41
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R&D) atau penelitian pengembangan. Menurut Borg & Gall penelitian pengembangan adalah penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan model pembelajaran kebugaran jasmani Model yang menjadi acuan adalah model penelitian Borg and Gall. Borg and Gall (2003) dalam Deanna (2012:02), was developed using the research and development (R & D) methodology by Gall, Borg, and Gall (2003) and Dick and Carey (2009). The seven steps in the R & D cycle included: (1) research analysis, needs assessment, and proof of concept; (2) product planning and design; (3) preliminary product development; (4) preliminary field testing; (5) product revision; (6) main field testing; and (7) the final product revision . Penjelasan dari tiap-tiap langkah pengembangan Borg and Gall, adalah sebagai berikut: 1) Melakukan penelitian pendahuluan (research analysis, needs assessment, and proof of concept ), pengumpulan data awal

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

  • Upload
    voanh

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

114

BAB III.

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R&D) atau

penelitian pengembangan. Menurut Borg & Gall penelitian pengembangan

adalah penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi

produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Pengembangan yang

dilakukan adalah pengembangan model pembelajaran kebugaran jasmani

Model yang menjadi acuan adalah model penelitian Borg and Gall.

Borg and Gall (2003) dalam Deanna (2012:02), was developed using the

research and development (R & D) methodology by Gall, Borg, and Gall

(2003) and Dick and Carey (2009). The seven steps in the R & D cycle

included: (1) research analysis, needs assessment, and proof of concept;

(2) product planning and design; (3) preliminary product development;

(4) preliminary field testing; (5) product revision; (6) main field testing;

and (7) the final product revision .

Penjelasan dari tiap-tiap langkah pengembangan Borg and Gall, adalah

sebagai berikut:

1) Melakukan penelitian pendahuluan (research analysis, needs

assessment, and proof of concept ), pengumpulan data awal

Page 2: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

115

termasuk literatur, observasi kelas, identifikasi permasalahan, dan

merangkum permasalahan

2) Melakukan perencanaan (product planning and design), hal penting

dalam perencanaan adalah pernyataan tujuan yang harus dicapai

produk yang akan dikembangkan

3) Mengembangkan jenis/bentuk produk awal (preliminary product

development ), meliputi: penyiapan materi pembelajaran,

penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.

4) Melakukan uji coba tahap awal (preliminary field testing), yaitu

evaluasi pakar bidang desain pembelajaran, teknologi informasi,

dan multimedia.

5) Melakukan revisi terhadap produk utama (product revision),

berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan awal

6) Melakukan uji coba lapangan (main field testing), digunakan untuk

mendapatkan evaluasi atas produk. Angket dibuat untuk

mendapatkan umpan balik dari siswa yang menjadi sampel

penelitian.

7) Produk akhir setelah revisi (the final product revision), dan

melakukan revisi sesuai masukan dan saran-saran hasil uji lapangan

dan praktisi pendidikan.

Untuk keperluan penelitian tesis ataupun disertasi merupakan penelitian

skala kecil dapat menghentikan penelitian pada langkah ke tujuh (7),

Page 3: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

116

karena untuk langkah ke delapan, Sembilan dan sepuluh membutuhkan

biaya yang mahal dan cakupan yang sangat luas dalam waktu yang lama.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri /Swasta di Kabupaten

Pesawaran.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap 2013/2014 bulan

Januari s.d Juni 2014.

3.3 Subjek Penelitian

Menurut Sugiono (2012:117), Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas subyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan. Populasi yang diambil dalam penelitian ini ini adalah siswa kelas

VII dari SMPN dan Swasta dikabupaten pesawaran yang telah menjalankan

kurikulum 2013.

Sesuai dengan tahapan penelitian, maka akan dilaksanakan beberapa tahapan

proses pengambilan data. Dalam penelitian ini dilakukan uji coba satu lawan

satu, uji coba kelompok kecil, dan Uji coba lapangan . Untuk uji coba tahap I

dilakukan di SMPN 4 Gedongtataan, untuk subjek uji coba masing – masing

kelas ditetapkan dengan teknik cluster purposive sampling, mewakili 3

kelompok siswa yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi.

Page 4: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

117

Untuk subjeck uji coba satu lawan satu terdiri dari 3 orang siswa SMPN 4

Gedongtataan yang berkemampuan baik, sedang dan kurang dilihat dari nilai

kkm pada semester ganjil,, untuk subjeck uji coba kelompok kecil melibatkan

12 siswa untuk masing – masing kelas terdiri dari 4 orang berkemampuan

baik, 4 orang berkemampuan sedang, dan 4 orang berkemampuan rendah.

Untuk subjeck uji coba lapangan dilakukan pada 3 sekolah yang yang telah

menjalankan kurikulum 2013 yaitu, 30 orang siswa dari SMPN 4

Gedongtataan, 34 orang siswa dari SMPN 3 Negerikaton, dan 32 orang siswa

dari SMPN Satap Satu Waylima.

3.4 Langkah – langkah Pengembangan

Dari sepuluh langkah yang dikembangkan oleh Borg and Gall, pada

penelitian kali ini implementasinya hanya sampai pada langkah ke tujuh (7).

