20
Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 3.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. (Arikunto, 2006: 96). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berawal dari penelitian tindakan action research” dimana Kemmis dan Mc. Taggart dalam Yusnandar (2009:4) menyatakan “Penelitian tindakan adalah suatu pendekatan yang dilakukan sendiri oleh pelaksanaan, dalam hal ini guru, untuk memperbaiki pengajaran dengan cara melakukan perubahan-perubahan dan mempelajari akibat-akibat dari perubahan itu”. Dari namanya sudah menunjukan isi yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (suharsimi arikunto dkk:2008:2). Sedangkan menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam Muslich (2009:8) mengatakan “Penelitian tindakan kelas adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri”. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian dalam bidang yang dilaksanakan dalam suatu kelas atau kelompok belajar dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengobservasi, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang dilaksanan oleh guru dan perolehan belajar siswa. 3.1.2 Karakteristik PTK Karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Aqib, dkk (2009:3) diantaranya:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

3.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian

Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat ia

mengajar dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis

pembelajaran. (Arikunto, 2006: 96).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berawal dari penelitian tindakan “action research”

dimana Kemmis dan Mc. Taggart dalam Yusnandar (2009:4) menyatakan “Penelitian

tindakan adalah suatu pendekatan yang dilakukan sendiri oleh pelaksanaan, dalam hal ini

guru, untuk memperbaiki pengajaran dengan cara melakukan perubahan-perubahan dan

mempelajari akibat-akibat dari perubahan itu”.

Dari namanya sudah menunjukan isi yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah

kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (suharsimi arikunto dkk:2008:2). Sedangkan

menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam Muslich (2009:8) mengatakan “Penelitian tindakan

kelas adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri,

yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas adalah penelitian dalam bidang yang dilaksanakan dalam suatu kelas atau

kelompok belajar dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran

yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengobservasi, dan merefleksikan

tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki pembelajaran

yang dilaksanan oleh guru dan perolehan belajar siswa.

3.1.2 Karakteristik PTK

Karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Aqib, dkk (2009:3) diantaranya:

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru akan

kinerjanya).

b. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi, bersifat agak longgar, tetapi tetap

mengikuti kaidah-kaidah penelitian).

c. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran, dan

d. Tujuannya memperbaiki pembelajaran.

Sedangkan menurut Muslich (2009:12) karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK)

yaitu,

a. Masalah PTK berawal dari guru.

b. Tujuan PTK adalah memperbaiki pembelajaran.

c. PTK adalah penelitian yang bersifat kolaboratif.

d. PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk

memperbaiki proses belajar mengajar di kelas, dan

e. PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan.

Karakteristik pertama dari PTK adalah bahwa kegiatannya dipicu oleh permasalahan

praktis yang dihayati guru dalam pembelajaran dikelas. Oleh sebab itu PTK bersifat practice

driven dan action driven, dalam arti PTK bertujuan memperbaiki secara praktis, langsung

sekarang atau sering disebut dengan penelitian praktis (practical inquiri). Hal ini berarti PTK

memusatkan perhatian pada permasalahan spesifik kontekstual. Maka peran guru LPTK pada

tahap awal adalah menjadi sounding board (pemantul gagasan) bagi guru yang menghadapi

permasalahan dalam pelaksanaan tugasnya sehari hari.

Karena dosen LPTK tidak memeliki akses langsung, maka PTK dilaksanakan secara

colaboratif dengan guru yang kelasnya menjadi kancah PTK. Karena yang yang memilki

kancah adalah guru sehingga para dosen LPTK yang berminat melakukan PTK tidak

memiliki akses kepada kancah dalam peran sebagai praktisi. Oleh karena itu ciri kolaboratif

harus secara konsisten tertampilkan sebagai kerjasama kesejawatan dalam keseluruhan

tahapan penyelenggaraan PTK, mulai dari identifikasi masalah, serta diagnosis keadaan,

perancangan tindakan perbaikan, sampai dengan pengumpulan dan analisis data serta refleksi

temuan disamping dalam penyusunan laporan.

