Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
45
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan data dan informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Metode merupakan satu upaya ilmiah yang menyangkut
cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan.1 Metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-
metode yang digunakan dalam memecahkan masalah dari suatu penelitian.
Adapun metode-metode yang digunakan oleh peneliti di dalam penelitian, antara
lain sebagai berikut.
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, yaitu
metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu
tindakan atau perlakuan tertentu yang sengaja dilakukan terhadap suatu
kondisi tertentu.2 Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experimental
Design (desain quasi eksperimen), desain penelitian ini merupakan
pengembangan dari true experimental design.3
Penelitian ini menggunakan quasi experimental design, karena peneliti
tidak mampu secara penuh mengontrol variabel-variabel luar yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan penelitian. Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design, karena untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran SAVI terhadap hasil belajar siswa
pada kelas eksperimen, sehingga dibutuhkan kelas control untuk dijadikan
perbandingan. Adapun model Nonequivalent Control Group Design disajikan
pada tebel berikut.
1 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, PT. Reamaja Rosdakarya, Bandung, 2014,
hlm. 127 2 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan :Jenis, Metode, Prosedur, Prenadamedia Group,
Jakarta, 2013, hlm. 87 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
ALFABETA,cv. Bandung, 2012, hlm. 114
46
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelompok Eksperimen O1 X O2
Kelompok Control O3 - O4
Keterangan :
O1 : Pretest untuk kelas eksperimen (hasil belajar awal)
O2 : Posttest untuk kelas eksperimen (hasil belajar akhir)
X : Perlakuan khusus penerapan model pembelajaran SAVI
O3 : Pretest untuk kelas control (hasil belajar awal)
O4 : Posttest untuk kelas eksperimen (hasil belajar akhir)
- : Perlakuan biasa penerapan model pembelajaran konvensional (ceramah).4
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang didasari oleh filsafat
positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara
kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan
terkontrol.5
Hasil pengumpulan data berupa hasil belajar awal siswa (pretest)
digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen
dan kelas control, apakah kedua kelas tersebut memiliki kemampuan awal
yang sama atau tidak. Dan untuk menguji data tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan uji t (independent sample T test) dilakukan dengan bantuan
program SPSS versi 16.0.
Ada tidaknya perbedaan dilihat dari harga sig thitung yang diperoleh.
Jika harga sig thitung > ttabel dengan taraf sig 5%, maka dinyatakan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas
control. Sebaliknya, jika harga sig thitung < ttabel dengan taraf sig 5%, maka
dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar awal siswa
kelas eksperimen dan kelas control.6
4 Ibid,hlm. 116
5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2011, hlm. 53 6 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, ALFABETA,cv. Bandung, 2012, hlm. 172
47
Kesimpulan yang diperoleh menjadi acuan bagi peneliti untuk
melanjutkan penelitian atau tidak. Jika diperoleh kesimpulan bahwa tidak
dapat perbedaan hasil belajar awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas
control, maka penelitian dapat dilanjutkan dengan memberikan pembelajaran
pada kelas eksperimen dan kelas control.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.7
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas IV
MI NU Tarbiyatus Shibyan Jetak Kedungdowo Kaliwungu Kudus Tahun
Pelajaran 2016/2017.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi, jumlah polulasi yang besar akan mengakibatkan ketidak
mampuan oleh peneliti untuk dipelajarinya, misalnya karena adanya
keterbatasan data, tenaga dan waktu. Oleh karena itu, sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul repsentatif (mewakili).8 Salah satu cara
pengambilan sampel yang repsentatif adalah secara acak atau random.
Pengambilan sampel secara acak berarti setiap individu dalam populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel.9
Agar sampel yang diambil dapat mewakili populasi (repsentative),
maka dalam pengambilan sampel perlu memperhatikan berbagai hal.
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive random
sampling, yaitu gabungan dari teknik purposive sampling dan simple
7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
Op,Cit, hlm. 117 8 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Op, Cit, hlm. 118
9 Nana Syaodih Sukmadinata, Op,Cit, hlm. 253
48
random sampling. Teknik ini memiliki kemungkinan tinggi dalam
menetapkan sampel yang representatif.10
Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu.11
Beberapa pertimbangan peneliti dalam
menentukan sampling purposive adalah jumlah siswa hampir sama,
memiliki sarana prasarana yang memadahi, memiliki kualifikasi guru
hampir sama, sama-sama belum menerima materi yang akan dibuat
penelitian, memiliki kemampuan yang hampir sama. Berdasarkan hasil
observasi sebelum dilaksanakannya penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, bahwa populasi yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian
telah mencakup pertimbangan yang dibuat oleh peneliti. Sehingga sampel
dapat dinyatakan repsentative.
