16
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK). PTBK adalah merupakan suatu penelitian bersiklus dengan berbagai alternatif tindakan yang berimplementasi untuk menangani persoalan yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK model proses yang terdiri dari satu atau beberapa siklus, namun dengan tujuan yang sama (tetap). Bila dalam pelaksanaan satu siklus belum menampakkan keberhasilan maka dirancang alternatif tindakan lain pada siklus berikutnya, dan seterusnya sehingga tercapainya tujuan penelitian (Soesilo, 2010) Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian berdasarkan refleksi terhadap suatu kondisi sosial dan tindakan pembelajaran untuk meningkatkan penalaan dan pemahaman mengenai kondisi serta praktik pendidikan dan sosial Suharjono (dalam Arikunto, 2006). Arikunto (2006) menyatakan bahwa model penelitian dalam penelitian menunjukan sebagai proses pelaksanaan penelitian. Penelitian tindakan kali ini menggunakan model penelitian tindakan model Kemmis dan Mc Taggart (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 1999).

BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan bimbingan

konseling (PTBK). PTBK adalah merupakan suatu penelitian bersiklus dengan

berbagai alternatif tindakan yang berimplementasi untuk menangani persoalan

yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK model

proses yang terdiri dari satu atau beberapa siklus, namun dengan tujuan yang

sama (tetap). Bila dalam pelaksanaan satu siklus belum menampakkan

keberhasilan maka dirancang alternatif tindakan lain pada siklus berikutnya, dan

seterusnya sehingga tercapainya tujuan penelitian (Soesilo, 2010)

Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian berdasarkan refleksi

terhadap suatu kondisi sosial dan tindakan pembelajaran untuk meningkatkan

penalaan dan pemahaman mengenai kondisi serta praktik pendidikan dan sosial

Suharjono (dalam Arikunto, 2006).

Arikunto (2006) menyatakan bahwa model penelitian dalam penelitian

menunjukan sebagai proses pelaksanaan penelitian. Penelitian tindakan kali ini

menggunakan model penelitian tindakan model Kemmis dan Mc Taggart (Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan, 1999).

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

26

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan menurut menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam

Suharsimi Arikunto, 2002) mencakup tiga langkah yaitu:

1. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan ( rencana)

2. Melaksanakan tindakan Refleksi hasil pengamatan (refleksi)

3. Perubahan revisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya

Penulis ingin meningkatkan kemampuan berpikir divergen kelas IX VII B

SMP Negeri 8 Salatiga tahun ajaran 2012/2013 melalui metode mind map. PTBK

yang digunakan adalah jenis PTBK kolaboratif karena melibatkan guru BK dan

penulis (Soesilo, 2010)

perencanaan

Perlakuan dan pengamatan

refleksi

perencanaan

Perlakuan dan pengamatan

refleksi

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

27

3.2. Subjek Penelitian

Berdasarkan skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa kelas VII B

SMP Negeri 8 Salatiga tahun 2012/2013 terdapat 11 siswa yang berkemampuan

berpikir divergennya sedang, dan 12 siswa yang kemampuan berpikir divergennya

rendah. Jadi masih ada 23 siswa yang harus mendapatkan tindakan mengenai

berpikir divergen.

Dari 11 yang kemampuan berpikir divergennya sedang dan 12 siswa yang

kemampuan berpikir divergennya rendah memiliki ciri-ciri :

1. Dalam menjawab soal dalam test, siswa tersebut tidak banyak menuliskan

jawaban, hal ini berbeda dengan ciri orang yang memiliki kemampuan

berpikir divergen, yaitu sebanyak mungkin menemukan jawaban untuk

menjawab soal.

2. Tidak mampu mengambil keputusan sendiri, cenderung mengandalkan

jawaban dari teman yang lain.

3. Ragu dalam mengemukakan gagasan atau pendapatnya, karena takut

melakukan kesalahan, takut ditertawakan, ataupun takut mendapatkan

kritikan dari orang lain.

