22
Sunandar, Rendy. 2014 PENGARUH LATIHAN POWER OTOT TUNGKAI (LEG EXTENTION) DAN KORDINASI MATA-KAKI (WALL BALL PASS) TERHADAP KECEPATAN DAN KETEPATAN SHOOTING ATLET SEPAK BOLA BELITUN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X 1 O X 2 X 3 X 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah Lab Olahraga Kampus FPOK UPI dan Lapangan Sepak Bola KPAD Gerlong. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama dua bulan dari Agustus s/d September 2014. Teknik penarikan sampel berpatokan pada (Suharsimi. 2006:130) yang menyatakan sampel dapat diambil 10 15 % atau 20 25 % dari keseluruhan jumlah populasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah kurang lebih 50 orang dan sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu sebanyak 20 orang dari klub Visibel Fc Bandung. Visibel Fc Bandung adalah klub sepakbola mahasiswa Belitung yang kuliah di Bandung dan telah terdaftar Pemkab Belitung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Random Sampling yang berarti sampel dipilih secara acak berdasarkan pertimbangan tertentu dan berdasarkan kebutuhan yaitu kemampuan power otot tungkai dan kordinasi mata-kaki sampel. B. Desain Penelitian Penulis menetapkan desain penelitian ini yaitu Eksperiment Control Group Design With Pre Test Post Test” dimana dalam desain penelitian ini menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dari kelompok eksperimen setelah dilakukan pre test dan post test. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara acak sesuai dengan persyaratan atau tujuan penelitian. Adapun gambaran mengenai rancangan Eksperiment Control Group Design With Pre Test Post Test” (Sugiyono, 2007:116) sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN A. - [email protected]/15711/6/S_IKOR_0905636_chapter3.pdf · acak sesuai dengan persyaratan atau tujuan penelitian. ... gerak menjadi satu

Embed Size (px)

Citation preview

Sunandar, Rendy. 2014 PENGARUH LATIHAN POWER OTOT TUNGKAI (LEG EXTENTION) DAN KORDINASI MATA-KAKI (WALL BALL PASS) TERHADAP KECEPATAN DAN KETEPATAN SHOOTING ATLET SEPAK BOLA BELITUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X1 O X2

X3 X4

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah Lab Olahraga Kampus FPOK

UPI dan Lapangan Sepak Bola KPAD Gerlong. Waktu pelaksanaan penelitian

dilakukan selama dua bulan dari Agustus s/d September 2014. Teknik penarikan

sampel berpatokan pada (Suharsimi. 2006:130) yang menyatakan sampel dapat

diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 % dari keseluruhan jumlah populasi. Populasi dalam

penelitian ini berjumlah kurang lebih 50 orang dan sampel yang diambil dalam

penelitian ini yaitu sebanyak 20 orang dari klub Visibel Fc Bandung. Visibel Fc

Bandung adalah klub sepakbola mahasiswa Belitung yang kuliah di Bandung dan

telah terdaftar Pemkab Belitung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan Random Sampling yang berarti sampel dipilih secara acak berdasarkan

pertimbangan tertentu dan berdasarkan kebutuhan yaitu kemampuan power otot

tungkai dan kordinasi mata-kaki sampel.

B. Desain Penelitian

Penulis menetapkan desain penelitian ini yaitu “Eksperiment Control Group

Design With Pre Test – Post Test” dimana dalam desain penelitian ini menggunakan

kelompok kontrol sebagai pembanding dari kelompok eksperimen setelah dilakukan

pre test dan post test. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara

acak sesuai dengan persyaratan atau tujuan penelitian.

Adapun gambaran mengenai rancangan “Eksperiment Control Group Design With

Pre Test – Post Test” (Sugiyono, 2007:116) sebagai berikut :

26

Gambar 3.1 Rancangan Desain Penelitian (Sumber : Penulis)

Keterangan :

X1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen

X2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen

O : Pemberian perlakuan

X3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol

X4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok control

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperiment Metode ini merupakan bagian dari metode penelitian kuantitatif.

Mengenai kegiatan eksperimen, Surakhmad (2005:148) menjelaskan sebagai berikut,

“Dalam arti yang luas, bereskperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk

melihat sesuatu hasil”. Kegiatan eksperimen adalah suatu kegiatan percobaan untuk

melihat suatu hasil sebagaimana yang dicobakannya. Jadi dengan digunakannya

metode eksperimen dalam penelitian ini, berarti penulis mengadakan percobaan

terhadap sekelompok subyek yang akan menerima perlakuan tertentu dalam waktu

tertentu, kemudian setelah masa percobaan itu selesai selanjutnya dilihat hasil

perlakuan tersebut.

Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena suatu eksperimen

dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu tindakan terhadap tingkah laku atau

menguji ada tidaknya pengaruh tindakan yang dicobakan. Tindakan di dalam

eksperimen disebut treatment yang artinya pemberian kondisi yang akan dinilai

pengaruhnya.

27

28

D. Definisi Operasional

Beberapa indikator-indikator dari setiap variabel yang akan dijabarkan dalam

instrument penelitan yaitu variabel bebas yang mencakup Latihan Power Otot

Tungkai dan latihan kordinasi mata kaki serta variabel terkait yang mencakup

ketepatan dan kecepatan shooting. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam

mengungkapkan permasalahan sehingga tidak timbul salah penafsiran dalam

pengertiannya adalah sebagai berikut :

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya

yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk

watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Sementara itu, Surakhmad

(1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari

suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan

perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.

2. Latihan (training), menurut Harsono (1988: 101) ialah “proses yang sistematis

dari berlatih/bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari

menambah jumlah beban latihan/pekerjaan”.

3. Power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan dengan kata lain

power dihasilkan dari kontraksi otot yang kuat serta cepat. Power adalah

kekuatan otot yang bekerja dalam waktu yang singkat. Menurut Bompa

(1999:61), power adalah kemampuan otot untuk mengeluarkan kekuatan

maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Rumus yang digunakan

dalam power adalah : power atau daya ledak otot + kerja atau waktu +

kekuatan x jarak tempuh.

4. Koordinasi adalah “kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa unsur

gerak menjadi satu gerakan yang utuh dan selaras” Suharno (1993:61).

Selanjutnya Sajoto (1995:17) bahwa “koordinasi adalah kemampuan pemain

untuk merangkaikan beberapa gerakan ke dalam satu pola gerakan yang

selaras dan efektif sesuai dengan tujuannya”. Dari uraian tersebut dapat

dikemukakan bahwa koordinasi mata-kaki adalah kemampuan pemain dalam

29

mengintegrasikan antara mata (pandangan) dengan gerakan kaki secara

efektif.

5. Ketepatan adalah “kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke

sasaran atau target sesuai kemampuannya” (Suharno, 1993:64). Berdasarkan

pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa, ketepatan tembakan adalah

kemampuan seseorang untuk mengarahkan tembakan ke arah sasaran atau

target.

6. Kecepatan menurut Harsono (2001:36), adalah kemampuan untuk melakukan

gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-

singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang

cepat. Abdul Kadir Ateng (1997:67), menyatakan bahwa kecepatan adalah

kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang sama berulang-ulang

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Jadi, dari penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa kecepatan adalah kemampuan mengubah suatu benda atau

orang dari keadaan diam hingga bergerak menempuh jarah yang ditentukan

dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.

7. Shooting sepakbola adalah gerakan yang dibutuhkan dalam permainan

sepakbola, terlepas sama sekali dari permainannya. Fralick (1945:17)

menyatakan, “Shooting at the goal is a very important phase of the game”.

Dapat disimpulkan bahwa shooting adalah kemampuan tendangan yang

dilakukan untuk menghasilkan sebuah gol ke gawang lawan yang menjadi

tujuan permainan sepak bola.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini yaitu :

1. Tes Power Otot Tungkai

Instrumen/alat ukur yang digunakan untuk mengukur power otot tungkai

dalam penelitian ini menggunakan alat Digital Vertical Jump. Instrument test

ini diadaptasi dari buku tes dan pengukuran keolahragaan dari Nurhasan yang

30

memiliki nilai validitasnya 0,989 dan reabilitas 0,977. Tujuan dari Digital

Vertical Jump ini yaitu untuk mengukur power tungkai dengan satuan (Cm).

Perlengkapan :

o Alat Digital Vertical Jump

Pelaksanaan :

o Teste berdiri lurus di depan alat digital vertical jump.

o Setelah itu teste mengambil posisi jongkok sebagai awalan sebelum

melakukan lompatas.

o Setelah Terdengan Suara aba-aba dari alat digital vertikal jump, teste

melakukan lompatan setinggi-tingginya sampai memunculkan angka

pada alat digital vertical jump.

o Angka tersebut menyatakan besarnya power otot tungkai teste dalam

satuan (cm).

o Teste diberikan dua kali kesempatan untuk melakukan lompatan.

Penilaian :

o Skor terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan

cm, dengan tingkat ketelitian 0,5 cm.

Untuk lebih jelas, alat dan skema pelaksanaan Digital Vertical Jump dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 3.2 Alat Pengukur Power Otot Tungkai (Digital Vertical Jump)

(Sumber : Google)

31

Gambar 3.3 Skema Pelaksanaan Digital Vertical Jump

(Sumber : Google)

2. Tes Kordinasi Mata-Kaki

Instrumen/alat ukur yang digunakan untuk mengukup power dalam

penelitian ini menggunakan Soccer Wall Volley Test yang diadaptasi dari

Awaludin Ramadiarsyah (2013) yang memiliki validitas sebesar 0,900 dan

reabilitas sebesar 0,630. Tujuan Soccer Wall Volley Test ini yaitu Untuk

mengukur kemampuan koordinasi mata kaki dalam permainan sepakbola.

Alat :

Stopwatch, bola sepak, sasaran, formulir tes dan alat tulis.

Perlengkapan :

Lapangan tes yang terdiri atas :

o Daerah sasaran dibuat dengan garis di diding yang rata dengan ukuran

panjang 2,44 Meter dan tinggi dari lantai 1,22 Meter.

o Daerah tendangan berjarak 1,83 Meter dari dinding daerah sasaran.

32

Pelaksanaan :

o Bola sepak diletakkan di belakang garis batas yaitu 1,83 Meter di

depan sasaran.

o Testee berdiri di belakang garis batas dekat bola dan menghadap ke

sasaran. Pada aba-aba “ya”, teste mulai menyepak bola ke sasaran

(tembok dengan batas yang sudah ditetapkan).

o Bola yang terpantul dari tembok sasaran segera disepak kembali, hal

ini dilakukan terus menerus dan secepat mungkin selama 20 detik.

o Kesempatan melakukan tes ini sebanyak tiga kali.

o Yang terbaik dari tiga kali kesempatan adalah kemampuan koordinasi

mata kaki dari pemain sepakbola.

Penilaian :

o Kemampuan koordinasi mata kaki adalah banyaknya sepakan yang sah

dapat dilakukan testee selama 20 detik.

o Tiap sepakan bola kaki yang dilakukan di bagian belakang garis batas

1,83 Meter di depan sasaran di beri nilai satu.

o Sepakan yang tidak sah tidak dihitung.

Untuk lebih jelas, skema pelaksanaan Soccer Wall Volley Test dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 3.4 Skema Pelaksanaan Soccer Wall Volley Test

(Sumber : Penulis)

33

3. Tes Ketepatan (Akurasi) & Kecepatan Shooting

Tes ini dilakukan untuk mengetahui angka akurasi bola dan kecepatan bola yang

diadopsi dari skripsi Asep Sumpena (2008) memiliki validitas sebesar 0,886 dan

reabilitas sebesar 0,866. Untuk mengukur angka akurasi bola, sampel melakukan

tendangan shooting ke sasaran dengan penilaian seperti pada gambar 3.5. Sedangkan

untuk mengukur kecepatan bola menempuh jarak, peneliti menggunakan Software

Kinovea.

Gambar 3.5 Tes Menendang Bola Ke Sasaran (Shooting)

(Sumber : Tes Dan Pengukuran Keolahragaan, Nurhasan et al. 2007:214)

Alat yang digunakan:

a. Camera

b. Peluit

c. Gawang

d. Bola

e. Nomor-nomor

f. Tali

g. Meteran

34

Petunjuk pelaksanaan tes shooting:

1) Sampel berdiri dibelakang bola yang diletakan disebuah titik berjarak 16,5 m

didepan gawang.

2) Pada saat bunyi peluit, sampel mulai menendang bola.

3) Bola yang mengarah ke angka sasaran itulah nilai akurasi sample.

4) Sampel diberi tiga kali shooting.

Cara penskoran:

1) Jumlah rata-rata skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga

kali tendangan.

2) Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor dan atau bola keluar

dari sasaran, maka nilai akurasi nol dan nilai kecepatan bola menempuh jarak

tetap dihitung.

1. Kamera

Dalam penelitian ini kamera digunakan untuk merekam perjalanan bola pada saat

ditendang hingga menyelesaikan jarak. Adapun spesifikasi minimum kamera yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

Image sensor : 1/8 type (2.25 mm)

Optical zoom : 57 kali

Resolusi : 640 x 480 px

Frame rate : 100 FPS

Kamera yang digunakan dalam penelitian ini sebayak satu buah yang ditempatkan

seperti pada Gambar 3.6 :

35

Gambar 3.6 Desain pengambilan video

(Sumber: Penulis)

Kamera berfungsi untuk merekam gerak bola pada saat bola itu mulai ditendang

kesasaran guna untuk mencari angka kecepatan bola menempuh jarak. Selanjutnya

video hasil dari rekaman kamera dianalisis menggunakan Software Kinovea untuk

menentukan berapa kecepatan bola menempuh jarak sample tersebut.

2. Software Kinovea

Software Kinovea memiliki fitur untuk analisis, pengukuran, perbandingan, dan

pengamatan gerak video. Beberapa fitur penting dalam software kinovea adalah:

1) Dalam software kinovea, format output video yang dianalisis yaitu MKV,

MP4, AVI, serta memungkinkan untuk dapat menganalisis dari foto.

2) Modus pemutaran loop, software ini mampu menentukan fokus wilayah kerja

analisis.

3) Kaca pembesar , yang memungkinkan untuk dapat fokus pada setiap detail

atau tindakan.

4) Fitur deinterlacing, dapat memperbaiki masalah artefak interlace.

5) Fitur capture kecepatan tinggi, yang mampu untuk menangkap video pada

frame yang sangat tinggi dan melakukan pemutaran gerak lambat. Juga

referensi pengamatan, yang memungkinkan untuk dapat membuat overlay

pada setiap gambar video untuk perbandingan kualitatif atau visual.

36

6) Untuk hal pengukuran, didalam software kinovea terdapat pelacakan benda

atau sendi tubuh, pengukuran waktu (stopwatch), pengukuran jarak (dengan

menggambar garis dan memeriksa jarak keseluruhan), pengukuran kecepatan (

dapat menetapkan titik pelacakan dan menentukan unit kecepatan yang akan

dipilih), dan mengekspor data ke spreadsheet yang dapat untuk mengekspor

judul, panjang, nilai sudut, koordinat lintas penanda, pelacakan jalur lintasan,

dan hasil durasi stopwatch.

7) Dalam hal pengamatan, terdapat fungsi Cermin, penyesuaian Image Quality,

grid overlay, fungsi ikhtisar, modus reverse yang memainkan mundur video,

dan alat gambar yang memungkinkan untuk menyorot aspek yang akan

dianalisis.

Software kinovea cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena software ini

memiliki fitur yang mendukung untuk melaksanakan analisis kecepatan bola untuk

mendapatkan kecepatan bola menempuh jarak pada setiap tendangan sample.

Software kinovea dipilih untuk analisis menentukan kecepatan bola menempuh jarak

karena memiliki fitur untuk memperlambat video, menentukan waktu (stopwatch),

mengulang video (fitur reverse), dan pengukuran jarak.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, teknik pengumpulan data perlu dilakukan untuk

mengetahui bagaimana proses data penelitian tersebut diambil. Pada penelitian ini,

penulis mengambil data penelitian sesuai dengan desain penelitian yang telah

dijelaskan sebelumnya. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil data tes awal

(pree test ). Setelah data awal diambil, sampel diberikan tritment (percobaan) dan

kemudian dilakukan test akhir (post test). Adapun langkah-langkah yang akan

ditempuh sebelum melakukan pree test, tritment dan post test adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama adalah menentukan populasi, dalam hal ini adalah

atlet/pemain sepak bola Club Visibel Fc Bandung.

37

POPULASI

2. Kemudian menentukan sampel sejumlah 20 orang atlet/pemain dengan

menggunakan teknik purposive random sampling.

3. Setelah itu menentukan instrumen yang berupa tes yang sesuai dengan

penelitian ini, yaitu tes digital vertical jump, tes kordinasi mata-kaki dan tes

shooting.

4. Melakukan uji coba tes dengan melihat validitas dan reabilitasnya.

5. Selanjutnya adalah melakukan penelitian dan pengambilan data dengan

menggunakan instrumen atau tes yang telah ditentukan.

6. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa dan menarik

kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data.

Mengenai penjelasan prosedur penelitian diatas penulis mencoba untuk

menuangkan dalam bentuk gambar dibawah ini:

Gambar 3.7 Teknik Pengumpulan Data (Sumber : Penulis)

PENGUKURAN POWER OTOT

TUNGKAI DAN KOORDINASI

MATA_KAKI

KELOMPOK EKSPERIMEN

(MELAKUKAN TRITMENT LATIHAN

MENINGKATKAN POWER OTOT TUNGKAI DAN

KORDINASI MATA-KAKI)

KELOMPOK KONTROL

(TANPA DIBERIKAN PERLAKUAN KHUSUS)

POST TEST

PREE TEST

PENGOLAHAN DATA

SAMPEL

KESIMPULAN

38

1. Pre Test (Tes Awal)

Pengambilan data tes awal dilakukan menggunakan bentuk-bentuk tes yang telah

dijelaskan pada istrumen penelitian diatas. Dalam penelitian ini, hasil data tes awal

yang akan diambil yaitu hasil data tes power, data tes kordinasi mata-kaki, data tes

ketepatan(akurasi) shooting dan data kecepatan shooting.

2. Tritment (Perlakuan/Percobaan)

Tritment/perlakuan diberikan setelah proses pengambilan data tes awal dilakukan.

Tritment diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil dari tes awal yang

sebelumnya dilakukan dan akan diujikan lagi nantinya pada tes akhir. Tritment

diberikan dengan harapan bisa meningkatkan kemampuan dari variable yang diteliti

sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik dari tes awal. Adapun tritment/percobaan

yang akan diberikan kepada sampel yaitu berupa latihan. Latihan yang diberikan

dalam tritment ini adalah latihan untuk meningkatkan power otot tungkai dan

kordinasi mata-kaki. Asumsinya, dengan meningkatkan power otot tungkai dan

kordinasi mata-kaki akan berpengaruh terhadap hasil ketepatan dan kecepatan dalam

melakukan shooting sepak bola. Tritment dalam penelitian yang penulis lakukan ini

sebanyak 16x pertemuan dengan pertemuan satu minggu 4x pertemuan. Adapun

jadwal tritment yang diberikan bisa dilihat pada table berikut :

Hari

Minggu Senin Selalsa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu

Minggu I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4

Minggu II Pertemuan 5 Pertemuan 6 Pertemuan 7 Pertemuan 8

Minggu III Pertemuan 9 Pertemuan 10 Pertemuan 11 Pertemuan 12

Minggu IV Pertemuan 13 Pertemuan 14 Pertemuan 15 Pertemuan 16

Tabel 3.1 Tabel Jadwal Tritment (Percobaan)

39

a. Bentuk Latihan

Adapun tritmen atau perlakuan yang akan diberikan pada sampel dalam

penelitian ini yaitu latihan yang berhubungan dengan meningkatkan power

otot tungkai. Bentuk latihan yang diberikan untuk meningkatkan power otot

tungkai yaitu menggunakan metode weight training (latihan beban). Bentuk

dari latihan yang akan diberikan kepada sampel penelitian ini yaitu latihan

weight training dengan bentuk latihan Leg Extention. Selain latihan

meningkatkan power otot tungkai untuk mendapatkan kecepatan dalam

melakukan shooting ke gawang dalam permainan sepakbola, peneliti juga

mengambil latihan untuk meningkatkan kordinasi mata-kaki sehingga bisa

menghasilkan ketepatan/akurasi pada saat shooting dalam permainan

sepakbola. Bentuk latihan yang diberikan untuk meningkatkan kordinasi

mata-kaki peneliti menggunakan bentuk latihan wall ball passing (menendang

bola dengan menggunakan media dinding).

1). Leg Extention

Leg Extention merupakan latihan yang dilakukan untuk meningkatkan

power otot tungkai bawah dengan menggunakan mechine. Tujuan utaman

dari latihan ini yaitu untuk melatih otot kaki dan paha serta untuk

meningkatkan power otot tungkai. Latihan dengan menggunakan Leg

Extention otot-otot tubuh yang bekerja adalah otot paha depan

(quarriceps), paha belakang (hamstring), gluteus maxsimum serta otot-otot

betis (partial).

Pelaksanaan Latihan Leg Extention

Posisi kaki berada di belakang bantalan penyanggga, kemudian kedua

kaki di dorong ke atas sampai lurus, setelah itu kembali kepada posisi

semula hal ini di lakukan agar supaya otot – otot berkontraksi secara

maksimal. Contoh gambar :

40

Gambar 3.8 Bentuk Latihan Power Otot Tungkai (Leg Extention) (Sumber : Google)

2). Wall Ball Pass

Latihan passing merupakan bentuk latihan yang diberikan dengan

tujuan untuk melatih kemapuan kordinasi mata-kaki yang nantinya

diharapkan bisa menghasilkan akurasi tendangan yang tepat dan cepat

mengenai sasaran. Latihan ini umumnya dilakukan dengan menggunakan

dinding/tembok sebagai media latihannya. Latihan passing ini dilakukan

dengan cara menendang bola kearah dinding dengan target sasaran yang

sudah disediakan dan dimanipulasi oleh pelatih.

Pelaksanaan Latihan Wall Ball Passing

Passing merupakan teknik dasar & kunci utama pada permainan

sepakbola, khususnya dalam meberikan umpan kepada teman serta

melakukan tendangan yang lebih keras dari sebuah operan sehingga bisa

menciptakan goal ke gawang lawan. Latihan Passing berpengaruh

terhadap koordinasi antara mata dan kaki sehingga bisa menghasilkan

sebuah keputusan terutama dalam melakukan tendangan ke sasaran yang

ditargetkan. Latihan passing yang diberikan yaitu berupa bentuk latihan

melakukan tendangan kearah target yang telah ditentumkan yang ada pada

dinding/tembok. Latihan ini diberikan dengan tujuan meningkatkan

41

kordinasi antara mata-kaki sehingga mendapatkan hasil akurasi tendangan

yang tepat sesuai sasaran yang ditargetkan.

Untuk lebih jelasnya, cara pelaksanaan dan bentuk latihan Wall Ball

Passing dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.9 Cara Pelaksanaan Latihan Koordinasi Mata-Kaki dengan menggunakan

Wall Ball Pass ( Sumber : Penulis)

b. Prosedur Latihan

Latihan Leg Extention

1) Sebelum masuk pada proses latihan dan pemberian beban, penulis

memberi pemahaman terlebih dahulu kepada sampel tentang cara

melakukan latihan untuk meningkatkan power otot tungkai dengan

menggunakan alat Leg extention mechine.

2) Setelah sampel diberikan pemahan, penulis memperaktekkan cara

melakukan dan menggunakan alat leg extention mechine di lapangan.

3) Selanjutnya, setelah sampel paham dengan latihan yang akan mereka

lakukan, sampel melakukan dan menggunakan alat leg extention

mechine untuk dihitung repetisi maksimal (RM) dari masing-masing

sampel yang melakukan tritmen.

42

4) Setelah penghitungan repetisi maksimal (RM) selesai, masing-masing

sampel diberi program latihan yang berbeda-beda yang telah penulis

buat sesuai dengan kebutuhan sampel.

Adapun untuk lebih jelasnya tentang prosedur latihan untuk meningkatkan

power otot tungkai dengan menggunakan leg extention mechine, dapat dilihat

pada bagan tersebut :

Gambar 3.10 Bagan Prosedur Latihan Leg Extention (Sumber : Penulis)

Latihan Wall Ball Pass

1) Sebelum masuk pada proses latihan dan pemberian program latihan,

penulis memberi pemahaman terlebih dahulu kepada sampel tentang

cara melakukan Wall Ball Pass.

2) Setelah sampel diberikan pemahan, penulis memperaktekkan cara

melakukan Wall Ball Pass di lapangan.

3) Selanjutnya, setelah sampel paham cara melakukan Wall Ball Pass,

kemampuan sampel melakukan wall ball pas dihitung dalam waktu 60

43

detik untuk dihitung repetisi maksimal (RM) dari masing-masing

sampel yang melakukan tritmen.

4) Setelah penghitungan repetisi maksimal (RM) selesai, masing-masing

sampel diberi program latihan yang berbeda-beda yang telah penulis

buat sesuai dengan kebutuhan sampel.

Adapun untuk lebih jelasnya tentang prosedur latihan untuk meningkatkan

koordinasi mata-kaki dengan menggunakan Wall Ball Pass, dapat dilihat pada

bagan tersebut :

Gambar 3.11 Bagan Prosedur Latihan Wall Ball Pass (Sumber : Penulis)

c. Program Latihan

Power Otot Tungkai (Leg Extention)

Adapun program latihan yang akan diberikan dari bentuk-bentuk latihan

yang dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya dapat dilihat pada table

program latihan dibawah ini :

Pemberian Pemahaman

Cara Melakukan Wall Ball Pass

Sampel Mencoba

Melakukan Wall Ball Pass

Penghitungan

Repetisi Maksimal (RM)

Pemberian Program Latihan

Pelaksanaan Program Latihan

(Tritment)

44

No Sampel Kg RM (100%) 50% Repetisi Set Volume Kg

1 A 120 60 10 3 30 180 Kg

2 B 120 60 10 3 30 180 Kg

3 C 100 50 10 3 30 150 Kg

4 D 80 40 10 3 30 120 Kg

5 E 140 70 10 3 30 210 Kg

6 F 150 75 10 3 30 225 Kg

7 G 120 60 10 3 30 180 Kg

8 H 80 40 10 3 30 120 Kg

9 I 100 50 10 3 30 150 Kg

10 J 150 75 10 3 30 225 Kg

Tabel 3.2 Tabel Program Latihan Power Otot Tungkai dengan Leg Extention

Mechine ( Sumber : Penulis)

Koordinasi Mata-Kaki (Wall Ball Pass)

Adapun program latihan yang akan diberikan dari bentuk-bentuk latihan

yang dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya dapat dilihat pada table

program latihan dibawah ini :

No Sampel RM (60 detik) 50% Repetisi Volume Keterangan

1 A 62 31 3 93 Kali

2 B 58 29 3 87 Kali

3 C 50 25 3 75 Kali

4 D 56 28 3 84 Kali

5 E 64 32 3 96 Kali

6 F 68 34 3 102 Kali

7 G 64 32 3 96 Kali

8 H 58 29 3 87 Kali

9 I 58 29 3 87 Kali

45

10 J 70 35 3 105 Kali

Tabel 3.3 Tabel Program Latihan Koordinasi Mata-Kaki dengan Wall Ball Pass (

Sumber : Penulis)

Latihan dilakukan dengan frekuensi latihan sebanyak empat (4) kali latihan dalam

satu minggu. Beban dan volume latihan tetap. Perubahan hanya dilakukan pada set

latihan per satu minggu sekali. Tiap sati minggu sekali, set latihan naik satu tingkat.

3. Post Test (Tes Akhir)

Post test atau biasa disebut dengan tes akhir dilakukan setelah tes awal dan

tritment/percobaan selesai dilakukan. Tes akhir dilakukan dengan tujuan sebagai

pembanding dari tes awal setelah dilakukannya tritment/percobaan pada sampel.

G. Analisis Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan

komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for

windows. Program ini digunakan karena memiliki kemampuan analisis statistik cukup

tinggi. Selain itu sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-

menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara

pengoperasiannya. Selanjutnya, data yang dianalisis pada penelitian ini adalah hasil

pengaruh atau perubahan antara tes awal dan tes akhir setelah diberikan tritment.

Dari kedua hasil tersebut akan dilihat perbandingannya. Namun sebelum itu ada

beberpa uji yang harus dilakukan terlebih dahulu.

Analisis yang pertama adalah uji normalitas dan homogenitas. Uji ini dilakukan

untuk menentukan sifat distribusi data. Analisis untuk uji normalitas ini

menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov Smirnov Z. Uji statistik ini biasa

digunakan untuk menentukan normalitas suatu kumpulan data. Sedangkan untuk uji

homogenitas menggunakan One Way Anova dengan mengaktifkan Homogenity of

Veriance Test. Analisis selanjutnya adalah menentukan perbedaan signifikansi untuk

46

masing-masing data. Perbandingan dilakulan terhadap satu data dengan data yang

lainnya. Uji statistik yang digunakan untuk analisis ini bergantung pada sifat

normalitas data. Bila data yang dianalisis bersifat normal, maka uji statistik yang

digunakan adalah uji statistik parametrik dengan metode Paired sample t test. Tingkat

kepercayaan analisis data pada penelitian ini adalah 95%, sehingga nilai α untuk

penelitian ini adalah 0,05.