18
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai bulan Maret 2016. Hal ini sesuai dengan pendapat Bompa & Haff (2009: 2017), maksudnya adalah agar tubuh beradaptasi dengan beban latihan yang diterima dengan pertemuan 3 kali dalam seminggu setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu pada pukul 15.30-17.00 wib. Jumlah pertemuan treatment adalah 22 kali pertemuan untuk treament, ditambah 2 kali pertemuan untuk melakukan pre-test dan mengambil data rasio panjang tungkai dengan tinggi badan, serta untuk melakukan post-test. Waktu tersebut dipilih dengan memperhatikan diluar jadwal kejuaraan atletik yang diikuti oleh siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Hal tersebut perlu diperhatikan karena treatment yang dilakukan selama delapan minggu dengan frekuensi pertemuan tiga kali dalam seminggu tidak terganggu oleh jadwal kejuaraan atletik. B. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan alat tertentu sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2012: 3) metodologi merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan ketentuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental.

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SD Negeri Surodadi 1

Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan

pada bulan Januari 2016 sampai bulan Maret 2016. Hal ini sesuai dengan

pendapat Bompa & Haff (2009: 2017), maksudnya adalah agar tubuh

beradaptasi dengan beban latihan yang diterima dengan pertemuan 3 kali dalam

seminggu setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu pada pukul 15.30-17.00 wib.

Jumlah pertemuan treatment adalah 22 kali pertemuan untuk treament,

ditambah 2 kali pertemuan untuk melakukan pre-test dan mengambil data rasio

panjang tungkai dengan tinggi badan, serta untuk melakukan post-test.

Waktu tersebut dipilih dengan memperhatikan diluar jadwal kejuaraan

atletik yang diikuti oleh siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1

Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Hal tersebut perlu diperhatikan

karena treatment yang dilakukan selama delapan minggu dengan frekuensi

pertemuan tiga kali dalam seminggu tidak terganggu oleh jadwal kejuaraan

atletik.

B. Jenis dan Desain Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk

pemecahan masalah dengan teknik dan alat tertentu sehingga diperoleh hasil

yang sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2012: 3) metodologi

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan ketentuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

47

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

membandingkan dua perlakuan yang berbeda pada subjek penelitian. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rancangan

faktorial 2x2, yaitu suatu eksperimen faktorial yang menyangkut dua faktor.

Masing-masing faktor terdiri dari dua buah taraf, dengan menggunakan tes

awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Menurut Sudjana (2002: 148)

eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah

faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya

yang ada dalam eksperimen. Rancangan dalam penelitian ini adalah pretest-

posttest design. Data penelitian ini disusun dalam kerangka desain penelitian

dengan rancangan faktorial 2x2 sebagai berikut:

Tabel 1. Kerangka Desain Penelitian

Variabel Manipulatif

Variabel Atributif

Metode Latihan

Drill (a1)

Metode Latihan

Interval (a2)

Rasio Tungkai Tinggi (b1) a1b1 a2b1

Rasio Tungkai Rendah (b2) a1b2 a2b2

Keterangan:

A1B1 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai

kategori tinggi dilatih menggunakan metode latihan drill.

A2B1 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai

kategori tinggi dilatih menggunakan metode latihan interval.

A1B2 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai

kategori rendah dilatih menggunakan metode latihan drill.

A2B2 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai

kategori rendah dilatih menggunakan metode latihan interval.

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan awal

kecepatan lari 50 meter pada tes awal. Setelah tes hasil awal dirangking, subjek

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

48

yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1

dan kelompok 2. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi

perlakuan merupakan kelompok yang seimbang. Apabila pada akhirnya

terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang

diberikan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011: 215) populasi diartikan sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa ekstrakurikuler atletik nomor lari SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan

Candimulyo Kabupaten Magelang yang berjumlah 36 orang.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2010: 131) sampel adalah sebagian atau wakil

dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa

ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo

Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 36 siswa.

Kemudian dilakukan tes awal kecepatan lari 50 meter, kemudian dilakukan

pengukuran rasio panjang tungkai dengan tinggi badan. Oleh karena

keterbatasan penelitian, maka untuk pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan secara bertahap dan berdasarkan kriteria yang diterapkan.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

49

a. Setelah data rasio panjang tungkai dengan tinggi badan terkumpul,

langkah pertama adalah mengidentifikasi kelompok atas dan bawah

dengan menggunakan skor data tes rasio panjang tungkai dengan tinggi

badan secara keseluruhan. Menurut Baumgarter, et al (2006: 463) sampel

yang digunakan adalah bagian atas 27% dan bawah 27% dari skor

keseluruhan setelah diurutkan dari yang tinggi ke yang rendah. Sehingga

diperoleh data rasio panjang tungkai dengan tinggi badan kategori tinggi

yaitu 27% x 36 = 9,72 dibulatkan menjadi 10. Kemudian data rasio

panjang tungkai dengan tinggi badan kategori rendah sebanyak 10 orang.

b. Tahap selanjutnya membagi kelompok secara ordinal pairing, sehingga

diperoleh pembagian kelompok metode latihan sebagai berikut:

Tabel 2. Pengelompokan Sampel Penelitian

Metode Latihan

Rasio

Panjang Tungkai

dengan Tinggi Badan

Metode

Drill

Metode

Interval

Jumlah

Rasio Tinggi 5 5 10

Rasio Rendah 5 5 10

Jumlah 10 10 20

Dengan demikian diperoleh total sampel 20 siswa/atlet, untuk

kelompok eksperimen metode latihan drill dengan rasio panjang tungkai

dengan tinggi badan kategori tinggi berjumlah 5 orang, dan rasio panjang

tungkai dengan tinggi badan kategori rendah berjumlah 5 orang.

Sedangkan untuk kelompok eksperimen metode latihan interval yang

memiliki rasio panjang tungkai dengan tinggi badan kategori tinggi

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

50

berjumlah 5 orang, dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan

kategori rendah berjumlah 5 orang.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Menurut Narbuko & Achmadi (2007: 122) variabel adalah faktor-faktor

yang berperan dalam peristiwa dan gejala-gejala yang akan diteliti. Jenis

variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. “Variabel

bebas merupakan kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh

peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan

fenomena yang diobservasi” (Narbuko & Achmadi 2007: 119). “Variabel

terikat merupakan kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika

penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas” (Narbuko

& Achmadi 2007: 119). Adapun definisi variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent)

a. Variabel bebas manipulatif terdiri dari dua metode latihan, yaitu metode

latihan drill dan metode latihan interval.

1) Definisi operasional metode latihan drill

Metode latihan drill adalah metode dalam latihan dengan

melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh

dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau

menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi kebiasaan yang

bersifat permanen. Metode latihan drill dalam penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2016 sampai 17 Maret 2016.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

51

Frekuensi 3x/minggu dilaksanakan selama 8 minggu, dalam setiap

latihan membutuhkan durasi 90 menit. Jumlah siswa kelompok latihan

drill terdiri dari 10 siswa ekstrakurikuler atletik. Dilakukan dengan

pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan

repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan over load

training jarak lari ditingkatkan menjadi 30m, 40m atau 50m pada sesi

latihan berikutnya.

2) Definisi operasional metode latihan interval

Metode latihan interval adalah bentuk latihan yang

memberikan jeda di sela-sela aktivitas fisik. Misalnya, dengan

mengubah kecepatan setiap menit secara bertahap adanya istirahat

yang diselingkan pada waktu melakukan latihan. Istirahat diantara

latihan tersebut dapat berupa istirahat pasif atau pun aktif. Interval

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode latihan interval

bertujuan untuk meningkatkan kecepatan lari sejauh 50 meter siswa

SD Negeri Surodadi 1 Candimulyo Magelang.

Metode latihan interval dalam penelitian ini dilaksanakan pada

tanggal 26 Januari 2016 sampai 17 Maret 2016. Frekuensi 3x/minggu

dilaksanakan selama 8 minggu, dalam setiap latihan membutuhkan

durasi 90 menit. Jumlah siswa kelompok latihan interval terdiri dari

10 siswa ekstrakurikuler atletik. Dilakukan dengan memberikan

materi lari jarak 10m, 20m, 30m dalam suatu sesi latihan dengan

interval waktu tertentu setiap pergantian jarak lari. Kemudian sesuai

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

52

dengan prinsip latihan over load training jarak lari ditingkatkan

menjadi 30m, 40m, 50m pada sesi latihan berikutnya.

b. Variabel bebas atributif dalam penelitian ini adalah rasio panjang tungkai

dengan tinggi badan yang terdiri dari rasio tinggi dan rasio rendah.

Definisi operasional dari rasio panjang tungkai dengan tinggi badan

adalah perbandingan prosentase ukuran anthropometrik jarak vertikal

antara telapak kaki sampai dengan pangkal paha dengan jarak vertikal

antara telapak kaki sampai dengan ujung kepala yang diukur dengan cara

berdiri tegak. Pengukuran rasio panjang tungkai dengan tinggi badan

dilakukan dengan testee berdiri lurus tanpa sepatu, lutut lurus, telapak

kaki menempel pada lantai. Untuk mengetahui rasio panjang tungkai

dengan tinggi badan digunakan alat pengukur panjang dengan satuan

ketelitian sampai centimeter.

2. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kecepatan lari 50 meter.

Menurut Sudjarwo (1993: 20) kecepatan lari adalah kemampuan untuk

bergerak kedepan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal yang

dihasilkan oleh banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjang langkah.

Dalam hal ini kecepatan lari 50 meter adalah kemampuan untuk bergerak

kedepan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal yang dihasilkan oleh

banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjang langkah sejauh 50 meter

yang diukur dengan waktu tempuh dalam satuan detik. Prosedur

pelaksanaan yaitu siswa melakukan start jongkok dengan salah satu ujung

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

53

jari kaki sedekat mungkin dengan garis start pada saat aba-aba “bersedia”.

Kemudian pada aba-aba “siap” siswa siap untuk berlari, dan pada aba-aba

“ya”, siswa berlari secepat cepatnya menempuh jarak 50 meter sampai

melewati garis finish. Bersamaan aba-aba “ya”, stopwatch dijalankan

kemudian dihentikan saat siswa melewati garis finish dan dicatat hasil

waktunya. Setiap siswa diberi kesempatan melakukan 2 kali.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes

pengukuran dengan tahapan sebagai berikut: (a) melakukan tes pengukuran

rasio panjang tungkai dengan tinggi badan untuk menentukan kelompok

latihan; (b) melakukan tes awal (pretest) pengukuran kecepatan lari 50 m;

(c) memberikan treatment (perlakuan) kepada kelompok metode latihan; (d)

melakukan tes akhir (posttest) pengukuran kecepatan lari 50 m dan

mengevaluasi hasil.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011: 148) instrumen adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diminati.

Menurut Arikunto (2010: 203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap, dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

54

a. Pengukuran Rasio Panjang Tungkai dengan Tinggi Badan

Adapun pelaksanaannya adalah: testee berdiri lurus tanpa sepatu,

lutut lurus, telapak kaki menempel pada lantai. Untuk mengetahui rasio

panjang tungkai dengan tinggi badan digunakan alat pengukur panjang

dengan satuan ketelitian sampai centimeter. Tujuan tes ini yaitu untuk

mengukur panjang tungkai dan tinggi badan. Alat untuk melaksanakan

tes ini antara lain: meteran dengan ketelitian sampai centimeter, bidang

datar setinggi 15 cm (kotak papan), serta alat pencatat. Perhitungan rasio

panjang tungkai dengan tinggi badan dapat dilakukan dengan cara

berikut:

)(

)(

cmnTinggiBada

cmgkaiPanjangTunRasio

b. Tes Lari 50 Meter

Tes kecepatan lari 50 meter diukur dengan tes lari 50 meter.

Tujuan tes ini yaitu untuk mengukur kecepatan berlari 50 meter dalam

waktu tertentu. Alat dan fasilitas untuk melaksanakan tes ini antara lain:

(1) lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan, berjarak

50 meter; (2) bendera start; (3) Peluit; (4) tiang pancang; (5) stopwatch;

(6) serbuk kapur; (7) alat tulis pencatat. Penilaian dalam tes ini dilakukan

dengan menghitung kecepatan lari dalam jarak 50 meter dengan

menggunakan satuan waktu detik dua angka di belakang koma. Prosedur

pelaksanaan sebagai berikut:

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

55

(1) Pada aba-aba “Bersedia”, siswa melakukan start jongkok dengan

salah satu ujung jari kaki sedekat mungkin dengan garis start.

(2) Pada aba-aba “Siap”, siswa siap untuk berlari.

(3) Pada aba-aba “Ya”, siswa berlari secepat cepatnya menempuh jarak

50 meter sampai melewati garis finish. Bersamaan aba-aba “Ya”,

stopwacth dijalankan kemudian dihentikan saat siswa melewati garis

finish dan dicatat hasil waktunya. Setiap siswa diberi kesempatan

melakukan 2 kali.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa

data tersebut. Analisis data merupakan langkah yang penting dalam penelitian.

Secara garis besar pekerjaan analisis data dapat meliputi 3 langkah yaitu, (1)

persiapan, (2) tabulasi, dan (3) penerapan data sesuai dengan pendekatan

penelitian. Langkah persiapan bertujuan untuk merapikan data agar bersih,

rapi, dan tinggal mengadakan pengolahan lanjut dan menganalisis. Penerapan

data sesuai dengan pendekatan penelitian merupakan langkah dalam hal

pengolahan data melalui penggunaan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada

sesuai dengan pendekatan penelitian yang diambil.

Analisis data dalam penelitian ini yang digunakan yaitu analisis

statistik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan SPSS 20 yaitu Analisis Varian (ANAVA) dua jalur pada taraf

signifikansi = 0,05. Mengingat analisis data penelitian dilakukan dengan

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

56

mengunakan ANAVA, maka sebelum sampai pada pemanfaatan ANAVA

perlu dilakukan uji prasyarat analisis data.

1. Uji Prasyarat Analisis Data

Uji prasayarat yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui kenormalan data

atau data berada dalam suatu kurva normal. Uji normalitas dalam

penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov. Menurut

Sudjana (2002: 466) uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel

penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas variansi menggunakan adalah uji Levene

Test (Sudjana, 2005: 261). Pengujian dilakukan terhadap dua kelompok

perlakuan eksperimen. Uji Levene Test didapat dari hasil perhitungan

spss versi 20. Hasil dari Levene Test tersebut adalah untuk menguji

apakah kedua kelompok perlakuan berasal dari populasi yang memiliki

variansi homogen atau tidak. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas variansi hasil analisis datanya terbukti normal dan

homogen, maka persyaratan untuk penggunaan ANAVA dalam analisis

data uji hipotesis dapat dipenuhi.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

57

2. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan ANAVA

yaitu dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.0 dengan taraf

signifikansi 5% atau 0,05. Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan

rerata hasil peningkatan antara pretest dan posttest pada kelompok

eksperimen dan mengetahui interaksi antara metode latihan dan panjang

tungkai terhadap kecepatan lari 50 meter. Pengujian hipotesis yang akan

dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Uji Perbedaan Pengaruh Metode Latihan

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap perbedaan

pengaruh metode drill dengan metode latihan interval terhadap kecepatan

lari 50 meter. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H01 : Terdapat perbedaan pengaruh metode latihan drill dan metode

latihan interval terhadap kecepatan lari 50 meter pada siswa

ekstrakurikuler atletik.

Ha1 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh metode latihan drill dan metode

latihan interval terhadap kecepatan lari 50 meter pada siswa

ekstrakurikuler atletik.

Secara statistik, hipotesis di atas dapat disimbolkan sebagai berikut:

H01 ; µMD = µMI

Ha1 ; µMD ≠ µMI

Keterangan:

H01 = Tidak terdapat perbedaan pengaruh metode latihan. Ha1 = Terdapat perbedaan pengaruh metode latihan.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

58

µMD = Rata-rata hasil kecepatan lari 50 meter dengan menggunakan

metode latihan drill.

µMI = Rata-rata hasil terhadap kecepatan lari 50 meter dengan

menggunakan metode latihan interval.

µMD menyatakan rata-rata (mean) dari hasil kecepatan lari 50

meter dengan menggunakan metode drill, µMI menyatakan rata-rata

(mean) dari hasil kecepatan lari 50 meter dengan menggunakan metode

interval. Kriteria pengujiannya adalah ditolak jika angka signifikansi

yang dihasilkan kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa

metode latihan drill lebih berpengaruh terhadap kecepatan lari 50 meter

pada siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan

Candimulyo Kabupaten Magelang dari pada metode latihan interval, jika

angka signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05.

b. Uji Perbedaan Pengaruh Kecepatan Lari 50 Meter Siswa yang

Memiliki Rasio Panjang Tungkai Tinggi dan Rendah

Tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh perbedaan

rasio panjang tungkai dengan tinggi badan tinggi dengan rasio panjang

tungkai dengan tinggi badan rendah terhadap hasil kecepatan lari 50

meter. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H02 : Terdapat perbedaan pengaruh kecepatan lari 50 meter pada siswa

ekstrakurikuler atletik yang memiliki rasio panjang tungkai tinggi

dan rasio panjang tungkai rendah.

Ha2 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh kecepatan lari 50 meter pada

siswa ekstrakurikuler atletik yang memiliki rasio panjang tungkai

tinggi dan rasio panjang tungkai rendah.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

59

Secara statistik, hipotesis di atas dapat disimbolkan sebagai berikut:

;

;

Keterangan:

Tidak terdapat perbedaan pengaruh rasio panjang tungkai.

Terdapat perbedaan pengaruh rasio panjang tungkai.

Rata-rata hasil kecepatan lari 50 meter dan rasio panjang

tungkai dengan tinggi badan tinggi.

Rata-rata hasil kecepatan lari 50 meter dan rasio panjang

tungkai dengan tinggi badan rendah.

Kriteria pengujiannya adalah H02 ditolak jika angka signifikansi

yang dihasilkan kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa

ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo

Kabupaten Magelang yang memiliki rasio panjang tungkai dengan tinggi

badan tinggi lebih berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan lari 50

meter dari pada siswa yang memiliki rasio panjang tungkai dengan tinggi

badan rendah, jika angka signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05.

c. Uji Pengaruh Interaksi Metode Latihan dan Rasio Panjang Tungkai

dengan Tinggi Badan

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh

interaksi metode latihan dengan rasio panjang tungkai dengan tinggi

badan terhadap kecepatan lari 50 meter siswa ekstrakurikuler atletik.

Adapun hipotesis yang akan di uji adalah sebagai berikut:

H03 : Tidak ada interaksi antara metode latihan dan rasio panjang tungkai

dengan tinggi badan terhadap kecepatan lari 50 meter siswa

ekstrakurikuler atletik.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

60

Ha3 : Ada interaksi antara metode latihan dan rasio panjang tungkai

dengan tinggi badan terhadap kecepatan lari 50 meter pada siswa

ekstrakurikuler atletik.

Secara statistik, hipotesis di atas dapat disimbolkan sebagai berikut:

; dan ;

Keterangan:

H03 = Tidak terdapat perbedaan pengaruh interaksi metode latihan

dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan.

Ha3 = Terdapat perbedaan pengaruh interaksi metode latihan dan rasio

panjang tungkai dengan tinggi badan.

σ2αβ = Perbedaan pengaruh interaksi metode latihan dengan rasio

panjang tungkai dengan tinggi badan.

Kriteria pengujiannya adalah H03 ditolak jika angka signifikansi

yang dihasilkan kurang dari dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa

terdapat perbedaan pengaruh interaksi metode latihan dan rasio panjang

tungkai dengan tinggi badan terhadap kecepatan lari 50 meter, jika angka

signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05. Setelah dilakukan analisis

variansi dan terjadi interaksi yang signifikan maka dilanjutkan dengan

menggunakan analisis perbandingan Post-Hoc Tests dengan LSD (Least

Square Difference) untuk mengetahui kelompok perlakuan yang paling

efektif untuk meningkatkan kecepatan lari 50 meter.

G. Program Latihan

Program latihan kecepatan lari 50 meter dengan menggunakan metode

latihan drill dan metode latihan interval. Pengambilan tes rasio panjang tungkai

dengan tinggi badan dilaksanakan di SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan

Candimulyo Kabupaten Magelang pada tanggal 23 Januari 2016. Kemudian

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

61

dilanjutkan pelaksanaan treatment yang dimulai pada tanggal 26 Januari 2016

sampai 17 Maret 2016. Frekuensi 3x/minggu dilaksanakan selama 8 minggu,

kemudian post-test dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2016. Kurang lebih

dalam setiap latihan membutuhkan durasi 90 menit. Jumlah siswa setiap

kelompok latihan terdiri dari 10 siswa ekstrakurikuler, sehingga jumlah seluruh

sampel adalah 20 siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1

Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.

