26
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat slider timelapse. 3.1.Sistem Perangkat Keras Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai cara kerja sistem dan perangkat keras pada slider timelapse. 3.1.1. Cara Kerja Sistem Sistem ini merupakan sebuah slider timelapse yang digunakan untuk membantu fotografer dalam mengembangkan teknik pengambilan fotografi timelapse, di mana slider timelapse ini mempunyai 2 mode utama yaitu mode otomatis dan mode manual. Slider timelapse ini juga dikontrol menggunakan smartphone android yang dikoneksikan menggunakan Bluetooth sehingga mempunyai user interface yang lebih menarik dan mudah digunakan. Mode otomatis adalah mode di mana user (fotografer) dapat mengambil fotografi timelapse dengan beberapa pilihan: “sunset”, “sunrise”, “panorama”. Dengan beberapa pilihan tersebut user akan diberikan pedoman untuk mengatur kameranya untuk pengambilan timelapse dan hasil pengaturan dari slider. Mode manual adalah mode di mana user (fotografer) dapat menentukan sendiri waktu yang diinginkan untuk mengambil fotografi timelapse. Rentang maksimal waktu yang dapat dimasukkan adalah 120 menit dan rentang minimal waktu yang dapat dimasukkan adalah 1 menit. Format waktu yang di tampilkan slider adalah J:MM:DD. Selain dua mode utama di atas terdapat juga mode gerakan pada slider timelapse ini yaitu mode translasi, mode rotasi, dan mode translasi rotasi. Mode translasi akan menggerakkan dudukan kamera (mounting) secara linear dengan panjang rel 95 cm kotor atau 85 cm dengan pengurangan dimensi dudukan kamera. Mode rotasi akan menggerakkan kamera secara rotasi dengan sudut gerakan

BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1.Sistem Perangkat Keras 3.1.1. … · 2018. 3. 21. · keras, serta perangkat lunak dari alat slider timelapse. 3.1.Sistem Perangkat Keras . Pada bagian

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB III

    PERANCANGAN ALAT

    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat

    keras, serta perangkat lunak dari alat slider timelapse.

    3.1.Sistem Perangkat Keras

    Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai cara kerja sistem dan perangkat keras

    pada slider timelapse.

    3.1.1. Cara Kerja Sistem

    Sistem ini merupakan sebuah slider timelapse yang digunakan untuk membantu

    fotografer dalam mengembangkan teknik pengambilan fotografi timelapse, di mana

    slider timelapse ini mempunyai 2 mode utama yaitu mode otomatis dan mode manual.

    Slider timelapse ini juga dikontrol menggunakan smartphone android yang

    dikoneksikan menggunakan Bluetooth sehingga mempunyai user interface yang lebih

    menarik dan mudah digunakan.

    Mode otomatis adalah mode di mana user (fotografer) dapat mengambil fotografi

    timelapse dengan beberapa pilihan: “sunset”, “sunrise”, “panorama”. Dengan beberapa

    pilihan tersebut user akan diberikan pedoman untuk mengatur kameranya untuk

    pengambilan timelapse dan hasil pengaturan dari slider.

    Mode manual adalah mode di mana user (fotografer) dapat menentukan sendiri

    waktu yang diinginkan untuk mengambil fotografi timelapse. Rentang maksimal waktu

    yang dapat dimasukkan adalah 120 menit dan rentang minimal waktu yang dapat

    dimasukkan adalah 1 menit. Format waktu yang di tampilkan slider adalah J:MM:DD.

    Selain dua mode utama di atas terdapat juga mode gerakan pada slider timelapse

    ini yaitu mode translasi, mode rotasi, dan mode translasi rotasi.

