56
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Hernia 1.1 Definisi Hernia (Latin) merupakan penonjolan bagian organ atau jaringan melalui lobang abnormal. (Dorland,1998). Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskolo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. 5 1.2 Epidemiology Hernia pada bayi dan anak dapat terjadi pada beberapa bagian tubuhnya, antara lain di pelipatan paha, umbilikus atau pusar, sekat rongga dada, dan perut (disebut diafragma) serta bagian-bagian lainnya. Yang umum terlihat langsung adalah hernia pada umbilikus atau pusar, serta pada pelipatan paha karena dapat langsung ke kantung buah pelir. Insidens hernia inguinal pada bayi dan anak-anak antara 1 dan 3

BAB IItinjauan Pustaka (2)

  • Upload
    risa

  • View
    21

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bedah

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. Hernia 1.1 DefinisiHernia (Latin) merupakan penonjolan bagian organ atau jaringan melalui lobang abnormal. (Dorland,1998). Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskolo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.51.2 Epidemiology

Hernia pada bayi dan anak dapat terjadi pada beberapa bagian tubuhnya, antara lain di pelipatan paha, umbilikus atau pusar, sekat rongga dada, dan perut (disebut diafragma) serta bagian-bagian lainnya. Yang umum terlihat langsung adalah hernia pada umbilikus atau pusar, serta pada pelipatan paha karena dapat langsung ke kantung buah pelir. Insidens hernia inguinal pada bayi dan anak-anak antara 1 dan 2%. Kemungkinan terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan bilateral 15%. Kejadian hernia bilateral pada anak perempuan dibanding laki-laki sama (10%). Hernia terdapat 6 kali lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Pada pria, 97 % dari hernia terjadi di daerah inguinalis, 2 % sebagai hernia femoralis dan 1% sebagai hernia umbilicalis. Pada wanita variasinya berbeda, yaitu 50 % terjadi pada daerah inguinalis, 34 % pada canalis femoralis dan 16 % pada umbilicus. Tempat umum hernia adalah lipat paha, umbilikus, linea alba, garis semilunaris dari Spiegel, diafragma, dan insisi bedah.6

Menurut The Healthcare Cost and Utilization Project (HCUP), 826.000 operasi hernia inguinalis dilakukan di US pada tahun 2003 dan 215.000 diantaranya adalah hernia inguinalis bilateral. Rasio antara pria dan wanita sekitar 10:1. Dua dari tiga kejadian adalah hernia inguinalis lateralis dan yang paling sering rekuren adalah hernia inguinalis medialis. Hernia inguinalis lateralis mempunyai kemungkinan menjadi inkarserata sebesar 10% dan dapat menjadi strangulata. Rata-rata kejadian rekuren 10.000 18.000 / mm3 Serum elektrolit meningkat

Pemeriksaan radiologis 1. Herniografi Dalam teknik ini, 5080 ml medium kontras iodin positif di masukkan dalam wadah peritoneal dengan menggunakan jarum yang lembut. Pasien berbaring dengan kepala terangkat dan membentuk sudut kira- kira 25 derajat. Tempat yang kontras di daerah inguinalis yang diam atau bergerak dari sisi satu ke sisi lain akan mendorong terwujudnya kolam kecil pada daerah inguinal. Tiga fossa inguinal adalah suprapubik, medial dan lateral. Pada umumnya fossa inguinal tidak mcncapai ke seberang pinggir tulang pinggang agak ke tengah dan dinding inguinal posterior. Hernia tak langsung muncul dari fossa lateral yang menonjol dari fossa medial atau hernia langsung medial yang menonjol dari fossa suprapubik. 2. Ultrasonografi Teknik ini dipakai pada perbedaan gumpalan dalam segitiga femoral. 3. Tomografi komputer Dengan teknik ini mungkin sedikit kasus hernia dapat dideteksi

1.6.6 Diagnosis bandingDiagnosis banding hernia inguinalis antara lain

Gambar 2.18 Diagnosis banding hernia

1.6.7 Tatalaksana 1,4,15Terapi pililihan untuk hernia inguinalis lateralis adalah operasi karena hernia inguinalis lateralis tidak bisa sembuh secara spontan. Operasi ini harus segera dilakukan secera elektif setelah diagnosis di tentukan karena akan beresiko tinggi terjadinya inkarserata di kemudian hari setelah terutama selama tahun pertama kehidupan. Perbaikan elektif hernia inguinalis lateralis dapat dilakukan pada penderita rawat jalan. Ada kontroversi tentang kapan dilakukan eksplorasi pangkal paha kontralateral pada bayi dan anak dengan hernia inguinalis lateralis unilateral. Insiden prosesus vaginalis yang terbuka sekitar 60% pada bayi 2 bulan dan sekitar 40% pada umur 2 tahun. Prosesus vaginalis yang terbuka di temukan pada 30% populasi umum. Setelah perbaikan hernia unilateral pada anak, hernia kontralateral menjadi 30% kasus. Jika perbaikan unilateral pada sisi kiri, peluang terjadinya hernia sisi kanan 40%, kemungkinan karena penurunan testis pada sisi kanan lebih lambat. Resiko terjadinya inkarserata lebih tinggi pada anak umur 1 tahun biasanya terjadi pada umur 6 bulan.19 Berdasarkan data ini kebanyakan ahli bedah anak menganjurkan eksplorasi inguinal bilateral pada semua anak laki-laki kurang dari 1 tahun, anak wanita dengan umur kurang dari 2 tahun. Anak laki-laki dan wanita yang datang dengan hernia inguinalis sisi kiri beresiko terjadi hernia kontralateral dan harus dilakukan eksplorasi sisi kanan. Manual reduction hernia inguinalis lateralis yang terinkarserasi dapat dilakukan setelah bayi tenang, bayi dalam posisi trendelenburg dengan menggunakan kantong es diletakkan pada posisi yang terserang. Ini di kontraindikasikan pada inkarserasi yang lebih dari 12 jam atau adanya buang air besar bercampur darah (stool). Pembedahan efektif untuk hernia inguinalis lateralis di anjurkan pada saat kondisi anak dalam keadaan baik dan koreksi pada sisi asimptomatis sering dilakukan pada anak berusia kurang dari 2 tahun, terutama pada perempuan. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan kemudian direposisi. Kantong diajahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong Pada herniaplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis Strangulasi di tangani dengan nasogastric suction, rehisdrasi, perbaikan defisiensi elektrolit, dan operasi dapat di lakukan setelah kondisi pasien stabil.19,20

Penanganan DI IGD 1. Mengurangi hernia. Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri. Pasien harus istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat. 2. Menurunkan tegangan otot abdomen. Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut. Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20 terhadap hernia inguinalis. 3 Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan dan menimbulkan proses analgesia. 4 Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral (seperti kaki kodok) 5 Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang berlanjutselam proses reduksi penonjolan

6. Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu mengembalikan isis hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan ke arah apeks akan menyebabkan isis hernia keluar dari pintu hernia. 7. Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2 kali percobaanm

Konsul bedah jika : 1. Reduksi hernia yang tidak berhasil 2. Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum pasien yang memburuk 3. Hernia ingunalis harus dioperasi meskipun ada sedikit beberapa kontraindikasi . penanganan ini teruntuk semua pasien tanpa pandang umur inkarserasi dan strangulasi hal yang ditakutkan dibandingkan dengan resiko operasinya. 4. Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif agar kondisi kesehatan saat dilakukan operasi dalam keadaan optimal dan anestesi dapat dilakukan. Operasi yang cito mempunyai resiko yang besar pada pasien geriatri. 5. Jika pasien menderita hyperplasia prostate akan lebih bijaksana apabila dilakukan penanganan terlebih dahulu terhadap hiperplasianya. Mengingat tingginya resiko infeksi traktus urinarius dan retensi urin pada saat operasi hernia. 6. Karena kemungkinannya terjadi inkarserasi, strangulasi, dan nyeri pada hernia maka operasi yang cito harus di lakukan. Pelaksanaan non operasi untuk mengurangi hernia inkerserasi dapat dicoba. Pasien di posisikan dengan panggul dielevasikan dan di beri .analgetik dan obat sedasi untuk merelaxkan otot-otot. 7. Operasi hernia dapat ditunda jika massa hernia dapat dimanipulasi dan tidak ada gejala strangulasi. 8. Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi abdomen untuk memastikan usus masih hidup, ada tanda-tanda leukositosis. 9. Gejala klinik peritonitis, kantung hernia berisi cairan darah yang berwarna gelapKonservatif Pengobatan konservatif bukan merupakan tindakan definitif sehingga dapat kambuh lagi. 1. Reposisi Suatu usaha atau tindakan untuk memasukkan atau mengembalikan isi hernia ke dalam cavum peritoneum atau abdomen secara hati-hati dan dengan tekanan yang lembut dan pasti. Reposisi ini dilakukan pada hernia inguinalis yang reponibel dengan cara memakai kedua tangan. Tangan yang satu memegang lekuk yang sesuai dengan pintunya (leher hernia diraba secara hati-hati, pintu dilebarkan), sedangkan tangan yang lainnya memasukkan isi hernia melalui pintu tersebut. Reposisi ini kadang dilakukan pada hernia inguinalis irreponibel pada pasien yang takut operasi. Caranya, bagian hernia dikompres dingin, penderita diberi penenang valium 10 ml supaya pasien tidur, posisi tidur trendelenberg. Hal ini rnemudahkan memasukkan isi hernianya. Jika gagal tidak boleh dipaksakan, lebih baik dilakukan operasi pada hari berikutnya.

2. Suntikan Dilakukan setelah reposisi berhasil. Dengan rnenyuntikkan cairan sklerotik berupa alkohol atau kinin di daerah sekitar hernia, rnenyebabkan pintu hernia mengalami sklerosis atau penyempitan, sehingga isi hernia tidak akan keluar lagi dari cavum peritonei. 3. Sabuk hernia Sabuk ini diberikan pada pasien dengan pintu hernia yang rnasih kecil dan menolak dilakukan operasi . Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah di reposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.Operatif Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan Indikasi diadakan operasi: 1. Hernia inguinalis yang mengalami inkarserata, meskipun keadaan umum jelek. 2. Hernia reponibel pada bayi dengan umur lebih dari 6 bulan atau berat badan lebih dari 6 kilogram. Jalannya operasi menggunakan obat anastesi lokal berupa procain dengan dosis rnaksimum 200 cc . Jika digunakan anastesi lokal, digarnbarkan incisi berbentuk belah ketupat dan diberikan kira-kira 60 ml xylocain 0,5 persen dengan epinefrin (Sabiston). Operasi hernia ada 3 tahap 1. Herniotomy yaitu membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi ke cavum abdominalis. 2. Herniorafi yaitu mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada conjoint tendon. 3. Hernioplasty yaitu memberi kekuatan pada dinding perut dan menghilangkan locus minnoris resistentiae.

Operasi pada hernia inguinalis lateralis

Irisan kulit pada hernia inguinalis ini disebut inguinal incision, dua jari cranial dan sejajar ligamentum inguinale mulai dari pertengahan. Dan ini sesuai dengan anulus inguinalis internus. Panjang irisan tergantung dari besarnya hernia (tergantung kebutuhan), biasanya 5-8 cm. Pada anastesi lokal dilakukan infiltrasi procain kurang lebih tidak melebihi 20 cc. Setelah kulit dibuka, subkutis dan jaringan lemak disiangi sampai tampak aponeurosis muskulus obliqus eksternus yang merupakan dinding depan kanalis inguinalis. Kira-kira 2 cm cranial ligamentun inguinale. Irisan ke medial sampai membuka anulus inguinalis eksternus Di dalam kanalis inguinalis terdapat funiculus spermaticus dibungkus muskulus cremaster. Otot ini disiangi sampai funikulus spermaticus kelihatan. Funiculus dibersihkan atau dicanthol sampai ke lateral dengan kain kasa, dan kantong peritoneum akan timbul di sebelah caudomedialnya. Kantong ini dijepit dengan dua buah pinset sirurgik dan diangkat, kemudian dibuka dengan memperhatikan agar isi hernia (usus) tidak terpotong. Kantong yang terbuka lalu dijepit dengan klem Mickuliks sehingga usus tampak jelas. Kemudian usus dikembalikan ke cavum abdominalis dengan rnelebarkan irisan pada kantong ke proksimal sampai leher hernia. Sisa kantong sebelah distal dibiarkan dalam skrotum pada hernia yang besar (karena bisa menimbulkan banyak pendarahan), sedang hernia yang kecil sisa kantong tersebut dibuang. Kemudian leher dijahit ikat. Puntung ini kemudian ditanamkan di bawah conjoint tendon dan digantungkan. Selanjutnya karena locus minoris resistantiae masih ada, perlu dilakukan hernioplastHernioplasty ada bermacam-macam menurut kebutuhannya: 1. Ferguson

Yaitu funiculus spermaticus ditaruh di sebelah dorsal dari musculus obliqus externus dan internus abdominis dan muskulus obliqus internus dan transversus dijahitkan pada ligamenturn inguinale dan meletakkan funiculus spermaticus di dorsal, kemudian aponeurosis muskulus obliqus externus dijahit kembali sehingga tidak ada lagi kanalis inguinalis.

2. Bassini Muskulus obliqus internus dan muskulus transversus abdominis dijahitkan pada ligamentum inguinale. Funikulus spermaticus diletakkan ventral dari muskulus tadi tetapi dorsal dari aponeurosis muskulus obliqus eksternus sehingga kanalis inguinalis kedua muskuli tadi memperkuat dinding belakang dari kanalis inguinalis, sehingga locus minoris resistantiae hilang.