Diperlukan suatu perencanaan bagi pelatih untuk meningkatkan prestasi

atlet yang maksimal. Perencanaan pelatihan tersebut dituangkan dalam sebuah

program latihan yang disusun secara bertahap dan sistematis. Menurut Harsono

(1988: 105) program latihan harus disusun secara teliti dan teratur sesuai

dengan prinsip-prinsip latihan. Penyusunan program latihan dalam penelitian

ini menerapkan prinsip over load training dengan the step type approach atau

sistem tangga.

Gambar 4. Prinsip Latihan Over Load Training

(Bompa dalam Harsono 1988: 105).

Setiap garis vertikal menunjukkan perubahan (penambahan) beban,

sedangkan setiap garis horizontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

62

baru. Beban latihan pada 3 tangga atau cycle pertama ditingkatkan secara

bertahap. Pada cycle ke 4 beban diturunkan, hal ini yang disebut unloading

phase. Artinya adalah untuk memberikan kesempatan kepada organisme tubuh

untuk melakukan regenerasi. Maksud regenerasi adalah agar atlet dapat

mengumpulkan tenaga atau mengakumulasi cadangan-cadangan fisiologis dan

psikologis untuk persiapan beban latihan yang lebih berat lagi di tangga-tangga

ke 5-6. Berikut adalah rincian pelaksanaan program latihan dengan metode

drill dan metode interval:

Tabel 3. Rincian Program Latihan Drill

Minggu

ke Hari Jarak Repetisi

Jumlah

Repetisi Set

Recovery

Repetisi Set

1

Selasa Pretest Lari 50 Meter

Kamis 20 m 3-3-3 9 3 1 menit 5 menit

Sabtu 20 m 3-3-3 9 3 1 menit 5 menit

2

Selasa 30 m 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit

Kamis 30 m 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit

Sabtu 30 m 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit

3

Selasa 40 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

Kamis 40 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

Sabtu 40 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

4

Selasa 50 m 4-4-3 11 3 1 menit 5 menit

Kamis 50 m 4-4-3 11 3 1 menit 5 menit

Sabtu 50 m 4-3-3 10 3 1 menit 5 menit

5

Selasa 20 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

Kamis 20 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

Sabtu 20 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

6

Selasa 30 m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit

Kamis 30 m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit

Sabtu 30 m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit

7

Selasa 40 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

Kamis 40 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

Sabtu 40 m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

8

Selasa 50 m 5-5-5 15 3 1 menit 5 menit

Kamis 50 m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit

Sabtu Posttest Lari 50 Meter

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan

63

Tabel 4. Rincian Program Latihan Interval

Minggu

ke Hari Jarak Repetisi

Jumlah

Repetisi Set

Recovery

Repetisi Set

1

Selasa Pretest Lari 50 Meter

Kamis 10m,20m,30m 3-3-3 9 3 1 menit 5 menit

Sabtu 10m,20m,30m 3-3-3 9 3 1 menit 5 menit

2

Selasa 20m,30m,40m 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit

Kamis 20m,30m,40m 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit

Sabtu 20m,30m,40m 3-3-4 10 3 1 menit 5 menit

3

Selasa 25m,30m,40m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

Kamis 25m,30m,40m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

Sabtu 25m,30m,40m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

4

Selasa 30m,40m,50m 4-4-3 11 3 1 menit 5 menit

Kamis 30m,40m,50m 4-4-3 11 3 1 menit 5 menit

Sabtu 30m,40m,50m 4-3-3 10 3 1 menit 5 menit

5

Selasa 10m,20m,30m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

Kamis 10m,20m,30m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

Sabtu 20m,30m,40m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

6

Selasa 20m,30m,40m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit

Kamis 20m,30m,40m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit

Sabtu 25m,30m,40m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit

7

Selasa 25m,30m,40m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

Kamis 25m,30m,40m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

Sabtu 30m,40m,50m 4-4-4 12 3 1 menit 5 menit

8

Selasa 30m,40m,50m 5-5-5 15 3 1 menit 5 menit

Kamis 10m,20m,30m 5-5-4 14 3 1 menit 5 menit

Sabtu Posttest Lari 50 Meter

Tentunya kendala selama proses latihan juga di alami dalam penelitian

ini. Saat pelaksanaan penelitian dilapangan, pelatih sempat beberapa kali

mengganti hari latihan atau harus memundurkan waktu dimulainya latihan

karena kendala hujan, namun keadaan tersebut tidak sampai mempengaruhi

rencana awal pelaksanaan treatment, yang artinya 24 kali pertemuan masih

dapat terpenuhi.