38
80 BAB III PENYAJIAN DATA A. Hukuman Dalam Prespektif Pendidikan Islam a. Pengertian Hukuman Prespektif Pendidikan Islam Hukuman di dalam istilah psikologi adalah cara yang digunakan pada waktu keadaan yang merugikan atau pengalaman yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja menjatuhkan orang lain. Secara umum disepakati bahwa hukuman merupakan ketidaknyamanan (suasana tidak menyenangkan) dan perlakuan yang buruk atau jelek. Menurut Al-Ghazali, hukuman ialah suatu perbuatan dimana seseorang sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa pada orang lain dengan tujuan untuk memperbaiki atau melindungi dirinya sendiri dari kelemahan jasmani dan rohani, sehingga terhindar dari segala macam pelanggaran. Hukuman adalah jalan yang paling akhir apabila teguran, peringatan dan nasehat-nasehat belum bisa mencegah anak melakukan pelanggaran. Sedangkan, Ahmad Tafsir menyatakan hukuman merupakan “adanya unsur menyakitkan, baik jiwa maupun badan. 1 1 Hukuman adalah penderitaan yang menyakitkan baik jiwa maupun badan karena melakukan kesalahan dan hukuman pula memiliki tujuan perbaikan, bukan hanya menjatuhkan hukuman pada anak didik dengan alasan balas dendam tetapi, hukuman itu juga dijatuhkan setelah adanya teguran, peringatan dan nasehat-nasehat dari seorang pendidik kepada anak didik tersebut. Rusdiana Hamid, Reward dan Punishment dalam Perspektif Pendidikan Islam, Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Vol. 4 no. 5, April 2006, 93.

BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

80

BAB III

PENYAJIAN DATA

A. Hukuman Dalam Prespektif Pendidikan Islam

a. Pengertian Hukuman Prespektif Pendidikan Islam

Hukuman di dalam istilah psikologi adalah cara yang digunakan pada

waktu keadaan yang merugikan atau pengalaman yang tidak menyenangkan

yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja menjatuhkan orang lain. Secara

umum disepakati bahwa hukuman merupakan ketidaknyamanan (suasana

tidak menyenangkan) dan perlakuan yang buruk atau jelek.

Menurut Al-Ghazali, hukuman ialah suatu perbuatan dimana seseorang

sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa pada orang lain dengan tujuan untuk

memperbaiki atau melindungi dirinya sendiri dari kelemahan jasmani dan

rohani, sehingga terhindar dari segala macam pelanggaran. Hukuman adalah

jalan yang paling akhir apabila teguran, peringatan dan nasehat-nasehat belum

bisa mencegah anak melakukan pelanggaran. Sedangkan, Ahmad Tafsir

menyatakan hukuman merupakan “adanya unsur menyakitkan, baik jiwa

maupun badan.1

1 Hukuman adalah penderitaan yang menyakitkan baik jiwa maupun badan karena melakukan

kesalahan dan hukuman pula memiliki tujuan perbaikan, bukan hanya menjatuhkan hukuman pada

anak didik dengan alasan balas dendam tetapi, hukuman itu juga dijatuhkan setelah adanya

teguran, peringatan dan nasehat-nasehat dari seorang pendidik kepada anak didik tersebut.

Rusdiana Hamid, Reward dan Punishment dalam Perspektif Pendidikan Islam, Ittihad Jurnal

Kopertais Wilayah XI Kalimantan Vol. 4 no. 5, April 2006, 93.

Page 2: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

81

b. Tujuan Hukuman dalam Perspektif Pendidika Islam

Hukuman yang diterapkan tentunya menginginkan nilai-nilai yang

positif yang akan dilahirkan. Menurut Jamaal Abdur Rahman seorang ahli

pendidikan Islam mengungkapkan sebagai berikut2 :

“Tujuan menjatuhkan hukuman dalam pendidikan Islam tiada lain hanyalah

untuk memberikan bimbingan dan perbaikan, bukan untuk pembalasan atau

kepuasan hati. Oleh karena itulah, harus diperhatikan watak dan kondisi anak

yang bersangkutan sebelum seorang menjatuhkan hukuman terhadapnya,

memberikan keterangan kepadanya tentang kekeliruan yang dilakukannya,

dan memberinya semangat untuk memperbaiki dirinya, serta memaafkan

kesalahan-kesalahan dan kealpaannya mana kala anak yang bersangkutan

telah memperbaikinya.”

Disamping ini, menurut Asma Hasan Fahmi mengungkapkan tujuan

hukuman dalam pendidikan Islam sebagai berikut3:

Tujuan hukuman mengandung arti positif, karena ia ditujukan untuk

memperoleh perbaikan dan pengarahan, bukan semata-mata untuk membalas

dendam, oleh karena itu orang Islam sangat ingin mengetahui tabi‟at dan

perangai anak-anak sebelum menghukum mereka, sebagaimana mereka ingin

sekali mendorong anak-anak ikut aktif dalam memperbaiki kesalahan mereka

sendiri, dan untuk ini mereka melupakan kesalahan anak-anak dan tidak

membeberkan rahasia mereka.

Berdasarkan penjelasan tujuan hukuman di atas maka dapat diambil

pengertian bahwa tujuan hukuman dalam pendidikan Islam untuk perbaikan

kesalahan yang dilakukan anak-anak bukan menjadikan sebuah ajang balas

dendam dan pendidikan disini terlebih menganjurkan kepada juru didik untuk

mengenal akan perangai, tabi‟at dan akhlak anak didiknya sebelum

2 Elhefni, Penerapan Hadiah dan Hukuman dalam Meningkatkan Prestasi Siswa, Ta’dib vol.XIII

no.1, Juni 2008, 78. 3 Ibid., 80.

Page 3: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

82

menjatuhkan hukuman. Sedangkan tujuan pokok hukuman dalam syariat

Islam ialah pencegahan, pengajaran, melindungi dan pendidikan, arti

pencegahan ialah menahan si pembuat kejahatan supaya tidak ikut-ikutan

berbuat kesalahan kembali dan menjadikan pelajaran untuk manusia lainnya.

c. Langkah Penerapan Hukuman dalam Perspektif Pendidikan Islam

Adapun dalam proses menggunakan hukuman mengunakan kekuatan

(pukulan) juga ada aturannya, Muhammad „Athiyah Al-Abrasyi memberikan

syarat untuk bolehnya dijatuhkan hukuman fisik kepada anak didik, sebagi

berikut4:

a. Sebulum anak berusia 10 tahun, anak-anak tidak boleh diberikan

hukuman. Ini sesuai dengan hadits yang di riwayatkan oleh Abu Daud.

b. Pemukulan tidak boleh lebih dari tiga kali dan pemukulan yang

dimaksudkan disini dengan menggunakan lidi atau tongkat kecil bukan

dengan besi atau tongkat yang besar.

c. Diberikan kesempatan kepada anak tersebut untuk taubat dari kesalahan

dan memperbaikinya tanpa menggunakan pemukulan atau membuat anak itu

malu (menjatuhkan nama baiknya).

Sedemikian efektifnya para pemikir pendidikan mengatur akan proses

menerapkan hukuman dalam pendidikan terhadap anak didik. Adapun juga

dengan hukuman badan, Muhammad „Athiyah Al-Abrasyi juga memberikan

4 Ibid., 93.

Page 4: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

83

syaratnya dan itu dalam keadaan mudharat dan menimalisir hukuman itu

seringan-ringan mungkin.

