Upload
lamngoc
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Wilayah Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Pekiringan 02
Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Alamat sekolah terletak di Jalan Beji,
Desa Pekiringan Kecamatan Talang Kabupaten Tegal Kode Pos 52193.
SD Negeri Pekiringan 02 memiliki kelas pararel A dan B pada tiap jenjang
kelasnya. Kelas pararel akan memudahkan peneliti untuk melakukan
penelitian kuantitatif (eksperimen), sebab kelas pararel ini dapat menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol, tentuhnya dengan standar sekolah yang
sama.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan salah satu syarat adanya sebuah penelitian.
Populasi menurut Sugiyono (2012 : 117) adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan populasi menurut Sudjana
(2005 : 6) adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
ataupun pengukuran, kuantitatif, maupun kualitatif mengenai
35
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
36
karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan
jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya
Populasi dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan,
populasi merupakan seluruh objek ataupun subjek dalam penelitian
yang dapat diambil nilainya dan diteliti secara kuantitatif maupun
kualitatif (sekalipun terdapat perbedaan makna). Populas dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV A dan B di SD Negeri
Pekiringan 02 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal Tahun Ajaran
2012/2013. Anggota populasi terdiri dari dua kelas, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dalam tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1
Jumlah populasi penelitian
Kelas A B Jumlah
IV 32 30 62
Sumber : Daftar siswa SD Negeri Pekiringan 02
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi, sampel diambil secara
acak untuk mempermudah dalam meneliti suatu populasi. Sampel
menurut Sugiyono (2012 : 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel menurut
Sudjana (2005 : 6) Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi.
Pendapat tentang sampel diatas dapat ditarik kesimpulan, sampel adalah
bagian kecil dari jumlah populasi yang mempunyai karakteristik dalam
penelitian.
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
37
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IVA dan
IVB SD Negeri Pekiringan 02. Karena populasi terdiri dari dua kelas,
maka teknik pengambilan sampel dipilih menggunakan teknik
pengambilan sampel acak pada tiap area (cluster random sampling)
ada juga yang menyebutnya dengan cluster random samping, teknik ini
digunakan dalam menentukan kelas ekperimen dan kelas kontrolnya.
Teknik pengembilan sampel yang menggunakan cluster random
sampling menurut Sugiyono (2012 : 121) cluster random sampling atau
sampel area, adalah teknik sampel bila obyek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas. Teknik ini memungkinkan seluruh siswa kelas
IV A dan kelas IV B SD Negeri Pekiringan 02 memiliki kesempatan
untuk menjadi sampel.
Pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling
melalui dua tahapan, yaitu tahap pertama menentuhkan sampel yang
akan mewakili tiap-tiap kelas, dan tahap kedua menentuhkan anak-anak
yang telah mewakili tiap-tiap kelas tersebut untuk menjadi sampel.
C. Definisi Operasional
Berdasarkan pemilihan judul, dan untuk menghindari perbedaan
pandangan dan kesalahan penafsiran istilah yang digunakan pada penelitian
ini, perlu adanya definisi operasional variabel dari variabel yang diteliti,
meliputi hal-hal berikut :
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
38
1. Model Belajar Team Game Tournament (TGT)
Model belajar Team Game Tournament atau yang biasa disebut
TGT merupakan model pembelajaran yang memadukan antara tim,
permainan, dan pertandingan. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT
ini akan membantu siswa dalam menanamkan Disiplin.
2. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar matematika adalah tingkat pencapaian seorang
individu (siswa) dalam proses belajar yang dilakukannya, khusus untuk
penelitian ini prestasi belajar yang terdapat di peroleh dari mata
pelajaran matematika materi FPB dan KPK kelas IV semester I.
3. Disiplin
Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Disiplin dapat di
tumbuhkan dengan penanaman kebiasan yang mematuhi peraturan yang
dirancang, agar mampu menghadapi tuntutan dari lingkungan. Disiplin
pada penelitian ini mengacu sikap disiplin dalam 18 pendidikan budaya
dan karakter, antara lain : Menaati peraturan sekolah dan kelas,
berpakaian sopan dan rapi, serta selalu mengajak teman menjaga
ketertiban kelas
D. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah perencanaan penelitian dari awal hingga
akhir penelitian. Menurut Sukardi (2009 : 183) desain penelitian adalah
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
39
semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian. Secara sempit desain penelitian diartikan sebagai penggambaran
secara jelas tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan analisis
data sehingga peneliti maupun pembaca mempunyai gambaran tentang
keterkaitan antara variable yang ada dalam konteks penelitian dan apa yang
akan dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian.
