Upload
lamkien
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Balai Besar Pendidikan dan
Pelatihan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Bandung Barat Jln. Panorama I
Lembang – Bandung. Penelitian dimulai dari April 2012 dan diharapkan akan
berakhir pada bulan November 2012.
B. Metode Penelitian
Metode Penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan, mengorganisisr, menganalisis data, serta menginterprestasikan
mengenai arti yang diteliti. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Winarno
Surakhmad (1992:131), yaitu:
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan, misalkan untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan
mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu
dipergunakan setelah peneliti memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari
tujuan penelitian serta situasi penelitian.
Dengan memperhitungkan pendapat di atas jelaslah bahwa setiap
penelitian memerlukan metode yang sesuai dengan tujuan penelitian dan sesuai
pula dengan karakteristik permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini, sesuai
dengan masalah yang akan dipecahkan, maka penulis menggunakan metode
deskriptif dibantu dengan studi kepustakaan (bibliografi).
56
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode deslriptif merupakan metode yang ditujukan untuk memecahkan
masalah yang terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana dikemukakan oleh
Mohammad Ali (1993:121) bahwa:
Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan
atau menjawab permasalahan yang dihadapi situasi sekarang. Dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klarifikasi,
analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan pelaporan dengan
tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara
objektif dalam suatu deskripsi situasi.
Sejalan dengan pendapat di atas, Winarno Surakhmad (1992:40)
mengemukakan cirri-ciri metode deskriptif sebagai berikut:
a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah-masalah aktual.
b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik).
Selain itu pentingnya studi kepustakaan dikemukakan oleh winarno
surakhmad (1992:61) yaitu:
Penyelidikan bibliografi tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik
berusaha menemukan berbagai keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan
dengan masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai
aspek itu, penyelidikan yang sedang berjalan, atau masalah-masalah yang
disarankan oleh para ahli.
Melalui studi kepustakaan, peneliti mencoba menggali teori-teori yang
relevan dengan masalah penelitian, mencari metode-metode secara teknik
penelitian yang sesuai, baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisa
data. Selain dapat memberikan landasan teoritis yang kokoh dalam penelitian,
57
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
studi kepustakaan juga dapat menghindarkan peneliti dari duplikasi-duplikasi
sumber data yang tidak diinginkan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:57).
Populasi bukan hanya sekedar kumpulan yang menentukan kuantitas suatu objek
penelitian, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh objek tersebut.
Sementara itu Nana Sudjana (2001:15), mengemukakan bahwa populasi
adalah: “Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun
pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai
sekumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari”.
Berdasarkan pengertian di atas, untuk mendapatkan populasi yang relevan,
seorang peneliti harus terlebih dahulu mengidentifikasi jenis-jenis data yang
diperlukan dalam penelitian tersebut, yaitu mengacu pada permaslahan penelitian
ini. Hal ini mengandung arti bahwa daya yang diperoleh harus disesuaikan dengan
permasalahannya dan jenis instrument pengumpulan data yang dipergunakan.
Atas dasar permasalahan tersebut maka populasi sasaran dalam penelitian ini
adalah pegawai negeri sipil yang menjadi peserta diklat dalam kediklatan Tenaga
58
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kerja Sosial Pemerintahan (TKSP) yang berjumlah 30 orang di Balai Besar
Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Bandung Barat.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber
data, dengan menggunakan cara tertentu sehingga sumber data tersebut dapat
mewakili populasi secara keseluruhan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Sogiyono (2004:91) bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki populasi tersebut.” Selain itu sampel harus representative untuk
diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mohammad Ali
(1985:54) bahwa:
Dalam mengambil sampel dari populasi memerlukan teknik tersendiri,
sehingga sampel yang diperoleh representative atau mewakili populasi dan
kesimpulan yang dibuat dapat diharapkan tepat atau sah (valid) dan dapat
dipercaya (signifikan).