    Mode translasi akan menggerakkan dudukan kamera (mounting) secara linear

    dengan panjang rel 95 cm kotor atau 85 cm dengan pengurangan dimensi dudukan

    kamera. Mode rotasi akan menggerakkan kamera secara rotasi dengan sudut gerakan

  • 360°. Mode translasi rotasi adalah gabungan dari kedua mode gerakan di atas, di mana

    dudukan kamera (mounting) akan bergerak secara translasi sembari kamera juga

    bergerak secara rotasi sehingga kamera akan berfokus pada angle objek, Gerakan ini

    akan digambarkan sebagai berikut:

    Gambar 3.1. Gambaran Gerakan Translasi Rotasi

    Gerakan translasi rotasi ini mewajibkan user (fotografer) untuk meletakkan objek

    berada di tengah slider dengan perkiraan jarak sebesar 35cm, 60cm, 100cm, dan

    >100cm. Agar dudukan kamera dapat bergerak untuk menentukan sudut awal kamera.

    User interface pada smartphone android akan menampilkan menu masukan.

    Kemudian smartphone android mengirimkan masukan mode dan masukan waktu ke

    Arduino melalui Bluetooth, setelah semua masukan di proses oleh Arduino, Arduino

    akan menggerakkan motor stepper sesuai dengan masukan yang diberikan.

  • Berikut adalah diagram blok perancangan sistem secara keseluruhan.

    Gambar 3.2. Blok Diagram Sistem

    3.1.2. Bagian Perangkat keras

    Pada bagian perangkat keras ini akan dijelaskan mengenai keseluruhan perangkat

    keras yang digunakan untuk pembuatan slider timelapse.

    3.1.2.1. Rel Slider

    Rel slider berfungsi sebagai bagian mekanik yang utama, selain sebagai rel untuk

    pergeseran dudukan kamera secara translasi, rel slider juga digunakan untuk menopang

    motor stepper, mikrokontroller dan juga baterai LiPo.

    Rel slider ini menggunakan rangka yang terbuat dari aluminium sepanjang 1 meter.

    Pulley dan motor stepper sebagai penggerak terpasang di bagian ujung slider.

    Driver Motor

    Stepper

    Rotasi

    Driver Motor

    Stepper

    Translasi

    Motor Stepper

    Rotasi

    Motor Stepper Translasi

    Arduino UNO Baterai LiPo

    11,1V Bluetooth Smartphone

  • Motor Stepper Translasi

    Arah gerakan Translasi

    Gambar 3.3. Rel Slider Tampak Atas

    Gambar 3.4. Rel Slider Tampak Depan

    3.1.2.2. Pulley

    Pulley berfungsi sebagai peredam RPM dari motor stepper untuk penggerak

    rotasi, agar gerakan dari kamera tidak terhenti ketika masukan waktu mencapai angka

    120 menit.

    Pada pulley ini digunakan pulley bertingkat dengan besarnya rasio adalah 1:20,

    sehingga dapat meredam motor stepper sebesar 20 RPM. Selain sebagai peredam RPM,

    pulley ini juga berguna sebagai dudukan kamera (mounting). Berikut adalah

    perhitungan dari pulley yang digunakan:

    Perhitungan pada rasio pulley ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar rasio

    yang dihasilkan oleh pulley bertingkat yang terdapat pada dudukan kamera untuk

    meredam kecepatan sudut pada motor stepper rotasi.

  • Dudukan pulley ini memiliki dimensi 20 × 20 × 7 cm. Menggunakan pulley

    bertingkat sebagai rasio peredam RPM.

    Pada mode rotasi kamera berputar 360°, dengan waktu masukan maksimal 120

    menit. Dengan waktu tersebut apabila motor stepper tidak diredam, maka akan

    membutuhkan total delay 2,25 detik. Delay ini didapat dari masukan waktu dibagi

    dengan jumlah pulsa untuk 1 putaran penuh 360°.

    7200 𝑠

    3200 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 = 2,25 detik

    (3.1.)

    Sehingga agar didapatkan delay yang tidak terlalu besar RPM pada motor diredam

    sebesar 24 kali.

    7200 𝑠

    3200 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 ×24 = 0.093 detik

    (3.2.)

    Gambaran perangkaian dan ukuran pulley adalah sebagai berikut:

    Gambar 3.5. Rasio Pulley

    Keterangan : Pulley A : 2cm.

    Pulley B : 12cm.

    Pulley C : 1cm.

    Pulley D : 4cm.

  • Pulley A terletak pada poros motor stepper, dan pulley D terletak pada poros

    dudukan kamera.

