Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
42
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperiment dan metode deskriptif. Peningkatan kemampuan memahami dan
keterampilan berpikir kreatif diperoleh dengan menggunakan desain “the
matching-only pretest-postest control group design” (Fraenkel dan Wallen, 2008).
Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap
penerapan pendekatan Entrepreneurial Science Thinking (ESciT) melalui model
Project Based Learning.
Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu berupa penerapan
pendekatan ESciT melalui model Project Based Learning dan kelas kontrol hanya
menggunakan model Project Based Learning. Terhadap dua kelompok dilakukan
pretest dan posttest untuk melihat peningkatan kemampuan memahami dan
keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum dan setelah pembelajaran. Desain
penelitian ditunjukkan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Desain The Matcing-Only Pretest and Postest Control Group
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 O2 X O1 O2
Kontrol O1 O2 Y O1 O2
Keterangan:
X = Perlakuan pembelajaran dengan penerapan pendekatan ESciT melalui
model Project Based Learning
Y = Perlakuan pembelajaran dengan hanya penerapan model Project Based
Learning
O1 = Tes kemampuan memahami
O2 = Tes keterampilan berpikir kreatif
43
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Sugiyono, 2013). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X pada salah satu SMA Negeri di
Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar semester genap tahun ajaran 2015/2016
yang terdiri dari lima kelas dengan komposisi siswa masing-masing kelas rata-
rata adalah 32 siswa.
Sampel dalam penelitian ini dipilih secara acak menggunakan metode
“Randomized Sampling Class” sehingga diperoleh satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Sampel yang terpilih yaitu kelas
X-1 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 8 orang laki-laki dan 24 orang
perempuan, dan kelas X-2 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 10 orang laki-laki
dan 22 orang perempuan.
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini memiliki kekhasan yang dilihat
dari kesiapan kondisi siswa yaitu (1) materi Fisika yang diajarkan semester genap
sama dengan materi penelitian, dan (2) jadwal mata pelajaran Fisika di kedua
kelas pada hari yang sama dengan jam pelajaran berbeda.
C. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a) Studi pendahuluan berupa observasi, wawancara kepada guru, studi
literatur terhadap jurnal, buku, dan laporan penelitian mengenai model
project based learning dalam pembelajaran Fisika, menganalisis
kurikulum Fisika SMA/MA dan materi pelajaran Fisika kelas X
tentang listrik dinamis.
b) Penyusunan skenario pendekatan ESciT melalui model Project Based
Learning pada materi listrik dinamis.
c) Pembuatan instrumen penelitian.
42
44
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d) Melakukan validasi terhadap seluruh instrumen penelitian, termasuk
melakukan uji coba untuk mengukur reliabilitas butir-butir soal yang
akan digunakan pada tes awal dan tes akhir.
e) Merevisi instrumen.
f) Penentuan populasi dan sampel penelitian.
g) Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Pelaksanaan tes awal (pretest) bagi kelompok eksperimen dan kontrol.
b) Memberikan perlakuan yaitu berupa penerapan pendekatan ESciT
melalui model Project Based Learning pada kelas eskperimen dan
model Project Based Learning pada kelas kontrol.
c) Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan
observasi keterlaksanaan pendekatan ESciT melalui model Project
Based Learning sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang teramati.
d) Pelaksanaan tes akhir (postest) bagi kelompok eksperimen dan control
dan pemberian kuesioner tanggapan siswa kelas eksperimen.
3. Tahap Analisis Data
a) Pengolahan data tes awal dan tes akhir yang langkah-langkahnya akan
diuraikan pada teknik pengolahan data.
b) Menganalisis dan membahas temuan penelitian.
c) Menarik kesimpulan.
D. Alur Penelitian
Alur penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes
kemampuan memahami, tes keterampilan berpikir kreatif, skala sikap tanggapan
siswa, dan lembar observasi keterlaksanaan penerapan pendekatan ESciT melalui
model Project Based Learning.