Berdasarkan pendapat tersebut, teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah Probabilitas Sampling dimana sampel diambil secara
keseluruhan, sehingga setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih sabagai sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu teknik yang digunakan dalam
rangka pengumpulan data atau informasi yang berhubungan dengan permasalahan
penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Subino (1982:162) bahwa:
“Teknik-teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat
59
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya.” Dalam hal ini ada
beberapa tahap yang dilakukan yaitu:
1. Tahap Penentuan Alat Pengumpul Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan dengan pokok
permasalahan yang diteliti, maka peneliti menggunakan teknik komunikasi tidak
langsung berupa angket yang disusun dalam suatu daftar tertulis berupa
pernyataan untuk mendapatkan informasi dan data dari responden. Suharsimi
Arikunto (2002:128) mengemukakan bahwa: “Angket atau koesioner adalah
sejumlah pernyataan atau pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-gal yang
diketahuinya”.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Dalam
angket tertutup ini kemungkinan-kemungkinan jawaban telah disediakan dan
responden tinggal memilih jawabannya, hal tersebut sesuai dengan pernyataan
john W Best (Faisal, 1982:178):
Angket yang dikehendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan
dengan member tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian
biasanya meminta jawaban singkat dan jawaban yang membutuhkan
“checklist” (√) pada item yang termuat pada alternatif jawaban.
Adapun keuntungan menggunakan angket menurut Suharsimi Arikunto
(2002:129) adalah:
a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti
b. Dapatdibagikan secara serentak kepada banyak responden
c. Dapat dijawab oleh koresponden menurut kecepannya masing-masing,
dan menurut waktu senggang responden.
60
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Dapat dibuat anomin sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-
malu menjawab
e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
2. Tahap Penyusunan Alat Pengumpul Data
Dalam penyusunan alat pengumpul data/instrument, peneliti melakukan
langkah-langkah sebagi berikut:
a. Menetapkan indicator-indikator dari setiap variabel penelitian yang
dianggap penting untuk dinyatakan pada responden, berdasarkan pada
teori-teori yang telah diuraikan.
b. Membuat kisi-kisi butir item berdasarkan variabel penelitian.
c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternative jawaban yang
akan dipilih responden berdasarkan indikator variabel yang telah
ditentukan dalam kisi-kisi item.
d. Menetapkan kriteria penskoran untuk variabel X maupun Y, dengan
menggunakan skala Likert dengan empat pilihan yaitu:
Tabel 3.1
Skala Kriteria Penskoran
Alternatif Jawaban Bobot
S : Selalu 4
SR : Sering 3
KK : Kadang-Kadang 2
TP : Tidak Pernah 1
3. Tahap Uji Coba Angket
61
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebelum kegiatan pengambilan data yang sebenarnya dilakukan, angket
yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan. Maksud dari dilakukannya uji
coba angket ini adalah untuk mengetahui validitas dan realibilitas dari item yang
telah disusun, serta untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan dari setiap item
dalam angket, apakah itu kekurangan dalam susunan kata-kata atau redaksi
kalimat, alternative jawaban, maupun dalam maksud atau isi pernyataan. Faisal
(1982:189) mengemukakan pentingnya dilakukan uji coba sebagai berikut:
Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk
penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pengumpulan
data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangatlah
mutlak diperlukan uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang telah
disusun.
Adapun uji coba angket ini penulis lakukan terhadap 10 orang PNS yang
menjadi peserta diklat yang dilaksanakan di Diklat Badan Kepegawaian Daerah
Kota Bandung. Dipilihnya objek uji coba tersebut adalah agar data yang diterima
dari hasil uji angket tersebut dapat dijadikan pembanding untuk hasil penelitan
yang sebenarnya.
