26
81 BAB III MODEL KERJASAMA DAN KETERLIBATAN INTERNASIONAL DALAM IMPLEMENTASI KIRIBATI ADAPTATION PROGRAM (KAP) Bab ini terlebih dahulu membahas mengenai model kerjasama dan keterlibatan internasional dalam implementasi Kiribati Adaptation Program (KAP). Pelaksanaan KAP didukung oleh banyak pihak yang membantu, mengingat Kiribati adalah negara kecil yang kurang sumberdaya sehingga sangat membutuhkan bantuan internasional. Dukungan internasional dalam KAP terdiri dari keterlibatan aktor negara dan organisasi internasional. Aktor negara yakni Australia, New Zealand dan Jepang. Kemudian organisasi internasional yakni World Bank dan Global Environment Facility (GEF). Baik negara ataupun organisasi yang terlibat mendukung dalam bentuk bantuan dana serta pembangunan infrastruktur untuk keberhasilan KAP. Gambar 3.1 Hubungan Kiribati dengan aktor negara dalam KAP 138 138 Google Maps.

BAB III MODEL KERJASAMA DAN KETERLIBATAN …eprints.umm.ac.id/43108/4/BAB III.pdftangga dalam statistik kesehatan dari klinik di Kiribati menunjukkan untuk tahun 2005 43,5% dari populasi

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

81

BAB III

MODEL KERJASAMA DAN KETERLIBATAN INTERNASIONAL

DALAM IMPLEMENTASI KIRIBATI ADAPTATION PROGRAM (KAP)

Bab ini terlebih dahulu membahas mengenai model kerjasama dan

keterlibatan internasional dalam implementasi Kiribati Adaptation Program

(KAP). Pelaksanaan KAP didukung oleh banyak pihak yang membantu, mengingat

Kiribati adalah negara kecil yang kurang sumberdaya sehingga sangat

membutuhkan bantuan internasional. Dukungan internasional dalam KAP terdiri

dari keterlibatan aktor negara dan organisasi internasional. Aktor negara yakni

Australia, New Zealand dan Jepang. Kemudian organisasi internasional yakni

World Bank dan Global Environment Facility (GEF). Baik negara ataupun

organisasi yang terlibat mendukung dalam bentuk bantuan dana serta pembangunan

infrastruktur untuk keberhasilan KAP.

Gambar 3.1 Hubungan Kiribati dengan aktor negara dalam KAP138

138 Google Maps.

82

3.1 Keterlibatan Aktor Negara

Permasalahan umum yang dimiliki sebagian besar negara dalam kawasan

Pasifik Selatan adalah masalah lingkungan. Perubahan iklim menjadi isu yang

secara langsung berpengaruh terhadap eksistensi banyak negara di Pasifik Selatan.

Kondisi kebanyakan negara yang dipenuhi oleh pulau-pulau kecil dan menyebar

secara tidak merata, menyebabkan perubahan iklim menjadi isu yang sangat sensitif

karena terancam tenggelamnya negara-negara di kawasan ini. Sebagai suatu

kawasan yang letak geografis dan kondisi internal negara yang tidak kondusif bagi

keberlanjutan kehidupan masyarakat di negara-negara Pasifik Selatan, tak heran

bila negara-negara dalam kawasan ini mendapat perhatian dari berbagai negara di

dunia dan lembaga-lembaga asing.139

Keterlibatan negara luar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di

negara-negara kawasan Pasifik Selatan menjadi peranan yang cukup penting karena

sebagian besar perkembangan negara-negara di kawasan ini bergantung pada

bantuan negara lain dan lembaga donor asing sebagai penggerak utama roda

pembangunan mereka. Bantuan negara asing disalurkan melalui berbagai bantuan

pembangunan, baik melalui jalur bilateral atau multilateral. Bantuan bilateral

banyak diberikan oleh negara-negara mantan penjajahnya, antara lain Amerika

Serikat, Inggris, Prancis, Australia dan New Zealand. Sedangkan bantuan

multilateral didominasi oleh masyarakat Eropa dan disalurkan melalui UNDP,

World Bank, dan Asian Development Bank. Berbagai bantuan yang disediakan oleh

139 Baiq L.S.W. Wardhani. 2015. Kajian Asia Pasifik: Politik Regionalisme dan Perlindungan

Manusia di Pasifik Selatan Menghadapi Kepentingan Negara Besar dan Kejahatan

Transnasional. Malang: Intrans Publishing, hal. 10-11.

83

negara-negara maju seperti Jepang dan Australia difokuskan pada bidang

pendanaan dan penanggulangan bencana. Begitu juga yang didapatkan oleh negara

Kiribati.140

3.1.1. Australia

Australia adalah negara yang paling berkepentingan di kawasan Pasifik

Selatan. Secara geografis, kepentingan Australia terhadap kawasan ini

disebabkan oleh posisi negara-negara Pasifik Selatan yang tersebar di sebelah

Utara dan Timur Australia. Bagi Australia, kawasan Pasifik Selatan penuh

kontradiksi. Kawasan ini sangat luas, namun berisi negara-negara kecil,

lemah namun berpengaruh, penting namun sering diabaikan. Posisi Pasifik

Selatan merupakan jalur pelayaran kapal-kapal dari arah Utara dan Timur (AS

dan Jepang) menuju Australia. Hal ini juga menimbulkan implikasi bagi

keamanan Australia.141

Ditinjau dari sejarahnya, sebagai bagian dari koloni Inggris percaturan

politik, sosial-ekonomi, dan pertahanan di kawasan Pasifik Selatan ini

sedikit-banyak dibentuk berdasarkan tatanan politik penjajahnya.

Sehubungan dengan penarikan diri Inggris dari kawasan Pasifik Selatan

merupakan keuntungan bagi Australia untuk mengendalikan kawasan ini.

Keterlibatan Australia di kawasan Pasifik Selatan cukup positif. Negara

Kangguru ini menunjukkan toleransi dan tanggung jawab regional di kawasan

ini. Hal ini ditunjukkan dengan dukungan Australia atas usaha negara-negara

140 Ibid. 141 Zulkifli Hamid. 1996. Sistem Politik Pasifik Selatan. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, hal. 75.

84

Pasifik Selatan dalam membentuk PIF dengan menjadi pendonor terbesar,

keterlibatan Australia dalam membantu menyelesaikan masalah internal

negara-negara Pasifik Selatan seperti RAMSI, dan memberikan dana bantuan

pada negara-negara dikawasan ini bagi pembangunan negara mereka.142

Dilihat dari segi kedekatan geografis, Australia memiliki makna yang

mendalam bagi Kiribati. Sebagai negara kecil di kawasan Pasifik Selatan,

Kiribati sangat bergantung pada Australia dalam hubungan perdagangan,

pendidikan, kesehatan, dan bantuan luar negeri. Australia memiliki hubungan

erat dan jangka panjang dengan Kiribati berdasarkan tujuan pembangunan

dan keamanan bersama. Australia adalah pendonor bantuan terbesar bagi

Kiribati. Bantuan Australia mencakup sekitar 33% dari total ODA143 ke

Kiribati. Australia berkomitmen untuk meningkatkan prospek ekonomi

Kiribati dan memperkuat ketahanan dan lingkungannya.144

Australia membantu Kiribati untuk membangun tenaga kerja terampil

melalui pelatihan dan beasiswa teknis dan kejuruan (Australia Awards).

Sebagai bentuk inisiatif dalam mobilitas tenaga kerja, Australia membangun

Pacific Seasonal Worker Programme dan Pacific Labour Scheme. Selain itu,

142 Philips Kitley, dkk. 1989. Australia di Mata Indonesia: Kumpulan Artikel Pers Indonesia 1973-

1988. Jakarta: PT. Gramedia, hal. 156-158. 143 ODA (Official Development Assistance) adalah alternatif pembiayaan dari pihak eksternal yang

dimanfaatkan untuk melaksanakan pembangunan sosial-ekonomi suatu negara. ODA merupakan

sarana untuk membantu negara-negara berkembang dan negara-negara miskin dalam rangka

peningkatan aktivitas perekonomian melalui bantuan teknis dan finansial serta bantuan lain terkait

kebutuhan negara penerima. Sumber pendanaan ODA berasal dari negara-negara pendonor. Dalam

hal ini beberapa negara yang menjadi pendonor ODA ke Kiribati antara lain; Australia, Selandia

Baru, Jepang, Kanada, Korea, Inggris, Italia, Amerika, dan lembaga-lembaga internasional

lainnya. 144 Overview of Australia’s Aid Program to Kiribati. Australian Government. Department of Foreign

Affairs and Trade, diakses dalam https://dfat.gov.au/geo/kiribati/development-

assistance/Pages/development-assistance-in-kiribati.aspx (11/8/2018, 16:00 WIB).

85

Pacific Microstates – Northen Australia Worker Pilot Program untuk

membangun populasi yang lebih sehat dan berpendidikan. Australia

bekerjasama dengan Pemerintah Kiribati untuk pelaksanaan reformasi

ekonomi di Kiribati guna membantu Kiribati memaksimalkan penggunaan

sumberdayanya serta membangun ketahanan ekonomi yang lebih besar.145

Australia juga bekerjasama dengan pemerintah Kiribati untuk

meningkatkan akses ke layanan pencegahan TB yang berkualitas dan layanan

kesehatan melalui South Tarawa Sanitation Improvement Sector Program.

Selanjutnya, dalam hal mengatasi masalah kesetaraan jender, keterlibatan

penyandang cacat dan ketahanan perubahan iklim, Australia dan Kiribati

bekerjasama membentuk The Pacific Women Shaping Pacific Development

Country Plan untuk Kiribati. Kemudian, dukungan Australia untuk mengatasi

masalah infrastruktur ekonomi yang mendesak melalui The Pacific Region

Infrastructure Facility. Hubungan bilateral yang dijalin Australia dan Kiribati

berdasarkan kerjasama regional dan internasional serta kerjasama keamanan

yang lebih luas sangat menguntungkan Kiribati. Kunjungan tingkat tinggi

yang rutin dilakukan untuk memantau kondisi pembangunan di Kiribati,

hingga mendukung program-program pemerintah Kiribati seperti Kiribati

Australia Nursing Initiative (KANI), National Adaptation Program of Action

(NAPA), termasuk juga Kiribati Adaptation Progam (KAP).146

145 Kiribati Country Brief. Australian Government. Department of Foreign Affairs and Trade,

diakses dalam https://dfat.gov.au/geo/kiribati/Pages/kiribati-country-brief.aspx (12/8/2018, 12:05

WIB). 146 Ibid.

86

Keberhasilan yang dicapai dalam KAP tidak terlepas dari bantuan

Australia dalam proses implementasinya. Pertama-tama, Australia adalah

negara pendonor bantuan pertama terbesar dalam KAP. Kiribati mendapat

bantuan dana hibah sebesar US$ 4.85 juta dari pemerintah Australia yang

ditandatangani pada 27 Juni 2006. Mayoritas dukungan Australia terhadap

adaptasi perubahan iklim di Kiribati adalah melalui KAP ini. Australia

mendesain kerusakan infrastruktur yang terjadi akibat perubahan iklim dan

meningkatkan fokus pada keterlibatan masyarakat. Keterlibatan Australia

melalui KAP untuk meningkatkan proses keterlibatan masyarakat terhadap

kepemilikan infrastruktur perubahan iklim dan mencegah vandalisme.147

Kontribusi Australia untuk program ini membantu meningkatkan

pengelolaan sumber daya air termasuk pasokan air desa, melalui peningkatan

infrastruktur, pemantauan kualitas air tanah dan meningkatkan sanitasi untuk

mengurangi pencemaran air tanah. Kurangnya keterlibatan dan kerjasama

antara masyarakat dan pemerintah menyebabkan penurunan terus menerus

pada cadangan air. Air tanah di Bonriki telah dipompa 17% lebih besar dari

perkiraan tingkat ekstraksi. Ancaman terhadap keberlanjutan cadangan air

selama masa kekeringan meningkat yang diperparah dengan kegiatan warga

yang menghambat proses salinasi yang menyebabkan kegagalan pasokan air

publik yakni penambangan pasir dan batu kerikil diatas cadangan air,

penggunaan lahan yang tidak sesuai pada cadangan air termasuk menggali

147 Reitaki. Joint Report on the Kiribati- Australia Partnership for Development Annual Talks 2011,

hal. 11, diakses dalam https://dfat.gov.au/about-us/publications/Documents/aus-kiribati-

partnership-development-report.pdf (10/8/2018, 13:47 WIB).

87

sumur terbuka, budidaya babi diatas lokasi cadangan air, tumbuh tanaman

yang digunakan sebagai pupuk kandang, polusi dan vandalisme.148

Dalam implementasinya untuk membantu Kiribati meningkatkan

ketahanan terhadap perubahan iklim, dalam pelaksanaan KAP-II Australia

mengganti 11 kilometer saluran air yang rusak dan meningkatkan akses ke air

minum yang aman. Pada Februari 2013, Australia memulihkan 40 kilometer

jalan utama ibukota Tarawa Selatan. Rehabilitasi jalan pesisir ini untuk

menahan naiknya permukaan air laut dan gelombang badai akibat perubahan

iklim.149

Gambar 3.2 Pengerjaan saluran air KAP-II150

148 Kiribati Adaptation Project Implementation Phase II (KAP II). Preparation of Water Master Plan

for Tarawa. AusAID, hal. 20-29. Diakses dalam

http://www.pacificwater.org/userfiles/file/VACANCY/Report%20Protection%20of%20Ground

water%20Reserve%20Bonriki%2027%20Aug%202008%5B1%5D.pdf (26/8/2018, 21:19 WIB). 149 Davina Wadley. Kiribati – Planning for the Future. Refugees International. June 5, 2013. Diakses

dalam https://www.refugeesinternational.org/blog/2013/6/5/kiribati-planning-for-the-future

(10/08/2018, 15:56 WIB). 150 Kiribati 2009. AusAID.

88

Risiko yang ditimbulkan karena mengkonsumsi air dari sumur rumah

tangga dalam statistik kesehatan dari klinik di Kiribati menunjukkan untuk

tahun 2005 43,5% dari populasi negara memiliki lebih dari 55% kasus diare

dan disentri. 31% penduduk Tarawa Selatan, memiliki lebih dari 54% kasus

diare dan disentri. Angka-angka ini menunjukkan bahwa, di komunitas atol,

populasi dengan kepadatan yang lebih tinggi dengan konsentrasi septic tank

dan lubang kakus menyebabkan insiden penyakit yang terbawa air lebih

tinggi.151

Karena kurangnya lahan yang tersedia untuk permukiman, Australia

merekomendasikan relokasi pemukiman dengan pembuatan rumah panggung

untuk kehidupan yang lebih baik. Agar masyarakat dapat hidup sehat area

ternak babi harus terjaga dalam jarak 10 meter dari rumah-rumah, dan dalam

jarak 20 sampai 30 meter dari rumah terpasang tanda air strip air pasang dan

pembangunan sumur hingga 50 meter. Pembangunan sumur harus dipisahkan

dengan jarak yang cukup dengan jalan serta pembangunan toilet umum agar

sumur tidak lagi terkontaminasi limbah.152

Australia juga menjalankan proyek-proyek jangka pendek untuk

mempromosikan keberlanjutan sumber daya air dengan membuat pentas

drama langsung di sekolah-sekolah, kuis radio, program televisi dan artikel

151 Tarawa Water Master Plan: Te Ran, Groundwater. Government of Kiribati. The National Water

and Sanitation Coordination Committee, hal. 45. Diakses dalam

http://climate.gov.ki/pdf/KAPII/KAPII%2520-

%2520Water%2520Master%2520Plan%2520Groundwater%2520-

%2520Government%2520of%2520Kiribati.pdf&xid=17259,15700022,15700124,15700149,157

00186,15700190,15700201&usg=ALkJrhiKCIyWnGDd1pjqLcsjGSJeTdFy_w (28/8/2018, 10:05

WIB). 152 Kiribati Adaptation Project Implementation Phase II (KAP II) , Op. Cit., hal. 9.

89

koran. Dari drama hidup yang berlangsung siswa dapat dengan mudah

berinteraksi. Kemudian kuis radio top-down yaitu staf KAP memberikan

pertanyaan kepada penelepon mengenai perubahan iklim misalnya apa itu

erosi pantai? Sedangkan pada koran staf KAP menulis artikel pendek untuk

memberikan informasi pembaruan tentang program yang dijalankan KAP.153

3.1.2. New Zealand

Selain Australia, New Zealand juga memiliki peranan penting di

kawasan Pasifik Selatan. Secara geografis New Zealand terletak di kawasan

Pasifik Selatan. New Zealand memandang kawasan Pasifik Selatan sebagai

wilayah strategisnya. Kawasan Pasifik Selatan merupakan jalur laut yang

strategis bagi New Zealand, disamping negara-negara di kawasan ini

merupakan protective shield bagi pertahanannya. Selain itu, New Zealand

adalah kekuatan besar di Pasifik Selatan. New Zealand mencari keamanan

militer di kawasan ini.154

New Zealand berperan banyak dalam mengembangkan kawasan ini,

terutama karena tingkat ekonominya yang mampu menopang kelangsungan

pembangunan negara-negara dalam kawasan. Keterlibatan New Zealand

dalam masalah pertahanan regional di Pasifik Selatan sudah dimulai sejak

berakhirnya PDII. New Zealand merasa punya tanggung jawab untuk

melindungi kawasan Pasifik Selatan. Negara-negara Pasifik Selatan bekerja

bersama-sama menyelesaikan isi-isu yang berkaitan dengan ekonomi dan

153 Hal. 36-37. 154 Zulkifli Hamid, Op. Cit., hal. 80.

90

lingkungan. Negara-negara Pasifik Selatan memandang New Zealand sebagai

kekuatan utama dan negara yang mampu memberi bantuan secara praktis.

New Zealand tidak hanya melakukan eksploitasi kekayaan alam, tetapi juga

membantu negara-negara dikawasan ini untuk mengelola perkembangan

negaranya.155

New Zealand memberikan sejumlah bantuan pembangunan untuk

mendukung pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan stabilitas kawasan.