Dalam aliran behaviorisme, terujinya suatu kejiwaan manusia dengan

suatu eksperimental, observasi dan uji coba memang yang dilakuakan tokoh-

tokoh behaviorisme adalah benar karena tanpa uji coba kita tidak bisa menilai

seseorang, dan pengkajian seharusnya dimulai dengan rumusan menurut

Allah. Seperti firman Allah QS. At – Taubat ayat 165 :

ااس تو س سيم أ خس توا وأ أم س م ت م جأاهأدتوا ال س يأ اات أ م أ س وألأما ت ت مرأكتوا أ م أ س م ت م أ م (16 :توب ال) ت أ ممأ تو أ بسأا أ س ري وأاات وألس يأ ة الممت م س س أ وأال أ تولس س وأال

Artinya:

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan ( begitu saja ), sedang

Allah belum mengetahui ( dalam kenyataan ) orang – orang yang berjihad di

antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah,

Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengeahui apa

yang kamu kerjakan”

Di dalam islam ada yang disebut dengan ujian, dalam firman Allah

QS. Ash-Shaffaat ayat 1066:

ا س إ (106 :صفاتال) الممت س ت الم أ الت أتوأ هأ أ

Artinya:

“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.”

Aliran behaviorisme mempelajari terbentuknya perilaku manusia berdasarkan

konsep stimulus dan respon, yang berarti perilaku manusia sangat terkondisi

oleh lingkungan. Satu – satunya motivasi yang mendorong manusia

bertingkah laku adalah penyesuaian diri dengan lingkungan. Konsep ini

5 al-Qur‟an, 9: 16.

6 al-Qur‟an, 37: 106.

Page 5: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

84

mengisyaratkan bahwa ketika manusia dilahirkan, ia tidak membawa bakat

apa – apa dan mengingkari potensi alami manusia. Aliran behaviorisme

menolak determinan perilaku manusia, karena manusia berkembang atas dasar

stimulasi dari lingkungannya.

Pandangan ini beranggapan bahwa manusia tidak memiliki kesempatan

untuk menentukan dirinya sendiri, oleh karena itu aliran ini memiliki

kecenderungan untuk mereduksi manusia. Artinya, manusia tidak memiliki

jiwa kemauan dan kebebeasan untuk menentukan pilihannya sendiri. Dalam

hal ini kiranya perlu dipertimbangkan bahwa manusia sebagai makhluk

hedonis, padahal manusia juga memiliki kehendak untuk mengabdi pada

Tuhannya dengan tulus ikhlas dan penuh kesadaran. Pandangan ini

mengangkat derajat manusia ke tempat yang teramat tinggi. Ia seakan-akan

pemilik akal budi yang hebat serta kebebebasan penuh untuk berbuat sesuatu

yang dianggap baik dan sesuai dengan dirinya.

Kaidah dan hukum belajar ini dapat dianggap sebagai keunggulan dari aliran

behaviorisme dalam menelaah konsep manusia yang dikaitkan dengan dengan

salah satu fenomena sunnatullah, yaitu bahwa manusia dapat mengubah nasib

dirinya sendiri.

Dalam teori belajar (learning theory) yang banyak dianut oleh para

behaviorist, hukuman (punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan

Page 6: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

85

sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang diharapkan.7 Dalam

hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan

ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak

memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang

diharapkan.

B. Pendidikan Kedisiplinan Siswa di SMP Miftahurrohman Punduttrate

Gresik.

a. Tata Tertib dan Penerapan di SMP Miftahurrohman

1. Tata Tertib di SMP Miftahurrohman

SMP Miftahurrohman merupakan lembaga pendidikan formal

yang di dalamnya terdiri dari berbagai komponen yaitu siswa, guru,

kepala sekolah, staff tata usaha, benda-benda dan lain sebagainya. Dan

secara umum dapat dikatakan bahwa siswa, guru dan kepala sekolah

secara bersama–sama berada dalam satu lembaga, dan bersama-sama

pula mengatur dan membina serta menyelenggarakan program-program

yang ditentukan dan diatur oleh Dinas Pendidikan yang dilaksanakan

7 Sebagai contoh, di sekolah-sekolah berkelahi adalah sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan

dan jika tingkah laku ini dilakukan oleh seorang siswa maka salah satu cara untuk menghilangkan

tingkah laku itu adalah dengan hukuman. Selain itu, mengerjakan tugas sekolah adalah sebuah

tingkah laku yang diharapkan, dan jika seorang siswa lalai dan tidak mengerjakan tugas sekolah

maka agar siswa itu dapat menampilkan tingkah laku yang diharapkan maka hukuman adalah satu

cara yang digunakan untuk mengatasinya.Meski demikian, kekerasan dalam pendidikan tidak

selalu terjadi secara berurutan dari potensi (ringan), menjadi kekerasan (sedang), lalu tindak

kriminal (berat). Bisa saja kekerasan yang berlangsung hanya sampai pada potensi saja, tidak

berlanjut ke tingkat atasnya. Kadang terjadi kekerasan berbentuk tindak kriminal, tanpa didahului

oleh potensi maupun kekerasan sebelumnya.Joko Sumarno, “Minimalisasi Pelanggaran Disiplin

Sekolah Melalui Kinerja Evektifitas Tim Kedisiplinan”, Widyatama, vol. 5 no. 2 (juni, 2008), 23.

Page 7: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

86

secara terus-menerus. Dalam upaya memudahkan pelaksanaan program

yang sudah ada, maka SMP Miftahurrohman membuat tata tertib sekolah.

Tata tertib mempunyai hubungan yang sangat erat dengan

kedisplinan, karena kedisiplinan merupakan salah satu faktor penting

didalam penegakan peraturan dan tata tertib sekolah. Tingkat kesadaran

akan kedisplinan yang dimiliki oleh siswa sangat berpengaruh terhadap

tingkat pelanggaran tata tertib sekolah.

Tata tertib yaitu seperangkat aturan atau ketentuan yang secara

organisatoris mengikat setiap komponen sekolah, baik murid, guru,

kepala sekolah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mempunyai fungsi dan tugas

edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

dalam pergaulan, mengajar menghasilkan kecerdasan dan melatih

menghasilkan ketrampilan.8

Tata tertib berkaitan erat dengan disiplin, disiplin merupakan

suatu sikap yang menunjukkan untuk menepati, mematuhi dan

mendukung ketentuan nilai-nilai serta kaidah yang berlaku.9 Dengan

8 Tata tertib yaitu peraturan yang harus dipatuhi dan ditaati atau dilakukan. Tata tertib sekolah

adalah sekumpulan aturan-aturan yang ditujukan oleh semua komponen di dalam suatu

lembaga atau organisasi agar selalu tunduk dan melaksanakan apa yang telah ditetapkan.

Sumaiyah, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 20 April 2013.rochim,

Membangun Disiplin Diri Melalui Kecerdasan Spiritual Dan Emosional (t.t.: Batavia Press, 2004)

30. 9 Asrian Dani Aliya dan Dona Eka Putri, “Sikap Ayah dan Ibu Tehadap Kekerasan oleh Guru”,

Jurnal Psikologi, vol. 3 no. 2 (juni 2010), 175.

Page 8: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

87

demikian disiplin bukan sifat yang dibawa sejak lahir, tetapi sebagai

sesuatu yang diperoleh dari faktor pengajaran atau pendidikan.

SMPMiftaurrohman merupakan tempat terjadinya kegiatan

belajar mengajar, sebab itulah interaksi antara guru dan murid

merupakan proses perubahan sikap dan tingkah laku. Pelaksanaan

disiplin terhadap tata tertib mempunyai dampak secara langsung

terhadap kualitas hasil pelaksanaan kegiatan belajar mengajar itu sendiri.

Hubungannya dengan hal tersebut guru memegang peranan

penting dan strategis. Karena disiplin lebih terkait dengan pembentukan

sikap mental dan keteladanan. Disiplin dan tata tertib merupakan dua hal

yang saling terkait, sebab tata tertib pada dasarnya perangkat untuk

menegakkan disiplin. Disiplin dan tata tertib di sekolah yang

dilaksanakan mempunyai dampak secara langsung terhadap kualitas dan

hasil pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM ) diSMP

Miftahurrohman itu sendiri.

Ada enam prinsip dalam membentuk kedisiplinan yaitu10

:

1) Konsep guru tentang disiplin bukan saja mencakup tentang

ketaatan belaka, tetapi mencakup percaya diri, control diri,

kebebasan bertindak, serta merujuk kepada semua pengalaman

sekolah.