    RPM akhir

    RPM awal =

    D pulley B

    D pully A ×

    D pulley D

    D pulley C

    24

    1 =

    12 cm

    2 cm ×

    4 cm

    1 cm

    (3.3.)

    Dari perhitungan di dapatkan redaman yang dihasilkan rasio pulley sebesar 24 : 1.

    Namun setelah pemasangan pada dudukan kamera ternyata redaman yang dihasilkan

    rasio pulley hanya sebesar 20 : 1. Perubahan nilai redaman ini dikarenakan adanya

    kesulitan pada pemasangan timing belt, yang mengakibatkan tension timing belt

    renggang. Selain permasalahan pada timing belt, pergerakan pulley juga sedikit

    bergoyang (tidak stabil) pada porosnya sehingga timing belt dapat meleset keluar dari

    jalur.

    Motor Stepper Rotasi

    Gambar 3.6. Belt Rasio Pulley

  • Gambar 3.7. Pulley Bertingkat

    Gambar 3.8. Dudukan Kamera Tampak Samping

    Gambar 3.9. Dudukan Kamera

  • 3.1.2.3. Perhitungan Gerak Translasi Rotasi

    Pada gerakan translasi rotasi ini digunakan perhitungan custom delay yang sama

    dengan sub-bab (3.2.1.). Perbedaannya ada pada jumlah jarak perputaran pada motor

    stepper rotasi. Seperti yang dijelaskan pada sub-bab (3.1.1.) dan gambar (Gambar 3.1.)

    motor stepper rotasi memiliki sudut gerak total yang dipengaruhi oleh perkiraan

    masukan jarak dari pengguna. Berikut adalah penjelasan perhitungan dari sudut gerak

    total motor stepper rotasi.

    Gambar 3.10. Perhitungan Sudut Gerak Kamera

    Keterangan :

    x = posisi kamera

    y = posisi objek

    a = setengah dari panjang slider yang dilalui kamera = 42 cm

    b = jarak slider dengan objek

    α = sudut awal kamera

    β = sudut gerak kamera

    Untuk mencari sudut awal kamera digunakan persamaan:

    tan α = b

    a

    α = tan−1b

    a

    (3.4.)

  • Dimisalkan masukan perkiraan jarak objek (b) = 35 cm, maka:

    α = tan−135

    42= 44,2°

    Untuk mencari jumlah pulsa untuk sudut gerak total kamera digunakan

    persamaan:

    𝛽 = 180° − 90° − 𝛼

    𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 360° = 20 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 × 3200 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 360° = 64000 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎

    𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 𝛽 =𝛽

    360°× 64000

    (3.5.)

    Dimisalkan masukan perkiraan jarak objek (b) = 35 cm, maka:

    𝛽 = 180° − 90° − 44,2° = 45,8°

    𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 𝛽 =45,8°

    360°× 64000 = 8142 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎

    (3.5.)

    Jumlah pulsa untuk sudut gerak total kamera = 2 × 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 𝛽

    maka:

    𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 2𝛽 = 2 × 8142 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 = 16284 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎

    (3.6.)

    Berikut adalah tabel dari hasil perhitungan jumlah pulsa untuk sudut gerak total

    kamera.

  • Tabel 3.1. Perhitungan Jumlah Pulsa untuk Sudut Gerak Total Kamera

    b (cm) 𝛼 (°) 𝛽 (°) 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 𝛽 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 2𝛽

    35 44,2 45,8 8142 16284

    60 61,1 28,9 5137 10274

    100 74,6 15,4 2737 6474

    >100 80 10 1778 3556

    3.1.3. Bagian Kontrol

    Pada bagian kontrol ini akan dijelaskan mengenai konfigurasi dan keterangan

    pada mikrokontroler Arduino UNO, driver A4988, Bluetooth HC-05 dan motor stepper.