Keterlibatan LPTK dalam PTK bukanlah sebagai ahli pendidikan yang tengah

mengemban fungsi sebagai Pembina guru sekolah Dasar atau sebagai pengembang

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan (missionary approach), melainkan sebagai sejawat, disamping sebagai pendidik

calon guru yang seyogyanya memiliki kebutuhan untuk belajar dalam mengakrabi lapangan

demi meningkatkan mutu kinerjanya sendiri. Yang Dalam hubungan ini guru yang

berkolaborasi dalam PTK harus mengemban peran ganda sebagai praktisi yang dalam

pelaksanaannya penuh keseharian dengan tugas-tugas juga sekaligus secara sistematis

meneliti praktisinya sendiri. Apabila ini terlaksana dengan baik maka akan terbina kultur

dalam meneliti dikalangan guru, dan merupakan suatu langkah yang strategis dalam

profesionalisme jabatan guru.

Karakteristik PTK yang sekaligus dapat membedakannya dengan penelitian formal

adalah sebagai berikut.

a. PTK merupakan prosedur penelitian di kelas yang dirancang untuk menanggulangi

masalah nyata yang di alami Guru berkaitan dengan siswa di kelas itu. Ini berarti, bahwa

rancangan penelitian diterapkan sepenuhnya di kelas itu, termasuk pengumpulan data,

analisis, penafsiran, pemaknaan, perolehan temuan, dan penerapan temuan. Semuanya

dilakukan di kelas dan dirasakan oleh kelas itu.

b. Metode PTK diterapkan secara kontekstual, dalam arti bahwa variabel-variabel yang

ditelaah selalu berkaitan dengan keadaan kelas itu sendiri. Dengan demikian, temuan

hanya berlaku untuk kelas itu sendiri dan tidak dapat digeneralisasi untuk kelas yang lain.

Temuan PTK hendaknya selalu diterapkan segera dan ditelaah kembali efektivitasnya

dalam kaitannya dengan keadaan dan suasana kelas itu.

c. PTK terarah pada suatu perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran, dalam arti

bahwa hasil atau temuan PTK itu adalah pada diri Guru telah terjadi perubahan, perbaikan,

atau peningkatan sikap dan perbuatannya. PTK akan lebih berhasil jika ada kerja sama

antara Guru-Guru di sekolah, sehingga mereka dapat sharing permasalahan, dan apabila

penelitian telah dilakukan, selalu diadakan pembahasan perencanaa tindakan yang

dilakukan. Dengan demikain, PTK itu bersifat kolaborasi dan kooperatif.

d. PTK bersifat luwes dan mudah di adaptasi. Dengan demikian, maka cocok digunakan

dalam rangka pembaharuan dalam kegiatan kelas. Hal ini juga memungkinkan

diterapkannya suatu hasil studi dengan segera dan penelaahan kembali secara

berkesinambungan.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. PTK banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung atas refleksi diri peneliti. Pada

saat penelitian berlangsung Guru sendiri dibantu rekan lainnya mengumpulkan informasi,

menata informasi, membahasnya, mencatatnya, menilainya, dan sekaligus melakukan

tindakan-tindakan secara bertahap. Setiap tahap merupakan tindakan lanjut tahap

sebelumnya.

f. PTK sedikitnya ada kesamaan dengan penelitian eksperimen dalam hal percobaan

Menurut Richart Winter (Dalam Wibawa, 2004:7) menyebutkan bahwa ada 6

karakteristik PTK yaitu:

1) Kritik Reflektif

2) Kritik dialektis

3) Kolaboratif

4) Resiko

5) Susunan jamak dan

6) Internalisasi teori dan praktik

3.1.3 Model Penelitian Tindakan Kelas

Sebelum dibicarakan masalah pengembangan desain yang dapat disusun untuk

implementasi penelitian tindakan kelas (PTK) terlebih dahulu akan dikemukakan model-

model atau desain-desain penelitian tindakan yang selama ini digunakan. Hal ini

dimaksudkan agar wawasan kita menjadi lebih luas dan karena dengan diketahui berbagai

design model penelitian tindakan, design yang dikembangkan akan menjadi lebih jelas dan

terarah.

Pada prinsipnya diterapkan PTK atau CAR (Classroom Action Research) dimaksudkan

untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat didalam kelas. Sebagai salah satu

penelitian yang dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat di dalam

kelas, menyebabkan terdapatnya beberapa model atau design yang dapat diterapkan. Design-

design tersebut diantaranya : 1). Model Kurt Lewin, 2). Model Kemmis Mc Taggart, 3).