Sedangkan simple random sampling digunakan untuk menentukan
kelas yang menjadi kelas eksperimen dan kelas control, penelitian ini
dilakukan secara undian. Berdasarkan undian tersebut, kelas IV-A sebagai
kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan khusus yaitu penerapan
model pembelajaran SAVI dan kelas IV-B sebagai kelas control yang
mendapatkan perlakuan biasa yaitu penerapan model pembelajaran
konvensional. Dengan jumlah siswa kelas IV-A berjumlah 21 siswa dan
kelas IV-B berjumlah 22 siswa. totalitas populasi adalah 43 siswa.
Mengenai penentuan sampel Suharsimi Arikunto memberikan
batasan sebagai berikut.
“Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya,
sehingga penelitiannya merupakan populasi. Selanjutnya jika
subyeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25 %
atau lebih”.12
10
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 125 11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
Op,Cit, hlm. 300 12
Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta,
Jakarta, 1998, hlm. 120
49
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.13
Menurut Sanapiah Faisal dan Mulyadi Guntur Waseso,
variabel adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh
pengeksperimen dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi.14
Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu sebagai berikut.
1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel bebas merupakan variabel yang dimanipulasi
secara sistematis.15
Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran SAVI dengan simbol X.
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang diukur sebagai
akibat adanya manipulasi pada variabel bebas.16
Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas IV MI NU
Tarbiyatus Shibyan Jetak Kedungdowo Kaliwungu Kudus setelah
diterapkan model pembelajaran SAVI dengan simbol Y. Dengan
indikator adanya peningkatan rata-rata nilai hasil belajar setelah
dikenai model pembelajaran SAVI, dimana rata-rata nilai kelas
eksperimen lebih besar dari pada rata-rata nilai kelas kontrol.
13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
Op,Cit, hlm.61 14
Sanapiah Faisal, Mulyadi Guntur Waseso, Metodologi Penelitian dan Pendidikan, Usaha
Nasional, Surabaya, 1982, hlm. 82 15
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, PT Bumi Aksara,
Jakarta, 2003, hlm. 179 16
Ibid, hlm. 179
50
D. Definisi Operasional
Definisi operasional menjelaskan variabel yang dimaksud dalam
penelitian dan cara pengukurannya. Adapun penjelasan variabel yang terdapat
dalam judul peneliti adalah :
1. Model Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visualization,
Intelectualy)
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.17
SAVI merupakan salah satu model pembelajaran inovatif
yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra
yang dimiliki siswa. SAVI terdiri dari Somatic (belajar dengan berbuat
dan bergerak), Auditory (belajar dengan berbicara dan mendengar),
Visualization (belajar dengan mengamati dan menggambarkan) dan
Intelectualy (belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir).18
Dalam hal ini, model pembelajaran SAVI digunakan untuk
membantu siswa dalam belajar, dengan harapan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Adapun indikator dalam pembelajaran SAVI sebagai
berikut.
a. Keaktifan siswa saat belajar dengan berbuat dan bergerak
aktif yaitu dengan mengalami dan melakukan, proses
pembelajaran melalui kegiatan percobaan atau pengamatan.
(somatic).
b. Kecakapan siswa dalam berbicara dengan mengemukakan
pendapat, menanggapi, berargumen, serta mendengarkan dan
menyimak saat diskusi maupun saat presentasi. (auditory).
17
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, cv, Bandung, 2012, hlm. 146 18
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar- Ruzz Media,
Yogyakarta, 2014, hlm. 177
51
c. Kemampuan siswa dalam mengamati, mendemontrasikan,
membaca, menggunakan media dan alat peraga melalui
kegiatan pengamatan. (visualization).
d. Kemampuan siswa dalam menggali dan menemukan
informasi untuk memecahkan masalah yang ada melalui
bernalar, berpikir dan menyelidiki melalui kegiatan lembar
kerja siswa. (intellectually).
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata
setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan
pengajaran. Menurut Sudjana yang dikutip oleh Asep Jihad dan Abdul
Haris, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang meliputi dari
pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap yang baru, yang dimiliki siswa
setelah siswa menerima pengalaman belajarnya.19
Dalam penelitian ini, untuk mengukur hasil belajar siswa,
mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif (pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, penilaian), ranah afektif (menerima,
menanggapi, menilai, mengatur, karakterisasi), dan ranah psikomotorik
(menirukan, penggunaan, ketepatan, perangkaian, naturalisasi).
Dapat disimpulkan, bahwa dengan adanya model pembelajaran
SAVI dapat membantu siswa dalam proses belajar. Pembelajaran
dilakukan dengan memanfaatkan seluruh alat indra yang dimiliki siswa,
dari belajar dengan bergerak/berbuat, belajar dengan
mendengarkan/berpendapat/berbicara, belajar dengan mengamati dan
belajar dengan memecahkan masalah/berfikir. Dengan pembelajaran
yang memanfaatkan seluruh alat indra yang dimiliki siswa diharapkan
mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa, baik dari ranah kognitif,
afektif dan psiokomotorik.
