24
40 Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF- CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji suatu perlakuan yakni pembelajaran metode aktif-reflektif terhadap pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah, komunikasi matematis dan self-confidence maka penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Dalam prosesnya peneliti mengalami keterbatasan dalam memilih subjek secara langsung untuk dikelompokkan menjadi kelas-kelas penelitian karena dapat mengganggu proses pembelajaran sehingga subjek yang dipilih adalah kelas-kelas yang sudah ada. Dengan demikian penelitian yang dilakukan adalah quasi experimental. Karena menggunakan kelompok kontrol maka desain penelitian yang dipilih adalah Control Group Pre-test post-test menurut (Arikunto, 2013). Sebagaimana tujuan yang ingin dicapai yaitu melihat pengaruh dari sebuah perlakuan, maka mengujinya dengan cara membandingkan. Adapun desainnya sebagai berikut. Keterangan: O = Tes (pretes dan postes kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis) X = Pembelajaran menggunakan metode aktif-reflektif ... = Pengambilan sampel tidak dilakukan secara random Selanjutnya, pada aspek afektif yaitu self-confidence matematis siswa, peneliti hanya memberikan tes angket pada akhir pembelajaran. B. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Lembang, yang dilaksanakan pada semester II (genap) Tahun Ajaran 2016/2017. Hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa Eksperimen : O X O Kontrol : O O

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

40

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji suatu perlakuan yakni pembelajaran

metode aktif-reflektif terhadap pencapaian dan peningkatan kemampuan

pemecahan masalah, komunikasi matematis dan self-confidence maka

penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Dalam prosesnya peneliti

mengalami keterbatasan dalam memilih subjek secara langsung untuk

dikelompokkan menjadi kelas-kelas penelitian karena dapat mengganggu

proses pembelajaran sehingga subjek yang dipilih adalah kelas-kelas yang

sudah ada. Dengan demikian penelitian yang dilakukan adalah quasi

experimental.

Karena menggunakan kelompok kontrol maka desain penelitian yang

dipilih adalah Control Group Pre-test post-test menurut (Arikunto, 2013).

Sebagaimana tujuan yang ingin dicapai yaitu melihat pengaruh dari sebuah

perlakuan, maka mengujinya dengan cara membandingkan. Adapun desainnya

sebagai berikut.

Keterangan:

O = Tes (pretes dan postes kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi

matematis)

X = Pembelajaran menggunakan metode aktif-reflektif

... = Pengambilan sampel tidak dilakukan secara random

Selanjutnya, pada aspek afektif yaitu self-confidence matematis siswa,

peneliti hanya memberikan tes angket pada akhir pembelajaran.

B. Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP

Negeri 3 Lembang, yang dilaksanakan pada semester II (genap) Tahun Ajaran

2016/2017. Hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa

Eksperimen : O X O

Kontrol : O O

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

41

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di sekolah tersebut tidak memiliki kelas unggulan dan sebaran siswa disetiap

kelas mempunyai kemampuan yang sama dalam hal (tinggi, sedang rendah).

Berdasarkan wawancara dengan guru matematika di sekolah tersebut

kemampuan siswa antar kelas tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang

berarti.

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada metode penelitian, dalam

penelitian ini tidak memungkinkan peneliti untuk mengambil subjek secara

acak terhadap individu-individunya. Berdasarkan pertimbangan dan hasil

wawancara dengan guru mata pelajaran matematika diketahui bahwa sebaran

siswa kelas VIII di SMP ini menyebar dan dapat dikatakan seragam sehingga

kelas manapun yang dijadikan sampel akan representative terhadap populasi.

Selanjutnya peneliti memilih sebanyak dua kelas secara purposive sampling,

dari kedua kelas tersebut secara acak ditentukan kelas eksperimen dan kelas

kontrol dengan melakukan pengundian. Hasilnya diperoleh kelas VIIIH sebagai

kelas eksperimen dan kelas VIIII sebagai kelas kontrol.

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua variable, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika

dengan menggunakan metode aktif reflektif yang diberikan pada kelas

eksperimen dan pembelajaran langsung diberikan pada kelas kontrol.

Sedangkan kemampuan kognitifnya yaitu kemampuan pemecahan masalah dan

komunikasi matematis serta pemecahan masalah, komunikasi matematis dan

self-confidence matematis siswa sebagai variable terikat.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang

dimaksudkan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan defenisi

operasional sebagai berikut:

1. Metode aktif reflektif merupakan cara yang dilakukan guru dalam

menyampaikan materi dimana siswa secara aktif melakukan sesuatu dan

berfikir tentang apa yang akan dilakukan melalui perenungan dengan

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

42

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghubungkan materi dengan pengalaman yang ada, memikirkan dan

mencari dari berbagai sumber.

Langkah-langkah dalam pembelajaran matematika yaitu:

a. Sajikan topik matematika sebagai pengetahuan baru yang akan dibahas,

kemudian bimbing siswa mengkonstruksi pikirannya terhadap topik

yang dibahas, kemudian arahkan siswa untuk merefleksikan dan

menghubungkan pengalaman dirinya tentang pengetahuan sebelumnya

yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas;

b. Guru mendorong siswa memunculkan permasalahan baru berkaitan

dengan topik yang disajikan;

c. Arahkan siswa untuk dapat mencari berbagai informasi yang dapat

mendukung penyelesaian masalah (mengumpulkan data-data

pendukung), merumuskan letak dan batasan masalah, serta penyelesaian

masalah yang mungkin;

d. Arahkan siswa untuk belajar mencari strategi dalam menemukan sendiri

proses penyelesaian dari permasalahan yang disajikan;