2) Disiplin yang baik bukan ditutupi dengan kemunafikan,

kebohongan, kekuasaan belaka tetapi disiplin yang baik harus

didasari oleh kejujuran dan kesopanan antara guru dan siswa.

3) Disiplin yang baik adalah kontrol bersama antara siswa dan guru

sehingga tercapai keseimbangan antara siswa dan guru.

10

Joko Sumarno, “Minimalisasi Pelanggaran Disiplin Sekolah Melalui Kinerja Evektifitas Tim

Kedisiplinan”, Widyatama, vol. 5 no. 2 (juni, 2008), 29.

Page 9: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

88

4) Terjadinya disiplin yang baik harus didasari dengan kegiatan-

kegiatan yang sesuai dengan makna dan perencanaan bersama.

5) Siswa yang memiliki disiplin akan mudah membedakan perilaku

baik dan perilaku buruk yang menunjang proses belajar mengajar.

6) Persiapan guru dan kesiapan siswa merupakan kunci sukses dalam

mengatasi pelanggaran tata tertib. Konsep disiplin menurut Otto,

mencerminkan keikutsertaan siswa dan penetuan perannya dalam

kehidupan bersama-sama, mengoptimalkan siswa dalam

mendisiplinkan siswa yang merupakan langkah tepat untuk

mengatasi pelanggaran tata tertib sekolah.

Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan

atau aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat

berlangsungnya proses belajar mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah

akan dapat berjalan dengan baik jika guru, aparat sekolah dan siswa telah

saling mendukung terhadap tata tertib sekolah itu sendiri. Kurangnya

dukungan dari siswa akan mengakibatkan kurang berartinya tata tertib

sekolah yang diterapkan di sekolah. Peraturan sekolah yang berupa tata

tertib sekolah merupakan kumpulan aturan – aturan yang dibuat secara

tertulis dan mengikat di lingkungan sekolah.

Dari beberapa pengertian tentang tata tertib di atas, dapat

disimpulkan bahwa tata tertib adalah suatu aturan – aturan atau kaidah yang

dibuat berdasarkan nilai nilai yang dianut di sekolah dan masyarakat

dan harus dipatuhi oleh seluruh komponen yang berada didalamnya.

Dengan adanya peraturan tata tertib tersebut diharapkan dapat dijadikan

rambu – rambu dalam berperilaku bagi semua individu dalam kegiatan

proses pendidikan di SMP Miftahurrohman.

2. Tujuan dan Fungsi Tata Tertib di SMP Miftahurrohman

Page 10: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

89

Secara umum dibuatnya tata tertib sekolah mempunyai tujuan

umum agar semua warga sekolah mengetahui apa tugas, hak dan

kewajiban serta melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat

berjalan dengan lancar. Prinsip tata tertib sekolah adalah diharuskan,

dianjurkan dan ada yang tidak boleh dilakukan dalam pergaulan

dilingkungan sekolah.

Tata tertib sekolah harus ada sanksi atau hukuman bagi yang

melanggar. Menjatuhkan hukuman sebagai jalan keluar terakhir, harus

dipertimbangkan sesuai dengan perkembangan siswa sehingga

perkembangan jiwa siswa tidak dan jangan dirugikan. Tata tertib

sekolah dibuat dengan tujuan sebagai berikut:11

1. Agar siswa mengetahui tugas, hak, dan kewajibannya.

2. Agar siswa mengetahui hal-hal yang diperbolehkan dan kreatifitas

meningkat serta terhindar dari masalah-masalah yang dapat

menyulitkan dirinya.

3. Agar siswa mengetahui dan melaksanakan dengan baik dan

sungguh-sungguh seluruh kegiatan yang telah diprogramkan oleh

sekolah.

Tujuan peraturan tata tertib sekolah dibuat dalam rangka untuk

mencapai tujuan Pendidikan Nasional “Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

11

M. Akhyar, Buku Panduan Tata Tertib SMP Miftahurrohman (Gresik: SMP Mifatahurrohman,

2013)

Page 11: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

90

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peseta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”12

3. Tata Tertib Siswa SMP Miftahurrohman

Tujuan utama pendidikan adalah mewujudkan sumber daya

manusia yang berilmu, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, terampil, berdisiplin serta memiliki budi pekerti yang luhur.

Diharapkan dari usaha ini, siswa akan dapat mandiri,

berwawasan yang pada akhirnya dapat berperan dalam pembangunan bangsa

dan negara.

Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, SMP

Miftahurrohman menerbitkan peraturan/tata tertib siswa sebagai berikut:13

Pasal 1

Maksud dan Tujuan

Tata tertib siswa ini adalah peraturan untuk mengatur siswa agar terwujud

suasana masyarakat sekolah yang berdisiplin, teratur dan tenteram

Dapat terlaksananya program sekolah khususnya proses belajar mengajar

yang aktif, dinamis, kreatif, sesuai dengan yang diharapkan.

Pasal 2

12

UU Pendidikan No. 20 Tahun 2003. 13

M. Akhyar, Buku Panduan Tata Tertib SMP Miftahurrohman (Gresik: SMP Mifatahurrohman,

2013),

Page 12: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

91

Waktu Belajar

Waktu belajar dimulai pukul 07.00 wib s/d 12.45 wib

Sepuluh menit sebelum mulai belajar, siswa sudah berada di sekolah

Lima menit sebelum mulai belajar, bel tanda masuk dibunyikan dan semua

siswa harus sudah masuk ke kelas masing-masing dengan tertib, bila siswa

terlambat masuk, diwajibkan melapor kepada guru piket dan meminta ijin

kepada guru mata pelajaran yang sedang mengajar

Selama dalam waktu belajar, siswa dilarang keluar dari pekarangan sekolah

tanpa ijin dari guru piket

Semua siswa diwajibkan mengikuti upacara bendera atau kegiatan lain yang

telah diprogramkan oleh sekolah

Semua siswa diminta aktif belajar, baik secara perorangan, berkelompok

atau mengikuti pendalaman materi pelajaran, les/kursus/kegiatan

ekstrakurikuler yang diprogramkan oleh sekolah dan dilaksanakan oleh guru

mata pelajaran/instruktur

Pasal 3

Berhalangan Masuk Sekolah

Jika siswa berhalangan masuk sekolah harus mengajukan surat ijin terlebih

dahulu kepada kepala sekolah/guru piket, surat tersebut harus dibuat oleh

orang tua/wali siswa yang bersangkutan

Bila berhalangan masuk sekolah karena sakit, harus disertai surat keterangan

dokter rumah sakit/puskesmas yang berwenang

Page 13: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

92

Bila orang tua/wali siswa berkeinginan membawa anak ikut cuti ke luar

daerah atau keperluan lainnya agar dilaksanakan pada waktu libur sekolah

Pasal 4

Kebersihan dan Keindahan

Setiap siswa harus menjaga kebersihan diri pribadi, tempat duduk, kelas dan

lingkungan sekolah

Setiap siswa harus menjaga kebersihan dan keindahan kelas dan lingkungan

sekolah

Siswa dilarang bermain di taman sekolah atau merusak tanaman di

lingkungan sekolah

Siswa dilarang membuang sampah sembarangan, dibuang ditempat yang

telah disediakan

Siswa dilarang mencoret-coret, baik dimeja belajar, ruang kelas, ruang wc

dan bangunan lainnya dalam lingkungan sekolah

Semua siswa wajib melaksanakan piket kelas/umum sesuai jadwal

Pasal 5

Pakaian dan Perlengkapan

Setiap siswa harus menggunakan pakaian seragam yang telah ditentukan

oleh sekolah, yaitu :

Senin s/d Selasa : Seragam putih – biru + dasi dan atribut sekolah+

Rompi biru + jilbab putih bagi yg memakai jilbab

Rabu s/d Kamis : Seragam Yayasan (Celana panjang untuk putra dan

Page 14: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

93

rok panjang untuk putri)

Jum‟at : Seragam olahraga + jilbab biru bagi putri

Sabtu : Seragam Pramuka, tanpa setangan leher + jilbab coklat

bagi yang memakai jilbab

Menggunakan sepatu hitam dan kaos kaki putih kecuali hari Sabtu kaos kaki

hitam

Pada saat olah raga harus menggunakan pakaian olah raga yang telah

ditentukan

Setelah selesai olahraga pakaian harus diganti dengan pakaian seragam

sekolah.