45
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studi Literatur Penerapan model Project Based Learning dengan
pendekatan Entrepreneurial Science Thinking (ESciT)
Kelas Eksperimen
Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Penyusunan Instrumen
Tes Keterampilan Berpikir Kreatif
Tes Awal (Pretest)
Penerapan Model Project Based
Learning dengan Pendekatan
ESciT
Tes Kemampuan Memahami Konsep
Validasi Tes
Uji Coba dan Analisis Instrumen Tes: Uji Tingkat Kesukaran,Uji Daya Pembeda, dan Uji Realibilitas
Skala Sikap
Penyusunan perangkat model Project Based Learning dengan
pendekatan ESciT
Tes Akhir (Posttest)
Observasi Keterlaksanaan
Model
Skala Sikap Tanggapan Siswa Terhadap
Pembelajaran
Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan
Judgment dan revisi
Judgment dan revisi
Penerapan Model Project
Based Learning
Kelas Kontrol
46
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Tes Kemampuan Memahami
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan memahami siswa
melalui pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran yang diterapkan di
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes kemampuan memahami dibuat dalam
bentuk pilihan berganda yang bersifat konseptual sesuai dengan indikator
yang diteliti. Tes kemampuan memahami dilakukan dua kali, yaitu pada saat
pretest untuk melihat kemampuan awal siswa dan yang kedua pada saat
posttest dengan tujuan untuk mengukur efek dari penerapan model
pembelajaran
2) Keterampilan Berpikir Kreatif
Tes keterampillan berpikir kreatif digunakan untuk mengukur
keterampilan berpikir kreatif siswa melalui pembelajaran fisika dengan model
pembelajaran yang diterapkan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes ini
dibuat dalam bentuk essay yang bersifat konseptual sesuai dengan indikator
yang diteliti. Tes keterampilan berpikir kreatif dilakukan dua kali, yaitu pada
saat pretest untuk melihat kemampuan awal siswa dan yang kedua pada saat
posttest dengan tujuan untuk mengukur efek dari penerapan model
pembelajaran.
3) Skala Sikap Tanggapan Siswa
Skala sikap digunakan bertujuan untuk memperoleh informasi tentang
tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan pendekatan ESciT
melalui model project based learning. Skala sikap terdiri dari 20 butir
pernyataan yang di dalamnya dipertanyakan hal-hal seputar perasaan,
pandangan, tanggapan dan harapan siswa, seperti apakah siswa menganggap
baru, merasa senang, merasa tertarik, termotivasi, merasa memudahkan,
Gambar 3.1. Alur Penelitian penerapan model Project Based Learning dengan
pendekatan Entrepreneurial Science Thinking (ESciT)
47
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merasa memfasilitasi pemahaman dan kerjasama, merasa menambah
keberanian dalam mengemukakan pendapat dan mengharapkan ingin belajar
materi lain dengan model ini.
Skala sikap ini diberikan kepada kelompok eksperimen setelah mereka
melakukan tes akhir. Skala sikap ini menggunakan skala Likert, setiap siswa
diminta untuk menjawab suatu pertanyaan dengan jawaban sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk pertanyaan
positif maka dikaitkan dengan nilai SS = 4, S= 3, TS = 2 dan STS = 1, dan
sebaliknya (Arikunto, 2010). Melalui skala sikap tanggapan siswa, peneliti
dapat mengetahui persentase sikap siswa (positif dan negatif) terhadap
pendekatan ESciT melalui model Project Based Learning. Adapun kisi-kisi
skala sikap tanggapan siswa disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Kisi-kisi Skala Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
Aspek Indikator Pertanyaan Nomor
Pertanyaan
Jumlah
Pertanyaan
1. Persepsi siswa tentang
penerapan Project
Based Learning
dengan pendekatan
ESciT pada konsep
Listrik Dinamis
1. Pembelajaran Project Based
Learning dengan
pendekatan ESciT pada
konsep Listrik Dinamika
merupakan hal yang baru
2. Pembelajaran Project Based
Learning dengan
pendekatan ESciT
memudahkan belajar Fisika
secara utuh
1, 16, 18
4, 5, 19, 20
3
4
2. Mengungkapkan
kesukaan siswa dalam
mengikuti
pembelajaran Project
Based Learning
dengan pendekatan
ESciT pada konsep
Listrik Dinamis
3. Pembelajaran Project Based
Learning dengan
pendekatan ESciT
menyenangkan
4. Pembelajaran Project Based
Learning dengan
pendekatan ESciT dapat
memotivasi
15
2
1
1
3. Pengembangan
kemampuan
memahami dalam
pembelajaran Project
Based Learning
5. Pembelajaran Project Based
Learning dengan
pendekatan ESciT dapat
mengembangkan
kemampuan memahami
6, 7, 8, 14,
17
5
48
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan pendekatan
ESciT pada konsep
Listrik Dinamis
konsep Fisika
4. Pengembangan
keterampilan berpikir
kreatif dalam
pembelajaran Project
Based Learning
dengan pendekatan
ESciT pada konsep
Listrik Dinamis
6. Pembelajaran Project Based
Learning dengan
pendekatan ESciT dapat
mengembangkan
keterampilan berpikir
kreatif siswa
3, 9, 10, 11,
12, 13
6
4) Lembar Observasi
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk
mengukur sejauh mana tahapan pembelajaran dengan penerapan pendekatan
ESciT melalui model Project Based Learning yang telah direncanakan terlaksana
dalam proses belajar mengajar. Observasi yang dilakukan adalah observasi
terstruktur dengan menggunakan lembaran daftar cek.
F. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang baik dan berkualitas untuk pengumpulan data
dapat menghasilkan kualitas penelitian yang baik pula. Instrumen yang baik harus
memenuhi kriteria validitas kontruksi dari para ahli, reliabilitas tinggi, tingkat
kesukaran yang baik, dan daya pembeda yang baik. Oleh karena itu, sebelum
instrumen digunakan pada penelitian maka terlebih dahulu dilakukan judgment
oleh para ahli agar tercapai validitas kontruksi instrumen kemudian juga harus
dilakukan uji coba instrumen agar instrumen memiliki reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda yang baik dan berkualitas.
1) Uji Validitas Butir Soal
Validitas tes berhubungan dengan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu
tes dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Upaya menghasilkan instrumen
yang valid dalam penelitian ini menggunakan analisis logical validity (validasi
logis). Analisis validasi logis yaitu dengan mengkonsultasikan butir soal
kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif pada ahli penilai (expert
judgment) untuk mendapatkan validitas isi (content validity) dan construct validity
49
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
butir-butir soal. Ahli penilai yang digunakan untuk memvalidasi yaitu tiga ahli
baik bidang pendidikan, asesmen, maupun konten Fisika yang dapat dilihat pada
lampiran C.1 dan C.7.
Analisis hasil validasi menggunakan CVR (Content Validity Ratio) dan
CVI (Content Validity Index). Berikut diuraikan langkah-langkah menggunakan
CVR :
a) Menentukan kriteria penilaian tanggapan responden (validator).
Data tanggapan responden yang diperoleh berupa daftar cek. Kriteria
penulisan butir soal disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Butir Soal
Kriteria Bobot
Ya 1
Tidak 0
(Lawshe, 1975)
b) Memberikan skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR
Menghitung nilai CVR (Rasio Validitas Konten) dengan persamaan 3.1.
..............(3.1)
Keterangan :
ne = jumlah responden yang menyatakan ya
N = jumlah total responden
Ketentuan tentang indeks CVR :
(1). Jika jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ jumlah
responden maka nilai CVR = -.
(2). Jika jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari jumlah responden
maka nilai CVR = 0.
(3). Jika jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ jumlah
responden maka nilai CVR = 0 – 0,99.
50
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(4). Jika seluruh responden yang menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini
diatur menjadi 0,99 disesuaikan dengan jumlah responden).
Hasil perhitungan CVR dan CVI berupa angka 0-1 yang dapat
dikategorikan sesuai dengan Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Indeks CVR untuk Validitas Isi
Batasan Kriteria
0,00 < CVR ≤ 0,33 Tidak Sesuai
0,33 < CVR ≤ 0,67 Sesuai
0,67 < CVR ≤ 1,00 Sangat Sesuai
(Lawshe, 1975)
Sedangkan perhitungan CVI menggunakan persamaan 3.2.
..............(3.2)
Perhitungan CVR dan CVI dilakukan pada setiap aspek pengukuran soal
kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif yaitu kesesuaian
soal dengan indikator kemampuan memahami dan keterampilan berpikir
kreatif (Aspek 1), kesesuaian soal dengan indikator soal (Aspek 2), dan
kesesuaian soal dengan jawaban (Aspek 3). Hasil perhitungan CVR dan CVI
soal pilihan ganda kemampuan memahami pada enam aspek dan soal essay
keterampilan berpikir kreatif pada ketiga aspek disajikan pada Tabel 3.5,
Tabel 3.6, Tabel 3.7, dan Tabel 3.8. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran C.1 dan Lampiran C.2.
