Upload
ngodung
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1 Waktu Penelitian
Kegiatan ini dilakukan pada bulan Januari sampai April 2013 dan dilakukan
secara bertahap. Adapun tahapannya meliputi :
a. Tahap persiapan (Februari-Maret 2013)
Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen,
permohonan izin serta survei di sekolah yang direncanakan sebagai tempat
penelitian.
b. Tahap pelaksanaan (Maret-April 2013)
Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang
meliputi uji coba instrumen dan pengambilan data,
c. Tahap penyusunan (April-Mei 2013)
Yaitu tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan
laporan serta persiapan ujian.
3.1.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 02 yang terletak di Jl
Cakra Banjaran Gang III Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Siswa SDN
Mangunsari 02 berjumlah 127 siswa yang terdiri mulai dari kelas 1 sampai dengan
kelas 6 dengan masing-masing kelas terdiri 1 kelas. Kelas tersebut diampu oleh
guru kelas sebanyak 6 guru, 1 guru pendidikan agama Islam, 1 guru agama Kristen,
1 guru bahasa Inggris, 1,1 guru kesenian dan 1 guru olah raga. Proses belajar
mengajar berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang, kecuali pada
hari Jum’at dan Sabtu yang berlangsung mulai dari pukul 07.00 sampai dengan
pukul 10.35 siang. Peneliti mengambil sampel seluruh siswa kelas IV yang
berjumlah 20 siswa. Penelitian dilaksanakan bekerjasama dengan guru kelas dan
28
mengajar sebanyak 2 kali dalam satu siklus dengan menyesuaikan jadwal belajar di
SDN Mangunsari 02 Sidomukti Kota Salatiga.
3.1.3 Subjek Penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu upaya meningkatkan Motivasi dan
hasil belajar IPA dengan menggunakan metode pembelajaran Picture And Picture
pada siswa kelas 4 SDN Mangunsari 02 Semester II Tahun Ajaran 2012/2013,
maka subjek penelitian adalah siswa SDN Mangunsari 02 berjumlah 127 Siswa
yang terdiri mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan masing-masing kelas
terdiri 1 kelas. Di sini peneliti mengambil sampel seluruh siswa kelas 4 yang
berjumlah 20 siswa. Rata-rata usia siswa kelas 4 sekitar 10 tahun sesuai dengan
perkembangan perilaku kognitif yang dikemukakan oleh Piaget pada tahap konkret-
operasional(7-11 tahun). Teori tersebut mengemukakan bahwa pada periode ini
ditandai dengan adanya tambahan kemampuan yang disebut operator (satuan
langkah berpikir) yang bermanfaat unutk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya
dengan peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri. Pada dasarnya
perkembangan kognitif anak ditinjau dari karakteristiknya sudah sama dengan
kemampuan kognitif orang dewasa. Pada periode ini anak baru mampu berpikir
sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.
3.2 Jenis Penelitian dan Pendekatan
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ini
dilaksanakan secara kolaboratif, artinya penelitian dilaksanakan bekerjasama
dengan guru kelas. Disini peneliti bekerja sama dengan guru kelas yaitu ibu Ani
Kapiyah, S.Pd. yang mengajar kelas 4 di SDN Mangunsari 02 Sidomukti Kota
Salatiga.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Yaitu hasil penelitian diuraikan secara deskriptif dan bersifat
kuantitatif artinya penelitian yang menggunakan ukuran dengan angka-angka hasil
perhitungan sebagai tolak ukur keberhasilannya. Proses penelitian berbentuk
siklus. Siklus berlangsung dua kali. Setiap siklus terdiri dari lima kegiatan pokok,
29
yaitu (1) observasi, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4)
observasi, (5) refleksi.
3.3 Varibel Penelitian
Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas atau independen
dan variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel yang lain.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran picture and
picture (X).
b. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya
variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
motivasi belajar (Y1) dan hasil belajar siswa (Y2). Motivasi belajar adalah
rangsangan atau dorongan untuk menumbuhkan semangat belajar siswa
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan hasil belajar adalah hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa
dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas,
menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang akan dicapai
dengan menggunakan alat penilaian yang disusun guru berupa tes yang
hasilnya adalah nilai kemampuan siswa setelah tes diberikan sebagai
perwujudan dari upaya yang telah dilakukan selama proses belajar mengajar.