3. Halstedt Di lakukan untuk memperkuat atau menghilangkan locus minonis resistentiae. Ketiga muskulus, muskulus obliqus eksternus abdominis, muskulus obliqus internus abdominis, muskulus obliqus transversus abdominis, funikulus spermatikus diletakkan di sub kutis. 4. Shouldice Membuka lantai inguinalis dan mengimbrikasi fascia transversalis dengan teknik jahitan kontinyu Operasi pada hernia inguinalis medialis Herniotomy pada hernia inguinalis medialis sama dengan teknik operasi hernia inguinalis lateralis. Hernioplasty di sini memperkuat daerah medial dan anulus inguinalis eksternus. Hernioplasty dikerjakan dengan cara Mc. Vay. yaitu menarik muskulus obliqus abdominis internus dan muskulus transversus abdominis, serta conjoint tendon lalu dijahitkan pada ligamentum cowperi atau pectineum lewat sebelah dorsal dari ligamentum inguinale. Teknik operasi Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik herniorraphy dapat dikelompokkan dalam 4 kategori utama : Kelompok 1: Open Anterior RepairKelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice)melibatkan pembukaan aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus danmembebaskan funikulus spermatikus.fascia transversalis kemudian dibuka,dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect. Kantunghernia biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.TeknikBassiniKomponen utama dari teknik bassini adalah Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalisingunalis hingga ke cincin ekternal Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari herniaindirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia direct. Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fasciatransversalis) Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin Rekonstuksi didinding posterior dengan menjahit fascia transversalis, otottransversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis lateral.

Gambar 2.19 Mc Vat Open Anterior Repair Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekontruksi,tetapi semuanya menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fasciadisekitarnya dan memperbaiki dasar dari kanalis inguinalis, kelemahannyayaitu tegangan yang tejadi akibat jahitan tersebut, selain dapatmenimbulkan nyeri juga dapat terjadi nekrrosis otot yang akan menyebakanjahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhanKelompok 2: Open Posterior Repair Posterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan denganmembelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar danmasuk ke properitoneal space.Diseksi kemudian diperdalam kesemuabagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan teknikopen anterior adakah rekonrtuksi dilakukan dari bagian dalam. Posteriorrepair sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karenamenghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya.Operasi ini biasanyadilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.

Kelompok 3:Tension-FreeRepair WithMeshKelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow) menggunakan pendekatan awal yang sama degan teknik open anterior. Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek , tetapi menempatkan sebuah prostesis, mesh yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan disekitar fascia gambar 6. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1 persen.

Gambar 2.20 . Open mesh repair Beberapa ahli bedah meragukan keamanan jangka panjang penggunaan implant prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi atau penolakan. Akan tetapi pengalaman yang luas dengan mesh hernia telah mulai menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini terus populer.Teknik ini dapat dilakukan dengan anastesi local, regional atau general.o Kelompok 4: LaparoscopicOperasi hernia Laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga menimbulkan kontroversi.Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki dengan menempatkanpotongan mesh yang besar di region inguinal diatas peritoneum.Teknik ini ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan pembentuka fistel karena paparan usus terhadap mesh.Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorrhaphies dilakukan menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal (TEP). Pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoscopic dalam cavum abdomendan memperbaiki region inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum.sedangkan pendekatan TAPP adalah prosedur laparoskopic langsung yang mengharuskan masuk ke cavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa cidera selama operasi.

1.6.8 Komplikasi Komplikasi hernia inguinalis lateralis bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia inguinalis lateralis, pada hernia ireponibel: ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ ekstraperitoneal atau merupakan hernia akreta. Di sini tidak timbul gejala klinis kecuali benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata/ inkarserasi yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti pada hernia hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial.1 Jepitan cincin hernia inguinalis lateralis akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudant berupa cairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Akibat penyumbatan usus terjadi aliran balik berupa muntah-muntah sampai dehidrasi dan shock dengan berbagai macam akibat lain. Hernia inkarserata ini dapat terjadi apabila isi kantong hernia tidak dapat kembali lagi ke rongga abdomen. Organ yang terinkarserasi biasanya usus, yang ditandai dengan gejala obstruksi usus yang disertai muntah, perut kembung, konstipasi, dan terlihat adanya batas udara-air pada saat foto polos abdomen. Setiap anak dengan gejala obstruksi usus yang tidak jelas sebabnya harus dicurigai hernia inkarseta. Pada anak wanita organ yang sering terinkarserasi adalah ovarium. Apabila aliran darah ke dalam organ berkurang, terjadilah hernia strangulasi yang menjadi indikasi pasti untuk operasi.1

1.6.9 PrognosisPrognosis hernia inguinalis lateralis pada bayi dan anak sangat baik. Insiden terjadinya komplikasi pada anak hanya sekitar 2%. Insiden infeksi pascah bedah mendekati 1%, dan recurent kurang dari 1%. Meningkatnya insiden recurrent ditemukan bila ada riwayat inkarserata atau strangulasi.21

3