22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitaif. Menurut Watson, penelitian kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme logikal (logical positivism) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai logika, kebenaran, hukum-hukum, dan prediksi (H. Agus Irianto, 2010: 173-179). Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2015: 13). Menurut Asep Kumiawan, (2017: 24-25) dalam bukunya menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya merupakan data kuantitatif sehingga analisis datanya menggunakan analisis kuantitatif (inferensi) atau menggunakan formula statistik matematis. Peneliti menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian asupan gizi seimbang terhadap perkembangan kognitif anak usia dini. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ex post facto. Menurut Gay (1981: 197) dalam Emzir (Emzir, 2015: 119) penelitian kausal komparatif (causal-comparative research) atau ex post facto adalah penelitian dimana peneliti berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok individu. Dengan kata lain, telah diamati bahwa kelompok berbeda pada beberapa variabel dan peneliti berusaha mengidentifikasi faktor utama yang menyebabkan perbedaan tersebut. Penelitian semacam ini dirujuk sebagai penelitian ex post facto (bahasa Latin „setelah fakta‟) 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitaif. Menurut Watson, penelitian kuantitatif merupakan

salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific inquiry) yang didasari oleh

filsafat positivisme logikal (logical positivism) yang beroperasi dengan

aturan-aturan yang ketat mengenai logika, kebenaran, hukum-hukum, dan

prediksi (H. Agus Irianto, 2010: 173-179). Metode ini disebut metode

kuantitatif karena data penelitian ini berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik (Sugiyono, 2015: 13).

Menurut Asep Kumiawan, (2017: 24-25) dalam bukunya

menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya

merupakan data kuantitatif sehingga analisis datanya menggunakan

analisis kuantitatif (inferensi) atau menggunakan formula statistik

matematis. Peneliti menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui

bagaimana pengaruh pemberian asupan gizi seimbang terhadap

perkembangan kognitif anak usia dini.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ex

post facto. Menurut Gay (1981: 197) dalam Emzir (Emzir, 2015: 119)

penelitian kausal komparatif (causal-comparative research) atau ex post

facto adalah penelitian dimana peneliti berusaha menentukan penyebab

atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam

kelompok individu. Dengan kata lain, telah diamati bahwa kelompok

berbeda pada beberapa variabel dan peneliti berusaha mengidentifikasi

faktor utama yang menyebabkan perbedaan tersebut. Penelitian semacam

ini dirujuk sebagai penelitian ex post facto (bahasa Latin „setelah fakta‟)

50

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

51

karena pengaruh dan yang mempengaruhi telah terjadi dan diteliti oleh

peneliti dalam tinjauan ke belakang (restospect).

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto. Sukardi (2008: 165)

menyatakan bahwa penelitian ex post facto merupakan penelitian dimana

variabel bebas telah terjadi ketka peneliti mulai dengan pengamatan variabel

terikat dalam suatu penelitian. Penelitian ex post facto atau penelitian kausal

komparatif berarti penelitian dimana peneliti berusaha menentukan penyebab

atau alasan, unruk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam

kelompok individu.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.

Sugiyono (2015: 8) metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Sedangkan menurut Arikunto

(2013: 27) menyatakan bahwa penelitian dengan pendekatan kuantitatif

banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya.

Menurut Sugiyono (2014: 23), desain penelitian harus spesifik, jelas

dan rinci, ditentukan secara mantap sejak awal, menjadi pegangan langkah

demi langkah. Desain penelitian menghubungkan antara variabel X dan

variabel Y. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, variabel bebas (X) yaitu

pemberian asupan gizi seimbang dan variabel terikat (Y) yaitu perkembangan

kognitif anak usia dini.

Bagan 3.1 Skema Desain Penelitian

Pemberian Asupan Gizi

Seimbang

Perkembangan Kognitif

Anak Usia Dini

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

52

C. Definisi Konseptual dan Operasional

Konsep definisi konseptual dan definisi operasional diperlukan untuk

memudahkan peneliti dalam meneliti suatu penelitian. Definisi konsep itu

terbagi menjadi dua yaitu definisi konseptual dan definisi operasional.