Untuk siswa laki-laki dilarang berambut gondrong dan siswa perempuan

dilarang berkuku panjang

Dilarang menggunakan perhiasan emas atau yang berharga lainnya di

lingkungan sekolah

Dilarang membawa handphone ke lingkungan sekolah.

Dilarang menggunakan Asessoris gelang, kalung, topi gaya di lingkungan

sekolah.

Dilarang membawa senjata tajam.

Pasal 6

Keamanan

Page 15: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

94

Dilarang keras berkelahi antar sesama siswa atau orang lain, baik di

lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah

Dilarang bermain terlalu kasar; berbicara yang tidak sopan, baik sesama

siswa ataupun dengan guru/pegawai sekolah

Dilarang mengendarai dan membawa kendaraan bermotor ke dalam

lingkungan sekolah.

Siswa dilarang keras membawa dan atau menyebarkan dan atau

menggunakan narkoba/nafza dan sejenisnya di dalam maupun di luar

lingkungan sekolah.

Sewaktu-waktu (sesuai program), sekolah akan melakukan razia kepada

seluruh siswa untuk memonitor keterlaksanaan tata tertib siswa

Pasal 7

Prestasi Belajar

Bagi siswa yang mencapai prestasi tertinggi di kelasnya masing-masing

akan diberikan hadiah/penghargaan

Bentuk hadiah/penghargaan akan diatur di kemudian hari dan disesuaikan

dengan kemampuan sekolah

Pasal 8

Sangsi-sangsi dan Hukuman

Bila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib ini, maka siswa yang

bersangkutan akan diberikan sangsi, antara lain :

Page 16: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

95

Jenis Sangsi Yang memberi sangsi

01. Teguran secara lisan Pegawai, guru, wali kelas, kepala sekolah

02. Tugas untuk kepentingan siswa Guru, wali kelas, kepala sekolah

03. Tugas untuk kepentingan sekolah Wali kelas, wakasek/kepala sekolah

04. Peringatan kepada orang tua Wali kelas, guru BP/BK, kepala sekolah

05. Skorsing belajar Kepala sekolah

06. Di keluarkan dari sekolah Kepala sekolah

07. Diserahkan ke pihak berwajib Kepala sekolah

Pasal 9

Lain-lain

Orang tua/wali siswa diharapkan turut bertanggung jawab atas terlaksananya

tata tertib ini dan bekerja sama dengan pihak sekolah untuk pelaksanan

segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan di SMP

Miftahurrohman.

Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur dan

ditambahkan kemudian14

.

4. Tata Tertib Guru

Tata tertib guru di SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik

adalah sebagai berikut:

Semua guru telah hadir di tempat kerja paling lambat 15 (lima belas)

menit sebelum jam kerja (pkl. 07.15 wib), menandatangani daftar hadir dan

baru boleh meninggalkan pekerjaan setelah jam kerja selesai (pkl. 14.00 wib),

14

Sumber dari arsip SMP Miftahurrohman

Page 17: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

96

kecuali hari jum‟at (pkl. 11.15 wib) atau setelah kegiatan sekolah / ekskul

berakhir.

Guru harus mematuhi jadwal pelajaran yang telah ditetapkan dan hadir

/ meninggalkan kelas tepat waktu.

Guru harus dapat memanfaatkan sebaik-baiknya jam mengajarnya dan

waktu luang di sekolah untuk kerjakan tugas sekolah dan meningkatkan

kemampuannya

Sebelum melaksanakan tugas mengajar / kegiatan yang dipercayakan

kepadanya, guru supaya mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan selama di

sekolah guru harus berpakaian kerja..

Guru harus selalu memberikan motivasi, bimbingan dan teladan yang

baik kepada siswa dalam berbagai hal, baik di lingkungan sekolah maupun di

masyarakat.

Guru harus selalu meningkatkan wawasan, kemampuan penguasaan

materi dan keterampilan mengajar bidang study yang diajarkannya.

Guru harus selalu berusaha melaksanakan tugas sesuai dengan kode

etik guru.

Guru harus selalu berusaha agar pendidikan di sekolah berjalan lancar

dan meningkatkan ketahanan sekolah.

Guru yang bertugas sebagai guru piket, guru mata pelajaran dan guru

pembina supaya melaksanakan tugas sesuai dengan tugas dan fungsinya

dengan baik

Page 18: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

97

Guru yang ditunjuk untuk ikuti / membina kegiatan yang di

selenggarakan sekolah di luar jam kerja hendaknya dapat melaksanakannya

dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab.

Guru harus dapat menyelesaikan / menyimpulkan / menyerahkan

semua administrasi guru / administrasi pengajaran dan lainnya paling lambat

sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Guru harus berpakaian dinas dengan rapi dan selalu menggunakan

badge pegawai dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Senin – Selasa : Seragam Putih – Biru

b. Rabu – Kamis : Seragam Biru Benhur - Biru

c. Jum‟at : Seragam Olahraga

d. Sabtu : Seragam Batik

e. Pada saat SKJ seluruh guru harus menggunakan seragam olahraga

f. Pada saat kegiatan khusus / upacara resmi, guru menggunakan pakaian

sesuai dengan seragam yang ditetapkan.

Guru yang berhalangan hadir harus membuat surat izin tertulis dan bila sakit

harus disertai dengan surta keterangan Dokter yang merawat15

5. Penerapan Tatatertib di SMP Miftarurrohman Punduttrate Benjeng Gresik.

Dalam Penerapan Tatatertib di SMP Miftahurrohman Punduttrate-

Benjeng-Gresik, kepala sekolah membentuk Tim Piket yang bertugas

memantau dan mengawasi sikap, ucapan dan tindakan siswa disekolah.

15

Sumber dari arsip SMP Miftahurrohman

Page 19: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

98

Sementara itu, setiap guru dan tenaga pendidikan lainnya bertanggung jawab

dalam mengawasi, memantau dan menilai perilaku siswa di kelas masing-

masing. Hasil pemantauan dan penilaian guru dilaporkan setiap minggu

kepada wali kelas untuk dimasukkan kedalam catatan portofolio budi pekerti

siswa yang bersangkutan.16

Guru bersama-sama dengan wali kelas dan guru pembimbing (BP)

mencermati, mengawasi dan menegur setiap siswa yang bermasalah dan

sekaligus membantu yang bersangkutan untuk memecahkan masalah yang

dihadapi.Hasil pemantauan dan penilaian yang terdapat dalam portofolio

masing-masing merupakan bahan catatan yang untuk disampaiakan kepada

orang tua siswa secara berkala atau setiap semester. Pada setiap akhir tahun

pelajaran, hasil penilaian ini merupakan salah satu bahan untuk menentukan

kelayakan siswa yang bersangkutan pantas naik kelas atau tamat belajar.17

Untuk mengetahui langkah-langkah pemberian sanksi atau

hukuman di SMP Miftahurrohmandi bagi empat macam sanksi

pelanggaran (sanksi ringan, sanksi sedang, sanksi berat, sanksi sangat

berat). Yang mana tiap sanksi pelanggaran mempunyai tahapan-tahapan

atau langkah-langkah dalam pemberian hukuman yaitu18

:

a. Sanksi Pelanggaran Ringan (untuk point 1-5)

Langkah-langkah pemberian hukumannya yaitu:

1) Teguran dan peringatan

16

Ali maqsudi, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 28 Agustus 2013. 17