3.3. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah metode mind

map sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah berpikir divergen

(divergen thinking)

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

28

3.4 Definisi Operasional

a. Penggunaan Metode Mind map

Metode mind map adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan

menggunakan citra visual berupa simbol-simbol, gambar, kode dan warna

yang saling berhubungan untuk membentuk konsep pemecahan masalah atau

ide tertentu yang kasat mata.

b. Berpikir Divergen

Dalam penelitian ini kemampuan berpikir divergen yang ditekankan

adalah bagaimana agar siswadapat mengolah keterampilannya dalam berpikir,

siswa dilatih untuk meningkatkan kretaivitas berpikirnya. Definisi

operasional dalam berpikir divergen atau berpikir kreatif ini adalah

perwujudan kemampuan siswa dalam mengeluarkan alternatif jawaban atau

jalan keluar masalah yang sedang dibahas. Dalam berpikir divergen, aspek-

aspek yang ditekankan adalah meliputi kelancaran berpikir, keluwesan

berpikir, orisinalitas berpikir dan keterperincian berpikir.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data

yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Alat pengumpulan data

yang digunakan adalah tes berpikir divergen. Tes ini terdiri dari 6 subtes, yang

dikembangkan dari test berpikir divergen yang diadaptasi dari Budiningrum

(2002) berdasar teori Guilford. Seluruh subtest berbentuk verbal dan masing-

masing subtest mengukur aspek yang berbeda dari berpikir divergen. Subrest I, II,

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

29

III, IV, mengukur aspek kelancaran berpikir. Subtest V mengukur aspek

kelenturan berpikir dan orisinalitas berpikir. Subtest VI mengukur aspek

keterperincian berpikir.

Test berpikir divergen yang diadaptasi dari Budiningrum (2002) berdasar

teori Guilford merupakan bagian dari serangkaian tes mengenai struktur intelek.

Tes berpikir divergen tersebut memuat lebih dari 20 subtest dalam tes ini

dikembangkan hanya 6 (enam) subtest sebagai alat penelitian dengan

pertimbangan keenam subtest ini mewakili seluruh aspek berpikir divergen.

Tes berpikir divergen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data mengenai

kemampuan berpikir divergen siswa adalah sebagai berikut :

a. Permulaan kata

Permulaan kata merupakan subtest untuk mengukur aspek

kelancaran berpikir (fluency of thinking). Ada 4 item dari subtest ini. Tiap

item memuat permulaan kata tertentu. Siswa diminta untuk menuliskan

sebanyak mungkin kata yang diawali dengan permulaan kata yang tertulis

pada tiap item. Nama negara, nama kota, nama sungai, atau nama gunung

boleh digunakan, tetapi tidak boleh menuliskan nama orang. Permulaan

kata yang dimaksud yaitu ka, so, ti, pu. Waktu pengerjaan tiap item

adalah 2 menit.

b. Menyusun kata

Subtest ini mengukur aspek kelancaran berpikir. Terdapat empat

item dalam subtest ini. Siswa diminta untuk menyusun sebanyak mungkin

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

30

kata-kata yang memakai huruf-huruf dari kata yang ada terdapat pada

setiap item, atau huruf yang diberikan. Setiap huruf dari kata yang tersedia

hanya boleh dipakai satu kali untuk menyusun satu kata baru. Contoh kata

yang harus disusun dalam subtest ini yaitu proklamasi, waktu pengerjaan

setiap item adalah 2 menit

c. Menyusun kalimat tiga kata

Subtest ini mengukur aspek kelancaran berpikir. Tiap item memuat

huruf awal dari satu kata. Siswa diminta menyusun kalimat sebanyak

mungkin kalimat yang masing-masing terdiri dari tiga kata. Huruf awal

setiap kata tertulis pada satu item. Urutan penggunaan keempat kata boleh

diubah-ubah. Tiap kata hanya boleh digunakan dua kali, masing-masing

dalam kalimat yang berbeda. Boleh menggunakan nama orang. Contoh

item dalam subtest ini adalah a-m-p. Waktu pengerjaan setiap item adalah

3 menit.

d. Sifat yang sama

Subtest ini juga mengukur kelancaran berpikir. Disini siswa

diminta untuk menuliskan sebanyak mungkin benda (hidup atau mati)

yang memiliki kedua sifat yang sama yang dituliskan pada item. Contoh

item dalam subtest ini adalah bulat dan keras. Waktu pengerjaan setiap

item adalah 2 menit.

e. Penggunaan luar biasa

Aspek yang diukur dalam subtest ini adalah kelenturan berpikiur

(flekxibility of thingking) dan orisinal berpikir (originality of thingking).

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

31

Ada empat item dalam subtest ini. Siswa diminta menuliskan macam-

macam penggunaan yang tidak lazim (tidak biasa) dari benda yang tertulis

pada tiap item. Penggunaan yang tidak lazim ini sudah pernah dilihat atau

dialami sendiri atau yang dapat siswa bayangkan.

