrasi membran sel dan terjadi kerusakan sel. Hal ini sesuai

dengan Simanjuntak (2009) terganggunya permeabilitas membran menyebabkan

aliran zat-zat yang keluar masuk sel menjadi tidak terkontrol, sedangkan

gangguan terhadap integritas membran menyebabkan perubahan struktur sehingga

sel mudah lisis.

Pada gambar 4.2 di atas terbukti bahwa pemberian infusa daun murbei

(Morus alba L.) dapat memperbaiki kerusakan sel glomelurus yang diinduksi

aloksan. Pada tabel 4.2 apabila ditinjau dari pengaruh infusa daun murbei (Morus

alba L.) dosis 400 mg/BB (P1) dapat memberikan pengaruh terhadap histologi

glomelurus. Tapi pengaruhnya tidak terlalu banyak karena dosis yang diberikan

terlalu kecil. Apabila K positif (+) dibandingkan dengan infusa daun murbei

(Morus alba L.) dosis 600 mg/BB secara signifikan dapat menurunkan tingkat

kerusakan sel glomelurus, ini menunjukkan bahwa pemberian infusa daun murbei

(Morus alba L.) mampu menetralisir efek yang ditimbulkan dari diabetes mellitus

yang dapat meninggikan kadar gula darah kemudian berpengaruh terhadap

struktur ginjal tikus putih (Rattus norvegicus). Jika dibandingkan dengan

pelebaran jarak antara kapsul bowman dan glomerulus dosis 1000 mg/kg BB

maka jaraknya adalah 38,3 µm. Hal ini menunjukkan bahwa dosis infusa daun

murbei 1000/kg BB merupakan dosis yang optimal untuk memperbaiki sel dan

meregenerasi sel kembali.

Kondisi hiperglikemik kronis dapat mendorong produksi radikal bebas

yang berlebihan dari proses auto-oksidasi glukosa, progresi protein dan terjadi

perubahan keseimbangan oksidan dan antioksidan tubuh. Pembentukan radikal

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

63

bebas yang berlebih pada penyakit diabetes dapat memicu penurunan kandungan

antioksidan enzimatik tubuh dan kerusakan jaringan. Untuk itu, diperlukan asupan

antioksidan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan tersebut adalah

daun murbei (Morus alba L.). Kandungan kimia dari daun murbei ini sangat

banyak dan mengandung antioksidan tinggi. Antioksidan yang digunakan sebagai

penetralisir radiakal bebas adalah berasal dari kandungan zat aktif dari daun

murbei, zat aktif tersebut adalah α tokoferol (Wei, 2009), Vitamin C (Zakaria, et

al. 1996), β Karoten (Goldberg, 1994), B-sitosterone (Karan, 2012), moracetin

(Devi, 2013), soquersetin (Devi, 2013), flavonoid (Rahmah, 2011) dan eugenol

(Laitupa dan Hismi, 2010). Zat-zat tersebut berfungsi sebagai asupan antioksidan

dengan melawan peroksidasi lipid. Antioksidan berfungsi sebagai pertahanan

tubuh terhadap radikal bebas yang menginduksi stress oksidatif dan senyawa

oksigen reaktif dalam plasma dan sel sehingga kerusakan sel tidak terjadi.

Daun murbei juga mengandung ecdysterone (Dalimartha, 2001), asam

klorogenik (Thom, 2007) dan deoxynojirimycins (Sofian, 2005) yang berfungsi

untuk menekan kadar glukosa darah. Beberapa kandungan zat aktif yang

disebutkan di atas berperan dalam menurunkan tingkat kerusakan glomerulus.

Dengan adanya asupan antioksidan yang terkandung dalam daun murbei dapat

memperbaiki sel glomerulus yang rusak, yang terlihat pada histologi P1, P2, P3

dan P4. Perlakuan infusa tersebut sudah mengalami perbaikan sel jika

dibandingkan dengan perlakuan aloksan atau kontrol positif.