Bantuan tersebut diberikan ke beberapa negara, yaitu Kepulauan Cook, Fiji,

Niue, Papua Nugini, Samoa, Kepulauan Solomon, Tokelau, Tonga, Tuvalu,

Vanutau termasuk juga Kiribati. Peranan New Zealand dalam masalah

keamanan regional sebagian besar didasarkan pada politik, ekonomi dan

sebagian lagi didasarkan pada kepentingan untuk memberi jaminan

keamanan. Setiap bantuan yang diberikan oleh New Zealand disepakati

adanya negosiasi bilateral yang dimaksudkan agar New Zealand dapat

mengontrol untuk keperluan apa saja dana itu dimanfaatkan. Hal ini untuk

menghindari penyalahgunaan dana bantuan pembangunan.156

Hubungan antara New Zealand dan Kiribati dimulai setelah Kiribati

merdeka yakni pada tahun 1979. Setiap tahun lebih dari 100 i-Kiribati datang

ke New Zealand untuk bekerja di industri holtikultura dan anggur dibawah

program Recognised Seasonal Employer Scheme. New Zealand bekerja

dengan nelayan Kiribati tentang pendidikan keselamatan dan perawatan

155 Baiq L.S.W. Wardhani, Op. Cit., hal. 52-54. 156 Ibid., hal. 55-58.

91

mesin dan menyediakan Personal Locator Beacons untuk memastikan

nelayan dapat ditemukan ketika tersesat di lautan. New Zealand membantu

meningkatkan legislasi dan peraturan maritim sesuai dengan standar

International Maritime Organisation dengan fokus program pada

keselamatan feri domestik di Kiribati.157

New Zealand juga membantu pelatihan bagi para pelaut, nelayan, dan

staf perhotelan untuk meningkatkan peluang kerja dengan Pacific Business

Mentoring Programme. New Zealand merehabilitasi lebih dari setengah

gardu listrik di Tarawa Selatan dan memfasilitasi pemasangan generator di

Rumah Sakit Betio. Kiribati adalah salah satu mitra dagang New Zealand.

Impor dari Kiribati mencapai $21.140 berfluktuasi dari tahun ke tahun.158

Kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di

Kiribati bermitra dalam Marine Training Centre (MTC) sebagai pusat

pelatihan kelautan Kiribati. MTC ini memberikan pelatihan untuk bekerja di

dek dan posisi teknik di kapal internasional sebagai fasilitator peluang kerja

masa depan bagi para pelaut. MTC adalah sumber pekerjaan sektor swasta

yang paling penting bagi i-Kiribati dan juga menghasilkan pendapatan devisa

yang signifikan. Penghasilan dari upah yang diperoleh di luar negeri

menyediakan sumber devisa bagi ekonomi Kiribati dan dukungan kepada

keluarga besar dan komunitas pelaut serta remitansi bagi keluarga di Kiribati.

157 Aid Partnership with Kiribati. New Zealand Foreign Affairs & Trade, diakses dalam

https://www.mfat.govt.nz/en/aid-and-development/our-work-in-the-pacific/kiribati/#vis

(5/9/2018, 17:54 WIB) 158 Ibid.

92

Relawan juga disediakan oleh New Zealand Volunteer Services Abroad

(VSA).159

Sebagai bagian dari Pasifik Selatan rasanya tak mungkin New Zealand

tidak terlibat dalam program-program pembangunan negara tetangganya.

New Zealand tentunya turut andil dalam mendukung Kiribati Adaptation

Program (KAP) sebagai bentuk komitmennya untuk tetap bersinergi dengan

negara-negara di kawasan Pasifik Selatan. Dana hibah untuk pengembangan

proyek senilai US$310.216 dari NZAID ditandatangani pada tanggal 4

September 2006.160

Pada Mei 2008 New Zealand mengembangkan workshop tambahan

terhadap penelitian air dan atmosfer pada wilayah pesisir untuk menentukan

prediksi perubahan iklim sebagai bentuk keluaran KAP-II. Kemudian

dilanjutkan dengan pembangunan seawalls di 23 lokasi sekitar garis pantai.161

Semua potensi yang dapat meningkatkan persediaan air bersih digunakan

dalam KAP termasuk desalinasi. Secara umum disepakati bahwa dari semua

159 Kiribati Marine Training Centre (MTC). Partnerships for the SDGs. Diakses dalam

https://sustainabledevelopment.un.org/partnership/?p=7942# (15/9/2018, 16:33 WIB). 160 International Monetary Fund. 2009. Kiribati: 2009 Article IV Consultation: Staff Report; Public

Information Notice on the Executive Board Discussion; and Statement by the Executive Director

for Kiribati. Washington, D.C: International Monetary Fund, hal. 5-6, diakses dalam

https://books.google.co.id/books?id=emI9ztwvNoYC&pg=PA31&lpg=PA31&dq=Australia+hel

p+kiribati+adaptation+program+KAP&source=bl&ots=VLsu9wiRk_&sig=ZvKB-

In5JHtL5N7F4MWDJOeas6E&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjinPi8_OjcAhUPXSsKHc0YBtIQ

6AEwDnoECAAQAQ#v=onepage&q=Australia%20help%20kiribati%20adaptation%20progra

m%20KAP&f=true (13/8/2018, 10:23 WIB). 161 Kiribati Adaptation Project Phase II: Climate Information for Risk Management. Coastal

Calculator Operational Handbook. April 2010. NIWA, diakses dalam

http://climate.gov.ki/pdf/KAPII/KAPII - Information for Climate Risk Management - COASTAL

CALCULATOR OPERATIONAL HANDBOOK - Government of Kiribati - Apr 2010.pdf

(26/8/2018, 20:35).