Siswa tidak boleh menulis untuk apa benda itu pada umumnya atau

biasanya. Contoh item yaitu surat kabar. Waktu pengerjaan setiap item

adalah 2 menit.

f. Apa akibatnya

Aspek yang diukur dalam subtest ini adalah keterperincian berpikir

(elaboration of thingking). Ada empat item dalam subtest ini. Tiap item

meggambarkan keadaan yang belum pernah atau tidak biasa terjadi. Siswa

diminta menuliskan sebanyak mungkin akibat yang dapat muncul jika hal

itu terjadi. Contoh item yang dimaksud adalah apa akibatnya, jika setiap

orang dapat mengetahui pikiran orang lain. Waktu pengerjaan tiap item

adalah 5 menit.

3.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif adalah yang digunakan

untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi (Sugiyono, 2008:206). Sedangkan Analisis data Data yang

dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil penghitungan test berpikir

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

32

divergen. Analisa yang dilakukan dengan membandingkan skor awal yang

diperoleh sebelum diberikan bimbingan kelompok dan skor yang diperoleh

setelah diberikan bimbingan kelompok. Indikator minimal yang

diharapkan dicapai siswa adalah 130 yaitu kemampuan berpikir divergen

kategori tinggi. Apabila nilai post test belum mencapai 130, maka siswa

belum mencapai peningkatan berpikir divergen dan siswa tersebut akan

diberikan tindakan tentang berpikir divergen, sedangkan jika sudah

mencapai skor post test minimal 130, maka tindakan tersebut dianggap

sudah berhasil. Dengan teknik analisa data tersebut penulis dapat

mengetahui. Tingkat kreativitas dari masing-masing siswa dan penulis

juga dapat mengetahui tingkat berpikir divergen siswa meningkat atau

tidak setelah diberikan tindakan.

1. Pemberian skor

Pemberian skor dan perhitungan skor dapat diperoleh tiap siswa adalah

berdasarkan aspek kelancaran berpikir (permulaan kata, menyusun kata,

membentuk kalimat, sifat-sifat yang sama), aspek kelenturan berpikir dan

orisinalitas berpikir (macam-macam penggunaan) dan aspek

keterperincian berpikir (apa akibatnya). Pemberian skor dan perhitungan

skor yang dimaksud yaitu :

a. Aspek kelancaran berpikir dari subtes I, II, III dan IV

Skor untuk aspek ini diperoleh dari gabungan skor subtest

“permualaan kata”, “menyusun kata”,”membentuk kalimat”dan “sifat-

sifat yang sama”. Skor masing-masing dari subtest adalah jawaban

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

33

yang tepat mendapatkan skor 1 (satu). Total skor adalah jumlah

seluruh skor subtest dan dicari SS (standar skor) nya sesuai dengan

usia anak.

b. Aspek kelenturan berpikir dari subtest V

Skor untuk aspek ini diperoleh dari skor suntest “macam-macam”

penggunaan cara pemberian skor subtest ini yaitu setiap jawaban yang

memenuhi syarat mendapatkan skor 1 (satu). Skor total adalah jumlah

seluruh skor yang diperoleh dan dicari SS (standar skor) sesuai

dengan usia anak.

c. Aspek orisinalitas berpikir dari subtest V

Skor untuk aspek ini juga diperoleh dari skor subtest “macam-

macam penggunaan”. Perhitungan pada aspek ini adalah dengan

memberikan skor 1 (satu) jika jawaban yang ditulis siswa adalah

jawaban yang orisinal. Skor total adalah jumlah seluruh skor yang

diperoleh dan dicari SS (standar skor) sesuai dengan usia anak.

d. Aspek keterperincian berpikir dari subtest VI

Skor untuk aspek ini diperoleh dari skor subtest “apa akibatnya”

cara pemberian skor subtest ini yaitu setiap rincian jawaban

mendapatkan skor 1 (satu). Skor total adalah jumlah dari keseluruhan

skor yang diperoleh dicari SS (standar skor) sesuai dengan usia anak.

Hasil akhir dari tes berpikir divergen akan didapatkan Standar Skor (SS)

yang kemudian di equivalenkan menjadi Creativity Quotient (CQ). Dimana

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

34

Standar Skor (SS) merupakan penjumlahan dari aspek yang terukur dalam tes

berpikir divergen.

3.7. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah jika lebih dari 70% dari

keseluruhan subjek, yaitu 23 siswa, telah mencapai kategori tinggi dalam berpikir

divergen, yaitu subjek telah mencapai skor post test minimal 130 berdasarkan

hasil test berpikir divergen.

3.8 Rencana Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling penulis

menentukan siswa yang akan diberikan layanan berupa tindakan penggunaan

metode mind map dengan mengumpulkan data melalui test berpikir divergen yang

telah diadaptasi dari Guilford (1959). Setelah penulis menemukan subyek yang

akan diteliti selanjutnya penulis menentukan langkah-langkah (rancangan) yang

akan dilaksanakan dalam proses penelitian untuk meningkatkan kemmapuan

berpikir divergen melalui metode mind map.