Hal ini dilakukan karena keterbatasan, baik dari segi waktu maupun biaya

pada penelitian ini. Sukmadinata dalam Abdurahim (2011:109) menyatakan

bahwa dalam penelitian dan pengembangan dapat dihentikan sampai

dihasilkan draft final, tanpa pengujian hasil. Hasil atau dampak dari

penerapan model sudah ada, baik pada uji terbatas maupun uji coba lebih luas

karena selama pelaksanaan pembelajaran ada tugas-tugas yang dilakukan

siswa juga dilaksanakan test akhir setiap pokok bahasan. Hasil penilaian tugas

dan test akhir tiap pokok bahasan bisa dipandang sebagai hasil atau dampak

dari penerapan model.

Page 5: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

118

Langkah-langkah prosedur pengembangan dari tujuh (7) langkah dari model

pengembangan Borg and Gall dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.1.

Tahap I

Tahap II

Gambar.3.1. Langkah Penelitian Pengembangan Model Pembelajaran

Kebugaran Jasmani Dengan Pendekatan Bermain

Dari diagram yang digambarkan seperti pada Gambar 3.1, terdapat tujuh

tahapan pengembangan pada penelitian ini. Setiap tahapan terdiri dari

beberapa langkah yang secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut :

Pengembangan model

pembelajaran kebugaran

jasmani

Validasi Ahli

Uji coba satu lawan satu

Uji coba kelompok kecil

Uji coba kelas

Desain pembelajaran ASSURE

Analisis Kebutuhan potensi

dan kondisi pembelajaran

penjas

Karakteristik dan kebutuhan

Langkah 1. Pengumpulan

informasi data awal

Langkah 2. Perencanaan

Langkah 3. Pengembangan Desain Produk Awal

Langkah 4. Uji coba produk (validasi)

Langkah 5. Revisi Produk

Langkah 6. Uji coba lapangan

Langkah 7. Produk Akhir

Ekperimen model dan analisis

Uji Efektifitas, Uji Efisiensi, dan

Uji Daya Tarik penggunaan

model terhadap proses

pembelajaran

Page 6: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

119

3.4.1 Pengumpulan Data Awal

Pada tahap pengumpulan data awal peneliti melakukan analisis kebutuhan

yang dilakukan adalah studi literatur dan observasi lapangan yang

mengidentifikasi potensi dan kondisi atau permasalahan, sehingga perlu

adanya pengembangan model baru. Literatur dapat berupa teori-teori, konsep,

kajian yang berisi tentang model pengembangan yang baik. Sedangkan

observasi merupakan kegiatan penelitian pendahuluan untuk mengumpulkan

data awal yang dijadikan dasar pengembangan. Data yang didapatkan berupa

gambaran kondisi pembelajaran yang berlangsung (meliputi kelengkapan

administrasi, media pembelajaran, dan sarana prasarana), serta hasil belajar

siswa.

Dalam pengumpulan data awal, penulis melakukan analisis kebutuhan dengan

menggunakan angket yang disebarkan kepada guru – guru penjas dan siswa

sekolah menengah pertama di kabupaten Pesawaran. Selain angket penulis

juga melakukan observasi di kelas uji coba, penelitian pendahuluan dilakukan

agar diketahui produk yang akan dibuat memang benar-benar penting dan

dibutuhkan serta dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.

3.4.2 Perencanaan

Pada tahap perencanaan pembelajaran, penulis menggunakan 1 sd 3 langkah

desain pembelajaran ASSURE, yaitu sebagai berikut :

Page 7: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

120

3.4.2.1 Analyze Learners (Menganalisa Siswa/Pembelajar)

Kegiatan menganalisa pembelajar dilakukan dengan mengidentifikasi

karakteristik umum, spesifikasi kemampuan awal dan tipe gaya belajar.

Untuk mengetahui karakteritik umum dan gaya belajar dilakukan dengan

menggunakan instrumen angket bagi siswa, sedangkan untuk mengetahui

kemampuan awal dilakukan dengan melakukan pre-test.

3.4.2.2 State Objectives (Menyatakan Tujuan)

Kegiatan perumusan tujuan terdiri dari tujuan instruksional umum dan

khusus. Penjabaran perilaku umum menjadi perilaku khusus secara logis dan

sistematis, dimaksudkan untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku khusus

secara lebih terperinci. Perilaku-perilaku khusus tersebut disusun berdasarkan

urutan kronologisnya, sehingga tersusun perilaku dari yang paling awal

hingga yang paling akhir. Serta disesuaikan dengan domain yang menjadi

kognitif, afektif maupun psikomotor yang menjadi sasaran pembelajaran.

3.4.2.3 Select Methods, Media, and Material (Memilih Strategi, Media dan

Materi)

1) Melakukan kajian terhadap beberapa teori belajar pendidikan

jasmani yang relevan.

2) Menganalisis beberapa model pembelajaran pendidikan

jasmani

Page 8: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

121

3) Menetapkan pendekatan dan rancangan model yang akan

disusun.