19
Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta, 2012,
hlm. 15
52
Dengan demikian dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan dari
judul “Studi Eksperimen: Pelaksanaan Model Pembelajaran SAVI
(Somatic, Auditory, Visualization, Intelctualy) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPA Di MI NU Tarbiyatus
Shibiyan Jetak Kedungdowo Kaliwungu Kudus” adalah suatu penelitian
dari sebuah percobaan (eksperimen) untuk mengetahui apakah model
pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA siswa kelas IV di MI NU Tarbiyatus Shibyan Jetak
Kedungdowo Kaliwungu Kudus.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan.20
Adapun teknik
pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut.
a. Teknik Observasi
Teknik pengumpulan data observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek
penelitian.21
Teknik ini peneliti gunakan untuk mengamati proses
pembelajaran dan pengamatan pada penilaian ranah afektif dan
psikomotorik siswa. Penelitian ini menggunakan observasi non-
partisipan (non participant observation), yaitu peneliti tidak terlibat
dan hanya sebagai pengamat independen.22
Dalam hal ini peneliti
hanya mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa
20
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
Op,Cit, hlm. 308 21
Margono, Op, Cit, hlm. 158 22
Sugiyono, Op, Cit, hlm. 204
53
di kelas eksperimen dan kelas control, serta pengamatan pada penilaian
ranah afektif dan ranah psikomotorik siswa.
b. Teknik Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data
dan informasi yang dilakukan secara lisan.23
Metode ini dilakukan
dengan Tanya jawab secara interaktif maupun secara sepihak
berhadapan muka dengan arah dan tujuan yang telah ditentukan.24
Teknik ini peneliti gunakan untuk melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang ada di tempat penelitian, serta untuk
mengetahui dan mengenal lebih mendalam tentang keadaan responden.
c. Teknik Tes
Tes adalah suatu teknik pengukuran yang didalamnya terdapat
berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh responden. Suharsimi Arikunto
menyatakan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahi atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara
dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.25
Nana Sudjana
menambahkan bahwa tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan
mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan
dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pengajaran.26
Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
IPA pada penelitian ini adalah menggunakan tes objektif dalam bentuk
pilihan ganda (multiple choice test) dengan empat pilihan jawaban,
setiap jawaban yang benar mendapatkan skor 1 dan jika jawaban yang
salah mendapatkan skor 0. Tes diberikan pada awal dan akhir atau
23
Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, Alfabeta, cv,
Bandung, 2013, hlm. 32 24
Sukardi, Op, Cit, hlm. 79 25
Suharsismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Bumi Aksara,
Jakarta, 2002, hlm.53 26
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2013, hlm.35
54
sebelum dan setelah dilaksanakannya pembelajaran (prestest dan
posttest).
Pemberian tes awal (pretest) digunakan untuk mengetahui
keadaan kemampuan awal hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen
dan kelas control sebelum diberikan perlakuan, sehingga dapat
diketahui apakah kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama
atau berbeda. Sedangkan, pemberian tes akhir (posttest) digunakan
untuk mengetahui keadaan kemampuan akhir hasil belajar IPA siswa
setelah kedua kelas tersebut diberi perlakuan yang khusus dan biasa.
Sehingga dapat diketahui apakah terdapat perbedaan atau persamaan
pada kelas eksperimen dan kelas control setelah diberikan perlakuan.
Adanya perbedaan atau persamaan antara kelas eksperimen dan
kelas control dapat diketahui dari hasil rata-rata tes yang kemudian
dibandingkan dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji t
(independent sample T test) dilakukan dengan bantuan program SPSS
versi 16.0.
d. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara lain untuk memperoleh data,
informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang
ada pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal
atau melakukan kegiatan sehari-harinya.27
Dokumentasi diperlukan
peneliti untuk memperoleh data-data penting sebagai pelengkap
penelitian, yaitu dokumentasi foto kegiatan proses pembelajaran,
dokumentasi kondisi madrasah dan sebagainya.
2. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan peneliti untuk mengamati proses
pembelajaran, penilaian ranah afektif dan ranah psikomotorik siswa.
lembar observasi berisi langkah-langkah pelaksanaan proses
27
Sukardi, Op, Cit, hlm. 81
55
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa baik di kelas
eksperimen yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran SAVI dan kelas control melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
(ceramah).
Selain lembar observasi yang berisi langkah-langkah proses
pembelajaran, lembar obervasi berisi langkah-langkah penilaian ranah
afektif (sikap) dan ranah psikomotorik (ketrampilan) siswa. Berikut ini
disajikan kisi-kisi langkah-langkah proses pembelajaran dan penilaian
ranah afektif dan psikomotorik siswa, yang disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Lembar Observasi Guru dalam Pembelajaran IPA Kelas
Eksperimen
Model
Pembelajaran
Tahap Aspek yang diamati Nomor
Item
Model
Pembelajaran
SAVI
Tahap
Persiapan
(Kegiatan
Pendahuluan)
1. Menyiapkan sarana belajar.
1
2. Menciptakan lingkungan fisik
yang positif.