    Berikut adalah gambar wiring dari bagian kontrol secara keseluruhan :

    Gambar 3.11. Wiring Rangkaian Kontrol

  • 3.1.3.1. Mikrokontroler

    Konfigurasi PIN Arduino UNO pada mekanis slider:

    Tabel 3.2. Konfigurasi PIN Arduino UNO

    PIN(out) PIN(in) Keterangan

    0(RX) Pin TX pada modul Bluetooth HC-05 Komunikasi serial

    1(TX) Pin RX pada modul Bluetooth HC-05 Komunikasi serial

    D2 Pin Step pada driver A4988 translasi Sinyal HIGH dan LOW

    periodik (data)

    D3 Pin Direction pada driver A4988 translasi HIGH / LOW

    D4 LED indikator run HIGH / LOW

    D5 Pin Step pada driver A4988 rotasi Sinyal HIGH dan LOW

    periodik (data)

    D6 Pin Direction pada driver A4988 rotasi HIGH / LOW

    Vin V+ baterai LiPo Tegangan baterai 12V

    5V Pin VDD pada driver A4988 Tegangan keluar 5V

    3,3V Pin VCC pada Bluetooth HC-05 dan

    LED indikator power Tegangan keluar 3,3V

    GND GND pada driver A4988, Bluetooth HC-

    05 dan LED indikator GND

    3.1.3.2. Driver A4988

    Driver A4988 ini berfungsi untuk mengendalikan kecepatan, arah dan step

    resolutions pada motor stepper, baik untuk motor stepper translasi dan juga rotasi.

    Sesuai dengan penjelasan dari sub-bab 2.2., step resolutions yang dipilih adalah

    Sixteenth-Step, sehingga PIN pada MS1, MS2 dan MS3 adalah HIGH.

    Konfigurasi PIN driver A4988:

  • Tabel 3.3. Konfigurasi PIN Driver A4988

    PIN Connected PIN Keterangan

    Dir Pin 3,6 pada Arduino Menerima masukan HIGH/LOW untuk menentukan

    arah motor stepper

    Step Pin 2,5 pada Arduino Menerima masukan sinyal HIGH dan LOW periodik

    untuk mengatur kecepatan motor stepper

    Sleep RST Konfigurasi driver

    RST Sleep Konfigurasi driver

    MS1 HIGH Normally LOW, menerima masukan sinyal HIGH

    untuk mengatur step resolutions

    MS2 HIGH Normally LOW, menerima masukan sinyal HIGH

    untuk mengatur step resolutions

    MS3 HIGH Normally LOW, menerima masukan sinyal HIGH

    untuk mengatur step resolutions

    ENB NC Not connected

    VDD Pin 5V pada Arduino Vin driver 5v

    GND GND pada Arduino GND

    1B 1B motor stepper Kutub 1B motor stepper

    1A 1A motor stepper Kutub 1A motor stepper

    2A 2A motor stepper Kutub 2A motor stepper

    2B 2B motor stepper Kutub 2B motor stepper

    Vmot 12V baterai Vin untuk motor stepper 12v

    GND GND GND

  • 3.1.3.3. Modul Bluetooth HC-05

    Konfigurasi PIN pada modul Bluetooth HC-05:

    Tabel 3.4. Konfigurasi PIN Modul Bluetooth HC-05

    PIN Connected PIN Keterangan

    EN NC Not connected

    VCC PIN 3,3V pada Arduino UNO VCC 3,3V

    GND GND pada Arduino UNO GND

    TX PIN 0 (RX) pada Arduino UNO Komunikasi serial (data)

    RX PIN 1 (TX) pada Arduino UNO Komunikasi serial (data)

    STATE LED indikator HIGH (3,3V) / LOW

    3.1.3.4. Motor Stepper NEMA-17

    Berat dari dudukan kamera adalah 700 gram, dengan berat tersebut, motor stepper

    translasi yang digunakan adalah NEMA-17 seri 17HS4401 karena memiliki Holding

    Torque sebesar 40 N.cm [12]. NEMA-17 merupakan motor stepper Bi-Polar dengan 4

    pin keluaran, yang terhubung disetiap kutubnya. Konfigurasi PIN pada Motor Stepper

    adalah sebagai berikut :

    Tabel 3.5. Konfigurasi PIN Motor Stepper

    PIN Connected PIN Keterangan

    1A PIN 1A pada driver A4988 Terhubung dengan kutub A

    1B PIN 1B pada driver A4988 Terhubung dengan kutub A’

    2A PIN 2A pada driver A4988 Terhubung dengan kutub B

    2B PIN 2B pada driver A4988 Terhubung dengan kutub B’

  • 3.2. Sistem Perangkat Lunak

    Pada bagian ini akan membahas mengenai bagaimana mikrokontroler bekerja.