4) Materi/bahan yang kita gunakan dalam proses pembelajaran,

dapat berupa media siap pakai, hasil modifikasi, atau hasil

desain baru. Bagaimanapun caranya kita mengumpulkan

materi, pada intinya adalah materi tersebut harus sesuai dengan

tujuan dan karakteristik siswa.

3.4.3 Desain Produk Awal

Berdasarkan hasil perencanaan dengan menerapkan prinsip – prinsip model

kebugaran jasmani, langkah selanjutnya adalah pengembangan produk.

Produk yang dikembangkan merupakan produk instruksional berupa

perangkat pembelajarannya. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah prototype

model pembelajaran pendidikan jasmani yang diberi nama Model

Pembelajaran Kebugaran Jasmani.

Langkah pengembangan desain produk awal terdiri dari beberapa langkah

persiapan yang diuraikan sebagai berikut :

1. Mengembangkan model pembelajaran dengan langkah – langkah

meliputi :

A. Menetapkan nama model pembelajaran

B. Menetapkan tujuan dan instructional output dari model

C. Menyusun langkah – langkah/ sintaks pembelajaran

D. Menyusun draf produk instruksional model pembelajaran

kebugaran jasmani, yang meliputi : Analisis instruksional (

peta indikator ), Silabus, Rencana Pelaksanaan

Page 9: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

122

Pembelajaran, Bahan Ajar, Lembar Kerja siswa, Media

pembelajaran, dan alat evaluasi.

3.4.4 Uji Coba Produk Awal

Melakukan validasi ahli terhadap draft hasil pengembangan produk awal,

validasi dilakukan oleh ahli desain pembelajaran, ahli pembelajaran

pendidikan jasmani, dan ahli evaluasi pembelajaran penjas

Melakukan kajian terhadap draft model yang telah dihasilkan bersama guru

teman sejawat dan siswa sebagai pengguna model. Melakukan uji coba satu

lawan satu dan uji coba kelompok kecil.

A. Validasi Desain

Valiadasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan

produk secara rasional lebih efektif dari produk yang lama. Validasi produk

dilakukan dengan cara meminta tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk

menilai produk sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.

Validasi dilakukan pada 3 aspek, yaitu aspek desain pembelajaran, aspek

pembelajaran penjas dan aspek evaluasi pembelajaan penjas. Penilaian

dilakukan oleh ahli dari masing-masing bidang tersebut.

B. Uji Coba Tahap I

Pada tahap ini uji coba produk dilakukan dalam sekala kecil, meliputi uji coba

satu lawan satu dan uji coba kelompok kecil.

Page 10: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

123

a. Uji Satu Lawan Satu

Produk awal yang telah direvisi setelah uji ahli diujikan lagi melalui uji

satu lawan satu. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemudahan

dalam pelaksanaan model pembelajaran yang dikembangkan,

kemenarikan bahan ajar yang digunakan, dan kemanfaatan permainan

kebugaran jasmani yang sajikan dilaakukan secara perorangan atau

individu. Uji kemudahan, kemenarikan, dan kemanfaatan produk

dilakukan melalui angket.

Populasi uji perorangan adalah 3 orang siswa dari SMP N 4

Gedongtataan, untuk subjek uji coba masing-masing kelas yang

ditetapkan dengan tiga kelompok siswa dengan nilai baik, sedang dan

rendah berdasarkan perolehan nilai KKM semester ganjil, dengan

ketentian kategorisasi sebagai berikut :

0,5 s.d 1>KKM = Kelompok rendah

1 s.d 1,5 > KKM = Kelompok sedang

1,5 > KKM = Kelompok tinggi

b. Uji Kelompok Kecil

Produk awal yang telah diuji satu lawan satu diujikan lagi melalui uji

kelompok kecil. Uji kelompok kecil bertujuan untuk mengetahui

kemudahan melakukan tahapan model pembelajaran, kemenarikan bahan

ajar yang disajikan, dan kemanfaatan permainan kebugaran jasmani yang

di sajikan. Uji dilakukan dengan pengisian angket.

Page 11: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

124

Populasi dan teknik pengambilan sampel pada uji kelompok kecil sama

dengan uji satu lawan satu, tetapi yang menjadi sampelnya berbeda.

Sampel pada uji ini adalah 12 siswa untuk masing-masing kelas dari tiga

kelompok nilai siswa 4 orang berkemampuan tinggi, 4 orang

berkemampuan sedang, dan 4 orang berkemampuan rendah, dengan

mengambil perolehan nilai dari semester ganjil.

c. Uji Coba Kelas

Pada uji coba kelas dilakukan proses pembelajaran pada kelas lain di luar

sample. Kelas yang dipilih adalah kelas VII C dengan jumlah 32 orang

pada SMPN 4 Gedongtataan. Pada uji coba kelas ini proses pembelajaran

dilakukan dua kali pertemuan. Setelah tiga kali pertemuan, selanjutnya

pada akhir pertemuan siswa diminta untuk mengisi angket yang

disediakan. Uji coba kelas ini dilakukan untuk mengetahui apakah model

pembelajaran yang dikembangkan layak untuk di ujicobakan dan

digunakan dalam proses pembelajaran.

