Upload
dominh
View
276
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Batik 1 Surakarta di Jalan Slamet
Riyadi Kleco, Pajang, Laweyan Surakarta. Pada peserta didik kelas X Mata
Pelajaran Mengelola Peralatan Kantor bidang keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Adapun alasan
yang mendasari pelaksanaan penelitian di sekolah ini adalah:
a. Adanya permasalahan yang terkait dengan kompetensi pedagogik guru
dan kemandirian belajar di sekolah SMK Batik 1 Surakarta.
b. Sekolah SMK Batik 1 Surakarta memberikan ijin kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian serta bersedia memberikan data yang diperlukan.
2. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan waktu 6 bulan, yang
dimulai dari bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Juni 2016. Adapun
perincian jadwal sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal penelitian
No Kegiatan Penelitian Jan Feb Mar Apr Mei Juni
1 Menyusun Proposal
2 Mengurus Ijin Penelitian
3 Pengumpulan Data
4 Analisis Data
5 Penyusunan Laporan
6 Pelaksanaan Ujian Skripsi dan
Revisi
B. Rancangan/Desain Penelitian
Sasaran dalam kegiatan penelitian dapat dicapai apabila penelitian
menggunakan metode yang tepat. Menurut Neuman (Martono, 2011: 20)
29
mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data yang berupa angka. Data yang berupa angka tersebut
kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik
angka-angka tersebut. Penelitian kuantitatif memiliki empat varian yaitu:
1. Penelitian survei yaitu penelitian survei yaitu tipe penelitian dengan
menggunakan kuesioner atau angket sebagai sumber data umum. Dalam
penelitian survei, responden diminta untuk memberikan jawaban singkat yang
sudah tertulis di dalam kuesioner atau angket untuk kemudian jawaban dari
seluruh responden tersebut diolah menggunakan teknik analisis kuantitatif
tertentu.
2. Penelitian isi (content analysis) merupakan tipe penelitian yang memanfaatkan
informasi atau isi yang tertulis sebagai simbol-simbol material.
3. Analisis data sekunder (existing statistic), hampir sama dengan analisis isi
namun analisis data sekunder memanfaatkan data yang sudah tersedia di
lembaga pemerintahan atau yang lain.
4. Eksperimen, penelitian ini diadopsi dari metode penelitian ilmu eksakta (ilmu
alam) atau biasa disebut penelitian percobaan.
Berdasarkan uraian varian tersebut, penelitian ini temasuk varian penelitian
survei. Hal ini sesuai dengan yang penelitan ini lakukan yaitu dengan menggunakan
kuesioner atau angket yang diisi kepada responden sebagai sumber data untuk
kemudian diolah dengan teknik analisis kuantitatif tertentu.
Sedangkan menurut Purwanto, “Penelitian kuantitatif memandang bahwa
gejala sosial berupa perilaku manusia, sebagaimana juga dalam penelitian alam,
bersifat objektif, terukur, dan dapat diramalkan karena gejala sosial juga terikat
hukum alam dimana respons perilaku objek merupakan pengaruh dari stimulasi
yang datang kepadanya” (2008: 16).
Purwanto (2008: 164) membagi ragam penelitian kuantitatif ke dalam
beberapa golongan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Ragam penelitian kuantitatif (Purwanto, 2008: 165)
Dasar Penggolongan Ragam Peneltian
Sifat 1. Penelitian dasar
2. Penelitian terapan
30
Tempat kajian 1. Penelitian laboratorium
2. Penelitian lapangan
3. Penelitian literatur
4. Penelitian historis
Tujuan 1. Penelitian pengembangan
2. Penelitian evaluasi
3. Penelitian kebijakan
4. Penelitian tindakan
5. Penelitian perkembangan
6. Penelitian survei
7. Penelitian kasus
Analisis 1. Penelitian deskriptif
2. Penelitian korelasional
3. Penelitian komparasional
Kehadiran variabel 1. Penelitian eksperimen
2. Penelitian noneksperimen
Dari uraian di atas, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai
berikut :
1. Berdasarkan sifat, penelitian ini termasuk metode penelitian terapan. Penelitian
terapan yang dimaksudkan untuk menyediakan informasi bagi pemakai. Pada
penelitian ini, peneliti tidak untuk mengembangkan ilmu tapi hanya
menyediakan informasi terutama untuk guru dan peserta didik.