Variabel penelitian merupakan unsur yang diteliti dalam penelitian.
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2012 : 61) adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedangkan menurut Kerlinger (Sugiyono, 2012 : 61)
menyatakan variabel adalah konstak (constructs) atau sifat yang akan
dipelajari. Variabel penelitian dalam penelitian ini terdapat tiga variabel
yang diteliti yaitu :
1. Variabel bebas : a) Model pembelajaran kooperatif tipe TGT
b) Model pembelajaran langsung
2. Variabel terikat : Prestasi belajar
3. Variabel moderator : Disiplin
Analisis data penelitian menggunakan analisis varian (anova) dua jalur
atau two way anova. Analisis varian atau dalam bahasa Inggrisnya disebut
dengan analysis of varians selanjutnya disebut dengan anova merupakan
teknik analisis statistik yang dikembangkan dan diperkenalkan pertama kali
oleh R.A. Fisher. Menurut Furqon ( 2009 : 198) menyatakan :
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
40
anova dapat juga dipahami sebagai perluasan dari uji-t sehingga
penggunanya tidak terbatas peda pengujian perbedaan dua buah rata-rata
populasi, namun dapat juga untuk menguji perbedaan tiga buah populasi
atau lebih sekaligus.
Subana, Moersetyo dan Ruhadi (2000 : 181) menambahkan Analysis of
Varians dipakai jika terdapat tiga perlakuan atau lebih yang diuji
keberadaan satu dan yang lainnya (misal paling baik sampai ke yang kurang
baik). Riduwan (2009 : 189) berpendapat anova merupakan bagian dari
metoda analisis statistika yang tergolong analisis komparatif (perbandingan)
lebih dari dua rata-rata.
Anova dua jalur menurut Subana, Moersetyo dan Ruhadi (2000 : 187)
merupakan, anova satu jalur yang setiap perlakuannya dibagi menjadi
beberapa kategori. Pengertian Anova dua jalur atau analisis varian
klasifikasi ganda/dua jalan di perjelas oleh Sugiyono (2011 : 183) sebagai
berikut :
analisis varian klasifikasi ganda/dua jalan/ tiga jalan dst, merupakan
teknik statistik inferensial parametris yang digunakan untuk menguji
hipotesis komparatif lebih dari dua sampel (k sampel) secara serempak
bila setiap sampel terdiri atas dua kategori atau lebih.
Penggunaan anova dua jalur menurut Riduwan (2009 : 201) adalah
untuk menguji hipotesis perbandingan lebih dari dua sampel dan setiap
sampel terdiri atas dua jenis atau lebih secara bersama-sama. Dalam ini
terdapat tiga hipotesis yang akan diuji. Penggunaan anova dua jalur menurut
Subana, Moersetyo dan Ruhadi (2000 : 187) mempertimbangkan dua vaktor
yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan (dispersi) dan nilai-nilai
yang dihitung dengan standar deviasi atau varians. Penjelasan-penjelasan
anova dua jalur tersebut dapat disimpulkan bahwa anova dua jalur adalah
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
41
analisis statistik yang digunakan untuk menguji dua buah perlakuan atau
lebih yang didalamnya terdapat dua buah kategori atau lebih. Langkah
dalam pengujian hipotesis dengan anova dua jalur di gambarkan oleh
Sugiono (2011 : 192) seperti gambar 3.1 berikut ini.
Gambar 3.1 : Langkah dalam Pengujian Hipotesis dengan
Anova Dua Jalur (Sugiono, 2011 : 192)
Menghitung JK ant =
JK Kol + JK bar + JK int.
dk = m – 1
Menghitung JK tot, dengan rumus
yang telah ada, dk = N – 1
1
Menghitung JK dal = JK tot –
(JK kol + JK bar + JK int).
dk dal = (N – k.b)
5
2
Menghitung JK kol.
dk kol = k – 1
3
Menghitung JK bar.
dk bar = b - 1
4
Menghitung JK int.