3.4.5 Revisi Desain Produk

Melakukan revisi/perbaikan terhadap draft produk awal berdasarkan

masukan yang didapat dari hasil uji coba awal.

1) Merevisi dan menyempurnakan produk model berdasarkan

masukan dari para ahli.

Page 12: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

125

2) Merevisi dan menyempurnakan produk model berdasarkan

masukan dari subjek uji coba satu lawan satu dan kelompok

kecil

3) Melakukan uji coba kelas dan menyempurnakan produk model

berdasarkan masukan dari subjek uji coba kelas

4) Setelah dilakukan penyempurnaan. Selanjutnya dapat diuji

coba Lapangan.

3.4.6 Uji Coba Lapangan

Setelah produk hasil direvisi, maka perlu dilakukan eksperimen

untuk mengetahui apakah produk hasil pengembangan memberikan

kontribusi terhadap peningkatan hasil belajar siswa serta

menganalisis efektifitas, efisiensi, dan daya tarik model

pembelajaran kebugaran jasmani.

Subjeck uji coba pada uji coba lapangan ini menggunakan teknik

stratified Random Sampling yaitu sekolah – sekolah yang sudah

menjalankan kurikulum 2013 yaitu 30 siswa SMPN 4

Gedongtataan, 34 siswa SMPN 3 Negerikaton, dan 32 siswa SMPN

Satap Satu Waylima, kelas yang di uji cobakan adalah kelas yang

unggulan, penulis berasumsi kelas unggulan yang terdapat anak

cerdas, anak – anak yang cerdas cenderung kurang menyukai

pelajaran olahraga

Page 13: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

126

3.4.7 Produk Akhir.

Setelah melewati tahap uji lapangan, produk utama disempurnakan

sehingga dihasilkan model pembelajaran kebugaran jasmani yang

dapat digunakan pada materi kebugaran jasmani dengan. Selain

produk utama, dihasilkan juga produk pendukung berupa Silabus,

RPP, Bahan ajar, dan Permainan dalam materi kebugaran jasmani

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tahap I ini ada data yang diperlukan diperoleh dengn

menggunakan teknik angket dan wawancara. Data yang akan diolah

adalah data berupa komentar, saran dan perbaikan produk serta

ringkasan hasil observasi dari responden dan tim ahli. Data tersebut

diambil pada saat dilakukan langkah ke-1 yaitu pengumpulan

informasi data awal dan langkah ke-4 yaitu validasi dan uji coba

kelompok kecil. Angket dan wawancara yang dilaksanakan dalam

penelitian ini bertujuan untuk mencari informasi data awal tentang

analisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

Sedangkan validasi ahli dan uji coba kelompok kecil dilakukan untuk

mereview atau perbaikan terhadap prototype model pembelajaran

pendidikan jasmani yang telah dirancang.

Pada penelitian tahap II Jenis data yang dikumpulkan pada tahap

penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik

pengumpulan data pada penelitian pengembangan ini adalah :

Page 14: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

127

1. Hasil pretest dan posttest untuk memperoleh data

peningkatan hasil belajar dan efektifitas penggunaan model

pembelajaran kebugaran jasmani.

2. Efisiensi penggunaan model pembelajaraan kebugaran

jasmani dilihat berdasarkan waktu lamanya pembelajaran

yang dilakukan hingga tuntas.

3. Penggunaan angket dilakukan untuk memperoleh data daya

tarik model pembelajaran.

3.6 Definisi Konseptual dan Operasional

3.6.1 Efektifitas Pembelajaran

Efektifitas pembelajaran merupakan pengukuran hasil yang

diharapkan dapat dicapai siswa sehubungan dengan prestasi

sekolah sesuai dengan hasil belajar yang diinginkan.

Secara operasional efektifitas pembelajaran adalah dengan

mengukuran perbandingan kemampuan siswa berdasarkan

peningkatan hasil belajar sebelum dan setelah mengikuti

pembelajaran. Pengukuran dilakukan untuk menilai proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang

dikembangkan.

3.6.2 Efisiensi Pembelajaran

Efisiensi pembelajaran adalah pengukuran yang mengacu pada

sumberdaya (waktu dan biaya) belajar yang terpakai.

Page 15: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

128

Dalam penelitian ini, penekanan lebih ditentukan berdasarkan

efisiensi waktu yang secara operasional dapat diukur

berdasarkan jumlah waktu yang disediakan dibandingkan dengan

waktu yang dibutuhkan siswa untuk mengerjakan uji praktik

Efisiensi model pembelajaran yang dikembangkan di ukur dengan

menggunakan rasio perbandingan waktu yang disediakan berdasarkan

silabus dengan waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kebugaran. Jika rasio waktu

yang dipergunakan lebih dari 1, maka pembelajaran dikatakan efisien.

3.6.3 Daya Tarik Pembelajaran

Daya tarik pembelajaran adalah suatu upaya meningkatkan motivasi

siswa untuk tetap belajar sehingga membentuk pembelajaran

yang berpusat pada siswa.