2. Berdasarkan tempat kajian, penelitian ini termasuk metode penelitian lapangan.
Penelitian lapangan adalah penelitian yang menggunakan kehidupan nyata
sebagai tempat kajian. Pada penelitian ini, tempat kajian penelitian yang
digunakan adalah kelas X bidang keahlian Administrasi Perkantoran di SMK
Batik 1 Surakarta.
3. Berdasarkan tujuan, penelitian ini termasuk metode penelitian survei.
Singarimbun dan Effendi (Purwanto, 2008: 174) berpendapat, “Penelitian
kadang hanya melibatkan pengumpulan dan analisis data atas sampel.
Penelitian ini dikenal sebagai penelitian survei. Penelitian survei adalah
penelitian yang hanya dilakukan atas sampel.
4. Berdasarkan analisis, penelitian ini termasuk metode penelitian korelasi.
Penelitian korelasi adalah penelitian yang melibatkan hubungan satu atau lebih
variabel dengan satu atau lebih variabel lain. Hubungan variabel-variabel itu
terikat pada satu kelompok.
31
5. Berdasarkan kehadiran variabel, penelitian ini termasuk metode penelitian
noneksperimen. Penelitian noneksperimen atau penelitian setelah terjadi fakta
(ex post facto) adalah penelitian dimana variabel yang hendak diteliti (variabel
terikat) telah ada pada saat penelitian dilakukan. Peneliti tidak memanipulasi
keadaan karena faktanya telah terjadi. Data dikumpulkan setelah semua
kejadian yang dipersoalkan sudah lewat untuk menjelaskan akibat pada saat ini.
Menurut Suryabrata (Purwanto, 2008: 181), “Peneliti mengambil satu atau lebih
akibat dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk
mencari sebab-sebab, saling hubungan dan makna.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, rancangan variabel-variabel yang diteliti
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (independen)
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kompetensi
Pedagogik Guru (𝑋1) dan Kemandirian Belajar (𝑋2) dengan jenis data interval.
2. Variabel Terikat (dependen)
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hasil belajar (Y).
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan suatu kelompok individu yang diselidiki tentang
aspek-aspek yang ada dalam kelompok itu. Menurut Arikunto, “Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi” (2010: 173). Sedangkan menurut Bungin (Siregar, 2013: 30),
“Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian
yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,
peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi
sumber data penelitian”.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
peserta didik kelas X jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta
yang berjumlah 120 orang.
32
Adapun perincian jumlah populasi sebagai berikut:
Tabel 3.3 Perincian jumlah populasi
Kelas Jumlah Peserta Didik
X AP 1 39 orang
X AP 2 41 orang
X AP 3 40 orang
Jumlah 120 orang
2. Sampel Penelitian
Berkaitan dengan sampel, Menurut Arikunto, “Sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang akan diteliti” (2010: 174). Sedangkan menurut
Siregar, “Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data dimana hanya
sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat
serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi” (2013: 30).
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah
sebagian dari populasi yang diambil untuk mewakili dari populasi yang diamati.
Pengambilan sampel menggunakan Rumus Slovin dengan tigkat kesalahan 5%
yaitu sebanyak 92 peserta didik sebagai berikut:
n=𝑁
1+(𝑁𝑒2)
(Sinambela, 2014: 98)
keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = persentasi kelonggaran ketelitian karena kesalahan penetapan sampel
Berdasarkan perhitungan presentase dan penetapan sampel, dapat
ditentukan sampel sebagai berikut:
n=120
1+(120 𝑥 5%2) =
120
1+0,3=
120
1,3 = 92,3 = 92 peserta didik.
33
D. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel
yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi
yang sebenarnya. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel
(Sugiyono, 2010: 118). Sedangkan menurut Iskandar (2013: 70) “Teknik sampling
merupakan penelitian yang tidak meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi,
melainkan hanya sebagaian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian
yang disebut sampel”.