Daun murbei (Morus alba L.) mengandung antioksidan berupa vitamin C

atau asam askorbat. Zat tersebut sangat berfungsi pada kerusakan glomerulus.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

64

Asam askorbat atau vitamin C akan bekerja secara ekstraselular, selebihnya akan

memasuki sel endotel dan bekerja intraselular (Beckman, 2001). Secara

ekstraseluler, antioksidan ini meredam radikal superoksida yang dihasilkan pada

proses autooksidasi glukosa dan sintesis nitrit oksida. Apabila radikal superoksida

berlebih, maka akan terjadi reaksi dengan nitrit oksida menghasilkan radikal

peroksinitrit yang bersifat sitotoksik. Penghambatan pembentukan radikal

peroksinitrit akan menjaga fungsi vasodilatasi pembuluh darah yang diperankan

oleh nitrit oksida. Di dalam sel endotel, asam askorbat mempengaruhi enzim nitrit

oksida sintase sehingga radikal superoksida sebagai produk samping pembentukan

nitrit oksida dapat ditekan dan antara antioksidan dan radikal bebas akan

seimbang. Akibat seimbangnya antioksidan dan radikal bebas akan berpengaruh

pada perbaikan sel glomerulus. Ditandai dengan semakin besar dosis infusa yang

diberikan maka kerusakan sel akan lebih sedikit.

Daun murbei (Morus alba L.) juga mengandung flavonoid sebagai

antioksidan. Yang menunjukkan terjadinya penghambatan peroksidsi lipid oleh

infusa daun murbei (Morus alba L.) dan melibatkan senyawa yang mampu

menangkal radikal bebas. Senyawa polifenol terutama flavanoid diduga berperan

dalam penghambatan peroksidasi lipid karena senyawa tersebut memiliki

kemampuan menangkap radikal bebas. Flavonoid mendonasikan sebuah atom (H)

dari gugus hidroksil (OH) fenolik pada saat bereaksi dengan radikal bebas

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

65

Gambar 4.3 Reaksi scavenging radikal bebas oleh flavonoid

(Kochhar, 1990)

Kemampuan flavonoid sebagai antioksidan disebabkan karena flavonoid

bertindak sebagai scavenger radikal bebas. Menurut Rahmah (2011) Berdasarkan

struktur kimia flavonoid sebagai scavenger radikal bebas. Terjadi abstraksi atom

hidrogen sebagai radikal bebas (R·) sehingga dapat menghasilkan radikal fenoksil

flavonoid (FIO·) yang memiliki reaktifitas lebih rendah. Radikal fenoksil

flavonoid (FIO·) dapat diserang kembali sehingga terbentuk fenoksil flavonoid

(FIO·) kedua. Radikal fenoksil flavonoid (FIO·) memiliki ikatan rangkap

terkonjugasi sehingga dapat menstabilkan strukturnya dengan delokalisasi

elektron ataupun resonansi untuk menghilangkan efek radikal bebas. Penelitian

Shofia (2013) menyatakan bahwa tikus diabetes mellitus yang diberi perlakuan

terapi rumput laut coklat (Sargassum prismaticum) yang mengandung flavonoid

merupakan antioksidan yang berfungsi sebagai scavenger radikal bebas sehingga

dapat menekan pembentukan ROS yang merupakan penyebab kerusakan jaringan

memberikan perbaikan jaringan yang ditunjukkan dengan sempitnya jarak antara

kapsula bowman dan glomerulus.

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

66

Apabila ditinjau dari pengaruh pemberian dosis infusa daun murbei

(Morus alba L.) pada kontrol negatif (K-) sebanding dengan perlakuan dosis

infusa daun murbei (Morus alba L.) 1000 mg/kg BB. Pada perlakuan dosis 1000

mg/kg BB apabila dibandingkan dengan kontrol positif (K+) menunjukkan

penurunan tingkat kerusakan jaringan glomerulus. Dengan demikian, infusa daun

murbei (Morus alba L.) dosis 1000 mg/kg BB (P4) adalah dosis yang paling

mampu untuk menurunkan tingkat kerusakan jaringan glomerulus tikus putih

diabetes kronik.

4.2 Pengaruh Pemberian Infusa Daun Murbei (Morus alba L.) Terhadap

Histologi Tubulus Proksimal Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Sedangkan hasil penelitian pengaruh infusa daun murbei (Morus alba L.)

terhadap gambaran histologi tubulus proksimal tikus putih (Rattus norvegicus)

diabetes mellitus kronik menggunakan mikroskop komputer dengan perbesaran

400x yang ditunjukkan pada gambar 4.1.

