Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
48
BAB IV
ANALISA DATA
Seperti yang telah dipaparkan dalam Bab I, maka dalam Bab IV ini akan dipaparkan
analisa berkaitan antara Bab II dan Bab III dengan menjawab 2 tujuan penelitian dalam Bab I
yaitu:
Apa makna hukum adat “Op Ut, Tes Tua” dalam ritual perkawinan masyarakat TTS dan
pandangan gereja terhadap ritual Op ut,Tes Tua.
A. Hukum Adat
Menurut Prof Soepomo Hukum adat adalah suatu hukum yang hidup, karena ia
menjelmakan perasaan hukum yang nyata dari rakyat. Sesuai dengan fitratnya sendiri, hukum
adat terus menerus dalam kebudayaan tumbuh dan berkembang seperti hidup itu sendiri”.1
Walaupun hukum adat tidak tertulis tetapi hukum adat tetap diingat dalam hati dan terus
dilakukan dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut juga nyata dalam kehidupan orang meto
yang terus memelihara hukum adat sampai sekarang ini. Ketika sepasang kekasih menyatakan
diri untuk siap hidup bersama maka akan dilakukan upacara-upacara adat sebagai langkah-
langkah untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat dan juga mendapatkan berkat dalam
kehidupan keluarga yang dipercayai berasal dari orang tua.
Hukum adat bagi orang meto adalah sesuatu yang harus dilakukan karena ini berkaitan
dengan kehidupan orang meto pada umumnya dan bagi keluarga-keluarga yang telah menikah
pada khususnya dan merupakan suatu identitas bagi orang meto untuk mendapatkan
pengakuan dari para leluhur mereka.
1 Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, (penerbit Universitas), 1967,12.
49
Menurut Prof Hilman, Pernikahan menurut Hukum Adat pada umumnya perkawinan itu
bukan hanya sebagai “perikatan perdata” tetapi juga merupakan “perikatan adat” dan
sekaligus merupakan perikatan kekerabatan dan ketetanggan.2 Hal tersebut juga dikatakan
oleh bapak Jusuf Boimau Ini merupakan kebudayaan orang meto yang sangat unik karena
bukan hanya pemuda dan pemudi yang menjadi satu tetapi juga menyatukan keluarga dari
kedua belah pihak, melalui mereka berdua terjalin hubungan keluarga besar yang selalu
bersama-sama dalam susah maupun dalam senang.3
Pernikahan dalam arti “pernikahan adat” ialah perkawinan yang mempunyai ikatan
hukum terhadap hukum adat yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan. Setelah terjadi
ikatan perkawinan maka timbul hak-hak dan kewajiban-kewajiban orang tua (termasuk
anggota keluarga/kerabat) menurut hukum adat setempat, yaitu dalam pelaksanaan upacara
adat dan selanjutnya dalam peran serta membina dan memelihara kerukunan, keutuhan,
kelanggengan, dan kehidupan anak-anak mereka yang terikat dalam perkawinan.4
Dalam kehidupan orang meto pada dasarnya perkawianan itu tidak hanya antara seorang
perempuan dan seorang laki-laki tetapi antara kedua keluarga besar, karena ketika antara laki-
laki dan perempuan telah bersatu menjadi sepasang suami istri maka kedua keluarga telah
menjadi satu baik dalam susah dan senang.
Dalam pemahaman orang meto nikah adat adalah rangkaian pernikahan dari
peminangan sampai kepada op ut tes tua yang adalah sesuatu yang wajib untuk dilakukan
oleh setiap orang yang telah menyatakan resmi menjadi suami istri, sebagai salah satu bentuk
2 Hilman Hadikusima, Hukum Perkawinan Indosnesia Menurut Pandangan Hukum Agama, Hukum Adat. (CV
Mandar Maju, 1990, 8) 3Wawancara dengan Bapak Jusuf Boimau, (Pengamat Kebudayaan TTS), pada tanggal 31 Agustus 2012
4 Hilman Hadikusima, Hukum Perkawinan Indosnesia Menurut Pandangan Hukum Agama, Hukum Adat. (CV
Mandar Maju, 1990, 8)
50
penghormatan dan penghargaan kepada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan
anak-anak mereka, orang meto juga memiliki kepercayaan ketika melakukan upacara op ut tes
tua maka mereka telah mendapat identitas dari para leluhurnya, sehingga ketika mereka
meninggal dan berada di dunia para leluhur maka mereka akan dikenal sebagai keturunan dari
para leluhur tersebut. Hubungan antara Hukum adat op ut tes tua dengan penghormatan
kepada orang tua adalah hukum itu dipercayai bahwa diberikan oleh para dewa kepada para
leluhur, dan orang tua adalah perwujudan yang kelihatan dari dewa, jadi ketika orang meto
menghargai orang tua dengan melakukan upacara op ut tes tua maka orang meto telah
menghargai para dewa.