dk int – dk kol x
dk bar
7
MK kol =
JK kol : dk kol
8
MK bar =
JK bar : dk bar
9
MK int =
JK int : dk int
6
MK dal =
JK dal : dk dal
10
Fh kol =
JK kol : dk dal
11
Fh bar =
JK bar : dk dal
12
Fh int =
JK int : dk dal
13
F tabel dicari
dgn dk kol dan
dk dal
14
F tabel dicari
dgn dk bar dan
dk dal
15
F tabel dicari
dgn dk int dan
dk dal
16
Keputusan Pengujian. Bila F hitung lebih besar dari F tabel maka
Ha diterima dan Ho di tolak
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
42
E. Metode Penelitian
Metode penelitian memiliki peranan utama di dalam proses penelitian
metode penelitian akan menentuhkan hasil dari penelitian. Metode
penelitian menurut Sugiyono (2012 : 6) dibedakan menjadi : penelitian
survey, expostfacto, eksperimen, naturalistik, policy research, evaluation
research, action research, sejarah, dan Research and Development (R&D).
Metode penelitian pada skripsi ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif eksperimen. Menurut Sugiyono (2012 : 49) proses penelitian
kuantitatif digambarkan seperti gambar 3.2 dibawah ini :
Gambar 3.2 : Komponen dan proses penelitian kuantitaif
(Sugiyono, 2012 : 49)
Berdasarkan gambar 3.2 dapat dipahami penelitian berawal dari
permasalahan, setelah masalah tersebut diidentifikasi dan dibatasi
selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Setelah masalah dirumuskan
peneliti menggunakan berbagai teori untuk menemukan jawaban dari
masalah tersebut. Hipotesis digunakan sebagai jawaban awal dari hasil
Rumusan
Masalah
Landasan
Teori
Perumusan
Hipotesis
Pengumpulan
Data
Analisis
Data
Kesimpulan
dan Saran
Populasi &
Sampel Pengembangan
Instrumen
Pengujian
Instrumen
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
43
rumusan masalah peneliti. Pembuktian hipotesis dapat digunakan dengan
mengumpulkan data-data yang dilakukan oleh peneliti.
Penelitian dengan populasi yang luas atau berjumlah banyak, dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Tahapan
selanjutnya adalah pembuatan instrumen dan pengujian, tujuannya agar data
yang didapat dari penelitian merupakan data yang akurat. Data yang
terkumpul selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan
hipotesis yang telah disusun. Hasil analisis akan menghasilkan kesimpulan
yang berupa jawaban singkat terhadap rumusan masalah berdasarkan pada
data yang telah diambil. Saran digunakan untuk memecahkan masalah yang
pada rumusan permasalahan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan sekolah yang dijadikan tempat penelitian
2. Mencari permasalahan-permasalah yang terdapat di sekolah dengan
cara melalui dokumentasi
3. Menentuhkan Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri Pekiringan 02 tahun pelajaran 2012/ 2013 yang terdiri dari 2
kelas yaitu kelas IVA dan kelas IVB. Pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Cluster Random
Sampling kemudian pengambilan sampelnya dipilih menggunakan
teknik pengambilan sampel acak atau random sampling yaitu kelas IVA
sebagai kelas eksperimen dengan metode belajar penemuan terbimbing
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
44
dan kelas IVB sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran
langsung.
4. Mencari normalitas dari populasi dengan melakukan uji normalitas (uji
Liliefors) dengan menganalisis hasil UTS kelas IV semester I tahun
pelajaran 2012/2013.
5. Menentuhkan kelas eksperimen dan kelas sampel menggunakan teknik
Cluster Random Sampling
6. Membuat dan menguji coba instrumen penelitian pada kelas uji coba
7. Melakukan analisis terhadap instrumen penelitian, meliputi :
a. Analisis validitas
b. Analisis reliabilitas
c. Analisis daya beda
d. Analisis indeks kesukaran
8. Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
9. Mengadakan post test dengan menggunakan instrumen yang telah uji
coba dan dianalisis pada kelas eksperimen dan kontrol.
