12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTs Negeri I Telaga Biru. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2 Bulan sesuai dengan dikeluarkannya SK penelitian, dan yang menjadi subjek penellitian adalah pemain Bola Voli putera yang merupakan siswa MTs Negeri I Telaga yang berjumlah 20 orang. Penelitian eksperimen ini dilakukan melalui 3 tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa diberikan latihan secara langsung ( tritmen ). Setelah mengetahui hasil dari tes awal tinggi loncatan, para siswa mulai di berikan latihan, dalam hal ini latihan skipping untuk memberikan pengaruh terhadap tinggi loncatan selama 2 bulan dengan 3 kali pertemuan tiap minggunya. Setelah itu, untuk memperoleh data dari hasil latihan, dengan melakukan tes akhir ( tes vertical jump ) untuk mengetahui hasil dari latihan apakah terdapat peningkatannya dalam bentuk angka. 4.2 Hasil Penelitian 1. Data Hasil Penelitian Dari hasil penelitian pada pre test dan post test untuk pengukuran tinggi loncatan vertikal diperoleh frekuensi sebagai mana dapat dilihat pada table dibawah ini:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitianeprints.ung.ac.id/3877/9/2013-1-85202-832409009-bab4...tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitianeprints.ung.ac.id/3877/9/2013-1-85202-832409009-bab4...tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTs Negeri I Telaga Biru. Waktu pelaksanaan

penelitian dilakukan selama 2 Bulan sesuai dengan dikeluarkannya SK penelitian, dan yang

menjadi subjek penellitian adalah pemain Bola Voli putera yang merupakan siswa MTs

Negeri I Telaga yang berjumlah 20 orang. Penelitian eksperimen ini dilakukan melalui 3

tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa diberikan latihan

secara langsung ( tritmen ). Setelah mengetahui hasil dari tes awal tinggi loncatan, para siswa

mulai di berikan latihan, dalam hal ini latihan skipping untuk memberikan pengaruh terhadap

tinggi loncatan selama 2 bulan dengan 3 kali pertemuan tiap minggunya. Setelah itu, untuk

memperoleh data dari hasil latihan, dengan melakukan tes akhir ( tes vertical jump ) untuk

mengetahui hasil dari latihan apakah terdapat peningkatannya dalam bentuk angka.

4.2 Hasil Penelitian

1. Data Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian pada pre test dan post test untuk pengukuran tinggi loncatan

vertikal diperoleh frekuensi sebagai mana dapat dilihat pada table dibawah ini:

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitianeprints.ung.ac.id/3877/9/2013-1-85202-832409009-bab4...tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa

Tabel 4.1

Data Hasil Penelitian Pre test dan Post Tes

Tinggi loncatan pemain Bola Voli MTs Neg. I Telaga Biru

NO Pre test

(X1)

Post Test

(X2)

1 25 55

2 35 42

3 31 53

4 27 54

5 35 50

6 25 55

7 21 43

8 30 50

9 30 42

10 29 51

11 27 40

12 22 42

13 23 57

14 35 43

15 33 58

16 30 60

17 25 50

18 35 54

19 22 52

20 25 35

JUMLAH 565 986

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitianeprints.ung.ac.id/3877/9/2013-1-85202-832409009-bab4...tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X1 (Hasil Tes Awal Vertical jump)

Dalam penelitian ini, yang menjadi variable X1 adalah tinggi loncatan vertikal. Data

yang diperoleh melalui pengukuran pre test atau tes awal adalah hasil tinggi loncatan vertikal

sebelum diberikan perlakuan. Dari hasil pengukuran ini diperoleh skor tertinggi yaitu 35 dan

skor terendah adalah 21. Setelah dilakukan analisis diperoleh frekuensi tinggi loncatan

vertikal dengan rata-rata sebesar 28,25, varians 23,53, dan standar deviasi sebesar 4,85.

Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik di atas dapat diartikan bahwa

peningkatan frekuensi tinggi loncatan pada pemain bola voli MTs Negeri I Telaga Biru

sebelum diberikan perlakuan atau latihan skiping menunjukkan frekuensi yang tidak terlalu

jauh berbeda dengan tinggi loncatan vertikal rata-rata, akan tetapi tinggi loncatan vertikal

tersebut masih dibawah rata-rata sehingga masih perlu ditingkatkan.

PENGUJIAN ANALISIS STATISTIK X1

Tabel 4.2

Tabel Frekuensi Pre test

Tabel Frekuensi Pre test

No Skor Frekuensi

1 21 1

2 22 2

3 23 1

4 25 4

5 27 2

6 29 1

7 30 3

8 31 1

9 33 1

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitianeprints.ung.ac.id/3877/9/2013-1-85202-832409009-bab4...tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa

10 35 4

Jumlah 20

Berdasarkan table di atas dapat dihitung nilai rata-rata dengan menggunakan rumus :

. Nilai n merupakan jumlah dari seluruh sampel. Dan Σx adalah jumlah seluruh hasil

skor pre test. Selanjutnya hasil frekuensi juga dapat dilihat pada histogram dibawah ini.

Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Pre-test

4.3.2 Deskripsi Hasil Penelitian X2

Uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah daftar distribusi frekuensi,

histogram, penentuan rata-rata ( , varian (S2), standar deviasi (S), uji normalitas dan

homogenitas data dari variable terikat (Y) yaitu Tinggi Loncatan sesudah diberi latihan atau

treatment.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

21 22 23 25 27 29 30 31 33 35

Histogram Frekuensi Pre test

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitianeprints.ung.ac.id/3877/9/2013-1-85202-832409009-bab4...tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa

Tabel 4.3

Data skor Post-test

Data Skor Post - Test

No Skor Frekuensi

1 35 1

2 40 1

3 42 3

4 43 2

5 50 3

6 51 1

7 52 1

8 53 1

9 54 2

10 55 2

11 57 1

12 58 1

13 60 1

Jumlah Σ 986 20

Berdasarkan table diatas dapat dihitung nilai rata-rata dengan menggunakan rumus : 푋 = Σ .

Nilai n merupakan jumlah dari seluruh sampel. Dan Σx adalah jumlah seluruh hasil skor pre

test. Selanjutnya hasil frekuensi juga dapat dilihat pada histogram dibawah ini.

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitianeprints.ung.ac.id/3877/9/2013-1-85202-832409009-bab4...tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa

Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Post tes

Data pada Variabel X2 ini merupakan hasil pengukuran tinggi loncatan vertikal yang

diperoleh dari hasil post test atau tes akhir dimana setelah objek penelitian diberikan

perlakuan atau latihan skiping. Dari pengetesan data ini diperoleh skor tertinggi adalah 60

dan skor terendah 35. Setelah dilakukan analisis diperoleh frekuensi tinggi loncatan vertikal

rata-rata sebesar 49.3, varian 48.11 dan standar deviasi sebesar 6.93.

Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik diatas dapat diartikan bahwa,

terdapat peningkatan frekuensi tinggi loncatan pada pemain bola voli putera di MTs Negei I

Telaga Biru. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata sebelum diberikan latihan skiping

sebesar 28.25 dan sesudah diberikan latihan skiping sebesar 49,3. Oleh karena itu peneliti

berasumsi bahwa peberian latihan skiping memberikan pengaruh terhadap peningkatan

frekuensi tinggi loncatan pada pemain bola voli putera di MTs Negeri I Telaga Biru.

Dengan demikian data tersebut perlu adanya pembuktian dengan cara pengujian

analisis varians (uji t) atau pengujian dua rata-rata.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

35 40 42 43 50 51 52 53 54 55

Histogram Frekuensi Post test

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitianeprints.ung.ac.id/3877/9/2013-1-85202-832409009-bab4...tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa

4.4 Pengujian Persyaratan Analisis

Sebagai persyaratan dalam rangka pengujian hipotesis melalui analisis statistika

parametric, maka pengujian homogenitas varians perlu dilakukan dengan maksud untuk

mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari populasi dengan varians yang homogen.

Untuk menguji kesamaan varians atau homogenitas dari populasi yang diambil menjadi

sampel, digunakan rumus :

F=

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung (Fh) sebesar 2.04 dan Ftabel pada α = 0,05

dk penyebut 19 dan dk pembilang 19 ditemukan nilai sebesar 2,21. Jadi Fh lebih kecil dari Ft

(Fhitung = 2,04 ≤ Ftabel = 2,21). Pada criteria pengujian menyatakan bahwa jika Fhitung ≤ Ftabel,

maka H0 diterima.dan masih berada pada daerah penerimaan hipotesis, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data peningkatan tinggi loncatan memiliki kesamaan varian atau data

berasal dari populasi yang homogen.

4.4.1 Pengujian normalitas data pre - test

Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1) Langkah pertama = Menentukan hipotesis pengujian

a) H0=휇 =휇 (data berdistribusi normal)

b) H0=휇 ≠ 휇 (data tidak berdistribusi normal)

2) Langkah kedua : menentukan criteria pengujian

a) Terima H0: Jika Lhitung ≤Ltabel pada α = 0,05; n = 20

b) Tolak H0: Jika Lhitung >Ltabel pada α = 0,05; n = 20

3) Langkah ketiga : menghitung Zi, F(Zi), S(Zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas

data.