Tabel 3.5. Hasil CVR Soal Kemampuan Memahami
Kriteria No. Soal Aspek 1 No. Soal Aspek 2 No. Soal Aspek 3
Sangat Sesuai
1, 2, 3, 5, 6, 7, 11,
13, 15, 17, 19, 20,
21, 22, 23, 24,
3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 11,
12, 13, 14, 15, 16,
17 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24,
1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17 18, 19,
20, 21, 22, 23, 24,
Sesuai
Tidak Sesuai 4, 8, 9, 10, 12, 14,
16, 18, 1, 2, 10,
Tabel 3.6. Hasil CVI Soal Kemampuan Memahami
Aspek CVI Kriteria
51
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 0,79 Sangat Sesuai
2 0,88 Sangat Sesuai
3 0,99 Sangat Sesuai
Tabel 3.7. Hasil CVR Soal Keterampilan Berpikir Kreatif (KBK)
Kriteria No. Soal Aspek 1 No. Soal Aspek 2 No. Soal Aspek 3
Sangat Sesuai
1.a, 1.b, 2.a, 2.b,
2.c, 2.d, 2.e, 3.a,
3.b, 3.d, 4.a, 4.b,
4.c, 4.d, 4.e
1.a, 1.b, 1.c, 2.a,
2.b, 2.c, 2.d, 2.e,
3.a, 3.b, 3.c, 3.d,
4.a, 4.b, 4.c, 4.d,
4.e
1.a, 1.b, 1.c, 2.a,
2.b, 2.c, 2.d, 2.e,
3.a, 3.c, 3.d, 4.a,
4.b, 4.c, 4.d, 4.e
Sesuai
Tidak Sesuai 1.c, 3.c, 3.b,
Tabel 3.8. Hasil CVI Soal Keterampilan Berpikir Kreatif (KBK)
Aspek CVI Kriteria
1 0,91 Sangat Sesuai
2 0,99 Sangat Sesuai
3 0,94 Sangat Sesuai
Berdasarkan hasil analisis CVR dan CVI, soal dengan kriteria tidak sesuai
diperbaiki karena CVI pada aspek kemampuan memahami dan keterampilan
berpikir kreatis memperoleh kriteria sangat sesuai. Selanjutnya setelah dilakukan
perbaikan dilakukan tahap ujicoba soal.
2) Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang
dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dan satu pengukuran ke
pengukuran lainnya. Pada penelitian ini uji reliabilitas intrumen dilakukan dengan
teknik test-retest yaitu instrumen yang sama dicobakan pada responden yang sama
namun dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2013). Reliabilitas diukur dari
koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila
koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah
dinyatakan reliabel. Pada penelitian ini untuk menghitung reliabilitas tes
digunakan rumus korelasi product moment pearson (Sugiyono, 2013) :
52
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
})(}{{
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrXY
................(3.3)
Keterangan:
rXY = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
X = skor rata-rata tes uji coba pertama
Y = skor rata-rata tes uji coba kedua
N = jumlah sampel
Tabel 3.9. Kategori Reliabilitas Tes
Batasan Kategori
0,80 < rXY ≤ 1,00 Sangat Tinggi (sangat baik)
0,60 < rXY ≤ 0,80 Tinggi (baik)
0,40 < rXY ≤ 0,60 Cukup (sedang)
0,20 < rXY ≤ 0,40 Rendah (kurang)
rXY ≤ 0,20 Sangat Rendah (sangat kurang)
(Arikunto, 2010)
Berdasarkan persamaan 3.3, maka setelah dilakukan perhitungan maka
diperoleh koefisien reliabilitas keseluruhan tes kemampuan memahami berbentuk
tes tertulis jenis pilihan ganda diperoleh rxy sebesar 0,95. Kemudian rxy
dikonsultasikan dengan rtabel pada Tabel 3.9. berada diantara rentang
0,80<rxy<1,00 sehingga didapatkan instrumen penelitian tersebut memiliki
reliabilitas pada kategori sangat tinggi. Perhitungan reliabilitas untuk tes
kemampuan memahami selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.3.
Pada tes keterampilan berpikir kreatif yang berbentuk tes tertulis jenis
uraian, diperoleh rxy sebesar 0,96. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen
penelitian tersebut juga memiliki reliabilitas pada kategori sangat tinggi.
53
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perhitungan reliabilitas keterampilan berpikir kreatif selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran C.9.
3) Tingkat Kemudahan Soal
Tingkat kemudahan adalah bilangan yang menunjukkan mudah atau
sukarnya suatu soal. Indeks kemudahan diberi simbol P (proporsi) yang dihitung
dengan rumus (Arikunto, 2010):
…………….. (3.4)
Keterangan: TK = Tingkat kemudahan soal
B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.10. Kategori Tingkat Kemudahan Soal
Batasan Kategori
0,70 < TK ≤ 1,00 Soal Mudah
0,30 < TK ≤ 0,70 Soal Sedang
0,00 < TK ≤ 0,30 Soal Sukar
(Arikunto, 2007)
Perhitungan tingkat kemudahan soal untuk tes kemampuan memahami
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.4. dan C.6. Sedangkan perhitungan
tingkat kemudahan soal untuk tes keterampilan berpikir kreatif selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran C.10. dan C.12. Berdasarkan persamaan 3.4. maka
tingkat kemudahan soal dapat dihitung dan hasilnya dirangkum pada Tabel 3.11.
dan Tabel 3.12.
Tabel 3.11. Hasil Analisis Tingkat Kemudahan Soal Kemampuan Memahami
Kategori Nomor Soal Jumlah
Mudah 1, 6, 11 3
Sedang 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22,
23, 24, 17
Sukar 8, 12, 13, 19 4
54
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.12. Hasil Analisis Tingkat Kemudahan Soal Keterampilan
Berpikir Kreatif
Kategori Nomor Soal Jumlah
Mudah 1.a, 2.a, 2.b, 3.a, 3.b, 4.a, 4.b 7
Sedang 1.b, 1.c, 2.c, 2.d, 2.e, 3.c, 4.c, 4.d, 4.e 9
Sukar 3.d 1
4) Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah
(Arikunto, 2010):
……………. (3.5)
Keterangan: DP = Daya pembeda soal
JA = Banyak peserta kelompok atas
JB = Banyak peserta kelompok bawah
BA = Banyak kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyak kelompok bawah yang menjawab benar
PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.13. Kategori Daya Pembeda
Batasan Kategori
0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
(Riduwan, 2012)
Perhitungan daya pembeda untuk tes kemampuan memahami selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran C.4. dan C.5. Sedangkan perhitungan daya pembeda
55
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk keterampilan berpikir kreatif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
C.10. dan C.11. Berdasarkan persamaan 3.5. maka nilai daya pembeda dapat
dihitung dan hasilnya dirangkum pada Tabel 3.14. dan Tabel 3.15.
Tabel 3.14. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Kemampuan Memahami
Kategori Nomor Soal Jumlah
Baik Sekali - -
Baik 1, 2, 3, 7, 11, 14, 15, 16, 20, 21, 24 11
Cukup 4, 6, 9, 10, 17, 18, 19 7
Jelek 5, 8, 12, 13, 22, 23 6
Tabel 3.15. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Keterampilan Berpikir Kreatif
Kategori Nomor Soal Jumlah
Baik Sekali - -
Baik 1.c, 2.b, 3.a, 3
Cukup 1.a, 1.b, 2.a, 2.c, 2.d, 2.e, 3.b, 3.c, 3.d, 4.a, 4.b,
4.c, 4.d, 4.e 14
Jelek - -
5) Penentuan Instrumen Tes Kemampuan Memahami dan Keterampilan
Berpikir Kreatif
Penentuan instrumen tes kemampuan memahami dan keterampilan
berpikir kreatif dilakukan setelah menganalisis uji coba soal di atas yang meliputi
validitas soal, reliabilitas tes, daya pembeda soal, dan tingkat kemudahan soal,
serta revisi butir soal yang belum memenuhi syarat. Adapun penentuan instrumen
tes berdasarkan indikator kemampuan memahami dan keterampilan berpikir
kreatif yang dibutuhkan dalam pengukuran dan waktu yang dibutuhkan dalam
setiap seri pembelajaran. Rekapitulasi hasil uji coba soal kemampuan memahami
dapat dilihat pada Tabel 3.16.