1. Definisi Konseptual

Menurut Singarimbun dan Sofian (2008: 43), definisi konseptual

adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan

peneliti untuk mengoperasikan konsep tersebut di lapangan. Berdasarkan

pengertian tersebut maka definisi konseptual yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Asupan Gizi Seimbang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa gizi

adalah zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan

badan (Safii, 2007: 1).

Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi individu

dalam satu hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat

pembangun dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuhnya (Paath

dkk, 2005, dalam Aji (2014: 6). Kebutuhan gizi merupakan kebutuhan

yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan

perkembangan pada anak. Pemenuhan kebutuhan gizi pada anak

haruslah seimbang di antara zat gizi lain, mengingat adanya berbagai

masalah dalam pemenuhan kebutuhan gizi yang tidak seimbang seperti

tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal

yang tidak disukai makanan tersebut mengandung zat gizi yang

seimbang(Hidayat, 2004, dalam (Aji, 2014: 6).

Salah satu faktor yang menentukan daya tahan tubuh seorang

anak adalah keadaan gizinya. Pertumbuhan anak pada masa balita

sangat pesat, sehingga membutuhkan zat gizi yang relatif lebih tinggi

daripada orang dewasa.

b. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

53

Piaget mengkategorikan perilaku anak ke dalam 4 (empat)

tahap perkembangan kognitif, yaitu: sensori motor (lahir s/d 2 tahun),

pra operasional (2 tahun s/d 8 tahun), konkret operasional (8 tahun s/d

12 tahun), formal operasional (11 tahun s/d 12 tahun). Dilihat dari

tahapan Piaget, anak usia Taman Kanak-Kanak berada pada tahapan

praoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum menguasai operasi

mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya

kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili simbol-simbol.

Melalui di atas anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang

berbagai hal.

Perkembangan kognitif lebih kuat bergantung pada

kemampuan intelektual. Tahapan-tahapan di atas selalu dialami oleh

anak, dan tidak akan pernah ada yang dilewatinya meskipun tingkat

kemampuan anak berbeda-beda. Tahapan ini meningkat lebih

kompleks daripada masa awal dan kemampuan kognitif bertambah.

Menurut Piaget (1960) dalam Yudha & Rudyanto (2004: 199)

bahwa, “Perkembangan kognitif terjadi melalui suatu proses yang

disebut dengan adaptasi”. Adaptasi merupakan penyesuaian terhadap

tuntutan lingkungan dan intelektual melalui dua hal, yaitu: (1)

asimilasi, dan (2) akomodasi merupakan proses yang anak upayakan

untuk menafsirkan pengalaman barunya yang didasarkan pada

interpretasinya saat sekarang mengenai dunianya. Akomodasi

merupakan aspek kedua dari adaptasi, individu berusaha untuk

menyesuaikan keberadaan struktur untuk menguasai sesuatu dengan

cara beradaptasi. Suatu pengalaman baru telah mengubah perilaku

anak dan memahami masa lalu.

Pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah pengaruh

pemberian asupan gizi seimbang terhadap perkembangan kognitif anak

usia dini. Penelitian ini difokuskan pada asupan gizi seimbang terhadap

perkembangan kognitif anak usia dini. Pemberian asupan gizi yang

seimbang sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anak serta

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

54

pematangan perkembangan sistem saraf otak yang menjadi pusat

kemampuan kognitif anak.

2. Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2012: 31), definisi operasional adalah

penentuan kontrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi

variabel yang dapat diukur. Dengan melihat definisi operasional suatu

penelitian, maka seorang peneliti akan dapat mengetahui suatu variabel

yang akan diteliti.

a. Asupan Gizi Seimbang

Makanan yang dikonsumsi individu dalam satu hari yang beraneka

ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur

sesuai kebutuhan tubuh.

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang

mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip gizi seimbang yang

terdiri dari empat pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian

upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi

yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat pilar

tersebut adalah; (1) Mengonsumsi makanan beragam (2) Membiasakan

perilaku hidup bersih (3) Melakukan aktivitas fisik (4)

Mempertahankan dan memantau berat badan normal.