2
3. Merangsang rasa ingin tahu siswa.
4
4. Menciptakan lingkungan sosial
yang positif.
6
5. Menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran
7
6. Memberikan sugesti positif.
3
7. Melibatkan siswa secara penuh.
5
Tahap
Penyampaian
(Kegiatan
Inti)
8. Menyampaikan materi belajar
dengan cara positif,
menyenangkan dan
melibatkan seluruh
panca indra siswa.
8
56
9. Mengajak siswa berfikir, berbicara
dan memecahkan
masalah.
9
Tahap
Pelatihan
(Kegiatan
Inti)
10. Mengajak siswa untuk aktif
bertanya,
menanggapi.
11
11. Membimbing dan mendampingi siswa
saat melakukan
pengamatan dan
presentasi hasil
kerja siswa.
10
Tahap
Penampilan
Hasil (Tahap
Penutup)
12. Memberikan penguatan materi
13
13. Memberikan umpan balik.
12
14. Memberikan motivasi
14
Tabel 3.3
Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa dalam Pembelajaran IPA Kelas
Eksperimen
Model
Pembelajaran
Tahap Aspek yang diamati Nomor
Item
Model
Pembelajaran
SAVI
Tahap
Persiapan
(Kegiatan
Pendahuluan)
1. Menyiapkan peralatan belajar.
1
2. Menciptakan lingkungan fisik
yang positif.
2
3. Memiliki rasa ingin tahu.
4
4. Menciptakan lingkungan sosial
yang positif.
6
5. Mengetahui tujuan dan manfaat tujuan
pembelajaran
7
6. Menerima sugesti positif.
3
7. Terlibat secara penuh.
5
57
Tahap
Penyampaian
(Kegiatan
Inti)
8. Menemukan materi belajar dengan cara
positif,
menyenangkan dan
melibatkan seluruh
panca indra siswa.
8
9. Siswa berfikir, berbicara dan
memecahkan
masalah.
9
Tahap
Pelatihan
(Kegiatan
Inti)
10. Siswa aktif bertanya,
menanggapi.
11
11. Melakukan pengamatan dan
presentasi hasil
kerja.
10
Tahap
Penampilan
Hasil (Tahap
Penutup)
12. Menerima penguatan materi.
13
13. Menerima umpan balik
12
14. Termotivasi untuk giat belajar.
14
Tabel 3.4
Kisi-kisi Lembar Observasi Guru dalam Pembelajaran IPA Kelas
Control
Model
Pembelajaran
Tahap Aspek yang diamati Nomor
Item
Model
Pembelajaran
Konvensional
(Ceramah)
Persiapan
(Kegiatan
Awal)
1. Melakukan apersepsi.
1
2. Menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran.
2
3. Melakukan Tanya jawab sebelum
pembelajaran.
3
Penyampaian
(Kegiatan
Inti)
4. Menyampaikan materi pelajaran.
4
5. Menulis hal penting di papan tulis.
5
Penutup
(Kegiatan
Akhir)
6. Memberikan penguatan materi.
6
7. Memberikan soal evaluasi.
7
58
8. Memberikan motivasi kepada
siswa.
8
Tabel 3.5
Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa dalam Pembelajaran IPA Kelas
Control
Model
Pembelajaran
Tahap Aspek yang diamati Nomor
Item
Model
Pembelajaran
Konvensional
(Ceramah)
Persiapan
(Kegiatan
Awal)
1. Menerima apersepsi. 1
2. Mengetahui tujuan dan manfaat
pembelajaran.
2
3. Melakukan Tanya jawab sebelum
pembelajaran.
3
Penyampaian
(Kegiatan
Inti)
4. Menerima materi pelajaran.
4
5. Menulis hal penting di buku catatan.
5
Penutup
(Kegiatan
Akhir)
6. Memberikan penguatan materi.
6
7. Mengerjakan soal evaluasi.
7
8. Termotivasi untuk giat belajar.
8
Tabel 3. 6
Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian Ranah Afektif Siswa
No Penilaian Ranah
Afektif
Aspek yang diamati Item
1 Receiving/attending 1. Memperhatikan pelajaran.
A.1
2. Menerima perintah guru.
A.2
3. Termotivasi untuk lebih baik.
A.3
2 Responding 1. Aktif bertanya. B.1
2. Menanggapin hasil kerja.
B.2
3. Menaggapi apersepsi guru
B.3
3 Valuing 1. Memberikan apresiasi
C.1
59
2. Menghargai pendapat.
C.2
3. Mampu menilai baik buruk suatu obyek.
C.3
4 Organization 1. Mengerjakan soal tepat waktu.
D.1
2. Disiplin dalam belajar.
D.2
5 Characterization 1. Melakukan kerjasama
E.1
2. Tanggung jawab dan percaya diri.
E.2
Tabel 3.7
Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa
No Penilaian Ranah
Afektif
Aspek yang diamati Item
1 Imitation 1. Mengamati saat diskusi
A.1
2. Memperhatikan pelajaran
A.2
3. Menyimpulkan hasil belajar
A.3
2 Manipulation 1. Melakukan observasi B.1
2. Membuat laporan. B.2
3. Mengerjakan soal evaluasi.
B.3
3 Precision 1. Menyampaikan hasil kerja.
C.1
2. Menghargai pendapat.
C.2
3. Memberikan pendapat atau
menanggapi.