Tabel 3.16. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Kemampuan Memahami
No
Soal
Daya Pembeda Tingkat
Kemudahan Validitas Ket. Keputusan
DP Kategori TK Kategori
1 0,50 Baik 0,72 Mudah Valid Diterima Dipakai
2 0,53 Baik 0,60 Sedang Valid Diterima Dipakai
3 0,50 Baik 0,68 Sedang Valid Diterima Dipakai
4 0,37 Cukup 0,58 Sedang Valid Diterima Dipakai
5 0,03 Jelek 0,45 Sedang Valid Direvisi Tidak Dipakai
56
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6 0,33 Cukup 0,77 Mudah Valid Diterima Dipakai
7 0,67 Baik 0,63 Sedang Valid Diterima Dipakai
8 0,13 Jelek 0,17 Sukar Valid Direvisi Tidak Dipakai
9 0,37 Cukup 0,32 Sedang Valid Diterima Dipakai
10 0,40 Cukup 0,60 Sedang Valid Diterima Dipakai
11 0,43 Baik 0,75 Mudah Valid Diterima Dipakai
12 0,10 Jelek 0,25 Sukar Valid Direvisi Tidak Dipakai
13 0,17 Jelek 0,28 Sukar Valid Direvisi Tidak Dipakai
14 0,43 Baik 0,32 Sedang Valid Diterima Dipakai
15 0,60 Baik 0,67 Sedang Valid Diterima Dipakai
16 0,47 Baik 0,63 Sedang Valid Diterima Dipakai
17 0,40 Cukup 0,57 Sedang Valid Diterima Dipakai
18 0,37 Cukup 0,62 Sedang Valid Diterima Dipakai
19 0,37 Cukup 0,25 Sukar Valid Diterima Dipakai
20 0,47 Baik 0,60 Sedang Valid Diterima Dipakai
21 0,43 Baik 0,68 Sedang Valid Diterima Dipakai
22 0,03 Jelek 0,42 Sedang Valid Diterima Tidak Dipakai
23 0,07 Jelek 0,52 Sedang Valid Diterima Tidak Dipakai
24 0,53 Baik 0,57 Sedang Valid Diterima Dipakai
Berdasarkan hasil análisis soal uji coba instrumen tes kemampuan
memahami pada Tabel 3.16, dari 24 soal yang telah diuji coba ada 18 soal yang
akan digunakan oleh peneliti. Soal kemampuan memahami yang berjumlah 18
tersebut akan digunakan untuk tes awal dan tes akhir yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4,
6, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, dan 24. Adapun kisi-kisi butir soal
pilihan ganda untuk mengukur kemampuan memahami disajikan pada Tabel 3.17.
Tabel 3.17. Kisi-kisi Tes Kemampuan Memahami
Aspek
Kemampuan
Memahami
Indikator Kemampuan
Memahami
Nomor Soal
dalam Uji Coba
Soal
Nomor
Soal
Jumlah
Soal
1. Menafsirkan Mengubah informasi
dari satu bentuk ke
bentuk lain
3
14
19
1
7
13
3
2. Merangkum Merangkum dari sebuah
informasi
1
10
18
2
8
14
3
3. Mengklasifikasi-
kan
Mengelompokkan hal-
hal menurut ciri-ciri
atau pola-pola yang
sesuai dengan konsep
4
16
24
3
9
15 3
4. Membandingkan Mendeteksi persamaan
dan perbedaan antara
7
9
4
10 3
57
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dua atau lebih objek,
masalah
20 16
5. Menyimpulkan Menyimpulkan dari
sebuah informasi
6
15
21
5
11
17
3
6. Menjelaskan Membuat dan
menggunakan model
sebab akibat dalam
sebuah sistem
2
11
17
6
12
18 3
Jumlah Soal 18
Sedangkan rekapitulasi hasil uji coba soal keterampilan berpikir kreatif
dapat dilihat pada Tabel 3.18. Berdasarkan hasil análisis soal pada Tabel 3.18,
dari 4 masalah utama yang terdiri atas 17 soal yang telah diuji coba, ada tiga
masalah utama yang digunakan oleh peneliti yang terdiri atas 14 soal. Tiga
masalah utama tersebut digunakan untuk tes awal dan tes akhir pada pelaksanaan
pembelajaran. Adapun kisi-kisi butir soal essay untuk mengukur keterampilan
berpikir kreatif disajikan pada Tabel 3.19.