Akhyar, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 28 Agustus 2013. 18

M. Akhyar, Buku Panduan Tata Tertib SMP Miftahurrohman (SMP Mifatahurrohman, 2013),

Page 20: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

99

2) Belajar/mengerjakan tugas diperpustakaan

3) Membuat surat pernyataan I

4) Menghafal 5 ayat Al-qur‟an dan menterjemahkan

5) Kultum tanpa teks

6) Menghafal 2 hadits dan menerjemahkan

7) Merangkum pelajaran

8) Bersifat materi, disesuaikan dengan pelanggaran

9) Bersifat sosial, disesuaikan dengan pelanggaran

10) Pemberitahuan I kepada orang tua

b. Sanksi / Hukuman Pelanggaran Sedang (point 6-10)

Langkah-langkah pemberian hukumannya yaitu:

1) Membuat surat pernyataan II

2) Menghafal 5 ayat Al-Qur‟an, menterjemahkan dan menjelaskan isi

kandungan

3) Pidato tanpa teks

4) Menghafal 2 hadits, menterjemahkan dan menjelaskan isi hadits

5) Membuat kliping

6) Mengerjakan keputrian

7) Bersifat materi, disesuaikan dengan pelanggaran

8) Bersifat sosial, disesuaikan dengan pelanggaran

9) Pemberitahuan II kepada orang tua

c. Sanksi / Hukuman Pelanggaran Berat (point 11-20)

Page 21: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

100

Langkah-langkah pemberian sanksi atau hukuman yaaitu:

1) Membuat surat pernyataan III

2) Menghafal 10 ayat Al-Qur‟an, menterjemahkan dan menjelaskan isi

kandungan ayat

3) Pidato bahasa Arab/Inggris tanpa teks

4) Menghafal 4 hadits, menterjemahkan isi kandungan hadits

5) Membuat makalah

6) Bersifat materi, disesuaikan dengan pelanggaran

7) Bersifat sosial,di sesuaikan dengan pelanggaran

8) Panggilan kepada orang tua

d. Sanksi/Hukuman Pelanggaran Berat (point diatas 20)

Langkah-langkah pemberian sanksi atau hukuman yaitu:

1) Membuat surat pernyataan IV

2) Dikembalikan kepada orang tua 19

Dari tahapan-tahapan yang dijelaskan diatas siswa telah paham dan

mengerti sehingga ketika adanya pelanggaran dari siswa, pihak madrasah

melaksanakan tahapan-tahapan dalam menjalankan peraturan tata tertib siswa

tidak marah, kaget, jengkel akan hukuman atau sanksi yang diberikan.

Jadi dalam penerapan tatatertib di SMP Miftahurrohman ini akan

berhasil apabila: (a) Siswa, kepala sekolah, guru, tenaga admistrasi dan orang

tua siswa memahami dan mempunyai komitmen yang kuat dalam

19

Ibid,. 33-34

Page 22: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

101

melaksanakan tata tertib di sekolah, (b) siswa dan warga sekolah dilatih dan

dibiasakan untuk mentaati nilai dan norma yang telah disepakati dan

melaksanakan tata tertib dalam kehidupan sehari-hari disekolah dan dirumah,

dan (c) Kepala sekolah, guru, pegawai sekolah dan orang tua memberikan

contoh dan teladan dalam melaksanakan tata kehidupan sosial sekolah

tersebut.

Hasil wawancara dengan Wakil Kepala Kesiswaan yaitu ibu

Sumaiyah.20

Bahwasannya :

“macam-macam hukuman yang diterapkan di SMP Miftahurrohman

adalah hukumannya bersifat hukuman mental atau psikis karena

hukuman yang dikenakan pada pelanggar/siswa berupa nasehat,

teguran, point, dan sanksi-sanksi lain yang tidak langsung

berhubungan dengan fisik tetapi menimbulkan penderitaan, seperti

malu, sebel, dendam, marah, insyaf, menyesal dan lainnya. Termasuk

jenis hukuman refresif yaitu hukuman yang dilakukan oleh karena

adanya pelanggaran., oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Serta

termasuk hukuman normatif karena hukuman yang dikenakan

bertujuan memperbaiki akhlak siswa.”

Dari wawancara diatas maka dapat di simpulkan bahwa macam-

macam hukuman yang diterapkan di SMP Miftahurrohman adalah: 1) bersifat

hukuman mental karena hukuman yang dikenakan pada pelanggar atau siswa

tidak langsung berhubungan dengan fisik tetapi menimbulkan penderitaan

pada dirinya seperti malu, sebel, kesal, dendam, insyaf, marah, menyesal dan

lain-lain. Contoh hukuman yang dikenai seperti nasehat, teguran, point,

20

Sumaiyah, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 20 April 2013.

Page 23: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

102

sanksi-sanksi yang membuat jera. 2) bersifat normative yaitu hukuman yang

dikenakan bertujuan memperbaiki akhlak, seperti nasehat atau teguran,

membersihkan lingkungan melatih siswa terbiasa peka akan lingkungan,

pidato di depan umum atau di lapangan tujuannnya adalah melatih anak berani

berda‟wah dalam lingkup masyarakat dan lainnya. 3) jenis hukuman yang

represif yaitu hukuman yang dilakukan oleh karena adanya pelanggaran, oleh

adanya dosa yang telah diperbuat. Seperti anak diberi hukuman membersihkan

lingkunngan dan point dua karena telah melanggar terlambat ke madrasah. 4)

sesuai dengan teori perbaikan yang mana diberlakukannya hukuman bertujuan

agar siswa tidak mengulangi lagi pelanggaran dan memperbaiki pelanggaran

yang telah diperbuat.

Dalam wawancara dengan ibu Evi musyafa‟ah, beliau menjelaskan

bahwa: “macam-macam hukuman yang diterapkan mempunyai bentuk-bentuk

sanksi atau hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Yang mana

bentuk-bentuk sanksinya adalah bentuk hukuman non fisik. Bentuk-bentuk

sanksi atau hukuman yaitu teguran, bersifat administratif, bersifat pendidikan,

bersifat materi serta sosial.”21

Bentuk-bentuk sanksi atau hukuman tersebut adalah :

1. Teguran dan peringatan

2. Bersifat administratif

21

Evi musyafa‟ah, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 20 April 2013.

Page 24: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

103

a. Membuat surat pernyataan I, dihadapan wali kelas/pamong/

musyrifah/BK

b. Membuat surat pernyataan II, di hadapan kaur bimbingan siswa

c. Membuat surat pernyataan III, dihadapan pembantu direktur

d. Membuat surat pernyataan IV, di hadapan derektur dan orang tua

e. Pemberitahuan kepada orang tua/wali

f. Panggilan orang tua/wali

g. Dikembalikan kepada orang tua

3. Bersifat pendidikan

a. Belajar atau mengerjakan tugas di perpustakaan

b. Merangkum pelajaran

c. Kultum/ceramah/pidato/orasi didepan umum

d. Menghafal dan menterjemahkan ayat Al-Qur‟an atau hadits

e. Menjelaskan isi kandungan Al-Qur‟an atau hadits

f. Membuat keliping/makalah/paper

g. Mengerjakan tugas keputrian

4. Bersifat sosial

a. Membersihkan lingkungan sekolah atau asrama

b. Membersihkan ruangan/kamar mandi/jendela/pintu sekolah atau

asrama

5. Bersifat Materi

a. Denda uang yang telah ditentukan

Page 25: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

104

b. Membawa tanaman hias atau tanaman obat

c. Mengganti kerusakan atau kerugian.22

Point dan sanksi/hukuman yang di berikan sesuai besar kecilnya

pelanggaran. Jadi macam hukuman yang diterapkan di SMP Miftahurrohman

berupa sanksi-sanksi pelanggaran yang disertai point sesuai besar kecilnya

pelanggaran.

