18
19 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Tabel 4.1 menunjukkan statistik deskriptif dari perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Indeks Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia yang bertahan selama periode Agustus 2009 sampai Januari 2015. Diperoleh data sebanyak 22 perusahaan. Dari tabel 4.1 dapat dilihat besarnya nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum dan minimum dari dividen (DIVMKTCAP), 2 bedasarkan market model regression (Rsquared), leverage (DA), Growth, investment opportunity (CapitalRationing), dan firm size (Mcap). Sumber: Data sekunder diolah, 2016 Keterangan: Dividen (DIVMKTCAP), 2 (Rsquared), Leverage (DA), Growth, Investment Opportunity (CR), Firm Size (Mcap). Berdasarkan hasil pada Tabel 4.1 terlihat bahwa nilai rata-rata dividen adalah 2.8%. Hal ini berarti dividen yang dibayarkan setiap lembarnya senilai dengan 2,8% harga per lembar saham perusahaan. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Min Max Mean Std. Deviation DIVMKTCAP .005 .075 .028 .012 Rsquared .005 .937 .448 .296 DA .133 .917 .498 .249 Growth -0.168 0.506 0.137 0.131 CR 0.947 15.539 2.920 2.886 MCap (Trilyun Rp) 8.643 421.838 88.786 76.429

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

19

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif

Tabel 4.1 menunjukkan statistik deskriptif dari

perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Indeks

Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia yang bertahan

selama periode Agustus 2009 sampai Januari 2015.

Diperoleh data sebanyak 22 perusahaan. Dari tabel 4.1

dapat dilihat besarnya nilai rata-rata, standar deviasi,

maksimum dan minimum dari dividen (DIVMKTCAP),

𝑅2 bedasarkan market model regression (Rsquared),

leverage (DA), Growth, investment opportunity

(CapitalRationing), dan firm size (Mcap).

Sumber: Data sekunder diolah, 2016

Keterangan: Dividen (DIVMKTCAP), 𝑅2 (Rsquared), Leverage (DA), Growth, Investment Opportunity (CR), Firm Size (Mcap).

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.1 terlihat bahwa

nilai rata-rata dividen adalah 2.8%. Hal ini berarti

dividen yang dibayarkan setiap lembarnya senilai

dengan 2,8% harga per lembar saham perusahaan.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif

Variabel Min Max Mean Std.

Deviation

DIVMKTCAP .005 .075 .028 .012

Rsquared .005 .937 .448 .296

DA .133 .917 .498 .249

Growth -0.168 0.506 0.137 0.131

CR 0.947 15.539 2.920 2.886

MCap (Trilyun Rp) 8.643 421.838 88.786 76.429

Page 2: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

20

Perusahaan dengan dividen terbesar adalah PT Indo

Tambangraya Megah Tbk. pada tahun 2012 yaitu

sebesar 7,5%. Sedangkan dividen yang terkecil dimiliki

oleh PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. pada tahun

2010 yaitu hanya sebesar 0,5%. Standar deviasi dividen

sebesarnya 1,27% lebih kecil dari nilai rata-rata

menunjukkan bahwa dividen sampel memiliki sebaran

yang hampir sama.

Nilai rata-rata R2 yang diperoleh sebesar 0.448

dengan standar deviasi sebesar 0,296. Hal ini berarti

bahwa market return mampu menjelaskan perubahan

stock return sebesar 44,8% sedangkan sisanya 55,2%

dijelaskan oleh variabel lain berupa informasi spesifik

perusahaan. Perusahaan dengan nilai R2 yang paling

kecil 0,005 adalah PT Astra Agro Lestari Tbk. pada

tahun 2013. Sedangkan yang tertinggi adalah PT Bank

Central Asia Tbk. pada tahun 2011 dengan 𝑅2 sebesar

0,937.