Pada penelitian ini, populasi sejumlah 120 peserta didik dan sampel 92
peserta didik. Karena jumlah masing-masing kelas berbeda, maka jumlah sampel
yang diambil sesuai dengan porposi ukuran masing-masing kelas. Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan teknik Proporsional random sampling dengan cara
undian. Proporsional random sampling yaitu teknik pengambilan proporsi untuk
memperoleh sampel yang representative, pengambilan subyek dari setiap strata atau
wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dalam masing-masing wilayah
(Arikunto, 2006: 127). Adapun perincian jumlah sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Perincian jumlah sampel
Kelas Jumlah Peserta Didik
X AP 1 39𝑥92
120 = 29,9 = 30 peserta didik
X AP 2 41𝑥92
120 = 31,43= 31 peserta didik
X AP 3 40𝑥92
120 = 30,66= 31 peserta didik
JUMLAH 92 peserta didik
E. Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian untuk memecahkan masalah yang diinginkan maka
diperlukan adanya data yang kemudian diolah sehingga hasilnya merupakan
jawaban atas hipotesis yang ada. Sedangkan untuk memperoleh data tersebut
diperlukan teknik pengumpulan data agar dapat diperoleh data yang benar-benar
dapat dipercaya.
34
Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket atau kuesioner untuk memperoleh data mengenai persepsi peserta
didik tentang kompetensi pedagogik guru dan kemandirian belajar peserta didik.
Selain itu juga menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data mengenai
hasil belajar. Untuk lebih jelasnya instrumen tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Angket atau Kuesioner
a. Pengertian Angket/Kuesioner
Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis,
sistematis tentang konsep yang menerangkan tentang variabel-variabel yang
diteliti (Iskandar, 2013: 78). Sedangkan Sugiyono mengemukakan bahwa
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (2010: 199).
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner adalah
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab mengenai variabel-variabel yang diteliti.
b. Macam-macam Angket
1) Dipandang dari cara menjawab:
a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden
untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:
a) Kuesioner langsung, responden menjawab tentang dirinya.
b) Kuesioner tidak langsung, jika responden menjawab tentang orang
lain.
3) Dipandang dari bentuknya:
a) Kuesioner pilihan ganda, sama dengan kuesioner tertutup.
b) Kuesioner isian, sama dengan kuesioner terbuka.
35
c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan
tanda check (√) pada kolom yang sesuai.
d) Rating-scale, sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju
sampai ke sangat tidak setuju.
Setelah mengetahui berbagai macam angket atau kuesioner maka
dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen angket jenis angket
tertutup. Dengan angket ini maka para responden tinggal memilih jawaban
yang disediakan sesuai dengan pendapat responden.
c. Keuntungan dan Kelemahan Kuesioner
Keuntungan Kuesioner sebagai berikut:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing
dan menurut waktu senggang responden.
4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-
malu menjawab.
5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
Kelemahan Kuesioner sebagai berikut:
1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan
yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang untuk diberikan
kembali kepadanya.
2) Sering sukar dicari validitasnya.
3) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
4) Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Angket yang
dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar
20%.
5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang
ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
36
d. Prosedur Penyusunan Kuesioner atau Angket
Menurut Arikunto (2010: 268), prosedur penyusunan kuesioner
adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesiner.
2) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik
dan tunggal.
4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk
menentukan teknik analisisnya.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menyusun angket
sebagai berikut:
1) Menetapkan tujuan dalam pembuatan angket
Tujuan menjelaskan maksud dibuatnya angket. Adapun tujuan
pembuatan angket dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data
mengenai kompetensi pedagogik guru dan kemandirian belajar.
2) Mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan diteliti
Dalam hal ini untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan dalam
instrumen. Dimulai dari menjabarkan variabel menjadi dimensi-
dimensi, kemudian mencari indikator setiap dimensi, mendiskripsikan
kisi-kisi instrumen, merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan
instrumen, kemudian menuliskan petunjuk pengisian instrumen.
Pedoman penelitian jawaban masing-masing pertanyaan yang
diajukan kepada responden menggunakan skala Likert. Menurut
Iskandar (2013: 83) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena atau gejala sosial yang terjadi”.