Adapun tujuan diberikanya point adalah sebagai pengontrol tingkah

laku anak dan kaur kedisiplinan mengetahui seberapa banyak atau jauh

pelanggaran yang sudah dilakukan oleh anak, sehingga menumbuhkan

kesadaran siswa untuk berprilaku baik dan memotivasi untuk membentuk

sikap disiplin karena siswa pun mengetahui pelanggaran yang telah dilakukan

dan point pelanggaran yang di dapat.

Begitu juga hasil wawancara dengan bu Masfufah yang mengatakan

bahwa23

:

Dalam pelaksanaan hukuman mempunyai tahapan-tahapan dalam

memberikan hukuman atau sanksi, yang mana tahapan-tahapan tersebut

adalah proses pembinaan dari pendidik di SMP Miftahurrohman baik di

asrama maupun di asrama. Tahapan-tahapannya meliputi sanksi pelanggaran

ringan, sanksi pelanggran sedang dan sanksi pelanggaran berat.

Tahapan tahapan tersebut adalah:

22 M. Akhyar, Buku Panduan Tata Tertib SMP Miftahurrohman (SMP Mifatahurrohman, 2013),

33 23

Ibu Masfufah, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 20 April 2013.

Page 26: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

105

1. Sanksi Pelanggaran Ringan (untuk point 1-5)

Tahapan-tahapan pemberian hukumannya yaitu:

a. Teguran dan peringatan

b. Belajar/mengerjakan tugas diperpustakaan

c. Membuat surat pernyataan I

d. Menghafal 5 ayat Al-qur‟an dan menterjemahkan

e. Kultum tanpa teks

f. Menghafal 2 hadits dan m,enterjemahkan

g. Merangkum pelajaran

h. Bersifat materi, disesuaikan dengan pelanggaran

i. Bersifat sosial, disesuaikan dengan pelanggaran

j. Pemberitahuan I kepada orang tua

2. Sanksi / hukuman pelanggaran sedang (point 6-10)

Tahapan-tahapan pemberian hukumannya yaitu:

a. Membuat surat pernyataan II

b. Menghafal 5 ayat Al-Qur‟an, menterjemahkan dan menjelaskan

isi kandungan

c. Pidato tanpa teks

d. Menghafal 2 hadits, menterjemahkan dan menjelaskan isi hadits

e. Membuat kliping

f. Mengerjakan keputrian

g. Bersifat materi, disesuaikan dengan pelanggaran

Page 27: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

106

h. Bersifat sosial, disesuaikan dengan pelanggaran

i. Pemberitahuan II kepada orang tua

3. Sanksi / hukuman pelanggaran berat (point 11-20)

Tahapan-tahapan pemberian sanksi atau hukuman yaaitu:

a. Membuat surat pernyataan III

b. Menghafal 10 ayat Al-Qur‟an, menterjemahkan dan menjelaskan

isi kandungan ayat

c. Pidato bahasa Arab/Inggris tanpa teks

d. Menghafal 4 hadits, menterjemahkan isi kandungan hadits

e. Membuat makalah

f. Bersifat materi, disesuaikan dengan pelanggaran

g. Bersifat sosial,di sesuaikan dengan pelanggaran

h. Panggilan kepada orang tua

4. Sanksi/ Hukuman pelanggaran berat (point diatas 20)

Tahapan-tahapan pemberian sanksi atau hukuman yaitu:

a. Membuat surat pernyataan IV

b. Dikembalikan kepada orang tua

Jadi tiap pelanggaran yang dilakukan siswa akan mendapat sanksi dan

point sesuai dengan besar-kecilnya pelanggran yang dilakukan. Dari

tahapantahapan tersebut SMP Mifahurrohman melakukan pembinaan

terhadap siswa yang melanggar tata tertib Madrasah dan asrama yang

Page 28: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

107

dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terkait dalam tingkat pembinaan,

tingkatan pembinaan tersebut adalah24:

1. Skor pelanggaran 01-50, pelaksana pembina Guru/wali kelas/ BK

2. Skor pelanggaran 51-100, pelaksana pembina Kaur Bimbingan

Siswa

3. Skor pelanggaran 101-150, pelaksana pembina Pimpinan

4. Skor pelanggaran 151-200, pelaksana pembina Konferensi Kasus.

Dari macam-macam hukuman yang diterapkan di SMP

Miftahurrohman disesuikan dengan usia siswa yaitu berkisar dari umur 12-14

tahun bahwasannya usia ini sangat cocok untuk diterapkan hukuman model ini

karena pada masa remaja mereka berkeinginan mendapatkan kesempatan,

bertualangan, dan mengembangkan imajinasi mereka.25

Jenis tata tertib dan disiplin SMP Miftahurrohman sengaja dibuat

dengan mengacu kepada kaedah-kaedah moral dan hukum yang sesuai dengan

ketentuan dan prinsip-prinsip ajaran Islam. Dengan ini akan dipaparkan

bentuk atau macam-macam sanksi hukuman yang diterapkan di SMP

Miftahurrohmandan bagaiman badan pelaksana menerapakannya.

1. Teguran dan nasehat

24

M. Akhyar, Buku Panduan Tata Tertib SMP Miftahurrohman (Gresik: SMP Mifatahurrohman,

2013), 25

Siswa pada usia ini dalam menghadapi problema-problema remaja sering bimbang tak tentu

arah, karena belum mempunyai pegangan yang kuat. Pada saat tertentu dalam masa remaja,

terlihat bahwa sikap melawan segala tata cara hidup berubah lagi dan tindak-tanduknya menjadi

teratur serta mengenal sopan santun. Ternyata dekadensi moral remaja bersifat sementara. Panut

Panuju dan Ida Umami, Psikologi Remaja ( Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999) 139-143

Page 29: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

108

Bentuk sanksi hukuman teguran ini diterapkan jika anak masih

melakukan jenis pelanggaran yang masih ringan dan baru melakukan

pelanggaran pertama kali, seperti terlambat ke Sekolah, tidak sholat jamaah

dan sebagainya.

Wawancara peneliti dengan kaur kedisiplinan berkaitan dengan

penerapan sanksi berbentuk teguran adalah:

“Jika anak melanggar jenis pelanggaran dalam katagori ringan dan

baru dilanggar satu kali maka saya biasanya menegur dengan

memanggil anak itu kenapa pelanggaran itu dilakukan, dan memberi

nasehat agar si anak mengakui kesalahannya dan bertanggungjawab

atas kesalahannya yang telah diperbuat. Dengan ini pelanggaran itu

tidak dilakukan lagi dengan memberi peringatan jika pelanggaran

ini dialakukan maka ibu akan berikan sanksi dan point atau skor.”26

Biasanya siswa jika mendapat teguran dari kedisiplinan mereka

akan malu dan jarang siswa yang mengulangi pelanggaran.

2. Hukuman bersifat administrasi

Bentuk sanksi hukuman bersifat administrasi adalah hukuman yang

berbentuk surat pernyataan, yang mana hukuman dalam bentuk surat

pernyataan diberikan ketika anak sering melakukan pelanggaran.