Setelah uji coba dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menguji
keajegan dan kesasihan tiap item pernyataan dari setiap variabel. Intrumen sebagai
alat pengumpul data, pengukur variabel penelitian, harus memenuhi syarat utama,
yaitu syarat validitas/kesasihan dan syarat realibilitas/keajegan. Angket dianggap
valid, apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Angket dianggap reliabel apabila
terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
3.1. Uji Validitas
62
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur untuk apa yang akan di ukur. Suatu tes atau intrumen pengukur dapat
dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud yang dilakukan
pengukuran tersebut.
Menurut Masrun sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2004:124) menyatakan
“Teknik korelasi untuk menentukan validitas item sampai sekarang merupakan
teknik yang paling banyak digunakan.” Item yang mempunyai korealasi positif
dengan skor total serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut
memiliki validitas yang tinggi pula. Biasanya minimum untuk dianggap
memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3”. Jadi kalau antara butir dengan skor total
kurang 0,3 maka butir dalam instrument penelitian tersebut dinyatakan tidak valid.
Semua item yang memiliki korelasi kurang dari 0,30 dapat disisihkan dan
item-item yang akan dimasukan dalam alat tes adalah item-item yang memiliki
korelasi diatas 0,30. Pengertian semakin tinggi koreasli itu mendekati angka satu
(1,00) maka semakin baik pula konsistensinya atau validitasnya.
Penulis menggunakan rumus koreasli product moment untuk mencari nilai
korelasinya, dengan rumus menurut Sugiyono (2004:182) adalah sebagai berikut:
Dimana:
rxy : Koefisien Korelasi
63
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
∑x : Jumlah skor X
∑y : Jumlah Skor Y
n : Jumlah Responden
x : Total skor jawaban pertanyaan nomor ganjil
y : Total skor jawaban pertanyaan nomor genap
Selanjutnya dilakukan uji t-test dengan rumus sebagai berikut:
)1(
2
2r
nrt
t = nilai t hitung
r = koefisien korealasi hasil r hitung
Distribusi (table t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2),
maka dasar pengambilan keputusan:
Jika t hitung > t table berarti valid, sebaliknya
t hitung < t table berarti tidak valid
Jika instrument itu valid, maka dilihat criteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya (r) sebagai berikut:
antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi
antara 0,600 sampai dengan 0,700 : tinggi
antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi
antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah
antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah / tidak valid
3.2. Uji Reliabilitas
64
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian adanya keajegan instrument
pengumpul data, sedangkan uji realibilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat keajegan atau ketetapan setiap item yang digunakan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Sugiyono (2004:137) yang mengemukakan bahwa: “Instrumen
yang reliabel adalah yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.
Untuk menguji reliabilitas kusioner, peneliti menggunakan langkah-
langkah sebagaimana yang dikemukakan oleh Sahlan Hadi dan Akdon (2005:151)
yaitu:
1. Menghitung total skor dari item pernyataan hasil uji coba angket
2. Menghitung Korelasi Product Moment dengan rumus:
3. Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown,
yaitu:
)(1
).(2
b
b
r
rr
Dimana: r = Koefisien reliabilitas internal seluruh item
br = Koefisien Product Moment antara Belahan (ganjil-genap)
4. Mencari r tabel, jika diketahui signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan
(dk = n - 2) dalam hal ini (dk = 10 – 2) dk = 8, maka diperoleh r tabel =
0,707
65
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Membuat keputusan membandingkan r11 dengan r tabel
Kaidah Keputusan: Jika r11 > r tabel berarti reliabel, dan
r11 < r tabel berarti tidak reliable
E. Teknik Pengolahan Data Penelitian
Setelah data terkumpul, selanjutnya adalah pengolahan data. Mengolah
data merupakan aspek penting, untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah
yang diteliti sehingga memberikan makna dan arti tertentu. Hal ini sesuai degan
pendapat Surakhmad (1988:109) yaitu:
Mengolah data adalah usaha yang konkrot untuk membuat data itu
“berbicara”, sebab betapa pun besarnya jumlah dan tingginya nilai data
yang terkumpul (sebagai hasil fase oelaksanaan pengumpulan data),
apabila tidak disusun dalam satu organisasi dan diolah menurut sistematik
yang baik, niscaya data itu tetap merupakan bahan-bahan yang membisu
bahasa.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data dalam penelitian
ini secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
1.1. Seleksi angket
Memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden
merupakan langkah awal yang dilakukan dalam tahap ini, hal ini dimaksudkan
untuk meyakinkan bahwa data yang terkumpul sudah dikategorikan memenuhi
syarat untuk diolah. Langkah-langkah ini secara lebih terperinci dapat dilakukan
sebagai berikut:
1) Memastikan semua angket dari responden terkumpul.