C.3
4 Articulation 1. Mencatat bahan pelajaran dengan
baik dan sistematis.
D.1
2. Menanggapi apersepsi guru.
D.2
5 Naturalisasi 1. Mampu memecahkan
masalah.
E.1
2. Menyimpulkan hasil belajar dengan baik.
E.2
60
b. Soal Tes
Instrument tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
kognitif IPA pada penelitian ini adalah soal tes pilihan ganda yang
berjumlah 20 butir soal. Penyusunan kisi-kisi untuk pembuatan soal tes
hasil belajar IPA berdasarkan ruang lingkup materi yang diajarkan
kepada siswa yaitu Sumber Daya Alam (SDA). Kisi-kisi instrumen tes
dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 3.8
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Kompetensi
Dasar (KD)
Indikator Nomor Butir Soal Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
11.1
Menjelaskan
hubungan
antara
sumber daya
alam dengan
lingkungan
Menjelaskan
pengertian
SDA.
4 1
Mendefinisikan
dan
memberikan
contoh
klasifikasi
SDA.
2,5,
6,7
4
Menjelaskan
hubungan
antara SDA
dengan
lingkungan.
3 1 2
11.2
Menjelaskan
hubungan
antara
sumber daya
alam dengan
teknologi.
Mengetahui
hubungan
antara SDA
dengan
teknologi.
8 9,
11,
12
13 10 6
Memberikan
contoh
hubungan SDA
dengan
teknologi.
14 1
11.3
Menjelaskan
dampak
pengambilan
bahan alam
Menjelaskan
dampak
pengambilan
SDA secara
berlebihan.
15,
16
2
61
terhadap
pelestarian
lingkungan
Memberikan
contoh menjaga
lingkungan.
17 1
Mengetahui
pemanfaatan
SDA yang
merusak
lingkungan.
18,
19
20 3
Total Soal 5 9 4 2 20
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas merupakan derajad ketetapan antara data yang terjadi
pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Sedangkan reliabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas
data atau temuan. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data
yang validitas dan reliabilitasnya adalah instrument penelitiannya.28
Untuk
mendapatkan instrument yang valid dan reliabel, peneliti melakukan
pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Untuk lebih jelasnya sebagai
berikut.
1. Validitas
Sugiyono menyatakan bahwa instrument yang valid, adalah
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur.29
Instrumen yang divalidasi dalam penelitian ini
adalah lembar observasi dalam pembelajaran dan tes hasil belajar.
Untuk lebih jelasnya sebagai berikut.
a. Lembar Observasi
Pengujian lembar observasi menggunakan pengujian
validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct
validity). Validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrument yang telah disusun dengan isi rancangan yang telah
ditetapkan berdasarkan pada kisi-kisi instrumen.
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
Op,Cit, hlm. 363-365 29
Ibid, hlm.173
62
Pengujian validitas konstruk, peneliti melakukan experts
judgment atau pendapat ahli. Peneliti melakukan experts judgment
untuk mengetahui butir lembar observasi guru dan siswa saat
pembelajar, serta lembar pengamatan penilaian ranah afektif dan
ranah psikomotorik baik pada kelas eksperimen dan kelas control
yang telah dibuat sudah relevan atau belum relevan.
b. Soal Tes
Uji validitas yang dilakukan dalam menguji soal tes hasil
belajar menggunakan pengujian validitas isi dan validitas konstruk.
Validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrument yang telah disusun dengan isi rancangan yang telah
ditetapkan berdasarkan pada kisi-kisi instrumen. Validitas konstruk
dilakukan dengan cara melakukan experts judgment untuk
mengetahui butir soal tes hasil belajar apakah sudah relevan atau
belum relevan.
Setelah experts judgment selesai, maka selanjutnya adalah
peneliti menguji coba instrument. Instrument yang telah dibuat
diujicobakan pada siswa kelas IV MI NU Al-Khurriyah 02, yang
memiliki karakteristik hampir sama dengan MI NU Tarbiyatus
Shibyan. Uji validitas isi dilakukan pada 33 responden dengan
jumlah item 25 butir soal.
Pengujian validitas tersebut dilakukan dengan
menggunakan rumus Produc Moment dilakukan dengan bantuan
program SPSS versi 16.0. Hasil perhitungan kemudian
dikonsultasikan dengan rtabel dimana df= n-2 dengan taraf
signifikan 5%. Butir soal dapat dikatakan valid jika rhitung > rtabel.30
Validitas tes dapat diinterprestasikan untuk menunjukkan
valid atau tidaknya sebuah tes, dapat menggunakan kreteria pada
tabel sebagai berikut.31
30
Ibid, hlm.190 31
Asep Jihad & Abdul Haris, Op, Cit, hlm. 179
63
Tabel 3. 9.