3.4 Rencana Tindakan
Rencana Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas disusun berdasarkan
masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Secara
operasional dapat dinyatakan bahwa rencana tindakan perlu disusun untuk
menguji secara empirik dari ketepatan hipotesis tindakan yang diajukan. Ini
berarti, suatu tindakan harus dilakukan agar terjadi perubahan ke arah yang
diharapkan. Perubahan atau dampak atas tindakan yang dilaksanakan, baik yang
dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif, hendaknya dapat diobservasi atau
diukur. Hal ini sangat penting untuk diupayakan agar peneliti dapat mengetahui
tingkat efektivitas tindakan yang telah dilakukan.
30
Model penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Taggart dalam Madya
(2006:10) bahwa penelitian tindakan kelas memberikan cara kerja yang
mengaitkan teori dan praktik menjadi kesatuan utuh gagasan dalam tindakan.
Rencana tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu PTK menggunakan
model spiral Kemmis dan Targgart dengan menggunakan 2 siklus. Di dalam
setiap siklus terdapat 3 tahap, yaitu: perencanaan (pembuatan RPP, lembar
observasi, lembar evaluasi), implementasi RPP dan observasi, refleksi. Penjelasan
lebih rinci akan di gambar sebagai berikut ini.
Gambar. 3.1 Model Spiral Dari Kemmis dan Targgart
31
3.5 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran picture
and picture yang terdiri dari dua siklus yang masing-masing tahapannya meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi. Adapun tahap-tahap dari
masing-masing siklus sebagai berikut:
Pra Siklus
a. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini peneliti mengikuti pembelajaran biasa.
b. Pengamatan
Peneliti sebagai pengamat mengamati cara kerja peserta didik dalam
pembelajaran. Peneliti dalam tahap ini menanyakan masalah-masalah dalam
pembelajaran sehingga diketahui kesulitan-kesulitan yang dialami peserta
didik. Kesulitan-kesulitan tersebut dicatat untuk melakukan tindakan pada
siklus I.
c. Refleksi
Pada pra siklus yang dilakukan diadakan refleksi yang diperoleh dari
pengamatan. Temuan tentang kekurangan maupun kelebihan dijadikan
perbaikan pada siklus I (2 kali tatap muka).
Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran yang muncul di kelas.
2. Merencanakan tindakan untuk menangani masalah yang muncul.
3. Berkolaborasi dengan guru kelas merecanakan perangkat pembelajaran
meliputi program semester, silabus, rencana pelaksanaan sesuai dengan
standar kompetensi serta kompetensi standar pada kegiatan yang benar
meliputi kegiatan siswa seperti elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi.
4. Mengembangkan bahan ajar atau materi ajar yang diambil dari berbagai
sumber untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran.
5. Mengembangkan media dan alat pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran
32
6. Membuat lembar pengamatan yang sesuai dengan aspek-aspek yang sesuai
dalam pembelajaran dan diamati oleh teman sejawat selama proses
pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti dan guru melaksanakan siklus I sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah disusun. Secara garis besar RPP yang
disusun terdapat kegiatan-kegiatan seperti berikut:
1. Guru memeriksa kesiapan siswa
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Guru mendemontrasikan pengetahuan yang dimiliki menggunakan alat
peraga
4. Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok
5. Guru mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik
6. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap apa
yang belum dimengerti siswa
c.Tahap Observasi
Pada tahap observasi ini yang dilakukan peneliti adalah melakukan
pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode
pembelajaran Picture And Picture.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti beserta guru mengkaji semua temuan, baik
kekurangan maupun kelebihan dalam proses pembelajaran pada siklus I agar
peneliti mengetahui keefektifan pembelajaran yang dilakukan.
Siklus II
Berdasarkan refleksi yang dilaksanakan bersama guru pada siklus I, peneliti
menyusun kembali rencana pembelajaran pada siklus II. Penyusunan perencanaan
pada siklus II terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta
refleksi.
a. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti merencanakan sebagai berikut:
33
1) Peneliti dan guru bersama-sama memecahkan masalah yang dihadapi pada
siklus I.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus II
3) Menyususn alat observasi yang akan digunakan dalam mengamati
4) pelaksanaan pembelajaran.