Beberapa indikator gizi seimbang untuk mengetahui pemberian

asupan gizi seimbang peneliti menggunakan angket kuesioner kepada

orangtua siswa yang berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai empat

pilar gizi seimbang. Peneliti melakukan penilaian pada hasil

angket/kuesioner pertanyaan dan pernyataan dengan memberikan skor

1 – 4 dengan keterangan sebagai berikut:

Skor 1 = jika tidak tepat / tidak pernah

Skor 2 = jika kurang tepat / kadang-kadang

Skor 3 = jika cukup tepat / sering

Skor 4 = jika anak tepat / selalu

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

55

b. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Perkembangan kognitif lebih kuat bergantung pada kemampuan

intelektual. Anak usia 4 – 6 tahun ditandai dengan berkembangnya

kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili simbol-simbol dan

anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal. Adapun

indikator perkembangan kognitif anak usia 4 – 6 tahun yaitu; (1)

Mengelompokkan benda menurut warna, bentuk, jenis (2) Menunjuk

gambar hewan yang mempunyai ciri-ciri tertentu (3) Membilang

dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-

benda sampai 10) (4) Membedakan konsep banyak – sedikit, lebih –

kurang, sama – tidak sama (5) Menyebutkan dan mengelompokkan

bentuk-bentuk geometri (segitiga, lingkaran, segiempat, dll) (6)

Mencari jejak sederhana (7) Memasangkan benda sesuai dengan

pasangannya (8) Membedakan konsep panjang – pendek, besar – kecil

(9) Memperkirakan urutan pola berikutnya (10) Mengenal berbagai

macam profesi.

Beberapa indikator perkembangan kognitif anak usia 4 – 6

tahun, untuk mengetahui kemampuan kognitif anak peneliti

melakukan observasi atau pengamatan bersama guru di kelas. Guru

kelas memberikan kegiatan untuk mengetahui kemampuan kognitif

anak kemudian peneliti melakukan pengamatan serta penilaian pada

hasil lembar kegiatan anak dengan memberikan skor 1 – 4 dengan

keterangan sebagai berikut:

Skor 1 = jika tidak tepat

Skor 2 = jika kurang tepat

Skor 3 = jika cukup tepat

Skor 4 = jika tepat

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

56

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-

benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

objek atau subjek yang akan dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu (Sugiyono,

2009: 117) Hadi, (2000: 270) mengatakan bahwa populasi merupakan

sejumlah individu paling sedikit mempunyai suatu ciri yang sama dengan

untuk menentukan sampel terlebih dahulu harus menentukan luas dan sifat

populasi juga memberi batasan yang tegas. Menurut Irianto, (2010: 255),

pada intinya populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa TK Budi Asih IX Desa

Cipinang Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka tahun ajaran

2017/2018 yang berjumlah 24 anak dan 24 orang tua.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto: 2010). Menurut Sugiyono (2009: 118), sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila

populasi terlalu besar dan peneliti tidak mungkin untuk mempelajari

semua yang ada pada populasi karena berbagai alasan, maka dapat

menggunakan sampel dari populasi yang ada.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sampling jenuh yakni teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2015: 85).

Sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa TK Budi Asih IX

Desa Cipinang Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka tahun ajaran

2017/2018 yang berjumlah 24 anak dan 24 orang tua.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

57

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, kuesioner dan dokumentasi.

1 . Observasi

Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan

perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk

mendapatkan data. Pengamatan langsung dengan menggunakan

penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan atau pengecapan ini dapat

menggunakan instrumen berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner,

rekaman gambar, dan rekaman suara (Irianto, 2010: 266-267). Peneliti

melakukan observasi pengamatan di kelas untuk mengetahui kemampuan

kognitif anak.

Sanafiah Faisal (1990) dalam Sugiyono (2017: 224)

mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant

observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt

observation dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur

(unstructured observation). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

jenis observasi partisipatif (participant observation) untuk mengetahui

perkembangan kognitif anak di kelas. Dengan observasi partisipan ini,

maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai

mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

2 . Angket / Kuesioner

Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010: 151).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi

pertanyaan dan pernyataan tentang pemberian asupan gizi seimbang anak

yang di isi oleh orang tua untuk mengetahui asupan gizi seimbang anak.