Leverage yang diperoleh dalam penelitian ini

memiliki nilai rata-rata sebesar 49,8%. Hal ini berarti

untuk setiap Rp. 1,00 aset yang dimiliki oleh

perusahaan, 49,8% nya dibiayai dari utang. Semakin

tinggi leverage menunjukkan semakin besar

penggunaan utang yang mengakibatkan semakin besar

pula risiko keuangan yang dihadapi perusahaan dan

ada kemungkinan semakin rendah kemampuan

perusahaan membayar dividen. Nilai maksimum

Page 3: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

21

leverage dimiliki oleh PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk. pada tahun 2009 sebesar 91,7%.

Sedangkan nilai minimum dimiliki oleh PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk. pada tahun 2011 sebesar 13,3%.

Nilai standar deviasi 24,94% artinya bahwa leverage

sampel memiliki sebaran yang hampir sama.

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh rata-rata growth

sebesar 13,72%. Nilai Growth terkecil dimiliki oleh PT PP

London Sumatra Indonesia Tbk. yang mengalami

penurunan jumlah sales nya pada tahun 2009 sehingga

nilai growth -16,8% sedangkan nilai growth yang

tertinggi 50,6% dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero)

Tbk. pada tahun 2011.

Selanjutnya adalah variabel investment

opportunity. Perusahaan dengan nilai Tobin’s Q yang

tinggi (Tobin’s Q > 1) menggambarkan bahwa

perusahaan memiliki peluang investasi yang baik,

potensi pertumbuhan yang tinggi, saham dalam kondisi

overvalued, dan manajemen memiliki performa yang

baik dalam pengelolaan aktivanya. Sebaliknya, jika nilai

Tobin’s Q < 1 maka berarti perusahaan memiliki potensi

pertumbuhan dan investasi rendah, saham dalam

kondisi undervalued, serta manajemen telah gagal

dalam mengelola aktiva perusahaan. Hanya ada 1

perusahaan yang nilai Tobin’s Q nya kurang dari 1 yaitu

PT Adaro Energy Tbk. tahun 2013. Nilai rata-rata

investment opportunity adalah 2,920. Hal ini berarti

Page 4: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

22

sampel perusahaaan rata-rata memiliki peluang

investasi yang baik.

Rata-rata market capitalization senilai 88,786

(trilyun rupiah). Bagi perusahaan publik, market

capitalization penting sekali karena mencerminkan nilai

total perusahaan. Besar kecilnya market capitalization

perusahaan ditentukan oleh jumlah saham yang

beredar dan harga saham di pasar. Jika harga saham

semakin naik, maka nilai perusahan juga naik,

demikian juga sebaliknya. Firm size terbesar adalah

421,838 (trilyun rupiah) yang dimiliki oleh PGAS pada

tahun 2013. Nilai terendah adalah 8,643 (trilyun rupiah)

yang dimiliki oleh PT PP London Sumatra Indonesia Tbk.

pada tahun 2009. Nilai standar deviasi firm size sebesar

76,429 yang lebih kecil dari nilai rata-rata firm size yang

menunjukkan bahwa setiap sampel memiliki ukuran

perusahaan yang hampir sama.

4.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.1. Uji Normalitas

Untuk melihat apakah data terdistribusi

secara normal atau tidak maka dalam penelitian

ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika hasil

uji menunjukkan nilai p-value < 0,05 berarti

data terdistribusi tidak normal (Supramono dan

Utami, 2004). Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat

besarnya nilai p-value adalah 0,206. Oleh karena

Page 5: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

23

nilai p-value > 0,05 maka data dalam penelitian

ini terdistribusi secara normal

Sumber: Data sekunder diolah, 2016

4.2.2. Uji Multikolinearitas

Salah satu asumsi model regresi linier

berganda yang lain adalah tidak ditemukan

adanya korelasi yang signifikan antar variabel

independennya. Pada penelian ini dilakukan

pengujian dengan nilai Variance Inflation Factor

(VIF) dan tolerance. Multikoleinieritas terjadi

apabila nilai VIF berada diatas 10 dan nilai

tolerance dibawah 0,1 (Hair dkk dalam

Supramono dan Utami, 2004).