Surat pernyataan yang dibuat juga dibagi empat yaitu 1) surat

pernyataan I diberikan bagi siswa yang melakukan pelanggaran ringan

(skor 1-2) yang menghadap ke wali kelas. 2) surat pernyataan II diberikan

kepada siswa yang melakukan pelanggaran sedang (skor 6-10) yang

26

Evi Musyafa‟ah, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 10 Maret

2013

Page 30: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

109

menghadap ke kaur bimbingan siswa. 3) surat pernyataan III diberikan

kepada siswa yang melakukan pelanggaran berat (11-20) yang menghadap

pembantu direktur. 4) surat pernyataan IV diberikan kepada siswa yang

melakukan pelanggaran sangat berat (skor diatas 20) yang menghadap

direktur dan orang tua. 5) surat pemberitahuan kepada orang tua bagi siswa

yang sering melakukan pelanggaran sedang (skor 6-10). 6) surat panggilan

orang tua diberikan bagi anak yang sering melakukan pelanggaran berat (

10-20). 7) surat dikembalikan anak kepada orang tua bagi anak yang sudah

tidak taat lagi dengan peraturan dan tata tertib SMP Miftahurrohman dan

skor pelanggaran sudah sampai batas skor maksimal dari SMP

Miftahurrohman yaitu skor 200.27

Wawancara kami dengan kesiswaan berkaitan dengan penerapan

sanksi hukuman dalam bentuk administrasi, beliau mengatakan bahwa:

“Siswa yang melanggar pelanggaran untuk jenis sanksi berat yang

mana hukuman yang ada dia membuat surat peryataan dengan

menghadap saya, untuk siswa yang melanggar ini biasanya dia

mendapatkan batasan skor di SMP Miftahurrohmandan biasanya

anak tersebut waktu pembagian raport mengambil ke saya. Siswa

yang melanggar biasanya saya panggil ke kantor saya sendirian.

Kemudian saya ajak ngobrol-ngobrol kenapa pelanggaran ini terjadi,

apakah keinginan dari dirinya atau malah sudah bosan sekolah di

SMP Miftahurrohmandengan membandingkan keberadaannya yang

dulunya baik. Biasanya ada siswa yang menangis karena menyesal,

setelah itu saya beri hukuman yang mendidik yang akhirnya dia jera

akan pelanggaran yang siswa lakukan. Biasanya saya suruh

menghafal surat Al-Qur‟an yang panjang atau membuat pidato dan

mempidatokan di depan kelas.”28

27

Sumaiyah, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 28 Maret 2013 28

Ibid, 20 April 2013.

Page 31: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

110

3. Hukuman bersifat pendidikan

Hukuman dalam bentuk pendidikan adalah hukuman yang

berhubungan dengan pendidikan misalnya merangkum pelajaran,

kultum/pidato di depan umum , menghafal dan menterjemahkan Qur‟an atau

Hadits, serta membuat kliping. Pelanggaran yang bersifat pendidikan ini

biasanya untuk siswa yang sering melakukan pelanggaran ringan, contohnya

ada siswa yang sering ribut di kelas pada mata pelajaran Fiqih, guru biasanya

melaporkan ke petugas kedisiplinan untuk di lanjutkan pembinaan dan diberi

hukuman yang mendidik agar siswa jera.

4. Hukuman bersifat sosial

Hukuman bersifat sosial untuk pelanggaran yang dikatgorikan ringan

dan juga hukuman yang bersifat berat. Bentuk hukuman yang bersifat sosial

misalnya membersihkan lingkungan Madrasah, membersihkan kamar mandi

asrama dan membersihkan lingkungan asarama serta masyarkat.

Sebenarnya hukuman yang bersifat sosial ini sangat terkait dengan

privasi diri siswa,. Siswa dalam menjalankan hukman ini biasanya mempunyai

rasa malu amat banyak dibandingkan hukuman dalam bentuk lain.29

29

Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan ibu Evi Musyafa‟ah selaku Kaur Kedisiplinan

yang mengatakan bahwa:“Siswa yang mendapatkan hukuamn ini biasanya menolak diawal dan

meminta ganti sanksi hukuman yang lain yang bersifat pendidikan atau materi karena katanya

mbak malu sekali, misalnya siswa mendapatkan hukuman membersihkan halaman madrasah

karena terlambat ke madrasah pada pagi hari. Dalam menjalankan sanksi hukuman tersebut kan

mereka malu dilihat tema-temannya di depan kelas karena melihat mereka dihukum karena

terlambat. Biasanya siswa sangat jera dengan jenis hukuman ini karena hal ini berkaitan dengan

privasi.”. Evi Musyafa‟ah, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 13

Maret 2013

Page 32: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

111

Semua sanksi pelanggaran yang ada di SMP Miftahurrohman telah

diberikan dan tiap-tiap pelanggar pun akan mendapatkan pembinaan yang

bertujuan agar siswa tidak mengulangi, apabial terus menerus melanggar dan

dikhawatirkan akan mempengaruhi temannya yang lain dan skor yang di dapat

telah mencapai 200, maka siswa tersebut layak untuk dikeluarkan atau drop

out dar SMP Miftahurrohman. Setiap pelanggaran yang dilakukan siswa dan

perkembangannya pihak pembinaan siswa selalu melaporkan perkembangan-

nya kepada wali siswa tersebut. Tujuannya adalah agar orang tua ikut serta

dalam membina akhlak anaknya, tidak hanya sepenuhnya menyerahkan pihak

SMP Miftahurrohman. Jika kita tilik kembali, remaja adalah masa transisi dari

periode anak ke dewasa. Ego merupakan pusat adaptasi stimulus dari luar

maupun dari dalam diri seseorang. Menurut Coppolillo dikutip dari Sarlito

wiarawan sarwono, ego bertugas menghambat stsu menyalurkan stimulus atau

dorongan tertentu, baik yang dari dalam maupun dari luar, sehingga tercapai

titik ambang tertentu atau keraguan yang menentukan ciri dari individu yang

bersangkutan dalam berespons terhadap lingkungannya.30

Khususya pada diri remaja proses perubahan itu merupakan hal yang

harus terjadi oleh karena dalam proses pematangan kepribadiannya remaja

sedikit demi sedikit memunculkan ke permukaan sifat-sifatnya yang

sesungguhnay yang berbenturan dengan rangsan-rangsang dari luar. Inti tugas

30

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikalogi Remaja (Jakarta: PT. Raja Grasindo, 1994), 101.

Page 33: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

112

perkembangan seseorang dalam periode remaja awal dan menengah adalah

memperjuangan kebebasan.31

Remaja dalam menghadapi problema-problema remaja sering bimbang

tak tentu arah, karena belum mempunyai pegangan yang kuat. Pada saat

tertentu dalam masa remaja, terlihat bahwa sikap melawan segala tata cara

hidup berubah lagi dan tindak-tanduknya menjadi teratur serta mengenal

sopan santun. Ternyata dekadensi moral remaja bersifat sementara. Jadi para

pendidik dan orang tualah yang harus bijaksana membimbing mereka dengan

cara persuasif, motivatif, konsultatif, maupun edukatif32

Jika kita tilik perkembangan kepribadiannya yaitu kesadaran dan rasa

tanggung jawab meningkat seperti orang dewasa, maka dengan penerapan

hukuman dan pembinaan yang sangat bijaksana di SMP Miftahurrohman

diharapkan dapat membentuk akhlak siswa menjadi baik, mengarahkan dan

melatih siswa untuk bertanggungjawab atas perbuatannya dan sikap pendidik

atau pihak pelaksana hukuman sebaiknya membiasakan diri lagi dan bersikap

bersahabat dengan siswa yang melanggar, hal tersebut akan mendorong siswa

untuk berubah dan menganggap bahwa pelanggaran yang dilakukannya adalah

perbuatan yang tercela.

Hasil wawancara dengan siswa yang bernama Nurul Fatimah bahwa:33

“setuju dengan di berlakukannya hukuman atau sanksi agar terbiasa

bersikap disiplin sehingga prilaku siswa dapat terkendali. Dengan

31

Ibid., 74. 32

Panut Panuju dan Ida Umami, Psikologi Remaja (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,1999),

hal.130-135 33

Nurul Fatimah, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 13 April 2013

Page 34: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

113

adanya penerapan hukuman siswa pun selalu berfikir dan

mempertimbangkan segala sesuatu yang akan dilakukannya karena

apabila melanggar peraturan tata tertib yang ada maka akan dikenakan

hukuman sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga dengan

adanya hukuman siswa akan mempunyai perasaan segan untuk

melakukan pelanggaran.”

Wawancara dengan Ibu Sumaiyah, S.Pd34 mengenai penerapan

hukuman dan sanksi, beliau mengungkapkan bahwa:

“SMP Miftahurrohman adalah lembaga pendidikan yang menerapkan

hukuman dan sanksi yang edukatif selain tujuannya untuk memperbaiki moral

atau akhlak siswa dan di SMP Miftahurrohman juga tidak diberlakukan

hukuman fisik atau bersifat kekerasan.”