B. Makna hukum adat Op ut tes tua
Pemahaman dalam pelaksanana ritual op ut tes tua dalam kebudayaan orang meto yang
pada dasarnya melibatkan para leluhur melalui orang tua kandung yang dipercayai dalam
kehidupan orang meto yang adalah penjelmaan dari Uis Neno atau Allah yang tidak kelihatan
dengan jelas hendak mengatakan bahwa orang meto dalam kehidupan sosoialnya sangatlah
menjunjung tinggi dan menghargai nilai-nilai kekeluargaan dalam satu klan atau marga.
Karena itu ketika pelaksanaanya upacara op ut tes tua maka para leluhur yang dipercayai
mempunyai hubungan dengan orang tua kandung akan disebut nama mereka dalam
pelaksanaan upacara tersebut.
Hubungan yang dibangun dalam suatu klan atau marga digunakan oleh orang meto untuk
membangun hubungan yang lebih dekat lagi antara setiap anggota keluarga sehingga
terjalinnya hubungan saling menghargai, saling mendukung, saling membantu untuk
menjalani kehidupan dalam satu klan atau marga bahkan kehidupan sosial.
51
Karena itu jika dalam kehidupan orang meto semua pasangan yang telah menikah
melakukan upacara adat op ut tes tua maka dalam kehidupan keluarga dan sosial akan tercipta
kehidupan yang sejahtera karena telah melakukan apa yang menjadi kewajiban dari anak
tersebut.
Pada dasarnya op ut tes tua adalah kebudayaan orang meto yang dihargai dan dilakukan
sampai sekarang karena memiliki nilai penghormatan kepada orang tua yang telah merawat
dan membesarkan anak mereka sampai menjadi dewasa dan juga merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh anak untuk mendapatkan berkat dari orang tua dan kehidupan yang sejahtera
bagi keluarga maupun keturunannya. Karena orang tua dianggap sebagai pemegang
kekuasaan untuk memberikan berkat kepada anak-anaknya atau berkat dari Allah (Uis neno)
turun melalui orang tua (Uis Neno Pala).5 Pada zaman dahulu sebelum orang Meto mengenal
agama Kristen sebutan Uis Neno merupakan sebutan untuk penguasa dari langit yang
dipercayai sebagai salah satu penyebab terjadinya dunia ini dan segala isinya termasuk
manusia, namun ketika orang meto mengenal agama Kristen dan menjadi Kristen maka
sebutan Uis neno tetap dipakai dalam keKristenan untuk sebutan kepada Allah dalam bahasa
asli orang meto yaitu bahasa dawan.
Dari penjelasan di atas maka penulis mencoba untuk menganalisa makna upacara op ut
tes tua sebagai salah satu bentuk penghormatan anak kepada orang tua. Dalam kehidupan
orang meto penghormatan kepada orang tua dalam hal ini menghargai ditujukan kepada
semua orang tanpa terkecual yang dianggap tua dari setiap anak yang dilihat dari umur, tetapi
penghormatan kepada orang tua dalam bentuk op ut tes tua hanya ditujukan kepada orrang tua
kandung yang telah melahirkan dan membesarkan anak tersebut. Pada sadarnya tanggung
5Wawancara dengan bapak Yafet Tefu (tokoh masyarakat) pada hari selasa tanggal 29 Agustus 2012
52
jawab orang tua yaitu merawat anak yang menyebabkan orang tua perlu untuk mendapatkan
penghormatan. Orang tua sebagai satu-satunya tokoh yang harus dihargai, disegani. Ketika
sepasang kekasih telah menikah maka akan muncul kewajiban-kewajiban dari anak yang
harus dilakukan kepada orang tua dan keluarga, seperti yang dikatakan oleh Prof Hilman yaitu
melakukan upacara adat sebagai peran serta membina dan memelihara kerukunan, keutuhan,
kelanggengan, dan kehidupan anak-anak mereka yang terikat dalam perkawinan.6 Dengan
demikian dalam pemahaman orang meto penghormatan tidak saja tunjukan dalam tingkah
laku tetapi juga lewat melakukan ritus-ritus termasuk upacara op ut tes tua.
