15
22 Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena subjek penelitian ini tidak dipilih secara acak. Penelitian ini menggunakan desain kelompok kontrol tidak ekivalen, karena tidak adanya pengacakan dalam menentukan subjek penelitian, artinya penelitian tidak membentuk kelas baru berdasarkan pemilihan sampel secara acak. Russefendi (2005) menyatakan bahwa pada kuasi eksperimen, subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya. Menurut Creswell (2012) desain kelompok kontrol tidak ekivalen (non ekivalen control group design) adalah desain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diseleksi tanpa prosedur acak kemudian kedua kelompok sama-sama diberikan pretest dan posttest, tetapi hanya kelompok eksperimen saja yang diberikan perlakuan. Terdapat dua kelompok sampel pada penelitian ini. Kelompok pertama merupakan kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write (TTW). Kelompok kedua merupakan kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran langsung. Penelitian ini ingin mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat. Variabel bebasnya adalah pembelajaran dengan strategi Think Talk Write. Variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman dan kemampuan representasi matematis. Tujuan penelitian ini adalah menguji strategi Think Talk Write terhadap kemampuan pemahaman dan kemampuan representasi matematis siswa dengan menggunakan desain penelitian (Russefendi, 2010) seperti berikut: O X O O O Keterangan: O = Pretes dan posttest (tes kemampuan pemahaman dan kamampuan representasi matematis).

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

22

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen

karena subjek penelitian ini tidak dipilih secara acak. Penelitian ini menggunakan

desain kelompok kontrol tidak ekivalen, karena tidak adanya pengacakan dalam

menentukan subjek penelitian, artinya penelitian tidak membentuk kelas baru

berdasarkan pemilihan sampel secara acak. Russefendi (2005) menyatakan bahwa

pada kuasi eksperimen, subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti

menerima keadaan subjek seadanya. Menurut Creswell (2012) desain kelompok

kontrol tidak ekivalen (non ekivalen control group design) adalah desain

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diseleksi tanpa prosedur acak

kemudian kedua kelompok sama-sama diberikan pretest dan posttest, tetapi hanya

kelompok eksperimen saja yang diberikan perlakuan.

Terdapat dua kelompok sampel pada penelitian ini. Kelompok pertama

merupakan kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan strategi

Think Talk Write (TTW). Kelompok kedua merupakan kelas kontrol yang

memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran langsung. Penelitian ini ingin

mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan

kemampuan representasi matematis.

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat. Variabel bebasnya

adalah pembelajaran dengan strategi Think Talk Write. Variabel terikatnya adalah

kemampuan pemahaman dan kemampuan representasi matematis. Tujuan

penelitian ini adalah menguji strategi Think Talk Write terhadap kemampuan

pemahaman dan kemampuan representasi matematis siswa dengan menggunakan

desain penelitian (Russefendi, 2010) seperti berikut:

O X O

O O

Keterangan:

O = Pretes dan posttest (tes kemampuan pemahaman dan kamampuan

representasi matematis).

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

23

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

X = Perlakuan (strategi Think Talk Write).

B. Definisi Operasional

Agar dalam pemahaman penulisan ini tidak terjadi kerancuan makna atau

salah persepsi, maka dipandang perlu dalam penulisan ini dicantumkan defenisi

dari permasalahan yang diangkat.

1. Kemampuan pemahaman matematis

Kemampuan pemahaman matematis adalah prilaku kognitif siswa yang

mencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

prosedural. Adapun yang dimaksud jenis pemahaman dalam penelitian ini adalah

pemahaman instrumenal, yaitu pemahaman sejumlah konsep yang diartikan

sebagai pemahaman atas konsep yang saling terpisah dan hanya hafal rumus

dalam perhitungan sederhana. Pemahaman relasional, yaitu termuatnya skema

atau struktur yang dapat digunakan siswa pada penyelesaian berbagai masalah

yang lebih luas. Indikator yang akan dibahas pada penelitian ini adalah

kemampuan untuk mengolah ide tentang pemahaman sebuah konsep dengan

berbagai cara.

2. Kemampuan Representasi Matematis

Kemampuan representasi matematis merupakan kemampuan yang harus

dimiliki siswa dalam melakukan pembelajaran matematika yang bersifat abstrak

agar menjadi konkrit. Sehingga siswa dapat mengungkapkan ide-ide matematika

dalam bentuk gambar, tabel, grafik dan simbol-simbol matematika. Memiliki

kemampuan representasi yang baik, menggambarkan bahwa siswa memahami

konsep dengan baik, sehingga akan memudahkan siswa dalam menyelesaikan

masalah matematis. Dengan sajian benda-benda konkrit akan memberikan

kesempatan kepada siswa khususnya untuk siswa SD yang sedang berada pada

tahap berpikir konkrit, untuk memahami matematika dengan mengamati,

menduga, mengkaji, menganalisis, menemukan, merumuskan, dan membuat

kesimpulan. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini yang

diadaptasi dan dikembangkan dari NCTM yaitu:

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

24

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Membuat dan menggunakan representasi untuk mengkomunikasikan

gagasan- gagasan matematis.

b. Menyajikan matematika dalam konsep lain representasi yang dilakukan.

3. Strategi Think Talk Write

Think Talk Write adalah strategi yang memfasilitasi latihan berbahasa secara

lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar. Strategi think talk write

didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah prilaku sosial. Strategi

think talk write mendorong siswa untuk berpikir, berbicara dan kemudian

menuliskan ide yang berkenaan dengan suatu topik. Strategi ini membantu siswa

dalam mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan

terstruktur. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman

dan representasi matematis siswa.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV disalah satu

SD Negeri di kota Bandung. Dalam hal ini sekolah dipilih dengan pertimbangan

(1) Sekolah yang memiliki kualitas sedang, kemampuan siswa heterogen

(2)pembagian kelas tidak dibedakan dengan kelas unggulan dan kelas biasa,

sehingga kemampuan siswa pada setiap kelas di sekolah tersebut tidak jauh

berbeda. Karena tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka

peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah siswa kelas IV salah satu SD Negeri di Bandung. Pemilihan

kelas IV didasarkan atas pertimbangan bahwa siswa kelas IV dianggap peneliti

memenuhi prasyarat yang cukup untuk menjadi objek penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini instrumen yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan tes. Tes yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes tertulis yang dilakukan dalam bentuk

pretest dan posttest. Pretest diselenggarakan menjelang atau pada awal

penyelenggaraan suatu program pembelajaran. Tujuan penyelenggaraan pretest ini

adalah untuk mengukur tingkat kemampuan awal peserta tes sebelum atau pada

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

25

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

awal kegiatan pembelajaran. Sedangkan posttest diselenggarakan menjelang atau

pada akhir penyelenggaraan program pembelajaran. Tujuan penyelenggaraannya

adalah untuk mengukur tingkat kemampuan pembelajaran dalam bidang

pembelajaran pada akhir program, baik secara keseluruhan maupun secara

perseorangan.

1. Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

Tes untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis siswa ini berupa

soal-soal uraian. Penyusunan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal,

kemudian menulis soal dan alternatif jawaban. Skor yang diberikan pada setiap

jawaban siswa ditentukan berdasarkan pedoman penskoran.

Untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis disusun suatu

instrumen berdasarkan indikator kemampuan pemahaman, yaitu pemahaman

instrumenal, yang mencakup kemampuan pemahaman konsep tanpa kaitan dengan

yang lainnya dan dapat melakukan perhitungan sederhana. Pemahaman relasional,

yang mencakup kemampuan menyusun strategi penyelesaian yang dapat

mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya atau beberapa konsep yang

saling berhubungan.

Pedoman penskoran kemampuan pemahaman matematis berpedoman pada

Holistic Scoring Rubrics yang dikemukakan oleh Cai, Lane, Jacabcsin (1996)

yang kemudian diadaptasi seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

SKOR RESPON SISWA

0 Tidak menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal

matematika.

1 Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika sangat

terbatas, jawaban sebagian besar terdapat perhitungan yang salah.

2 Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika kurang

lengkap, jawaban sebagian besar terdapat perhitungan yang salah.

3 Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika secara

lengkap, perhitungan secara umum benar, tetapi terdapat sedikit

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

26

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kesalahan.

4 Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika secara

lengkap, penggunaan algoritma secara lengkap dan benar.

Untuk memperoleh instrumen tes (pretest dan posttest) yang baik, maka

soal-soal tersebut diujicobakan agar dapat diketahui tingkat validitas dan

reliabilitas.

2. Tes Kemampuan Representasi Matematis

Proses representasi dalam matematika merupakan hal yang sama

pentingnya dalam proses dan materi matematika itu sendiri. Tes untuk mengukur

kemampuan representasi matematis siswa ini berupa soal-soal uraian. Penyusunan

soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal, kemudian menulis soal dan

alternatif jawaban. Skor yang diberikan pada setiap jawaban siswa ditentukan

berdasarkan pedoman penskoran.

Tabel 3.2

Penskoran Tes Kemampuan Representasi Matematis

Skor Mengkomunikasikan

/menjelaskan

Menyatakan/

menggambar

Ekspresi matematis/

penemuan

0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan ketidakpahaman

1 Hanya sedikit dari

penjelasan yang benar.

Hanya sedikit dari

diagram, gambar

tetapi kurang lengkap

dan benar.

Hanya sedikit dari model

matematika yang benar.

2 Penjelasan secara

matematis masuk akan

namun hanya sebagian

lengkap dan benar.

Melukiskan diagram

gambar tetapi kurang

lengkap dan benar.

Menemukan model

matematika dengan benar

namun salah dalam

mendapatkan solusi.

3 Penjelasan secara

matematis masuk akal dan

benar, meskipun tidak

tersusun secara logis atau

terdapat sedikit kesalahan

bahasa.

Melukiskan diagram,

gambar secara

lengkap dan benar.

Menemukan model

matematika dengan benar

kemudian melakukan

perhitungan atau

mendapat solusi secara

benar.

4 Penjelasan secara

matematis masuk akal dan

jelas serta tersusun secara

logis.

Melukiskan diagram,

gambar secara

lengkap dan benar.

Menemukan model

matematika dengan benar

kemudian melakukan

perhitungan atau

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

27

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mendapatkan solusi

secara benar dan lengkap.

Sumber: Cai,Lane dan Jacabscin

E. Jadwal Kegiatan Penelitian

Adapun rencana jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Nov-Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1 Pembuatan proposal

2 Seminar proposal

3 Manyusun instrumen

penelitian

4 Pelaksanaan KBM di kelas

Eksperimen

5 Pengumpulan data

6 Pengolahan data

7 Penulisan

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui tes kemampuan pemahaman matematis dan tes

kemampuan representasi matematis. Data yang berkaitan dengan kemampuan

pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis siswa tersebut

dikumpulkan dengan tes dalam bentuk uraian (pretest dan postest).

G. Teknik Pengolahan data

1. Validitas Intrumen

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut secara tepat dapat mengukur

apa yang seharusnya diukur (Arikunto,2012). Dalam penelitian ini digunakan uji

validitas empiris (empirical validity). Validitas empiris adalah validitas yang

ditinjau dari kriteria tertentu. Kriteria ini digunakan untuk menentukan tinggi

rendahnya koefisien validitas instrumen. Perhitungan validitas empiris ini

menggunakan korelasi product-moment dengan rumus sebagai berikut.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

28

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

})(}{{

))((

2222 YYNXXN

YXXYNrXY

Keterangan:

rxy = koefisien validitas antara variabel X dan variabel Y

X = jumlah skor uji coba

Y = jumlah skor ulangan harian

N = jumlah subyek

Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh dengan menggunakan

pengolahan data menggunakan Anates V.4 For Windows . Klasifikasi untuk

menginterpretasikan besarnya koefisien (Suherman, 2003) sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria koefesien korelasi validitas

Koefesien Korelasi Interpretasi

0,90< rxy<1,00 Derajat validitasnya sangat tinggi

0,70< rxy<0,90 Derajat validitasnya tinggi (baik)

0,40< rxy<0,70 Derajat validitasnya sedang

(Cukup) 0,20< rxy<0,40 Derajat validitasnya rendah

(kurang) 0,00 <rxy<0,20 Derajat validitasnya sangat rendah

Pengujian validitas tes dalam penelitian ini menggunakan Anates V.4 For

Windows. Hasil perhitungan diperoleh secara langsung nilai koofesien korelasi

(rxy), maka langkah selanjutnya adalah membandingkan rxy dengan rkritis. Tiap item

tes dikatakan valid apabila taraf signifikansi α=0,05, dengan derajat kebebasan

(dk-2), nilai rhitung lebih besar dari rkritis. Untuk jumlah siswa (N)= 33, rkritis yang

digunakan pada taraf signifikansi α=0,05 adalah 0,344.

Kriteria pengujiannya:

Jika pearson correlation ≥ rkritis (0,344) maka butir soal valid.

Jika pearson correlation < rkritis (0,344) maka butir soal tidak valid.

Tabel 3.5

Rekapitulasi Pengembangan Instrumen Kemampuan Pemahaman Matematis

Nomor Soal Nilai rxy Interpretasi

1 0,749 Validitas tinggi

2 0,449 Validitas cukup

3 0,850 Validitas sangat tinggi

4 0,587 Validitas cukup

5 0,482 Validitas cukup

10 0,638 Validitas tinggi

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

29

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Rekapitulasi Pengembangan Instrumen Kemampuan Representasi Matematis

Nomor Soal Nilai rxy Interpretasi

6 0,713 Validitas tinggi

7 0,643 Validitas tinggi

8 0,770 Validitas tinggi

9 0,689 Validitas tinggi

Dari tabel 3.5 dan 3.6 diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba

instrumen kemampuan pemahaman dan representasi matematis sudah memenuhi

kriteria minimum kevalidan. Sehingga instrumen yang digunakan sudah valid dan

bisa digunakan untuk instrumen penelitian.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat

yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten,ajeg). Hasil pengukuran itu

baru tetap sama (relatif sama) jika pengukuran yang diberikan pada subjek yang

sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda. Waktu yang berbeda dan

tempat yang berbeda pula. Tidak terpengaruh oleh prilaku, situasi dan kondisi.

Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliabel (Suherman,

2011).

Rumus yang digunakan untuk mencari koefesien reliabilitas bentuk uraian

dikenal dengan rumus Cronbach-Alpha. Instrumen dikatakan reliabel apabila r

hitung ≥ r kritis. Untuk jumlah siswa (N)=33, r kritis yang digunakan pada taraf

signifikansi α=0,05 adalah 0,344. Perhitungannya menggunakan rumus sebagai

berikut ini (Suherman, 2003).

(

)

Keterangan

= Reliabilitas instrumen

N = Banyak butir soal (item)

= Jumlah variansi butir soal

= Varians total

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan tolak

ukur yang ditetapkan J.P Guilford (Suherman, 2003) pada tabel 3.7. berikut:

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

30

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7.

Interpretasi koefesien korelasi reliabilitas

Interval Interpretasi

0,90≤ r11<1,00 Reliabilitas Sangat tinggi

0,70≤ r11<0,90 Reliabilitas tinggi

0,40≤r11<0,70 Reliabilitas sedang (Cukup)

0,20≤ r11<0,40 Reliabilitas rendah

r11≤0,20 Reliabilitas sangat rendah

. Adapun rangkuman hasil uji reliablitias instrumen dapat dilihat pada

tabel 3.8 berikut :

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Pemahaman dan

Representasi Matematis

Jenis tes Koefesien reliabilitas Interprestasi

Kemampuan pemahaman matematis 0,57 Sedang

Kemampuan representasi matematis 0,56 sedang

Berdasarkan tabel 3.8 di atas, dapat diketahui bahwa koefesien reliabilitas

tes kemampuan pemahaman dan representasi matematik lebih besar dari r kritis

(0,344) sehingga instrumen sudah memenuhi kriteria minimum tingkat reliabilitas

tes dengan tingkat reliabilitasnya berada pada kategori sedang. Dari data hasil uji

coba validitas dan reliabilitas yang sudah dipaparkan pada tabel 38 dapat

disimpulkan bahwa instrumen tersebut sudah bisa dipergunakan untuk

kepentingan penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Pada bagian ini dijelaskan tentang teknik analisis data yang dilakukan. Data-

data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan bantuan program

Software SPSS 21 for windows dan Microsoft Excel. Data hasil tes kemampuan

pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis siswa dianalisis

berdasarkan pengolahan data kuantitatif yang berupa hasil tes kemampuan

pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis siswa. Untuk

menentukan uji statistik yang digunakan, terlebih dahulu diuji normalitas data dan

homogenitas variansi.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

31

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menghitung besarnya peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan

kemampuan representasi matematis siswa yang diperoleh dari skor pretest dan

postest. Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan pemahaman

matematis dan kemampuan representasi matematis, peneliti menganalisis data

hasil tes dengan normalitas gain yang dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut (Herlan, 2006 hlm. 60)

Kriteria normalisasi gain menurut Hake adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9

Klasifikasi gain <g> Ternormalisasi

Normalized gain Kriteria

g > 0,70 Tinggi

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

1. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi

yang berdistribusi normal, atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada skor

pretest, posttest dan N-gain pada kelas yang memperoleh pembelajaran

dengan strategi Think Talk Write dan pembelajaran langsung. Dalam uji

normalitas ini digunakan uji Kolmogrov-Smirnov dengan kriteria uji sebagai

berikut:

Jika nilai signifikansi (p-value) < (α=0,05), maka Ho ditolak.

Jika nilai signifikansi (p-value) ≥ (α=0,05), maka H1 diterima.

Adapun rumusan hipotesisnya adalah:

Ho : Skor kemampuan matematis berdistribusi normal.

H1 : Skor kemampuan matematis tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Varians

Pengujian antara kelas penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah varians

kedua kelas sama atau berbeda. Selain itu, pengujian ini dilakukan untuk

pengolahan data selanjutnya apakah menggunakan uji t atau uji t’. Uji

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

32

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

statistik dalam melakukan uji homogenitas menggunakan uji levene dengan

kriteria uji sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p-value) < (α=0,05), maka Ho ditolak.

Jika nilai signifikansi (p-value) ≥ (α=0,05), maka H1 diterima.

Adapun rumusan hipotesisnya adalah:

Ho : Varians kedua kelompok homogen.

H1 : Varians kedua kelompok tidak homogen.

3. Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan rata-rata (mean) secara signifikan antara dua populasi dengan

melihat rata-rata dilakukan terhadap data skor hasil pretest, posttest dan N-

gain. Jika skor berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen

maka pengujiannya dilakukan uji t. Adapun untuk data yang berdistribusi

normal akan tetapi tidak memiliki varians yang homogen, maka pengujiannya

menggunakan uji t’. Sedangkan untuk data yang tidak berdistribusi normal,

maka pengujiannya menggunakan statistik non-parametrik, yaitu

menggunakan uji Mann-Whitney U.

4. Melakukan uji perbedaan rata-rata skor N-gain kemampuan pemahaman dan

representasi matematis siswa. Uji statistik yang digunakan adalah uji-t yaitu

Independent Sample t-test. Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk

melihat perbedaan peningkatan antara dua rata-rata, dalam hal ini antara rata-

rata data kelas eksperimen dan rata-rata data kelas kontrol. Untuk menguji

hipotesis 1 dan 2 akan dilakukan analisis statistik pengujian perbedaan rata-

rata dua sampel.

Hipotesis 1

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

33

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh

pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik daripada siswa

yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pembelajaran langsung.

Berdasarkan hipotesis penelitian, maka hipotesis statistik yang akan di uji

adalah:

Ho : Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write sama

dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan

pembelajaran langsung.

H1 : Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik

daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan

Pembelajaran langsung.

Dengan hipotesis statistiknya adalah:

Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1 > μ2

Hipotesis 2

Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang memperoleh

pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik daripada siswa

yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pembelajaran langsung.

Berdasarkan hipotesis penelitian, maka hipotesis statistik yang akan di uji

adalah:

Ho : Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write sama

dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan

pembelajaran langsung.

H1 : Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

34

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan

Pembelajaran langsung.

Dengan hipotesis statistiknya adalah:

Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1 > μ2

I. Prosedur penelitian

Gambaran umum prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut.

Pengidentifikasian masalah dan

tujuan penelitian

Penyusunan istrumen

Perbaikan instrumen

Uji coba instrumen

Analisis uji coba instrumen

Pretest kelas eksperimen

dan kelas kontrol

Perlakuan kelas kontrol

dengan pembelajaran

langsung

Perlakuan kelas eksperimen

dengan strategi Think Talk

Write

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

35

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Diagram 3.1

Alur penelitian strategi Think Talk Write dan pembelajaran langsung

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Tahap persiapan

a. Melakukan studi kepustakaan mengenai pembelajaran dengan

penggunakan strategi Think Talk Write, kemampuan pemahaman

matematis dan kemampuan representasi matematis.

b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP (terlampir pada

lampiran A2 dan A4)

c. Menyusun instrumen penelitian yang disertai dengan proses

bimbingan dengan dosen pembimbing.

d. Melakukan uji coba terhadap instrumen tes, kemudian menganalisis

validitas dan reliabilitas instrumen tes tersebut.

e. Memilih populasi dan sampel.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian, hal pertama yang dilakukan peneliti

adalah menentukan kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran strategi

Think Talk Write dan kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran dengan

pembelajaran langsung. Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak 7 pertemuan

dengan rincian: 5 pertemuan untuk proses pembelajaran dan pertemuan lainnya

masing-masing untuk pretest dan postest. Pretest dilakukan pada pertemuan

pertama, sebelum proses pembelajaran. Lima pertemuan berikutnya dilakukan

proses pembelajaran, dengan menggunakan strategi Think Talk Write dan

Analisis data

Kesimpulan

Postest kelas eksperimen

dan kelas kontrol

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/22542/6/T_PD_1302276_Chapter3.pdfmencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan

36

Siti Quratul Ain, 2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pembelajaran langsung. Pertemuan terakhir dilakukan postest pada siswa dikedua

kelas.

3. Tahap evaluasi

Hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) di kedua kelas A dan B di

analisis secara statistik deskriptif menggunakan panduan penilaian yang telah

disiapkan agar dapat gambaran yang jelas. Evaluasi yang dilakukan berbentuk tes

tertulis.