Tabel 3.18. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Keterampilan Berpikir Kreatif
No
Soal
Daya Pembeda Tingkat
Kemudahan Validitas Ket. Keputusan
DP Kategori TK Kategori
1.a 0,40 Cukup 0,73 Mudah Valid Diterima Tidak Dipakai
1.b 0,26 Cukup 0,61 Sedang Valid Diterima Tidak Dipakai
1.c 0,52 Cukup 0,64 Sedang Valid Diterima Tidak Dipakai
2.a 0,38 Cukup 0,76 Mudah Valid Diterima Dipakai
2.b 0,43 Baik 0,77 Mudah Valid Diterima Dipakai
2.c 0,38 Cukup 0,61 Sedang Valid Diterima Dipakai
2.d 0,35 Cukup 0,43 Sedang Valid Diterima Dipakai
2.e 0,35 Cukup 0,33 Sedang Valid Diterima Dipakai
3.a 0,42 Baik 0,79 Mudah Valid Diterima Dipakai
3.b 0,30 Cukup 0,72 Mudah Valid Diterima Dipakai
3.c 0,37 Cukup 0,58 Sedang Valid Diterima Dipakai
3.d 0,24 Cukup 0,29 Sukar Valid Diterima Dipakai
4.a 0,33 Cukup 0,83 Mudah Valid Diterima Dipakai
4.b 0,38 Cukup 0,76 Mudah Valid Diterima Dipakai
4.c 0,31 Cukup 0,41 Sedang Valid Diterima Dipakai
58
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.d 0,32 Cukup 0,31 Sedang Valid Diterima Dipakai
4.e 0,30 Cukup 0,32 Sedang Valid Diterima Dipakai
Tabel 3.19. Kisi-kisi Tes Keterampilan Berpikir Kreatif
Aspek
Keterampilan
Berpikir Kreatif
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kreatif
Nomor
Soal dalam
Uji Coba
Soal
Nomor
Soal
Jumlah
Soal
1. Berpikir Lancar Mengungkapkan
informasi/fakta
2.a
3.a
4.a
1.a
2.a
3.a
3
2. Berpikir Luwes Menemukan masalah 2.b
3.b
4.b
1.a
2.a
3.a
3
3. Berpikir Orisinal Menemukan Ide 2.c
3.c
4.c
1.a
2.a
3.a
3
4. Kemampuan
Memperinci
Menemukan solusi 2.d
3.d
4.d
1.d
2.d
3.d
3
5. Kemampuan
Menilai
Mengungkapkan
evaluasi
2.e
4.e
1.e
3.e 2
Jumlah Soal 14
G. Teknik Analisis Data
Terdapat beberapa jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian yaitu:
kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif, data observasi
pembelajaran, dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Analisis deskriptif
digunakan untuk mengolah data kuesioner dan observasi sehingga ditemukan
gambaran tentang kecenderungan ketika pembelajaran. Untuk data keterampilan
berpikir kreatif dan keterampilan berpikir kreatif dianalisis secara statistik.
1. Kemampuan Memahami dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Teknik pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis data
kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif siswa adalah sebagai
berikut:
a) Perhitungan Gain yang dinormalisasi
59
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peningkatan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan
rumus gain yang dinormalisasi dengan rumus yang dikemukakan Hake
(1999):
…………….. (3.6)
Keterangan: <g> = Rata-rata Gain yang Dinormalisasi
Spost = Skor Posttest
Spre = Skor Pretest
Smaks = skor Maksimum ideal
Tingkat gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan
peningkatan kemampuan memahami dan keterampilan berpikir kreatif siswa
dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.20. Kategori Gain yang Dinormalisasi
Batasan Kategori
<g> > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ <g> ≤ 0,7 Sedang
<g> < 0,3 Rendah
(Hake,1999)
b) Uji Hipotesis Penelitian
Pengolahan dan analisis data dilanjutkan dengan menggunakan uji
statistik yang dilakukan menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistic
V.23.0 dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Asumsi normalitas merupakan prasyarat kebanyakan prosedur
statistika inferential (Sudjana, 2005). Pada penelitian ini asumsi
normalitas dieksplorasi menggunakan uji normalitas One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test dengan taraf signifikansi α = 0,05. Bentuk
hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
H0: data berasal dari populasi yang terdistribusi normal
60
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H1: data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak
menolak H0 berdasarkan P-value adalah jika P-value < α maka H0 ditolak
dan jika P-value α maka H0 diterima. Dalam program SPSS 17
digunakan istilah significance yang disingkat Sig untuk P-value, dengan
kata lain P-value = Sig.