Gambaran histologi sel tubulus proksimal ginjal tikus putih mulai dari K-

(kontrol negatif) yang tidak mengalami kerusakan yaitu selnya masih normal dan

padat sehingga baik penurunan jumlah sel maupun pelebaran jarak antar tubulus

tidak terjadi. Sedangkan pada gambar K+ (kontrol positif) yang diinduksi aloksan,

tubulus proksimalnya mengalami penurunan jumlah sel sehingga mengalami

pelebaran jarak antar tubulus (40,3 µm), dan terlihat adanya kerusakan pada inti,

yaitu inti piknosis, karioreksis. Pada pemberian perlakuan infusa daun murbei

kelompok P1 terlihat adanya pelebaran jarak antar tubulus yang mencapai 40,3

µm, inti piknosis dan karioreksis. P2 juga masih terjadi pelebaran jarak antara

kapsul bowman dan glomerulus (38,9 µm), inti piknosis dan karioreksis. P3 sudah

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

67

mengalami penurunan jarak yang mencapai 21,1 µm dan masih terdapat inti

piknosis dan karioreksis. Pelebaran jarak ini menunjukkan bahwa jumlah sel pada

tubulus proksimal mengalami penurunan sehingga susunan selnya tidak padat atau

normal lagi. P4 sudah mengalami perbaikan sel dengan jarak 38,3 µm dan inti

piknosis.

Gambar 4.4 Hasil Pengamatan Preparat Histologi tubulus proksimal Tikus putih (Rattus

norvegicus) (K-) kontrol negatif, (K+) kontrol positif, P1, P2, P3 dan P4 dengan

perbesaran 400x. Keterangan: K- tidak ada kerusakan. (a) sel normal (b) inti

piknosis (c) inti karioreksis (d) terdapat pelebaran jarak antar tubulus.

d

c

b

d

c

b

d

c

d

c

d

a

d

b

38,9 µm

21,1 µm

40,3 µm

131,1 µm

K-

P2 P1

P4 P3

K+

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

68

Hasil pengamatan mikroskopik tubulus proksimal tikus putih (Rattus

norvegicus) terlihat terlihat terdapat kerusakan pada jaringan tubulus proksimal.

Rata-rata nilai kerusakan histologi tubulus proksimal yang diberi perlakuan infusa

daun murbei (Morus alba L) dengan P1 (400 mg/kg BB), P2 (600 mg/kg BB), P3

(800 kg/kg BB) dan P4 (1000 mg/kg BB) dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.5 Diagaram batang pengaruh pemberian infusa daun murbei (Morus alba L.)

dengan perlakuan P1 (400 mg/kg BB), P2 (600 mg/kg BB), P3 (800 kg/kg BB)

dan P4 (1000 mg/kg BB) terhadap tingkat kerusakan tubulus proksimal tikus

putih (Rattus nornegicus) diabetes kronik.

Hasil gambar 4.4 diatas, dapat diketahui rata-rata tingkat kerusakan

histologi glomerulus mengalami penurunan. Pada K+ (55±0,25), P1 (49,5±0,28),

P2 (43,5±1,03), P3 (38,5±0,4), P4 (29,5±0,25) dan K- (20,5±0,4).

Perolehan data didapat kemudian dianalisa secara statistik dengan uji Anova satu

jalur dengan taraf signifikansi 1% sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

K+ P1 P2 P3 P4 K-

Rata-rata Tingkat Kerusakan Tubulus Proksimal

Rata-rata

13,75±0,25

5,125±0,25

7,375±0,25

10,875±1,03 12,375±0,28

9,625±0,4

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

69

Tabel 4.3 Ringkasan hasil ANOVA pengaruh pemberian infusa daun

murbei (Morus alba L.) terhadap tingkat kerusakan histologi

tubulus proksimal tikus putih (Rattus norvegicus) diabetes

kronik dengan berbagai perlakuan.

Sk Db JK KT F hitung F tabel

1%

Perlakuan 5 204,55 40,91 50,5 4,25

Galat 18 14,69 0,81

Total 23 219,24

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (0,01) pada

perlakuan dosis yaitu 50,5, sehingga hipotesi 0 (H0) ditolak dan hipotesis 1 (H1)

diterima yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian infusa daun

murbei (Morus alba L.) terhadap gambaran histologi tubulus proksimal tikus

putih (Rattus norvegicus) diabetes kronik.

Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan dengan uji lanjut

uji duncan (Beda Nyata Terkecil) 0,01. Berdasarkan hasil uji duncan 1% dari rata-

rata tingkat kerusakan jaringan tubulus proksimal diperoleh pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Ringkasan hasil uji duncan 1% pengaruh pemberian infusa

daun murbei (Morus alba L.) terhadap tingkat kerusakan

tubulus proksimal tikus putih (Rattus norvegicus) diabetes

kronik.

Perlakuan Rerata Notasi Uji Duncan

(1%)

K (-) 5,125 ±0,25 a

P4 7,375 ±0,25 b

P3 9,625 ±0,4 c

P2 10,875 ±1,03 c

P1 12,375 ±0,28 d

K (+) 13,75 ±0,25 e

Berdasarkan hasil uji duncan pada tabel 4.4 rata-rata tingkat kerusakan

tubulus proksimal ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) diketahui bahwa

pemberian infusa daun murbei (Morus alba L.) terhadap tingkat kerusakan tubulus

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

70

proksimal tikus putih (Rattus norvegicus) pada perlakuan K- berbeda sangat nyata

dengan P4. P4 berbeda sangat nyata dengan P3. P3 tidak berbeda sangat nyata

dengan P2. P2 berbeda sangat nyata dengan P1. P1 berbeda sangat nyata dengan

K+. Dengan demikian, infusa murbei (Morus alba L.) pada dosis 1000 mg/kg BB

(P4) adalah dosis yang paling besar pengaruhnya dalam menurunkan tingkat

kerusakan sel tubulus prokaimal ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) diabetes

mellitus kronik. Semakin besar dosis yang diberikan, maka semakin besar pula

pengaruhnya terhadap penurunan tingkat kerusakan tubulus proksimal tukus putih

diabetes mellitus. Hal ini terjadi karena dalam dosis tersebut zat aktif yang

terkandung dalam infusa daun murbei sangat banyak akibatnya sel-sel dalam

tubulus proksimal dapat meregenerasi kembali yang mengalami kerusakan

sehingga selnya sedikit yang mengalami kerusakan dan nekrosis.

Pada gambar 4.4 yakni kontrol positif dan kontrol negatif dilihat gambar

sel tubulus proksimal ginjal tikus putih mulai dari K- (kontrol negatif) yang tidak

mengalami kerusakan yaitu selnya masih normal dan padat sehingga baik

penurunan jumlah sel maupun pelebaran jarak antar tubulus tidak terjadi.

Sedangkan pada gambar K+ (kontrol positif) yang diinduksi aloksan, tubulus

proksimalnya mengalami penurunan jumlah sel sehingga mengalami pelebaran

jarak antar tubulus (40,3 µm), dan terlihat adanya kerusakan pada inti, yaitu inti

piknosis, karioreksis. Kerusakan tubulus proksimal ini terjadi karena keadaan

hiperglikemia dan stress oksidatif yang terjadi selama periode hipergikemia. Hal

tersebut diakibatkan oleh racun organik yang berasal dari tingginya kadar glikosa

darah. Hal ini terjadi karena pada sel epitel tubulus proksimal terjadi kontak

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

71

langsung dengan bahan yang direabsorbsi, sehingga sel tubulus ginjal dapat

mengalami kerusakan yang berupa nekrosis (Wityatmoko, 2009) .

Keadaan hiperglikemik mengakibatkan beban kerja glomerulus sebagai

filter darah semakin berat. Penumpukan glukosa di glomerulus akan

mengakibatkan peningkatan tekanan osmotik dan terjadi nekrosis glomerulus.

Menurut Ressang (1984) Akibat dari kerusakan glomerulus ini protein yang

berukuran besar akan lolos dan terjadi gangguan fungsi enzim lisosom epitel

tubulus proksimal sehingga akan mengakibatkan kematian sel tubulus. Carlthon

dan McGavin (1995) menyatakan bahwa bila epitel tubulus mengalami degenerasi

dan kematian sel maka protein yang lolos tidak mampu untuk diserap kembali

secara maksimal sehingga tertimbun di dalam lumen.