10. Menganalisa data untuk pengujian hipotesis dengan terlebih dahulu
melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data akan menjadi bagian yang vital dalam
penelitian, sebab melalui pengumpulan data peneliti akan mendapatkan data
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
45
yang akan diproses atau diteliti. Menurut Sugiyono (2012 : 308) teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data, menurut Sugiyono (2012 : 309) terdapat
empat macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara,
dokumentasi, dan gabungan/tiangulasi. Namun, pada penelitian ini peneliti
menggunakan tiga buah teknik pengumpulan data melalui teknik tes berupa
tes tertulis dengan menggunakan soal uraian, teknik nontes berupa skala
sikap dan teknik dokumentasi.
1. Teknik Tes
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari prestasi
belajar siswa dengan menggunakan metode tes. Metode tes dipilih
untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dibidang kognitif. Seperti
pengetahuan, pemahaman, penerapan. Pengertian Tes menurut Arifin
(2011 : 118)
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pengukuran yang didalamnya terdapat
berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek
prilaku peserta didik.
Uraian diatas menjelaskan tes dipilih sebagai teknik pengumpulan data
untuk mengukur prestasi belajar siswa. Selain itu Arifin (2011 : 117)
juga menjelaskan tes banyak digunakan untuk mengukur prestasi
belajar dibidang kognitif.
Teknik tes pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data
tentang prestasi belajar matematika siswa kelas IV. Hasil dari teknik tes
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
46
digunakan untuk menjawab hipotesis tentang ada tidaknya perbedaan
prestasi belajar matematika yang ditinjau dari disiplin siswa di kelas
eksperimen dengan kelas kontrol, setelah kedua kelas dilakukan
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda.
Data tes diambil dari hasil jawaban nilai post test siswa. Post test
berupa tes tertulis yang terdiri dari lima buah soal uraian objektif.
Waktu yang digunakan untuk menjawabnya adalah 30 menit.
2. Angket
Teknik pengumpulan data untuk disiplin menggunakan angket.
Angket menurut Riduwan (2009 : 71) adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden)
sesuai dengan permintaan pengguna. Sedangkan menurut Sugiyono
(2012 : 199) Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Alasan
penggunaan angket karena disiplin masuk kedalam ranah afektif dari
peserta didik. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket tertutup (angket berstruktur). Menurut Riduwan (2009 : 72)
angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian
rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang
sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara mamberikan tanda
silang (x) atau tanda checklist ().
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
47
Skala pengukuran angket di dalam penelitian ini menggunakan
skala Likert. Peserta didik dalam mengerjakan skala Likert tidak
disuruh memilih pernyataan yang positif saja, tetapi juga memilih
pernyataan yang negatif. Penggunaan skala Likert menurut Sugiyono
(2012 : 134) adalah untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Skala Likert mempunyai tingkatan dari sangat positif sampai ke
tingkatan sangat negatif, dituliska berupa kata-kata antara lain : (a)
Selalu (b) Sering (c) Kadang-kadang (d) Tidak pernah. Skala Likert
untuk keperluan analisis kuantitatif pada setiap tingkatan-tingkatannya
diberi skor, misalnya seperti tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Skala Likert
Pernyataan SL SR KD TP
Pernyataan Positif 4 3 2 1
Pernyataan Negatif 1 2 3 4
Sumber : (Sukardi 2009 : 147)
Skala Likert dalam angket pada penelitian ini digunakan untuk
melakukan penskoran terhadap angket yang diisi oleh siswa dan
digunakan untuk mengelompokkan tingkat disiplin dari siswa (disiplin
rendah dan disiplin tinggi). Pengelompokkan tersebut dilakukan dengan
menggunakan teknik belah dua yang berdasarkan pada median dari skor
maksimal angket yang digunakan untuk penelitian (angket yang valid).
Berdasarkan Teknik tersebut menghasilkan kriteria pengelompokan
disiplin dengan ketentuan. Seperti dalam tabel 3.3 berikut.
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
48
Tabel 3.3
Kriteria Pengelompokkan Tingkat Disiplin
Kriteria Kelompok
Skor > Median skor maksimal angket Disiplin Tinggi
Skor < Median skor maksimal angket Disiplin Rendah
3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
daftar nama siswa, nilai Ujian Tengah Semester (UTS) pada semester I
tahun 2012/2013 yang akan dijadikan sebagai dasar Uji Homogenitas
sampel pada kelas eksperimen yaitu kelas IV A dan kelas kontrol yaitu
kelas IV B dan masih banyak lainnya. Dokumentasi menurut Sogiyono
(2012 : 329) diartikan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Riduwan
(2011 : 77) menambahkan, dokumentasi adalah ditujukkan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku
yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, filem
dokumenter, data yang relevan penelitian.
