35
41 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Desember 2009, pukul 11.00 1. Identitas Pasien a. Biodata Pasien Nama : Tn. A Umur : 27 Th Agama : Islam Pendidikan : SMP Status pernikahan : Belum nikah Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Alamat : Salatiga Tanggal masuk : 9 Desember 2009 No RM : 028871 Dx Medis : Skizofrenia Paranoid b. Identitas Penanggung Jawab Nama : Tn. Y Pekerjaan : Petani Umur : 60 Th Alamat : Salatiga Hubungan dengan klien : Ayah

BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-fitfakhuln...Penjelasan : Pasien tinggal satu rumah bersama kedua orang tuanya,adik perempuan,adik

Embed Size (px)

Citation preview

41

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Desember 2009, pukul 11.00

1. Identitas Pasien

a. Biodata Pasien

Nama : Tn. A

Umur : 27 Th

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Status pernikahan : Belum nikah

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Salatiga

Tanggal masuk : 9 Desember 2009

No RM : 028871

Dx Medis : Skizofrenia Paranoid

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. Y

Pekerjaan : Petani

Umur : 60 Th

Alamat : Salatiga

Hubungan dengan klien : Ayah

42

2. Alasan Masuk

Pasien Tn. A dibawa oleh keluarganya ke RSJ Dr. Amino gondohutomo

semarang pada tanggal 9 Desember 2009 dengan alasan ± 3 hari sebelum

masuk rumah sakit klien mulai diam, suka menyendiri di kamar, tidak bisa

tidur, makan,minum dan mandi harus disuruh.

3. Faktor Predisposisi

a. Riwayat penyakit

Pasien Tn. A sudah pernah di rawat di RSJ Dr. Amino gondohutomo

sebanyak 3x, dengan keluhan sama, control rutin, minum obat rutin.

Pada tanggal 9 Desember 2009, Tn. A masuk lagi ke RSJ Dr. Amino

gondohutomo dengan keluhan utama ± 3 hari sebelum masuk rumah

sakit klien mulai diam, suka menyendiri dikamar, tidak bisa tidur,

makan, minum dan mandi harus disuruh. Hubungan dengan keluarga

dan tetangga menjadi renggang, waktu luang digunakan untuk diam,

menyendiri dikamar dan melamun.

b. Pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, kekerasan dalam

keluarga, dan tindakan kriminal.

c. Keluarga dari Tn. A tidak ada yang sakit seperti ini

d. Saat dikaji pada tanggal 10 Desember 2009 Tn. A mengatakan malu

pada orang lain dan tidak mau bergaul dengan orang lain.

4. Faktor Prespitasi

Pasien pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu di

PHK dari tempat kerjanya dan sampai saat ini pasien belum memiliki

43

pekerjaan sehingga klien menganggap dirinya merasa belum bisa

membahagiakan kedua orang tuanya, klien juga mengatakan di bawa di

rumah sakit ini karena ± 3 hari sebelum masuk rumah sakit klien tidak

mau minum obat, klien juga mengatakan malu berada di Rumah Sakit

Jiwa.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda vital

TD : 110/70 MmHg S : 360C

RR : 20x/mnt TB : 165cm

BB : 56 Kg

b. Keadaan Fisik

1) Kesadaran : Composmentis

2) Kulit : Sawo matang, tugor baik, tidak ada luka

3) Kepala : Bersih tidak ada ketombe

4) Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis

5) Hidung : Simetris, tidak ada polip

6) Telinga : Tidak ada serumen

7) Mulut, gigi : Mukosa bibir kering, sedikit ada karang pada gigi

8) Leher : Tidak ada pembesaran tyroid

9) Dada : Bersih tidak ada luka

10) Abdomen : Tidak ada masa, tidak ada benjolan

44

6. Psikososial

a. Genogram

Keterangan

: Laki-laki

: Perempuan

: pasien atau penderita

: garis keturunan

: Tinggal serumah

Penjelasan : Pasien tinggal satu rumah bersama kedua orang

tuanya,adik perempuan,adik ipar serta keponakan perempuan satu,

klien merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Pengambilan

keputusan di lakukan secara musyawarah dalam keluarga, komunikasi

antar keluarga sebenarnya baik, keluarga sangat memiliki solidaritas

tinggi hanya pasien yang sering berdiam diri dan menyendiri di kamar.