1. Identifikasi Masalah

Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan berpikir

divergen melalui test berpikir yang diberikan kepada siswa.

2. Rancangan Tindakan

Penulis merancang kegiatan dengan metode mind map yang tepat untuk

meningkatkan kemampuan berpikir divergen siswa

3. Tindakan Dan Observasi

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

35

Apa yang dilakukan oleh guru atau penulis sebagai upaya meningkatkan

kemampuan berpikir divergen. Mengamati atas hasil atau dampak dari

tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan pada siswa.

4. Refleksi Dan Evaluasi

Setelah siswa mengikuti kegiatan dengan metode mind map, penulis

mengkaji, melihat, dan mengukur hasil dari tindakan menggunakan test

berpikir divergen dan mengukur hasil dari tindakan menggunakan test

berpikir divergen. Untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan atau

tidak, maka hasil test berpikir divergen setelah siswa mengikuti kegiatan

menggunakan metode mind map dibandingkan dengan hasil test siswa

sebelum mengikuti kegiatan dengan metode mind map. Berdasarkan hasil

refleksi ini penulis bersama-sama guru dapat melakukan perbaikan

terhadap rencana awal jika rencana belum berhasil.

Sebelum penulis memberikan kegiatan dengan metode mind map untuk

meningkatkan kemampuan berpikir divergen siswa dengan jenis penelitian PTBK.

Penulis mempersiapkan rancangan-rancangan tindakan yang akan dilakukan.

1. Rancangan PTBK siklus 1

Pada rancangan PTBK siklus 1 ini, treatment yang diberikan kepada siswa lebih

kepada pemberian tugas, yaitu siswa diberikan latihan-latihan tentang

perumpamaan suatu masalah yang sebetulnya mungkin tindakan terjadi dalam

kehidupan yang sebenarnya. Rancangan dalam meningkatkan kemampuan

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

36

berpikir divergen siswa melalui penggunaan metode mind map siklus 1 disusun

sebagai berikut :

a. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan yang pertama, penulis memberikan materi

pengantar tentang perlunya berpikir divergen utuk memecahkan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa mengetahui apa itu

berpikir divergen dan pentingnya berpikir divergen bagi seseorang atau

bagi siswa itu sendiri. Metode yang digunakan pada saat penyampaian

materi adalah ceramah dan tanya jawab.

b. Pertemuan Kedua

Tindakan yang dilakukan pada pertemuan ini adalah penulis

memberikan materi tentang mind map. Materi yang disampaikan yaitu

tentang pengertian mind map, kegunaan mind map dan prinsip-prinsip

membuat mind map. Penulis membagikan fotokopi materi tentang mind

map kepada siswa agar siswa dapat lebih memahami materi mind map

yang diberikan. Kemudian penulis memberikan contoh mind map

sederhana tentang kegiatan sehari-hari yang digambarkan pada papan tulis.

Agar siswa dapat memahami bagaimana gambaran tentang mind map dan

bagaimana mind map dapat berhubungan satu dengan yang lainnya.

c. Pertemuan Ketiga

Penulis kembali mengingatkan tentang berpikir divergen dan mind

map, yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian

penulis membagi kelompok menjadi 3 yang beranggotakan 4-5 siswa.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

37

Penulis membagi kelompok agar nanti mudah dalam meberikan

pertanyaan dan agar siswa mudah dalam mengerjakan tugas mind map

untuk meningkatkan berpikir divergen. Siswa diminta membuat mind map

dengan topik bebas, misalnya saja topik jadwal pelajaran kemudian

beberapa anak mempresentasikannya di depan kelas.

d. Pertemuan Keempat

Penulis kembali membagi kelompok seperti pertemuan

sebelumnya, Setelah itu, penulis membuat contoh mind map di papan tulis

dengan topik “kegunaan benda”, siswa diminta membuat dengan metode

min map, kegunaan lain dari benda, benda tersebut adalah

1.cat air selain untuk keperluan melukis

2.tali sepatu

3.roda sepeda

4.ikat pinggang

kemudian beberapa anak mempresentasikannya di depan kelas

e. Pertemuan Kelima

Siswa diajak menggunakan metode mind map untuk menemukan

dan menuliskan solusi dari suatu masalah dan masalah yang dibahas

adalah “meraih kesuksesan” kemudian beberapa anak

mempresentasikannya di depan kelas.