Secara operasional daya tarik model pembelajaran kebugaran

jasmani yang dikembangkan ditentukan berdasarakan data kualitatif

yang diperoleh dari sebaran angket dan dikonversikan ke dalam data

kuantitatif dan skor penilaian dihitung berdasarkan jumlah skor

jawaban responden dibagi dengan jumlah skor penilain tertinggi.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian pengembangan ini adalah

1) Instrumen untuk uji ahli desain pembelajaran.

Page 16: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

129

2) Instrumen untuk uji ahli materi pembelajaran penjas

3) Instrumen untuk uji ahli evaluasi pembelajaran penjas.

4) Instrumen uji perorangan, uji kelompok kecil, uji coba kelas dan

uji lapangan.

5) Instrumen tes berupa soal pretest dan posttest yang diberikan

kepada siswa untuk uji efektifitas penggunaan model

pembelajaran kebugaran jasmani.

6) Instrumen non tes berupa angket yang diberikan kepada siswa dan

guru untuk uji kemenarikan model pembelajaran kebugaran

jasmani.

3.8. Kisi –kisi dan Instrumen Penelitian

Kisi – kisi instrumen penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.1: Kisi – kisi potensi dan kondisi model pembelajaran penjas

No Aspek Indikator

1 Potensi model

pembelajaran

yang

dimanfaatkan

guru

1. Memahami perbedaan antara

pendekatan, metode, strategi, dan

model pembelajran.

2 Kondisi model

pembelajaran

yang

dimanfaatka

guru

1. Latar belakang pendidikan guru penjas

2. Ketersediaan sumber belajar penunjang

proses pembelajaran

3. Aktivitas siswa selama proses

pembelajaran

4. Model pembelajaran yang digunakan

Keterangan : Masing – masing indikator memuat satu soal

Page 17: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

130

Tabel 3.2: Kisi – kisi Angket Analisis Kebutuhan Siswa Dalam

Pembelajaran Penjas

No Aspek Indikator

Butir soal

1 Potensi

pembelajaran

penjas

1. Motivasi dalam mengikuti

pembelajaran penjas.

2. Materi pembelaran penjas

2 soal

1 soal

2 model /

metode

pembelajaran

penjas yang

dimanfaatka

guru

3. Model dan metode

pembelajaran yand digunakan

guru sesuai dengan keinginan

siswa

4. Guru memfasilitasi kebutuhan

belajar siswa ( sumber belajar )

2 soal

1 soal

Tabel 3.3 : Kisi – kisi Observasi Aktivitas Belajar Siswa

No Aspek Penilaian No Soal

1 Kegiatan siswa di dalam Pendahuluan

pembelajaran 1 sd 6

2 Kegiatan siswa di dalam Kegiatan inti

pembelajaran 7 sd 13

3 Kegiatan siswa di dalam Penutupan

pembelajaran 14 sd 15

Tabel 3.4 : Kisi – kisi observasi proses pembelajaran penjas

No. Aspek Penilaian No soal

1. Persiapan Pembelajaran 1 sd 6

2. Presentasi/Penyampaian Pembelajaran 7 sd 15

3. Metode Pembelajaran/Pelaksanaan Pembelajaran 16 sd 26

4. Karakteristik Pribadi Guru 27 sd 32

Page 18: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

131

Tabel. 3.5 : Kisi – kisi Validasi Ahli Desain Pembelajaran

No. Aspek Penilian No soal

1. Kesesuaian isi silabus dengan materi dan tujuan pembelajaran

pembelajaran 1 sd 14

2. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Tujuan

Pembelajaran 15 sd 32

3. Kesesuaian bahan ajar dengan tujuan pembelajaran 33 sd 39

4. Kesesuaian bentu permainan dengan tujuan pembelajaran 40 sd 47

Tabel 3.6 : Kisi – kisi Validasi Ahli Evaluasi Pembelajaran Penjas

Keterangan : Masing – masing indikator memuat satu soal

Tabel 3.7 : Kisi – kisi Instrumen Uji Coba Satu lawan satu dan

kelompok kecil

No. Aspek Penilaian No.

Soal

1. Kemudahan dalam pelaksanaan Model pembelajaran

Kebugaran Jasmani

1 sd 8

2. Kemenarikan Bahan Ajar 9 sd 15

3. Kemanfaatan Permainan Kebugaran Jasmani 16 sd 23

No Aspek Penilaian

1 Kesesuaian dengan indikator pencapaian hasil belajar siswa

2 Kejelasan petunjuk tes keterampilan

3 Kesesuaian tes keterampilan dengan karakteristik siswa

4 Kemungkinan tes keterampilan dapat terselesaikan

Page 19: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

132

Tabel 3.8. Kisi – kisi Instrumen Penilaian Tes Pengetahuan Pilihan Ganda

Kompetensi Dasar Indikator No. Soal

Memahami pengetahuan

pengembangan

komponen kebugaran

jasmani.

Siswa dapat menyimpulkan

manfaat dan latihan

kebugaran jasmani yang

berkaiatan dengan kesehatan

dengan baik dan benar.

