Upload
trinhthien
View
221
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
12
BAB III
PERANCANGAN DAN REALISASI
Bab ini menjelaskan perancangan dan realisasi seluruh sistem dalam skripsi ini.
Perancangan dan realisasi meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Penjelasan
tentang perangkat keras akan membahas rancangan mekanik dan rancangan elektrik
HMI, PLC, Motor Step dan rancangan gambar kerja. Perancangan perangkat lunak
membahas tentang penjelasan dan fungsi tiap komponen. Rancangan sistem lengkap
yang akan digunakan yaitu sebagai berikut:
Gambar 3.1. Rancangan Sistem yang akan dibuat
Sistem terdiri dari bagian kendali, penggerak dan unit bending. Bagian kendali
terdapat HMI, PLC dan sensor. HMI berfungsi untuk menampilkan data operasi mesin
yang dimasukkan atau dipanggil oleh operator. PLC berfungsi untuk menyimpan dan
mengolah data. Sensor pada skripsi ini berfungsi untuk memberitahukan posisi nol
13
(Home) dari pergerakan stopper dan sebagai pembatas maksimal gerakan maju maupun
mundur (overtravel).
Bagian penggerak terdiri dari Driver Step dan Motor Step. Driver Step fungsinya
untuk menerjemahkan sinyal output PLC menjadi sinyal sesuai dengan keperluan Motor
Step untuk bergerak. Gerakan Motor Step yang dikendalikan meliputi kecepatan dan
Posisi.
Bagian bending terdiri dari Foot Switch dan mesin bending sendiri. Terdapat dua
buah Foot Switch pada sistem ini, yaitu pada mesin bending dan foot switch pada sistem
penggerak stopper. Foot switch pada penggerak stopper berfungsi untuk memberikan
informasi kepada PLC untuk memutar Motor Step sehingga stopper akan bergerak
sesuai dengan arah dan posisi yang diinginkan. Lalu proses bending dilakukan
menggunakan foot switch yang terdapat pada mesin bending.
3.1. Perangkat Keras
Perangkat Keras yang dimaksudkan dalam skripsi ini adalah meliputi perangkat
mekanik dan perangkat elaktronik. Modifikasi mekanik yang dilakukan dengan
mengganti sistem stopper manual menjadi sistem stopper yang digerakkan
menggunakan motor.
Sedangkan perubahan pada perangkat elektronik berupa penambahan sistem
kendali stopper bending menggunakan HMI, PLC dan Motor Step. Penjelaskan
mengenai perhitungan jarak dan kecepatan motor step akan diperoleh pada sub bab ini.
Dan untuk dapat melakukan realisasi modifikasi ini diperlukan gambar kerja elektronik.
3.1.1. Mekanik dan Sistem Mekanik
Pada sub bab ini dijelaskan tentang kondisi mesin sebelum dilakukan modifikasi
perangkat mekanik, rancangan modifikasi dan realisasi dari modifikasi perangkat
mekanik.
3.1.1.1.Kondisi mesin sebelum perangkat mekanik dimodifikasi
Pada kondisi ini operator harus berjalan ke bagian belakang mesin untuk
menggeser stopper mesin. Ketepatan pergeseran stopper sangat ditentukan oleh keahlian
14
operator. Sehingga resiko terjadinya ketidak tepatan pergeseran menjadi cukup besar.
Setiap pergeseran selalu memerlukan pengujian dengan benda kerja. Hal ini cukup
merugikan dari segi waktu maupun efisiensi produksi pada mesin bending.
Gambar 3.2. Kondisi Mesin sebelum perangkat mekanik dimodifikasi.
3.1.1.2.Rancangan modifikasi perangkat mekanik.
Untuk menghindari kesulitan pergeseran stopper dan mengurangi ketidak tepatan
pergeseran maka dirancang modifikasi perangkat mekanik yang digerakkan
menggunakan motor step. Sehingga operator tidak perlu lagi berjalan ke belakang mesin
dan tidak lagi diperlukan benda kerja untuk menguji ketepatan pergeseran stopper.
Penggerak yang dipilih adalah motor step karena memiliki karakter yang bagus
untuk mengendalikan posisi dan pengulangan gerakan, respon terhadap gerakan bolak
balik juga sangat bagus.
Pergeseran mekanisme stopper dilakukan oleh dua buah linear screw di sisi kiri
dan kanan. Dengan demikian dibutuhkan transmisi putaran dari motor step menuju
kedua linear screw. Transmisi yang digunakan menggunakan timing belt. Keuntungan
15
menggunakan timing belt adalah tidak memerlukan perawatan dan tidak ada resiko slip
pada putarannya.
Putaran dari timing belt tersebut kemudian digunakan untuk memutar linear
screw. Linear screw inilah yang akan membawa unit stopper.
Motor Step
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.3. Rancangan modifikasi perangkat mekanik : (a),
pandangan belakang. (b) pandangan atas.
(c) pandangan samping.
16
Sebagai perantara putaran motor dengan pergerakan timing belt dan
putaran linear screw digunakan timing pulley seperti yang ditunjukkan oleh
gambar berikut ini.
