Upload
vantuong
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTs Negeri I Telaga Biru. Waktu pelaksanaan
penelitian dilakukan selama 2 Bulan sesuai dengan dikeluarkannya SK penelitian, dan yang
menjadi subjek penellitian adalah pemain Bola Voli putera yang merupakan siswa MTs
Negeri I Telaga yang berjumlah 20 orang. Penelitian eksperimen ini dilakukan melalui 3
tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa diberikan latihan
secara langsung ( tritmen ). Setelah mengetahui hasil dari tes awal tinggi loncatan, para siswa
mulai di berikan latihan, dalam hal ini latihan skipping untuk memberikan pengaruh terhadap
tinggi loncatan selama 2 bulan dengan 3 kali pertemuan tiap minggunya. Setelah itu, untuk
memperoleh data dari hasil latihan, dengan melakukan tes akhir ( tes vertical jump ) untuk
mengetahui hasil dari latihan apakah terdapat peningkatannya dalam bentuk angka.
4.2 Hasil Penelitian
1. Data Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian pada pre test dan post test untuk pengukuran tinggi loncatan
vertikal diperoleh frekuensi sebagai mana dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 4.1
Data Hasil Penelitian Pre test dan Post Tes
Tinggi loncatan pemain Bola Voli MTs Neg. I Telaga Biru
NO Pre test
(X1)
Post Test
(X2)
1 25 55
2 35 42
3 31 53
4 27 54
5 35 50
6 25 55
7 21 43
8 30 50
9 30 42
10 29 51
11 27 40
12 22 42
13 23 57
14 35 43
15 33 58
16 30 60
17 25 50
18 35 54
19 22 52
20 25 35
JUMLAH 565 986
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X1 (Hasil Tes Awal Vertical jump)
Dalam penelitian ini, yang menjadi variable X1 adalah tinggi loncatan vertikal. Data
yang diperoleh melalui pengukuran pre test atau tes awal adalah hasil tinggi loncatan vertikal
sebelum diberikan perlakuan. Dari hasil pengukuran ini diperoleh skor tertinggi yaitu 35 dan
skor terendah adalah 21. Setelah dilakukan analisis diperoleh frekuensi tinggi loncatan
vertikal dengan rata-rata sebesar 28,25, varians 23,53, dan standar deviasi sebesar 4,85.
Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik di atas dapat diartikan bahwa
peningkatan frekuensi tinggi loncatan pada pemain bola voli MTs Negeri I Telaga Biru
sebelum diberikan perlakuan atau latihan skiping menunjukkan frekuensi yang tidak terlalu
jauh berbeda dengan tinggi loncatan vertikal rata-rata, akan tetapi tinggi loncatan vertikal
tersebut masih dibawah rata-rata sehingga masih perlu ditingkatkan.
PENGUJIAN ANALISIS STATISTIK X1
Tabel 4.2
Tabel Frekuensi Pre test
Tabel Frekuensi Pre test
No Skor Frekuensi
1 21 1
2 22 2
3 23 1
4 25 4
5 27 2
6 29 1
7 30 3
8 31 1
9 33 1
10 35 4
Jumlah 20
Berdasarkan table di atas dapat dihitung nilai rata-rata dengan menggunakan rumus :
. Nilai n merupakan jumlah dari seluruh sampel. Dan Σx adalah jumlah seluruh hasil
skor pre test. Selanjutnya hasil frekuensi juga dapat dilihat pada histogram dibawah ini.
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Pre-test
4.3.2 Deskripsi Hasil Penelitian X2
Uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah daftar distribusi frekuensi,
histogram, penentuan rata-rata ( , varian (S2), standar deviasi (S), uji normalitas dan
homogenitas data dari variable terikat (Y) yaitu Tinggi Loncatan sesudah diberi latihan atau
treatment.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
21 22 23 25 27 29 30 31 33 35
Histogram Frekuensi Pre test
Tabel 4.3
Data skor Post-test
Data Skor Post - Test
No Skor Frekuensi
1 35 1
2 40 1
3 42 3
4 43 2
5 50 3
6 51 1
7 52 1
8 53 1
9 54 2
10 55 2
11 57 1
12 58 1
13 60 1
Jumlah Σ 986 20
Berdasarkan table diatas dapat dihitung nilai rata-rata dengan menggunakan rumus : 푋 = Σ .