1,2,3,4,5

Siswa dapat membandingkan

latihan kebugaran jasmani

yang berkaitan dengan

kesehatan dengan baik dan

benar

6,7,8,9,10

Tabel.3.9. Kisi – kisi Instrumen penilaian tes Keterampilan (Psikomotor )

KD Indikator Uraian Gerak Pen-skoran

4. Mempraktikan

lima komponen

kebugaran

jasmani terkait

kesehatan dan

keterampilan

berdasarkan

norma

instrumen yang

di gunakan

1. latihan kebugaran

jasmani terkait

kesehatan

komponen

kekuatan otot

tubuh dengan

kordinasi yang

baik dan benar.

1. Posisi dan

Sikap Awal

2. Pelaksanaan

3. Posisi dan

Sikap Akhir

Nilai 3: jika semua

kriteria dilakukan

secara benar

Nilai 2: jika hanya dua

kriteria yang

dilakukan secara benar

Nilai 1: jika hanya

satu kriteria yang

dilakukan secara benar

Nilai 0: jika tidak

satupun kriteria

dilakukan secara benar

2. latihan kebugaran

jasmani terkait

kesehatan

komponen daya

tahan otot dengan

kordinasi yang

baik dan benar.

1. Posisi dan

Sikap Awal

2. Pelaksanaan

3. Posisi dan

Sikap Akhir

Nilai 3: jika semua

kriteria dilakukan

secara benar

Nilai 2: jika hanya dua

kriteria yang

dilakukan secara benar

Nilai 1: jika hanya

satu kriteria yang

dilakukan secara benar

Nilai 0: jika tidak

satupun kriteria

dilakukan secara benar

Page 20: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

133

KD Indikator Uraian Gerak Pen-skoran

3 latihan kebugaran

jasmani terkait

kesehatan

komponen Daya

Tahan Jantung

dan Paru dengan

kordinasi yang

baik dan benar.

1. Posisi dan

Sikap Awal

2. Pelaksanaan

3. Posisi dan

Sikap Akhir

Nilai 3: jika semua

kriteria dilakukan

secara benar

Nilai 2: jika hanya dua

kriteria yang

dilakukan secara benar

Nilai 1: jika hanya

satu kriteria yang

dilakukan secara benar

Nilai 0: jika tidak

satupun kriteria

dilakukan secara benar

4. latihan kebugaran

jasmani terkait

kesehatan

komponen

kelentukan

dengan kordinasi

yang baik dan

benar.

1. Posisi dan

Sikap Awal

2. Pelaksanaan

3. Posisi dan

Sikap Akhir

Nilai 3: jika semua

kriteria dilakukan

secara benar

Nilai 2: jika hanya dua

kriteria yang

dilakukan secara benar

Nilai 1: jika hanya

satu kriteria yang

dilakukan secara benar

Nilai 0: jika tidak

satupun kriteria

dilakukan secara benar

5. latihan kebugaran

jasmani terkait

kesehatan

komponen

Kelincahan

dengan kordinasi

yang baik dan

benar.

1. Posisi dan

Sikap Awal

2. Pelaksanaan

3. Posisi dan

Sikap Akhir

Nilai 3: jika semua

kriteria dilakukan

secara benar

Nilai 2: jika hanya dua

kriteria yang

dilakukan secara benar

Nilai 1: jika hanya

satu kriteria yang

dilakukan secara benar

Nilai 0: jika tidak

satupun kriteria

dilakukan secara benar

Tabel 3.10. Kisi – kisi instrumen rublik penilaian sikap ( afektif )

No

Aspek Yanga dinilai

Pen-skoran

1 Tanggung Jawab

1. Berupaya menyelesaikan seluruh tugas yang

Nilai 4: jika semua

kriteria dilakukan

Page 21: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

134

No

Aspek Yanga dinilai

Pen-skoran

diberikan

2. Menggunakan waktu secara efisien untuk

mengerjakan seluruh tugas

3. Membantu teman secara sukarela

4. Melaporkan setiap peristiwa yang

memerlukan penanganan guru

Nilai 3: jika hanya tiga

kriteria dilakukan secara

benar

Nilai 2: jika hanya dua

kriteria yang dilakukan

secara benar

Nilai 1: jika hanya satu

kriteria yang dilakukan

secara benar

Nilai 0: jika tidak satupun

kriteria dilakukan secara

benar

2 Disiplin

1. Hadir tepat waktu

2. Mengikuti seluruh proses pembelajaran

3. Mentaati prosedur kerja sesuai peran

4. Selesai tepat waktu

3 Kerja sama

1. Sebagai anggota melibatkan diri dan

mengambil peran secara aktif dalam

kelompok

2. Sebagai anggota kelompok berbagi tugas

dengan anggota lain.

3. Tidak mengganggu siswa lain

4. Membantu mempersiapkan dan merapihkan

peralatan pembelajaran

Tabel.3.11 Kisi – kisi uji kemenarikan model pembelajaran

Aspek yang

Dinilai Indikator

No.