G. Analisis Instrumen Penelitian
Analisis Instrumen soal dalam penelitian kuantitatif dilakukan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Penelitian
kuantitatif, untuk mendapatkan data yang berkualitas (data valid, reliabel
dan objektif), maka penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen
yang valid dan reliabel. Analisis instrumen pada penelitian kuantitaif
menggunakan uji validitas, uji reliabilitas analisis daya beda, analisis tingkat
kesukaran,
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
49
1. Analisis Validitas
Analisis validitas merupakan keabsahan suatu soal. Menurut
Sugiyono (2012 : 363) validitas merupakan
derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian
dengan daya yang dapat dilaporan oleh peneliti. Dengan demikian
data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
obyek penelitian.
Grondlund (Arifin, 2012 : 247) mengemukakan ada tiga faktor yang
mempengaruhi validitas hasil tes, yaitu faktor instrumen evaluasi,
faktor administrasi evaluasi dan penskoran, serta faktor dari jawaban
peserta didik. Uraian-uraian tersebut membuktikan validitas sangat
berpengaruh bagi tingkat kesahihan sebuah instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian.
Cara untuk mengetahui validitas instrument dalam penelitian ini
digunakan teknik korelasi product moment dengan angka kasar seperti
yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut :
rxy = (∑ ) (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +
(Arikunto, 2012 : 87)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan
∑xy = jumlah perkalian x dengan y
x2 = kuadrat dari x
y2 = kuadrat dari y
Interpretasi mengenai besarnya korelasi menurut Arikunto (2012 : 89)
dapat digunakan kriteria seperti tabel 3.4 berikut.
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
50
Tabel 3.4
Kriteria Koefisien Korelasi
Nilai Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,800 Tinggi
0,40 – 0,600 Cukup
0,20 – 0,400 Rendah
0,00 – 0,200 Sangat rendah
Setelah diperoleh harga rxy dan di interpretasikan seuai kriteria koefisien
korelasi, kemudian dengan melihat ke tabel harga kritik r product
moment dengan taraf α = 5 %, jika rxy lebih besar dari rtabel maka soal
dikatakan valid dan sebaliknya.
Soal uji coba yang diberikan sebanyak 10 butir, dari hasil uji coba
soal, yang dinyatakan valid sebanyak 8 butir dan yang tidak valid ada 2,
soal valid terjadi karena butir-butir soal tersebut mempunyai rxy lebih
dari rtabel. Hasil penghitungannya dapat dilihat pada tabel 3.5 dibawah.
Tabel 3.5
Hasil Penghitungan Validitas Soal Uji Coba
No. Soal rxy Keterangan 1 0,431 Tidak valid
2 0,654 Valid
3 0,781 Valid 4 0,906 Valid 5 0,723 Valid 6 0,811 Valid 7 0,892 Valid 8 0,725 Valid 9 0,758 Valid 10 0,040 Tidak valid
Lebih jelasnya lihat lampiran uji instrumen penelitian halaman 188
Sedangkan, angket uji coba yang yang diberikan kepada siswa
sebanyak 20 butir, dari hasil uji coba angket, yang dinyatakan valid
sebanyak 15 butir dan yang tidak valid ada 5. Hasil penghitungannya
dapat dilihat pada tabel 3.6 dibawah.
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
51
Tabel 3.6
Hasil Penghitungan Validitas Angket
No. Angket rxy Keputusan Keterangan
1 0,135 Tidak Valid Tidak digunakan
2 0,444 Valid Digunakan
3 0,519 Valid Digunakan
4 0,457 Valid Digunakan
5 0,504 Valid Digunakan
6 0,419 Valid Digunakan
7 0,279 Tidak Valid Tidak digunakan
8 0,529 Valid Digunakan
9 0,659 Valid Digunakan
10 0,576 Valid Digunakan
11 0,438 Valid Digunakan
12 0,606 Valid Digunakan
13 0,620 Valid Digunakan
14 0,519 Valid Digunakan
15 -0,163 Tidak Valid Tidak digunakan
16 0,173 Tidak Valid Tidak digunakan
17 0,388 Valid Digunakan
18 0,298 Tidak Valid Tidak digunakan
19 0,547 Valid Digunakan
20 0,419 Valid Digunakan
Lebih jelasnya lihat lampiran uji instrumen penelitian halaman 185
2. Analisis Reliablitias
Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang
sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau
kesempatan berbeda. Reliabilitas menurut Arifin (2011 : 258)
merupakan tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen.
Sugiyono (2012 : 364) juga menambahkan
Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam
objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti sama
dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama, atau
sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang
tidak berbeda.
Reliabilitas dapat diukur dari tiga kriteria, menurut Kerlinger (Arifin,
2011 : 258) tiga kriteria untuk mengukur reliabilitas yaitu stability,
dependability, dan predicatability. Pernyataan-pernyataan diatas dapat
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
52
ditarik kesimpulan, reliabilitas merupakan tingkat kepercayaan dari
sebuah data yang dibuktikan dengan pengujian data tersebut tidak
menujukkan hasil yang berbeda jauh.
Penelitian ini dalam menguji reliabilitas soal menggunakan rumus
alpha atau r11. Teknik tersebut dipilih dengan alasan teknik ini tidak
hanya digunakan untuk tes urian saja, tetapi penerapannya lebih luas,
seperti menguji relibilitas angket. Rumus alpha atau r11 adalah sebagai
berikut.
(
( )) (
∑
)
Keterangan :
r11 = Relibititas yang dicari
∑ = jumlah varian skor tiap-tiap item
= varian total
rumus variannya, yaitu :
∑
(∑ )
(Arikunto, 2012 : 122-123)
Setelah melakukan penghitungan menggunakan rumus Alpha
didapatkan bahwa soal ujicoba dinyatakan reliabel dengan relibilatasn
mencapai 0,827. Sedangkan, pengujian angket didapatkan tingkat
reliabilitas angket sebesar 0,756. Lebih lanjut dapat dilihat pada
lampiran uji instrumen penelitian halaman 186 dan 189.
3. Analisis Daya Beda
Analisis daya beda digunakan untuk menghitung kemampuan
seorang peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan. Menurut
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
53
Arifin (2011 : 273) Penghitungan daya pembeda adalah pengukuran
sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang
sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang
menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Sebuah soal yang
dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai maupun yang
belum/kurang menguasai kompetensi hal itu tidak dibenarkan karena
soal tersebut tidak memiliki daya pembeda, begitu pula sebaliknya.
Menurut Arikunto (2012 : 228), untuk menentukan daya pembeda butir
soal digunakan rumus :
Keterangan :
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA = proposi peserta kelompok atas yang menjawab item soal
dengan benar (ingat, P sebagai indeks kesukaran)
PB = proposi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
D = Indek diskriminasi
Klasifikasi daya beda Menurut Arikunto (2012 : 232) adalah
sebagai berikut :
D = 0,00 – 0,20 : jelek (poor)
D = 0,21 – 0,40 : cukup (satisficatory)
D = 0,41 – 0,70 : baik (good)
D = 0,71 – 1,00 : baik sekali (excellent)
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
54
Setelah melakukan uji coba dalam lakukan penghitungan daya
beda dengan dibantu menggunakan Softwere Anates 4.0. diperoleh
hasil seperti yang tercantum tabel 3.7 dibawah ini :
Tabel 3.7
Hasil Penghitungan Daya Beda Soal Uji Coba
No. Soal D Keterangan
1 0,5 Baik
2 0,3 Cukup
3 0,4643 Baik
4 0,6964 Baik
5 0,55 Baik
6 0,7 Baik
7 0,75 Baik sekali
8 0,55 Baik
9 0,3929 Cukup
10 0,0625 Jelek
Lebih jelasnya lihat lampiran uji instrumen penelitian halaman 191
4. Analisis Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran soal merupakan pengukuran terhadap
tingkat kesulitan dari sebuah soal. Menurut Arifin (2011 : 266)
Penghitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar
derajat kesukaran suatu soal. Arikunto (2012 : 222) menambahkan soal
yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Menghitung tingkat kesukaran soal atau taraf kesukaran dapat
digunakan dengan rumus mencari P, sebagai berikut :
P =
P = indeks kesukaran
B = banyak peserta didik yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2012 : 223)
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
55
Klasifikasi tingkat kesukaran soal menurut Arikunto (2012 : 225)
berdasarkan ketentuan yang sering diikuti diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
b. Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
c. Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
Menghitung tingkat kesukaran soal uraian digunakan cara
menghitung jumlah (dalam persen) peserta didik yang gagal menjawab
benar atau ada dibawah lulus (passsing grade) untuk tiap soal. Kriteria
penafsirannya menurut Arifin (2011 : 273) adalah sebagai berikut :
a. Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27%, termasuk
mudah.
b. Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28% sampai 72%
termasuk sedang.
c. Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% ke atas, termasuk sukar.
Setelah melakukan uji coba soal uji coba (try out) dalam lakukan
penghitungan daya beda yang dibantu Softwere Anates 4.0. diperoleh
hasil seperti yang tercantum tabel 3.8 dibawah ini :
Tabel 3.8
Hasil Penghitungan Indek Kesukaran Soal Uji Coba
No. Soal P Keterangan
1 0,75 Mudah
2 0,775 Mudah
3 0,4464 Sedang
4 0,4911 Sedang
5 0,6750 Sedang
6 0,45 Sedang
7 0,45 Sedang
8 0,3250 Sedang
9 0,25 Sukar
10 0,5313 Sedang
Lebih jelasnya lihat lampiran uji instrumen penelitian halaman 192
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
56
Berdasarkan hasil-hasil penghitungan diatas dibuatla rekapitulasi
hasil uji coba soal uji coba (try out). Hasil rekapitulasi soal uji coba
dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini :
Tabel 3.9
Hasil Rekapitulasi Soal Uji Coba
No.
Soal Validitas Reliabilitas
Indek
Kesukaran
Daya
Pembeda Keterangan
1 Tidak valid R
elia
bel
Mudah Baik Tidak digunakan
2 Valid Mudah Cukup Digunakan
3 Valid Sedang Baik Tidak digunakan
4 Valid Sedang Baik Tidak digunakan
5 Valid Sedang Baik Digunakan
6 Valid Sedang Baik Digunakan
7 Valid Sedang Baik sekali Digunakan
8 Valid Sedang Baik Tidak digunakan
9 Valid Sukar Cukup Digunakan
10 Tidak valid Sedang Jelek Tidak digunakan
H. Analisis Data Penelitian
Analisis data pada penelitian kuantitaitf digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian, setelah mendapatkan hasil dari analisis instrumen
penelitian, barulah dilaksanakan analisis data untuk melakukan pengujian
terhadap hipotesis. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan
Analisis varians pada akhir pengujian. Oleh karena itu dibutuhkan pengujian
prasyarat. Uji prasyarat tersebut meliputi uji normalitas, uji homogenis, dan
uji hipotesis menggunakan analisis varians (anova). Khusus untuk instrumen
sikap disiplin (afektif) digunakan analisis validitas dan reliabilitas.
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
57
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Uji
Lilliefors. Uji ini dilakukan dengan cara menggunakan penafsiran rata-
rata dalam simpangan baku. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut :
a. Hipotesis
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
b. Prosedur
1) Pengamatan x1, x2, ..., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ..., zn
dengan rumus :
, ( dan s masing-masing merupakan rata-rata
dan simpangan baku sampel)
2) Untuk tiap bilangan baku dan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian menghitung peluang F (zi) = P(z ≤ zi)
dengan rumus
3) Selanjutnya dihitung proposi z1, z2, ..., zn yang lebih kecil atau
sama dengan zi. Jika proposi ini dinyatakan S(zi) maka :
S( ) =
4) Menghitung selisih F (zi)–S(zi) dan menentuhkan harga mutlak
5) Menghitung = max
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
58
6) Kesimpulan :
(i) Jika < , maka diterima.
(ii) Jika ≥ , maka ditolak.
(Sudjana, 2005 : 466)
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk menentukan kesamaan beberapa
buah rata-rata, menguji kesamaan variansi yang memiliki data
berdistribudi normal. Uji homogenitas sampel dalam penelitian ini
digunakan metoda Uji Bartlett. Langkah-langkah pengujiannya sebagai
berikut.
a. Mencari varians masing kelompok sampel
=
∑ ( ∑ )
( ) dengan i =1, 2, 3, ..., n dan j = 1, 2
b. Membuat tabel harga yang diperlukan untuk Uji Bartlett
Tabel 3.10
Tabel Kelompok Sampel
Ho : =
= . . . =
Sampel dk
log (dk) log
1
2
.
.
.
k
log
log
log
( ) log
( )log
( )log
Jumlah ∑( ) ∑(
) --- --- ∑( ) log . si
2
Sumber : (Sudjana, 2005 : 262)
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
59
c. Mencari varians-varians gabungan dengan rumus :
= ∑( )
∑( )
d. Menghitung harga satuan B dengan rumus :
B = ( log ) ∑( )
e. Selanjutnya digunakan Chi Kuadrat ( 2 ) dengan rumus :
2 = (In 10) {B - ( log ) ∑( )}
Kriteria pengujian adalah :
ditolak jika 2 > 2
( )( ) dengan 2
( )( ) didapat
dari daftar distribusi Chi Kuadrat dengan peluang ( 1 – α ) dan
dk = k – 1
Sudjana (2005 : 261 - 263)
3. Uji Hipotesis
Setelah asumsi sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
serta memiliki varians yang sama melalui pengujian normalitas dan
homogenitas, maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian
yang dibuat. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji anova dua
jalur dengan sel tak sama. Anova dua jalur sel tak sama diambil karena
jumlah sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda (lihat tabel
3.1).
Analisis variansi dua jalur dengan sel tak sama ini didefinisikan
dengan notasi-notasi sebagai berikut.
p = banyaknya kolom
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
60
q = banyaknya baris
nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)
= banyaknya data amatan pada sel ij
= frekuensi sel ij
n h = rerata harmonik frekuensi seluruh sel =
i,j ij
pq
1
n
N = ij
i, j
n banyaknya seluruh data amatan
SSij =
2
ijk
k2
ijk
k ij
X
Xn
= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij
ij = rerata pada sel ij
Ai = ij
j
AB = jumlah rerata pada baris ke-i
Bj = ij
i
AB = jumlah rerata pada kolom ke-j
G = ij
i, j
AB = jumlah rerata pada semua sel
Notasi besaran (1), (2), (3), (4), dan (5) digunakan untuk mempermudah
dalam proses penghitungan
(1) = 2G
pq; (2) =
ij
i, j
SS
(3) = 2
i
i
A
q ; (4) =
2
j
j
B
p ; (5) =
2
jj
i, j
AB
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
61
Terdapat lima jumlah kuadrat (JK) dalam analisis variansi dua arah
yaitu jumlah kuadrat baris (JKA), jumlah kuadrat kolom (JKB), jumlah
kuadrat interaksi (JKAB), jumlah kuadrat galat (JKG), dan jumlah
kuadrat total (JKT). Rumus untuk mencari JK sebagai berikut :
JKA = n h {(3) – (1)}
JKB = n h {(4) – (1)}
JKAB = n h {(1) + (5) – (3) – (4)}
JKG = (2)
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
Derajat kebebasan (dk) untuk masing-masing kuadrat tersebut adalah:
dkA = p – 1 dkB = q – 1
dkAB = (p – 1) (q – 1) dkG = N – pq
dkT = N – 1
Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing
diperoleh rerata kuadrat (RK).
RKA =
RKB =
RKAB =
RKG =
Penghitungan uji F untuk uji anova dua jalur dengan sel tak sama dapat
dilakukan dengan cara seperti ini.
1. Untuk Ho1 adalah Fkolom = FA =
yang merupakan nilai dari
variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p–1
dan N–pq
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013
62
2. Untuk Ho2 adalah Fbaris = FB =
yang merupakan nilai dari
variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q–1
dan N–pq
3. Untuk Ho3 adalah Finteraksi = FAB =
yang merupakan nilai
dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan
(p – 1) (q – 1) dan N–pq
Daerah kritis untuk masing-masing nilai F diatas, dirumuskan sebagai
berikut :
1. Daerah kritis untuk FA adalah DK = {F | F > Ftabel; p–1, N–pq}
2. Daerah kritis untuk FB adalah DK = {F | F > Ftabel; q–1, N–pq}
3. Daerah kritis untuk FAB adalah DK = {F | F > Ftabel; (p–1)(q–1), N–pq}
(Budiyono, 2009 : 229 -231)
Pengaruh Model Team..., Candra Juniarto, FKIP UMP, 2013