3 . Dokumentasi

Dokumentasi, berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis (Arikunto, 2010: 158). Di dalam melaksanakan metode

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

58

dokumentasi, peneliti mendapatkan data-data tertulis seperti dokumen-

dokumen sekolah misalnya: Visi dan Misi, struktur organisasi, keadaan

guru, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana, dan standar penilaian.

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan mencatat,

mengambil gambar dan menyimpannya dalam suatu bagian tertentu

sebagai catatan atau gambar yang akan menunjang hasil penelitian.

F. Kisi-Kisi Instrumen

Peneliti menyusun sebuah instrumen untuk memperoleh data

penelitian. Instrumen penelitian ini berupa pedoman pengamatan yang berisi

item-item yang akan terjadi dan disusun sesuai dengan indikator asupan gizi

seimbang dan perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun. Indikator asupan

gizi seimbang peneliti akan menggunakan instrumen angket kuesioner yang

akan di validasi oleh ahli. Sementara untuk perkembangan kognitif peneliti

akan mengacu kepada STPPA kurikulum 2013 yang akan divalidasi oleh ahli.

Kisi-kisi instrumen yang disusun peneliti dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Indikator Jumlah

item

1 Pemberian

asupan

gizi

seimbang

Gizi seimbang adalah

susunan pangan

sehari-hari yang

mengandung zat gizi

dalam jenis dan jumlah

yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh,

dengan

memperhatikan prinsip

keanekaragaman

pangan, aktivitas fisik,

perilaku hidup bersih

Mengonsumsi

makanan beragam

14

Membiasakan

perilaku hidup

bersih

8

Melakukan aktivitas

fisik

2

Mempertahankan

dan memantau berat

badan normal

4

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

59

dan mempertahankan

berat badan normal

untuk mencegah

masalah gizi.

2 Kemampu

an kognitif

Perkembangan

kognitif lebih kuat

bergantung pada

kemampuan

intelektual. Anak usia

Taman Kanak-Kanak

ditandai dengan

berkembangnya

kemampuan

menggunakan sesuatu

untuk mewakili

simbol-simbol dan

anak mampu

berimajinasi atau

berfantasi tentang

berbagai hal.

Mengenal klasifikasi

sederhana

3

Memahami konsep

matematika

sederhana

4

Mengenal bentuk

geometri

2

Memecahkan

masalah sederhana

3

Mengenal berbagai

pola

3

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

60

G. Uji Coba Instrumen

Menurut Arikunto (2006: 169) salah satu tindakan mencapai validitas

logis adalah dengan mengikuti langkah-langkah penyusunan instrumen, yakni

memecah variabel menjadi sub variabel dan menurunkan indikator menjadi

butir-butir pengamatan. Selain memperoleh validitas logis, peneliti juga harus

menguji instrumen melalui pengalaman. Dengan mengujinya melalui

pengalaman akan diketahui tingkat validitas empiris atau validitas berdasarkan

pengalaman.

Instrumen penelitian terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen

pembimbing untuk divalidasi. Kemudian intrumen akan diuji cobakan kepada

anak yang berada diluar sampel penelitian yang memiliki karakteristik yang

hampir serupa dengan sampel yang akan diteliti. Uji coba instrumen ini

dilakukan untuk mengetahui kualitas atau kelayakan instrumen yang

digunakan. Oleh karena itu uji coba instrumen ini dilakukan pada siswa dan

orang tua di kelas B RA Uswatun Hasanah Desa Rajagaluh Kidul Kecamatan

Rajagaluh yang berjumlah 19 orang siswa dan 19 orang tua .

H. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Selain pengujian validitas logis dan empiris, suatu instrumen

penelitian dapat dikatakan baik apabila memenuhi syarat valid dan

reliabel. Menurut Irianto (2010: 269), instrumen yang dapat dikatakan

valid ialah instrumen yang mampu mengukur apa yang diinginkan oleh

peneliti dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

tepat. Sedangkan intrumen yang dapat dikatakan reliabel ialah intrumen

yang konsisten atau ajek dalam hasil ukurnya dan tidak bersifat

tendensius (mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban

tertentu) sehingga dapat dipercaya.