Pertanyaan

Strategi

pengorganisasian

1. Pemilihan bentuk – bentuk latihan

kebugaran jasmani yang menarik

membuat model menarik untuk membantu

pembelajaran

2. Pemilihan alat-alat hasil modifikasi yang

menarik membuat model menarik untuk

membantu pembelajaran

3. Gambar yang ada membuat model

menarik diterapkan

4. kesesuaian permasalahan membuat model

menarik dipelajari

5. adanya contoh membuat model menarik

dipelajari

1,2.3.4.5. dan

6

Page 22: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

135

Aspek yang

Dinilai Indikator

No.

Pertanyaan

6. kesesuaian gambar membuat model

menarik dipelajari

Strategi

penyampaian

1. Cakupan isi model mempermudah Anda

menggunakan model

2. Kejelasan isi model mempermudah anda

menggunakandalampembelajaran

3. Alur penyajian model mempermudah

Anda menggunakan model

6,7,8 dan 9

Strategi

Pengelolaan

Pembelajaran

1. Dengan menggunakan model membantu

anda meningkatkan minat siswa

mempelajari materi

2. Dengan menggunakan model membantu

Anda mempelajari

3. pembelajaran secara lebih mudah

4. evaluasi (uji kompetensi) yang ada

membantu Anda meningkatkan motivasi

siswa untuk belajar

10, 11, dan 12

3.9 Validitas Analisis Butir Soal dan Instrumen

3.9.1 Validitas

Untuk menguji validitas butir-butir instrumen, maka diujicobakan dan

dianalisis dengan analisis item. Analisis item dilakukan dengan

menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total,

dengan menggunakan rumus Product Moment Pearson dan dibantu

menggunakan komputer dengan program Anates. Uji validitas

menggunakan rumus Product Moment Pearson merujuk pada Arikunto

(2005: 72), sebagai berikut:

Page 23: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

136

xy = ∑

∑ ∑

√{∑ ∑

}{∑

}

Keterangan:

xy = Koefisien korelasi

∑ = Jumlah skor butir soal

∑ = Jumlah skor total

= Jumlah sampel

(Arikunto, 2010:72)

Selanjutnya untuk mengetahui validitas setiap butir soal, teknik analisis

dilanjutkan dengan uji t dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

thitung = nilai uji t

r : Koefisien korelasi product moment

n : Jumlah sampel ujicoba

Kriteria uji validitas berdasarkan uji t tersebut di atas adalah

a. Jika thitung > ttabel (α 0,05, db = n -1), maka butir soal adalah valid

b. Jika thitung < ttabel (α 0,05, db = n -1), maka butir soal adalah tidak valid

(Arikunto, 2010:57)

Selanjutnya hasil tersebut diinterpretasikan dengan kriteria sebagai

berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

(Arikunto, 2010:75)

Page 24: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

137

Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 3.12 di bawah ini

Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Soal

Nomor Soal Nilai Pearson Correlation

( r-hitung)

Nilai r-tabel

(= 0,05)

Keteranga

n

1 0,688

0,481

Valid

2 0,561 Valid

3 0,510 Valid

4 0,540 Valid

5 0,614 Valid

6 0,585 Valid

7 0,760 Valid

8 0,638 Valid

9 0,553 Valid

10 0,713 Valid

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa seluruh soal mempunyai

nilai r-hitung > dari r-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh

soal adalah valid dan dapat digunakan untuk penelitian.

3.9.1.1 Reliabilitas

Dalam penelitian ini, reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan

rumus KR 21 menggunakan komputer dengan program Anates. Uji

reliabilitas instrumen hasil belajar menggunakan rumus KR -21

(Arikunto, 2010:103) dengan rumus:

(

) (

)

Keterangan:

r11 : Koefisien reliabilitas yang dicari

Page 25: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

138

k : Jumlah butir

m : Rerata skor

∑ : Jumlah varian skor tiap butir item

1 : Varian Total

Selanjutnya hasil tersebut diinterpretasikan dengan kriteria sebagai

berikut:

Antara 0,91 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

Antara 0,71 sampai dengan 0,90 : tinggi

Antara 0,41 sampai dengan 0,70 : sedang

Antara 0,21 sampai dengan 0,40 : rendah

Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : kecil

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien korelasi 0,96

(lampiran ). Hal ini berarti instrumen mempunyai tingkat reliabilitas

yang sangat tinggi.

3.9.1.2 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal merupakan karakteristik butir soal yang dapat

menunjukkan kualitas butir soal tersebut yaitu mudah, sedang, dan

sukar. Tingkat kesukaran soal dianalisis menggunakan komputer

dengan program Anates. Rumus tingkat kesukaran (Arikunto, 2010:

204) adalah sebagai berikut:

P = JS

B

Keterangan

P = Indeks kesukaran

Page 26: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

139

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi untuk tingkat kesukaran tiap butir soal dapat dilihat pada

tabel 3.13.

Tabel 3.13. Kategori tingkat kesukaran butir soal

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel

3.14 berikut

Tabel 3.14. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Batasan Kategori

0,71 < P ≤ 1,00 Mudah

0,31 < P ≤ 0,70 Sedang

0,00< P ≤ 0,30 Sukar

No. Soal Indeks kesukaran Kriteria

1 0,58 Sedang

2 0,68 Sedang

3 0,62 Sedang

4 0,68 Sedang

5 0,58 Sedang

6 0,58 Sedang

7 0,58 Sedang

8 0,62 Sedang

9 0,62 Sedang

10 0,44 Sedang

Page 27: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

140

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa semua soal mempunyai

indeks kesukaran yang berada pada batasan 0,31 < P ≤ 0,70 (kategori

sedang).