e. Apabila siswa sudah dapat menemukan penyelesaian dari permasalahan

yang dihadapi, arahkan siswa untuk dapat membuktikan jawaban/

mencocokkan hasil analisis dan sintesisnya dengan konsep dasar yang

dipelajari dari penyelesaian masalah yang telah ditemukan agar mereka

dapat menarik suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan;

f. Arahkan siswa untuk dapat menerapkan hasil penyelesaian yang

diperolehnya (pengetahuan baru yang diperoleh siswa) pada situasi-

situasi yang lain;

g. Sebagai langkah terakhir di setiap pembelajaran dengan metode aktif-

reflektif, berikan jurnal kepada siswa. Jurnal siswa disusun dengan

tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang hal-hal menarik, hal-

hal yang dipahami, kesulitan yang dialami, kesan dan harapan yang

diperoleh selama pembelajaran.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan siswa

memahami masalah (mengidentifikasi informasi yang diketahui dan

ditanyakan dari situasi atau masalah); menyusun dan menyelesaikan

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

43

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rencana pemecahan masalah (membuat strategi yang dapat digunakan

berupa menyusun model matematika); dan menyelesaikan model

matematika.

3. Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam

menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui dialog atau saling

berinteraksi di dalam kelas dalam proses pembelajaran, di mana terjadi

pengalihan pesan dengan indikator kemampuan komunikasi matematis

yaitu: (1) menyatakan situasi matematik atau peristiwa sehari-hari ke dalam

model matematika dan menyelesaikannya; (2) menyusun pertanyaan

terhadap situasi yang diberikan disertai alasan.

4. Self-confidence adalah pandangan atau perasaan positif seseorang terhadap

dirinya dan keyakinannya atas pengetahuan, kemampuan dan kapasitas

dirinya untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan-persoalan

hidupnya dengan hasil yang sangat baik. Persaan positif tersebut meliputi:

(1) percaya kepada kemampuan sendiri, tidak cemas, merasa bebas, dan

bertanggung jawab atas perbuatannya; (2) bertindak mandiri dalam

mengambil keputusan; (3) memiliki konsep diri yang positif, hangat dan

sopan, dapat menerima dan menghargai orang lain; (4) berani

mengungkapkan pendapat dan memiliki dorongan untuk berprestasi; (5)

mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

5. Pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang berpusat pada

guru yang terdiri atas lima tahap yaitu: 1) menetapkan tujuan; 2) penjelasan

dan atau demonstrasi; 3) panduan praktek; 4) umpan balik; dan 5)

perluasan praktek.

E. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis

instrumen yaitu instrumen tes dan instrumen non-tes. Instrumen dalam bentuk

tes terdiri dari pretes dan postes untuk mengukur kemampuan pemecahan

masalah matematis dan kemampuan komunikasi matematis siswa, sedangkan

instrumen non-tes dalam bentuk skala self-confidence matematis siswa. Angket

skala sikap terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

44

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktif-reflektif, lembar observasi yang memuat indikator aktivitas siswa dan

guru dalam pembelajaran, dan jurnal siswa. Hasil pada lembar observasi dan

jurnal siswa tidak dianalisis secara statistik sebagaimana instrumen yang lain,

tetapi hanya dijadikan sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam melakukan

pembahasan secara deskriptif pada Bab IV.

1. Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi

Matematis siswa

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument

pengukuran kemampuan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi

matematis siswa yang menggunakan tes. Tes kemampuan pemecahan masalah

dan komunikasi matematis siswa dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk

uraian yang diberikan pada saat tes awal (pretes) dan tes akhir (postes).

Bahan tes disusun berdasarkan pokok bahasan yang dipelajari siswa kelas

VIII SMP semester genap. Tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol, baik soal-soal untuk pretes maupun postes ekuivalen/sama. Pretes

merupakan pemberian soal-soal di awal pertemuan untuk mengukur

kemampuan awal pemecahan masalah dan komunikasi matemaris siswa. Selain

itu, pretes juga digunakan sebagai tolak ukur peningkatan prestasi belajar

sebelum mendapatkan pembelajaran dengan metode yang akan diterapkan,

sedangkan postes dilakukan untuk mengetahui perolehan hasil belajar dan ada

tidaknya pengaruh yang signifikan setelah mendapatkan pembelajaran dengan

metode aktif-reflektif yang akan diterapkan.

Pemberian tes bertujuan untuk mengetahui pencapian hasil belajar

matematika antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan metode aktif-

reflektif dan siswa yang mendapat pembelajaran dengan pembelajaran

langsung terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan

komunikasi matematis. Penyusunan tes diawali dengan pembuatan kisi-kisi tes

dan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan

kriteria penilaian. Setelah pembuatan instrumen selesai, selanjutnya dilakukan

uji coba untuk mengecek keterbacaan soal dan untuk mengetahui derajat

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

45

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria pemberian skor untuk soal tes kemampuan pemecahan masalah

dan kemampuan komunikasi matematis diadaptasi dari the analytic scoring

scale yang dikemukakan oleh Charles, Lester & O’Daffer (Rosli, Goldsby &

Capraro, 2013). Adapun rubrik penskoran yang digunakan untuk soal tes

kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Rubrik Penskoran Tes dengan Indikator Mengindentifikasi Unsur yang

Diketahui, dan Ditanyakan

Skor Respon Siswa Terhadap Soal

0 Tidak ada jawaban

1 Menunjukkan unsur yang diketahui tetapi tidak menunjukkan unsur

yang ditanyakan.

2 Menunjukkan unsur yang diketahui dan ditanyakan tetapi kurang

lengkap dan benar

3 Menunjukkan unsur yang diketahui, ditanyakan dengan lengap dan

benar

Tabel 1.2

Rubrik Penskoran Tes dengan Indikator Membuat Strategi yang Dapat

Digunakan berupa Menyusun Model Matematika

Skor Respon Siswa Terhadap Soal

0 Tidak ada jawaban

1 Membuat strategi atau model matematika yang tidak dapat

dilaksanakan atau membuat strategi atau model matematika kurang

tepat.