Interprestasi Validitas Tes
Validitas Tes Kreteria
0, 800 – 1, 00 Sangat tinggi
0, 600 – 0, 800 Tinggi
0, 400 – 0, 600 Cukup
0, 200 – 0, 400 Rendah
0,00 – 0, 200 Sangat Rendah
Hasil uji coba diperoleh pengujian validitas tes dijelaskan
pada tabel berikut.
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Item Soal
Item
Soal
R hitung R tabel Keterangan Interprestasi
Soal 1 0.277 0.355 Tidak Valid Rendah
Soal 2 0.664 0.355 Valid Tinggi
Soal 3 0.558 0.355 Valid Cukup
Soal 4 0.797 0.355 Valid Tinggi
Soal 5 0.735 0.355 Valid Tinggi
Soal 6 0.686 0.355 Valid Tinggi
Soal 7 0.026 0.355 Tidak Valid Sangat
Rendah
Soal 8 0.384 0.355 Valid Cukup
Soal 9 0.388 0.355 Valid Cukup
Soal 10 -0.094 0.355 Tidak Valid Sangat
Rendah
Soal 11 0.469 0.355 Valid Cukup
Soal 12 0.092 0.355 Tidak Valid Sangat
Rendah
Soal 13 0.541 0.355 Valid Tinggi
Soal 14 0.475 0.355 Valid Cukup
Soal 15 0.658 0.355 Valid Tinggi
Soal 16 0.573 0.355 Valid Cukup
Soal 17 0.750 0.355 Valid Tinggi
Soal 18 0.534 0.355 Valid Cukup
Soal 19 0.534 0.355 Valid Cukup
Soal 20 0.632 0.355 Valid Tinggi
Soal 21 0.277 0.355 Tidak Valid Rendah
Soal 22 0.664 0.355 Valid Tinggi
Soal 23 0.558 0.355 Valid Cukup
Soal 24 0.797 0.355 Valid Tinggi
64
Soal 25 0.735 0.355 Valid Tinggi
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat
20 item soal yang valid dengan Rhitung > Rtabel dan 5 item soal
tidak valid dengan Rhitung < Rtabel, dengan demikian ke 5 item
soal tersebut dibuang atau tidak dipakai.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan
hasil pengukuran.32
Reliabilitas berhubungan dengan masalah
kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai kepercayaan yang
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Dapat
disimpulkan pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan ketetapan
hasil tes atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang
terjadi dapat dikatakan tidak berarti.33
Dalam penelitian ini, untuk
mengetahui reliabilitas tes hasil belajar adalah dengan menggunakan
rumus Case Processing Summary yang dilakukan dengan bantuan
program SPSS versi 16.0.
Instrumen tergolong reliabel jika indeks yang diperoleh r11 >
0,70, apabila r11 < 0,70 maka instrument tersebut tidak reliabel.34
Menurut pendapat Guilford dalam Ruseffendi yang dikutip Asep Jihad
dan Abdul Haris, untuk melihat interprestasi dari reliabilitas soal dapat
dilihat pada tabel berikut.35
32
Nana Syaodih Sukmadinata, Op, Cit, hlm. 229 33
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Op, Cit, hlm. 100 34
Anas Sudijono, Op, Cit, hlm. 257 35
Asep Jihad, Abdul Haris, Op, Cit, hlm. 181
65
Tabel 3. 11
Interprestasi Reliabilitas
Reliabilitas Kreteria
r11 < 0,20 Sangat rendah
0,20 < r11 0,40 Rendah
0,40 < r11 0,70 Sedang
0,70 < r11 0,90 Tinggi
0,90 < r11 1,00 Sangat tinggi
Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan bantuan program SPSS
versi 16.0 disediakan pada tabel berikut.
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Item Soal
Uji Coba
Tes
Alpha
cronbach
Harga
Kritis
Keterangan Interprestasi
Item Soal 0.734 0.70 Reliabel Tinggi
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Alpha Cronbach 0.734
> 0.70 maka instrument tersebut dapat dinyatakan reliabel dengan
interperstasi tinggi.
3. Daya Pembeda Tes
Daya pembeda tes merupakan kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang bekemampuan rendah.36
Dalam hal ini peneliti dalam menguji
daya pembeda test melihat dari tabel Pearson Correlation yang
terdapat pada tabel total validitas yang dilakukan dengan bantuan
program SPSS versi 16.0. Anas Sudijono menyatakan bahwa daya
pembeda butir soal tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel
interprestasi DP berikut.37
36
Suharsimi Arikunto, Op, Cit, hlm. 226 37
Anas Sudijono, Op, Cit, hlm. 395
66
Tabel 3.13
Interprestasi Daya Pembeda Tes
Nilai Daya
Pembeda Soal
Kreteria
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
D : negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.38
Selanjutnya
disediakan tabel hasil uji daya pembeda soal yang mana sebagai
berikut.
