20
42 Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuasi eksperimen, dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini ada dua kelompok subjek penelitian yaitu kelompok eksperimen melakukan pembelajran matematika dengan teknik problem posing dan kelompok kontrol melakukan pembelajaran konvensional. Metode penelitian eksperimen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan penalaran dan komunikasi matematika antara siswa yang menggunakan pembelajaran matematika dengan teknik problem posing dan pembelajaran konvensional. Kedua kelompok diberikan pretes dan postes dengan menggunakan tes yang sama. Penelitian kuasi eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang tidak terkontrol secara ketat atau penuh, pengontrolan disesuaikan dengan kondisi yang ada (situasional) Sujana dan Ibrohim (2009). Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas yaitu pembelajaran matematika dengan teknik problem posing sedangkan variabel terikat yaitu kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran tentang sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan teknik problem posing. Sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok kontrol tanpa acak (Sudjana dan Ibrahim, 2009) dengan rancangan seperti tabel 3.1 berikut:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

  • Upload
    hakien

  • View
    218

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

42

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuasi eksperimen, dengan

pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini ada dua kelompok

subjek penelitian yaitu kelompok eksperimen melakukan pembelajran matematika

dengan teknik problem posing dan kelompok kontrol melakukan pembelajaran

konvensional. Metode penelitian eksperimen yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan penalaran dan komunikasi matematika antara siswa yang

menggunakan pembelajaran matematika dengan teknik problem posing dan

pembelajaran konvensional. Kedua kelompok diberikan pretes dan postes dengan

menggunakan tes yang sama. Penelitian kuasi eksperimen adalah suatu penelitian

yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam

kondisi yang tidak terkontrol secara ketat atau penuh, pengontrolan disesuaikan

dengan kondisi yang ada (situasional) Sujana dan Ibrohim (2009). Pada penelitian

ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel

terikat (dependent variable). Variabel bebas yaitu pembelajaran matematika

dengan teknik problem posing sedangkan variabel terikat yaitu kemampuan

penalaran dan komunikasi matematika siswa.

Pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran tentang

sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan teknik problem posing.

Sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh gambaran

tentang kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok kontrol

tanpa acak (Sudjana dan Ibrahim, 2009) dengan rancangan seperti tabel 3.1

berikut:

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

43

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabael 3.1

Desain Penelitian

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

E O X O

K O O

Ket: O = Pretes dan Postes (tes kemampuan penalaran dan komunikasi

matematik)

X = Pembelajaran Matematik dengan Teknik Problem Posing

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:

1. Menentukan subjek penelitian, yaitu penelitian ini akan dilaksanakan pada

satu sekolah yang memilik dua kelas. Kelas pertama dipakai sebagai kelas

eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol

2. Memberikan pelatiahan kepada guru tentang pembelajaran dengan problem

posing dan membuat kesepakatan bahwa pembelajaran dilaksanakan oleh

guru yang bersangkutan, peneliti bertugas sebagai observer dan patrner guru.

Pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Pelatihan

dilaksanakan tanggal 24 sampai dengan 29 mei 2013, diluar kelas penelitian

hal ini dimaksud agar guru tidak merasa canggung dalam melaksanakan

pembelajaran.

3. Setiap kelompok diberi pretes kemudian menentukan nilai rerata dan

simpangan baku dari setiap kelompok untuk mengetahui keasamaan tingkat

penguasaan kedua kelompok terhadap kemampuan penalaran dan komunikasi

matematik.

4. Memberikan perlakuan kepada setiap kelompok eksperimen yaitu

pembelajaran dengan teknik problem posing sedangkan kepada kelompok

kontrol diberikan perlakuan dengan pembelajaran konvensional.

5. Kepada setiap kelompok postes/tes akhir untuk mengetahui kemampuan

penalaran dan komunikasi matematik.