Model John Elliot, 4). Model Hopkins, 5). Model McKernan.

a. Design Penelitian Tindakan Model Kurt Lewin

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model

penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian, karena dialah yang

pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan.

Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen,

yaitu ; a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing), dan d)

refleksi (reflecting). Ernest dalam (Wibawa, 2004:13).

b. Design PTK Model Kemmis & McTaggart

Model Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang

diperkenalkan oleh Kurt Lewin sebagaimana yang diutarakan di atas. Hanya saja, komponen

acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan.

Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara

implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan.

Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu

berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. Untuk lebih

tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk designnya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian model Kemmis dan Taggart,

yaitu model spiral (1 siklus sama dengan 1 kali pembelajaran), artinya hanya komponen

tindakan dengan pengamatan dijadikan suatu kesatuan dimana seorang peneliti melakukan

tindakan. Otomatis ia melakukan pengamatan karena kegiatan ini dilakukan dalam suatu

kesatuan waktu secara bersama. Jadi model ini terdiri dari beberapa tahapan tindakan,

diantaranya:

1. Planing (perencanaan)

Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai

seperti, penetapan entry behavior, pelancaran tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah,

pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi PTK, dan

lain-lain yang terkait degan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Di samping itu juga diuraikan alternatif-aternatif solusi yang akan dicobakan

dalam rangka perbaikan masalah.

2. Action (tindakan)

Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan digelar, skenario kerja

perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Observation/evaluation

Observasi dan Interpretasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran

data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang.

4. Reflection ( Refleksi)

Refleksi, yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi

berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personil yang

akan dilibatkan, serta kreteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.

Adapun gambar alur dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Pola Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Dan seterusnya

Gambar. 3.1. Pola PTK di atas dikembangkan dari model Kemmis dan Mc.

Taggart.

Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada

hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri

dari empat komponen, yaitu ; perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat

komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu,

pengertian siklus pada kesempatan ini adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Pada gambar diatas, tmapak bahwa didalamnya terdiri dari dua perangkat komponen

yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan sesungguhnya, jumlah siklus

Pra Siklus

Refleksi

Observasi Perencanaan

Tindakan

Refleksi

Observasi Perencanaan

Tindakan

Refleksi

Observasi Perencanaan

Tindakan

Observasi

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan. Apabila permasalahan

terkait dengan mata pelajaran tidak hanya terdiri dari dua siklus.

B. Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel Input

Variabel input merupakan proses sebelum pembelajaran berlangsung seperti:

a) Kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran

b) Kegiatan guru dalam rencana pembelajaran

c) Kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan oleh guru untuk diajarkan kepada siswa

dalam hal ini meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar

d) Sumber belajar buku olahraga

e) Mengadakan evaluasi untuk mengetahui atau mengukur tingkat keberhasilan siswa

setelah proses pembelajaran

f) Mengatur kondisi pembelajaran menyenangkan, sehingga siswa merasa betah dan

nyaman selama mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

3.2.2 Variabel Proses

a) Keterampilan bertanya guru, memberi stimulus kepada siswa untuk merespon

pertanyaan-pertanyaan.

b) Gaya bertanya guru, memberi pertanyaan-pertanyaan sesuai tingkat kesulitan siswa.

Apabila siswa belum paham dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, maka guru

mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam bentuk yang lebih sederhana atau

mencari kesamaan arti yang mudah dipahami oleh siswa.

c) Cara bertanya siswa, pertanyaan siswa yang masih sangat sederhana. Guru harus

meluruskan maksud dan tujuan siswa. Sehingga siswa tersebut paham dengan maksud

pertanyaannya.

d) Implementasi sarana dan prasarana dalam pembelajajaran, guru menggunakan metode

pembelajaran yang dimodifikasi pada pembelajaran pendidikan jasmani. Sehingga

keaktifan siswa lebih meningkat dalam proses pembelajaran serta terjadi interaksi yang

positif antara siswa dengan siswa dan guru.

3.2.3 Variabel Output

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Rasa ingin tahu siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran

yang akan dicapai akan berhasil

b) Penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan siswa permainan bola besar melalui

metode pembelajaran yang dimodifikasi dengan pencapaian indikator: (1) Pemahaman

materi pelajaran (2) Penguasaan dasar-dasar teknik dalam permainan bola besar (3)

kerjasama dalam melaksanakan permainan bola besar.

c) Memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

d) Hasil belajar yakni permainan bola besars udah meningkat

C. Subjek, Objek dan Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi subjek adalah guru sedangkan yang menjadi objek

dalam penelitian ini adalah siswa dalam pembelajaran olahraga dikelas V SDN Cigedug 03

Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut yang jumlah siswanya 34 orang dan 1 Guru. Lokasi

penelitian tindakan kelas adalah SDN Cigedug 03 Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut.

Adapaun profil lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

PROFIL SEKOLAHSDN 3 CIGEDUG

1. Nama Sekolah : SD NEGERI 3 CIGEDUG

2. Nomor Statistik Sekolah : 101021139003

3. NPSN : 20225803

4. Alamatsekolah : Jalan Raya Cigedug

Desa : Cigedug

Kecamatan : Cigedug

Kabupaten : Garut

Provinsi : Jawa Barat

Telepon/ Faxsimile : -

E-Mail : [email protected]

5. Tahun Berdiri : 1969

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Luas Tanah :1370 M2

7. Status Tanah : Carik Desa

8. Luas bangunan : 413 M2

9. Akreditasi Sekolah : Akreditasi B

10. Data Keadaansiswa

No

Kelas

Jumlah

Ket L P Jml Kelas/ Rombl Jmlh

1 1 12 19 31 1 1

2 2 20 21 41 2 2

3 3 4 9 13 1 1

4 4 16 11 27 1 1

5 5 22 15 37 1 1

6 6 13 11 24 1 1

Jumlah 87 86 173 7 7

11. Keadaan Guru, Penjaga/ Karyawan

No Nama Guru NIP/ NUPTK Pangkat/Gol Jabatan Pendidikan

1 Tety Sumiati, S.Pd.SD 195901011982012009

Pembina,

IV/a

Kep.

Sekolah

SI 2009

2 Dede saidah, S.Pd 197104132006042016

Penata, III/c Guru SI 2008

3 Emay Mulyasari, S.Pd 197205082008012001

Penata Muda

TK I, III/b

Guru SI 2010

4 Alit Winarsa, S.Pd 0447754657200013

Guru SI 2010

5 IrvanJuniawan, S.Pd 1954765666200022

Guru SI 2012

6 Yanto septiana, S.Pd 2937763662200002 Guru SI 2012

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 Denia Rahmania, S.Pd 2536766668210033

Guru SI 2011

8 Muh. Asep S

Guru SMA 2008

9 Dalis

Guru SMA 2012

10 R. Sulaiman 195907211979121002

Pengatur

Muda

Penjaga SD

12. Data keadaan Bangunan

No NamaBangunan/ Ruangan Kondisi Jumlah

B RS RB

1 Kelas 1 5 0 6

2 R. Guru 0 1 0 1

3 R. Kepala sekolah 0 1 0 1

4 Perpustakaan 0 0 0 0

5 Rumah Dinas 0 0 0 0

6 WC 0 1 1 2

7 Lainnya 0 0 0 0

1 8 1 10

Cigedug, 08 Oktober 2014

` Kepala Sekolah

Tety Sumiati S.Pd.SD

NIP.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Prosedur Penelitian

Sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan peneliti terlebih dahulu menentukan

langkah-langkah kegiatan penelitian antara lain membuat izin penelitian dari universitas

pendidikan Indonesia (UPI) yang seterusnya diberikan kepada kepala sekolah SD tempat

penelitian yaitu SDN Cigedug 03 Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut.

1. Orientasi di lapangan/pra siklus

Langkah awal kegiatan penelitian adalah melakukan kegiatan orientasi

dilapangan/kegiatan pra siklus kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Observasi

Melihat kondisi obyektif dilapangan melalui kegiatan observasi terutama dalam

kegiatan belajar mengajar (PBM) pendidikan jasmani dikelas V SDN Cigedug 03 Kecamatan

Cigedug Kabupaten Garut. Aspek yang diamati dari segi guru adalah keterampilan guru

dalam mengajar. Sedangkan aspek yang diamati dalam diri siswa adalah keaktifan siswa

dalam proses belajar.

Selain itu dalam tahap observasi yang dilakukan analisis kurikulum KTSP mata

pelajaran pendidikan jasmani kelas V dengan kompetensi dasarnya yaitu mengidentifikasi

keaktifan siswa dalam belajar.

b. Refleksi

Dalam kegiatan ini peneliti dan guru mengadakan diskusi tentang permasalahan dan

kendala yang dihadapi oleh guru yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

2. Siklus Tindakan I

Rencana yang akan dilakukan dalam siklus I adalah sebagai berikut:

a. Rencana

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam rangka penelitian ini melakukan persiapan-persiapan berikut sebagai tahap

awal kegiatan, yaitu :

1. Menghubungi kepala sekolah guna memperoleh izin dan dan restu untuk melaksanakan

kegiatan penelitian ini, sekaligus melakukan konsultasi dengan guru yang akan menjadi

mitra kerja

2. Mengadakan observasi dalam rangka mengidentifikasi masalah

3. Menganalisis pokok permasalahan yang menjadi subjek penelitian

4. Menentukan metode, mendesain skenario pembelajaran sesuai dengan pemecahan

masalah yang telah ditetapkan

5. Mempersiapkan format observasi

6. Menetapkan waktu pelaksanaan tindakan

b. Tindakan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan

tindakan dapat diuraikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar

2. Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran

3. Membentuk kelompok dalam belajar

4. Menyampaikan materi pelajaran tentang permainan bola besar

5. Mengajarkan beberapa teknik dasar dalam permainan bola besar

6. Melakukan game permainan

7. Mencatat hal-hal yang diamati

8. Melaporkan hasil pengamatan

9. Memberikan penguatan dan motivasi

c. Observasi

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati segala bentuk tingkah

laku siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang kemudian mendeskripsikannya.

Adapun hal hal yang diobservasi adalah keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, dan

hasil belajar siswa dikelas.

d. Refleksi

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memperoleh hasil yang akurat, kegiatan analisis dan refleksi dilakukan pada setiap

akhir siklus. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil yang telah

dicapai pada kegiatan yang telah dilaksanakan pada setiap siklus. Apabila hasil analisis dan

refleksi pada siklus pertama belum menunjukkan hasil capaian yang memuaskan akan ditindak

lanjuti pada kegiatan siklus kedua. Jika hasil siklus kedua lebih baik atau meningkat dari siklus

pertama dan telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan, maka hal ini menunjukkan bahwa

penelitian tindakan kelas ini telah berhasil/tuntas dan tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

3. Siklus Tindakan II

a. Perencanaan

1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan standar kompetensi

dan kompetensi dasar yang dijadikan acuan pelaksanaan pembelajaran.

2. Menyiapkan materi pelajaran tentang permainan bola besar

3. Menyiapkan alat/bahan/media pembelajaran yang digunakan yaitu bola, lapangan untuk

melaksanakan proses pembelajaran, gawang, pluit dan buku catatan.

4. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa

masing-masing untuk lembar pengamatan aktivitas guru dan untuk pengamatan aktivitas

siswa dengan tujuan mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.

b. Melaksanakan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil refleksi dan implementasi dari

hasil rencana tindakan yang telah disusun sebelumya. Pelaksanaan tindakan pada siklus II

difokuskan kepada kegiatan pembelajaran permainan bola besar dengan beberapa alat yang

dimodifikasi. Guru menjelaskan tentang materi permainan bola besar dengan beberapa media

dan proses pembelajaran yang dimodifikasi kemudian siswa difokuskkan untuk menyimak

penjelasan dari guru yang selanjutnya hasil proses belajar mengajar siswa diperbolehkan

untuk menanyakan materi yang kurang di pahaminya. Selama kegiatan berlangsung diadakan

penilaian proses terutama untuk menilai keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

c. Observasi

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti mengamati segala tingkah laku siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, hal-hal yang diamati adalah keterampilan mengajar guru dan keaktifan siswa

dalam pembelajaran kemudian mendeskripsikannya.

d. Refleksi

Untuk memperoleh hasil yang akurat, kegiatan analisis dan refleksi dilakukan pada setiap

akhir siklus. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil yang telah

dicapai pada kegiatan yang telah dilaksanakan pada setiap siklus. Apabila hasil analisis dan

refleksi pada siklus pertama belum menunjukkan hasil capaian yang memuaskan akan ditindak

lanjuti pada kegiatan siklus kedua. Jika hasil siklus kedua lebih baik atau meningkat dari siklus

pertama dan telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan, maka hal ini menunjukkan bahwa

penelitian tindakan kelas ini telah berhasil/tuntas dan tidak dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

Namun jika belum tuntas maka dilanjutkan pada siklus yang ke III.

Siklus Tindakan III.

Kegiatan yang dilakukan pada siklus III meliputi:

e. Perencanaan

Perencanaan pada sklus III merupakan hasil dari refleksi pada siklus II. Apabila hasil

refleksi dari siklus II diperoleh hasil yang kurang memuaskan sesuai dengan tujuan

penelitian, maka peneliti bisa melanjutkan penelitian pada siklus III yaitu kegiatan

pembelajaran tentang “permainan bola besar” kemudian siswa menyimak penjelasan dari

guru tentang materi yang di ajarkan. Setelah itu siswa diajak keluar untuk observasi sesuai

dengan materi yang telah diajarkan.

Pada tahap ini peneliti dan guru menyiapkan rencana pembelajaran, dan menyiapkan

instrument pengamatan siswa dan guru.

f. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti dan guru mencoba melaksanakan pembelajaran olahraga dengan

menggunakan metode pembelajaran yang dimodifikasi, agar siswa lebih memahami lagi

materi yang disampaikan, maka siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jawab seputar

materi yang telah diajarkan. Kemudian siswa difokuskkan untuk menyimak penjelasan dari

guru yang selanjutnya siswa diperbolehkan untuk menanyakan materi yang kurang di

pahaminya kemudian siswa dipersilahkan untuk observasi keluar kelas kemudian siswa

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipersilahkan untuk mendiskusikannya dengan teman sekelompoknya. Selama kegiatan

pembelajaran berlangsung diadakan penilaian proses, dan pada akhir pembelajaran diadakan

post test. Peneliti dan guru kelas mengamati dan membimbing siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung.

g. Observasi Tindakan

Peneliti mengamati segala tingkah laku siswa dan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, hal-hal yang diamati adalah keterampilan guru dalam mengajar dan keaktifan

siswa dalam proses belajar, serta dalam observasi keluar kelas kemudian

mendeskripsikannya.

h. Refleksi

Dari hasil penilaian dan observasi peneliti menganalisis dan mengolah permasalahan

yang muncul selama kegiatan berlangsung sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan pada

siklus III kemudian mengambil kesimpulan tentang taraf keberhasilan berdasarkan kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya, kemudian menentukan diulang atau tidaknya siklus III.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan diteliti adalah tentang tentang waktu aktif belajar siswa, upaya

meningkatkan aktivitas siswa pada waktu aktif belajar siswa dengan menggunakan metode

observasi, instrument yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yaitu dengan

menggunakan teknik observasi. Dalam penelitian Tindakan kelas diperlukan adanya

instrumen penelitian yang bisa mengungkap permasalahan-permasalahan yang muncul

selama pelaksanaan penelitian berlangsung instrumen penelitian berguna untuk mengukur

seberapa jauh perkembangan hasil dari tindakan-tindakan yang di laksanakan . Hasil dari

instrument- instrument penelitian berupa data-data yang akurat dan tepat sesuai dengan

tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini penulis mengunakan instrument penelitian berupa:

Observasi

Menurut Atmojo (dalam ratim, 2005:49) mengatakan bahwa observasi (pengamatan)

adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya

suatu rangsangan.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara menurut Arikunto (2003:30) menjelaskan bahwa observasi/pengamatan

adalah suatu tehnik yang di lakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta

pencatatan secara sistematis .observasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah observasi

sistematis.

Lebih lanjut Arikunto (2003:31) menjelaskan bahwa observasi systematic yaitu

observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah di daftar secara sistematis dan sudah

diatur kategorinya.

Dalam penelitian, pengamatan adalah prosedur berencana yang antara lain meliputi

kegiatan melihat, mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu .hal-hal yang di observasi

keatifan siswa dalam PBM dan keterampilan mengajar guru.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument atau alat pengumpul data untuk

mengetahui jumlah wakru aktif belajar siwa. Untuk mengukur jumlah waktu aktif belajar

siswa, instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi dari

buku Revitalisasi sesuai dengan yang ditulis Suherman (2009:115) seperti dibawah ini:

Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Tujuan nya untuk membantu para guru

mengobservasi dan menilai jumlah waktu aktif belajar selama permainan berlangsung.

Adapun 4 kategori jumlah waktu aktif belajar siswa menurut Adang Suherman (2009)

yaitu :

a. Manajemen (M) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih

dari 50%) untuk yang bersifat manajerial (missal penggantian bentuk latihan,

menyimpan dan mengambil bola, mendengarkan aturan dan mengikuti pelajaran,

mendengarkan peringatan atau teguran, ganti pakaian, mengecek kehadiran)

b. Aktivitas belajar (A) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa

(lebih dari 50%) untuk melakukan aktivitas belajar secara aktif (misal :

menangkap bola, dribbling, lari)

c. Inctruction (I) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih

dari 50%) untuk mendengarkan informasi bagaimana melakukan keterampilan

(melihat, demonstrasi, mendengarkan instruksi, keterampilan)

d. Waiting (W) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari

50%) tetapi tidak termasuk 3 kategori di atas (misal : tunggu giliran, off-task

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

behavior : sebagian besar siswa diam atau mengobrol tidak melakukan kegiatan

yang ditugaskan, menunggu guru untuk melakukan intruksi)

Tabel 3.1

Format Penelitian JWAB

Periode

KBM

Penjas

Awal Tengah Akhir

Jumlah Persentase

Observasi 5

menit ke:

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Perila

ku

Siswa

A

B

C

D

Catatan :

A = Manajemen (M)

B = Aktivitas Belajar (A)

C = Instruksi (I)

D = Waiting (W)

Namun dalam penelitian ini penulis ingin meningkatkan pada keaktifan belajar siswa

selama mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Adapun kriteria

keaktifan siswa dalam belajar adalah sebagai berikut:

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Variabel Indikator

Nilai

5 4 3 2 1

Keaktifan

belajar siswa

1. Siswa terlihat bersemangat selama mengikuti pembelajaran

2. Siswa antusias ketika guru memberikan materi pelajaran

3. Selama mengiktui pembelajaran siswa tidak bercanda gurau dengan

yang lainnya

4. Siswa bersikap kreatif dengan selalu bertanya jika ada yang belum

dimengerti

5. Siswa memperhatikan guru ketika menerangkan materi pelajaran

6. Siswa dapat menerangkan materi kepada teman yang lain ketika

disuruh oleh guru

7. Siswa taat kepada guru selama mengiktui pembelajaran

8. Siswa dapat diatur degan baik oleh guru ketika akan dibentuk suatu

kelompok

9. Siswa dapat berdiskusi dengan tertib dengan teman yang lain ketika

pembelajaran

10. Siswa rajin dan tekun dalam melakukan tugas yang diberikan oleh guru

selama mengikuti pembelajaran.

Keterangan:

Nilai 5 = Baik sekali

Nilai 4 = Baik

Nilai 3 = cukup

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian …repository.upi.edu/14412/6/S_SDPJ_0902657_Chapter3.pdf · Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan

Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai 2 = kurang

Nilai 1 = kurang sekali

F. Teknik Analisis Data

Pada tahap ini hasil yang diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan tindakan

dikumpulkan dan dianalisis sehingga dapat direfleksi apakah kegiatan tindakan yang dilakukan

mencapai hasil yang telah ditetapkan.Data penilaian yang telah terkumpul, tentu perlu dianalisi.

Data penelitian ini berupa nilai yang berbentuk angka dan hasil observasi. Angka-angka tersebut

yang akan menunjukkan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Data yang dianalisis

meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Perubahan yang terjadi pada siswa saat pembelajaran maupun sesudah pembelajaran.

Analisis yang dilakukan adalah deskripsi, memaparkan data hasil pengamatan, dan hasil

perolehan siswa pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai

setiap siklus.

2. Peningkatan hasil belajar setiap siklus.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar di gunakan analisis kuantitatif dengan rumus:

P =

Keterangan

P = Persentase Peningkatan

Posrate = Nilai Sesudah diberikan tindakan

Basrate = Nilai sebelum diberikan tindakan (Aqib, 2010)

Berdasarkan hasil pengamatan, dan observasi akhir siklus apabila masih dirasakan

gagal, peneliti mencari dugaan penyebab kekurangan dan sekaligus mencari alternatif solusi

untuk dirancang pada tindakan berikutnya. Tolak ukur refleksi penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut: Adanya peningkatan keaktifan siswa dalam belajar setelah dilakukan

optimalisasi sarana dan prasarana dalam pembelajaran.

Posrate – Baserate

Basrate X 100