5) Menyiapkan alat observasi yang berupa tes evaluasi dan angket
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru melaksanakan siklus II sesuai dengan
rencana penbelajaran yang telah disusun. Secara garis besar RPP yang disusun
terdapat kegiatan-kegiatan seperti
1) Guru memeriksa kesiapan siswa
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3) Guru mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki menggunakan alat
peraga
4) Guru membimbing dalam kerja kelompok
5) Guru mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik
6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap apa yang
belum dimengerti
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi ini yang dilakukan peneliti adalah melakukan
pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode
pembelajaran Picture And Picture
d. Tahap Refleksi.
Setelah melakukan perbaikan dari segi pembelajaran dari siklus I dan
menindak lanjuti pada siklus II bersama guru, peneliti dapat mengetahui apa saja
yang kurang pada siklus I dan siklus II dan menarik kesimpulan bagaimana cara
mengatasinya. Serta peneliti dapat mengetahui terjadi peningkatan atau penurunan
pada siklus I dan siklus II.
34
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan alat
pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini
teknik yang akan digunakan adalah:
1. Tes
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar
atau salah. Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan
jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan (Mardapi,
2008:67). Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada siswa. Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
2. Observasi
Dalam menggunakan tekhnik observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapi dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrumen.
Observasi dilakukan mulai kegiatan sampai metode pembelajaran picture and
picture selesai diterapkan.
3. Kuesioner (Angket) Angket diberikan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA. Angket motivasi belajar digunakan untuk mengungkap
motivasi belajar subjek, dirancang berdasarkan aspek-aspek yaitu tanggung jawab
pribadi terhadap tugas, umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukan, tugas
yang bersifat moderat, tekun dan ulet dalam bekerja, tidak berspekulasi dalam
tugas dan keberhasilan tugas. Empat aspek ini termuat dalam item pertanyaan 20
positif dan 10 item negatif.
4. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010:201), dokumentasi dari asal katanya dokumen
yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya pada siswa
35
kelas 4 di SD Negeri Mangunsari 02 khususnya pada mata pelajaran IPA semester
II tahun 2012/2013.
Tabel. 3.1 Skor Jawaban Angket
Jawaban Skor Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
5 4 3 2 1
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, seperti: sangat setuju, setuju,
ragu-ragu, tidak setuju, sangat setuju. Sedangkan interval yang digunakan untuk
mengukur motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
121 – 130 = Sangat Tinggi
110 – 120 = Tinggi
99 – 109 = Sedang
88 – 98 = Rendah
76 – 87 = Sangat Rendah
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan soal tes yang digunakan dalam tes hasil belajar untuk mengetahui
kemampuan siswa, angket digunakan untuk mengetahui motivasi siswa dalam
belajar dan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui tindakan guru
dalam penggunaan pembelajaran yang mengunakan metode pembelajaran picture
and picture.
36
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator No
Item
Jumlah
item
Memahami
perubahan
lingkungan fisik
dan Pengaruhnya
terhadap daratan
Siklus I
Mendiskripsikan
berbagai penyebab
perubahan
lingkungan fisik
(angin, hujan,
cahaya matahari,
dan gelombang laut
Siklus I
1. Mengidentifikasi
penyebab
perubahan
lingkungan fisik
terhadap daratan
2. Faktor penyebab
perubahan
lingkungan fisik
1.2,4,7,10
13,17,19,9
3,5,6,8,9,11,12,16,18,2
0,14
9
11
Siklus II 1.Menjelaskan
pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi,abrasi,banjir
dan longsor)
Siklus II
1.Mengidentifikasi perubahan fisik daratan 2.Mengidentifikasi pengaruh erosi, abrasi, banjir,dan longsor terhadap permukaan daratan
1,2,3,7,12,18
5,6,8,9,
10 11,13,14,15,16,
17, 19,20
7
13
Jumlah 40
37
Tabel 3.3
Kisi- Kisi Tindakan Pembelajaran Menggunakan Metode Pembelajaran
Picture And Picture
Aspek yang diamati Item A. Kegiatan awal
1. Memeriksa kesiapan siswa 2. Melakukan apersepsi Tanya jawab 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Menyampaikan gambaran kegiatan
1,2,3,4
B. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan perubahan fisik terhadap
daratan 2. Guru membagi siswa kedalam kelompok 3. Guru menunjukan dan menjelaskan gambar-
gambar pembagian kelompok 4. Guru Memberi arahan kepada siswa apa yang