2) Uji Homogenitas
Setelah diketahui data berdistribusi normal, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas varians dengan Uji
Levene. Uji hipotesis Levene digunakan untuk mengetahui apakah
variansi kedua kelompok data sama besar terpenuhi atau tidak terpenuhi
(Sudjana, 2005). Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai
berikut :
H0 : σ12 = σ2
2
H1 : σ12 ≠ σ2
2
dengan H0 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi homogen dan
H1 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi tidak homogen. Dasar
pengambilan keputusan, jika P-value > α maka H0 tidak dapat ditolak
sedangkan jika P-value < α maka H0 ditolak dan H1 diterima.
3) Uji Beda Rata-rata (Hipotesis)
Uji perbandingan dua rerata pada penelitian ini dilakukan
menggunakan uji-t dua sampel independen dengan taraf signifikansi α =
0,05. Uji-t dua sampel independen digunakan untuk membandingkan
selisih dua purata (mean) dari dua sampel yang independen dengan
asumsi data terdistribusi normal (Sudjana, 2005). Rumusan hipotesis
statistik pada uji ini adalah sebagai berikut:
H0: µ1 µ2
H1: µ1 > µ2
dimana, H0 adalah rerata skor kelas kontrol sama dengan atau lebih besar
dibandingkan rerata skor kelas eksperimen dan H1 adalah rerata skor
61
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan rerata skor kelas
kontrol. Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak
menolak H0 berdasarkan P-value adalah jika P-value < α maka H0 ditolak
dan jika P-value α maka H0 diterima.
Jika sampel tidak berasal dari populasi yang normal, maka analisis
yang dipergunakan adalah analisis nonparametrik. Statistika
nonparametrik yang sesuai adalah Uji Mann-Whitney U karena kedua
data bersifat bebas (Panggabean, 2001).
2. Keterlaksanaan Model Pembelajaran oleh Guru
Data mengenai keterlaksanaan model Project Based Learning dengan
pendekatan ESciT merupakan data yang diambil dari observasi. Pengolahan data
dilakukan dengan cara mencari persentase keterlaksanaan model Project Based
Learning dengan pendekatan ESciT. Adapun langkah-langkah yang peneliti
lakukan untuk mengolah data tersebut adalah dengan:
1. Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang observer isi pada format
keterlaksanaan model pembelajaran.
2. Melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan persamaan berikut:
observer menjawab ya atau tidak% Keterlaksanaan Model = 100%
observer seluruhnya
…. (3.5)
Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model Project Based Learning dengan
pendekatan ESciT yang dilakukan oleh guru, dapat diinterpretasikan pada
Tabel 3.21.
Tabel 3.21. Kriteria Keterlaksanaan Model (KM)
KM (%) Kriteria
KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana
0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana
25 ≤ KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana
KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana
50 ≤ KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana
62
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
75 ≤ KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana
KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana
(Wibowo,2012)
3. Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran
Data mengenai tanggapan siswa terhadap penerapan model Project Based
Learning dengan pendekatan ESciT merupakan data yang diambil dari skala
sikap yang diisi oleh siswa. Pengolahan data dilakukan dengan cara mencari
persentase tanggapan siswa terhadap penerapan model Project Based Learning
dengan pendekatan ESciT. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk
mengolah data tersebut adalah dengan:
1. Menghitung jumlah jawaban “SS” dan “S” atau “TS” dan “STS” yang siswa
isi pada format angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran.
2. Melakukan perhitungan persentase angket tanggapan siswa terhadap
pembelajaran dengan menggunakan persamaan Analisis Tanggapan
Responden (ATR) berikut:
... (3.7)
Untuk mengetahui kategori skala sikap tanggapan siswa terhadap
penerapan model Project Based Learning dengan pendekatan ESciT dapat
diinterpretasikan pada Tabel 3.22.
Tabel 3.22. Kriteria Skala Sikap Tanggapan Responden Terhadap Pembelajaran
ATR (%) Kriteria
ATR = 0 Tak satu responden
0 < ATR < 25 Sebagian kecil responden
25 ≤ ATR < 50 Hampir setengah responden
ATR = 50 Setengah responden
50 ≤ ATR < 75 Sebagian besar responden
75 ≤ ATR < 100 Hampir seluruh responden
ATR = 100 Seluruh responden
∑ Responden yang menjawab (SS/S) atau (TS/STS)
∑ seluruh Responden % ATR =
63
Muhammad Hariri Mustofa, 2016 PENERAPAN PENDEKATAN ENTREPRENEURAL SCIENCE THINKING (ESciT) MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Wibowo,2012)