Karena itu, orang tua dalam pemahaman orang meto adalah satu-satunya yang harus
dihargai, disegani dan dihormati, karena merupakan manifestasi dari Uis Neno sebagai
perwujudan mistis dari Allah yang memelihara.7 Penghormatan kepada orang tua adalah
merupakan suatu respon dari anak dari terhadap tanggung jawab orang tua yang merupakan
penjelmaan dari Uis Neno atau Allah yang merupakan satu-satunya sumber kehidupan
manusia..
Dalam bab II telah dijelaskan bahwa Baik gambaran tentang bapak maupun gambaran
tentang ibu memainkan peran dalam terbentuknya gambaran seseorang mengenai Allah.8
Karena itu dalam pemahaman orang meto penghormatan kepada orang tua adalah salah satu
cara menghormati dan menghargai Allah sebagai pencipta manusia. Penghormatan kepada
orang tua dalam bentuk op ut tes tua wajib untuk dilakukan karena orang tualah yang
bertanggung jawab untuk kehidupan dari anak-anak mereka ketika si anak.
6Ibbid, 8
7Wawancara dengan bapak Seperianus Tunliu (tokoh adat) pada hari selasa tanggal 28 Agustus 2012
8 N. Syukur Dister, Bapak Dan Ibu Sebagai Simbol Allah, (Jakarta; gunung mulia, 1983) hal 48-49
53
Dalam kehidupan orang meto, orang tua tidak hanya berperan sebagai ayah dan ibu tetapi
juga berfungsi sebagai Uis Neno, sebagai pemelihara dan penolong bagi anak-anak sehingga
orang tua selalu disapa dengan sebutan Uis Neno Pala, karena untuk mengambarkan Allah
yang adalah sumber sagala kehidupan manusia nyata dalam pengalaman kehidupan tetang
ayah dan ibu.
Untuk mengambarkan Uis Neno atau Allah yang tidak kelihatan, dapat digambarkan
dengan pengalaman setiap hari dengan orang tua, karena peran dan fungsi dari orang tua
mengambarkan peran dan fungsi dari Uis Neno yang tidak kelihatan. Uis neno yang tidak
kelihatan itu menyatakan karyanya melalui pertemuan biologis antara ayah dan ibu. Karena
itu dalam pelaksanaan upacara op ut tes tua, orang tua yang telah meninggalpun tetap dihargai
karena orang tua tersebut merupakan penjelmaan dari Uis Neno atau Allah.
Orang tua dipakai sebagai salah satu cara untuk menciptakan manusia oleh Uis Neno atau
Allah, orang tua sebagai alat untuk membentuk manusia dengan fungsi dan peran yang unik
yaitu anak lahir dari orang tua anak tumbuh dan berkembang dalam pengamatan orang tua
dan juga mengajarkan tentang iman akan pengenalan terhadap Uis neno atau Allah. Orang
tualah yang bertanggung jawab dalam proses kehidupan anak dari lahir sampai dewasa
bahkan ketika si anak hendak menikah.
Karena itulah timbul pemahaman dan ketentuan untuk dilakukannya penghormatan
kepada orang tua dalam kehidupan orang meto. Dari pemahaman di atas maka tidak ada
kemungkinan bagi anak untuk melakukan perlawanan kepada orang tua. Karena kehadiran
dari orang tua dikaitkan dengan Uis Neno atau Allah, sehingga setiap anak diharuskan untuk
memberikan penghormatan kepada orang tua. Sehingga ketika anak melakukan penghormatan
54
kepada orang tua maka anak tersebut telah mendapatkan jalan terbuka untuk mendapatkan
kehidupan yang senang dalam hal ini berkat yang melimpah dalam pekerjaan serta
mendapatkan keturunan. Tetapi ketika mereka tidak melakukan upacara op ut tes tua maka
mereka akan mendapatkan malapetaka dalam kehidupan keluarga mereka bahkan bisa
berujung pada kematian. Berkat yang bisa didapatkan ketika melakukan upacara op ut tes tua
adalah Adanya anak dalam hal ini laki-laki dan perempuan,Panjang umur, karena hidup sesuai
dengan kehendak Uis Neno yaitu telah melakukan upacara Op ut tes tua, Sehat, Hidup
berkecukupan dalam makanan maupun materi, Dan semua keuntungan yang terjadi dalam
kehidupan keluarga dipercayai sebagai keuntungan.9 Sedangkan upah yang akan diterima
karena tidak melakukan upacara op ut tes tua adalah tidak mendapatkan anak, tidak umur
panjang, sakit penyakit yang berujung pada kematian, semua pekerjaan yang dilaksanakan
sia-sia. Hidup berkekurangan (makanan dan materi) jika seseorang yang mati karena jatuh
dari pohon dibunuh atau bunuh diri juga dianggap sebagai kutukan dari para leluhur karena
tidak melaksanankan upacara Op ut tes tua.10
Berikut adalah salah satu contoh ketika memakan makanan (ut) yang diperuntukan bagi
paman sebagai pengganti leluhur dari ibu.11
Pada bulan maret 2002 yang lalu keluarga Mateos
Silla mengalami musibah, bersama adik laki-laki dan kedua isteri mereka. Keluarga Silla
merencanakan sebuah perkunjungan adat op ut tes tua kerumah pamannya di Amanuban
tengah (Niki-Niki). Mereka menyiapkan sagu (ut) sebagai makanan adat bagi paman lalu
berangkat. Setelah beberapa jamperjalanan mereka tiba ditempat tujuan. Namun sayang,
paman tidak ada ditempat. Terpaksa silla dan keluarganya pulang ke Oenai. Di tengah jalan
mereka mengambil sagu untuk paman dan makan beramai-ramai. Mereka berpikir, bila ada
9Wawancara dengan Bapak Jusuf Boimau, (Pengamat Kebudayaan TTS), pada tanggal 31 Agustus 2012
10
ibbid 11
Welfrid Fini Ruku, “Tragedi Menara Babel dalam Perspektif masyarakat Atoin Meto di Meto – Studi Exegese
Tehadap Kejadian 11:1-9”, (Jogjakarta: Program Pasca Sarjana-Magister Teologi UKDW), Juni 2003, 47..
55
rencana untuk mengunjungi paman barulah dibuat sagu yang baru. Seminggu kemudian
datanglah musibah dalam keluarga ini. Semua mereka seisi rumah jatuh sakit. Demam panas
tinggi, batuk dan pilek menimpa kedua rumah tangga ini. Mereka sempat berobat ke
puskesmas, tetapi penyakit makin bertambah. Kerena kerasnya penyakit itu maka istri kaleb,
adik silla meninggal dunia. Keluarga mengurus mayat dan menguburkannya. Sedangkan
mereka yang sakit dikumpulkan dirumah silla. Dalam keadaan yang gawat itu Yohanis Boiliu
(penatua) datang dan mendoakan mereka. Boiliu mendengar kabar dari salah satu tetangga
bahwa keluarga silla kemungkinan besar kena kutuk dari leluhur karena mereka telah makan
sagu yang peruntukan bagi paman dan istri silla. Karena itu sagu tersebut telah menjadi racun
bagi mereka. Menurut keyakinan orang atoni sesuatu yang sudah diperuntukan bagi orang tua
dan leluhur tidak boleh dimakan. Kalau dimakan maka orang yang melakukannya akan
mendapat kutukan yang biasanya disebut Laso (racun) dari arwah. Sesudah mengetahui sebab
penyakit tersebut boiliu melakukan neketi(meluruskan kembali maksut suatu tatanan yang
telah dibelikan) akirnya tiga orang anak dan seorang ibu serta kedua bapak sembuh dari sakit
mereka.
Jadi makna dari upacara op ut tes tua dalam kebudayaan orang meto memiliki dua makna
yaitu makna spiritual dan makna sosiologis. Yang pertama makna spritual adalah pelaksanaan
upacara op ut tes tua sebagai penghormatan kepada orang tua karena orang tua merupakan
wakil Allah di dunia bagi anak-anak dan menghargai orang tua yang telah merawat anak-anak
dari kecil sampai dewasa, merupakan wujud ungkapan terimaksih kepada para orang tua
sebagai pelaksanaan hukum adat.
Yang kedua adalah makna sosiologis, melalui pelaksanaan upacara adat op ut tes tua
maka relasi sosial dalam masyarakat dan juga internal anggota keluarga dari kedua belah
pihak dari suami dan istri dan juga anak-anak dari orang tua dimaksut dapat diperkuat dan
menjadi akrab. Selain itu dengan dilakukannya upcara op ut tes tua maka setiap anggota
keluarga menyadari akan pentingnya peran sosial mereka sebagaimana diatur dalam
pelaksanaan Hukum Adat
56
C. Pandangan Gereja tentang op ut tes tua
Bangsa Israel adalah bangsa yang dipilih Allah dan bangsa yang mendapatkan karya
keselamatan dan pembebasan dari Allah, karena itu bangsa Israel dituntut untuk hidup sesuai
dengan kenendak Allah. Salah satunya adalah bagaimana bangsa Israel menghargai dan
menghormati orang tua. Keharusan ini terjadi karena adanya penindasan kepada orang tua
oleh orang muda terhadap para orang tua sehingga Allah menyatakan perintah-Nya
"Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN,
Allahmu, kepadamu." (Kel 20: 12). Nats ini digunakan pada waktu itu karena adanya
penindasan dari orang muda terhadap orang tua.
Didalam Alkitab dikatakan bahwa orang tua harus mendapatkan penghormatan yang
layak dari anak-anak. Karena mereka adalah tokoh utama dalam mengajarkan bagaimana
bertumbuh dalam iman dan pengenalan akan Yesus sebagai Juruselamat dunia karena itu
dituntut adanya penghormatan dari anak kepada orang tua. Penghormatan kepada orang tua
harus dilakukan oleh setiap anak tidak hanya pada waktu-waktu tertentu saja tetapi dalam
kehidupan setiap hari. Berdasarkan pengalaman iman maka penghormatan kepada orang tua
adalah sebagai wujud ketaatan dan kasih kepada Allah. Allah menghendaki agar anak-anak
mengahargai orang tua, anak-anak harus menunjukan rasa kasih kepada orang tua dalam
segala hal, dan dengan wajar dan adil.
Dalam tradisi orang meto salah satu bentuk penghormatan dari anak kepada orang tua
kandung yang telah melahirkan dan membesarkan mereka adalah op ut tes tua yang
dahulunya dilakukan dalam agama suku dan ketika menjadi Kristen maka mereka tetap
melakukan dan mempertahankan kebiasaan mereka untuk melakukan penghormatan kepada
57
orang tua dalam upacara op ut tes tua.12
Upacara ini tetap dilakukan karena menurut
pemahaman orang meto ini tidak bertantangan dengan ajaran keKristenan yang juga didukung
dengan ayat Alkitab dalam (Kel 20: 12).13
Sikap hormat terhadap orang tua merupakan suatu sikap yang memang sewajarnya
dilakukan. Ajaran mengenai perlunya menghormati orang tua juga tertulis dalam Kitab Suci,
yang secara jelas mengungkapkan perlunya sikap penghormatan ini. Sikap penghormatan
kepada orang tua ini bahkan ada di antara sepuluh perintah Allah yang diwartakan melalui
Musa, "Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan
TUHAN, Allahmu, kepadamu." (Kel 20: 12) sedangkan dalam perjanjian baru terdapat dalam
Efesus 6:2. Perintah ini menunjukkan bahwa menghormati orang tua merupakan tindakan
yang perlu dilakukan oleh seorang anak jika dia ingin mendapat berkat Tuhan berupa usia
lanjut dan tanah sebagai milik yang diberikan oleh Tuhan.
Karena mereka telah bekerja atas nama Allah dalam membentuk, membesarkan dan
mendidik anak-anak maka mereka mendapat ganjaran, yaitu kehormatan yang diperoleh dari
anak-anak mereka. Karena itu dalam Kitab Suci menyatakan dosa apabila seorang anak tidak
menghormati orang tuanya.
Op ut tes tua adalah kebudayaan dari orang meto yang yang patut untuk dilestarikan.
Untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera anak harus melakukan penghormatan kepada
orang tua. Bagaimanapun keadaan orang tuanya mereka adalah wakil Allah didunia untuk
anak-anak sehingga mereka memiliki hak untuk memperoleh penghargaan.
12
Wawancara dengan Bapak Adam Benu, (tokoh adat dan PJ, isilah untuk wakil dari ketua jemaat, bagi jemaat yang
belum ada pendeta) pada hari selasa tanggal 28 Agustus 2012. 13
ibbid
58
Apa yang dilakukan orang meto kepada orang tua mereka adalah hal yang patut untuk
terus dipelihara karena merupakan tindakan pelayanan kasih dari anak kepada orang tua yang
biasanya diakiri dengan doa syukur yang dipimpin oleh majelis gereja atau pendeta.