66
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Memastikan dan memeriksa semua pertanyaan dalam angket dijawab
sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
3) Memeriksa apakah data yang terkumpul terebut layak untuk diolah.
2. Tahap pemeriksaan
Tahap pemeriksaan yakni memeriksa apakah semua berkas angket dari
responden dan pedoman observasi yang digunakan sudah terkumpul.
3. Tahap pengecekkan
Tahap yakni mengecek apakah semua berkas angket dijawab sesuai
dengan petunjuk yang diberikan, dan mengecek apakah data yang terkumpul
memenuhi syarat untuk diolah
4. Pemilihan data
Setelah mengecek kelengkapan data, langkah selanjutnya adalah menyortir
data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang diambil untuk
diolah dan dianalisi oleh penulis
5. Melakukan tabulasi data
Dalam melakukan tabulasi data, penulis merekap semua jawaban
responden ke dalam suatu tabel. Hal ini akan mempermudah mengolah dan
menganalisis data.
6. Menentukan bobot nilai
67
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menentukan bobot nilai ini untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap
item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah
ditentukan, kemudian menentukan skornya.
7. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
Di sini penulis melakukan serangkaian kegiatan pengolahan data
menggunakan rumus-rumus dan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan
penelitian atau permasalahan yang diajukan. Langkah-langkah yang dilakukan
oleh penulis adalah sebagai berikut:
7.1. Menghitung Kecenderungan Rata-Rata Variabel X dan Y
Teknik ini digunak untuk mencari gambarang kecenderungan variabel X
dan variabel Y atau untuk menggambarkan keadaan pengaruh pendidikan dan
pelatihan terhadap efektivitas kerja peserta diklat PNS, sekaligus untuk
menentukan kedudukan setiap item atau indicator, maka digunakan uji statistic
yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu menggunakan rumus Weighted Means
Scored (WMS) sebagai berikut:
X = ∑ ̅̅ ̅̅ ̅
Ket : X = Nilai rata-rata yang dicari
x = jumlah skor gabungan (frekuensi dikali bobot nilai untuk
setiap alternative/kategori)
n = jumlah responden
adapun langkah-langkah dalam pengolahan WMS adalah:
68
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Member bobot untuk setiap alternative jawaban yang dipilik
2) Menghitung jumlah responden setiap item dan langsung dikalikan
dengan bobot alternative jawaban itu sendiri
3) Menunjukkan jawaban responden untuk setiap item pada masing-masing
kolom
4) Menghitung rata-rata untuk setiap item dan langsung dikalikan dengan
bobot alternative jawaban
5) Menentukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap
kemungkinan jawaban
6) Mencocokkan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-
masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variabel atau
dengan kata lain ke mana arah kecenderungan dari masing-masing
variabel tersebut.