93

teknik desalinasi yang tersedia, sistem desalinasi reserve osmosis merupakan

sistem yang paling ekonomis dari semua metode desalinasi.162

Sebagai bagian dari komponen air KAP-II, NZAID telah melakukan

survei dan memasang lubang bor di seluruh pulau di North Tarawa sejak

Desember 2010 guna untuk memantau agar dapat dijadikan sumber pasokan

air. Dalam KAP-III, New Zealand dibantu GEF bertindak sebagai pengontrol

setiap aset konstruksi yang dibangun pada KAP-II. Implementasi dalam

KAP-II dipantau setiap tiga bulan dan dilaporkan ke World Bank dan

pemerintah Kiribati. Controlling ini digunakan untuk memutuskan perluasan

project KAP-III menindaklanjuti pembangunan pada KAP-II apakah memang

cocok di terapkan di Kiribati, jika iya KAP-III melanjutkan expansi pada

KAP-II. Jika tidak, pada project KAP-III akan merubah struktur konstruksi

yang telah di implementasikan pada KAP-II agar lebih efektif untuk

mengurangi kerentanan Kiribati dari dampak perubahan iklim.

3.1.3. Jepang

Meskipun kecil dalam jumlah penduduk dan rendah dalam

pembangunan ekonomi, kawasan Pasifik Selatan memiliki arti strategis.

Sekalipun letak Pasifik Selatan yang jauh dari Jepang tidak berarti bahwa

Jepang tidak menaruh perhatian pada kawasan ini. Sejak abad ke-17 Jepang

telah memiliki ikatan yang signifikan dengan Pasifik Selatan. Dalam

sejarahnya sejak Perang Dunia I Jepang telah menguasai Palau, Kepulauan

162 Tarawa Water Master Plan: 2010-2030. Government of the Republic of Kiribati. December

2010. The Australian National University, hal. 23. Diakses dalam http://www.climate.gov.ki/wp-

content/uploads/2013/03/Tarawa-Water-Master-Plan-2010.pdf (27/8/2018, 22:27 WIB).

94

Mariana Utara, Kepulauan Marshall dan the Federated States of Micronesia

serta memperluas ikatannya ke Polynesia dan Melanesia.163

Kehadiran Jepang di kawasan ini bukan untuk menguasai teritorinya,

melainkan menjadi pemain ekonomi dan perdagangan. Sebagai kekuatan

global, Jepang berkepentingan mempertahankan hubungan baik dengan

negara-negara Pasifik Selatan dengan alasan; Pertama, wilayah Pasifik

Selatan merupakan jalur komunikasi maritim Jepang, sehingga Jepang

berkepentingan mengamankan akses di jalur-jalur maritim tersebut. Kedua,

Jepang berharap mendapat dukungan dari negara-negara di kawasan ini disaat

Jepang memerlukan bantuan suara di Sidang Umum PBB. Ketiga, kawasan

Pasifik Selatan merupakan jalur vital kelautan yang menghubungkan Jepang

dengan mitra dagangnya di seluruh dunia. Ketika negara-negara Pasifik

Selatan merdeka, sejak saat itu Jepang mulai menawarkan bantuan bilateral

yang berbentuk hibah untuk berbagai proyek infrastruktur bagi negara-negara

di kawasan ini.164 Perkembangan lainnya adalah besarnya perhatian

pengusaha-pengusaha Jepang terhadap pariwisata di kawasan ini. Para

pengusaha Jepang banyak yang menanamkan modalnya untuk pembangunan

hotel, resort, serta fasilitas-fasilitas kepariwisataan lainnya di negara-negara

Pasifik Selatan.165

Peran Jepang sebagai negara pendonor sangat penting bagi Kiribati.

Sejak tahun 1986, Jepang telah memberikan bantuan keuangan kepada

163 Baiq L.S.W. Wardhani, Op. Cit., hal. 62. 164 Ibid., hal. 65. 165 Zulkifli Hamid, Op. Cit., hal. 98.

95

Kiribati. Bantuan Jepang pada umumnya diberikan dalam bentuk bantuan

bilateral. Kiribati memperoleh bantuan keuangan dalam bentuk hibah dan

kerjasama teknik, tanpa ada bentuk bantuan yang bersifat pinjaman.166 Proyek

besar yang pertama kali dijalankan Jepang dan Kiribati yaitu rehabilitasi

terminal dan fasilitas pelabuhan di Betio yang dilanjutkan dengan

pembangunan pelabuhan di Kepulauan Line, Banaba serta 21 bandara.

Relawan juga disediakan oleh Japan International Cooperation Agency

(JICA).

Setiap tahunnya lebih dari seratus nelayan Kiribati bekerja di sektor

perikanan Jepang. Mereka bekerja di kapal-kapal ikan milik Jepang. Jepang

adalah pasar ekspor utama bagi negara Kiribati. Kiribati memiliki struktur

ekspor yang terkonsentrasi pada ikan dan krustasea, serta lemak dan minyak

nabati menghasilkan sekitar 70 persen dari pendapatan ekspor barang

dagangan. Jepang adalah pasar ekspor terbesar untuk Kiribati, mengimpor

tuna sirip kuning dan cakalang atau bonito. Ekspor tuna sirip kuning beku

(kode komoditas Jepang 030342) dan tuna mata besar beku (030343).167

166 Ibid., hal. 99-100. 167 Ex-ante Impact Assessment of Likely Consequences of Graduation of the Republic of Kiribati

from the Least Developed Country Category. Department of Economic and Social Affairs

Secretariat of the Committee for Development Policy. United Nations, New York, October 2008,

hal. 8-10.

96

Tabel 3.1

Data Ekspor Kiribati ke Jepang168

US$ thousand 2004 2005 2006

Average 2004-2006

Value %

Australia 191 388 1.178 586 6.5

Fiji 0 599 134 244 2.7

Japan 5.387 1.256 2.127 2.923 32.6

New Zealand 198 0 0 66 0.7

Samoa 309 0 0 103 1.1

Products 2004 2005 2006

Average 2004-2006

Value %

Fish and

crustaceans,

molluscs

and oher

aquatic

intervebrates

Total 7.222 2.709 4.448 4.793 53.4

030110 931 1.109 858 966 10.8

030342 1.862 410 1.431 1.234 13.8

030343 4.429 805 1.631 2.288 25.5

Coconuts,

other than

desiccated

080119 309 526 123 319 3.6

Oil seeds

and

oleaginous

fruits

120300 1.177 - - 392 4.4

Coconut

(copra) oil,

crude

151311 1.592 2.371 1.872 1.945 21.7

168 Ibid., hal. 9-10.

97

Program Jepang untuk Kiribati juga berlabuh dalam inisiatif regional

yang memiliki tujuan utama pada pengembangan masyarakat yang mampu

dalam pembangunan berkelanjutan. Bantuan pembangunan Jepang ke

Kiribati berpusat pada pengembangan infrastruktur ekonomi (pemeliharaan

pelabuhan, perbaikan jalan, peningkatan pasokan tenaga listrik, dan lain lain)

dan bagian produksi, khususnya perikanan. Prinsip dasar yang mendasari

ODA Jepang bagi negara Kiribati adalah untuk mendukung strategi

pembangunan Kiribati, dengan penekanan khusus pada pertumbuhan,

pembangunan berkelanjutan dan pemerintahan yang baik. Selain itu, Jepang

mengakui fakta bahwa Kiribati adalah negara terbelakang, dengan wilayah

daratan yang sangat kecil, sejumlah pulau yang tersebar di wilayah yang luas

dan sangat jauh dari pasar internasional. Jepang juga mencatat bahwa karena

kondisi tanah yang buruk, Kiribati perlu menempatkan perikanan dan

kegiatan kelautan lainnya sebagai inti dari strategi pembangunan ekonomi.

Bantuan Jepang ke Kiribati, bagaimanapun, hanya terdiri dari hibah dan

kerjasama teknis.169

Dalam proses implementasi Kiribati Adaptation Program (KAP),

Pemerintah Jepang menyumbang dana sebesar US$ 1.8 juta. Dana bantuan

yang diberikan menempatkan Jepang sebagai negara donor terbesar kedua.

Proyek ini ditandatangani Jepang pada 19 Februari 2003.170

169 Ibid., hal. 23. 170 International Monetary Fund, Loc. Cit.

98

Infrastruktur di Kiribati umumnya belum sempurna. Banyak jalan lintas

sebagai penghubung diantara pulau-pulau hancur akibat gelombang pasang.

Pada tahun 2008 jalan di Betio dan Bairiki ditingkatkan dengan bantuan

Jepang. Kiribati memiliki sekitar 640 kilometer (398 mil) jalan yang cocok

digunakan untuk kendaraan bermotor sebagai penghubung Tarawa dan

Kiritimati yang juga selanjutnya bermanfaat bagi sistem retilukasi yang luas

untuk air dan saluran pembuangan serta listrik untuk seluruh Tarawa.171

Karena kepadatan air tawar lebih sedikit dari air asin, air tawar

mengapung membentuk lensa air tawar. Jepang mencetuskan sistem pompa

air yang baru dengan pemompaan air horizontal bawah tanah melalui pipa

poliuretan didalam lensa air yang dinamakan gallery pumping. Strategi

prioritas dari Jepang terkait sanitasi menggunakan pompa air/pipa untuk

mendapatkan air dari sumber yang bagus ke pemukiman warga, melindungi

sumur dengan tidak membangun sumur terbuka, konservasi air dirumah dapat

dengan membuat sistem pemanenan air hujan diatap rumah, membangun

toilet, konservasi air dalam sistem perpipaan serta memasang tangki air

hujan.172

Dalam pembangunan seawalls, semua seawalls harus dibangun pada

kemiringan 40 derajat untuk mengurangi kekuatan ombak. Pembangungan

dinding vertikal menyebabkan seawalls mudah terkikis di dasarnya.

171 Environmental Management Plan. Republic of Kiribati: Office of the President Kiribati

Adaptation Programme- Phase III. Februari 2011, hal. 19. 172 National Water Resources Policy: Water for Healthy Communities, Environments and

Sustainable Development. November 2008. Government of the Republic of Kiribati, hal. 4.

Diakses dalam https://www.sprep.org/att/IRC/eCOPIES/Countries/Kiribati/94.pdf (27/8/2018,

15:17 WIB)

99

Selanjutnya, ada kontruksi yang berbeda dari pembangunan seawalls yakni

penambahan tetrapoda173 untuk memecahkan dampak dari gelombang. Ini

telah digunakan untuk melindungi Pelabuhan Betio. Ide yang berasal dari

Jepang ini digunakan lagi dalam implementasi KAP-II.174

3.2 Keterlibatan Organisasi Internasional

Seperti yang telah diketahui bahwa walaupun di panggung politik

internasional negara-negara Pasifik Selatan perannya tidak menonjol, kawasan ini

telah menarik perhatian banyak kekuatan besar untuk memanfaatkan wilayah ini

dengan tujuan dan kepentingannya masing-masing. Sejak tahun 1980 Kiribati telah

meminta bantuan internasional untuk negaranya. Kiribati aktif berpartisipasi di

lingkungan internasional terutama pada proses dan negosiasi PBB. Hal ini

dikarenakan bantuan internasional merupakan bagian penting dalam perkembangan

negara Kiribati. Organisasi internasional yang terlibat dalam KAP antara lain World

Bank dan Global Environment Facility (GEF). Dalam implementasinya, KAP

mempekerjakan beberapa konsultan dan penasehat teknis internasional yang

memiliki banyak pengaruh terhadap kegiatan KAP.

3.2.1 World Bank

Kiribati mulai tergabung dalam anggota World Bank pada tahun 1986.

Sejak saat itu, bantuan World Bank terdiri dari berbagai bantuan inisiatif

regional dan pengembangan program fasilitas lingkungan global (GEF)

tentang adaptasi perubahan iklim.175

173 Blok beton besar untuk melindungi dinding belakang seawalls. 174 Kiribati Adaptation Programme (Phase II). Consulting Citizens of Kiribati: An Operational

Manual. 28 December 2008, hal. 34-42. 175 International Monetary Fund, Loc. Cit.

100

Bantuan World Bank ke Kiribati dipandu oleh prioritas pemerintah

Kiribati itu sendiri yang diartikulasikan dalam program-program pemerintah

Kiribati seperti National Development Strategies 2004-2007, Pacific

Regional Engagement Framework 2006-2009 yang berfokus dalam

membantu negara untuk mempersiapkan dampak perubahan iklim dan

naiknya permukaan air laut yang diakui pemerintah memiliki potensi

konsekuensi pada ketahanan negara termasuk juga dalam Kiribati Adaptation

Program (KAP).

Kiribati Adaptation Program (KAP) adalah program pertama yang

dikelola oleh World Bank untuk mengintegrasikan perubahan iklim

sepenuhnya dengan tujuan utama pada kegiatan pengembangan dan investasi.

Bantuan dana untuk mendukung pengembangan dan implementasi KAP

ditandatangani World Bank pada 6 Juli 2006. Dana sejumlah sekitar US$ 7.7

juta semua untuk persiapan dan implementasi KAP.176

KAP-I memiliki dua tujuan besar yaitu mengutamakan adaptasi ke

dalam perencanaan ekonomi nasional dan merancang fase penerapan KAP-

II. Sebelum memulai KAP-I, Kiribati telah melakukan penelitian substansial

mengenai kerentanan dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Pada saat KAP-

I dilaksanakan, studi mengenai implikasi ekonomi dari perubahan iklim telah

diselesaikan oleh World Bank dan ada dasar yang memadai dalam penerapaan

176 Kiribati Adatation Program Phase II. The World Bank. 4 April 2015, diakses dalam

http://www.worldbank.org/en/results/2012/04/16/kiribati-adaptation-program-phase-2

(18/8/2018, 14:19 WIB)

101

perencanaan ekonomi nasional.177 Bantuan World Bank dalam KAP berfokus

pada pendanaan dan pengawasan pada setiap proyek yang dijalankan. Setiap

desain harus melalui persetujuan World Bank dan Pemerintah Kiribati

sebelum dijalankan.

Dalam KAP-II sebagai bagian dari manajemen sistem pasokan air yang

efektif, World Bank mengidentifikasi sistem deteksi kebocoran dan kontrol

kerja untuk menentukan tingkat kebocoran yang tinggi pada pipa distribusi

air bersih di Tarawa Selatan.178

Dalam KAP-III World Bank melakukan pengawasan terhadap daerah

yang dilindungi dan tanaman obat tradisional dengan desain yang ramah

lingkungan, keselamatan proyek untuk menghindari kecelakaan selama dan

setelah pembangunan proyek air dan pesisir, warisan budaya untuk

menghindari hal yang serius pada kerusakan budaya (misalnya selama

berjalannya proyek menganggu upacara adat atau penguburan yang sedang

berlangsung), kekhawatiran pada komunitas dan sosial untuk meminimalkan

dampak sosial dari relokasi atas pemukiman warga serta kerusakan pada

kepemilikan pribadi atau komunitas.179

177 Lesson Learned From The Kiribati Adaptation Program: Improving Climate Risk Management

By Linking Bottom-Up Participation with National Economic Planning, Loc. Cit. 178 Unaccounted for Water and Leakage Assessment: Prepared for KAP II Project. Tarawa, Republic

of Kiribati. August 2010, hal. 1. Diakses dalam http://climate.gov.ki/pdf/KAPII/KAPII -

Assessment of unaccounted for water and leakage - Government of Kiribati.pdf (26/8/2018, 15:59

WIB) 179 Environmental Management Plan, Op. Cit., hal. 37-39.

102

3.2.2 Global Environment Facility (GEF)

Fasilitas Lingkungan Global atau Global Environment Facility (GEF)

merupakan organisasi lingkungan yang memberikan hibah dana bagi

kegiatan-kegiatan konservasi dan lingkungan di negara-negara berkembang.

GEF dibentuk pada tahun 1992 oleh Bank Dunia bersama UNDP dan UNEP.

Sejak saat itu, GEF telah menyediakan lebih dari US$ 17.9 milyar dalam

bentuk hibah dan memobilisasi tambahan US$ 93.2 milyar dalam pendanaan

bersama untuk lebih dari 4.500 proyek di 170 negara. Saat ini, GEF adalah

kemitraan internasional dari 183 negara, lembaga internasional, organisasi

masyarakat sipil dan sektor swasta yang menangani masalah lingkungan

global.180

Kiribati tergabung dalam GEF pada 5 November 1994. Kerjasama

diawali dengan program National Biodiversity Strategy and Action Plan

(NBSAP) pada tahun 1998. Rancangan proyek mengkatalisis intervensi

pengelolaan ekosistem yang komprehensif yang mengintegrasikan tujuan

ekologi, ekonomi dan sosial untuk mencapai berbagai manfaat lokal, nasional

dan global, terutama dalam kaitannya dengan ekosistem pesisir dan laut

Kiribati (seperti terumbu karang). Sumber daya laut umumnya dianggap

berlimpah di Kiribati. Keadaan kelimpahan ini tergantung pada kesehatan

karang, yang sebagian ditentukan oleh dampak suhu yang lebih tinggi pada

kondisi fisik karang. Pemutihan karang telah diamati di beberapa bagian

180 About Us. Global Environment Facility, diakses dalam https://www.thegef.org/about-us

(17/8/2018, 16:37 WIB).

103

Kiribati, termasuk Kepulauan Gilbert, terutama selama El Nino episode, yang

sudah menampilkan suhu permukaan laut yang lebih tinggi ketika perubahan

iklim berlangsung. Dengan bantuan GEF, Kiribati menyiapkan NBSAP untuk

mendukung pengelolaan ekosistem terpadu yang lebih baik dalam

menghadapi perubahan iklim.181

Kiribati dan GEF juga bekerjasama dalam pembangunan Phoenix

Island Protected Area (PIPA) sebagai upaya konservasi laut. PIPA

merupakan investasi bagi spesies yang berharga dalam kawasan lindung laut.

Pemahaman tentang siklus hidup tuna yang lebih baik yang berkontribusi

pada pengelolaan stock ikan dan menyelamatkan lautan dari penangkapan

ikan berlebihan serta keamanan pangan dan juga sebagai laboratorium laut

alami untuk mempelajari dampak peningkatan suhu pada karang dan

kehidupan laut. PIPA adalah rumah bagi burung dan tanaman langka

sementara laut adalah ekosistem terumbu karang yang harus dijaga. Proyek

ini juga memberantas tikus yang telah menghancurkan spesies darat.182

GEF juga mendukung program National Action Program (NAP),

Sustainable Land Management (SLM) tentang penelitian sosio-ekonomi

yang dilakukan untuk pengujian kualitas air, tangkapan air, pengelolaan

limbah dalam pertanian organik dan degradasi lahan.183 Persistent Organic

181 Project Executive Summary. GEF Council Work Program Submission. Diakses dalam

https://www.thegef.org/project/kiribati-adaptation-program-pilot-implementation-phase-kap-ii

(21/9/2018, 19:32 WIB). 182 Rising Phoenix: the GEF's Contribution to Sustainable Development in Kiribati. Global

Environment Facility. Investing in our Planet. Diakses dalam https://www.thegef.org/news/rising-

phoenix-gefs-contribution-sustainable-development-kiribati (22/9/2018, 14:22 WIB). 183 Land, Learning, and Life in Kiribati. Global Environment Facility. Investing in our Planet.

Diakses dalam https://www.thegef.org/news/land-learning-and-life-kiribati (22/9/2018, 14:31

WIB).

104

Pollutants (POPs) tentang manajemen bahan kimia, pengelolaan limbah yang

sehat karena sejumlah bahan kimia yang tidak diinginkan diidentifikasi dalam

kawasan ini terutama obat nyamuk bakar, aktivitas militer Inggris di Kiribati

sebelum kemerdekaan dan penambangan fosfat di masa lalu mungkin

meninggalkan residu POPs, pembakaran sampah, kendaraan bermotor dan

kapal.184

GEF juga berkontribusi mengurangi ketergantungan Kiribati pada

minyak impor untuk pembangkit listrik dalam rangka meningkatkan

keamanan energi dan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari

penggunaan bahan bakar solar untuk pasokan listrik jaringan di Kiribati. GEF

menjadi katalisator bagi substitusi pembangkit listrik berbasis diesel untuk

jaringan Tarawa Selatan dengan pasokan listrik PV surya yang terhubung

dengan jaringan listrik.185 Program GEF dan Kiribati lainnya National

Capacity Self-Assessment for Global Environment Management (NCSA),

National Adaptation Programme of Action (NAPA), dan lain sebagainya.

KAP ditandatangani GEF pada 1 Juni 2004. Tujuan GEF membantu

proyek KAP adalah untuk membangun kapasitas adaptasi bagi komunitas di

Kiribati untuk memastikan ketahanan pangan dibawah kondisi perubahan

iklim. GEF mengeluarkan hibah US$ 3 juta untuk mendukung implementasi

184 Enabling Activities for the Stockholm Convention on Persistent Organic Pollutants (POPs):

National Implementation Plan for Kiribati. Global Environment Facility. Investing in our Planet.

Diakses dalam https://www.thegef.org/project/enabling-activities-stockholm-convention-

persistent-organic-pollutants-pops-national-14 (22/9/2018, 15:00 WIB). 185 PAS: Grid Connected Solar PV Central Station Project. Global Environment Facility. Investing

in our Planet. Diakses dalam https://www.thegef.org/project/pas-grid-connected-solar-pv-central-

station-project (22/9/2018, 15:37 WIB).

105

KAP di Kiribati. Hasil keluaran konsultasi nasional pada KAP-I

menunjukkan lebih dari 83% responden menginginkan informasi tentang

perubahan iklim disampaikan oleh stasiun radio pemerintah Kiribati.

Hasilnya menunjukkan radio pemerintah sejauh ini merupakan cara

penyebaran informasi yang paling efektif biaya dan mendidik masyarakat

tentang perubahan iklim.186

Dalam implementasi KAP-II, GEF mengembangkan Sistem Peringatan

dini dan Sistem Informasi Iklim yakni dengan mengidentifikasi daerah kritis

agro-ekologi, hidrologi dan pesisir yang berkaitan dengan mata pencaharian

penduduk; penggunaan radio dan TV untuk penyebaran infomasi risiko iklim,

perkiraan musim terkait dengan produksi pangan dan peringatan peristiwa

ektrem; beralih ke kultivar yang berbeda untuk ketahanan pangan yang baru

selama masa kekurangan di tingkat masyarakat karena dampak kekeringan

atau ganggungan transportasi penyuplai pangan oleh badai.187

Survey yang dilakukan pada KAP-I menunjukkan bahwa kekurangan

stock ikan adalah salah satu dari empat perubahan utama yang terjadi akibat

dampak perubahan iklim. Tiga lainnya adalah erosi pantai, sinar matahari

meningkat dan lebih intens, dan kenaikan permukaan air laut. Erosi pantai

dapat menyebabkan sedimentasi pada terumbu karang. Sinar matahari yang

intens telah mempengaruhi banyak karang yang mati. Setiap peningkatan

186 Kiribati Adaptation Programme (KAP) Stage II: Baseline Study Report 2008. National

Consultant Baseline Survey. September 2008, hal. 5. Diakses dalam

http://www.climate.gov.ki/wp-content/uploads/2013/05/Survey-of-public-attitudes-to-climate-

change-baseline-study.pdf (27/8/2018, 13:19 WIB). 187 Kiribati. Climate Change Adaptation, UNDP. Diakses dalam http://adaptation-

undp.org/explore/micronesia/kiribati (26/8/2018, 14:28 WIB).

106

suhu di perairan pantai dapat mempengaruhi pergerakan ikan dan mengurangi

tingkat produktivitas ikan. Ikan adalah makanan utama bagi i-Kiribati.

Kesehatan terumbu karang dikaitkan dengan kelimpahan ikan. Untuk

membantu dalam mempertahankan tingkat persediaan ikan yang

berkelanjutan GEF membangun terumbu karang buatan agar dapat

menetralkan dampak perubahan iklim yang mengurangi produktivitas stok.188

Dalam uraian pembahasan mengenai model kerjasama dan keterlibatan

internasional dalam implementasi Kiribati Adaptation Program (KAP)

diatas, dapat digambarkan dalam skema berikut ini:

Bagan 3.1

Model kerjasama dan keterlibatan internasional dalam implementasi Kiribati

Adaptation Program (KAP)189

188 Republic of Kiribati: National Adaptation Program of Action (NAPA), Op. Cit., hal.13. 189 Diolah dari berbagai sumber.

Kiribati Adaptation

Program (KAP)

Aktor Negara

Australia New Zealand Jepang

Organisasi Internasional

World BankGlobal

Environment Facility (GEF)