4) Langkah keempat : Kesimpulan hasil pengujian normalitas data X1

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitianeprints.ung.ac.id/3877/9/2013-1-85202-832409009-bab4...tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa

Dari perhitungan pada table IV diperoleh nilai selisih (F(Zi)-S(Zi)) atau Lhitung (Lh)

sebesar 0,123 dan Ltabel (Lt) = α (0,05); n = 20 ditemukan nilai sebesar 0,190. Jadi Lh lebih

kecil dari Lt (Lhitung = 0,123 ≤ 0,190. Pada criteria pengujian menyatakan bahwa Lhitung ≤

Ldaftar pada α = 0,05; n = 20, maka H0 di terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

data pre test frekuensi tinggi loncatan berdistribusi normal.

4.4.2 Pengujian normalitas data post – test

Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Langkah pertama = Menentukan hipotesis pengujian

c) H0=휇 =휇 (data berdistribusi normal)

d) H0=휇 ≠ 휇 (data tidak berdistribusi normal)

2. Langkah kedua : menentukan criteria pengujian

c) Terima H0: Jika Lhitung ≤Ltabel pada α = 0,05; n = 20

d) Tolak H0: Jika Lhitung >Ltabel pada α = 0,05; n = 20

3. Langkah ketiga : menghitung Zi, F(Zi), S(Zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas

data.

4. Langkah keempat : Kesimpulan hasil pengujian normalitas data X1

Dari perhitungan pada table IV diperoleh nilai selisih (F(Zi)-S(Zi)) atau Lhitung (Lh)

sebesar 0,135 dan Ltabel (Lt) = α (0,05); n = 20 ditemukan nilai sebesar 0,190. Jadi Lh lebih

kecil dari Lt (Lhitung = 0,135 ≤ 0,190. Pada criteria pengujian menyatakan bahwa Lhitung ≤

Ldaftar pada α = 0,05; n = 20, maka H0 di terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

data post test frekuensi tinggi loncatan berdistribusi normal.

4.4.3 Pengujian Homogenitas Data

Untuk menguji kesamaan varians atau homogenitas yang diambil menjadi sampel,

digunakan rumus sebagai berikut :

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitianeprints.ung.ac.id/3877/9/2013-1-85202-832409009-bab4...tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa

퐹 =푣푎푟푖푎푛푠 푡푒푟푏푒푠푎푟푣푎푟푖푎푛푠 푡푒푟푘푒푐푖푙

Pengujian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebaai berikut :

a Langkah pertama : Menetukan Hipotesis Pengujian

1) H0= 푆 = 푆 (푉푎푟푖푎푛푠 퐻표푚표푔푒푛)

2) Ha=푆 = 푆 (푉푎푟푖푎푛푠 푡푖푑푎푘 퐻표푚표푔푒푛)

b Langkah Kedua : Menentukan Kriteria pengujian

1) Terima H0= jika Fhitung ≤Ftabel pada α = 0,05 ; dk penyebut 19 dan dk pembilang 19

2) Tolak H0 = jika Fhitung >Ftabel pada α = 0,05; dk penyebut 19 dan dk pembilang 19

c Langkah ketiga : menguji kesamaan varians

Diketahui varians nilai antara pre test dan post test adalah :

푆 = 23,53

푆 = 48,11

Dengan diketahui nilai varians antara varians pre test dan post test, maka pengujian

dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

퐹 =푉푎푟푖푎푛푠 푇푒푟푏푒푠푎푟푉푎푟푖푎푛푠 푇푒푟푘푒푐푖푙

퐹 =48,1123,53

퐹 =48,1123,53

퐹 = 2,04

Dari perhitungan diatas diperoleh nilai Fhitung (Fh) sebesar 2,04 dan pada Ftabel pada α

= 0,05; dk penyebut 19 dan dk pembilang 19 ditemukan nilai sebesar 2,21. Jadi Fh lebih kecil

dari Ft (Fhitung = 2,04 ≤ Ftabel = 2,21). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Fhitung ≤

Ftabel, maka H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data frekuensi tinggi

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitianeprints.ung.ac.id/3877/9/2013-1-85202-832409009-bab4...tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa

loncatan memiliki kesamaan varian atau data berasal dari populasi yang homogen.

4.5 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pelatihan skiping

terhadap peningkatan tinggi loncatan pada pemain bola voli MTs Negeri I Telaga Biru, maka

hal ini dianalisis dengan pengujian analisis varians dua rata-rata dengan menggunakan rumus

(uji t).