    Selain membahas bagaimana mikrokontroler bekerja, pada bagian ini juga akan

    membahas perancangan aplikasi pada android smartphone yang digunakan sebagai user

    interface pengguna dalam melakukan pengontrolan slider timelapse.

    3.2.1. Perangkat Lunak Mikrokontroler

    Perangkat lunak mikrokontroler meliputi keseluruhan sistem yang terdapat pada

    program Arduino UNO.

    Berikut adalah flowchart bagaimana sistem perangkat lunak mikrokontroler

    bekerja dan perhitungan untuk mencari nilai custom delay pergerakan motor stepper.

  • Gambar 3.12. Flowchart

    Berikut adalah penjelasan dari flowchart sistem perangkat lunak mikrokontroler

    (Gambar 3.12):

    1. Mikrokontroler bekerja ketika mendapatkan Vin dari baterai Lipo.

    2. Mikrokontroler akan menunggu hingga Bluetooth terhubung dengan

    smartphone android.

  • 3. Setelah Bluetooth terhubung, mikrokontroler menunggu masukan mode

    utama (manual/otomatis), kemudian menetapkan variabel masukan mode

    utama sesuai dengan masukan.

    4. Apabila masukan mode utama adalah manual maka mikrokontroler akan

    menunggu masukan mode gerakan slider (translasi/rotasi/translasi rotasi),

    kemudian menetapkan variabel masukan mode gerakan sesuai dengan

    masukan.

    5. Apabila masukan mode utama adalah otomatis maka mikrokontroler akan

    menunggu masukan mode gerakan slider (translasi/rotasi/translasi rotasi),

    kemudian menetapkan variabel masukan mode gerakan sesuai dengan

    masukan.

    6. Apabila masukan mode utama manual dan masukan mode gerakan sudah

    ditetapkan, kemudian mikrokontroler akan menunggu masukan waktu dan

    menetapkan variabel masukan waktu.

    7. Apabila masukan mode utama otomatis dan mode gerakan sudah ditetapkan,

    mikrokontroler akan menunggu masukan pilihan mode pengambilan gambar

    (sunset/sunrise/panorama), kemudian menetapkan variabel masukan pilihan

    mode gambar.

    8. Pada mode manual motor stepper bergerak sesuai dengan masukan waktu

    yang diberikan.

    9. Pada mode otomatis motor stepper bergerak dengan waktu yang sudah

    ditentukan, untuk Sunset 120 menit, Sunrise 75 menit dan Panorama 75

    menit.

    10. Ketika motor stepper sudah berhenti berjalan Serial akan menampilkan

    waktu yang telah ditempuh oleh motor stepper.

    11. Setelah motor stepper berhenti, mikrokontroler menunggu masukan reset

    untuk mengembalikan posisi dudukan kamera ke posisi awal.

    Mikrokontroler digunakan untuk mengendalikan gerakan dari motor stepper, baik

    untuk yang bergerak translasi maupun rotasi. Motor stepper yang digunakan adalah

    motor stepper NEMA 17 dengan step angle 1,8° [13]. Dimana motor stepper akan

    berputar 1,8° setiap mendapat 1 periode pulsa. Pada mikrokontroler 1 periode pulsa

    didapatkan dengan memberikan sinyal HIGH dan LOW dengan pemberian custom delay

    untuk mengatur panjang pendeknya pulsa.

  • 1 full cycle = 360°

    1 pulsa = 1,8° (step angle) [13].

    Banyak pulsa untuk 1 full cycle = 360°

    1,8° = 200 pulsa

    Dengan driver motor stepper A4988 step angle dapat diubah menjadi 1

    2 step,

    1

    4 step,

    1

    8 step dan

    1

    16 step [14]. Step angle yang digunakan adalah

    1

    16 step agar pergerakan

    dari motor stepper dapat lebih halus. Sehingga untuk mencapai rotasi penuh

    memerlukan 3200 pulsa. Dari satu rotasi penuh ini saya melakukan percobaan jarak

    tempuh yang dihasilkan pada rel slider.