2 Membuat sebagian kecil strategi atau model matematika benar tetapi

mengarah pada jawaban yang salah

3 Membuat sebagian besar strategi atau model matematika benar

4 Membuat strategi atau model matematika benar dan lengkap

Tabel 1.3.

Rubrik Penskoran Tes dengan Indikator Menyelesaikan model

Matematika

Skor Respon Siswa Terhadap Soal

0 Tidak ada jawaban sama sekali

1 Menggunakan sebagian kecil strategi menyelesaikan masalah yang

telah disusun dan salah dalam perhitungan

2 Menggunakan sebagian kecil strategi menyelesaikan masalah yang

telah disusun dan benar dalam perhitungan

3 Menggunakan sebagian besar strategi menyelesaikan masalah yang

telah disusun dan salah dalam perhitungan

4 Hasil dan strategi benar

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

46

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun rubrik penskoran yang digunakan untuk soal tes kemampuan

komunikasi matematis adalah sebagai berikut:

Tabel 1.4

Rubrik Penskoran Tes dengan Indikator Menyatakan Situasi Matematik

atau Peristiwa Sehari-Hari ke dalam Model Matematika dan

Menyelesaikannya

Skor Respon Siswa Terhadap Soal

0 Tidak ada jawaban

1 Ada upaya menggunakan model matematika (gambar atau ekspresi

aljabar) untuk mengilustrasikan ide atau situasi yang diberikan namun

kurang tepat

2 Menggunakan model matematika (gambar atau ekspresi aljabar)

untuk mengilustrasikan situasi matematika yang diberikan namun

kurang tepat dan ada upaya untuk menyelesaikan masalah

3 Menggunakan model matematika (gambar atau ekspresi aljabar)

untuk mengilustrasikan situasi matematika yang diberikan (sedikit

kurang lengkap) dan dapat menyelesaikan masalah menggunakan

strategi yang benar

4 Menggunakan model matematika (gambar atau ekspresi aljabar)

untuk mengilustrasikan situasi matematika yang diberikan dengan

benar dan dapat menyelesaikan masalah menggunakan strategi

penyelesaian yang benar

Tabel 1.5

Rubrik Penskoran Tes dengan Indikator Menyusun Pertanyaan terhadap

Situasi yang Diberikan Disertai Alasan

Skor Respon Siswa Terhadap Soal

0 Tidak ada jawaban

1 Dapat menyusun pertanyaan terhadap situasi yang diberikan tetapi

kurang tepat atau penyelesaiannya salah atau tidak adanya alasan dari

pertanyaan yang disusun

2 Dapat menyusun pertanyaan terhadap situasi yang diberikan dengan

benar atau penyelesaiannya sedikit salah atau alasannya kurang tepat

3 Dapat menyusun pertanyaan terhadap situasi yang diberikan dengan

benar, penyelesaiannya juga benar dan alasannya kurang tepat

4 Dapat menyusun pertanyaan terhadap situasi yang diberikan dengan

benar, penyelesaiannya juga benar dan alasannya tepat, jelas.

1.1 Menentukan Validitas Butir Tes

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah item-item soal yang

disusun benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan

diteliti. Validitas butir tes dibedakan menjadi:

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

47

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.1.1 Validitas Teoritik

Validitas teoritik terdiri atas validitas isi dan validitas muka. Validitas isi

suatu alat evaluasi artinya alat evaluasi ditinjau dari segi materi yang

dievaluasinya (Suherman, 2003). Validitas isi dimaksudkan untuk

membandingkan antara isi instrumen/soal dengan indikator soal. Validitas

muka dilakukan untuk melihat tampilan kesesuaian susunan kalimat dan

kata-kata dalam soal sehingga tidak salah tafsir dan pengertiannya jelas.

Jadi, suatu instrumen dapat dikatakan memiliki validitas muka yang baik

apabila instrumen tersebut mudah dipahami maksudnya oleh siswa.

Sebelum soal tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas muka

dan validitas isi yang melibatkan guru matematika, dan dosen pembimbing.

Untuk mengukur validitas muka, pertimbangan didasarkan pada kejelasan

soal tes dari segi redaksi soal. Sedangkan, untuk mengukur validitas isi,

pertimbangan didasarkan pada kesesuaian soal dengan indikator soal dan

materi ajar penelitian.

1.1.2 Validitas Empirik

Validitas empirik butir soal adalah validitas yang ditinjau dari kriteria

tertentu. Kriteria tersebut digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya

koefisien validitas alat evaluasi. Untuk menghitung validitas butir soal

menurut Arikunto (2015) yakni menggunakan rumus koefisien korelasi

Product Moment dengan angka kasar, yaitu:

Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabe Y

𝑁 = jumlah subjek

𝑋 = skor siswa suatu butir tes

𝑌 = jumlah skor total suatu butir tes

Interpretasi yang berkenaan dengan validitas butir soal dalam penelitian

ini menurut (Arikunto, 2015) sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌

√(𝑁 ∑ 𝑋2

− (∑ 𝑋)2)(𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2)

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

48

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.6 Klasifikasi koefisien Korelasi Validitas

Nilai 𝒓𝒙𝒚 Interpretasi

0,80 < 𝑟𝑥𝑦 < 1,00 Sangat tinggi

0,60 < 𝑟𝑥𝑦 < 0,80 Tinggi

0,40 < 𝑟𝑥𝑦 < 0,60 Sedang

0,20 < 𝑟𝑥𝑦< 0,40 Rendah

0,00 < 𝑟𝑥𝑦< 0,20 Sangat rendah

Pengujian validitas tes yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

software SPSS 20. Berdasarkan perhitugan pada Lampiran B, validitas soal

uji coba instrument kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi

matematis disajikan pada table berikut:

Table 1.7

Hasil Uji Validitas Item Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis

NO. Soal Korelasi (𝒓𝒙𝒚) Kriteria Kategori

2a 0,352 Valid Rendah

2b -0,97 Tidak Valid Tidak Valid

2c 0,402 Valid Sedang

4a 0,440 Valid Sedang

4b 0,116 Valid Sangat Rendah

4c 0,422 Valid Sedang

5a 0,658 Valid Tinggi

5b 0,753 Valid Tinggi

5c 0,790 Valid Tinggi

6a 0,704 Valid Tinggi

6b 0,709 Valid Tinggi

6c 0,650 Valid Tinggi

Berdasarkan table 1.7 di atas, maka soal kemampuan pemecahan masalah

bermakna valid tetapi untuk soal no 2b tidak valid, maka soal di revisi agar

bisa digunakan.

Tabel 1.8

Hasil Uji Validitas Item Kemampuan Komunikasi Matematis

No. Soal Koefisien Korelasi Validitas Interpretasi

1 0,925 Valid Sangat Tinggi

3a 0,938 Valid Sangat Tinggi

3b 0,702 Valid Tinggi

Berdasarkan table di atas dapat dilihat hasil uji coba dari 2 soal yang

mengukur kemampuan komunikasi matematis bahwa semua soalnya valid.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

49

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Disimpulkan bahwa semua soal tes kemampuan komunikasi matematis

dapat digunakan.

1.2 Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap, maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan

dengan masalah ketetapan hasil tes (Arikunto, 2015). Rumus yang

digunakan untuk menghitung reliabilitas tes ini adalah rumus Cronbach’s

Alpha (Arikunto, 2015).

Keterangan:

𝑟11 = Reliabilitas instrumen

∑ 2𝜎𝑖 = Jumlah varians skor suatu butir tes

𝜎𝑖2 = Varians total

𝑛 = Banyaknya butir tes

Dengan ketentuan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 1.9

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Besarnya r Tingkat Reliabilitas

0,90 < r11 1,00 Sangat tinggi

0,70 < r11 0,90 Tinggi

0,40 < r11 0,70 Sedang

0,20 < r11 0,40 Rendah

r11 0,20 Sangat rendah

Sumber: Guilford (Suherman, 2003)

Pengujian reliabilitas tes dilakukan dengan bantuan software SPSS 20.

Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran B, reliabilitas hasil uji coba

soal tes kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa

sebagai berikut:

𝑟11 = (𝑛

𝑛−1)(1 −

∑ 2𝜎𝑖

𝜎𝑖2 )

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

50

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Table 1.10 Tingkat Reliabilitas Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Reliabilitas Tes Interpretasi

0,766 Tinggi

Berdasarkan table di atas, dapat dilihat bahwa reliabilitas soal tes untuk

mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berada dalam

kategori tinggi yaitu dengan 𝑟11 = 0,766. Dapat disimpulkan soal-soal tes

kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini akan memberikan

hasil yang relatif sama bila diberikan kepada subjek yang sama meskipun

pada waktu, tempat, dan kondisi yang berbeda.

Tabel 1.11 Tingkat Reliabilitas Tes

Kemampuan Komunikasi Matematis

Reliabilitas Tes Interpretasi

0,814 Tinggi

Berdasarkan table di atas, dapat dilihat bahwa soal tes kemampuan

komunikasi matematis siswa berada dalam kategori tinggi yaitu dengan

𝑟11 = 0,814. Dapat disimpulkan tes kemampuan komunikasi matematis

yang akan digunakan reliabel, sehingga tes tersebut memenuhi karakteristik

yang memadai untuk digunakan.

1.3 Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah butir soal tes adalah kemampuan butir soal itu

untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa

yang berkemampuan rendah (Suherman, 2003). Daya Pembeda

(Discriminating Power) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh

kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara jumlah

responden yang mengetahui jawaban dengan benar dengan jumlah

responden yang tidak dapat menjawab soal tersebut. Daya pembeda butir

soal dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks

diskriminasi item.

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda (Surapranata,

2009) sebagai berikut:

𝐷𝑃 =

�̅�𝐴 − �̅�𝐵

𝑆𝑚

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

51

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

DP : Daya Pembeda

�̅�𝐴 : Rata-rata skor pada kelompok atas

�̅�𝐵 : Rata-rata pada kelompok bawah

𝑆𝑚 : Skor maksimum pada butir soal

Ketentuan klasifikasi interpretasi daya pembeda soal sebagai berikut:

Tabel 1.12

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda (DP) Klasifikasi

DP 0,00 Sangat Jelek

0,00 < DP 0,20 Jelek

0,20 < DP 0,40 Cukup

0,40 < DP 0,70 Baik

0,70 < DP 1,00 Sangat Baik

Sumber: (Suherman, 2003)

Perhitungan daya pembeda instrumen yang dilakukan dalam penelitian

ini menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2010.

Berdasarkan hasil perhitungan yang tertera pada Lampiran B, daya

pembeda dari soal tes kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi

matematis adalah sebagai berikut:

Tabel 1.13 Daya Pembeda Tes Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematis No. Soal Daya Pembeda Interpretasi

2a 0,05 Jelek

2b -0,02 Sangat Jelek

2c 0,06 Jelek

4a 0,11 Jelek

4b 0,00 Sangat Jelek

4c 0,14 Jelek

5a 0,30 Cukup

5b 0,48 Baik

5c 0,38 Cukup

6a 0,33 Cukup

6b 0,44 Baik

6c 0,28 Cukup

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

52

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel. 1.14 Daya Pembeda Item

Kemampuan Komunikasi Matematis

No Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,6875 Baik

3a 0,9688 Sangat Baik

3b 0,5 Baik

Berdasarkan table di atas, dapat dilihat ketiga soal kemampuan

komunikasi matematis siswa, nomor 1 dan nomor 3b memiliki daya

pembeda dengan kategori baik sedangkan nomor 3a dengan kategori sangat

baik.