Hasil pengujian diperoleh thitung = 7,20. nilai ttabel pada α = 0,05; dk = n-1 (20-1=19)

diperoleh harga sebesar 1,729. Dengan demikian thitung lebih besar dari tdaftar (thitung=7,20 >

tdaftar = 1.729). berdasarkan criteria pengujian bahwa tolak H0 : jika thitung > tdaftar pada α =

0,05; n-1, oleh karena itu hipotesis alternative atau Ha dapat diterima, sehingga dapat

dinyatakan terdapat pengaruh latihan skiping terhadap tinggi loncatan. Untuk lebih jelasnya,

hal ini dapat dilihat dalam kurva berikut ini.

H0

H0

Ha Ha

7,20

-1,729 1,729

Gambar 4.3 Penerimaan dan Penolakan Ha dan H0

4.6 Pembahasan

Permainan Bola Voli merupakan cabang olahraga beregu yang melibatkan banyak

orang yang sudah menguasai teknik permainan Bola Voli, baik individu maupun beregu.

Cabang olahraga bola voli merupakan salah satu cabang yang sangat di gemari oleh

siswa/siswi di mts negeri 1 Telaga Biru, di mana permainan ini sangat menarik bagi para

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitianeprints.ung.ac.id/3877/9/2013-1-85202-832409009-bab4...tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa

siswa dan mereka sangat senang bermain bola voli. Akan tetapi dalam hal penguasaan tehnik,

para siswa masih belum menguasai teknik spike dalam permainan bola voli. Pada saat mereka

bermain, masih banyak siswa putra ketika melakukan lompatan spike, belum bisa melakukan

lompatan Vertical Jump dengan baik. Kemampuan Vertical Jump dalam cabang olahraga

bola voli adalah kebutuhan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap pemain voli, karena

Vertical Jump sangat dibutuhkan oleh setiap pemain untuk melakukan serangan ke daerah

lapangan lawan untuk mendapatkan point. Semakin tinggi vertical jumpnya biasanya

memiliki pukulan yang sangat mematikan, Jadi kemampuan vertical Jump sangat penting

dalam permainan bola voli. Khususnya untuk pemain remaja latihan ini harus ditingkatkan,

karena dalam masa ini pemain remaja mengalami perkembangan secara cepat dari fisiologis

maupun fisik. Salah satu latihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

Vertical Jump ini adalah dengan latihan Skipping, karena dengan latihan skipping ini akan

memperoleh keguanan yang sangat banyak untuk berbagai macam otot yang digunakan untuk

melakukan Vertical Jump. Selain bermanfat banyak, latihan Skipping ini juga sangat

sederhana dan bisa dilakukan dimana saja.

Proses pelatihan dengan menggunakan bentuk latihan Skiping memiliki pengaruh positif

terhadap Peningkatan tinggi loncatan vertikal pada pemain olahraga bola voli diawali dengan

pemberian suatu penjelasan tentang bentuk latihan Skiping itu sendiri serta penjelasan tentang

cara melakukannya dengan baik dan benar. setelah itu siswa melakukan latihan dengan baik

dan benar sebagaimana yang telah dicontohkan.

Berdasarkan hasil penelitian pre-test tinggi loncatan vertikal data yang diperoleh

menunjukkan skor tertinggi 35 dan skor yang terendah 21. Setelah dilakukan analisis

diperoleh nilai rata-rata 23,53 dan nilai standar deviasi 4.85. Sedangkan pada hasil penelitian

post-test menunjukkan skor tertinggi 60 dan skor terendah 35. Setelah dilakukan analisis

diperoleh skor rata-rata 49,3 sedangkan nilai standar deviasi 6,93. Hal ini menunjukkan

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitianeprints.ung.ac.id/3877/9/2013-1-85202-832409009-bab4...tahap, yakni pre test atau tes awal untuk mengukur tinggi loncatan tanpa

bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh peningkatan hasil

rata-rata dari tes awal sampai tes akhir.

Untuk pengujian homogenitas data antara hasil penelitian pre-test dan post-test

seluruh variabel memiliki varians populasi yang homogen serta memiliki populasi yang

berdistribusi normal. Untuk keperluan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dalam

pengujian hipotesis digunakan uji analisis data penelitian eksperimen. Untuk menganalisis

data eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test one group design.

Dari hasil pengujian hasil pre-test dan post-test pada tes loncat vertical atau vertikal

jump menunjukkan harga thitung sebesar 7,20. Sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga

tdaftar 1,729. Ternyata harga thitung telah berada di dalam daerah penerimaan HA. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa HA diterima dan tidak dapat menerima Ho.

Jadi dapat disimpulkan bahwa latihan Skiping memberikan pengaruh positif terhadap

peningkatan tinggi loncatan vertikal vertikal dalam olahraga bola voli. Sehingga hipotesis

yang berbunyi terdapat pengaruh latihan Skiping terhadap peningkatan tinggi loncatan pada

pemain Bola Voli dapat diterima dan terjawab.