    200 pulsa (1

    16 step) = 0,25 cm

    800 pulsa (1

    16 step) = 1 cm

    3200 pulsa (1

    16 step) = 4 cm

    Dengan data ini dapat dijadikan sebagai acuan berapa banyak pulsa yang

    diperlukan agar dudukan kamera dapat bergerak translasi pada rel slider.

    Track = 95 cm (85 cm jika dikurangi panjang dudukan kamera).

    Banyaknya pulsa untuk gerakan translasi penuh pada rel slider adalah 85 cm x 800

    pulsa = 68000 pulsa.

    Motor stepper dapat bergerak dengan pulsa 1 periode HIGH dan LOW, duty cycle

    tidak berpengaruh pada step angle motor stepper, sehingga duty cycle ditetapkan 50%.

    Trial waktu untuk mencari custom delay:

    Tabel 3.6. Trial Waktu Delay Translasi

    Lebar Pulsa (T)

    Waktu untuk Gerakan Kecepatan untuk Gerakan

    Translasi Penuh pada Rel

    Slider (s)

    Translasi Penuh pada Rel

    Slider (cm/s)

    TON = TOFF = 1 ms 138 0,615

    TON = TOFF = 0,1 ms 14,4 5,902

  • Dari data diatas dapat disimpulkan total delay 2000 µs (2 ms) = 0,615 cm/s.

    Untuk mempermudah perhitungan dilakukan 1 percobaan dengan total delay 1000

    µs (1ms), yang menghasilkan kecepatan tepat 2x yaitu 1,23 cm/s. Dengan ini 1,23 cm/s

    dapat digunakan sebagai variabel pembanding.

    2𝑚𝑠

    1𝑚𝑠=

    1,23𝑐𝑚/𝑠

    0,615 𝑐𝑚/𝑠

    𝑥 𝑚𝑠

    1 𝑚𝑠=

    1,23 𝑐𝑚/𝑠

    𝑣 𝑐𝑚/𝑠

    (3.7.)

    Di mana:

    𝑥 = delay (ms)

    𝑣 = kecepatan (cm/s)

    Sebagai contoh, misalkan user memberi masukan waktu 30 menit = 1800 s, maka

    nilai delay didapatkan sebagai berikut:

    𝑣 = 85 cm / 1800 s = 0,0472 cm/s

    𝑥 𝑚𝑠

    1 𝑚𝑠=

    1,23 𝑐𝑚/𝑠

    0,0472 𝑐𝑚/𝑠

    Total delay ms untuk masukan waktu 30 menit = 26,059 (ms). Kemudian dari

    hasil tersebut dibulatkan menjadi 26 (ms).

    Pada mode rotasi ini digunakan rasio pulley yang sudah dijelaskan pada sub-bab

    (3.1.2.2.) dengan hasil akhir rasio redaman sebesar 1 : 20.

    20 putaran x 3200 pulsa (1 full cycle) = 64000 pulsa.

    Dengan jumlah pulsa yang telah didapatkan, dilakukan percobaan untuk mencari

    waktu dengan total delay 1 ms.

  • Tabel 3.7. Trial Waktu Delay Rotasi

    Lebar Pulsa (T)

    Waktu untuk Gerakan Kecepatan untuk Gerakan

    Rotasi Penuh (s) Rotasi Penuh (rad/s)

    TON = TOFF = 0,5 ms 65 0,0966

    f = 𝑛

    𝑡 =

    1

    65 = 0,0153 Hz.

    (3.8.)

    𝑇= 1

    𝑓 = 65 s

    (3.9.)

    ω= 2𝜋

    𝑇 =

    2 𝑥 3,14

    65 = 0,0966 rad/s

    (3.10.)

    Dimana:

    f = frekuensi (Hz)

    n = banyaknya putaran

    t = masukan waktu (s)

    𝑇 = periode (s)

    ω = kecepatan sudut (rad/s)

    Dari kecepatan sudut dan delay diatas, didapatkan 0,0966 sebagai variable

    pembanding.