Nilai n merupakan jumlah dari seluruh sampel. Dan Σx adalah jumlah seluruh hasil skor pre
test. Selanjutnya hasil frekuensi juga dapat dilihat pada histogram dibawah ini.
Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Post tes
Data pada Variabel X2 ini merupakan hasil pengukuran tinggi loncatan vertikal yang
diperoleh dari hasil post test atau tes akhir dimana setelah objek penelitian diberikan
perlakuan atau latihan skiping. Dari pengetesan data ini diperoleh skor tertinggi adalah 60
dan skor terendah 35. Setelah dilakukan analisis diperoleh frekuensi tinggi loncatan vertikal
rata-rata sebesar 49.3, varian 48.11 dan standar deviasi sebesar 6.93.
Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik diatas dapat diartikan bahwa,
terdapat peningkatan frekuensi tinggi loncatan pada pemain bola voli putera di MTs Negei I
Telaga Biru. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata sebelum diberikan latihan skiping
sebesar 28.25 dan sesudah diberikan latihan skiping sebesar 49,3. Oleh karena itu peneliti
berasumsi bahwa peberian latihan skiping memberikan pengaruh terhadap peningkatan
frekuensi tinggi loncatan pada pemain bola voli putera di MTs Negeri I Telaga Biru.
Dengan demikian data tersebut perlu adanya pembuktian dengan cara pengujian
analisis varians (uji t) atau pengujian dua rata-rata.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
35 40 42 43 50 51 52 53 54 55
Histogram Frekuensi Post test
4.4 Pengujian Persyaratan Analisis
Sebagai persyaratan dalam rangka pengujian hipotesis melalui analisis statistika
parametric, maka pengujian homogenitas varians perlu dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari populasi dengan varians yang homogen.
Untuk menguji kesamaan varians atau homogenitas dari populasi yang diambil menjadi
sampel, digunakan rumus :
F=
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung (Fh) sebesar 2.04 dan Ftabel pada α = 0,05
dk penyebut 19 dan dk pembilang 19 ditemukan nilai sebesar 2,21. Jadi Fh lebih kecil dari Ft
(Fhitung = 2,04 ≤ Ftabel = 2,21). Pada criteria pengujian menyatakan bahwa jika Fhitung ≤ Ftabel,
maka H0 diterima.dan masih berada pada daerah penerimaan hipotesis, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data peningkatan tinggi loncatan memiliki kesamaan varian atau data
berasal dari populasi yang homogen.
4.4.1 Pengujian normalitas data pre - test
Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Langkah pertama = Menentukan hipotesis pengujian
a) H0=휇 =휇 (data berdistribusi normal)
b) H0=휇 ≠ 휇 (data tidak berdistribusi normal)
2) Langkah kedua : menentukan criteria pengujian
a) Terima H0: Jika Lhitung ≤Ltabel pada α = 0,05; n = 20
b) Tolak H0: Jika Lhitung >Ltabel pada α = 0,05; n = 20
3) Langkah ketiga : menghitung Zi, F(Zi), S(Zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas
data.
4) Langkah keempat : Kesimpulan hasil pengujian normalitas data X1
Dari perhitungan pada table IV diperoleh nilai selisih (F(Zi)-S(Zi)) atau Lhitung (Lh)
sebesar 0,123 dan Ltabel (Lt) = α (0,05); n = 20 ditemukan nilai sebesar 0,190. Jadi Lh lebih
kecil dari Lt (Lhitung = 0,123 ≤ 0,190. Pada criteria pengujian menyatakan bahwa Lhitung ≤
Ldaftar pada α = 0,05; n = 20, maka H0 di terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data pre test frekuensi tinggi loncatan berdistribusi normal.