6. Menggunakan uji t, untuk mengetahui perbedaan kemampuan penalaran dan

komunikasi matematika siswa, antara yang mengunakan pembelajaran

matematika dengan teknik problem posing dengan yang menggunakan

pembelajaran konvensional. Langkah-langkah yang ditempuh dalam

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

44

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini melalui tiga tahap yaitu: tahap persiapan penelitian, tahap

penelitian, dan tahap analisis data.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Duren III yang

beralamat di Kampung Karangsari Ds Duren Kecamatan Klari Kabupaten

Karawang Propinsi Jawa Barat. NSS sekolah 101022106014 SDN Duren III

mempunyai 18 tenaga mengajar, yang terdiri dari 8 PNS dan 10 tenaga sukwan,

jumlah siswa sebanyak 743, Siswa kelas V sebanyak 120 terbagi menjadi terbagi

kedalam tiga kelas, yaitu kelas A, B, dam kelas C. Pengajar dimasing-masing

kelas eksperimen dan kontrol berbeda, yaitu dikelas eksperimen oleh guru

perempuan bernama Ibu Eha Julaeha sedangkan di kelas kontrol oleh laki-laki

bernama bapak Endi Rustandi. Meskipun berbeda namun kualifikasi mereka dapat

dikatakan sama, seperti dilihat dari jenjang pendidikan yang ditempuh.

Penarikan sampel dilakuakn dengan cara acak sehingga diperoleh sampel

yang terdiri dari dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.

Pengacakan dilakukan terhadap kelas populasi, dari hasil pemilihan secara acak,

yang terpilih sebagai kelas eksperimen mempelajarai volume kubus dan balok,

dengan teknik problem posing sebanyak 36 siswa yaitu kelas A. Sedangkan untuk

kelas kontrol yaitu kelas B sebanyak 36 siswa mempelajari volume kubus dan

balok dengan pembelajaran konvensional.

C. Waktu dan Tahap Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakuakan mualai bulan 0ktober sampai dengan Nopember

2013. Jadwal rencana kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

45

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2.

Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

BULAN

Des

2012

Jan

2013

Feb

2013

Sep

2013

0kt

2013

Nop

2013

Des

2013

1. Pembutan proposal X X

2. Seminar Proposal X

3. Menyusun Instrumen

Penelitian X

4. Melakukan KBM di

kelas eksperimen X X

5. Pengumpulan Data X X

6. Pengolahan Data X X

7. Penyelesaian Tesis X X

2. Tahap Penelitian

Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu: tahap persiapan penelitian,

tahap penelitian, dan tahap analisis data.

a. Tahap persiapan penelitian

1) Studi literatur berupa buku-buku yang membahas tentang pembelajaran

dengan teknik problem posing, dan studi lapangan untuk mengetahui

pembelajaran yang selama ini dilaksanakan oleh guru dikelompok.

2) Menyusun instrumen penelitian yang disertakan dengan proses bimbingan

dengan dosen pembimbing.

3) Menguji coba instrumen penelitian, analisis hasil coba instrumen,

mengolah data hasil uji coba, membuat rencana pembelajaran untuk

kelompok instrumen.

4) Revisi instrumen.

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

1) Pelaksanan kegiatan diawali dengan memberikan pretes pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui pengetahuan awal

siswa dalam kemampuan penalaran dan komunikasi matematika.

2) Pelaksanaan pembelajaran dengan teknik problem posing pada kelompok

eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

46

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(a) Menentukan permasalahan tentang pokok tentang volume balok dan

kubus.

(b) Menyyiapkan peralatan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan

(c) Melaksanakan proses pembelajaran didalam kelas sebanyak enam

kali pertemuan.

3) Pelaksanaan pembelajaran dikelompok kontrol dengan pembelajaran

konvensional.

4) Observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

5) Pelaksanaan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

untuk mengetahui kemampuan peningkatan penalaran dan komunikasi

matematika.

6) Menyebarakan angket siswa pada siswa kelompok eksperimen untuk

mengetahui setelah perlakuan.

7) Pelaksaan wawancara pada guru dikelompok eksperimen untuk

mengetahui tanggapan dan kesulitan yang dihadapi dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan teknik problem posing.

c. Tahap Analisis Data

Data-data yang diperoleh selama penelitian dilaksanakan akan dianalisis,

sehingga sampai diperoleh suatu kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan

yaitu statistik deskriftif dan statistik inferensial. Statistik inferensial digunakan

untuk menguji hipotesis.