f. Pertemuan Keenam

Pada pertemuan keenam ini siswa diminta menuliskan sebanyak

mungkin dalam bentuk mind map apa akibatnya jika suatu keadaan yang

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

38

biasanya tidak mungkin terjadi. Siswa diminta untuk memikirkan apa

akibatnya jika keadaan tersebut terjadi. Siswa diminta untuk memikirkan

apa akibatnya jika keadaan tersebut benar-benar terjadi, keadaan tersebut

adalah :

a. apa akibatnya, jika semua manusia berbadan cebol?

b. apa akibatnya, jika semua manusia berambut panjang?

kemudian beberapa anak mempresentasikannya di depan kelas

Pelaksanaan kegiatan ini akan disertai observasi selama kegiatan

berlangsung, agar penulis dapat mengetahui antusiasme siswa selama

siswa mengikuti kegiatan. Setelah siklus PTBK putaran 1 selesai, maka

siswa akan diberikan tes berpikir divergen lagi untuk mengetahui seberapa

besar peningkatan siswa setelah mengikuti layanan penggunaan metode

mind map. Jika hasil tes berpikirdivergen pada siklus I ini telah memenuhi

target skor minimal 130 dengan kategori tinggi, maka siklus PTBK

putaran I ini dianggap berhasil, namun jika skor yang diperoleh siswa

belum memenuhi target maka siswa akan diberikan treatment penggunaan

mind map pada putaran II.

2. Rancangan PTBK Putaran II

Dalam mengantisipasi permasalahan Penelitian Tindakan

Bimbingan Konseling itu, penulis merancang penelitian putaran II yang

agak berbeda dengan rancangan proses penelitian putaran I. Segala

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

39

rancangan yang disusun dilakukan dalam tahap persiapan. Selama

persiapan untuk tahap II, penulis mendasarkan segala sesuatunya dari hasil

proses penelitian putaran I. Pada rancangan PTBK siklus 11, treatment

yang diberikan kepada siswa lebih kepada pengajuan masalah, siswa

diberikan soal tentang masalah-masalah yang suatu saat dapat dialami oleh

siswa. Hal ini agar dapat berlatih untuk lebih siap menghadapi masalah

yang sebenarnya, dan agar siswa dapat belajar memecahkan berbagai

macam masalah secara kreatif.

Adapun rancangan untuk proses penelitian siklus II disusun sebagi berikut:

a. Pertemuan Pertama

Penulis meminta siswa menjawab sebanyak mungkin dengan

metode mind map soal cerita yang diberikan oleh penulis. Soal cerita

tersebut adalah : ada seorang lak-laki membawa anjing, kucing, dan anak

kecil ingin menyeberang sengai menggunakan perahu kecil, yang hanya

muat untuk 2 macam barang. Untuk menyeberang orang itu hanya bisa

membawa satu barang bawaan, laki-laki itu bingung karena jika dia

menyeberangkan kucing dulu, anak kecil yang ditinggal dengan anjing

takut dengan anjing. Kalau menyeberangkan anak kecil dulu, anjing dan

kucing yang akan ditinggal akan berkelahi. Jika begitu, maka yang mana

dulu yang akan menemani anjing di seberang sana, kalau kucing yang

menemani anjing maka diseberang kucing dan anjing akan berkelahi,

tetapi jika anak kecil yang menemani anjing diseberang sungai anak kecil

itu akan menangis karena takut dengan anjing, bagaimana caranya agar

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7355/3/T1_132008059_BAB III...yang dihadapi oleh guru BK. Penulis menggunakan rancangan PTBK

40

semuanya aman untuk diseberangkan? kemudian beberapa anak

mempresentasikannya di depan kelas

b. Pertemuan Kedua

Siswa diminta untuk menuliskan sebanyak mungkin jawaban atau

solusi dari suatu kejadian dengan menggunakan mind map, kejadian

tersebut adalah jika tiba-tiba dijalan tali sepatu kamu putus, apa yang akan

kamu lakukan untuk menyambung tali sepatu kamu? kemudian beberapa

anak mempresentasikannya di depan kelas

c. Pertemuan Ketiga

Siswa diminta menggunakan metode mind map untuk merencanakan

pesta ulang tahun yang meriah, siswa diminta merancang dari makanan, yang

diundang, dekorasi dsb kemudian beberapa anak mempresentasikannya di

depan kelas

d. Pertemuan Keempat

Siswa diajak untuk berdiskusi dan menemukan solusi dari masalah dan

masalah atau topik yang akan dibahas adalah “meningkatkan kreativitas

berpikir siswa yang akhir-akhir ini menurun”. kemudian beberapa anak

mempresentasikannya di depan kelas.