27

45

b. Konsep Diri

1) Gambaran diri

Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya, tidak

ada kecacatan pada anggota tubuhnya

2) Identitas diri

Pasien menerima dirinya sebagai laki-laki yang berumur 27

tahun, klien belum berkeluarga dan tinggal bersama kedua orang

tuanya,terdapat gangguan identitas diri yaitu klien belum bekerja.

3) Peran diri

Pasien di rumah sebagai seorang anak yang belum bekerja

sehingga belum bisa mencari uang sendiri, dalam masyarakat

pasien tidak ikut serta dalam organisasi masyarakat dan tidak

memiliki peranan penting dalam masyarakat.

4) Ideal diri

Pasien ingin cepat sembuh dan kumpul lagi bersama keluarga,

pasien berharap keluarga lebih memperhatikan dirinya. Klien

mengatakan belum mempunyai pekerjaan, belum menikah

sehingga belum bisa membahagiakan kedua orang tuanya.

5) Harga diri

Pasien kurang percaya diri, pemalu. Pasien mengatakan

minder/malu dengan keadaan yang dialaminya sekarang karena

sebelumnya klien pernah di rawat di RSJ sebanyak 3 kali, selain

itu klien juga mengatakan merasa tidak berguna karena tidak

46

bekerja sehingga belum bisa membahagiakan kedua orang tuanya.

c. Hubungan Sosial

1) Orang yang berarti

Orang yang berarti bagi klien adalah ibunya, karena ibu adalah

orang satu-satunya yang disayangi. Saat di rumah sakit kelurga

sudah menjenguk sebanyak 2 kali.

2) Peran serta dalam kegiatan kelompok dan masyarakat saat di

rawat di RS

a) Pasien tidak ikut dalam organisasi masyarakat dan tidak

memiliki peranan penting dalam masyarakat.

b) Di rumah sakit pasien mengikuti kegiatan TAK permainan

dan memperkenalkan diri.

c) Pasien banyak diam dan jarang berinteraksi dengan orang

lain.

d. Spritual

Tn.A beragama islam, kegiatan beribadah seperti sholat dilakukan

ketika belum masuk RSJ yaitu sholat 5 waktu. Selama di RSJ pasien

jarang melakukan sholat 5 wakttu. Pandangan pasien terhadap

penyakitnya adalah sebuah cobaan dari Allah SWT. Pandangan pasien

terhadap sakitnya bersikap sabar dan ikhlas.

e. Status Mental

1) Penampilan

Kebersihan dan kerapian pasien baik. Rambut rapi, penggunaan

47

pakaian juga sesuai dengan fungsinya.

2) Pembicaraan

Kuantitas dan kualitas pembicaraan pasien kurang baik atau

lambat. Pasien berbicara kurang jelas dan kurang kooperatif,

kadang klien diam dan berfikir lama ketika menjawab pertanyaan

yang diberikan, saat kontak mata juga kurang fokus.

3) Aktivitas motorik

Pasien termasuk pasien yang jarang melakukan aktivitas, kadang-

kadang menyendiri dikamar. Aktivitas klien lesu.

4) Alam perasaan

Pasien mengatakan sedih tidak segera diambil pulang-pulang

dengan anggota keluarga , klien tampak melamun.

5) Afek

Tumpul (saat dilakukan wawancara pasien tidak menunjukkan

perubahan ekspresi wajah), tetapi ketika diajak interaksi pasien

masih mau.

6) Interaksi selama wawancara

Pasien kurang kooperatif ketika diajak ngobrol. Pasien menjawab

pertanyaan yang diajukan, namun kontak mata kurang, pasien

sering menatap kearah lain.

7) Persepsi

Pasien mengatakan kadang-kadang mendengar suara-suara yang

tidak jelas sumber suaranya, pasien kadang bicara sendiri, senyum

48

sendiri, klien kadang ketakutan.

8) Proses pikir

Proses pikir sirkumtansial karena pasien menjawab sesuai

pembicaraan tapi terbelit-belit.

9) Isi pikir

Isi pikir pasien depersonalisasi karena pasien kadang merasa

asing terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.

10) Tingkat kesadaran

Klien mengatakan bahwa dirinya sadar saat ini berada di RSJ,

klien juga dapat berorentasi terhadap waktu, tempat dan orang

11) Memori

Pasien dapat mengingat dalam jangka panjang karena dapat

mengingat hal-hal dimasa lalu maupun sekarang.misalanya klien

masih dapat mengingat lulus sekolah dari SMP tahun

berapa,(mengingat dalam jangka panjang), klian juga masih dapat

mengingat siapa yang membawa dirinya RSJ.

12) Tingkat konsentrasi dan berhitung

Konsentrasi pasien mudah beralih, tapi pasien masih dapat

berhitung dengan baik.

13) Kemampuan penilaian

Pasien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian

bermakna sehingga klien mampu mengambil keputusan tetapi

dengan bantuan orang lain. Pasien juga dapat mengetahui jika dia

49

tidak mau berhubungan dengan orang lain jadi dia tidak akan

punya teman.

14) Daya tilik diri

Klien mengatakan dia mengetahui bahwa dirinya sakit sehingga

di bawa di RSJ, klien juga mengatakan dirinya tidak mampu dan

tidak bisa bekerja sehingga tidak bisa membahagiakan kedua

orangtuanya.

f. Kebutuhan Persiapan Pulang

1) Makan

Pasien mampu menyiapkan makanan, membersihkan alat-alat

makan, menempatkan alat makan dan minum secara mandiri.

2) BAK/BAB

Pasien mampu mengontrol untuk BAK/BAB ditempatnya serta

membersihkan WC, dan membersihkan diri.

3) Mandi

Pasien dapat mandi, sikat gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur

rambut dan jenggot secara mandiri.

4) Berpakaian

Pasien mampu mengambil, memilih, memakai pakaian secara

mandiri.

5) Istirahat dan tidur

Pasien tidur siang 2 jam, tidur malam 7 jam, sebelum tidur klien

selalu membaca doa. Bangun tidur klien bersih-bersih mengikuti

50

kegiatan sesuai ruangan.

6) Penggunaan obat

Pasien minum obat sesuai petunjuk dokter secara rutin tanpa

bantuan (dengan pengawasan oleh perawat)

7. Mekanisme Koping

Pasien mengatakan susah bergaul dengan orang lain, pasien mengatakan

apabila pasien mempunyai masalah pasien hanya diam, tidak mau bercerita

dengan keluarga, hanya dipendam sendiri.

8. Aspek Medis

a. Diagnosa medis : Skizofrenia paranoid

b. Terapi Medis

1) Program terapi yang diberikan :

a) Stelazine 2 x 100 mg

b) Trihexyphenidil 2 x 2 mg

2) Pemeriksaan hasil lab

a) Kimia klinik tanggal 10 desember 2009

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Glukosa

Ureum

Creatinin

Cholesterol total

Albumin

Globulin

Uric Acid

158

21

1,02

182

5.5

3.8

68

70-115

10-50

0,50-1,40

130-200

3.4-4.8

3,0-305

2.5-70

Mg/100 ml

Mg/100 ml

Mg/100 ml

Mg/100 ml

Mg/100 ml

Mg/100 ml

Mg/100 ml

51

Natrium

Trigliserid total

Protein total

SGOT

SGPT

Kalium

Clorida

144

86

9.39

30.7

20.0

3.78

104.1

145-155

0-200

6.4-8.3

0.0-33.0

0.0-46.0

3.5-5.5

98-106

Mg/100 ml

Unit/L

Unit/L

Unit/L

Unit/L

b) Hematologi tanggal 15 Desember 2008

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Glukosa I

Glukosa II

65

104

76-110

104

Mg/dl

Mg/dl

B. Analisa Data

Nama : Tn.A

No.RM : 028871

Tanggal No Data Masalah

11

Desember

2009

1 Ds : Klien mengatakan kadang-kadang

mendengar suara-suara yang tidak

jelas sumber suaranya.

Do : .

Klien kadang nampak bicara

sendiri senyum sendiri

Klien kadang nampak ketakutan

Risiko gangguan

sensori persepsi

: Halusinasi

52

11

Desember

2009

2. Ds : Klien mengtakan susah bergaul

dengan orang lain, klien

mengatakan jika selalu ada

masalah selalu diam, tidak mau

bercerita dan di pendam sendiri

Do :

Tn. A tidak berinteraksi, susah

bergaul dengan orang lain, klien

melamun, sering berada dikamar

Kontak mata kurang, klien ketika dia

ajak interaksi pandangan menuju

kemana-mana

Klien cenderung apatis, eksprtesi

wajah kurang berseri

Isolasi sosial

11Desember

2009

3. Ds : Klien mengatakan malu karena

pernah masuk RSJ, klien

mengatakan merasa tidak berguna

karena belum bekerja sehingga

tidak bisa membahagiakan kedua

orangtuanya.

Do :

Klien menarik diri.

Kontak mata kurang.

Gangguan

konsep diri :

Harga diri

rendah

53

Eksresi wajah kurang berseri.

Klien kadang nampak menunduk

ketika dia ajak berinteraksi

C. Masalah Keperawatan

1. Resiko gangguan sensori persepsi : Halusinasi

2. Isolasi sosial

3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

D. Pohon Masalah

Resiko gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Core problem

Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah

E. Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi Sosial

2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

3. Resiko gangguan sensori presepsi : Halusinasi

Isolasi Sosial

54

F. Rencana Tindakan Keperawatan

Nama klien : Tn. A No CM : 028871

DX medis : Skizofrenia paranoid Ruangan : Endro Tenoyo

Tgl No Dx

Dx

keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

10

Des

2009

1 Isolasi sosial Pasien dapat

berinteraksi dengan

orang lain

1. Pasien dapat

membina hubungan

saling percaya.

1. Setelah …. interaksi pasien

menunjukkan tanda-tanda

percaya kepada / terhadap

perawat :

a. Wajah cerah, tersenyum

b. Mau berkenalan

c. Ada kontak mata

d. Bersedia menceritakan

perasaan

1.1. Bina hubungan saling

percaya dengan :

a. Beri salam setiap

berinteraksi.

b. Perkenalkan nama,

nama panggilan

perawat dan tujuan

perawat berkenalan

c. Tanyakan dan

55

e. Bersedia mengungkapkan

masalah

panggil nama

kesukaan pasien

d. Tunjukkan sikap

jujur dan menepati

janji setiap kali

berinteraksi

e. Tanyakan perasaan

pasien dan masalah

yang dihadapi pasien

f. Buat kontak interaksi

yang jelas

g. Dengarkan dengan

penuh perhatian

ekspresi perasaan

pasien

12

Des

2009

2. Pasien mampu

menyebutkan

penyebab menarik

diri

2. Setelah …. interaksi pasien

dapat menyebutkan minimal

satu penyebab menarik diri :

a. Diri sendiri

2.1. Tanyakan pada pasien

tentang :

a. Orang yang tinggal

serumah atau

56

b. Orang lain

c. Lingkungan

sekamar pasien

b. Orang yang paling

dekat dengan pasien

dirumah atau ruang

perawatan

c. Apa yang membuat

pasien dekat dengan

orang tersebut

d. Orang yang tidak

dekat dengan pasien

dirumah atau diruang

perawatan

e. Apa yang membuat

pasien tidak dekat

dengan tersebut

f. Upaya yang sudah

dilakukan agar dekat

dengan orang lain

2.2. Diskusikan dengan

57

pasien penyebab menarik

diri atau tidak mau

bergaul dengan orang

lain

2.3. Beri pujian terhadap

kemampuan pasien

mengungkapkan

perasaan

12Des

2009

3. Pasien mampu

menyebutkan

keuntungan

berhubungan sosial

dan kerugian

menarik diri

3. Setelah …. interaksi dengan

pasien dapat menyebutkan

keuntungan berhubungan sosial,

misalnya :

a. Banyak teman

b. Tidak kesepian

c. Bisa diskusi

d. Saling menolong

Dan kerugian menarik diri

mialnya :

a. Sendiri

3.1. Tanyakan pada pasien

tentang :

a. Manfaat hubungan

sosial

b. Kerugian menarik

diri

3.2. Diskusikan bersama

pasien tentang manfaat

berhubungan sosial dan

kerugian menarik diri

3.3. Beri pujian terhadap

58

b. Kesepian

c. Tidak bisa diskusi

kemampuan pasien

mengungkapkan

perasaannya.