D. Instrumen Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu tes

dan non tes. Instrumen dalam jenis tes adalah tes penalaran dan komunikasi

matematika. Instrumen dalam non-tes terdiri dari lembar observasi, kegiatan siswa

dan guru, angket sikap siswa, serta pedoman wawancara untuk siswa dan guru

terhadap teknik problem posing. Instrumen ini dikembangkan melalui beberapa

tahap, yaitu tahap pembuatan instrumen, tahap penyaringan dan tahap uji caba

instrumen untuk tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi

matematika. Sebelum soal diuji cobakan, peneliti berdiskusi dengan guru kelas V

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

47

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B, dan C SDN Duren 3 Klari Karawang, kemudian dikonsultasikan kepada

pembimbing. Pada awalnya instrumen tes kemampuan penalaran dan komunikasi

matematika diuji cobakan secara terbatas kepada 10 siswa kelas 6 SD. Dari uji

coba 10 siswa ini diperoleh masukan untuk merevisi naskah soal tersebut.

Kemudian soal yang telah direvisi diujicobakan kepada siswa satu kelas dengan

peserta didik sebanyak 30 siswa.

Berdasarkan keterangan dari UPTD Pendidikan Kecamatan Klari bahwa

sekolah tempat ujicoba instrumen termasuk pada level sekolah dengan kualifikasi

sedang, hal tersebut dilihat dari rata-rata Ujian Nasional Tahun 2012. Kemudian

hasilnya dianalisis dengan menggunakan anates Versi 4.0.5. Namun berdasarkan

hasi analisis tersebut masih terdapat 1 butir soal yang belum valid, yaitu butir soal

nomor 3. Hal ini dikerenakan butir soal yang belum dipengerti oleh siswa. Setelah

itu penulis kembali mendiskusikan hal tersebut dengan dosen pembimbing dan

sepakat untuk tetap menggunakan keseluruhan tes dengan mengubah redaksi soal

terlebih dahulu. Selanjutnya instrumen tes kemampuan penalaran dan kemampuan

komunikasi matematika diuji cobakan di luar kelas subjek penelitian. Kelas yang

menjadi uji coba instrumen yaitu kelas VI B SDN Duren 3 Klari Karawang. Hasil

ujicoba dianalisis menggunakan bantuan program Anates 4.0.5. dan menunjukan

bahwa semua soal menunjukan tingkat kesukaran yang sedang. Oleh karena itu

soal perlu diperbaiki dan dilakukan ujicoba ulang. Naskah soal tes kemampuan

penalaran dan kemampuan komunikasi matematika terlampir.

Setelah ujicoba yang kedua dilakukan, kemudian data hasil ujicoba

instrumen dianalisis dengan menggunakan program Anates Versi 4.0.5.

Berdasarkan hasil ujicoba tersebut diperoleh bahwa semua butir soal adalah valid

dan layak untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian. Hasil ujicoba instrumen

tersebut terlampir. Setiap instrumen penelitian ini selanjutnya dibahas sebagai

berikut:

a. Tes Penalaran dan Komunikasi Matematika

Tes kemampuan penalaran dan komunikasi matematika dalam penelitian

ini, digunakan untuk memperoleh data kuantitatif berupa kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal penalaran dan komunikasi matematika, pada materi

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

48

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

volume kubus dan balok. Tes diberikan pada awal pembalajar (pretes) dan akhir

pembelajaran (postes)

Jumlah soal dalam tes penalaran dan komunikasi matematika sebanyak

sepuluh butir. Setiap soal disusun dalam bentuk essay yang terdiri dari lima soal

kemampuan penalaran dan lima soal kemampuan komunikasi. Bentuk soal essay

ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dan mengemukakan ide-

ide matematika. Hal ini sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh Petersson,

Resnick dan Lubienski (Herman, 2006: 73) bahwa tes dengan tipe ini cocok

untuk mengukur daya matematis siswa.

Tes kemampuan penalaran dan komunikasi matematika ini dikembangkan

dari peneliti dengan materi volume kubus dan balok dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Membuat kisi-kisi tes yang sesuai dengan indikator pembelajaran,

indikator kemampuan penalaran matematika dan indikator kemampuan

komunikasi matematika, yang disesuaikan dengan tingkat kesukaran soal.