Tabel 3.14
Hasil Uji Daya Beda Item Soal
Item Soal R hitung Interprestasi
Soal 1 0.277 Cukup
Soal 2 0.664 Baik
Soal 3 0.558 Baik
Soal 4 0.797 Baik Sekali
Soal 5 0.735 Baik Sekali
Soal 6 0.686 Baik
Soal 7 0.026 Jelek
Soal 8 0.384 Cukup
Soal 9 0.388 Cukup
Soal 10 -0.094 Negativ
Soal 11 0.469 Baik
Soal 12 0.092 Jelek
Soal 13 0.541 Baik
Soal 14 0.475 Baik
Soal 15 0.658 Baik
Soal 16 0.573 Baik
Soal 17 0.750 Baik Sekali
Soal 18 0.534 Baik
Soal 19 0.534 Baik
Soal 20 0.632 Baik
Soal 21 0.277 Cukup
Soal 22 0.664 Baik
Soal 23 0.558 Baik
38
Ibid, hlm. 232
67
Soal 24 0.797 Baik Sekali
Soal 25 0.735 Baik Sekali
4. Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal merupakan adanya soal-soal yang
termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Persoalan
yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah
penentuan proporsi dan kreteria soal yang termasuk mudah, sedang
dan sukar.39
Menurut Suharsimi Arikunto, soal yang baik adalah soal
yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.40
Hal ini untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, peneliti
menggunakan rumus Indeks Kesukaran dengan bantuan program SPSS
versi 16.0. Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang
diperoleh, maka makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar
indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Adapun kreteria
indeks kesulitan soal dapat dilihat pada tabel berikut.41
Tabel 3.15
Interprestasi Kesukaran Item Soal
Nilai Indeks Kesukaran
Soal
Interprestasi
0 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Hasil pengujian kesukaran soal dijelaskan pada tabel indeks
kesukaran soal berikut.
Tabel 3.16
Indeks Kesukaran Item Soal
Item Soal R hitung Interprestasi
Soal 1 0.91 Mudah
Soal 2 0.88 Mudah
Soal 3 0.94 Mudah
Soal 4 0.82 Mudah
39
Nana Sudjana, Op, Cit, hlm. 135 40
Suharsimi Arikunto, Op, Cit, hlm. 222 41
Nana Sudjana, Op, Cit, hlm. 137
68
Soal 5 0.94 Mudah
Soal 6 0.88 Mudah
Soal 7 0.24 Sukar
Soal 8 0.48 Sedang
Soal 9 0.97 Mudah
Soal 10 0.39 Sedang
Soal 11 0.88 Mudah
Soal 12 0.24 Sukar
Soal 13 0.70 Sedang
Soal 14 0.85 Mudah
Soal 15 0.61 Sedang
Soal 16 0.85 Mudah
Soal 17 0.88 Mudah
Soal 18 0.88 Mudah
Soal 19 0.85 Mudah
Soal 20 0.76 Mudah
Soal 21 0.91 Mudah
Soal 22 0.88 Mudah
Soal 23 0.94 Mudah
Soal 24 0.82 Mudah
Soal 25 0.94 Mudah
G. Uji Asumsi Klasik
Setelah mendapatkan data yang diperlukan, maka selanjutnya
peneliti melakukan uji asumsi klasik, dengan melakukan uji prasyarat
analisis. Uji Prasyarat Analisis dilakukan dengan menggunakan uji
normalitas data dan uji homogenitas data, untuk lebih jelasnya sebagai
berikut.
1. Uji Normalitas Data
Sebelum data yang diperoleh dari lapangan dianalisis lebih
lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Dengan tujuan
untuk mengetahui apakah data pretest dan posttest kelas eksperimen
dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Suatu data yang
membentuk distribusi normal bila jumlah data diatas dan dibawah rata-
rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya.42
Pengujian ini
42
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Op, Cit, hlm. 70
69
dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16.0 menggunakan
rumus one sample kolmogrov-smirnov.
Menurut Masrukin dalam bukunya yang berjudul Statistic
Deskriptif Berbasis Komputer yang dikutip dari skripsi Syaidatun
Ni’mah, Pengambilan keputusan uji normalitas data adalah jika angka
signifikan > 0.05 maka data berdistribusi normal, dan apabila jika
angka signifikan < 0.05 maka data berdistribusi tidak normal.43
2. Uji Homogenitas Data
Setelah data berdistribusi normal, selanjutnya peneliti
melakukan uji homogenitas data dengan tujuan untuk mengetahui
keseimbangan varians sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika
kelas-kelas tersebut memiliki varians yang sama maka kelas tersebut
dikatakan homogen.