Gambar 3.4. Posisi Stopper, Linear screw, Timing pulley dan
Timing belt
Komponen mekanik yang dibutuhkan adalah :
1. Linear screw
Fungsi linear screw pada skripsi ini adalah untuk membawa stopper bergerak
ke depan dan ke belakang sesuai dengan arah putaran Motor Step. Terdapat
dua buah linear screw dalam rancangan modifikasi ini.
Gambar 3.5. Linear screw
Linear screw yang digunakan memiliki spesifikasi :
Panjang 1000 mm, pitch 20 mm.
17
2. Timing Pulley
Fungsi timing pulley adalah sebagai komponen perantara putaran poros
motor dan pergerakan timing pulley. Keuntungan menggunakan timing pulley
dan timing belt adalah dapat digunakan untuk daya besar , tanpa slip,
perbandingan putaran eksak.
Gambar 3.6. Timing Pulley
3. Timing Belt
Fungsi timing belt adalah sebagai penghubung putaran dari satu poros putar
satu dengan poros putar lainnya.
Gambar 3.7. Timing Belt
Pada poros motor terpasang timing pulley 1, kemudian pada poros
linear screw sisi kanan terpasang timing pulley 2, dan pada poros linear
screw sisi kiri terpasang timing pulley 3. Masing-masing timing pulley
memiliki rasio 1 : 1, sehingga putaran motor dan putaran linear screw
memiliki kecepatan sama.
18
Gambar 3.8. Pemasangan Timing Pulley dan timing belt
3.1.1.3.Kondisi mesin setelah dilakukan modifikasi perangkat mekanik
Setelah semua perangkat mekanik terpasang dilakukan pengujian gerakan
mekanik dengan memutar poros motor secara manual. Tujuan dari memutar poros motor
adalah untuk mengetahui tingkat keseragaman gerakan pembawa stopper yang dibawa
oleh linear screw. Karena apabila gerakan tidak parallel antara sisi kiri dan kanan akan
mengakibatkan beban pergerakan secara mekanis akan menjadi sangat berat. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya beban lebih pada motor penggerak.
Gambar 3.9. Hasil modifikasi perangkat mekanik.
19
3.1.2. HMI
HMI yang digunakan dalam skripsi ini adalah GT1020-LBD2, Mitsubishi,
dengan spesifikasi Power 24 VDC, 3,7”, monochrome, power 1,9W.
Gambar 3.10. Hubungan HMI dengan PLC dan PC
PC dihubungkan ke HMI dengan menggunakan terminal Mini DIN 8pin. HMI
dihubungkan ke PLC dengan menggunakan kabel GT 10-C100R4 8P. Dari HMI kabel
dihubungkan melalui terminal samping dan kemudian pada PLC dihubungkan
menggunakan D-Sub 9pin.
Gambar 3.11. Detail terminal HMI
Kabel ini digunakan untuk komunikasi antara PLC dan HMI. Masing-masing
dihubungkan sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam petunjuknya.
20
Gambar 3.12. Sambungan HMI ke PLC
3.1.3. PLC
PLC yang digunakan dalam skripsi ini adalah FX3U-48MT, Mitsubishi, Power
Supply 24VDC, 24 input / 24 Output.
Gambar 3.13. PLC FX3U-48MT, Mitsubishi
3.1.4. Motor Step dan Driver Step
Penggerak yang dipilih dalam skripsi ini adalah Motor Step. Motor jenis ini
membutuhkan Driver untuk dapat beroperasi. Motor dan Driver yang menggunakan
merk Autonics.
21
3.1.4.1.Motor Step
Motor Step yang digunakan dalam skripsi ini adalah Step Motor Autonics A63K
– G5913W, 5 phase 42VDC, 2,8A/Phase, Holding Torque 63 kgf-cm, 100-220 VAC.
Gambar 3.14. Motor Step, Autonics A63K – G5913W.
3.1.4.2.Driver Step
Driver Step yang digunakan adalah MD5-HF28, Autonics dengan spesifikasi 5
phase, 2,8A/phase, 100-220 VAC
Gambar 3.15. Driver Step, Autonics MD5-HF28
22
PLC dihubungkan ke Servo Drive untuk memberikan sinyal gerakan maju,
mundur dan berhenti. Sinyal yang diberikan berbentuk pulsa yang menunjukkan jumlah
putaran yang dikehendaki dan kecepatan yang diinginkan.
3.1.5. Perhitungan Jarak dan kecepatan
Berdasarkan panjang linear screw yang digunakan maka pergerakan stopper
maksimal adalah 1000 mm.
Dengan jarak ulir (pitch) pada linear screw 20 mm/rotation, maka berarti untuk
menempuh 1000 mm dibutuhkan putaran sebanyak :
1000 (mm) : 20 (mm/putaran) = 50 (putaran)
Apabila waktu tempuh yang diijinkan adalah 5 detik, maka kecepatan putaran paling
rendah yang diijinkan adalah :
50 (putaran) : 5 (detik) = 5 (putaran/detik)
= 0,2 (detik/putaran)
5 (putaran/detik) x 60 (detik) = 300 (putaran/menit)
Setiap satu pulsa yang diberikan kepada Motor Step akan memutar Motor Step sebesar
0,720. Sehingga setiap putaran motor (360
0) membutuhkan 500 pulsa.