Menurut Irianto (2010: 269), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua cara pengujian validitas

instrumen (Sugiyono, 2008), yaitu:

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

61

a. Validitas isi (content validity)

Dalam menguji validitas isi, pengujian menggunakan pendapat

dari ahli (jugdement expert). Setelah instrumen pedoman pengamatan

tentang perkembangan kognitif dan pemberian asupan gizi seimbang

anak usia dini diukur sesuai variabel berdasarkan teori tertentu, maka

selanjutnya adalah dikonsultasikan dengan ahlinya.

b. Validitas item (item validity)

Setelah dilakukan jugdement oleh para ahli, maka instrumen

tersebut divaliditas item dengan cara uji coba. Karena, langkah yang

harus dilakukan agar instrumen memiliki validitas yang tinggi adalah

dengan cara uji coba instrumen.

Adapun uji reliabilitas instrumen yang digunakan pada

penelitian ini menggunakan teknik pencarian dengan rumus Alpha

sebagai berikut:

))

)

Keterangan:

= reliabilitas

= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = jumlah varians butir

= varians total.

Sebelum masuk ke rumus Alpha, maka diperlukan varian tiap butir

instrumen dengan rumus:

∑ ∑ )

Kemudian diperlukan varian total dengan rumus:

∑ ∑ )

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

62

Setelah nilai varian butir dan varian total diperoleh dan

dimasukkan ke dalam rumus Alpha, maka harga yang diperoleh

dikonsultasikan dengan , dengan = 5%. Jika maka

instrumen dikatakan valid dan jika maka instrumen dikatakan

tidak valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi

Arikunto, 2010: 221). Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius

mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.

Instrumen yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data

yang dapat dipercaya juga. Untuk menguji coba instrumen dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan reliabilitas internal yaitu dengan cara

menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Rumus yang digunakan

adalah rumus Alpha :

[

] [

]

Keterangan:

: Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau soal

Σσb2 : Jumlah varians butir

σt2 : Varians total (Arikunto, 2010: 239)

Untuk mempermudah proses uji reliabilitasnya, maka peneliti

menggunakan program SPSS versi 24 for Windows dalam menguji

reliabilitas item yang telah peneliti buat.

Membandingkan r11 dengan rtabel . jika r11 > Rtabel maka item tersebut

reliable. Jika instrumen tersebut reliable, maka kriteria penafsiran

mengenai indek korelasinya dapat ditentukan sebagai berikut:

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

63

Tabel 3.2 Interpretasi Nilai r11

Interval Nilai r Iterpretasi

0,800 – 1,000 Sangat tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0, 599 Cukup tinggi

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat rendah

Sumber: (ridwan, 2010: 116)

I. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap

variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan (Sugiyono, 2017: 207).

Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier sederhana. Yaitu studi mengenai ketergantungan satu variabel dependen

(terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), yang bertujuan

untuk memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen

didasarkan nilai variabel independen yang diketahui.

1. Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2016: 56), definisi analisis deskriptif adalah

suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap

keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih

(variabel yang berdiri sendiri).

Dalam analisis ini dilakukan pembahasan mengenai pemberian

asupan gizi seimbang dan perkembangan kognitif anak usia dini. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini ialah dilakukan dengan

pendekatan perumusan kuantitatif dengan menggunakan skala prosentase

dengan rumus sebagai berikut :

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

64

P = F X 100%

N

Keterangan :

P = angka persentase

F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

100% = bilangan tetap (Sudijono, 2014: 43)

Hasil dari perhitungan di atas diinterpretasikan/diklasifikasikan

dengan skala prosentase sebagai berikut:

100% = Seluruh responden

90% - 99% = Hampir seluruhnya

60% - 89% = Sebagian besar

51% - 59% = Lebih dari setengahnya

50% = setengahnya

40% - 49% = hampir setengahnya

20% - 39% = Sebagian kecil

1% - 19% = Sedikit sekali

0% = Tidak sama sekali

Mengetahui kecenderungan umum jawaban responden setiap

pertanyaan, yaitu perhitungannya menggunakan rumus:

P = X x 100%

Xid

Keterangan :