akan di kerjakan 5. Guru membagikan LKS 6. Siswa di suruh mengamati gambar faktor-
faktor perubahan fisik terhadap daratan 7. Siswa di suruh mengurutkan gambar-gambar
faktor perubahan fisik terhadap daratan 8. Guru memberi kesempatan pada setiap
kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi nya
5,6,7,8,9,10,11,12,13
C. Kegiatan Penutup 1. Guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan pembelajaran
14
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada kondisi awal da kondisi ahir
maka dilakukan scoring pada angket, yaitu sebagai berikut:
Interval = Skor tertinggi-skor terendah
5
=130-76 =10,8=11
5
38
Rentang nilai:
121-131 = Sangat Tinggi 88-98 = Rendah
110-120 = Tinggi 76-87 = Sangat Rendah
99-109 = Sedang
Berikut ini merupakan kisi-kisi angket motivasi belajar siswa, terdapat 25
butir soal sebelum diuji, setelah dianalisis menggunakan SPSS 20.0 maka
didapatkan hasil 20 butir soal yang valid dan semuanya termasuk dalam favorabel.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Motivasi
No. Aspek Indikator Item Jumlah Positif Negatif
I Perasaan pada waktu belajar IPA
a. Rajin belajar b.Tidak terpaksa dalam mengikuti pelajaran
19,20 1,4,5,6
2,3
8
II Konsentrasi/perhatian dalam belajar
a.Mau memperhatikan proses pembelajaran b.Mengikuti penjelasan guru
9,15, 12,13,
7,8
10,11,14
9
III Kesungguhan dalam mengikuti pelajaran
a.Mencatat tugas dari guru b.Mengerjakan tugas dari guru c.Kompetensi dalam lingkungan kelas
16, 17,22,28, 29,30 25,26,27
23,24
21
12
IV Motivasi belajar Motivasi mengikuti pelajaran
18 1
Jumlah 20 10 30
39
3.7 Uji Validitas Instrumen
Sebelum memberikan soal dan angket terlebih dahulu harus melakukan Uji
validitas instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individu
setelah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran picture and
picture.
Menurut Sudjana (2010:12) Validitas berkenaan dengan ketepatan alat
penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang
seharusnya dinilai.
Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected
Item-Total Correlation). Selanjutnya untuk menentukan suatu item tertentu valid
atau tidak digunakan pedoman Azwar (1999) (Priyatno 2010:90) dapat digunakan
pedoman nilai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap
memuaskan, tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum mencukupi
kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan
batas kriteria di bawah 0,20 sangat tidak disarankan. Dalam hal ini peneliti
menggunakan standar validitas 0,30.
Uji coba instrumen tes dan angket baik untuk pretest dan postest maupun
angket diterapkan pada 20 siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga pada
tanggal 11 April 2013. Dari 40 item soal yang diujikan validitasnya.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Tes Untuk Siklus I
Bentuk instrumen Item soal Valid Tidak valid Pilihan ganda 1,2,3,4,5,6,7,8,9,1
0,11,12,13, 14,15,16,17,18,19
,20
1,2,3,,5,6,7,8,9,10,11,
12,13,14,15,16,17,18,19,20
4
40
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Tes Untuk Siklus II
Bentuk instrumen Item soal Valid Tidak valid Pilihan ganda 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
11,12,13,14,15,16,17,18,19,20
3,4,5,6,7,10,11,12,13,14,15,16,17,18,
19,20
1,2,8,9
3.7.1 Hasil Uji Validitas Angket
Variabel motivasi di ungkapkan dengan menggunakan 30 butir angket, yang
di kembangkan dari 5 aspek motivasi. Perhitungan validitas dari angket dapat
dilihat seperti tabel berikut ini :
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Angket Motivasi
Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid Sangat setuju 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,
11, 12,13,14,15,16,17,
18,19,20, 21,22,23,24,25,26,
27,28,29,30
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,
12,13,14,15,16,17, 18,19,20,
21,22,23,24,25,26, 27,28,29,30
- Setuju
Ragu-ragu Tidak setuju
Sangat tidak setuju
3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan
merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, dan stabil, sehingga bila
digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat
realibilitas alat pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan Alpha
Croncbach. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat
reliabilitasnya. Tahapan uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 20.0 for windows (statistical product and service
solutions).
41
Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrumen tiap item angket motivasi dan soal yang nantinya akan digunakan dalam
tes individual setelah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
picture and picture. Untuk mengetahui reliabilitas, intrumen terlebih dahulu diuji
cobakan di kelas uji coba yaitu di kelas 4 SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga.
Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam
menilai apa yang dinilainya, artinya, kapan pun penilaian tersebut digunakan akan
memberikan hasil yang sama (Sudjana, 2011:16),diartikan sejauh mana instrument
dapat diandalkan, Uji reliabilitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik
Alpha untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria
sebagai berikut :
α > 0,9 = Sangat bagus
α > 0,8 = Bagus
α > 0,7 = Dapat diterima
α > 0,6 = Diragukan
α < 0,5 = Tidak dapat diterima
Pengujian reliabilitas tes menggunakan cronbach alpha untuk menunjukkan
sejauh mana soal tes dapat dipercaya untuk mengukur suatu objek, koefisien alpha
semakin mendekati 1 berarti butir-butir pertanyaan dalam koefisien semakin
reliabel.
3.8 Analisis Tarap Kesukaran Instrumen Item
Analisis tingkat kesukaran soal merupakan pengkajian terhadap soal-soal tes
dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk
mudah, sedang, dan sukar Sudjana (2011:135). Asumsi yang digunakan untuk
memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan
reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut.
Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah,
sedang, dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari
kesanggupan atau kemampuaan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari
sudut guru sebagai pembuat soal. Untuk melakukan analisis tingkat kesukaran soal
42
adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan
sukar. Dalam penelitian ini analisis tingkat kesukaran soal yang digunakan adalah
menentukan kriteria soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
I =BN
Keterangan:
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal.
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal.
N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin
sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah
soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:
0,00 – 0,30 = soal kategori sukar;
0,30 – 0,70 = soal kategori sedang;
0,70 – 1,00 = soal kategori mudah.
Berdasarkan perhitungan rumus dan kriteria yang digunakan pada analisis
taraf kesukaran instrumen Sudjana (2011:135), maka hasil analisis untuk taraf
kesukaran instrumen penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut.
43
Tabel 3.8
Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Siklus I
Kriteria Jumlah soal Nomor soal
N B I
Mudah Pilihan Ganda 1 20 17 0.85
2 20 17 0,85
3 20 18 0,90
7 20 15 0,75
9 20 16 0,80
Sedang 4 20 13 0,65
5 20 14 0,70
6 20 14 0,70
8 20 14 0,70
10 20 14 0,70
11 20 14 0,70
12 20 9 0,45
13 20 9 0,45
14 20 13 0,65
11 20 13 0,65
15 20 10 0,50
Sukar 17 20 7 0,35
18 20 8 0,40
19 20 7 0,35
20 20 7 0,35
44
Tabel 3.9
Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Siklus II
Kriteria Jumlah soal Nomor soal
N B I
Mudah Pilihan Ganda 1 20 18 0,90
2 20 17 0,85
3 20 18 0,90
4 20 17 0,85
Sedang 5 20 14 0,70
6 20 13 0,65
7 20 13 0,65
8 20 13 0,65
9 20 13 0,75
10 20 14 0,70
11 20 14 0,70
12 20 14 0,70
13 20 11 0,55
14 20 11 0,55
15 20 11 0,55
16 20 10 0,50
17 20 10 0,50
Sukar 18 20 9 0,45
19 20 8 0,40
20 20 8 0,40
3.9 Indikator Keberhasilan Indikator kinerja merupakan tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan
pembelajaran yang akan di capai. Dengan melihat latar belakang permasalahan dan
untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPA dengan menggunakan
45
metode pembelajaran Picture And Picture maka di pergunakan indikator sebagai
berikut:
1. ≥ 80% dari jumlah keseluruhan kegiatan menggunakan metode pembelajaran
Picture And Picture, sebagai strategi pembelajaran telah diterapkan oleh guru
minimal dengan kategori baik.
2. Peningkatan motivasi belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa, penulis
memberi target 80% dari jumlah siswa memperoleh nilai diatas KKM (65).
3.10 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah :
1. Data kuantitatif berupa hasil belajar yang dianalisis dengan teknik analisis
deskriptif untuk menemukan rata-rata. Penyajian data kuantitatif di paparkan dalam
bentuk presentase.
Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
Prosentase = jumlah siswa yang tuntas belajar x 100
Jumlah siswa
Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 80% populasi kelas telah tuntas belajar.
2. Data kualitatif berupa hasil observasi dan angket motivasi siswa dalam
pembelajaran serta hasil catatan di lokasi dan wawancara dianalisis dengan
melakukan proses penyelidikan,mengelompokkan, mengorganisir, mendeskripsikan
dan menyimpulkan.