    𝑥 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦

    1 𝑚𝑠 =

    0.0966 𝑟𝑎𝑑 /𝑠

    ω 𝑟𝑎𝑑 /𝑠

    (3.11.)

    Dimana:

    𝑥 = delay (ms)

    ω = kecepatan sudut (rad/s)

    Sebagai contoh, misalkan user member masukan waktu 1 menit = 60 s, maka nilai

    delay didapatkan sebagai berikut:

  • ω = 2𝜋

    𝑇 =

    2 × 3,14

    60 = 0,1046 rad/s

    𝑥 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦

    1 𝑚𝑠 =

    0.0966 𝑟𝑎𝑑 /𝑠

    0,1046 𝑟𝑎𝑑 /𝑠

    Total delay yang dibutuhkan untuk masukan waktu 1 menit adalah 0,922 (ms).

    Kemudian dari hasil tersebut dibulatkan menjadi 1 (ms).

    3.2.2. Aplikasi User Interface pada Smartphone Android

    Pembuatan aplikasi user interface pada smartphone android ini menggunakan

    program Cordova. Kegunaan utama dari aplikasi ini adalah sebagai user interface yang

    dapat mengontrol jalannya slider timelapse secara nirkabel dengan media koneksi

    Bluetooth.

    Berikut adalah flowchart dari aplikasi tersebut:

  • Gambar 3.13. Flowchart Aplikasi Android

    Berikut adalah penjelasan dari flowchart aplikasi android (Gambar 3.13.):

  • 1. Aplikasi dijalankan kemudian akan ada tampilan Bluetooth pairing.

    Gambar 3.14. Tampilan Bluetooth Pairing

    2. Setelah pairing selesai dilakukan dan smartphone sudah terhubung dengan

    slider, tampilan pilihan mode utama akan muncul. Setelah mode utama

    dipilih smartphone akan mengirimkan masukan mode utama ke Arduino.

    Gambar 3.15. Tampilan Pilihan Mode Utama

    3. Apabila mode utama yang dipilih adalah manual maka tampilan mode

    pilihan gerakan slider akan muncul, begitu pula dengan mode utama

  • otomatis. Setelah mode gerakan dipilih smartphone akan mengirimkan

    masukan mode gerakan ke Arduino.

    Gambar 3.16. Tampilan Pilihan Mode Pilihan Gerakan

    4. Apabila mode utama adalah manual dan mode gerakan telah dipilih maka

    tampilan masukan waktu akan muncul, dan untuk mode gerakan translasi

    rotasi tampilan akan menampilkan masukan perkiraan jarak dan masukan

    waktu. Setelah masukan waktu dan masukan perkiraan jarak telah

    ditetapkan smartphone akan mengirimkan masukan ke Arduino.

  • Gambar 3.17. Tampilan Masukan Waktu Gambar 3.18. Tampilan Masukan Waktu

    dan Masukan Jarak

    5. Apabila mode utama adalah otomatis dan mode gerakan telah dipilih maka

    tampilan masukan mode pengambilan gambar akan muncul. Setelah

    masukan mode pengambilan gambar telah dipilih smartphone akan

    mengirimkan masukan ke Arduino.

  • Gambar 3.19. Tampilan Mode Pengambilan Gambar

    6. Setelah semua mode telah dipilih dan dikirim ke Arduino, akan muncul

    tampilan start untuk menjalankan slider, pada mode auto tampilan start juga

    mencantumkan info kepada user mengenai waktu dari slider, waktu

    pengambilan timelapse yang cocok sesuai dengan pilihan mode gambar dan

    pengaturan pada kamera untuk mengambil timelapse. Kemudian setelah

    slider sudah selesai bergerak, pada tampilan yang sama disediakan tombol

    reset untuk mengembalikan slider ke posisi awal dan tombol back untuk

    kembali ke menu utama.

  • Gambar 3.20. Tampilan Start Manual Gambar 3.21. Tampilan Start Otomatis

    7. Untuk memasukkan mode utama lagi, slider harus direset secara manual

    dengan men-restart slider dan menghubungkannya kembali dengan

    smartphone.