4.4.2 Pengujian normalitas data post – test
Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Langkah pertama = Menentukan hipotesis pengujian
c) H0=휇 =휇 (data berdistribusi normal)
d) H0=휇 ≠ 휇 (data tidak berdistribusi normal)
2. Langkah kedua : menentukan criteria pengujian
c) Terima H0: Jika Lhitung ≤Ltabel pada α = 0,05; n = 20
d) Tolak H0: Jika Lhitung >Ltabel pada α = 0,05; n = 20
3. Langkah ketiga : menghitung Zi, F(Zi), S(Zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas
data.
4. Langkah keempat : Kesimpulan hasil pengujian normalitas data X1
Dari perhitungan pada table IV diperoleh nilai selisih (F(Zi)-S(Zi)) atau Lhitung (Lh)
sebesar 0,135 dan Ltabel (Lt) = α (0,05); n = 20 ditemukan nilai sebesar 0,190. Jadi Lh lebih
kecil dari Lt (Lhitung = 0,135 ≤ 0,190. Pada criteria pengujian menyatakan bahwa Lhitung ≤
Ldaftar pada α = 0,05; n = 20, maka H0 di terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data post test frekuensi tinggi loncatan berdistribusi normal.
4.4.3 Pengujian Homogenitas Data
Untuk menguji kesamaan varians atau homogenitas yang diambil menjadi sampel,
digunakan rumus sebagai berikut :
퐹 =푣푎푟푖푎푛푠 푡푒푟푏푒푠푎푟푣푎푟푖푎푛푠 푡푒푟푘푒푐푖푙
Pengujian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebaai berikut :
a Langkah pertama : Menetukan Hipotesis Pengujian
1) H0= 푆 = 푆 (푉푎푟푖푎푛푠 퐻표푚표푔푒푛)
2) Ha=푆 = 푆 (푉푎푟푖푎푛푠 푡푖푑푎푘 퐻표푚표푔푒푛)
b Langkah Kedua : Menentukan Kriteria pengujian
1) Terima H0= jika Fhitung ≤Ftabel pada α = 0,05 ; dk penyebut 19 dan dk pembilang 19
2) Tolak H0 = jika Fhitung >Ftabel pada α = 0,05; dk penyebut 19 dan dk pembilang 19
c Langkah ketiga : menguji kesamaan varians
Diketahui varians nilai antara pre test dan post test adalah :
푆 = 23,53
푆 = 48,11
Dengan diketahui nilai varians antara varians pre test dan post test, maka pengujian
dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
퐹 =푉푎푟푖푎푛푠 푇푒푟푏푒푠푎푟푉푎푟푖푎푛푠 푇푒푟푘푒푐푖푙
퐹 =48,1123,53
퐹 =48,1123,53
퐹 = 2,04
Dari perhitungan diatas diperoleh nilai Fhitung (Fh) sebesar 2,04 dan pada Ftabel pada α
= 0,05; dk penyebut 19 dan dk pembilang 19 ditemukan nilai sebesar 2,21. Jadi Fh lebih kecil
dari Ft (Fhitung = 2,04 ≤ Ftabel = 2,21). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Fhitung ≤
Ftabel, maka H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data frekuensi tinggi
loncatan memiliki kesamaan varian atau data berasal dari populasi yang homogen.
4.5 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pelatihan skiping
terhadap peningkatan tinggi loncatan pada pemain bola voli MTs Negeri I Telaga Biru, maka
hal ini dianalisis dengan pengujian analisis varians dua rata-rata dengan menggunakan rumus
(uji t).
Hasil pengujian diperoleh thitung = 7,20. nilai ttabel pada α = 0,05; dk = n-1 (20-1=19)
diperoleh harga sebesar 1,729. Dengan demikian thitung lebih besar dari tdaftar (thitung=7,20 >
tdaftar = 1.729). berdasarkan criteria pengujian bahwa tolak H0 : jika thitung > tdaftar pada α =
0,05; n-1, oleh karena itu hipotesis alternative atau Ha dapat diterima, sehingga dapat
dinyatakan terdapat pengaruh latihan skiping terhadap tinggi loncatan. Untuk lebih jelasnya,
hal ini dapat dilihat dalam kurva berikut ini.
H0
H0
Ha Ha
7,20
-1,729 1,729
Gambar 4.3 Penerimaan dan Penolakan Ha dan H0
4.6 Pembahasan
Permainan Bola Voli merupakan cabang olahraga beregu yang melibatkan banyak
orang yang sudah menguasai teknik permainan Bola Voli, baik individu maupun beregu.
Cabang olahraga bola voli merupakan salah satu cabang yang sangat di gemari oleh
siswa/siswi di mts negeri 1 Telaga Biru, di mana permainan ini sangat menarik bagi para
siswa dan mereka sangat senang bermain bola voli. Akan tetapi dalam hal penguasaan tehnik,
para siswa masih belum menguasai teknik spike dalam permainan bola voli. Pada saat mereka
bermain, masih banyak siswa putra ketika melakukan lompatan spike, belum bisa melakukan
lompatan Vertical Jump dengan baik. Kemampuan Vertical Jump dalam cabang olahraga
bola voli adalah kebutuhan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap pemain voli, karena
Vertical Jump sangat dibutuhkan oleh setiap pemain untuk melakukan serangan ke daerah
lapangan lawan untuk mendapatkan point. Semakin tinggi vertical jumpnya biasanya
memiliki pukulan yang sangat mematikan, Jadi kemampuan vertical Jump sangat penting
dalam permainan bola voli. Khususnya untuk pemain remaja latihan ini harus ditingkatkan,
karena dalam masa ini pemain remaja mengalami perkembangan secara cepat dari fisiologis
maupun fisik. Salah satu latihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
Vertical Jump ini adalah dengan latihan Skipping, karena dengan latihan skipping ini akan
memperoleh keguanan yang sangat banyak untuk berbagai macam otot yang digunakan untuk
melakukan Vertical Jump. Selain bermanfat banyak, latihan Skipping ini juga sangat
sederhana dan bisa dilakukan dimana saja.
Proses pelatihan dengan menggunakan bentuk latihan Skiping memiliki pengaruh positif
terhadap Peningkatan tinggi loncatan vertikal pada pemain olahraga bola voli diawali dengan
pemberian suatu penjelasan tentang bentuk latihan Skiping itu sendiri serta penjelasan tentang
cara melakukannya dengan baik dan benar. setelah itu siswa melakukan latihan dengan baik
dan benar sebagaimana yang telah dicontohkan.
Berdasarkan hasil penelitian pre-test tinggi loncatan vertikal data yang diperoleh
menunjukkan skor tertinggi 35 dan skor yang terendah 21. Setelah dilakukan analisis
diperoleh nilai rata-rata 23,53 dan nilai standar deviasi 4.85. Sedangkan pada hasil penelitian
post-test menunjukkan skor tertinggi 60 dan skor terendah 35. Setelah dilakukan analisis
diperoleh skor rata-rata 49,3 sedangkan nilai standar deviasi 6,93. Hal ini menunjukkan
bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh peningkatan hasil
rata-rata dari tes awal sampai tes akhir.
Untuk pengujian homogenitas data antara hasil penelitian pre-test dan post-test
seluruh variabel memiliki varians populasi yang homogen serta memiliki populasi yang
berdistribusi normal. Untuk keperluan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dalam
pengujian hipotesis digunakan uji analisis data penelitian eksperimen. Untuk menganalisis
data eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test one group design.
Dari hasil pengujian hasil pre-test dan post-test pada tes loncat vertical atau vertikal
jump menunjukkan harga thitung sebesar 7,20. Sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga
tdaftar 1,729. Ternyata harga thitung telah berada di dalam daerah penerimaan HA. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa HA diterima dan tidak dapat menerima Ho.
Jadi dapat disimpulkan bahwa latihan Skiping memberikan pengaruh positif terhadap
peningkatan tinggi loncatan vertikal vertikal dalam olahraga bola voli. Sehingga hipotesis
yang berbunyi terdapat pengaruh latihan Skiping terhadap peningkatan tinggi loncatan pada
pemain Bola Voli dapat diterima dan terjawab.