Kisi-kisi tes penalaran dan komunikasi dapat dilihat pada lampiran B.1

2) Membuat soal berdasarkan kisi-kisi soaltes penalaran dan komunikasi

matematika (pretes dan postes) dapat dilihat pada lampiran B2

3) Menilai validitas muka dan validitas isi (content validity) yang dilakukan

oleh dosen pembingbing dan guru kelas V SD.

4) Memeriksa tingkat keterbacaan soal yang dilakukan oleh mahasiswa S2

Program Studi Pendidikan Dasar, guru SD, dan beberapa orang siswa SD.

5) Mengujicobakan tes yang kemudian dilanjutkan dengan menghitung

validitas, relibilitas, tingkat kesukaran, dan pembeda.

b. Pedoman penyekoran tes penalaran dan komunikasi

Untuk memperoleh data yang objektif dari tes penalaran dan komunikasi

matematika, maka ditentukan pedoman penyekoran yang proposional untuk setiap

butir soal. Dalam penelitian ini penyekoran menggunakan rubrik yang dibedakan

untuk masing-masing kemampuan. Pedoman penyekoran untuk mengukur

kemampuan penalaran matematika diadaptasi dari Carroll (1999) yang disajikan

pada tabel.3.3.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

49

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Penalaran Matematika

Skor indikator

0

Tidak ada jawaban,

Menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan, atau

Tidak adajawaban yang benar

1

Hanya sebagian penjelasan dengan menggunakan gambar, fakta, dan

hubungan

Mengikuti argumen-arguman logis dalam menyelesaikan soal

Menarik kesimpulan logis dengan benar

2

Hampir semua penjelasan menggunakan gambar, fakta, dan

hubungan

Mengikuti argumen-arguman logis dalam menyelesaikan soal

Menarik kesimpulan logis dengan benar

3

Semua penjelasan menggunakan gambar, fakta, dan hubungan

Mengikuti argumen-arguman logis dalam menyelesaikan soal

Menarik kesimpulan logis dengan lengkap, jelas, dan benar

4

Jawaban benar disertai dengan alasan yang benar

Mengikuti argumen-arguman yang logis dalam menyelesaikan soal

Menarik kesimpulan logis dan benar

Sedangkan pedoman penyekoran untuk mengukur kemampuan

komunikasi matematika diadapsi dari Cai, Lane, & Jacabsin (1996) yang

disajikan pada tabel 3.4. Tabel 3.4

Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematika

Skor Indikator

0

Tidak ada jawaban, meskipun ada, maka hanya memperlihatkan tidak

memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa

apa.

1 Hanya sedikit penjelasan, tabel, gambar grafik, diagram atau model

matematika yang benar

2

Penjelasan secara matematika masuk akal namun hanya sebagian

lengkap dan benar. Membuat tabel, gambar, grafik atau diagram hampir

benar namun tidak lengkap. Membuat model matematika hampir

namun salah dalam mendapatkan solusi.

3

Penjelasan secara matematik masuk akal dan benar, meskipun tidak

tersusun secara logis. Membuat tabel, gambar, grafik atau diagram

dengan benar namun tidak lengkap. Membuat model matematika benar

namunkurang benar dalam mendapatkan solusi

4

Penjelasan secara matematika masuk akal dan benar, serta tersusun

secara logis. Membuat tabel, gambar, grafik atau diagram lengkap dan

benar. Membuat model matematika dan mendapatkan solusi yang

benar.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

50

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Analisis uji coba tes penalaran dan komunikasi matematika

Sebelum pretes dilakukan, instrumen terlebih dahulu diujicobakan kepada

sekelompok siswa kelas V SD yang telah mempelajari volume bangun ruang dan

balok. Ujicoba dilakukan pada satu kelas yang mewakili sekolah yaitu kelas V B

sebanyak 30 siswa. Uji coba instrumen dianalisi dengan menggunakan progran

ANATES Versi 4.0.5

1. Validitas butir soal

Pengujian validitas bertujuan untuk melihat tingkat kesahihan (ketepatan)

suatu alat ukur. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono) dalam Akdon (2008). Pengujian validitas dilakukan

dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antara skor butir soal dengan faktor

total dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment

Dengan bantuan program ANATES Versi 4.0.5. dapat diperoleh secara

langsung koefisien korelasi setiap butir soal. Setelah diketahui koefisien korelasi

(rxy), maka langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan dengan nilai r tabel

Product moment table pada interval kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan n

- 2. Setiap butir soal dikatakan valid jika nilai rxy lebih besar dari pada nilai

rtabel (Muhidin dan Abdurahman, 2007). Hasil analisis tes penalaran dan

komunikasi matematika disajikan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Analisis Validitas Tes KemampuanPenalaran Matematika

Dan Komunikasi Matematika

Nomor Soal xy rtabel keterangan

Kemampuan

Penalaran Matematika

1 0,824 0,339 Valid

2 0,850 0,339 Valid

3 0,766 0,339 Valid

4 0,864 0,339 Valid

5 0,836 0,339 Valid

Kemampuan

Komunikasi Matematika

1 0,862 0,339 Valid

2 0,718 0,339 Valid

3 0,745 0,339 Valid

4 0,815 0,339 Valid

5 0,795 0,339 Valid

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

51

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari Tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien korelasi (rxy)

berbeda namun tetap lebih besar jika dibanding kan dengan nilai rtabel. Dengan

demikian, semua butir soaldalam tes kemampuan penalaran dan komunikasi

matematika adalah valid.

2. Reliabilitas butir soal

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur ketepatan instrumen atau

ketepatan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Suatu alat evaluasi

(instrumen) dikatakan valid bila reliabilitasnya tinggi. Untuk mengetahui apakah

suatu tes memililki reliabilitas tinggi, atau rendah dapat dilihat dari nilai koefisien

reliabilitasnya.

Berdasarkan hasil ujicoba reliabilitas butir soal secara keseluruhan dengan

bantuan program ANATES Versi 4.0.5 diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar

0,86 untuk kemampuan penalaran dan 0,90 komunikasi matematika. Ini berarti

bahwa tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika

reliabilitas yang tinggi.

3. Daya pembeda

Perhitungan daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

suatu alat evaluasi (tes) dapat membedakan antara siswa yang berada pada

kelompok atas (kemampuan tinggi) dan siswa yang berada pada kelompok bawah

(kemampuan rendah).

Daya pembeda untuk teskemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi

matematika dapat disajikan pada tabel 3.6.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

52

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6.

Analisis Daya Pembeda Tes Kemampuan Penalaran dan Komunikasi

Matematika

Jenis Kemampuan Nomor Soal Daya Pembeda

(%)

Interpretasi

Daya

Pembeda

Kemampuan Penalaran

Matematika

1 37,50 Baik

2 53,13 Sangat Baik

3 40,63 Baik

4 43,75 Baik

5 40,63 Baik

Kemampuan Komunikasi

Matematika

1 62,50 Sangat Baik

2 46,88 Baik

3 34,38 Baik

4 50,00 Sagat Baik

5 37,50 Baik

Dari tabel 3.6 dapat disimpulkan bahwa dari sepuluh soal yang terdapat pada

tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika tidak ada yang

mempunyai daya pembeda kurang sehingga soal tersebut dapat dipergunakan

untuk penelitian.

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal diperoleh dengan menghitung persentase siswa

dalam menjawab butir soal dengan benar. Semakin kecil persentase menunjukkan

bahwa butir soal semakin sukar dan semakin besar persentase menunjukkan bahwa

butir soal semakin mudah. Tingkat kesukaran untuk tes kemampuan penalaran dan

kemampuan komunikasi matematika disajikan dalam tabel 3.7

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

53

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Analisis Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Penalaran dan

Komunikasi Matematika

Jenis Kemampuan Nomor soal

Tingkat

kesukaran (%)

Interpretasi

tingkat

kesukaran

Kemampuan Penalaran

Matematika

1 59,38 Sedang

2 54,69 Sedang

3 76,56 Mudah

4 65,63 Sedang

5 29,69 Sukar

Kemampuan Komunikasi

Matematika

1 56,25 Sedang

2 57,81 Sedang

3 79,69 Mudah

4 62,50 Sedang

5 28,13 Sukar

Dar tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa dari sebanyak sepuluh soal tes

kemampuan penalaran dan komunikasi matematika terdapat 6 soal dengan kategori

soal sedang, dua soal dengan kategori soal sukar, dan dua soal dengan kategori

soal mudah

Berdasarkan hasil analisi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat

kesukaran maka tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi

matematika yang telah diujicobakan dapat digunakan sebagai instrumen pada

penelitian ini. Hasil analisis uji instrumen yang diperoleh dari program ANATES

Versi 4.0.5 serta klasifikasi interpretasi reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran secara lengkap disajikan dalam lampiran B.6

E. Pengembangan Bahan ajar

Pembelajaran ditunjang dengan menggunakan bahan ajar dalam bentuk

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang berisikan tugas-tugas yang harus

diselesaikan oleh siswa. Tugas yang berbentuk uraian berupa soal yang disusun

sedemikian rupa sehingga memenuhi indikator pemebelajaran teknik problem

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

54

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

posing yang ditentukan dalam penelitian ini. Selain itu tugas disusun agar siswa

dapat mengerjakan soal secara bersama-sama dalam kelompok.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui tes, lembar observasi,

angket skala sikap, dan wawancara. Data yang berkaitan dengan kemampuan

penalaran dan komunikasi matematika siswa dikumpulkan melalui tes (pretes dan

postes). Sedangkan data yang berkaitan dengan sikap siswa dalam belajar

matematika sebagai dari akibat pembelajaran dengan teknik problem posing

dikumpulkan melalui angket skala sikap, lembar observasi, dan wawancara.

G. Teknik Pengolahan Data

a. Data yang diperoleh dari hasil tes (pretes dan postes) diolah dengan melalui

tahap-tahap sebagai berikut:

1. Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dan sistem

penskoran yang di gunakan.

2. Membuat tabel skor tes hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

3. Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran

dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) dengan rumus:

g =

Hake dalam Meltzer, 2002)

Keterangan

Spost = Skor postest

SPre = Skor pretest

SMaks =Skor Maksimum

Hasil perhitungan N-Gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan

klasifikasi dari Hake dalam Meltzer yaitu:

Tabel 3.8 klasifikasi N-Gain (g)

Besarnya g interpretasi

g > 0,70 Tinggi

0,30 g 0,70 Sedang

g < 0,30 Rendah Sumber: Hake (dalam Meltzer (2000)

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

55

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menentukan uji statistik yang digunakan, terlebih dahulu ditentukan

normalitas data dan homogenitas varians dengan menggunakan SPSS Versi 15.0

4. Menguji normalitas data skor tes kemampuan penalaran dan komunikasi

matematika menggunakan uji ststistika Kolmogorov Smirnov Z

5. Menguji homogenitas varians tes kemampuan penalaran dan komunikasi

matematika menggunakan uji Levene

6. Jika sebaran dan data normal dan homogen, kemudian dilakukan uji

signifikansi dengan uji t menggunakan uji statistik Compare Mean

Independent Samples Test.

Pemilihan pengujian statistik dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Tidak Normal tidak

Normal Normal

Bagan 3.1

Pemilihan Analisis Data Statistik

b. Data Hasil Observasi

Data hasil obsevasi yang dianalisis adalah aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Mengenai yang dilaporkan dalam lembar observasi

DATA

PRETES

NORMALITAS

HOMOGENITAS

POSTES

NORMALITAS

HOMOGENITAS

UJI

KOMPARASI

DENGAN UJI t

UJI

KOMPARASI

Dengan

MANN-WHITNEY

Dan UJI

WILXOCON

UJI

KOMPARASI

Dengan

MANN -WHITNEY

Dan UJI

WILXOCON

KETERANGAN

= Dilalui

= Tidak Dilalui

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

56

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah sesuatu yang ada dalam keadaan wajar. Namun demikian tetap ada

kelemahannya, yaitu subjektivitas observer, misalnya: observer dapat bertindak

kurang objektif, kurang cekatan, lupa tidak terawasai dan lain-lain.

Tujuan dari lembar observer tersebut adalah untuk membuat refleksi

terhadap proses pembelajaran, agar pembelajaran berikutnya dapat menjadi lebih

baik dari pada tindakan pembelajaran sebelumnya dan sesuai dengan skenario

yang telah dibuat. Lembar observasi ini juga digunakan untuk mengejar lebih jauh

tentang temuan yang diperoleh secara kuantitatif dan kualitatif.

Dalam penelitian ini dilakukan obsevasi setiap tindakan, yang dicatat yaitu

aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen. Karena indikator-indikator

pengamatan yang dikembangkan dibuat hanya untuk memonitor pelaksanaan

pembelajaran melalui teknik problem posing. Observasi tersebut dilakukan oleh

peneliti.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data hasil tes dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran teknik problem posing terhadap kemampuan penalaran dan

komunikasi matematik siswa kelas V SD. Teknik analisis data yang digunakan

pada penelitian ini yaitu teknik statistik inferensial parameter, dimana teknik ini

dapat digunakan dengan menggunakan uji-t taraf signifikasi 0,05. Untuk menguji

hipotesis-hipotesis di atas, data hasil pretest dan postest diolah dengan secara

statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk memenuhi perhitungan statistik

parametris. Jika data diolah berdistribusi normal, maka uji statistik selanjutnya

adalah uji statistik parametris. Sebaliknya, jika data yang diolah tidak

memenuhi berdistribusi normal, maka uji statistik selanjutnya adalah uji

statistik nonparametris. Pengujian normalitas dapat menggunakan uji Shapiro-

Wilk pada program SPSS versi 17.0 for window

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

57

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Uji Homogenitas

Untuk menguji homogenitas varians tes hasil kemampuan penalaran dan

komunikasi matematis antara kelompok eksperimen dan kontroldilakukan

denga SPSS 17.00 yang digunakan adalah Levene,s-tes yang diuji adalah:

H1 : 2 =

2

H2 : 2≠

2

Keterangan:

H0 = Sampel homogen

Ht = Sampel tidak homogen

ae2= Varians kelas eksperimen

ak2= Varians Kelas kontrol

Kriteria Uji:

Terima H0 jika p-value > 0,05

Tolak H0 jika p-value <0,05

c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata (Uji t)

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan kemampuan

penalaran dan komunikasi matematis siswa yang mengguanakan pembelajaran

teknik problem posing bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Jika data berdistribusi normal maka digunakan uji-t. Namun, jika data tidak

berdistribusi normal, maka digunakan uji Mann Whitney.

UJI t

Uji t untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen atau tidak. Uji t dilakukan dengan cara membandingkan

besarnya nilai thitung dengan ttable.

Langkah-langkahnya adalah:

a. Menentukan hipotesis

Menentukan terlebih dahulu Ho dan H1

b. Menentukan tingkat signifikan

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

58

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menguji menggunakan dua sisi dengan tingkat signifikan = 5%

c. Menentukan thitung

Berdasarkan hasil perhitungan dari SPSS yang telah dilakukan diperoleh

akan diperoleh thitung

d. Menentukan ttable

Tabel distribusi t dicari pada = 5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan

(df) = n-2 sehingga akan diperoleh nilai ttabel

e. Kriteria pengujian

Jika ttabel thitung dan P value > 0,05 maka Ho diterima dan jika thitung >

ttable dan P value 0,05 < maka Ho ditolak

d. Menghitung Indeks Gain yang Ternormalisasi

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol pada tes awal (pretest) dan

tes akhir (postest). Untuk melihat peningkatan hasil pretes dan postes akan

digunakan gain gabungan. Adapun rumus untuk mencari data gain menurut

Meltzer (Arikunto, 2000: 29)

(Presentasi kenaikan = Indek Gain X 100%)

Dari data gain tersebut dilakukan uji normalitas dan uji perbedaan rata-

rata. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan peningkatan

kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa yang menggunakan

pembelajaran dengan teknik problem posing bila dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional.

I. Kegiatan Pembelajaran

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok pembelajaran, kelompok

pertama, kelompok (eksperimen) mendapatkan pembelajaran teknik problem

posing. Sedangkan kelompok kedua (kontrol) mendapatkan pembelajaran

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

59

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konvensional. Namun demikian, pembelajaran pada dua kelompok tetap mengacu

kepada silabus yang telah disepakati antara peneliti dan guru yang mengajar pada

dua kelompok tersebut.

Kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan seperti biasanya,

yaitu guru mengawali pembelajaran dengan membahas soal-soal sebelumnya,

kemudian memberikan penjelasan konsep yang baru secara informatif yang

dilanjutkan dengan memberikan contoh soal dan diakhiri dengan memberikan soal

latihan. Pada kelompok control, tidak ada perlakuan khusus dari peneliti.

Sedangkan kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen, selengkapnya

dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdapat pada

Lampiran A.2

J. Bahan Ajar

Untuk menunjang pembelajaran dalam penelitian ini, digunakan bahan ajar

yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Bahan ajar didesain agar

kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa dapat berkembang

dengan baik. Bahan ajar dalam penelitian ini, berupa lembar aktivitas siswa dan

lembar problem posing. Lembar aktivitas siswa berisikan konsep matematika,

dalam hal ini volume kubus, dan balok. Konsep matematika tersebut akan dapat

ditemukan oleh siswa melalui penarikan kesimpulan dari beberapa tugas yang

terdapat dalam lembar aktivitas siswa.

Sedangkan lembar problem posing berisikan satu situasi yang

berhubungan dengan materi yang dipelajari pada saat itu. Dari situasi tersebut,

siswa diminta untuk merumuskan sejumlah pertanyaan dan menyelesaikan salah

satu dari pertanyaan yang telah dibuatnya. Kedua bahan ajar ini hanya diberikan

kepada kelompok eksperimen pada setiap pertemuan. Secara keseluruhan, jumlah

pertemuan dalam penelitian ini adalah sebanyak enam kali yang disesuaikan

dengan jadwal mata pelajaran matematika pada kelas yang bersangkutan. Secara

lengkap, bahan ajar dapat dilihat pada Lampiran A.2.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

60

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

K. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut: Melakukan studi kepustakaan tentang pembelajaran matematika di

sekolah dasar.

1) Melakukan observasi/studi pendahuluan melalui wawancara dengan guru

sekolah dasar, atau guru yang mengajar matematika untuk memperoleh

informasi mengenai proses belajar mengajar, hasil belajar siswa, serta

permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran.

2) Menyusun proposal penelitian.

3) Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

4) Melakukan uji coba instrumen.

5) Menentukan subjek penelitian.

6) Memperkenalkan pembelajaran problem posing, berdiskusi, memberikan

pelatihan dan simulasi kepada guru yang mengajar di kelas eksperimen.

7) Memberikan pretes kepada kedua kelompok penelitian, kemudian

menentukan rerata dan simpangan baku dari masing-masing kelompok untuk

mengetahui kesamaan kemampuan kedua kelompok terhadap konsep

matematika.

8) Mengusahakan agar kondisi kedua kelompok tetap sama, kecuali pada

pemberian perlakuan. Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen

adalah pembelajaran problem posing sedangkan pada kelompok kontrol

adalah pembelajaran matematika konvensional.

9) Memberikan postes kepada kedua kelompok untuk mengetahui kemampuan

penalaran dan komunikasi matematika setelah mendapat perlakuan yang

berbeda.

10) Melakukan pengolahan dan analisis data hasil penelitian untuk mengetahui

perbedaan peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematika

antar siswa yang mengikuti pembelajaran problem posing dan siswa yang

mengikuti pembelajaran biasa.

11) Melakukan analisis data observasi, angket, jurnal siswa dan hasil wawancara.

12) Menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/6897/6/T_PD_1101658_Chapter3.pdf · Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk ... Observasi terhadap

61

Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara skematis

prosedur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 3.2 Sema Prosedur Penelitian

Studi Pendahuluan

Penyusunan rancangan pembelajaran

problem posing

Penyusunan rancangan

pembelajaran konvensional

Penyusunan uji coba, revisi, dan

pengesahan instrumen

Penentuan subjek

Pretes

Pelaksanaan Pembelajaran

Problem Posing Pelaksanaan Pembelajaran

Konvensional

Postes

Analisis data

Kesimpulan