Jika setiap putaran membutuhkan waktu 0,2 detik, maka frekuensi (pulsa/detik) minimal
yang harus dikeluarkan oleh PLC adalah :
500 (pulsa) : 0,2 (detik) = 2500 (pulsa/detik)
= 2,5 KHz
3.1.6. Gambar Kerja
Gambar kerja dalam skripsi ini membahas tentang konfigurasi sistem dari
komponen utama yang digunakan, penjelasan power supply yang digunakan, Input
PLC, output PLC dalam hubungannya dengan Driver Step dan Motor Step.
23
3.1.6.1.Konfigurasi Sistem
Gambaran secara umum sistem yang digunakan dalam skripsi ini adalah Input
dan monitor menggunakan HMI, Pengolahan dan penyimpanan data di dalam PLC dan
Outputnya berupa gerakan motor step yang dikendalikan oleh Driver Step.
Gambar 3.16. Konfigurasi komponen utama
3.1.6.2.Power Supply
Rangkaian membutuhkan Power Supply untuk mengaktifkan sistem dalam
skripsi ini. Tegangan masukan yang dibutuhkan adalah 220 VAC. PLC dan HMI
membutuhkan tegangan 24 VDC, dan Servo Drive menggunakan tegangan sumber 220
VAC.
Gambar 3.17. Power Suppy
24
3.1.6.3.Input PLC
Terdapat 5 input PLC yang dibutuhkan dalam skripsi ini. Tiga buah sensor
digunakan untuk Zero Position, Max Travel dan Over Travel. Zero Position digunakan
untuk menentukan titik nol dari mesin bending. Max Travel digunakan untuk membatasi
langkah maksimal dari pergeseran bending. Over travel digunakan sebagai pembatas
apabila terjadi langkah yang melewati batas Sero Position. Foot Switch digunakan
sebagai pemicu pergeseran stopper. Box Operation fungsinya untuk mengaktifkan
sistem di dalam program PLC.
Gambar 3.18. Input PLC
3.1.6.4.Output PLC
Output PLC dihubungkan ke Driver Step. Y0 terhubung ke Input Driver CW, Y4
terhubung ke CCW dan Y10 ke Hold Off. Output CW dan CCW berbentuk pulsa.
25
Fungsi dari output CW adalah memberikan perintah kepada motor step untuk berputar
maju. CCW digunakan untuk member perintah motor Step berputar mundur. Output
Hold Off berlogika 1 atau 0, fungsinya untuk menahan motor step pada saat berhenti
berputar.
Gambar 3.19. Output PLC dan Input Driver Step
3.1.6.5. Output Driver Step Motor
Output Driver Step terhubung ke Motor Step digunakan untuk mengirimkan
sinyal yang memberi perintah kepada motor step.
Gambar 3.20. Output Driver Step Motor
26
3.2. Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang akan dibahas dalam skripsi ini meliputi Flow Chart Sistem,
Pemrograman HMI dan Pemrograman PLC dalam hubungannya untuk menggerakkan
dan mengendalikan pergerakan motor step.
Pemrograman HMI sangat berhubungan dengan pemrograman PLC. Kedua
perangkat ini harus memiliki kesesuaian dalam penentuan dan pemilihan alamat. Di
dalam PLC tidak boleh terjadi pengalamatan yang ganda. Hal tersebut akan
mengakibatkan program menjadi tidak dapat bekerja dengan benar.
3.2.1. Flow Chart Sistem
Sistem baru yang dibuat di skripsi ini adalah jika power supply sudah diaktifkan
maka akan muncul menu utama di HMI yang menyediakan pilihan pengoperasian. Menu
tersebut meliputi pemanggilan data, perubahan data pengoperasian manual dan melihat
catatan pengoperasian.
Apabila program telah tersimpan maka program bisa dipanggil dari penyimpanan
program yang ada di PLC. Jika program belum dimasukkan atau harus diubah maka
dengan memilih menu Edit akan dapat dimasukkan atau dilakukan perubahan data
operasi.
27
Gambar 3.21 Flow Chart Pengolahan Data
3.2.2. Program HMI
Pemrograman di HMI meliputi hubungan antara halaman satu dengan halaman
lainnya yang akan ditampilkan dalam pengoperasian sistem. Dalam program HMI
alamat yang dicantumkan disesuaikan dengan alamat yang tercantum dalam program
PLC.
3.2.2.1.Hubungan tampilan HMI
Setelah kendali stopper mesin diaktifkan maka akan muncul menu utama. Dari
menu utama dapat dipilih pengoperasian yang akan dilakukan. Pada pilihan menu RUN,
mesin dapat langsung dioperasikan.
28
Jika dipilih menu EDIT, maka akan muncul permintaan untuk memasukkan
kode. Kode di sini diperlukan untuk menjaga supaya tidak semua operator dapat
membuat perubahan pada data operasi. Apabila kode sudah selesai dimasukkan dan
tidak terdapat kesalahan dalam memasukkan kode, maka akan muncul halaman
SETTING PROGRAM yang berisi permintaan untuk mengisi nomor program dan
nomor proses yang akan diisi atau dilakukan perubahan isinya.
Perubahan kode untuk masuk ke perubahan data operasi juga dapat dilakukan di
halaman ini. Syarat untuk melakukan perubahan kode adalah apabila kode pertama
sudah bisa dimasukkan dengan benar, kemudian kode baru dapat dimasukkan.