12

Des

2009

4. pasien dapat

melaksanakan

hubungan sosial

secara bertahap

4. Setelah …. interaksi pasien

dapat melaksanakan hubungan

social secara bertahap dengan :

a. Perawat

b. Perawat lain

c. Pasien lain

d. Kelompok

4.1. Observasi perilaku

pasien saat berhubungan

sosial

4.2. Beri motivasi dan bantu

pasien untuk berkenalan

atau berkomunikasi

dengan

a. Perawat lain

b. Pasien lain

c. Kelompok

4.3. Libatkan pasien dalam

terapi aktivitas kelompok

sosialisasi

4.4. Diskusikan jadwal harian

yang dapat dilakukan

59

untuk meningkatkan

kemampuan pasien

bersosialisasi

4.5. Beri motivasi pasien

untuk melakukan

kegiatan sesuai dengan

jadwal yang telah dibuat

4.6. Beri pujian terhadap

kemampuan pasien

memperluas

pergaulannya melalui

aktivitas yang

dilaksanakan

12

Des

2009

5. pasien mampu

menjelaskan

perasaannya

setelah

berhubungan sosial

5. Setelah …. interaksi pasien

dapat menjelaskan perasaannya

setelah berhubungan sosial

dengan :

a. Orang lain

b. Kelompok

5.1. Diskusikan dengan

pasien tentang

perasaannya setelah

berhubungan sosial

dengan :

a. Orang lain

60

b. Kelompok

5.2. Beri pujian terhadap

kemampuan pasien

mengungkapkan

perasaannya.

13

Des

2009

6. pasien mendapat

dukungan keluarga

dalam memperluas

hubungan sosial

6.1. Setelah …. pertemuan keluarga

dapat menjelaskan tentang :

a. Pengertian menarik diri

b. Tanda dan gejala menarik

diri

c. Penyebab dan akibat

menarik diri

6.2. Cara merawat pasien menarik

diri

6.3. Setelah …. pertemuan keluarga

dapat mempraktekkan cara

merawat pasien menarik diri.

6.1. Diskusikan pentingnya

peran serta keluarga

sebagai pendukung

untuk mengatasi prilaku

menarik diri.

6.2. Diskusikan potensi

keluarga untuk

membantu pasien

mengatasi perilaku

menarik diri

6.3. Jelaskan pada keluarga

tentang :

a. Pengertian menarik

diri

61

b. Tanda dan gejala

menarik diri

c. Penyebab dan akibat

menarik diri

d. Cara merawat pasien

menarik diri

6.4. Latih keluarga cara

merawat pasien menarik

diri.

6.5. Tanyakan perasaan

keluarga setelah

mencoba cara yang

dilatihkan

6.6. Beri motivasi keluarga

agar membantu pasien

untuk bersosialisasi

6.7. Beri pujian kepada

keluarga atas

keterlibatannya merawat

62

pasien dirumah sakit

13

Des

2009

Gangguan

konsep diri :

harga diri

rendah

7. Pasien memiliki

konsep diri yang

positif

1. Pasien dapat

membina

Setelah dilakukan .... interaksi,

pasien menunjukan:

1. Ekspresi wajah bersahabat

2. Menunjukan rasa senang

3. Ada kontak mata

7.1 Diskusikan Bina

hubungan saling percaya

dengan menggunakan

prinsip terapeutik:

7.2 Sapa klien dengan

63

hubungan

saling percaya

4. Mau berjabat tangan

5. Mau menyebutkan nama

6. Mau menjawab salam

7. Pasien mau duduk

berdampingan dengan

perawat

ramah

7.3 Perkenalkan diri dengan

soan

7.4 Tanyakan nama lengkap

dan nama panggialan

yang disukai pasien

7.5 Jelaskan tujuan

pertemuan

7.6 Jujur dan menempati

janji

7.7 Tunjukan sikap empati

dan menerima pasien

apa adanya

7.8 Beri perhatian dan

perhatikan kebutuhan

dasar pasien

8. Pasien dapat

mengidentifikasi

aspek positif dan

Setelah dilakukan .... interaksi

pasien dapat menyebutkan:

1. Aspek positif dan kemampuan

8.1 Diskusikan dengan

pasien tentang :

a. Aspek positif yang

64

kemampuan yang

dimiliki

yang dimiliki pasien.

dimiliki pasien.

b. Kemampuan yang

dimiliki pasien

8.2 Bersama pasien buat

daftar tentang:

a. Aspek positif yang

dimiliki pasien.