Hiperglikemik juga menyebabkan gangguan penurunan reabsorbsi pada

ginjal karena terdapat gangguan pada hipofisis posterior akibatnya sekresi ADH

mengalami penurunan untuk melakukan reabsorpsi dan darah tidak mendapatkan

asupan cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Hal ini mengakibatkan cairan dalam

plasma sedikit dan sel yang ada didalamnya tidak bisa melakukan fungsi dengan

normal. Menurut Sing (2010) Periode hiperglikemia menyebabkan peningkatan

beban kerja sel-sel tubulus proksimal dalam mereabsorpsi glukosa yang kemudian

menginduksi terjadinya hipertrofi sel-sel tubulus proksimal, penebalan membran

basal tubulus dan dilatasi tubulus. Pada tahap lanjut terjadi atrofi tubulus dan

fibrosis peritubuler (Sing, 2010).

Kerusakan dari tubulus proksimal tersebut terjadi karena terbentuknya

radikal bebas yang tinggi dalam tubuh sehingga mengakibatkan kerusakan tubulus

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

72

proksimal dan antioksidan endogen dalam tubuh tidak mampu untuk menetralisir

radikal bebas tersebut. Jumlah radikal bebas yang terlalu tinggi dari jumlah

antioksidan akan memicu terjadinya stress oksidatif. Menurut King (2004)

menyatakan bahwa hiperglikemia menginduksi peningkatan produksi reactive

oxygen species (ROS) seperti superoksida (O2-), hidrogen peroksida (H2O2), nitrit

oksida (NO) dan penurunan kadar antioksidan endogen. Ketidakseimbangan

jumlah radikal bebas dan antioksidan menimbulkan stress oksidatif yang

menyebabkan lesi pada tubulus proksimal (Taneda, 2010). Sedangkan menurut

Schrijvers (2004) Kadar glukosa yang tinggi memacu ekspresi mRNA dan sintesis

protein angiotensinogen pada sel epitel tubulus proksimal dan melibatkan aktivasi

jalur poliol yang merupakan jalur alternatif metabolisme glukosa. Dalam keadaan

normal, konsentrasi sorbitol di dalam sel rendah. Akan tetapi, apabila terjadi

keadaan hiperglikemia, konsentrasi sorbitol meningkat. Sorbitol dengan bantuan

enzim sorbitol dehidrogenase (SDH), akan diubah menjadi fruktosa. Degradasi

sorbitol ini berjalan lambat sehingga sorbitol menumpuk dalam sel, sehingga

dapat menyebabkan peningkatan tekanan osmotik dan selanjutnya dapat merusak

sel tubulus proksimal dan mengalami nekrosis sel.

Pada struktur histologi tubulus proksimal terlihat inti piknosis. Inti

piknosis merupakan tanda yanng terlihat pada inti sel saat mengalami nekrosis.

Inti tersebut menyusut dan mengkerut, mempunyai struktur yang tidak teratur dan

berwarna gelap. Menurut Cotran (1990) menyatakan bahwa kerusakan ginjal yang

berupa nekrosis tubulus disebabkan oleh sejumlah racun organik. Hal ini terjadi

karena pada sel epitel tubulus terjadi kontak langsung dengan bahan yang

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

73

direabsorbsi, sehinga sel epitel tubulus ginjal dapat mengalami kerusakan berupa

nekrosis pada inti sel ginjal. Menurut Price dan Wilson (1995) kematian sel yang

disebabkan oleh nekrosis tubulus dapat ditandai dengan menyusutnya inti sel atau

tidak aktifnya sel tubulus. Inti sel tubulus tidak aktif dengan pewarnaan

hematoksilin eosin akan terlihat lebih padat dan gelap bila dibandingkan dengan

inti sel tubulus yang normal.

Berdasarkan gambar 4.1 yakni P1, P2 P3 dan P4 terbukti bahwa

pemberian infusa daun murbei (Morus alba L.) dapat memperbaiki kerusakan sel

tubulus proksimal yang diinduksi aloksan. Pada tabel 4.4 apabila ditinjau dari

pengaruh infusa daun murbei (Morus alba L.) dosis 400 mg/BB (P1) dapat

memberikan pengaruh terhadap histologi tubulus proksimal yang sedikit

membaik. Tapi pengaruhnya tidak terlalu banyak karena dosis yang diberikan

terlalu kecil. Apabila K positif (+) dibandingkan dengan infusa daun murbei

(Morus alba L.) dosis 400 mg/BB secara signifikan dapat menurunkan tingkat

kerusakan sel tubulus proksimal, ini menunjukkan bahwa pemberian infusa daun

murbei (Morus alba L.) mampu menetralisir efek yang ditimbulkan dari diabetes

mellitus yang dapat meninggikan kadar gula darah kemudian berpengaruh

terhadap struktur ginjal tikus putih (Rattus norvegicus). Jika dibandingkan dengan