37
Pertanyaan atau pernyataan yang akan dijawab oleh responden
berbentuk skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif dan
sangat negatif yang diungkapkan melalui kata-kata sebagai berikut:
Tabel 3.4 Skala Likert
Pernyataan Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 5
Setuju (S) 4 4
Tidak Pasti (TP) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1
Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini menggunakan
skala Likert untuk pertanyaan atau pernyataan yang akan dijawab oleh
responden dengan alternatif jawaban ragu-ragu atau tidak pasti
dihilangkan karena kecenderungan responden untuk memilih alternatif
jawaban tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006: 241)
yang menyatakan bahwa:
Jika pembaca berpendapat ada kelemahan lima alternatif, karena
responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena
dirasa paling aman dan paling gampang karena hampir tidak
berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang
disarankan alternatif pilihannya hanya empat saja. Alternatif
“Sangat Setuju” atau “Setuju” ada disisi atau kubu awal (atau akhir)
sedang dua pilihan lain, yaitu “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak
Setuju” disisi atau kubu akhir (atau awal). Dalam hal ini dapat kita
pahami karena “Sangat Setuju” dan “Setuju” sebetulnya berada pada
sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian
pula dengan pilihan “Sangat Tidak Setuju”, yang pada dasarnya
adalah juga “Tidak Setuju”.
Untuk menentukan bobot penilaian, peneliti menggunakan
modifikasi skala Likert yaitu menghilangkan ragu-ragu/tidak pasti.
Jawaban angket dengan skala empat digunakan patokan sebagai berikut:
Tabel 3.5 Skala Likert yang Dimodifikasi
Alternatif Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju Nilai = 4 Nilai = 1
38
Setuju Nilai = 3 Nilai = 2
Tidak Setuju Nilai = 2 Nilai = 3
Sangat Tidak Setuju Nilai = 1 Nilai = 4
3) Uji coba angket
Angket yang telah disusun di uji cobakan untuk mengetahui
sudah layak digunakan sebagai instrumen penelitian atau belum. Selain
itu uji coba angket digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
angket tersebut. Uji coba angket pada penelitian ini dilakukan di SMK
Batik 1 Surakarta sejumlah 15 peserta didik. Masing-masing kelas ada
5 peserta didik yang mewakili diluar sampel penelitian.
4) Revisi angket
Kegiatan memperbaiki instrumen angket yang tidak memenuhi
syarat validitas dan reliabilitas, dengan cara menghilangkan item
instrumen yang tidak valid.
5) Memperbanyak angket
Angket diperbanyak sesuai dengan jumlah responden kemudian
disebarkan kepada responden dan dihimpun kembali untuk dianalisis
hasilnya
Menurut Uma Sekaran dikutip oleh Sugiyono (2010: 200-203), ada
beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data,
yaitu prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik antara lain sebagai
berikut:
1. Prinsip penulisan kuesioner menyangkut beberapa faktor antara lain:
a) Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk
mengukur, maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
b) Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-
istilah bahasa inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa
inggris.
39
c) Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau tertutup.Pertanyaan
tidak mendua artinya pertanyaan tidak mengandung dua arti yang akan
menyulitkan responden.
d) Pertanyaan tidak mendua, dalam angket jangan mendua sehingga
menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.
e) Tidak menanyakan yang sudah lupa atau tidak menanyakan pertanyaan
yang menyebabkan responden berpikir keras.
f) Pertanyaan tidak menggiring responden.
g) Pertanyaan tidak boleh terlalu panjang atau terlalu banyak. Kalau terlalu
panjang atau banyak, akan menyebbkan responden merasa jenuh untuk
mengisinya.
h) Urutan pertanyaan dimulai dari yang umum sampai ke spesifik, atau dari
yang mudah menuju ke yang sulit, atau di acak.
2. Prinsip pengukuran memuat seperangkat uji coba instrument. Artinya,
sebelum menyebarkan kuesioner, perlu dilakukan beberapa percobaan
sehingga selain diketahui validitas dan reliabilitasnya, juga akan diperoleh
estimasi waktu pengerjaan, tingkat kesulitan dan berbagai hal lainnya.
3. Penampilan fisik merupakan salah satu daya tarik dan keseriusan responden
dalam mengisi kuesioner. Namun tentu saja, kuesioner yang bagus terkesan
resmi dan memerlukan biaya uang lebih besar dibanding kuesioner yang di
cetak di atas kertas seadanya.