b. Kemampuan yang

dimilki pasien

8.3 Beri pujian yang realitis,

hindarkan memberi

penilaian negatif

9. Pasien dapat

membina

kemampuan yang

dimiliki untuk

dilaksanakan

Setelah dilakukan .... interaksi

pasien menyebutkan kemampuan

yang dapat dilaksanakan

9.1 Diskusikan kemampuan

pasien yang akan

dilanjutkan

pelaksanaanya

10. pasien dapat

merencanakan

Setelah dilakukan ... interaksi

pasien dapat membuat rencana

10.1 Rencanakan bersama

pasien, aktivitas yang

65

kegiatan sesuai

dengan kemmpuan

yang dimiliki

kegiatan harian dapat dilakukan setiap

hari sesuai kemampuan

pasien

10.2 Tingkatkan kegiatan

sesuai kondisi pasien

a. Kegiatan mandiri

b. Kegiatan dengan

bantuan

10.3 Beri contoh cara

pelaksanaan kegiatan

yang dapat pasien

lakukan

11. pasien dapat

melakukan

kegiatan sesuai

rencana yang

dibuat

Setelah dilakukan ... interaksi

pasien melakukan kegiatan sesuai

jadwal yang dibuat

11.1 Anjurkan pasien untuk

melaksanakan kegiatan

yang telah direncanakan

11.2 Pantau kegiatan yang

dilaksankan pasien

11.3 Beri pujian atas usaha

yang dilakukan pasien

66

11.4 Diskusikan

kemungkinan

pelaksanaan kegiatan

setelah pulang

`

67

G. Implementasi Dan Evaluasi

Nama pasien : Tn. A Usia : 27 Th

No M : 028871 Ruang : 5 (Endero tenoyo)

No Hari/tgl Dx kep Implementasi Evaluasi Paraf

1 Sabtu

12 Des

2009

Jam

10.00

Isolasi

sosial

SP Ip :

1. mengidentifikasi

penyebab isolasi

sosial pasien

2. mengidentifikasi

keuntungan

berinteraksi dengan

orang lain

3. mengidentifikasi

kerugian tidak

berinteraksi dengan

orang lain

4. melatih pasien

berkenalan dengan

satu orang

5. membimbing pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan

harian

S :

Pasien mengatakan

dibawa kesini karena

dirumah suka

menyendiri dikamar,

tidak bisa tidur,

makan.minum dan

mandi harus disuruh,

tidak mau beraktivitas.

saya Tn. A masih

mengingat penyebab

isolasi sosial. Pasien

mengatakan masih

mengingat cara

berinteraksi dengan

orang lain (pasien-

perawat) dengan cara

menyebutkan

nama,alamat dan hobi.

Pasien mengatakan

saya menjadi lebih

banyak teman,

berbeda dengan

sebelumnya saya tidak

memiliki teman. Saya

68

sudah memahami cara

berkenalan dengan

orang lain dan

memasukkannya

dalam jadwal kegiatan

harian

O :

Pasien Tn. A dapat

memahami panyebab

isolasi sosial, pasien

Tn. A sudah mau

mencoba mengenal

isolasi sosial , dengan

cara yang pertama

yaitu berkenalan

dengan orang lain

(pasien-perawat).

Tn. A mau belajar

untuk membuat

jadwal kegiatan

harian.

A : Sp1p tercapai

Pasien Tn. A dapat

berkenalan dengan

satu orang

P : lanjutkan Sp2p

Perawat:

Melanjutkan SP 2p

cara berkenalan

dua orang atau

lebih (pasien-

69

Jumat,

18 Des

2009

Jam

08.30

Sp 2p :

1. mengevaluasi

masalah dan latihan

sebelumnya

2. mengingatkan pada

klien tentang masalah

atau penyebab lain

dari isolasi sosial

yang belum

diutarakan dan cara

berkenalan dengan

orang lain

3. melatih pasien

berkenalan dengan

dua orang atau lebih

4. membimbing pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan

perawat-perawat

lain)

Klien:

Menyarankan pada

klien untuk

mencatat

keuntungan dari

berkenalan dengan

orang lain.

Menyarankan klien

untuk berlatih cara

berkenalan dengan

teman satu kamar

S :

Tn. A mengatakan

masih ingat manfaat

dan kerugian tidak

berinteraksi dengan

orang lain.

Pasien mengatakan

tidak ada masalah lain

dari isolasi sosial,

Pasien mengatakan

sudah membuat

jadwal kegiatan harian

Klien mengatakan

sudah mengerti cara-

cara berkenalan

dengan 2 orang atau

lebih (pasien-perawat-

perawat lain)

70

harian

O :

Tn.A mampu

mendemonstrasikan

cara yang ke-2 yaitu

berkenalan dengan 2

orang atau lebih

(pasien-perawat-

perawat lain)

A : Sp2p tercapai

Pasien Tn. A sudah

mau belajar

mencoba

mempraktekan

berkenalan dengan

2 orang atau lebih.