Stopper juga bisa dioperasikan secara manual dengan memilih menu MAN dari
menu utama. Pada pilihan ini operator bisa melakukan pengoperasian pergeseran
stopper bending secara manual dengan cara menyentuh panah ke atas atau panah ke
bawah. Apabila terjadi pergeseran titik nol pada stopper bending, pada halaman ini pula
dapat dilakukan pengaturan titik nol baru, caranya dengan menyentuh NULL SET pada
layar HMI.
Sistem juga menyediakan menu untuk melihat catatan pengoperasian. Caranya
dengan memilih menu RECORDS. Di halaman ini operator dapat melihat berapa kali
program dioperasikan. Disamping itu dapat juga dilihat total pengoperasian mesin dan
jumlah kesalahan yang pernah muncul dari sistem pengoperasian ini. Kesalahan yang
tercatat adalah langkah stopper yang melewati batas atau over travel dan pembatalan
pengoperasian.
29
Gambar 3.22. Hubungan tampilan HMI
3.2.2.2.Pemrograman HMI
Pemrograman HMI menggunakan GT Designer 3 Version 1. Software ini
digunakan untuk membuat gambar tampilan pada HMI Mitsubishi dan menentukan
alamat dalam PLC yang akan digunakan.
Gambar 3.23. GT Designer 3 Mitsubishi
30
Pada menu utama ini terdapat pilihan pengoperasian mesin. Pilihan RUN
menggunakan alamat M100 digunakan untuk berpindah ke halaman RUN dan memicu
PLC untuk berpindah ke sistem pengoperasian.
Pilihan EDIT diberi alamat M101 digunakan untuk berpindah ke halaman
SETTING PROGRAM dan memicu PLC untuk masuk ke permintaan memasukkan
kode.
Menu MAN diberi alamat M102 fungsinya untuk berpindah ke menu MANUAP
OPERATION dan pada PLC digunakan untuk memicu sistem beroperasi secara manual.
MTC menggunakan alamat M103 untuk memindahkan tampilan HMI ke
halaman RECORDS. Dengan dipilih menu ini sistem yang ad adi PLC akan dipicu
untuk dapat dilihat catatan pengoperasian mesin.
Gambar 3.24.Tampilan menu utama pada HMI
Pada halaman kedua dari HMI dibuat program untuk memanggil data yang ad
adi PLC. Alamat Data D3 digunakan untuk memanggil nomor program dalam PLC yang
akan dioperasikan. Alamat D3 dipilih tipe Numerical Input. Sedangkan alamat D4 untuk
memonitor proses yang sedang berlangsung. Alamat data D4 dipilih tipe Numerical
Display.
Data D8 digunakan untuk menunjukkan arah langkah pergeseran stopper, karena
itu digunakan tipe Word. Tampilan pada D8 menunjukkan + (plus) atau – (minus).
31
Jarak pergeseran stopper dati titik nol sesuai dengan program yang dipanggil
ditampilkan pada D9. Data ini memiliki tipe Numerical Display. Sedangkan jarak
pergeseran dari titik sebelumnya ditunjukkan oleh D13. Data ini menggunakan tipe
Numerical Display.
Untuk kembali ke menu utama digunakan alamat M109, berupa Momentary Bit
dan Screen Switching. Fungsinya untuk kembali ke menu utama dan melakukan reset
pada pengoperasian di PLC.
Gambar 3.25.Tampilan memasukkan kode sebelum melakukan perubahan
Program pada HMI
Pemrograman menu EDIT, menggunakan alamat D14 dengan tipe Numerical
Input. Pada data ini dapat dimasukkan kode sesuai dengan yang tersimpan dalam PLC.
D14 dengan tipe word juga digunakan untuk memunculkan tampilan OKE dengan
alamat yang aktif adalah M119, menunjukkan bahwa kode yang dimasukkan benar dan
ERROR dengan alamat yang aktif M118 untuk menunjukkan bahwa kode yang
dimasukkan keliru.
Data D15 dan D16 digunakan untuk mengganti kode. Kedua data tersebut
menggunakan tipe Numerical Input. D15 untuk memasukkan kode dan D16 digunakan
untuk melakukan konfirmasi kode baru yang akan dimasukkan.
32
Jika kode baru yang dimasukkan sudah benar maka dengan menyentuh SAVE
kode akan tersimpan.
Panah ke kanan menggunakan action Screen Switching untuk melakukan
perpindahan layar ke perubahan program operasi.Sedangkan panah ke kiri menggunakan
alamat M109 digunakan untuk kembali ke menu utama.
Gambar 3.26. Menu untuk menasukkan kode dan melakukan
perubahan kode
Tampilan SET PROGRAM halaman kedua yang harus dilakukan pemrograman
adalah untuk pengisian program operasi. Pada halaman ini, nomor program diisikan
pada D0. Data D0 dan D1 memiliki tipe Numerical Input. Data D9 akan muncul data
program sesuai dengan nomor proses yang dipanggil. D9 memiliki tipe Numerical
Display. Data baru yang akan diisikan dimasukkan melalui D6 dengan tipe Numerical
Input. Apabila data yang dimasukkan sudah sesuai dengan yang diinginkan maka
dengan menyentuh M21, data akan tersimpan dalam PLC.