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa

tidak terdapat nilai tolerance yang kurang dari

0,10 ataupun nilai VIF yang lebih dari 10. Oleh

karena itu berdasarkan nilai tolerance dan VIF

tersebut maka pada penelitian ini tidak

ditemukan adanya gejala multikolinearitas.

Tabel 4.2 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized

Residual

N 104

Normal Parameters Mean .000

Std. Deviation .011

Most Extreme Differences

Absolute .104

Positive .104

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z 1.065

Asymp. Sig. (2-tailed) .206

Page 6: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

24

Tabel 4.3

Uji Multikolieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Rsquared .953 1.050

DA .671 1.491

Growth .959 1.043

CR .826 1.210

LogMcap .676 1.479

Sumber: Data sekunder diolah, 2016

Keterangan: 𝑅2 (Rsquared), Leverage (DA), Growth, Investment Opportunity (CR), Firm Size (LogMcap).

4.2.3. Uji Autokorelasi

Uji Autokolerasi dipakai untuk mendeteksi

gejala kolerasi antara data yang satu dengan yang

lain atau dikenal dengan serial korelasi

(Supramono dan Utami, 2004). Jika nilai Durbin-

Watson (DW) tersebut dibawah < 2, maka dapat

disimpulkan tidak terdapat gejala autokorelasi.

Pada tabel 4.4 dapat dilihat nilai DW sebesar

1,022 atau DW dibawah 2, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

autokorelasi.

Tabel 4.4

Uji Autokorelasi

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .332 .110 .065 .012 1.022

Sumber: Data sekunder diolah, 2016

Page 7: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

25

4.2.4. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi lain yang diuji adalah uji

heteroskedastisitas yang bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas, yang berarti memiliki

kesamaan variance sehingga data dalam model

regresi tersebut memenuhi asumsi yang homogen.

Grafik 4.1. Uji Heteroskedastisitas

Deteksi adanya heteroskedastisitas adalah

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik. Dasar pengambilan keputusan adalah jika

terdapat pola tertentu yang teratur (bergelombang,

Page 8: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

26

melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi

heteroskedastisitas. Dari gambar 4.2 grafik

Scatterplot dibawah ini titik-titik menyebar

secara acak diatas dan di bawah angaka nol,

maka model ini dianggap tidak mengalami

problem heterokedastisitas.

4.3 Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji t-statistik

Uji parsial (Uji t) digunakan untuk

mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen (Ghozali,

2005). Hasil regresi 𝑅2 sebagai variabel

independen serta leverage, investment opportunity,

firm size, dan growth sebagai variabel kontrol

terhadap dividen dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil Uji t-Statistik

Model Unstandardized

Coefficients

t Sig.

B

1

(Constant) -.010 -.181 .857

Rsquared .001 .278 .782

DA -.017 -2.819 .006

Growth -.016 -1.676 .097

CR .000 -.777 .439

LogMcap .004 .867 .388

Sumber: Data sekunder diolah, 2016

Keterangan: 𝑅2 (Rsquared), Leverage (DA), Growth, Investment Opportunity (CR), Firm Size (LogMcap).

Page 9: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

27

Berdasarkan hasil uji statistik secara

parsial 𝑅2 diperoleh nilai beta sebesar 0,001. Hal

ini berarti bahwa setiap kenaikan 1% dari 𝑅2

akan menaikkan rasio antara dividen terhadap

market capitalization sebesar 0,001%. Nilai

signifikansi adalah sebesar 0,649. Oleh karena

nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka

berarti 𝑅2 memiliki pengaruh yang positif terhadap

dividen tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan.

Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak,

sehingga hipotesis 1 (H1) yang menyatakan

terdapat hubungan negatif antara 𝑅2 dan dividen

di pasar modal Indonesia ditolak.