1.4 Indeks Kesukaran

Tingkat kesukaran dari setiap item soal dihitung berdasarkan proporsi

skor yang dicapai siswa kelompok atas dan bawah terhadap skor idealnya,

kemudian dinyatakan dengan kriteria mudah, sedang, dan sukar. Rumus

yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran adalah sebagai

berikut: (Suherman, 2003)

Keterangan:

IK : Indeks kesukaran

�̅� : Rata-rata jawaban siswa

SMI : Skor maksimal ideal

Klasifikasi tingkat kesukaran pada tabel berikut:

Tabel 1.15

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

Besarnya IK Interpretasi

IK = 0,00 Soal Sangat Sukar

0,00 IK 0,30 Soal Sukar

0,30 IK ≤ 0,70 Soal Sedang

0,70 IK 1,00 Soal Mudah

IK = 1,00 Soal Sangat Mudah

Perhitungan tingkat kesukaran yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2010. Berdasarkan hasil

𝐼𝐾 =�̅�

𝑆𝑀𝐼

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

53

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perhitungan yang tertera pada Lampiran B, indeks kesukaran dari soal tes

kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.16 Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

No. Soal Indeks Kesukaran Interpretasi

2a 0,90 Mudah

2b 0,63 Sedang

2c 0,59 Sedang

4a 0,80 Mudah

4b 0,53 Sedang

4c 0,39 Sedang

5a 0,57 Sedang

5b 0,46 Sedang

5c 0,28 Sukar

6a 0,62 Sedang

6b 0,57 Sedang

6c 0,41 Sedang

Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran table di atas, dapat dilihat soal

tes nomor 2a, dan 4a termasuk dalam kategori mudah. Soal no 2a dan 4a ini

bisa digunakan dengan revisi terlebih dahulu. Soal tes nomor 5c termasuk

dalam kategori sukar, sedangkan soal nomor 2b, 2c, 4b, 4c, 5a, 5b, 6a, 6b,

6c termasuk dalam kategori sedang.

Tabel. 1.17 Indeks Kesukaran Item

Kemampuan Komunikasi Matematis

No. Soal Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0,66 Sedang

3a 0,48 Sedang

3b 0,25 Sukar

Rekapitulasi dari semua perhitungan analisis hasil uji coba tes

kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis secara lengkap

disajikan pada tabel berikut.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

54

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.18 Rekapituasi Hasil Analisis Uji Coba Tes Kemampuan

Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis

No.

Soal

Klasifikasi

Validasi

Kalsifikasi

Reliabilitas

Klasifikasi

Daya Pembeda

Klasifikasi

Indeks

Kesukaran

1 Sangat Tinggi

Tinggi

Baik Sedang

2a Rendah Jelek Mudah

2b Tidak Valid Sangat Jelek Sedang

2c Sedang Jelek Sedang

3a Sangat Tinggi Sangat Baik Sedang

3b Tinggi Baik Sukar

3c Sedang Sangat Baik Sedang

4a Sedang Jelek Mudah

4b Sangat Rendah Sangat Jelek Sedang

4c Sedang Jelek Sedang

5a Tinggi Cukup Sedang

5b Tinggi Baik Sedang

5c Tinggi Cukup Sukar

6a Tinggi Cukup Sedang

6b Tinggi Baik Sedang

6c Tinggi Cukup Sedang

Dari hasil analisis berdasarkan validitas, reliabilitas, daya pembeda dan

indeks kesukaran maka disimpulkan ada beberapa soal yang akan

digunakan yakni, berdasarkan table 1.7 dapat dilihat dari keempat soal yang

diujikan ada satu yang tidak valid yaitu no 2b. Artinya soal no 2b bisa

digunakan untuk instrument penelitian ini dengan syarat soal harus direvisi.

Untuk interpretasi dari nilai koefisien korelasi/validasi pada kemampuan

pemecahan masalah berbeda-beda. Soal no 2a memiliki validitas yang

rendah, soal no 4b memiliki validitas yang sangat rendah, dan soal no 2c,

4a, 4c, 5a, 5b, 5c, 6a, 6b, 6c memiliki validitas tinggi. Artinya semua soal

yang telah diujicobakan ini dapat digunakan.

Reliabilitas soal tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa berada dalam kategori tinggi yaitu dengan 𝑟11 = 0,766.

Dapat disimpulkan soal-soal tes kemampuan pemecahan masalah dalam

penelitian ini akan memberikan hasil yang hampir sama jika diujikan

kembali kepada siswa. Soal tes kemampuan komunikasi matematis siswa

berada dalam kategori tinggi yaitu dengan 𝑟11 = 0,814. Dapat disimpulkan

tes kemampuan komunikasi matematis yang akan digunakan reliabel,

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

55

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga tes tersebut memenuhi karakteristik yang memadai untuk

digunakan.

Soal pemecahan masalah matematis nomor 2b, 4b termasuk dalam

kategori sangat jelek, nomor 2a, 2c, 4a, dan 4c termasuk dalam kategori

jelek, nomor 5a, 5c, 6a, dan 6c termasuk dalam kategori cukup, sedangkan

nomor 5b, dan 6b termasuk dalam kategori baik. Sehingga dilakukan revisi

pada soal nomor 2 dan no 4 ini dengan bantuan ahli. Untuk soal

kemampuan komunikasi matematis siswa, nomor 1 dan nomor 3b memiliki

daya pembeda dengan kategori baik sedangkan nomor 3a dengan kategori

sangat baik.

Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran soal tes nomor 2a, dan 4a

termasuk dalam kategori mudah maka harus direvisi agar bisa digunakan.

Soal tes nomor 5c termasuk dalam kategori sukar, sedangkan soal nomor

2b, 2c, 4b, 4c, 5a, 5b, 6a, 6b, 6c termasuk dalam kategori sedang. Untuk

soal kemampuan komunikasi matematis, soal tes nomor 3b termasuk dalam

kategori sukar dan soal tes nomor 1 dan 3a termasuk dalam kategori

sedang, untuk itu peneliti melakukan revisi soal tes dengan bantuan ahli.

2. Instrumen Non-tes

2.1 Skala Self-Confidence

Skala self-confidence digunakan untuk mengukur keyakinan siswa

atas kapasitasnya dalam menjalankan suatu tugas baik dalam

menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan

komunikasi matematis maupun dalam hal yang terkait dengan

pembelajaran. Model skala yang digunakan mengacu pada model skala

yang digunakan oleh Sumarmo (2015) yang terdiri dari empat respon skala

interval 1-4.

Skala self-confidence ini memuat pertanyaan-pertanyaan menyangkut

segala perasaan, sikap, minat dan pandangan siswa terhadap pembelajaran.

Isi pernyataan dapat berupa pertanyaan Sering Sekali (SS), Sering (Sr),

jarang (J), dan Jarang sekali (Js). Jika pertanyaan dalam angket adalah

pertanyaan positif, maka siswa yang memberikan pernyataan SS diberi

nilai 4, Sr diberi nilai 3, J diberi nilai 2 dan JS diberi nilai 1. Jika

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

56

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pernyataan dalam angket adalah pernyataan negatif, maka siswa yang

memberikan pernyataan SS diberi nilai 1, S diberi nilai 2, TS diberi nilai 3

dan STS diberi nilai 4.

Skala self-confidence diberikan kepada siswa kelas proses berfikir

reflektif dan kelas langsung setelah kegiatan penelitian dilaksanakan.

Langkah pertama dalam membuat skala self-confidence adalah membuat

kisi-kisi skala self-confidence terlebih dahulu. Kemudian dikonsultasikan

kepada penimbang untuk dilakukan uji validitas isi butir skala self-

confidence matematis. Sebelum skala self-confidence digunakan,

dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitas butir dan

realibilitas.

a. Validitas

Uji validitas self-confidence dilakukan dengan program SPSS 20.

Tabel 2.1 Hasil Uji Validasi Angket Self Confidence Perny

ataan

Koefisien

Korelasi

Kategori Interpretasi Kesimpulan

1 0,309 Valid/rendah Diterima Digunakan

2 0,734 Valid/tinggi Diterima Digunakan

3 0,489 Valid/sedang Diterima Digunakan

4 0,477 Valid/rendah Diterima Digunakan

5 0,642 Valid/sedang Diterima Digunakan

6 0,628 Valid/sedang Diterima Digunakan

7 0,378 Valid/rendah Diterima Digunakan

8 0,286 Valid/rendah Diterima Digunakan

9 0,565 Valid/sedang Diterima Digunakan

10 0,424 Valid/sedang Diterima Digunakan

11 0,356 Valid/rendah Diterima Digunakan

12 0,359 Valid/rendah Diterima Digunakan

13 0,249 Valid/rendah Diterima Digunakan

14 0,314 Valid/rendah Diterima Digunakan

15 0,435 Valid/sedang Diterima Digunakan

16 0,429 Valid/sedang Diterima Digunakan

17 0,509 Valid/sedang Diterima Digunakan

18 0,060

Valid/sangat

rendah Diterima Digunakan

19 0,225 Valid/rendah Diterima Digunakan

20 0,355 Valid/rendah Diterima Digunakan

21 0,333 Valid/rendah Diterima Digunakan

22 0,433 Valid/sedang Diterima Digunakan

23 0,573 Valid/sedang Diterima Digunakan

24 0,348 Valid/rendah Diterima Digunakan

25 0,336 Valid/rendah Diterima Digunakan

26 0,611 Valid/tinggi Diterima Digunakan

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

57

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27 0,367 Valid/rendah Diterima Digunakan

28 0,358 Valid/rendah Diterima Digunakan

29 0,319 Valid/rendah Diterima Digunakan

30 0,345 Valid/rendah Diterima Digunakan

b. Reliabilitas

Untuk mengetahui instrumen yang digunakan reliabel atau tidak,

maka dilakukan pengujian reliabilitas Alpha-Cronbach. Pengujian

reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan untuk mengetahui apakah sutau

alat ukur akan memberikan hasil yang tetap sama. Hasil perhitungan

reliabilitas angket self-confidence disajikan pada tabel di bawah berikut:

Tabel 2.2 Reliabilitas Skala Self-Confidence

Cronbach’s Alpha N of Item Keterangan

0,718 31 cukup

Hasil uji coba reliabilitas angket self-confidence diperoleh nilai

reliabel sebesar 0,718 sehingga dapat diinterpretasikan bahwa angket self-

confidence berada pada kriteria cukup dengan jumlah item 30 pernyataan.

2.2 Lembar Observasi

Lembar observasi disusun berdasarkan langkah pembelajaran

matematika dengan metode aktif-reflektif. Lembar observasi ini digunakan

untuk melihat aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses

pembelajaran. Aktivitas guru yang diamati adalah kegiatan guru dalam

menerapkan pembelajaran matematika dengan metode aktif-reflektif

tujuannya untuk melihat kesesuaian antara pembelajaran dengan rancangan

pembelajaran yang telah disusun. Pengamatan tentang kesesuaian antara

pembelajaran dengan rancangan pembelajaran dilakukan untuk menjaga

validitas eksternal dalam penelitian. Pada lembar observasi terdapat empat

kategori penilaiannya yaitu: 1 = tidak baik, 2 = cukup baik, 3 = baik, dan

4= sangat baik. Hasil dari lembar observasi ini tidak dianalisis secara

statistik, tetapi untuk pembahasan hasil secara deskriptif.

2.3 Jurnal Siswa

Jurnal siswa disusun dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan

siswa tentang hal-hal menarik, hal-hal yang dipahami, kesulitan yang

dialami, kesan dan harapan yang diperoleh selama pembelajaran

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

58

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan metode aktif-reflektif pada setiap pertemuan. Hasil dari

jurnal siswa ini tidak dianalisis secara statistik, tetapi untuk pembahasan

hasil secara deskriptif.

F. Perangkat Pembelajaran

Bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar yang digunakan dalam

pembelajaran matematika dengan aktivitas sesuai dengan metode aktif-reflektif

dan pembelajaran langsung. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini

berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar dan

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun peneliti dan dikonsultasikan pada

pembimbing serta guru bidang studi matematika. Bahan ajar yang diperlukan

dalam penelitian ini disusun dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS).

Selanjutnya dilakukan uji coba kepada beberapa siswa untuk melihat tingkat

pemahaman siswa terhadap petunjuk-petunjuk yang dihadapkan pada LKS

tersebut, keterbacaan LKS, pemahaman gambar serta kesesuaian waktu yang

dialokasikan.

Bahan ajar yang digunakan untuk kelas eksperimen terdiri dari 8

pertemuan. RPP dan LKS terdiri dari RPP dan LKS kelas kontrol dan

eksperimen, yang masing-masingnya terdiri dari 10 kali pertemuan serta

dilengkapi dengan soal-soal latihan mengenai materi-materi yang telah

disampaikan. LKS memuat materi kelas VIII semester genap pada pokok

bahasan lingkaran.

a) Silabus

Silabus merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi

dasar, yang bertujuan agar peneliti mempunyai acuan yang jelas dalam

melaksanakan penelitian dan tes yang diberikan disusun sesuai dengan prinsip

yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. Pada silabus mata pelajaran

matematika memuat identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, (meliputi jenis tes,

bentuk tes, dan contoh instrumen), alokasi waktu dan sumber belajar.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

59

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran bertujuan untuk membantu guru dalam

mengarahkan jalannya pembelajaran agar terlaksana dengan baik sehingga tujuan

pembelajaran tercapai. RPP disusun secara sistematis yang memuat standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar,

metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, bahan atau sumber dan

penilaian pembelajaran.

RPP yang disusun memuat indikator yang mengukur penguasaan siswa

terhadap materi yang diajarkan yaitu lingkaran. Metode dan langkah-langkah

pembelajaran disesuaikan dengan pembelajaran yang digunakan pada kelas

eksperimen dengan metode aktif reflektif, sedangkan pada kelas kontrol

pembelajaran langsung. Sementara itu, materi, sumber belajar dan penilaian hasil

belajar untuk kedua kelas diberi perlakuan yang sama.

c) Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan selama penelitian berlangsung terdiri dari dua

macam, yaitu bahan ajar menggunakan metode aktif reflektif pada kelas

eksperimen dan bahan ajar tanpa model untuk kelas kontrol. Bahan ajar yang

dibuat mengacu pada Kurikulum Nasional, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis, komunikasi matematis

dan self-confidence matematis siswa. Bahan ajar ini disajikan dalam bentuk LKS

yang dirancang, disusun, dan dikembangkan dalam penelitian ini disesuaikan

dengan indikator dan tujuan pembelajaran, serta melalui pertimbangan dari dosen

pembimbing, beberapa ahli dan guru bidang studi matematika dan bahasa

Indonesia. Bahan ajar dirancang berdasarkan prinsip pengembangan bahan ajar

menurut Kurikulum Nasional.

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien

maka perlu dirancang suatu prosedur pelaksanaan penelitian yang terencana.

Penelitian kuasi eksperimen ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan dan alur

kerja, tahapan-tahapan tersebut:

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

60

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tahap Persiapan

Pelaksanaan penelitian diawali dengan mempersiapkan terlebih dahulu

segala persyaratan penelitian, seperti:

a) Pembuatan proposal dengan mengidentifikasi masalah, potensi dan peluang

yang terkait dengan pembelajaran matematika;

b) Melakukan observasi pendahuluan ke sekolah rencana lokasi penelitian;

c) Seminar proposal untuk memperoleh koreksi dan masukan dari pembimbing

tesis;

d) Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian;

e) Membuat silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan bahan ajar

penelitian;

f) Penyusunan instrumen penelitian dan rancangan pembelajaran;

g) Mengujicobakan perangkat instrumen terhadap kelas yang memiliki kriteria

yang sama dengan kelas yang akan diteliti;

h) Menganalisis validasi, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda dari

perangkat tes tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah melakukan semua persyaratan sebelum penelitian, maka peneliti

memulai pelaksanaan penelitian yaitu dngan:

a. Menentukan subjek penelitian, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

b. Memberikan pretes kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi

matematis pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk

mengetahui kondisi awal masing-masing kelas dengan soal yang diberikan

memiliki kriteria yang sama.

c. Melakukan penelitian dengan memberikan perlakuan pada masing-masing

kelas, kelas eksperimen belajar dengan metode aktif-reflektif dan kelas kontrol

melaksanakan pembelajaran langsung.

d. Meminta observer untuk mengisis lembar observasi pada setiap pertemuan.

e. Memberikan postes kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi

matematis, serta pengisian skala self-confidence pada kedua kelas sampel.