Prinsip pengukuran dalam penelitian ini ialah instrumen kuesioner yang
akan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dapat menggunakan data
yang valid dan reliable. Untuk mengetahui apakah data tersebut valid dan
reliable, maka perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas sebelum
dibagikan ke responden. Pertanyaan yang ada dalam kuesioner harus disusun
dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur
variabel yang diteliti. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket
harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden (dengan
memperhatikan jenjang responden).
40
2. Dokumentasi
Menurut Arikunto, “Metode dokumentasi adalah peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Jadi pada metode
dokumentasi perolehan data berasal dari benda-benda tertulis” (2010: 201).
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan:
a. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang
akan dicari datanya.
b. Check list adalah daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen
tentang daftar nama dan daftar nilai peserta didik kelas X AP 1, X AP 2, dan X
AP 3 Mata Pelajaran Mengelola Peralatan Kantor Bidang Keahlian
Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
F. Validasi Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2010:211) “Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Validitas merupakan instrumen yang dicapai apabila data yang
dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang
mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Adapun teknik yang digunakan
untuk mengukur validitas dalam penelitian ini dengan rumus korelasi product
moment dari Pearson sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
√{𝑁 ∑ 𝑋2−(∑ 𝑋2)}{𝑁 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌2)}
(Arikunto:2010: 213)
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara x dan y
N : Jumlah subjek atau responden
41
X : Score rata-rata dari X
Y : Scare rata-rata dari Y
∑XY : Jumlah penelitian X dan Y
∑𝑋2 : Jumlah kuadrat dari X
∑𝑌2 : Jumlah kuadrat dari Y
Harga 𝑟𝑥𝑦 menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang
diorelasikan. Koefisien korelasi dibandingkan dengan tabel harga kritis product
moment dengan taraf signifikan 5%. Apabila harga 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item
valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur. Apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item
tidak valid dan item tersebut tidak dapat dipakai sebagai alat ukur.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2010: 221) menyatakan bahwa “Reliabilitas adalah
suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Sedangkan menurut
Iskandar (2013: 97) “Reliabilitas adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang
sama”.
Dari pengertian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa angket
dapat dikatakan reliabilitas apabila adanya unsur keajegan dan cukup dapat
dipercaya untuk mengukur objek yang sama dan menghasilkan data yang
sama. Untuk mengukur reliabilitas dari angket menggunakan Rumus
Cronbach’s Alpha sebagai berikut:
𝑟11 =( 𝑘
𝑘−1) (1-
∑𝜎𝑏2
𝜎2𝑡)
(Arikunto:2010: 239)
Keterangan:
𝑟11 : Reliabilitas instrumen
𝑘 : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑𝜎𝑏2 : jumlah varians butir
𝜎2𝑡 : jumlah total
42
Harga r dibandingkan dengan tabel product moment dengan taraf
signifikan 5%. Apabila harga 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item tersebut dapat
dikatakan reliabel.
G. Analisis Data
Setelah data terkumpul kemudian di analisis dalam rangka menguji
hipotesis dan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Adapun teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data regresi ganda.
Menurut Arikunto (2010: 338) “Regresi ganda (multiple regression) adalah suatu
perluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk
mengadakan prediksi terhadap variabel terikat”.
Penggunaan teknik analisis ganda ini sesuai dengan penelitian ini, karena
dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas berhubungan
dengan variabel terikat. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Kompetensi Pedagogik Guru (𝑋1) dan Kemandirian Belajar (𝑋2) sebagai
variabel bebas atau predikator.
2. Hasil belajar (𝑌1) sebagai variabel terikat atau kriterium.
Peneliti menggunakan jasa komputer dengan program SPSS 22.0 untuk
menganalisis hasil penelitian. Adapun langkah-langkah statistik yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menyusun Tabulasi Data
Penyusunan data hasil penelitian kedalam bentuk tabel yang berfungsi
untuk mempermudah dalam perhitungan. Menurut Arikunto (2010:279), yang
termasuk dalam kegiatan tabulasi antara lain sebagai berikut:
a. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor.
b. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
c. Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik
analisis yang digunakan.
d. Memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika
akan menggunakan komputer.