P = Angka persentase

X = Skor rata-rata setiap pertanyaan

Xid = skor ideal setiap pertanyaan

(Anas Sudijono, 2014: 82)

Sebelum mencari persentasenya, maka dilakukan pencarian skor

rata-ratanya (mean) dengan menggunakan rumus:

X = ∑

X = skor rata-rata setiap pertanyaan

∑X1 = jumlah total skor yang diperoleh

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

65

N = jumlah responden

(Sudijono, 2014: 82)

Penafsiran dalam prosentase sebagaimana dinyatakan oleh

Suharsimi Arikunto (2006: 246) sebagai berikut :

A = Baik = berkisar antara 76% - 100%

B = Cukup = berkisar antara 56% - 75%

C = Kurang Baik = berkisar antara 40% - 55%

D = Tidak Baik = kurang dari 40%

2. Persyaratan Uji Hipotesis (Uji Asumsi Klasik Analisis Kuantitatif)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu uji yang dilakukan untuk

mengetahui sebuah model regresi yaitu variabel dependen, variabel

independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah

tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau

mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat melihat grafik

normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Deteksi dengan

melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik. Pada

penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov untuk

menguji normalitas model regresi (Sugiyono, 2014: 241).

Dasar pengambilan keputusan antara lain:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

klasik.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas data merupakan salah satu syarat dilakukannya

analisis regresi sederhana. Apabila data tidak linier maka analisis

tidak dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2017: 265). Cara memeriksa

kelinieran data dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

66

JK(T) = ∑Y2

JK (a) = ∑

JK (a / b) = b {∑ ∑ ) ∑ )

} =

∑ ∑ ) ∑ )

∑ ∑ )

JKres = JK (T) – JK (a) – JK (

)

JK (E) = {∑ ∑ )

}

JK (TC) = JKres – JK (E)

RJK (a / b) = S2

reg = JK (a/b)

RJK = S2

res =

RJK (E) = S2

E = )

S2TC =

)

Keterangan

JK (T) = Jumlah kuadrat total

JK (a) = Jumlah kuadrat koefisien a

JK (b/a) = Jumlah kuadrat regresi (b/a)

JKres = Jumlah kuadrat residu

JK (E) = Jumlah kuadrat kekeliruan

JK (TC) = Jumlah kuadrat tuna cocok

RJK (b/a) = S2

reg = Rata-rata jumlah kuadrat regresi (b/a)

RJK = S2

reg = Rata-rata jumlah kuadrat residu

RJK (E) = S2

E = Rata-rata jumlah kuadrat kekeliruan

S2TC = Rata-rata jumlah tuna cocok

(Sugiyono, 2017: 265-266)

Untuk melakukan uji kelinieran regresinya (uji linieritas)

dengan melalui perhitungan statistik dengan rumus:

F =

(Sugiyono, 2017: 274)

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

67

Kriteria pengujian linieritas regresi dengan membandingkan

harga Fhitung dengan harga Ftabel, dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika Fhitung < Ftabel, maka regresi linier

Jika Fhitung > Ftabel, maka regresi tidak linier

Selanjutnya yaitu melakukan uji taraf signifikan (uji

independen) melalui perhitungan statistik dengan rumus:

F =

(Sugiyono, 2017: 273)

Untuk menentukan keberartian harga Fhitung dengan cara

membandingkan harga Fhitung dengan harga Ftabel, dengan ketentuan

sebagai berikut:

Jika Fhitung > Ftabel, maka regresi signifikan

Jika Fhitung < Ftabel, maka regresi tidak signifikan

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah uji yang bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji

heteroskedastisitas dapat dilihat dengan grafik plot (scatterplot) di

mana penyebaran titik-titik yang ditimbulkan terbentuk secara acak,

tidak membentuk sebuah pola tertentu serta arah penyebarannya

berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan

demikian tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada regresi ini,

sehingga model regresi yang dilakukan layak dipakai (Nisfiannoor,

2009: 92).

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

68

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui

pengaruh pemberian asupan gizi seimbang terhadap perkembangan

kognitif anak usia dini. Sugiyono (2017: 261) menjelaskan bahwa

analisis regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional

ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel

dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:

= a + bX

Keterangan:

= Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang

didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan

bila (-) maka terjadi penurunan.