Penelitian ini memasukkan beberapa

variabel kontrol yaitu leverage, growth, investment

opportunity, dan firm size. Dari tabel 4.7 diatas,

diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Dari hasil pengujian regresi menunjukkan

bahwa koefisien regresi leverage adalah negatif

(-0,017). Hal ini berarti bahwa terdapat

pengaruh negatif antara leverage dan dividen.

Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, nilai

probabilitas leverage sebesar 0,006, maka

pengaruh leverage terhadap dividen adalah

signifikan. Namun, penelitian terbaru oleh Mui

dan Mustapha (2016) menemukan bahwa

Page 10: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

28

leverage tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap dividen.

2. Selanjutnya untuk variabel growth, hasil

pengujian regresi menunjukan bahwa koefisien

regresi growth adalah negatif (-0,016). Hal ini

berarti bahwa terdapat pengaruh negatif antara

growth dan dividen. Dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,05, nilai probabilitas

growth sebesar 0,097, maka pengaruh growth

terhadap dividen tidak signifikan.

3. Variabel kontrol berikutnya adalah Investment

opportunity. Nilai betanya sangat kecil sehingga

dibulatkan menjadi 0,000. Dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,05, nilai probabilitasnya

sebesar 0.439. Dengan demikian, pengaruh

investment opportunity terhadap dividen juga

tidak signifikan.

4. Variabel kontrol yang terakhir adalah firm size.

Hasil pengujian regresi menunjukan bahwa

koefisien regresi firm size adalah positif (0.004).

Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh positif

antara firm size dan dividen. Dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,05, nilai probabilitas firm

size sebesar 0,388, maka pengaruh firm size

terhadap dividen juga tidak signifikan.

Dengan demikian, terbukti bahwa variabel

kontrol dalam penelitian ini yaitu leverage,

Page 11: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

29

growth, investment opportunity, dan firm size tidak

mendukung pengaruh variabel independen (𝑅2)

terhadap perubahan variabel dependen (dividen).

4.3.2. Uji F dan Koefisien Determinasi

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah

semua variabel independen yaitu 𝑅2 berdasarkan

Market Model Regression serta variabel kontrol

leverage, investment opportunity, firm size, dan

growth mempunyai pengaruh secara bersama-

sama (simultan) terhadap variabel dependen yaitu

dividen. Pada tabel 4.6 dapat dilihat nilai uji F

sebesar 2,432 dengan nilai signifikansi sebesar

0,040. Nilai F tabel adalah sebesar 2,33. Karena

nilai F hitung > F tabel dan nilai signifkansinya

dibawah taraf kepercayaan 5% maka dapat

disimpulkan bahwa variabel independen dan

variabel kontrol pada penelitian ini secara

simultan mempengaruhi variabel dependen.

Tabel 4.6

Hasil Uji F-statistik dan Koefisien Determinasi

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression

Residual

Total

.002 5 .000 2.421 .041

.015 98 .000

.017 103

R2 .110

Adj R2 .065

Sumber: Data sekunder diolah, 2016

Page 12: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

30

Koefisien determinasi digunakan untuk

menguji goodness of fit dari model regresi.

Adjusted 𝑅2 mengukur seberapa besar model yang

digunakan dalam regresi yaitu variabel

independen dan variabel kontrol dapat

menjelaskan perubahan variabel dependen.

Besarnya nilai adjusted 𝑅2 pada model regresi ini,

dapat dilihat pada tabel 4.6, yaitu hanya sebesar

0,065. Hal ini berarti bahwa hanya 6,5% variasi

variabel dependen pada penelitian ini yaitu

dividen yang dapat dijelaskan oleh variabel

independen yaitu 𝑅2 berdasarkan Market Model

Regression serta variable kontrol leverage,

investment opportunity, firm size, dan growth.

Sedangkan sisanya dijelaskan faktor-faktor lain

diluar model penelitian ini.