43
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah nilai residual
terdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi normalitas dalam
penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 20.0 yang dilakukan
menggunakan uji Kolmogrorov-Smirnov dengan taraf signifikan 5%.
Asumsi normalitas terpenuhi ketika pengujian normalitas menghasilkan
Asymp. Sig lebih besar dari 0,05 (Priyatno, 2014: 77).
b. Uji Linieritas
Uji linieritas 𝑋1 terhadap 𝑌1 dan 𝑋2 terhadap 𝑌1 digunakan untuk
mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau
tidak secara signifikan. Pengujian liniear ini dihitung dengan menggunakan
bantuan program SPSS 20.0. jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka regresi bersifat
linear, sedangkan sebaliknya jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka regresi bersifat tidak
liniear, atau dengan kriteria pengujian taraf signifikan (Sig) < 0,05 maka
dapat dikatakan variabel tersebut tidak bersifat linear, sebaliknya taraf
signifikan (Sig) > 0,05 maka dapat dikatakan variabel tersebut bersifat linear
(Priyatno, 2014: 77).
c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua vaiabel
independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yan
sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan
tidak adanya masalah multikoinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas ada beberapa metode, antara lain dengan cara
membandingkan nilai 𝑟2 dengan 𝑅2 hasil regresi atau dengan melihat nilai
Tolerance dan VIF. Jika 𝑟2 < 𝑅2maka dapat disimpulkan tidak terjadi
masalah multikolinearitas, sedangkan jika 𝑟2 > 𝑅2maka dapat disimpulkan
terjadi masalah multikolinearitas. Selanjutnya jika nilai Tolerance lebih
kecil dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas
(Priyanto, 2010: 62).
44
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
hipotesis diterima atau ditolak. Penelitian ini dibantu dengan program SPSS
22.0. Langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:
a. Menghitung koefisien regresi sederhana 𝑋1 terhadap 𝑌1 dan 𝑋2 terhadap 𝑌1
1) Koefisien regresi sederhana 𝑋1 terhadap 𝑌1
𝑟𝑦1 = 𝑁∑𝑋1𝑌−(∑𝑋1)(∑𝑌)
(𝑛 ∑ 𝑋12−(∑ 𝑋1)2)(𝑛 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2}
2) Koefisien regresi sederhana 𝑋2 terhadap 𝑌1
𝑟𝑦2 = 𝑁∑𝑋1𝑌−(∑𝑋1)(∑𝑌)
(𝑛 ∑ 𝑋22−(∑ 𝑋2)2)(𝑛 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2}
Keterangan:
𝑟𝑦1 = koefisien 𝑋1 terhadap 𝑌1
𝑟𝑦2 = koefisien 𝑋2 terhadap 𝑌1
n = jumlah data observasi
X = variabel predikator
Y = variabel kriterium
Adapun hipotesis yang diajukan adalah:
Ho : Tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
Ha : Ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
Setelah harga 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ditemukan kemudian dibandingkan dengan
𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 5%. Apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho diterima,
sedangkan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho ditolak.