DanKarena Allah telah mengamanatkan kepada orang Kristen untuk terus mengingat akan
setiap jerih paya orang tua kepada anak-anaknya dengan melakukan upacara op ut tes tua.14
Penghormatan kepada orang tua dalam dalam kebudayaan orang meto jika dilihat dari
segi kekristenan sangat mendukung kegiatan tersebut, tetapi jika dilihat dari segi ekonomi,
upacara tersebut sangat merugikan bagi orang-orang yang pada dasarnya hidup dibawah garis
kemiskinan, karena untuk mempersiapkan kebutuhan dalam pelaksanaan upacara tersebut
membutuhkan biaya yang sangat bersar dan juga tingkat kemahalan dari barang semakin
meningkat membuat jangka waktu untuk pelaksanaan upacara tersebut semakin lama.
Berkaitan dengan penghormatan kepada orang tua maka Gereja yang memiliki kewajiban
menyebarkan pesan-pesan Injil kembali menegaskan perlunya menghormati orang tua baik
lewat perbuatan maupun dalam praktek yang nyata seperti upacara op ut tes tua di dalam
kehidupan kebudayaan orang meto.
Dengan demikian maka sesuai dengan pandangan dari Alkitab maka gereja mendukung
adanya penghormatan kepada orang tua tidak hanya dalam bentuk menghargai dan
menunjukan rasa kasih tetapi juga dalam bentuk yang nyata yaitu dalam kalangan orang meto
pelaksanaan upacara op ut tes tua yang biasanya dilakukan ketika si anak menemukan
pasangan hidupnya.
D. Refleksi Teologis
14
Wawancara dengan bapak Seperianus Tunliu (tokoh adat) pada hari selasa tanggal 28 Agustus 2012
59
Menghormati orangtua adalah suatu perintah dari Tuhan. Ketika perintah dan larangan
dari pemerintah misalnya pajak atau tanda-tanda di jalan raya kita masih bisa melanggar,
namun perintah ini untuk menghormati orang tua tidak bisa dibantah. Menghormati orangtua
adalah wajib karena mereka adalah wakil Tuhan di dunia ini untuk memelihara anak yang
merupakan milik Tuhan sendiri. Anak sebenarnya adalah titipan Tuhan kepada orangtua. Jadi
kita semua sebagai anak adalah titipan Tuhan kepada orangtua. Menghormati ayah dan ibu
bukan hanya sekedar menghormati sebagai orangtua atau sesama kita, tetapi menghormati
mereka sebagai wakil dari Allah.
Allah menasihati kita untuk menghormati ayah dan ibu. Allah begitu menghargai
penghormatan kepada orangtua sampai menuliskan dalam Sepuluh Hukum (Keluaran 20:12)
dan juga di dalam Perjanjian Baru: “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan,
karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibu mu ini adalah suatu perintah yang
penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di
bumi” (Ef 6:1-3). Menghormati orangtua adalah satu-satunya perintah di dalam Alkitab yang
menjanjikan umur panjang sebagai hadiah. Mereka yang menghormati orangtuanya akan
diberkati (Yeremiah 35:18-19). Sebaliknya mereka yang “pikirannya terkutuk” dan mereka
yang tidak beribadah pada akhir zaman akan diwarnai dengan ketidaktaatan kepada orangtua
(Roma 1:30, 2 Timotius 3:2).
Kita harus menghormati orangtua kita sama seperti kita berusaha memuliakan Allah
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Untuk anak yang masih kecil, menaati orangtua
dan menghormati mereka adalah sama, yaitu dengan mendengarkan orang tua setiap
perkataan orang tua.
60
Penghormatan kepada orang tua juga ditekankan dalam kebudayaan orang meto. salah
satu bentuk penghormatan kepada orang tua adalah upacara Op ut tes tua. Upacara ini lakukan
karena orang tua dianggap sebagai Allah kedua, dan tetapi juga penghormatan karena telah
merawat dan membesarkan anak. Sebagai anak-anak, kita harus menghormati orang tua
dengan cara menaati dan selalu berbicara dengan sukacita dan hormat. Cara bicara kita harus
dengan penghormatan yang semestinya. Sebagai pria dan wanita yang dewasa dalam
kebudayaan orang meto, menunjukkan rasa hormat pada orang tua dengan melakukan
upacara op ut tes tua.
Janji yang diberikan ketika menghargai orang tua adalah panjang umur.Dengan
menghormati orang tua, maka kita bukan hanya mendapatkan kebahagiaan namun juga akan
diberikan umur yang panjang oleh Tuhan. Amsal 3:1-2 dikatakan“Hai anakku, janganlah
engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang
umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu”.