Di SMP Miftahurrohman juga tidak di berlakukannya hukuman fisik

atau hukuman dalam bentuk kekerasan karena mendidik menurut Islam bukan

didasarkan atas paksaan atau kekerasan melainkan berdasarkan kehalusan budi

dan rasa kasih sayang. Dan juga hukuman yang diberikan harus jelas sasaran

sebab-sebabnya bagi siswa sehingga siswa tahu kesalahan-kesalahan

perbuatan apa yang menyebabkan dia dihukum.

Dalam memberikan hukuman juga tidak boleh dengan sewenang

wenang melakukan menurut kehendak seseorang tetapi menghukum adalah

suatu perbuatan yang tidak bebas yang selalu mendapat pengawasan dari

masyarakat dari masyarkat dan negara. Apalagi hukuman yang bersifat

34

Ibid.

Page 35: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

114

pendidikan harus memenuhi syarat-syarat yang tertentu. Adapun syarat-syarat

hukuman antara lain35

:

a. Tiap- tiap hukuman hendaklah dapat dipertanggungjawabkan

b. Hukuman itu sedapat-dapatnya bersifat memperbaiki kelakuan dan

moral anak-anak

c. Hukuman tidak boleh bersifat ancaman atau pembalasan dendam yang

bersifat peseorangan

d. Jangan menghukum pada waktu kita sedang marah karena

memungkinkan besar hukuman itu tidak adil atau terlalu berat.

e. Tiap-tiap hukuman harus diberikan dengan sadar atau sudah di

pertimbangkan terlebih dahulu.

f. Hendaknya hukuman itu dapat dirasakan bagi si terhukum sebagai

kedukaan atau penderitaan yang sebenarnya. Artinya dengan hukuman

itu anak merasa menyesal dan merasa bahwa untuk sementara waktu ia

kehilangan kasih sayang

g. Jangan melakukan hukuman badan sebab pada hakikatnya hukuman

badan itu dilarang oleh negara, karena tidak sesuai dengan

perikemanusiaan dan merupakan penganiayaan terhadap sesame

makhluk

h. Hukuman tidak boleh merusak hubungan baik antara si pendidik dan

anak didiknya

i. Perlu adanya kesanggupan memberi maaf dari si pendidik sesudah

menjatuhkan hukuman dan setelah anak menginsyafi kesalahannya.

Wawancara penulis dengan salah satu siswa yang bernama Revi

Wijanarko36 mengungkapkan bahwa:

“Perasaan awal dia jengkel mendapatkan hukuman, rasa takut dan

malu pun muncul dan merasa tidak nyaman dengan keberadaannya karena

melanggar peraturan, di SMP Miftahurrohmanjuga selain mendapat hukuman

juga mendapatkan point sehingga rasa bersalah atas pelanggaran yang

dilakukannya semakin besar serta menyesal tidak akan mengulanginya.”

35

Ngalim Puwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2000), hal. 191-192 36

Revi Wijanarko, Wawancara, SMP Miftahurrohman, 13 April 2013

Page 36: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

115

Berbeda dengan pengungkapan siswa yang bernama Ana Miftahul

Jannah37, bahwa:

“Akibat yang dirasakan setelah mendapatkan hukuman, dirinya sedikit

takut, merasa jengkel, dengan sanksi yang dia kenai. Tetapi merasa

bangga dengan melakukan pelanggaran karena sudah membuat marah

guru walaupun dirinya merasa jengkel dan malu. Tetapi yang jelas

membawa bekas yang positif yaitu keinginan berubah menjadi baik,

setidaknya merasa segan untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap

peraturan yang berlaku.”

C. Wawancara Stakeholder tentang Pendidikan Kedisiplinan Siswa di SMP

Miftahurrohman

Wawancara yang saya lakukan dari beberapa pihak yang berada

dilingkungan SMP Miftahurrohman tentang kedisiplinan Siswa di SMP

Miftahurrohman, yaitu wawancara dengan Ibu Sumaiyah38 selaku Ketua

Urusan Bimbingan Kesiswaan mengungkapkan, bahwa:

“Langkah-langkah pemberian sanksi atau hukuman di SMP

Miftahurrohman mempunyai tahapan-tahapan yang edukatif dalam

menjalankan peraturan tata tertib yang berlaku karena SMP

Miftahurrohman tidak ingin penerapan hukuman tanpa memperhatikan

tahapan dari pelanggaran yang dilakukan dan sanksi atau hukuman

yang diberikan sangat mendidik tidak adanya sistem kekerasan.

Karena sanksi atau hukuman pelanggaran dibagi empat macam yaitu

sanksi pelanggaran ringan, sanksi pelanggaran sedang, sangsi

pelanggaran berat, dan sanksi pelanggaran sangat berat.”

37

Anna Miftahul Jannah, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 13

April 2013.

38

Sumaiyah, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 28 Maret 2013

Page 37: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

116

Wawancara dengan salah satu siswa SMP kelas I yang bernama M. Afif

Zamroni tentang tanggapannya setelah mendapatkan hukuman/sanksi dan

pembinaan dari pelangaran yang dia lakukan adalah:

“Malu kepada teman-teman tetapi harus konsekuen harus bisa

bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan dan menerima hukuman

dengan ikhlas. Dengan hukuman itu saya bisa mengambil pelajaran dan

pengalaman.”39

Berbeda dengan pengungkapan siswa yang bernama Zahrotul

Mufidah yang menjabat sebagai ketua OSIS,40

siswa ini mengakui bahwa:

“Takut jika dikenai hukuman dan merasa tidak nyaman dengan

keberadaannya karena melanggar peraturan. Dan merasa bersalah dengan apa

yang dilakukannya serta menyesal tidak akan mengulanginya tetapi kadang-

kadang merasa malu dengan sanksi yang di kenai.”

Begitu juga pengungkapan siswa yang bernama Aulia Akmaliah41

yang mengungkapkan bahwa:

“diterapkannnya hukuman skor atau point yang disertai sanksi dan

pembinaan sangat baik, yang mana fungsinya sebagai alat untuk

mengukur dan mengetahui seberapa besar atau banyak pelanggaran

yang dilakukan oleh siswa, sehingga pembinaan yang dilaksanakan

oleh pihak madrasah pun lebih jelas kepada siapa yang harus di

bina. Macam hukuman ini akan lebih membuat jera jika disertai

sanksi yang berat tetapi mungkin lebih baik disertai juga dengan

pendekatan dari hati ke hati atau pendekatan personal agar lebih

mengena. Hukuman yang diterapkan di SMP Miftahurrohman

sudah baik sekali karena hukuman yang terapkan bersifat mendidik

39

M. Afif zamroni, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 5 April 2013. 40

Zahrotul Mufidah, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 23 April

2013 41

Aulia Akmilah, Wawancara, SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik, 5 April 2013

Page 38: BAB III PENYAJIAN DATAdigilib.uinsby.ac.id/1181/6/Bab 3.pdf · Tata Tertib dan Penerapan di SMP ... edukatif yang meliputi tiga dimensi yaitu mendidik yang menghasilkan etika

117

yaitu dengan tujuan memperbaiki agar tidak mengulangi

pelanggaran atau perbuatannnya yang salah. Tetapi tidak semua

pelanggar. Jadi memang semua tergantung dari siswa yang dikenai

hukuman itu. Jika hukuman itu sebagai alat untuk memperbaiki

sikap dan kesalahan yang dilakukan, itu adalah respon sikap yang

baik tetapi jika hukuman itu dijadikan pengganti kesalahan yang

diperbuat, biasa-biasa saja malah membuat siswa ingin selalu

melakukan pelanggaran karena hukuman yang di kenai tidak

membuatnya jera, itu yang dikhawatirkan"