b. Menghitung koefisien regresi sederhana multiple antara kriterium 𝑌1 dengan
predikator 𝑋1 dan 𝑋2 dengan rumus :
𝑟𝑦.12 = √𝑟𝑦1
2 + 𝑟𝑦12 −2𝑟𝑦1𝑟𝑦2𝑟𝑥1𝑥2
1−𝑟122
Keterangan:
𝑟𝑦1 = koefisien korelasi 𝑌1 dan 𝑋1
𝑟𝑦2 = koefisien korelasi 𝑌1 dan 𝑋2
45
𝑟𝑥1𝑥2 = koefisien korelasi 𝑋1 dan 𝑋2
(Sudjana, 2005: 385)
c. Uji Signifikasi
Uji signifikasi digunakan untuk menguji antar kriterium dengan
predikator-predikator secara bersama-sama menggunakan uji F untuk
mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen. Penelitian ini menggunakan program SPSS
20.0, adapun rumus uji F sebagai berikut:
𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑅(𝑋1𝑋2𝑌)2/𝑚
(1−𝑅(𝑋1𝑋2𝑌)2)/(𝑛−𝑚−1)
Keterangan:
𝑓ℎ : harga F garis regresi
R : koefisien relasi antara kriterium dan predikator
n : jumlah sampel
m : jumlah variabel bebas
(Siregar, 2013: 303)
d. Menghitung Persamaan Regresi Linier Muliple dengan rumus :
Ῠ= 𝑏𝑜+𝑏1𝑋1+𝑏2𝑋2
(Sudjana, 2005: 348)
Keterangan:
Ῠ : Hasil belajar peserta didik
𝑋1 : Predikator 1 (Kompetensi pedagogik guru)
𝑋2 : Predikator 2 (Kemandirian belajar)
𝑏 : koefisien variabel bebas
Rumus untuk menghitung koefisien 𝑏𝑜, 𝑏1 dan 𝑏2 dapat dihitung dengan
rumus:
𝑏𝑜 = Ῠ-𝑏1𝑋1 − 𝑏2𝑋2
𝑏1 = (∑𝑋2
2)(∑𝑥1𝑦)−(∑𝑥1𝑥2)(∑𝑥2𝑦)
(∑ 𝑥12)(∑ 𝑥2
2)−(∑𝑥1𝑥2 )2
𝑏2 = (∑𝑋1
2)(∑𝑥2𝑦)−(∑𝑥1𝑥2)(∑𝑥1𝑦)
(∑ 𝑥12)(∑ 𝑥2
2)−(∑𝑥1𝑥2 )2
(Sudjana, 2005: 349)
46
e. Menghitung sumbangan relatif dan efektif 𝑋1 dan 𝑋2 terhadap 𝑌1dengan
rumus:
1) Sumbangan relatif yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan
masing-masing predikator 𝑋1 dan 𝑋2 terhadap kriterium 𝑌1 dengan
rumus:
𝑋1 = 𝑎1∑𝑥1𝑦
𝐽𝐾 (𝑅𝐸𝐺) x 100%
𝑋2 = 𝑎2∑𝑥2𝑦
𝐽𝐾 (𝑅𝐸𝐺) x 100%
(Hadi, 2001: 45)
2) Sumbangan efektif yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan
murni masing-masing predikator 𝑋1 dan 𝑋2 terhadap kriterium 𝑌1
dengan rumus:
a) Terlebih dahulu dicari efektifitas garis regresi dengan rumus:
𝑅2 = 𝐽𝐾 (𝑅𝐸𝐺)
𝐽𝐾 (𝑇) x 100%
b) Mencari sumbangan efektif 𝑋1 dan 𝑋2 terhadap 𝑌1
Untuk 𝑋1 : SE%𝑋1=SR 𝑋1x𝑅2
Untuk 𝑋2 : SE%𝑋2=SR 𝑋2x𝑅2
(Hadi, 2001: 46)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan peneliti selama
melaksanakan penelitian. Langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian
Mengidentifikasi dan
memilih masalah yang
akan diteliti
Menyusun laporan Menganalisis data Mengumpulkan data
penelitian
Menentukan
instrumen
Menentukan populasi,
sampel dan teknik
pengumpulan data
Merumuskan
hipotesis
Melakukan
tinjauan pustaka Merumuskan dan
membatasi masalah
47
Berdasarkan gambar di atas, penjelasan langkah-langkah penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan memilih masalah yang akan diteliti, peneliti melakukan
identifikasi dan memilih masalah yang terjadi di lapangan atau tempat
penelitian.
2. Dari masalah-masalah yang tersebut, kemudian peneliti merumuskan dan
membatasi masalah penelitian.
3. Melakukan tinjauan pustaka untuk kedua variabel bebas dan variabel terikat.
4. Setelah melakukan tinjauan pustaka, kemudian peneliti merumuskan hipotesis
penelitian.
5. Menentukan populasi penelitian dan sampel penelitian. Sampel tersebut diambil
dari populasi penelitian, selanjutnya menentukan teknik pengumpulan apa yang
akan digunakan.
6. Peneliti menentukan instrumen penelitian yang sesuai dengan kondisi tempat
penelitian.
7. Setelah menentukan instrumen penelitian, peneliti menyebar instrumen tersebut
kemudian mengumpulkan data untuk dianalisis.
8. Melakukan analisis data penelitian.
9. Langkah yang terakhir yaitu menyusun laporan penelitian