pelebaran jarak antar tubulus proksimal dosis 1000 mg/kg BB tidak terjadi

pelebaran jarak antar tubulus. Hal ini menunjukkan bahwa dosis infusa daun

murbei 1000/kg BB merupakan dosis yang optimal untuk memperbaiki sel dan

meregenerasi sel kembali.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

74

Tingginya kadar gula darah dapat mendorong produksi radikal bebas yang

berlebihan dari proses auto-oksidasi glukosa sehingga terjadi perubahan

keseimbangan oksidan dan antioksidan tubuh. Pembentukan radikal bebas yang

berlebih pada penyakit diabetes dapat memicu penurunan kandungan antioksidan

enzimatik tubuh dan kerusakan jaringan. Untuk itu, diperlukan asupan antioksidan

alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan tersebut adalah daun

murbei (Morus alba L.).

Kandungan kimia dari daun murbei ini sangat banyak dan mengandung

antioksidan tinggi. adalah α tokoferol (Wei, 2009), Vitamin C (Zakaria, et al.

1996), β Karoten (Goldberg, 1994), B-sitosterone (Karan, 2012), moracetin (Devi,

2013), soquersetin (Devi, 2013), flavonoid (Rahmah, 2011) dan eugenol (Laitupa

dan Hismi, 2010). Akibat senyawa radikal bebas yang sudah stabil, maka

kerusakan sel dapat terhindar sehingga proses degenerasi sel kembali normal.

Hasil penelitian infusa daun murbei terhadap tingkat kerusakan tubulus

proksimal ini sesuai dengan penelitian Made (2013) yang menyatakan bahwa

tikus putih yang diinduksi aloksan dengan pemberian dosis ekstrak daun sirih

merah 100 mg/kg BB yang memiliki kandungan zat aktif berupa flavonoid dan

alkaloid merupakan zat antioksidan dari daun sirih merah dengan dosis 100

mg/kg BB (P3) memberikan gambaran mikroskopik (degenerasi dan nekrosis)

ginjal yang lebih ringan sehingga sel dapat diperbaiki atau meregenerasi sel

kembali yang mengalami nekrosis. Sedangkan menurut Penelitian Paiva (1999)

menyatakan bahwa pemberian ekstrak buah merah mampu menurunkan kadar

radikal bebas seperti peroksinitrit (ONOO-) dan gangguan hemodinamik ginjal

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

75

yang mampu merusak makromolekul sehingga mencegah terjadinya nekrosis pada

tubulus.

Dengan demikian apabila radikal bebas sudah menjadi molekul yang lebih

stabil, maka radikal bebas tidak dapat mengganggu molekul lain. Apabila

antioksidan sudah menangkap radikal bebas yang berlebihan maka sel-sel yang

dirusak oleh radikal bebas memperoleh kesempatan untuk berdegenerasi diri. Hal

ini dapat diketahui bahwa daun murbei (Morus alba L.) dapat berpengaruh dalam

memperbaiki sel atau meregenerasi sel kembali yang mengalami kerusakan pada

tubulus proksimal akibat adanya radikal bebas. Dan sel-sel tubulus proksimal

dapat berdegenerasi kembali, kemudian akan melakukan fungsinya dengan

optimal yaitu sebagai saluran pembawa toksikan yang akan dikeluarkan bersama

urin.

4.2 Kajian Keislaman dari Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tentang infusa daun murbei (Morus alba L.)

dengan kandungan aktif antioksidan yang berfungsi sebagai penetralisir radikal

bebas dan bisa juga sebagai pemulih jaringan-jaringan yang telah rusak. Tanaman

murbei ini sudah dikenal sejak zaman dahulu, bahkan ketika Imam Syafi’i ditanya

tentang bukti keberadaan Allah, beliau menjawabnya dengan menyebutkan

pemanfaatan daun murbei oleh berbagai macam makhluk. Sebagaimana

disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir berikut:

انع ف قال هذا ورق التوت طعمه ع افعي أنه سئل عن وجود الص ن ابن كثري وعن الشب ريسم وتأكله النحل ف يخرج منه العسل وتأكله ود ف يخرج منه ال اة واحد تأكله الد الش

ها المسك وهو شيء واحد والبعري والن عام ف ت لقيه ب عرا وروثا وتأكله الظباء ف يخرج من

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

76

تفسري القرآن العظيم تفسري سورة البقرة تفسري قوله تعاىل يا أيها الناس اعبدوا ربكم ( )الذي خلقكم والذين من قبلكم

Dari Ibnu Katsir dari As Syafi’i: Sungguh Imam Syafii pernah ditanya

tentang keberadaan Tuhan yang Maha pencipta. Beliau menjawab, “Ini daun-

daun pohon tut (murbei/besaran). Rasa daun-daunnya di mana saja sama. (Jika)

dimakan oleh ulat sutra maka menghasilkan benang sutra. (Jika) dimakan oleh

lebah maka menghasilkan madu. (Jika) dimakan oleh kambing, unta, atau

binatang-ternak, maka akan menjadi kotoran. (Jika) dimakan oleh kijang maka

menjadi minyak misik. Padahal tadinya hanya satu yaitu daun murbei

(besaran/tut).” (Tafsir Ibnu Katsir Juz 1 Tafsir Al-Baqoroh ayat 22).

Riwayat di atas menunjukkan bahwa daun murbei sudah dikenal sejak

zaman dahulu dan memiliki manfaat yang sangat banyak. Diantaranya, tanaman

obat yang berupa tanaman murbei. Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa

murbei banyak dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Salah satu pemanfatannya

adalah dapt dijadikan benang sutra, madu dan parfum. Diantara potensi yang

dimiliki dari tanaman murbei tersebut dapat dijadikan bahan pengobatan atau

pencegahan suatu penyakit. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an Surat As

Syu’ara Ayat 7 yang berbunyi:

Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya

kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?

Ayat diatas menjelaskan tentang sungguh besar nikmat Allah yang telah

diberikan kepada mkhluk-Nya. Nikmat tersebut adalah Allah Subhaanahu wa

Ta'aala menumbuhkan tanaman-tanaman yang baik dan bermanfaat bagi makhluk

di bumi. Dengan tanaman itu makhluk-makhluk tersebut dapat melangsungkan

hidupnya. Diantara banyak tanaman-tanaman yang baik tersebut di dalamnya

terdapat kandungan kimia yang dapat dijadikan penyembuhan terhadap penyakit.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

77

Salah satu tanaman tersebut adalah daun murbei. Kandungan pada daun murbei

tersebut sangatlah banyak sehingga dau murbei tersebut bisa dijadikan bat atau

pencegahan dari penyakit diabetes melllitus.

Potensi daun murbei sebagai obat alami telah dibuktikan oleh banyak

peniliti, diantaranya adalah penelitian ini. Dimana infusa daun murbei mampu

secara efektif mengobati penyakit diabetes mellitus terhadap glomerulus dan

tubulus proksimal. Pada penelitian yang telah dilakukan terdapat penurunan

tingkat kerusakan glomerulus dan tubulus proksimal tikus putih (Rattus

norvegicus) yang terinduksi radikal bebas dari paparan aloksan sebagai penyakit

diabetes mellitus dikarenakan hadirnya zat aktif dalam daun murbei yang

berfungsi sebagai penurun kadar gula darah dan penetralisir radikal bebas.

Diantaranya sebab ilmiah kemampuan daun murbei menjadi obat adalah

kandungan antioksidan. Antioksidan merupakan molekul yang dapat menetralkan

radikal bebas dengan cara menerima atau memberikan elektron untuk

mengeliminasi kondisi tidak berpasangan. Dengan kandungan antioksidan dalam

daun murbei (Morus alba L.) dapat memulihkan jaringan ginjal yang rusak

sehingga ginjal dapat melakukan fungsinya dengan baik. Allah berfirman dalam

surat Adz dzariyat ayat 49 yang berbunyi:

Artinya: Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu

mengingat kebesaran Allah.