4.4 Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa 𝑅2

berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap

dividen. Walau menunjukkan arah positif, hasil

penelitian ini tidak dapat memberi bukti adanya

pengaruh yang kuat antara 𝑅2 dan dividen. Hasil

penemuan 𝑅2 yang rendah mengindikasikan bahwa

stock return lebih mampu dijelaskan oleh informasi

spesifik perusahaan. Semakin banyak informasi

perusahaan yang tersedia maka akan menarik

Page 13: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

31

perhatian para investor untuk melakukan observasi

kemudian dengan yakin berinvestasi pada perusahaan

tersebut sehingga akan meningkatkan stock return.

Jumlah stock return dan penawaran dividen akan saling

mempengaruhi serta saling mencari kesesuaian (Black

and Scholes (1974) dalam Suharli 2006). Semakin tinggi

stock return suatu perusahaan maka semakin tinggi

pula dividennya (Suharli, 2006).

Seperti yang dikemukakan Jin and myers (2006)

bahwa nilai 𝑅2 yang semakin tinggi disebabkan oleh

adanya opaqueness. Yang dimaksud dengan

opaqueness adalah kurangnya informasi yang

memungkinkan investor untuk melakukan observasi

terhadap operating cash flow dan income, dan

menentukan nilai perusahaan. Hal tersebut diperkuat

oleh penemuan Dasgupta et al. 2010 yang menyatakan

semakin transparan sebuah perusahaan, maka

semakin banyak informasi yang tersedia di pasar.

Akan tetapi, ada perbedaan kandungan informasi

yang dimiliki oleh pihak manajemen dengan para

investor. Selain itu juga terdapat perbedaan

kepentingan antara pihak manajemen dan pihak

investor. Dari sudut pandang investor jangka panjang

yang ingin memiliki kendali atas perusahaan,

penginvestasian kembali laba dalam jumlah yang besar

sangat menguntungkan karena meningatkan

pendapatan investasi jangka panjang. Sebaliknya, dari

Page 14: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

32

sudut pandang investor jangka pendek yang

mengharapkan dividen dan capital gain, pembayaran

dividen sangat menguntungkan karena mereka

mendapatkan return yang tinggi dari investasi jangka

pendek

Hasil penemuan dalam penelitian ini tidak dapat

membuktikan hubungan yang kuat antara dividen

dengan 𝑅2. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi

spesifik perusahaan bukan faktor yang menjadi

pertimbangan investor di Indonesia dalam berinvestasi.

Berdasarkan hasil pengolahan market model type

regression, sebagian besar sample memiliki pengaruh

market return yang signifikan terhadap stock return. Hal

ini berarti bahwa investor di Indonesia masih

mengandalkan informasi perusahaan yang beredar di

pasar salah satunya dengan melihat pergerakan pasar.

Hasil yang tidak signifikan juga bisa disebabkan oleh

adanya faktor-faktor lain seperti tingkat suku bunga,

inflasi, perubahan kurs, atau faktor-faktor makro

ekonomi lainnya.

Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan

hasil penelitian Kang and King (2013) yang

mengemukakan adanya hubungan negatif yang

signifikan antara 𝑅2 dan dividen di Korea, namun

hubungan tersebut hanya berlaku untuk perusahaan

non-business group. Selain itu, dilihat dari nilai

adjusted 𝑅2 yang sangat kecil yang mengindikasikan

Page 15: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

33

banyak variabel lain yang tidak dimiliki oleh model

dalam penelitan ini yang memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap dividen.

Leverage memiliki pengaruh yang negatif dan

signifikan terhadap dividen. Hal ini sejalan dengan

penemuan-penemuan terdahulu yang menyatakan

bahwa semakin besar leverage maka perusahaan

cenderung untuk membayar dividennya lebih rendah

dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada

pendanaan eksternal. Sehingga semakin besar proporsi

hutang yang digunakan suatu perusahaan, maka akan

semakin besar pula jumlah kewajiban yang akan

mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan

dibagikan (Faccio et al. 2001; Jensen 1989; Brigham

and Ehrhardt (dalam Suherli dan Harahap 2004)).