7.2. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku
Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku rumus yang digunakan
seperti yang dikemukakan Sudjana (1992:104), yaitu:
S
XXT 10501
1T = Skor Baku
69
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X = Data Skor untuk masing-masing responden
X = Rata-rata
S = Simpangan Baku
Untuk menggunakan rumus di atas, maka langkah-langkah yang akan
ditempuh adalah sebagai berikut:
1) Menentukan skor tertinggi dan terendah
2) Menentukan rentang (r), yaitu skor tertinggi (STT) dikurangi skor
terendah (STR) dengan rumus R = STT – STR
3) Menentukan banyaknya kelas interval, dengan cara BK = 1 = (3.3) log n
4) Menentukan kelas interval panjang kelas interval (KI), yaitu rentang
dibagi banyaknya kelas: bk
RKI
5) Mencari rata-rata (
X ) dengan rumus:
F
FXX
6) Mencari simpangan baku dengan rumus:
)1(
)()( 22
nn
FXFXnS
7.3. Analisis Regresi Linier Sederhana
Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara dua variabel
Pendidikan dan Pelatihan sebagai variabel bebas (X) dengan Efektivitas Kerja
pegawai sebagai variabel tidak bebas (Y).
70
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Y = a + bx
22
2
)(
))(())((
XXn
XYXXYa
22 )(
))(()(
XXn
YXXYnb
Dimana : X = Variabel Independen (Diklat)
Y = Variabel Dependen (Efektivitas Kerja)
a = Konstanta Diklat
b = Konstanta Efektivitas Kerja
n = Banyaknya responden
7.4. Analisis Korelasi
Digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh pendidikan dan
pelatihan sebagai variabel (X) terhadap Efektivitas Kerja sebagai variabel (Y).
Rumus yang digunakan adalah koefisien korelasi product moment seperti yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2004:212) sebagai berikut:
Dimana : r : Koefisien Korelasi
71
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
∑x : Jumlah skor X
∑y : Jumlah Skor Y
n : Jumlah Responden
Pada hahekatnya nilai r dapat bervariasi dari -1 sampan 0 hingga +1, yang
dapat diartikan sebagai berikut:
Bila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan kedua variabel sangat
lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali
Bila r = +1 atau mendekati 1, maka korealsi diantara kedua variabel
dikatakan positif atau sangat kuat sekali
Bila r = -1 atau mendekati -1, maka korelasinya dikatakan sangat kuat
dan sangat negatif.
Bila tanda r positif, variabel-variabel dikatakan berkorelasi secara positif,
artinya bila skor pada variabel X bertambah maka skor pada vaeiabel Y pun
bertambah pula. Bila tanda r negatif, variabel-variabel dikatakan berkorelasi
negatif, artinya bila skor pada variabel X bertambah maka skor pada variabel Y
berkurang (Jalaludin Rakhmat 1998:27).
Setelah itu nilai korelasi dapat diinterprestasikan untuk menentukan
keeratan hubungan, maka dapat digunakan pedoman (Sugiyono 2004:183) sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Interprestasi Nilai Korelasi
Nilai Korelasi Interprestasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
72
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0, 599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
7.5. Uji Koefisien Determinasi
Digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap
variabel Y menurut Sugiyono (2004:151) digunakan koefisien determinasi (KD),
yaitu
%100).( 2rKD
Dimana: KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
7.6. Uji Hipotesis
Digunakan untuk menentukan apakan H0 diterima atau ditolak maka
digunakan model uji statistic yang digunakan untuk mengukur Pengaruh
Pendidikan dan Pelatihan terhadap Efektivitas Kerja. Langkah-langkah dalam
pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
73
Sandy Mardiansyah Widia,2013 Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Peserta Diklat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di BBPPKS (Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Hipotesis yang telah dijabarkan sebagai berikut:
- H0 = Tidak adanya pengaruh antara variabel X (Pendidikan dan
Pelatihan/Diklat) terhadap Variabel Y (Efektivitas Kerja Pegawai
Negeri Sipil).
- Ha = Adanya pengaruh antara variabel X (Pendidikan dan
Pelatihan/Diklat) terhadap Variabel Y (Efektivitas Kerja Pegawai
Negeri Sipil).
2. Rumus yang digunakan:
21
2
r
nrt
Dimana: r = koefisien korelasi
n = banyaknya populasi
Hasil analisis hipotesis dari uji – t tersebut diperoleh ckiteria sebagai
berikut:
- Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
- Jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak