Upload
duongngoc
View
239
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
29
BAB III
OBYEK PENELITIAN
III.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT Dunia Daging Food Industries (DDFI) didirikan pada tahun
1999 secara patungan (joint venture) antara PT Panjasa Intradin (sekarang
Pangansari Utama Food Distribution atau PUFD) dan World Meat Food
Industries dengan No. 35/I/PMA/1999.
Pada awalnya, PT Dunia Daging Food Industries merupakan
bagian pemrosesan daging pada Pangansari Utama Food Distribution
(PUFD) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia No. Y.A.5/529/3 dan di umumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia tanggal 17 Desember 1976 yang berkedudukan di
Jakarta, tapi karena dianggap mampu berdiri sendiri maka bagian tersebut
memisahkan diri untuk menjadi sebuah perusahaan. Sampai sekarang PT
Dunia Daging Food Industries masih berstatus sebagai anak perusahaan
PUFD yang juga menyuplai kebutuhan daging ke PUFD. Selain itu, juga
menyediakan berbagai jenis daging halal yang diproses untuk pesanan
(make to order) dan ritel seperti hotel, restoran, dan kantin (horeka).
30
Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan
Tujuan utama perusahaan adalah untuk melanjutkan keunggulan
dalam mempertahankan pengakuan sebagai yang berkualitas tinggi, efisien,
inovatif, dan menguntungkan produsen dan prosesor daging dari nilai
tambah produk halal daging sesuai dengan standar profesional yang
didukung oleh sumber daya manusia menuju ke pembangunan nasional
terpadu.
Misi Perusahaan
• Perusahaan akan berusaha untuk mencapai tujuan dengan
mengembangkan dan mendukung budaya perusahaan yang berdedikasi
untuk merangkul model praktek terbaik di dunia dalam semua aspek
produksi dan manajemen.
• Perusahaan akan mematuhi program jaminan kualitas secara ketat.
• Perusahaan akan berusaha untuk menjadi efisien dalam semua aspek
dari operasi. Bila digabungkan dengan konsisten kualitas produksi,
manajemen dan jasa, hal ini akan memaksimalkan efisiensi
profitabilitas perusahaan.
• Perusahaan akan mengembangkan budaya yang akan mendorong
inovasi dan inisiatif, mencoba untuk menciptakan sebuah lingkungan
yang menawarkan tingkat keamanan yang optimal, efisiensi, kualitas,
layanan pelanggan, produk dan profitabilitas.
31
• Mengutamakan komitmen perusahaan untuk menjamin kualitas, PT
Dunia Daging Food Industries akan terus memperkuat citra publik
yang berintegritas dan handal. Perusahaan hanya akan memproduksi
produk halal, dan ini akan ditentukan secara akurat dan benar mewakili
nilai uang. Ini akan menjadi dasar dari pengembangan perusahaan
sebagai pemimpin pasar.
• Para pemegang saham, direksi, manajemen dan staf semuanya
mengakui bahwa upaya yang unggul, seperti yang ditetapkan oleh
tujuan perusahaan, tidak pernah selesai dan berkelanjutan, perbaikan
secara terus-menerus dari semua kegiatan perusahaan harus selalu
menjadi pendorong dan penopang.
III.2 Bidang Usaha Perusahaan
PT Dunia Daging Food Industries merupakan perusahaan yang
digolongkan sebagai perusahaan industri yang bergerak dalam bidang
pembuatan makanan. Jenis makanan yang diproduksi adalah produk
makanan olahan daging yaitu sosis (sausages), baso, burger, kornet
(corned), dan daging giling (minced). Produk olahan yang diproduksi yaitu
produk yang dibuat berdasarkan pesanan (make to order) di mana ukuran,
berat, harga, dan rasa ditentukan sesuai kebutuhan pemesannya, misalnya
roast beef PK 500 gr adalah order dari pelanggan Pizza Kriuk.
Selain membuat berdasarkan pesanan, juga diproduksi produk ritel
yang dibuat berdasarkan spesifikasi regular yang telah ditentukan
32
perusahaan misalnya produk sosis sapi Nidia ukuran 66 gr, 180 gr, 800 gr.
Dalam memenuhi pesanan tersebut, perusahaan membuat sendiri formula
resep standarnya.
III.3 Bidang Kegiatan Produksi Perusahaan
PT Dunia Daging Food Industries memproduksi produk makanan
olahan dalam berbagai ukuran dan jenis. Bahan baku utama yang
digunakan dalam pembuatan produk makanan olahan adalah daging sapi
(beef) dan ayam (chicken). Proses produksi pembuatan produk makanan
olahan tersebut meliputi beberapa kegiatan yang saling berurutan dan
dijalankan oleh bagian yang berbeda.
Produksi PT Dunia Daging Food Industries dipimpin oleh manajer
produksi yang berpengalaman dalam teknologi makanan. Termasuk
tanggung jawabnya untuk memastikan bahwa kualitas, variasi, dan
ketersediaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Manajer produksi
dibantu oleh para pengawas produksi dan senior supervisor pengembangan
produk (R&D).
Karyawan produksi bekerja delapan jam per hari dari lima hari
kerja seminggu. Produksi telah ditetapkan sebagai sistem integritas di
bawah sistem produksi dan pengiriman yang dikontrol oleh manajemen di
kantor pusat. Kecuali untuk buffer stock, semua kegiatan produksi dapat
berjalan jika produksi diotorisasi oleh manajemen atas. Sistem produksi
33
saat ini mampu mendukung kapasitas terpasang pada 55.000 kg setiap
bulan atau 660.000 Kg setiap tahunnya.
III.4 Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Wewenang Perusahaan
III.4.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Pengorganisasian merupakan proses kegiatan penyusunan struktur
organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan
lingkungannya. Hasil dari pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit
kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi pada umumnya digambarkan
dalam suatu gambar yang formal, dimana dalam gambar tersebut ada garis-
garis (instruksi dan koordinasi) yang menunjukkan kewenangan, alur
tanggung jawab dan hubungan komunikasi formal yang tersusun secara
hierarkis.
PT Dunia Daging Food Industries memiliki struktur organisasi
fungsional dimana bawahan mendapat perintah dari beberapa pejabat yang
masing-masing menguasai suatu bidang keahlian tertentu dan bertanggung
jawab sepenuhnya atas bidangnya.
Dalam hal ini, Komisaris (Board of Commissioner) merupakan
pimpinan tertinggi yang dibantu oleh Direktur (Director) yang membawahi
tiga manajer utama dalam bidangnya. Masing-masing manajer membawahi
bagian-bagian yang menjadi spesialisnya. Berdasarkan lampiran keputusan
Komisaris No: 001/SK-KOM/DDFI/VI/2008 revisi 01 tanggal 4 Februari
34
2009, struktur organisasi PT Dunia Daging Food Industries dapat dilihat
pada gambar 3.1 berikut.
35
STRUKTUR ORGANISASI PT DUNIA DAGING FOOD INDUSTRIES
Gambar 3.1
36
III.4.2 Uraian Tugas dan Wewenang Perusahaan
Untuk mencapai tujuannya secara efektif, maka perusahaan
menyusun tugas, kewajiban dan wewenang yang diatur dengan jelas dalam
kebijakan dan prosedur perusahaan sehingga tidak terjadi pelaksanaan
yang tumpang tindih. Untuk itu, perlu adanya pemahaman mengenai
kebijakan dan prosedur perusahaan tersebut oleh para karyawan dengan
sebaik-baiknya.
PT Dunia Daging Food Industries memiliki job description untuk
masing-masing jabatan secara tertulis. Berikut akan diuraikan tugas dan
wewenang untuk masing-masing jabatan, dibatasi hanya yang berkaitan
dengan produksi PT Dunia Daging Food Industries yaitu:
1. Supervisor PPIC & Purchasing
a) Bertanggung jawab atas tersedianya bahan-bahan baku sesuai
dengan permintaan yang dibutuhkan untuk proses produksi.
b) Melakukan negosiasi dengan supplier untuk mendapatkan bahan
yang baik mutunya dengan harga yang bersaing.
c) Membuat laporan PPIC (Production Plan and Inventory Control)
untuk keperluan produksi.
d) Melakukan pembelian bahan-bahan baku kebutuhan untuk proses
produksi.
2. Senior Supervisor QC & LAB
a) Menganalisa bahan mentah serta produk olahan serta melaporkan
kepada general manager.
37
b) Membuat laporan dalam dan masukan.
c) Memastikan spesifikasi DDFI diterapkan dalam kegiatan produksi
sehari-hari.
d) Bekerja sama dengan seluruh departemen terkait untuk
menjalankan prosedur kerja.
e) Menerapkan standar mutu kendali.
f) Berwenang menghentikan jalur produksi bila didapati kondisi serta
prosedur kerja tidak memenuhi standar.
g) Berwenang menolak produk yang tidak memenuhi standar dari
hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium.
3. Asisten Manajer Research and Development
a) Berkoordinasi dan berdiskusi dengan kepala bagian pemasaran
untuk mengembangkan market intelligence terhadap produk-
produk yang sedang trend.
b) Membuat dan mengembangkan standard recipe dan perhitungan
biayanya serta melakukan uji coba (trial) pengembangan produk
yang diminta kepala bagian marketing.
c) Memberikan respon atas pemberian contoh trial produk dari bagian
pemasaran.
d) Memberikan umpan balik atas tanggapan, keluhan, dan
ketidakpuasan pelanggan terhadap non compliance product (NCP)
serta melakukan verifikasi dan perbaikannya (Corrective Action
Report – CAR).
38
e) Bersama dengan bagian kendali mutu (Quality Control) melakukan
analisis perencanaan pengawasan mutu secara berkala terhadap
seluruh produk dan perlengkapan produksi.
f) Berwenang memberikan saran-saran alternatif perbaikan terhadap
spesifikasi produk yang diminta oleh bagian marketing.
4. Kendali Mutu (Quality Control)
a) Mengorganisir tangung jawab karyawan departemen produksi
secara efisien, higenis dan efektif.
b) Memproduksikan produk olahan sesuai dengan resep standar dan
prosedur yang tepat.
c) Mendiskusikan segala bentuk perubahan dari resep standar dengan
general manager.
d) Melaporkan biaya produksi dengan general manager.
e) Memesan bumbu, bahan kering, kulit sosis, dan memastikannya
berdasarkan standar mutu yang dipergunakan.
f) Melengkapi laporan produksi dan kelengkapan data produksi
(batch no.) secara rutin.
g) Mengawasi pemeliharaan peralatan dan mengajukan perbaikan bila
diperlukan.
h) Mengorganisir kebersihan seluruh staf dalam proses sehari-hari
untuk membersihkan lingkungan kerja dan peralatan sesuai dengan
standar higienitas dan sanitasi.
i) Melatih karyawan yang sesuai untuk kelancaran produksi.
39
j) Perkembangan dan kemajuan produk baru.
k) Berwenang bekerjasama dengan departemen pengemasan.
l) Berwenang memberi lemburan kepada karyawan produksi produk
proses bila diperlukan dengan persetujuan dari produksi
koordinator.
m) Berwenang mengevaluasi hasil dan prestasi kerja karyawan dalam
departemen terkait.
5. Manajer Produksi
a) Mengorganisir bahan baku untuk pemotongan bahan baku dan
pengolahan.
b) Mengorganisir tugas dan tanggung jawab seluruh staf produksi
dengan sistem yang efisien, efektif, serta memenuhi persyaratan
kebersihan.
c) Mengawasi pemesanan dan stok pesanan di warehouse PUFD.
d) Memonitor kelengkapan data-data prosedur administrasi DDFI.
e) Melaporkan segala bentuk penyimpangan prosedur yang tidak pada
tempatnya di lingkungan prosess.
f) Memberikan pelatihan keamanan kerja, higienitas dan sanitasi
kepada seluruh karyawan.
g) Memeriksa kebenaran laporan formulir surat perintah lembur.
h) Mengembangkan program untuk mendapatkan produk berkualitas.
i) Berwenang memeriksa kehadiran staf produksi dan melaporkan
kepada divisi personalia.
40
j) Berwenang mengisi formulir laporan prestasi kerja karyawan
(employee perfomance report).
k) Berwenang mengeluarkan surat peringatan tertulis kepada staf
produksi bila dibutuhkan.
l) Berwenang mengevaluasi prestasi kerja karyawan secara berkala.
6. Asisten Proses Produksi
a) Memproduksi produk proses sesuai dengan rencana kerja produksi
harian.
b) Mengorganisir tugas kepada karyawan produksi bahan proses.
c) Mendata hasil produksi harian secara tepat serta melaporkan
kepada pimpinan proses produksi diakhiri masa kerja setiap hari.
d) Mengorganisir rencana kerja kebersihan di lingkungan kerja
produksi dan peralatan setiap hari untuk memenuhi standar
higienitas.
e) Memelihara peralatan dan melaporkan bila ada kerusakan.
f) Berwenang memberi pengarahan secara rutin kepada karyawan
terkait.
7. Administrasi Produksi
a) Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran barang secara benar
dan tepat waktu.
b) Membuat rekapitulasi produksi mingguan dan bulanan dan
melaporkan ke kantor pusat.
41
c) Membuat laporan data karyawan, kehadiran, keterangan sakit,
lemburan untuk dikoordinasikan ke departemen personalia pusat.
d) Membantu membuat anggaran dana setiap bulan.
e) Membantu mempersiapkan Purchase Requistion dan membuat
laporan pembelian/pengeluaran.
f) Berwenang merencanakan skedul pengiriman sesuai dengan
permintaan.
8. Supervisor Produksi
a) Menyusun dan menyiapkan tugas-tugas harian staf dan mesin-
mesin.
b) Melakukan dan mengawasi kegiatan persiapan dan pelaksanaan
proses produksi.
c) Mengawasi pengoperasian mesin-mesin serta menjaga agar mesin-
mesin selalu dalam kondisi yang baik.
d) Menerima, menghitung, memeriksa, meneliti jenis dan kualitas
bahan baku yang masuk sesuai dengan dokumen-dokumen yang
terlampir serta menjaga agar bahan baku yang disimpan tetap dalam
kondisi yang baik dan jumlah yang sesuai dengan dokumen.
e) Melakukan verifikasi permintaan bahan yang diterbitkan bagian
processing melalui form Internal Request (IR) dan mentransfer
daging hasil potong dengan form Internal Transfer (IT).
42
f) Membuat laporan hasil potong harian rekapitulasi yang memuat
laporan jumlah barang yang masuk, jumlah barang yang dipotong,
sisa (waste) pemotongan, dan produk hasil potong.
g) Memonitor kehadiran para karyawan yang dibawahinya dan
berusaha menegakkan disiplin para karyawan.
h) Menyiapkan laporan atau formulir-formulir yang berhubungan
dengan proses produksi untuk diserahkan kepada Assistant
Production Manager.
i) Berwenang Memberikan penilaian kinerja secara personal kepada
setiap bawahannya yang dievaluasi secara berkala sebagai dasar
bagi dilaksanakannya Penilaian Karyawan (PK) tahunan.
j) Berwenang melakukan rotasi tugas bawahannya dengan
pertimbangan efektivitas dan efisiensi alur dan sistem kerja pada
seksi yang dipimpinnya.
9. Asisten Supervisor Cutting & Mincing
a) Menyediakan bahan baku untuk pemotongan.
b) Mengorganisir tugas dan bahan baku untuk pemotongan.
c) Mengorganisir kegiatan kebersihan lingkungan kerja dan peralatan
sesuai dengan standar higienitas dan keselamatan kerja.
d) Melaporkan hasil produksi harian serta materi pendukung lainnya
yang telah dipergunakan.
e) Berwenang memberi pengarahan secara rutin kepada karyawan
terkait.
43
f) Berwenang menegur rekan kerja yang bekerja tidak sesuai dengan
spesifikasi dan peraturan.
10. Asisten Supervisor Proses Produksi
a) Mengawasi pelaksanaan rencana kerja harian secara benar dan tepat
sesuai dengan standar higienitas.
b) Memastikan kegiatan operasional sehari-hari berjalan lancar dan
aman.
c) Melengkapi lembaran pemeriksaan kebersihan harian.
11. Asisten Supervisor Pengemasan (Packaging)
a) Mengorganisir staf pengemasan untuk melakukan tugasnya secara
efesien dan efektif sesuai dengan prosedur standar higienitas.
b) Mengemas produk DDFI sesuai dengan standar dan prosedur.
c) Penerapan kendali mutu produk dan kemasan.
d) Bertanggung jawab atas hasil/penampilan dan mutu kemasan.
e) Memesanan plastik kemasan, kardus, lakban dan strapping sesuai
dengan standar yang telah ditentukan serta kebutuhan.
f) Mendata hasil kerja produksi kemasan setiap hari serta data produk
yang tidak memenuhi standar mutu dan melaporkan kepada
produksi koordinator.
g) Berwenang bekerjasama dengan departemen produksi untuk
merencanakan program pengemasan.
h) Berwenang memberi pengarahan secara rutin kepada karyawan
terkait.
44
i) Berwenang memberi lemburan kepada karyawan terkait bila
dibutuhkan dengan persetujuan produksi koordinator.
12. Asisten Supervisor Logistik
a) Memeriksa ulang jumlah dan berat materi dari supplier sesuai
dengan formulir Purchase Requesition.
b) Mengikuti prosedur penerimaan barang (Receiving Checklist).
c) Mendata semua bentuk produk yang keluar dan masuk dari ruang
produksi dan ruangan penyimpanan DDFI (cold room dan
melengkapi formulir Product Flow).
d) Melengkapi data Product Flow dengan Tally Sheet sesuai dengan
jenis produksi.
e) Bertanggung jawab atas penyimpanan produk DDFI yang disimpan
di gudang DDFI dan produk DDFI yang telah ditransfer ke PUFD.
f) Melaporkan bila mendapati kegiatan mencurigakan atau diluar jalur
prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
13. Administrasi Gudang / Logistik (Penerimaan Barang)
a) Melengkapi formulir Daily Form Report secara tepat sesuai dengan
prosedur kerja.
b) Melengkapi Stock Card Form dan Transfer Out Form.
c) Melengkapi Purchase Requisition Form sesuai dengan permintaan
supervisor produksi dan menyerahkan kepada warehouse PUFD
dan marketing.
45
d) Mengeluarkan Bukti Pengeluaran Barang sesuai dengan Purchase
Requisition.
e) Mengeluarkan Receiving Report sesuai dengan materi yang dikirim
dan diterima.
14. Administrasi Gudang/Logistik (Pengeluaran Barang)
a) Melengkapi Delivery Receipt sesuai dengan Purchase Order
dengan lampiran Receiving Form.
b) Membuat laporan Purchase Order dalam skala mingguan.
c) Berwenang merencanakan skedul pengiriman sesuai dengan
permintaan.
III.5 Prosedur dan Kebijakan Produksi PT Dunia Daging Food Industries
III.5.1 Prosedur Perencanaan Produksi
Langkah-langkah yang dilakukan oleh PT Dunia Daging Food
Industries dalam perencanaan produksi adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Purchase Order (PO) yang dibuat oleh pembeli, maka
Bagian Marketing membuat Production / Shipping Authorization (OT)
/ Perintah Kirim & Produksi.
2. Sebelumnya, bagian marketing akan mengecek ketersediaan bahan
baku dengan melihat Laporan Stock on Hand (berisi jumlah spek
produk) yang ada guna melihat ketersediaan bahan baku pembuat
produk di buffer stock.
46
3. Kemudian bagian PPIC & Purchasing membuat PPIC (Production
Plan and Inventory Control) untuk produksi satu bulan. PPIC dibuat
sesuai jumlah pesanan yang akan memunculkan total produksi per
bulannya.
4. Dari pembuatan PPIC tersebut, akan disusun Skedul Produksi Bulanan
yang dirampingkan menjadi Skedul Produksi Mingguan.
5. Jika bahan baku dalam Laporan Stock On Hand tidak ada atau kurang,
maka akan dilakukan pemesanan bahan baku terlebih dahulu melalui
Bagian Administrasi Produksi. Untuk pembelian tersebut, Bagian
Administrasi produksi membuat Purchase Requistion (PR) 3 rangkap
(lembar 1 diarsip, lembar 2 dikirim ke Bagian Warehouse, lembar 3
dikirim ke Bagian Keuangan) yang kemudian diverifikasi oleh Bagian
Procurement Department untuk proses pengadaan bahan baku
tersebut.
6. Pembelian bahan baku oleh Bagian Purchasing yaitu bahan baku
untuk produksi satu minggu ditambah buffer stock (berisi bahan baku
utama saja).
Dokumen-dokumen yang terkait dengan perencanaan produksi ini
adalah sebagai berikut:
1. Production / Shipping Authorization (OT) / Perintah Kirim &
Produksi
2. Purchase Order (PO)
3. Purchase Requistion (PR)
47
4. Product Sales Plan (Laporan Rencana Jual)
5. Production Plan and Inventory Control (PPIC)
III.5.2 Prosedur Pelaksanaan Produksi
Prosedur pelaksanaan produksi untuk semua jenis produk yaitu
sosis (sausages), baso, burger, kornet (corned), dan daging giling (minced)
pada umumnya sama.
Dimulai dengan pembuatan Internal Request (IR) 4 rangkap
(lembar putih kirim ke Bagian Warehouse, lembar merah dikirim ke
Bagian Administrasi Produksi, lembar biru dikirim ke Bagian Akuntansi &
Keuangan, lembar kuning diarsip oleh Bagian Produksi) yang digunakan
Bagian Produksi untuk meminta bahan baku dari dry atau frozen
warehouse sesuai skedul produksi mingguan yang telah disusun.
Dari Bagian Warehouse akan dibuat Internal Transfer (IT) 4
rangkap (lembar putih kirim ke Bagian Produksi, lembar merah dikirim ke
Bagian Administrasi Produksi, lembar biru dikirim ke Bagian Akuntansi &
Keuangan, lembar kuning diarsip oleh Bagian Warehouse) beserta
pengiriman bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Kemudian bahan baku utama yang dibutuhkan akan dikeluarkan
dari cold store dan bahan penunjang akan dikeluarkan dari dry store sesuai
dengan spesifikasi formula produk yang akan diproduksi. Langkah-langkah
pelaksanaan produksi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
48
1. Weighing
Proses weighing yaitu proses menimbang sesuai dengan kebutuhan
bahan yang ada dalam formula.
2. Cutting
Proses cutting yaitu proses pemotongan terhadap bahan-bahan baku
tersebut secara memanjang dengan plat kidney untuk memperkecil
ukuran pada temperatur suhu -5°c - 0°c.
3. Mincing
Proses mincing yaitu proses penggilingan bahan baku yang telah
dipotong pada temperatur suhu -2°c - 0°c. Hasil penggilingan
dikeluarkan melalui berbagai ukuran plat, yaitu:
Jenis Produk Ukuran Plat
Baso Plat Kidney 20 mm / 3 mm
Burger Plat Kidney 8 mm
Sosis (Sausages) Plat Kidney 20 mm & 3 mm
Kornet (Corned) Plat Kidney 20 mm
Daging Giling (Minced) Plat Kidney 20 mm & 5 mm
4. Mixing
Proses mixing yaitu proses pencampuran daging dengan bumbu, air
dan tepung (starch) yang dilakukan dengan menggunakan
blowchopper pada temperatur suhu 0°c - 5°c.
49
5. Moulding
Proses moulding yaitu proses pencetakan sesuai produk apa yang
sedang dibuat pada suhu temperatur <10°c.
6. Cooking
Proses cooking yaitu proses pemasakan dengan cara direbus secara
manual dengan suhu air 80°c - 90°c atau dengan cara diasap (smoked).
7. Cooling
Proses cooling yaitu proses pendinginan dengan cara direndam dalam
air, melalui IUL (Installation Ultraviolet Laminated) atau dengan
disimpan dalam mesin chiller (suhu 5°c).
8. Packing
Proses packing yaitu proses pengemasan dengan mesin vacuum pack
dan sealer.
9. Pembekuan
Produk yang sudah dikemas dibekukan dalam blast freezer selama 8
jam dengan suhu ≤-20°c.
10. Packaging
Proses packaging yaitu proses pengepakan produk yang telah beku
dengan karton.
11. Penyimpanan
Sebelum didistribusikan kepada konsumen, produk jadi disimpan
dalam cold store dengan suhu ≤-18°c.
50
Setelah selesai proses, Bagian Produksi akan membuat Internal
Request (IR) ke Bagian Warehouse yang berisi jadwal mingguan yang
dikalkulasi secara akumulatif.
Sebelum disimpan, Internal Transfer (IT) dibuat dari produksi ke
bagian warehouse untuk mentransfer barang jadi ke cold store. Setelah itu,
didistribusikan kepada pelanggan sesuai Purchase Order (PO) dan
Production / Shipping Authorization (OT) yang dipesan pelanggan.
Dokumen-dokumen yang terkait dengan proses produksi ini adalah
sebagai berikut:
1. Internal Request (IR)
2. Internal Transfer (IT)
III.5.3 Kebijakan Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi PT Dunia Daging Food Industries
dilakukan oleh masing-masing pihak yang berkaitan. Pengendalian
terhadap proses produksi dilakukan oleh supervisor produksi yang dibantu
oleh asisten supervisor pada semua bagian yaitu asisten supervisor
warehouse, cutting, processing, dan packaging. Pengendalian produksi
secara keseluruhan akan didampingi oleh plant manager produksi yang
dibantu asisten manager produksi. Berikut kebijakan pengendalian
produksi pada perusahaan yaitu:
51
1. Pengendalian kualitas hasil produksi
a) Untuk mengendalikan kualitas hasil produksi, pihak Quality
Control (QC) akan menangani dari proses awal sampai proses
akhir. Jika terdapat kendala, pihak QC memiliki wewenang
memberikan rekomendasi kepada manajemen untuk melanjutkan
atau menghentikan proses produksi.
b) Bagian QC dan Bagian R&D memberikan respon terhadap
kualitas produk jadi yang mendapat keluhan pelanggan.
2. Pengendalian Ketersediaan Bahan Baku
a) Masing-masing Bagian Gudang baik cold maupun dry melakukan
pemeriksaan bahan baku yang ada di masing-masing gudang
dengan mencocokkan fisik persediaan bahan baku dengan kartu
stock.
b) Adanya Pest of Control setiap hari untuk mengindari adanya
hama atau serangga agar persediaan bahan baku di gudang tidak
rusak.
c) Pengawasan terhadap bahan baku dilakukan oleh Asisten
Supervisor Logistic.
3. Pengawasan terhadap peralatan dan fasilitas produksi
a) Semua peralatan dan fasilitas produksi, perbaikan dan
pemeliharaannya dikelola oleh Staf Asisten Supervisor
Pemeliharaan (Teknisi).
52
b) Kegiaan pemeliharaan peralatan dan fasilitas produksi dilakukan
berdasarkan jam kerja mesin yaitu setelah 400 jam dan 500 jam.
Dokumen-dokumen yang terkait dengan pengendalian produksi ini
adalah sebagai berikut:
1. Non Compliance Product (NCP)
2. Corrective Action Report (CAR)
3. Stock Card Form
4. Maintenance Log Book
III.6 Hasil Wawancara atau Kuesioner
Data yang berkaitan dengan pemeriksaan atas pengendalian
perusahaan ini yaitu dimulai dari wawancara, pengamatan atas kegiatan
produksi dan pengajuan Internal Control Questioners, yaitu sejumlah
pertanyaan mengenai pengendalian intern perusahaan yang dijawab oleh
beberapa orang yang berkaitan.
Beberapa orang yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan
akan menjawab dengan jawaban ”Ya” atau ”Tidak”. Untuk jawaban ”Ya”
dari sejumlah daftar pertanyaan yang diajukan berarti menunjukkan
kekuatan perusahaan. Untuk jawaban ”Tidak” dari pertanyaan itu
menunjukkan tanda (red flags) terjadinya kelemahan yang masih harus
dibuktikan.
1. Rencana produksi disusun berdasarkan rencana penjualan dan stock
on hand barang jadi.
53
2. Rencana produksi dibuat tidak melebihi kapasitas yang dimiliki.
3. Rencana produksi yang dibuat telah meminimalkan persediaan.
4. Proses pengerjaan ulang dan pemborosan bahan jarang terjadi.
5. Perusahaan tidak mempertimbangkan kekurangan persediaan
pengaman bahan baku penunjang sebelum proses produksi.
6. Bagian Produksi tidak mengikuti prosedur yang seharusnya.
7. Ukuran gudang penyimpanan tidak sesuai dengan kebutuhan
8. Tidak semua pengendalian kualitas produk diperhatikan.
9. Inspeksi tidak dilakukan sebelum peralatan digunakan.