Nilai a maupun nilai b dihitung melalui rumus yang sederhana,

untuk memperoleh nilai a dihitung dengan rumus:

∑ ) ∑ ) ∑ ) ∑ )

∑ ) ∑ )

∑ ∑ ) ∑ )

∑ ) ∑ )

(Sugiyono, 2017: 262)

b. Koefisien Korelasi pada Regresi Linier Sederhana

Koefisien korelasi pada regresi linier sederhana bertujuan

untuk menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau

lebih, yaitu dalam penelitian ini akan menunjukkan dugaan tentang

hubungan antara pemberian asupan gizi seimbang dan perkembangan

kognitif anak usia dini.

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

69

Rumus untuk mengukur koefisien korelasi pada regresi linier

sederhana sebagai berikut:

r = √

Keterangan:

r = Koefisien korelasi regresi linier sederhana

SST = Total Sum of Square

SSR = Regression Sum of Square

SSE = Error Sum of Square (Nana Sudjana, 2005: 371)

Selain itu, bisa juga menggunakan rumus korelasi product

moment (Sugiyono, 2017: 274), yaitu:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ ) }{ ∑ ∑ ) }

Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien

korelasi atau seberapa besar pengaruh variabel bebas (Independent)

terhadap variabel terikat (Dependent), digunakan pedoman yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2016: 257):

Tabel 3.3 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien

Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

4. Uji Koefisien Determinan

Untuk menilai seberapa besar pengaruh variabel X terhadap Y

maka digunakan koefisien determinasi (KD) yang merupakan koefisien

korelasi yang biasanya dinyatakan dengan persentase (%)

KD = r2 X 100%

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

70

Keterangan:

KD = Koefisien determinan

r2 = Koefisien korelasi regresi linier sederhana

100% = Bilangan tetap

(Subana & Dkk, 2000: 145)

J. Hipotesis Statistik

Hipotesis merupakan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan

suatu hubungan antara dua variabel yang berkaitan dengan suatu kasus

tertentu dan merupakan anggapan sementara yang perlu diuji benar atau tidak

benar tentang dugaan dalam suatu penelitian serta memiliki manfaat bagi

proses penelitian agar efektif dan efisien. Hipotesis merupakan asumsi atau

dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut dan

dituntut untuk melakukan pengecekannya. Jika asumsi atau dugaan tersebut

dikhususkan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai-nilai parameter

populasi, maka hipotesis itu disebut dengan hipotesis statistik.

1. Uji t

Uji statistik regresi linier sederhana digunakan untuk menguji

signifikan atau tidaknya hubungan dua variabel melalui koefisien

regresinya. Uji dapat dilakukan dengan menggunakan Uji F, yang

dirumuskan dengan:

Keterangan:

t = nilai hipotesis yang ingin dicari

bi = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan

pada variabel independen. Bila b (÷) maka naik, dan bila (-) maka

terjadi penurunan

Sbi = Standar error dari b

Untuk mencari Sbi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31414181016.pdf50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

71

√∑(

)

)∑ ) )

Keterangan :

Sbi = Standar error dari b

= Nilai variable dependen dari perkiraan garis regresi

X = Mean dari variabel independen

Yt = Variabel dependen

Xt = Variabel independen

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah responden

Hasil pengujian uji t kemudian dibandingkan dengan t tabel pada

tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 (jumlah variabel bebas)= 1, dan df 2

(n-k-1) n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen.

Hipotesis yang telah ditetapkan tersebut akan diuji berdasarkan daerah

penerimaan dan daerah penolakan yang ditetapkan sebagai berikut:

Jika t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima

Jika t hitung ≥ t tabel, maka Ho ditolak

2. Penetapan Hipotesis

Maka peneliti menetapkan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis

alternatif (Ha) sebagai berikut:

- Ho : ρ = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan pemberian asupan

gizi seimbang terhadap perkembangan kognitif anak usia dini.

- Ha : ρ ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan pemberian asupan gizi

seimbang terhadap perkembangan kognitif anak usia dini.