Penelitian terbaru oleh Mui dan Mustapha (2016);

Emamalizadeh et al. (2013) menemukan bahwa leverage

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

dividen.

Sejalan dengan penemuan faccio et al. 2001,

penelitian ini menemukan variabel investment

opportunity dan growth berpengaruh negatif terhadap

dividen. Saat suatu perusahaan memiliki peluang

investasi yang baik dan potensi pertumbuhan yang

tinggi maka perusahaan akan lebih senang menahan

labanya untuk membiayai ekspansi atau pertumbuhan

perusahaan daripada dibayarkan dalam bentuk dividen

Page 16: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

34

kepada para pemegang saham. Hal ini juga didukung

oleh Jensen (1989) yang menyatakan bahwa manajer

cenderung untuk menginvestasikan arus kas bebas ke

dalam peluang investasi dan memperbesar perusahaan

meskipun tidak menguntungkan. Namun dalam

penelitian ini, pengaruh variabel investment opportunity

dan growth tidaklah signifikan. Hal ini dapat

disebabkan karena tingkat investment opportunity dan

growth pada perusahaan sample relatif sama. Dapat

dibuktikan pada analisis statistik deskriptif, nilai

standar deviasi dari variabel investment opportunity dan

growth lebih kecil dari rata-rata, sehingga tidak

berdampak pada dividen.

kebijakan dividen yang beragam juga dapat

menjadi penyebab tidak signifikannya pengaruh

variabel investment opportunity dan growth. Besar

kecilnya dana yang dikeluarkan untuk membiayai

investasi dan pertumbuhan perusahaan tidak akan

mempengaruhi secara signifikan besar kecilnya dividen

yang dibagikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penemuan Penelitian Suherli dan Harahap (2004),

Marpaung dan Hadianto (2009), Prihantoro (2003),

serta Hatta (2002) yang tidak menemukan adanya

pengaruh antara pertumbuhan dengan dividen.

Selanjutnya adalah size perusahaan. Hasil

temuan dalam penelitian ini adalah size perusahaan

memiliki hubungan yang positif dengan dividen.

Page 17: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

35

Perusahaan besar cenderung menghasilkan laba yang

besar dan menentukan tingkat dividen yang stabil

(Weston dan Copeland, 1996). Perusahaan besar

biasanya adalah perusahaan yang telah mapan dan

memberikan tingkat risiko yang lebih rendah daripada

perusahaan kecil.

Perusahaan besar cenderung memiliki akses yang

mudah ke pasar modal untuk memperoleh pendanaan.

Perusahaan besar juga cenderung memiliki

profitabilitas yang stabil dan tidak terlalu bergantung

pada pendanaan internal. Perusahaan ini cenderung

memberi tingkat pembayaran dividen yang lebih tinggi

daripada perusahaan kecil atau perusahaan baru

karena kemudahan mendapatkan dana dari pihak

eksternal dan memiliki stabilitas laba yang tinggi.

Semakin besar size sebuah perusahaan maka semakin

besar pula dividen yang dibayarkan (Fama dan French

(2001); Zou et al. 2008; huang et al. 2012).

Dalam penelitian ini, pengaruh size perusahaan

terhadap dividen tidak signifikan. Dilihat dari standar

deviasi yang terdapat dalam analisis statistik deskriptif,

nilai standar deviasi variabel size lebih kecil dari rata-

rata yang mengindikasikan bahwa size perusahaan

sample memiliki ukuran yang hampir sama. Hal ini

dapat menjadi penyebab tidak signifikannya hasil yang

diperoleh. Hasil penelitian ini mendukung Jeong (2011),

Arif dan Akbar (2013), Ahmed dan Javid (2008) yakni

Page 18: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif...4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji t-statistik Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

36

ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan

terhadap dividen.