M109 pada halaman ini digunakan juga untuk kembali ke MENU UTAMA.
33
Gambar 3.27. Program untuk melakukan perubahan program
Apabila operator memilih menu MAN dari Menu Utama, maka pergerakan
stopper dapat dilakukan secara manual. Data D311 menggunakan tipe Numerical
Display menunjukkan jarak terhadap titik nol. M111 dengan symbol panah ke atas
menggunakan tipe momentary bit pada pemrograman HMI adalah alamat internal
memory PLC yang digunakan untuk menggerakkan motor ke arah menjauh dari titik
Nol. Sedangkan panah ke bawah dengan alamat M112 digunakan untuk menggerakkan
stopper bending mendekat ke titik nol. M112 juga menggunakan tipe momentary bit
pada pemrorgaman HMI.
Untuk memindah titik Nol dari stopper bending dapat disentuh NULL SET
dengan alamat M113 dan tpe momentary bit.
Gambar 3.28. Program pengoperasian manual.
34
Pada menu MTC digunakan alamat data D30 untuk memanggil nomor program
yang akan dilihat jumlah pengoperasiannya. D30 memiliki tipe Numerical Input. Jumlah
pengoperasian dari program yang dipanggil pada D30 akan ditampilkan pada data
D31dengan tipe Numerical Display.
Total pengoperasian dan Error menggunakan alamat D32 dan D33 dengan tipe
Numerical Display. M109 digunakan untuk kembali ke Menu Utama.
Gambar 3.29. Tampilan Rekaman Pengoperasian.
3.2.3. Program PLC
Pemrograman PLC yang dibahas dalam skripsi ini meliputi Input PLC,
pengendalian pergantian tampilan HMI, pengaturan kode untuk melakukan perubahan
atau penambahan data program operasi, input data yang dimasukkan dari HMI,
penyimpanan data operasi mesin, pemanggilan data yang akan ditampilkan kembali di
HMI dan Output PLC yang digunakan untuk mengendalikan Driver Step.
3.2.3.1.Input PLC
Seluruh Input PLC dari luar dimasukkan ke internal memory. Tujuannya adalah
apabila terjadi kerusakan pada terminal input PLC, dapat dilakukan pemindahan alamat
input tanpa melakukan terlalu banyak perubahan di dalam program. Sehingga proses
perbaikan menjadi mudah dan cepat.
Input yang digunakan adalah :
35
Tabel 3.1. Daftar Input PLC
Alamat
Input Comment Fungsi Internal Memory
X0 Zero
Position
Sensor untuk menentukan
posisi Nol (Home Position) M0
X1 Max Travel Sensor yang mendeteksi
langkah maksimal M1
X2 Over
Travel
Sensor yang mendeteksi
batas langkah terlewati M2
X4 Foot
Switch
Saklar yang dioperasikan
menggunakan kaki, untuk
memberikan perintah
gerakan pada stopper
M4
X5 Box
Operation
Tombol yang digunakan
untuk mempersiapkan
pengoperasian sistem
M5
Input dengan alamat X0, menggunakan proximity sensor digunakan untuk
menentukan posisi nol dari posisi stopper bending. Posisi nol atau Home Position atau
Home Position dari bending menunjukkan bahwa posisi stopper tepat di titik bending.
Alamat X1 dan X2 juga menggunakan proximity sensor. X1digunakan untuk
mendeteksi langkah maksimal dari pergerakan stopper bending. X2 digunakan untuk
mendeteksi bahwa home position terlewati.
Foot Switch digunakan untuk member perintah pergerakan stopper bending.
Jarak pergeseran tergantung pada data pada program yang dipanggil. Alamat yang
digunakan adalah X4.
Box Operation fungsinya untuk mengaktifkan sistem kendali dari pergeseran
stopper bending. Komponen yang digunakan berupa tombol yang dipasang pada panel
operasi. Alamat yang digunakan adalah X5.
36
Gambar 3.30. Program PLC, bagian Input
3.2.3.2.Pergantian Tampilan HMI
Sesuai dengan alamat yang terdapat pada HMI, program PLC disamping untuk
melakukan perubahan tampilan pada HMI juga digunakan untuk memindahkan fungsi
dari masing-masing langkah yang akan dijalankan.
Langkah-langkah yang akan diaktifkan tersebut di dalam PLC menggunakan
instruksi SET. Instruksi ini berfungsi untuk mengunci alamat yang diaktifkan. Untuk
mengembalikan ke posisi tidak aktif digunakan instruksi RST.
37
Tabel 3.2. Daftar alamat pergantian tampilan HMI
Alamat Comment Fungsi Alamat
target Comment Fungsi
M100 Run Pindah ke menu
RUN / Monitor M105 Set Run
Hold Menu
RUN/Monitor
M101 Edit
Masuk ke
tampilan input
code
M106 Set Edit Hold tampilan
input code
M102 Manual
Masuk ke menu
Manual
Operation
M107 Set Man
Hold tampilan
Manual
Operation
M103 Mtc /
Records
Masuk ke
tampilan
Rekaman
Pengoperasian
M108 Set
Mtc/Records
Hold tampilan
Rekaman
pengoperasian
M109 Rst 105-
108
Mengembalikan
ke Halaman
Utama
M105-
M108
Kembali tidak
aktif
Alamat M100 digunakan untuk memindahkan tampilan HMI ke halaman
MONITOR dan di dalam PLC fungsinya untuk mengaktifkan sistem pemanggilan data
yang tersimpan dalam data program dengan mengaktifkan alamat M105.
Apabila alamat M101 diaktifkan melalui HMI dengan menyentuh pilihan EDIT,
maka PLC akan mengaktifkan M106. Selanjutnya M106 digunakan untuk masuk ke
input code dan digunakan untuk melakukan perubahan data operasi.
M102 adalah alamat yang akan aktif apabila pada HMI disentuh pilihan menu
MAN. Alamat ini akan mengaktifkan M107.
Jika pada HMI di Menu Utama disentuh MTC berarti mengaktifkan alamat
M103. Dengan aktifnya M103 berarti memicu aktifnya M108 yang akan membuat
tampilan di HMI menunjukkan data pengoperasian mesin pada D30, D31, D32, dan
D33.
38
Gambar 3.31. Program pergantian tampilan HMI
Untuk mengembalikan tampilan pada HMI maka digunakan alamat M109.
Apabila M109 diaktifkan maka sesuai dengan program yang terdapat di HMI, tampilan
akan kembali ke MENU UTAMA. Sedangkan dalam program PLC digunakan untuk
mengembalikan alamat M105 – M108 kembali tidak aktif. Instruksi yang digunakan
adalah RST.
Alamat M109 juga digunakan untuk mengembalikan nilai pada input code, new
code dan confirm new code menjadi nol dengan mengisikan nilai nol pada data D14,
D16 dan D16 pada PLC.
39
Gambar 3.32. Program kembali ke menu utama HMI
3.2.3.3.Kode
Fungsi dari kode adalah untuk membatasi akses ke data operasi bending.
Sehingga tidak semua orang dapat masuk dan merubah data operasi mesin dan
melakukan perubahan di dalamnya.
Kode dapat dimasukkan jika pada menu utama HMI disentuh pilihan EDIT.
Pilihan ini akan membuat M102 akan aktif dan M106 menjadi aktif. Selanjutnya pada
HMI akan muncul tampilan Entry Code yaitu permintaan untuk mengisi D14. Kode
sebenarnya tersimpan di alamat data D313. Dalam program PLC dilakukan
perbandingan antara D14 dengan D313.
40
Apabila nilai D14 tidak sama dengan D313 maka akan mengaktifkan M118.
Aktifnya M118 akan memunculkan tampilan Error pada HMI. Sebaliknya jika nilai D14
sama dengan D313, maka alamat M119 akan aktif dan di HMI akan muncul tampilan
OKE.
Perubahan kode dapat dilakukan apabila M119 telah aktif, artinya kode yang
dimasukkan benar. Dalam perubahan kode dilakukan perbandingan antara kode baru dan
konfirmasinya harus sama. Apabila kode baru yang dimasukkan dengan alamat data D15
sama dengan kode yang dikonfirmasikan di alamat D16, maka akan mengaktifkan M120
yang menunjukkan perbandingan keduanya sama. Maka kode baru sapat disimpan
dengan mengaktifkan SAVE pada HMI yang artinya mengaktifkan alamat M122 pada
PLC. Penyimpanan kode baru ini artinya memindahkan data dari D15 ke alamat data
D313.
Jika konfirmasi kode baru tidak sesuai dengan kode baru yang dimasukkan maka
kode baru tidak dapat disimpan. Hal ini karena aktifnya M122 ditentukan oleh M120.
Gambar 3.33. Program kode
3.2.3.4.Input Data
Apabila kode yang dimasukkan sudah benar maka dapat dilakukan perubahan
pada data operasi mesin. Pada HMI akan tampil tulisan OKE, maka dengan menyentuh
panah ke kanan akan muncul halaman SET PROGRAM. Dengan mamasukkan nomor
41
Program pada D0 dan nomor Proses pada D1, maka perubahan data operasi dapat
dilakukan. Data operasi meliputi nomor program dan nomor proses. Sehingga
dibutuhkan seratus alamat untuk menyimpan data program dan proses.
Data pada alamat D0 diisi dengan angka dari 0 sampai dengan 9 kemudian akan
dibandingkan dan digunakan untuk mengaktifkan alamat pada interna memory. Alamat
di internal memory inilah yang akan digunakan untuk mengaktifkan nomer program
yang akan dilakukan perubahan data operasinya.
Tabel 3.3. Daftar Internal Memory untuk program input
Input D0
Alamat
Internal
Memory
Comment Fungsi
0 M40 Prog Inp 0 Memasukkan program no 0
1 M41 Prog Inp 1 Memasukkan program no 1
2 M42 Prog Inp 2 Memasukkan program no 2
3 M43 Prog Inp 3 Memasukkan program no 3
4 M44 Prog Inp 4 Memasukkan program no 4
5 M45 Prog Inp 5 Memasukkan program no 5
6 M46 Prog Inp 6 Memasukkan program no 6
7 M47 Prog Inp 7 Memasukkan program no 7
8 M48 Prog Inp 8 Memasukkan program no 8
9 M49 Prog Inp 9 Memasukkan program no 9
Apabila data D0 yang memiliki tipe numerical input tersebut diisi dengan angka
maka akan dibandingkan dengan nilai 0, jika sama akan mengaktifkan M40. Begitu pula
jika data D0 tersebut diberi masukan angka 1 sampai 9 maka akan dibandingkan dengan
angka 1 sampai dengan 9. Jika terjadi kesesuaian antara D0 dengan angka
pembandingnya yang dalam program PLC dituliskan dengan K0 sampai dengan K9,
maka akan mengaktifkan internal memory yang dari M40 sampai dengan M49.