Dalam surat Adz dzariyat ayat 49 menerangkan bahwa kehidupan ataupun

kejadian di dunia ini dijadikan berpasang-pasangan. Allah menjadikan makhluk

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

78

satu itu akan menjadi pasangan dari makhluk yang satu lainnya. Allah menjadikan

langit yang menjadi pasangannya bumi, matahari dan Rembulan, laki-laki dan

perempuan dan lain-lain. Begitu juga dengan radikal bebas yang dipasangkan

dengan antioksidan, apabila keduanya tidak seimbang maka akan terjadi

kerusakan pada organ. Antara radikal bebas dan antioksidan harus seimbang di

dalam tubuh. Jika radikal bebas yang tinggi maka harus ada antioksidan eksogen

dari tanaman. Salah satu tanaman yang banyak mengandung antioksidan adalah

tanaman murbei. Kandungannya berupa α tokoferol, Vitamin C, β Karoten, B-

sitostenrone, moracetin, soquersetin, flavonoid dan eugenol yang dapat

memperbaiki kerusakan sel akibat diabetes mellitus. Untuk itu, tumbuhan murbei

ini dapat dijadikan sebagai pencegahan atau pengobatan diabetes mellitus.

Sebagaimana diterangkan dalam hadist Imam bukhari sebagai berikut:

إال أن زل له شفاء ما أن زل اهلل داء

Artinya: Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan untuk

penyakit itu obatnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5678)

Hadist di atas menjelaskan bahwa Allah menurunkan musibah kepada

umat-Nya berupa penyakit disertai dengan obatnya. Baik pengobatan melalui

medis maupun melalui obat herbal. Tergantung usaha dan ikhtiar seseorang

tersebut untuk mencari kesembuhan.

Pemeliharaan kesehatan serta pencegahan terhadap berbagai penyakit

merupakan bagian yang penting dari ajaran islam yang seharusnya diamalkan oleh

umat dalam rangka menjadi muslim yang kuat. Hal tersebut sesuai dengan hadist

Imam Muslim yang berbunyi:

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

79

ال مؤمن : أبي هري رة رضي اهلل عنه قال: قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلمعن ر وأحب إل ى اهلل من ال مؤمن الضعيف وف ي ك ل خ ي ر الق وي خ ي

Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu „anhu , beliau berkata, Rasûlullâh

Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih

dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya

ada kebaikan. (HR. Muslim no. 2664)

Hadist di atas menerangkan bahwa Allah lebih suka kepada umatNya yang

kuat dari pada yang lemah. Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang

kuat. untuk itu, manusia dibumi ini diharuskan mempunyai jiwa yang kuat, tegar

dalam menghadapi musibah. Selagi makhluk itu berusaha dan bersungguh-

sungguh insyaAllah Allah akan memberikan kebaikan untuknya. Begitu juga

dengan orang yang sakit selagi dia yakin kepada Allah atas kesembuhannya dan

berusaha/bersungguh-sungguh insyaAllah Allah akan memberikan kesembuhan

baginya.

Berbagai jenis ramuan dalam pengobatan alternatif ini ternyata dapat

membuahkan hasil. Banyak dari ramuan tradisional sudah terbukti bisa

menyembuhkan berbagai penyakit. Sebagaimana diterangkan dalam hadist yang

diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berbunyi:

لكل داء دواء، فإذا أصيب دواء الداء ب رأ بإذن اهلل عز وجل

Artinya: Setiap penyakit ada obatnya. Maka bila obat itu mengenai penyakit akan

sembuh dengan izin Allah Azza wa Jalla. (HR. Muslim no. 2204)

Hadist tersebut menjelaskan bahwa tidak ada penyakit yang tidak ada

obatnya yang merupakan pegangan dengan harapan bahwa tidak boleh pesimis

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh …etheses.uin-malang.ac.id/433/8/10620001 Bab 4.pdf · intraseluler dengan amino dari protein intraseluler dan ekstraseluler). Menurut

80

atas penyakit yang diderita. Selagi terus berikhtiar dan sembuh, Allah akan tetap

memberikan jalan bagi orang-orang yang berusaha.

Allah berfirman dalam potongan surat At Talaq ayat 2 yang berbunyi:

Artinya: barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan

baginya jalan keluar.

Kalbi berkata dalam Tafsir Al-Ahkam bahwa siapa yang patuh kepada

Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari neraka dan masuk ke surga.

Menurut Hasan, tempat keluar dari larangan larangan Allah. Sedangkan menurut

Abu Halizah, tempat keluar dari kesempitan yang menimpa manusia (Halim,

2006).