P : lanjutkan Sp3p

Perawat :

Dapat melanjutkan

ke Sp 3p (Melatih

pasien berinteraksi

dengan kelompok)

Pasien :

Anjurkan pada

pasien untuk

mengingat cara

berinteraksi dengan

orang lain,

mempraktekkan

kembali cara

berkenalan dengan

orang lain (2 orang)

71

Sabtu,

19 Des

2009

Jam

11.00

Sp 3 p :

1. Mengevaluasi

kemampuan cara

berkenalan

sebelumnya.

2. melatih pasien

berinteraksi bersama

kelompok

3. membimbing pasien

dalam memasukan

jadwal kegiatan

harian

Serta memasukan

dalam jadwal

kegiatan harian.

S :

Tn. A mengatakan

masih mengingat

pertemuan yang

kemarin yaitu

berinteraksi dengan

orang lain, berkenalan

dengan orang lain

dengan 2 orang. Tn. A

mengatakan sudah

bisa berinteraksi

dengan kelompok.

O :

Pasien Tn. A

melakukan perkenalan

atau interaksi dalam

kelompok. Tn. A

sekarang lebih

kooperatif tidak

pemalu seperti dulu.

Ekpresi wajah

bersahabat. Sekarang

pasien Tn. A sudah

bisa mengisi jadwal

kegiatan harian

sendiri.

A : Sp3p tercapai

72

Tn. A masih

mengingat

pertemuan yang

kemarin. Tn. A mau

mencoba untuk

berinteraksi

berkenalan dengan

kelompok. Tn. A

sudah bisa

membuat jadwal

kegiatan harian.

P : lanjutkan

intervensi

berikutnnya

Perawat :

Melanjutkan ke Sp

diagnosa berikutnya

yaitu Gangguan

konsep diri: Harga

diri rendah.

Pasien :

menganjurkan

pasien untuk selalu

mengingat cara

berkenalan atau

berinteraksi secara

berkelompok

misalnya dengan

cara menonton TV,

membaca koran.

73

2 Senin, 21

Des 2009

Jam

10.00

Gangguan

konsep

diri:

Harga diri

rendah

Sp 1p

1. mengidentifikasi

kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki

pasien

2. membantu pasien

menilai kemampuan

yang masih dapat

digunakan

3. membantu pasien

memilih kegiatan yang

akan dilatih sesuai

dengan kemampuan

pasien

4. melatih pasien

kegiatan yang dipilih

sesuai kemampuan

5. membimbing pasien

dalam memasukan

jadwal kegiatan harian

S:

Klien mengatakan

malu karena di rawat

di RSJ, klien

mengatakan merasa

tidak berguna karena

belum bekerja

sehingga belum dapat

membahagiakan

kedua orang

tuanya.klien

mengatakan kalau di

rumah kadang suka

membantu ibu dalam

pekerjaan rumah

misal: menyapu,

mencuci piring,

merapikan tempat

tidur dan menimba

untuk mengisi air bak,

klien mengatakan mau

melakukan kegiatan di

rumah sakit yaitu

mencuci piring

O:

Klien memilih

kegiatan mencuci

piring, klien dapat

mendemonstrasikan

kegiatan atau aktivitas

yang dipilihnya yaitu

74

mencuci piring sesuai

dengan yang dilatih

A: Sp 1p tercapai

Pasien sudah mau

mendemonstrasikan

kegiatan yang telah

dilatih yaitu

mencuci piring

P: Hentikan intervensi

(pasien pulang)

Perawat:

Anjurkan pada

keluarga agar

pasien selalu

mendapat

dukungan dari

keluarga, anjurkan

pada keluarga untuk

berikan pekerjaan

pada pasien ketika

berada di

rumah,berikan

pujian, berikan

kepercayaan serta

tanggung jawab

supaya pasien dapat

berfikit secara

realistis, dan

anjurkan pada

keluarga agar

pasien minum obat

75

secara teratur

jangan sampai

putus obat, dan

sarankan untuk

kontrol yang

teratur.

Pasien :

Menganjurkan

pasien untuk selalu

mengingat cara

berinteraksi dengan

orang lain, minum

obar secara teratur

dan anjurkan pada

pasien jika ada

masalah

ungkapakan pada

keluarga jangan di

pendam sendiri