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

61

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan dan analisis skor data

dengan uji statistik dengan bantuan program Anates V4, microsoft exel 2010, dan

softwere IBM SPSS 20, menginterpretasi skor data, dan penghitungan persentase

dari kategorisasi skala likert kemudian kesimpulan dan penyusunan laporan secara

lengkap.

H. Teknik Pengumpulan Data

Untuk kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis data

dalam penelitian ini dikumpulkan melalui pretes dan postes. Pretes diberikan

kepada kedua kelas sampel sebelum diberi perlakuan, sedangkan postes diberikan

kepada kedua kelas setelah diberi perlakuan. Selanjutnya, data yang berkaitan

dengan self-confidence siswa dikumpulkan melalui skala self-confidence siswa.

I. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif. Data

kuantitatif berupa hasil tes kemampuan pemecahan masalah, komunikasi

matematis. Data-data kuantitatif diperoleh dalam bentuk hasil uji instrument

diolah dengan Software Anates V.4 untuk memperoleh tingkat kesukaran dan daya

beda pada kemampuan komunikasi matematis, untuk perhitungan validitas dan

reliabilitas menggunakan IBM SPSS Statistic 20. Sedangkan untuk kemampuan

pemecahan masalah matematis untuk memperoleh validitas, reliabilitas

menggunakan IBM SPSS Statistic 20, untuk perhitungan daya pembeda dan

tingkat kesukaran menggunakan bantuan Microsoft Excel 2013. Data hasil angket

diolah menggunakan IBM SPSS Statistic 20. Sedangkan data pretes, postes, gain

dan skala self-confidence siswa diolah dengan bantuan Software Microsoft Excel

2013 dan IBM SPSS Statistic 20 dengan 𝛼 = 5%.

1. Data Kemampuan pemecahan masalah dan Komunikasi matematis

Hasil tes kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis

digunakan untuk menelaah pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan

masalah dan komunikasi matematis siswa yang belajar melalui pembelajaran

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

62

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode aktif reflektif. Data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan matematis

tersebut diolah melalui tahapan sebagai berikut:

a) Menentukan skor peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan

komunikasi matematis siswa dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi

(Meltzer, 2002), yaitu:

b) Hasil perhitungan N-gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan

klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.1 Klasifikasi Gain Ternormalisasi

Besarnya Gain Klasifikasi

𝑔 ≥ 0,70 Tinggi

0,30 ≤ 𝑔 < 0,70 Sedang

𝑔 < 0,30 Rendah

c) Melakukan uji normalitas data hasil tes awal (pretes), tes akhir (postes) dan N-

gain kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa. Uji

normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data

yang menadi syarat untuk menentukan jenis statistic yang digunakan dalam

analisis selanjutnya apakah statistic parametric atau statistic non-parametrik.

Hipotesis yang akan diuji adalah:

𝐻0 : Data yang berasal dari populasi berdistribusi normal

𝐻1 : Data yang berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Statistik uji yang digunakan adalah tes Kolmogorov Smirnov.

Dengan kriteri uji sebagai berikut:

Jika nilai Sig. (p-value) ≥ 𝛼(𝛼 = 0,05), maka 𝐻0 diterima

Jika nilai Sig. (p-value) < 𝛼(𝛼 = 0,05), maka 𝐻0 ditolak

d) Menguji homogenitas varians antara dua kelompok data dilakukan untuk

mengetahui apakah varians kedua kelompok homogen atau tidak homogen.

Apabila variansi homogeny, maka pengujian dilakukan dengan uji-t.

sebaliknya jika variansi tidak homogeny, maka pengujian dilakukan dengan

uji t’. Adapun hipotesis statistika yang akan diuji adalah:

𝐻0: 𝜎𝑥2 = 𝜎𝑦

2

𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖(< 𝑔 >) =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/29247/6/T_MTK_1502489_Chapter3.pdfdan butir soal, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria

63

Nelfitri Yeni, 2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA DENGAN PEMBELAJARAN METODE AKTIF-REFLEKTIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

𝐻1: 𝜎𝑥2 ≠ 𝜎𝑦

2

Keterangan:

𝜎𝑥2: varians nilai tes matematika pada kelompok eksperimen

𝜎𝑦2: varians nilai tes matematika pada kelompok kontrol

Uji statistiknya menggunakan uji Levene.

Adapun rumusan hipotesisnya adalah:

𝐻0 : data kedua kelas bervariansi homogen

𝐻1 : data kedua kelas bervariansi tidak homogen

Dengan kriteri uji sebagai berikut:

Jika Sig. (p) ≥ α(α = 0,05), maka 𝐻0 diterima

Jika Sig. (p) < α(α = 0,05), maka 𝐻0 ditolak

e) Setelah data memenuhi syarat normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji

kesamaan rataan skor pretes, postes dan N-gain menggunakan uji-t yaitu

Independent Sample T-test. Apabila data berdistribusi normal tetapi tidak

homogen maka digunakan uji-t’. Apabila data berdistribusi tidak normal maka

digunakan uji non parametric yaitu uji Mann-Whitney U.

f) Pengambilan kesimpulan.

2. Data Skala Self confidence siswa

Hipotesis selanjutnya yang harus diuji adalah perbandingan Self

confidence karna data Self confidence siswa ordinal maka menurut menurut

(Sugiyono, 2015) digunakan uji Mann-whitney U. Uji Mann-whitney U

dilakukan dengan bantuan software SPSS.

J. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian disajikan pada table 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Waktu Penelitian

No Kegiatan Bulan

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

1. Pembuatan Proposal

2. Seminar Proposal

3. Menyusun Instrumen

Penelitian dan Bahan ajar

4. Pelaksanaan Pembelajaran

di kelas

5. Pengumpulan Data

6. Pengolahan Data

7. Penyelesaian Tesis