Data yang diujikan merupakan data hasil pretest dan posttest
kelas eksperimen dan kelas control. Untuk menguji kesamaan dua
varians menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0. Pengambilan
keputusan uji homogenitas adalah jika angka signifikan > 0.05 maka
varians berdistribusi homogen, dan sebaliknya jika angka signifikan <
0.05 maka varians berdistribusi tidak normal.44
H. Analisis Data
Setelah mendapatkan data yang diperlukan, selanjutnya peneliti
melakukan analisis data yang merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul.45
Analisis data digunakan
untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah
diajukan, dan untuk lebih jelasnya sebagai berikut.
43
Syaidatun Ni’mah, Skripsi Pengaruh Kebiasaan Bermain Game Online Terhadap
Perkembangan Kognitif dan Sikap Afektif Siswa dalam Pembelajaran Fiqih, STAIN KUDUS,
2014, hlm.49 44
Ibid, hlm. 50 45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
Op,Cit, hlm. 207
70
1. Analisis Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji T)
Uji T (uji perbedaan dua rata-rata) merupakan salah satu teknik
analisis komparasional yang digunakan untuk menguji kebenaran,
apakah ada perbedaan antara dua variabel atau lebih yang sedang
diselidiki.46
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan, yaitu untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata data pretest
dan posttest antara kelas eksperimen dan kelas control sebelum dan
setelah mendapatkan perlakuan. Atau untuk mengetahui kemampuan
awal dan akhir siswa, apakah kelas eksperimen dan kelas control
sebelum dan setelah diberi perlakuan memiliki hasil belajar yang sama
atau tidak.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan statistik uji
parametrik yaitu uji t. Uji t (independent sample T test) yang
dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0
dengan taraf signifikan 5%. Pengambilan keputusan ini adalah jika
angka signifikan > 0.05 maka terdapat perbedaan hasil belajar siswa
dan sebaliknya jika angka signifikan < 0.05 maka tidak terdapat
perbedaan hasil belajar siswa. Dengan kata lain jika thitung > ttabel, maka
Ha = diterima dan jika thitung < ttabel maka Ho = diterima.47
2. Analisis Data Afektif dan Psikomotorik
Analisis data ini merupakan analisis data dari hasil belajar
afektif dan psikomotorik siswa. Data hasil belajar afektif digunakan
untuk mengetahui sikap dan minat siswa saat pembelajaran, dan data
tersebut diketahui dari pengisian lembar observasi penilaian ranah
afektif oleh observer berdasarkan aktivitas siswa selama pembelajaran
di kelas. Sedangkan data hasil belajar psikomotorik digunakan untuk
mengetahui keterampilan siswa selama pembelajaran di kelas,
46
Fathor Rachman Utsman, Panduan Statistika Pendidikan, DIVA ( Anggota IKAPI),
Yogyakarta, 2015, hlm. 153 47
Ulil Hidayah, Skripsi Studi Eksperimen Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik
Think-Pair-Share Terhadap Keterampilan Sosial Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an
Hadits, STAIN KUDUS, 2014, hlm. 58
71
penilaian ranah psikomotorik berdasarkan pengisian lembar observasi
penilaian ranah psikomotorik.
Penilaian ranah afektif dan psikomotorik dilakukan di kelas
eksperimen dan kelas control saat pembelajaran berlangsung selama
pemberian perlakuan selesai. Data hasil belajar afektif dan
psikomotorik selanjutnya dianalisis dengan menggunakan indeks
prestasi kelompok (IPK) dengan rumus sebagai berikut.48
Jumlah Skor
IPK = X 100%
Skor Total
Kemudian untuk menentukan kategori rata-rata atau skor nilai
afektif dan psikomotorik, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.17
Kategori IPK untuk Ranah Afektif dan Psikomotorik
Rata-rata Nilai Interprestasi Ranah
Afektif
Interprestasi Ranah
Psikomotorik
0,00 – 30,00 Sangat Negatif Sangat Kurang
Terampil
31,00 – 54,00 Negatif Kurang Terampil
55,00 – 74,00 Netral Cukup Terampil
75,00 – 89,00 Positif Terampil
90,00 – 100,00 Sangat Positif Sangat Terampil
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan membuat perbandingan hasil
belajar antara kelas ekperimen dan kelas control, baik sebelum
diberikan perlakuan maupun setelah diberikannya perlakukan. Hasil
belajar tersebut diambil dari rata-rata nilai pre test dan post test serta
48
Panggabean, Luhut. Penelitian Pendidikan, Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Instititut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bandung,
1989, hlm. 29
72
rata-rata nilai afektif dan psikomotrorik siswa, baik hasil belajar kelas
eksperimen maupun kelas control selama melakukan proses
pembelajaran.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kedua kelas tersebut memiliki perbedaan dan peningkatan atau tidak,
setelah diberikannya perlakuan yang berbeda di setiap kelas, yaitu
kelas eksperimen diberikan perlakuan khusus dengan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran SAVI dan kelas control diberikan
perlakuan biasa dengan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran konvensional (ceramah).