42
Data pada D0 tidak mungkin berisi lebih dari dua digit, karena dalam program
HMI D0 hanya dibuat satu digit saja. Dengan demikian tidak mungkin angka yang
dimasukkan lebih besar dari angka 9.
Gambar 3.33. Program memasukkan nomor program.
43
Untuk dapat menyimpan data proses operasi maka alahat dalam PLC yang
digunakan adalah M50 sampai dengan M59. Proses memasukkan data proses operasi ini
serupa dengan proses memasukkan data program operasi.
Tabel 3.4. Daftar Internal Memory untuk proses input
Alamat Internal
Memory Comment Fungsi
M50 Procc Inp 0 Memasukkan proses no 0
M51 Procc Inp 1 Memasukkan proses no 1
M52 Procc Inp 2 Memasukkan proses no 2
M53 Procc Inp 3 Memasukkan proses no 3
M54 Procc Inp 4 Memasukkan proses no 4
M55 Procc Inp 5 Memasukkan proses no 5
M56 Procc Inp 6 Memasukkan proses no 6
M57 Procc Inp 7 Memasukkan proses no 7
M58 Procc Inp 8 Memasukkan proses no 8
M59 Procc Inp 9 Memasukkan proses no 9
Pada tampilan SET PROGRAM di HMI dengan mengisikan alamat D1 yang
memiliki tipe Numerical Input. Hal ini berarti nilai yang dimasukkan pada alamat D1
dibandingkan dengan K0 sampai dengan K9 untuk mengaktifkan internal memory M50
sampai dengan M59.
44
Gambar 3.34. Program memasukkan nomor proses
45
3.2.3.5.Penyimpanan Data
Data yang dimasukkan dalam SET PROGRAM akan disimpan di dalam PLC
pada alamat D200 sampai dengan D299. Alamat ini digunakan karena pada alamat D200
sampai dengan D511 mampu menahan data atau menyimpan data meskipun power
dimatikan.
Tabel 3.5. Daftar Data Program dan Proses pergeseran stopper
No Alamat Comment Fungsi
1 D200 - D209 Data 00 - D09 Penyimpanan Program 0 Proses 0
s.d. Program 0 Proses 9
2 D210 - D209 Data 10 - D19 Penyimpanan Program 1 Proses 0
s.d. Program 1 Proses 9
3 D220 - D229 Data 20 - D29 Penyimpanan Program 2 Proses 0
s.d. Program 2 Proses 9
4 D230 - D239 Data 30 - D39 Penyimpanan Program 3 Proses 0
s.d. Program 3 Proses 9
5 D240 - D249 Data 40 - D49 Penyimpanan Program 4 Proses 0
s.d. Program 4 Proses 9
6 D250 - D259 Data 50 - D59 Penyimpanan Program 5 Proses 0
s.d. Program 5 Proses 9
7 D260 - D269 Data 60 - D69 Penyimpanan Program 6 Proses 0
s.d. Program 6 Proses 9
8 D270 - D279 Data 70 - D79 Penyimpanan Program 7 Proses 0
s.d. Program 7 Proses 9
9 D280 - D289 Data 80 - D89 Penyimpanan Program 8 Proses 0
s.d. Program 8 Proses 9
10 D290 - D299 Data 90 - D99 Penyimpanan Program 9 Proses 0
s.d. Program 9 Proses 9
46
Penyimpanan program operasi memiliki syarat yaitu :
1. M106 telah aktif. Artinya menu pada layar HMI pada posisi SET PROGRAM,
2. Nomor program yaitu M40 sampai dengan M49 melalui pengisian D0, yang akan di
edit isinya telah dimasukkan, dan
3. Nomor proses yaitu M50 sampai dengan M59 telah pula dimasukkan melalui
pengisian data D1.
Contoh program berikut ini menunjukkan pengisian program nomor 0 dan proses
nomor 0 pada alamat D200. Dengan telah aktifnya M106, M40 dan M50 maka program
akan memindahkan data D200 ke D8. D200 adalah alamat program nomer 0 dan proses
nomer 0. D8 memiliki tipe Numerical Display adalah alamat data display pada HMI.
Data di alamat D6 dengan tipe Numerical Input dapat diberi nilai baru. Data baru
ini dapat disimpan dengan menyentuh SAVE pada HMI yang artinya mengaktifkan
M21. Dengan aktifnya M21 berarti data dari D6 dipindahkan ke D200. Selanjutnya D8
akan menampilkan data baru karena nilai D8 adalah hasil pemindahan dari D200.
Gambar 3.35. Program penyimpanan data pada Program Nomor 0,
Proses Nomor 0
Demikian pula untuk pengisian atau perubahan data pada program atau proses
yang lain. Syarat yang sama diberlakukan misalnya untuk Program Nomor 0 dan Proses
Nomor 1. Maka yang aktif adalah alamat M106, alamat M40 dan alamat M51.
Penyimpanan data dilakukan di alamat data D201.
47
Gambar 3.36. Program penyimpanan data pada Program Nomor 0,
Proses Nomor 1
Demikian seterusnya hingga Program Nomor 9 dan Proses Nomor 9, maka yang
harus aktif adalah alamat M106, alamat M49 dan alamat M59. Penyimpanan data di
alamat D299. Input data dan Display data pada HMI tetap menggunakan D6 dan D8
karena keduanya digunakan secara bergantian dalam perubahan data program maupun
proses operasi.
3.2.3.6.Pemanggilan Data
Pemanggilan data dilakukan pada menu RUN, internal memori yang harus di set
adalah M105 dan muncul halaman MONITOR. Pada tampilan Data D3 memiliki tipe
Numerical Input. Dengan mengisikan nomor program yang akan dioperasikan pada
alamat D3 maka akan mengaktifkan internal memory yang akan memanggil data yang
akan digunakan.
Nilai pada data D3 dibandingkan dengan nilai K0 sampai dengan K9, apabila
sama maka akan mengaktifkan internal memory mulai dari M60 sampai dengan M69
sesuai dengan nilai yang dimasukkan.
48
Gambar 3.37. Program Pemanggilan Nomer Program
49
Perubahan nilai pada data D4 dilakukan dengan menginjak Foot Switch sebagai
perintah berpindahnya dari proses satu ke proses berikutnya. Foot Switch dengan alamat
X4 akan menghidupkan internal memory M4. Internal memory M4 mengaktifkan M130.
Alamat M130 inilah yang digunakan untuk menambahkan nilai D4 dengan cara
memberi nilai K1 adalah dan dimasukkan kembali ke D4. Dan apabila semua proses
telah terlewati D4 sama dengan 10 maka nilai D4 diisi dengan nilai K0, artinya proses
kembali ke urutan ke 0.
Gambar 3.38. Perubahan nilai D4
Sedangkan pemanggilan data nomer proses dilakukan menggunakan alamat data
D4. Di sini dilakukan perbandingan juga dengan nilai K0 sampai dengan K9.
Kesesuaian antara nilai D4 dengan K0 sampai dengan K9 akan mengaktifkan M70
sampai dengan M79.
50
Gambar 3.39. Program pemanggilan data Proses
51
Selanjutnya akan ditampilkan oleh HMI data yang dipanggil oleh D3 dan D4
dengan mengaktifkan M60 – M69 dan M70 - M79. Sebagai contoh M60 dan M70 aktif
di halaman MONITOR maka akan memindahkan data program nomor 0 dan data proses
nomor 0 D200 ke tampilan HMI dengan alamat D8. Selanjutnya akan aktif M70 maka
tampilan di D8 akan diisi oleh D201 yaitu data program nomor 0 dan data proses
nomor 1.
Gambar 3.40. Pemanggilan Data Program dan Proses
Alamat D400 digunakan untuk menentukan selisih pergeseran dari proses
pertama ke proses berikutnya. Begitu pula pada program nomor 1 sampai dengan ke 9.
Selisih pergeseran antara satu proses ke proses berikutnya ditentukan dengan
menggunakan D400.
Arah pergeseran dengan melihat apakah nilai D400 lebih besar atau lebih kecil
daripada 0. Jika lebih besar dari nilai K0 maka Motor Step akan berputar mundur atau
mendekat ke titik nol stopper bending. Pemicu pergerakan mundur menggunakan alamat
M125.
Sedangkan apabila nilai D400 lebih kecil dari K0 maka Motor Step akan berputar
maju atau mendekat ke titik nol stopper bending. Selanjutnya nilai yang ad adi D400
dipindahkan ke alamat Data D401. Pemicu pergerakan maju menggunakan alamat
M126.
52
Tampilan pada HMI menggunakan data D13. Setiap step dari motor menggeser
stopper sebesar 0,04 m. Untuk menampilkan dalam satuan mm, D401 dikalikan 4, maka
tampilan HMI dengan alamat D13 dalam satuan mm.
Gambar 3.41. Program Arah putaran motor
3.2.3.7.Output
Output PLC yang digunakan untuk mengaktifkan Driver Step adalah Y0 dan Y1.
Y0 digunakan untuk gerakan mundur dan Y1 untuk gerakan maju.
Pemicu gerakan maju adalah pengoperasian manual dan pengoperasian
Otomatis. Pada pengoperasian manual apabila M114 aktif akan menggerakkan motor ke
arah mundur. Sedangkan pada mode MONITOR, M125 aktif dan C251 menghitung
jumlah pulsa yang diberikan pada langkah mundur akan mengaktifkan Y0.
Apabila yang aktif adalah M115 maka motor akan bergerak maju dan pada mode
MONITOR, M126 aktif dan C251 menghitung jumlah pulsa yang diberikan sehingga
motor dapat bergerak maju. Nilai yang diberikan ke alamat Counter C251 adalah
menggunakan data pada D401.
53
Gambar 3.42. Program output ke Driver Step