3.9.1.3 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Nilai yang menunjukkan besarnya daya

pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Daya pembeda dianalisis

dengan kompuetr menggunakan program Anates. Rumus untuk

memperoleh indeks diskriminasi adalah:

D = BAJ

B

J

BPP

B

B

A

A

Ket:

D : Daya Pembeda

BA : Jawaban benar siswa kelompok atas

JA : Jumlah siswa kelompok atas

BB : Jawaban benar siswa kelompok bawah

JB : Jumlah siswa kelompok bawah

Kategori daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.15.

Tabel 3.15. Kategori daya pembeda butir soal.

Batasan Kategori

0,00 < D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup

0,40 < D ≤ 0,70 Baik

0,70 < D ≤ 1,0 Baik Sekali

(Arikunto, 2010: 218)

Page 28: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

141

Hasil analisis daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.16

Tabel. 3.16. Hasil Analisis Daya Pembeda

No. Soal Indeks daya pembeda Kriteria

1 0,71 Baik sekali

2 0,71 Baik sekali

3 0,42 Baik

4 0,71 Baik sekali

5 0,71 Baik sekali

6 0,52 Baik

7 0,42 Baik

8 0,85 Baik sekali

9 0,57 Baik

10 0,85 Baik sekali

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa semua soal mempunyai

daya pembeda yang sangat baik.

3.9.1.4 Uji Pengecoh

Uji pengecoh merupakan uji untuk melihat alternatif (option atau

pilihan) jawaban yang baik untuk digunakan kembali dan alternatif

jawaban yang buruk untuk dirubah atau diganti. Dari pola jawaban

dapat ditentukan apakah pengecoh berfungsi sebagai pengecoh yang

baik atau tidak. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali berarti

bahwa pengecoh itu jelek, sebaliknya pengecoh dapat dikatakan

berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya

tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami

konsep atau kurang menguasai bahan. Uji pengecoh dianalisis

Page 29: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

142

menggunakan komputer dengan program Anates. Hasil analisis uji

pengecoh dapat dilihat pada Tabel 3.17.

Tabel. 3.17. Hasil Analisis Uji Pengecoh

No. soal Alternatif jawaban

a b c d e

1 13** 1- 11++ 0-- 0--

2 6- 6** 13** 0-- 0--

3 17** 1- 5-- 4- 0--

4 6- 7-- 2+ 0-- 12**

5 12** 3++ 6- 6- 0--

6 5++ 11** 0- 0-- 0--

7 0-- 5++ 6++ 5++ 11**

8 7- 11** 0-- 9++ 0--

9 5++ 6+ 11** 5++ 0--

10 9** 5++ 7- 6- 0--

Keterangan:

** : kunci jawaban

++ : sangat baik

+ : baik

- : kurang baik

-- : buruk

--- : sangat buruk

Berdasarkan hasil tabel di atas menunjukkan bahwa uji pengecoh soal adalah

kurang baik karena sebaran option pengecoh yang dipilih tidak merata,

dan juga terdapat pengecoh yang tidak dipilih sama sekali.

3.9.2 Validasi Instrumen

Sebelum instrumen digunakan sebagai alat ukur untuk mneguji

kelayakan bahan ajar terlebih dahulu diuji coba validitasnya kepada

responden diluar subjek uji coba. menjelaskan bahwa instrumen

Page 30: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

143

dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat

mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas

berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur.

Menurut Arikunto (2010:92), validitas adalah keadaan yang

menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu

mengukur apa yang akan diukur. Dengan instrumen yang valid akan

menghasilkan data yang valid pula. Dalam pengujian validitas isi yang

digunakan adalah validitas logis (logical validity).

Melalui penilaian terhadap kelayakan tampilan item-item, kemudian

analisis yang lebih dalam dilakukan dengan maksud untuk menilai

kelayakan isi item sebagai jabaran dari indikator keperilakuan atribut

yang diukur. Penilaian ini bersifat kualitatif dan judgemental dan

dilaksanakan oleh suatu panel exspert, bukan oleh penulis item atau

perancang tes itu sendiri. Inilah prosedur yang menghasilkan validitas

logis (logical validity). Seberapa tinggi kesepakatan antara experts

yang melakukan penilaian kelayakan suatu ide akan dapat diestimasi

dan dikuantifikasikan, kemudian statistiknya dijadikan indikator

validitas isi item dan validitas isi tes.

Pengujian validitas dilakukan oleh Rina Devita, M.Pd,dan Merry

Wahyuni,M.Pd pada instrumen desain pembelajaran, Drs.

H.Sudirman Husin, M.Pd, pada instrumen pengujian silabus, dan

Page 31: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

144

RPP, dan Cecilia Suharno Putri, M.Pd, pada instrumen pengujian

Bahan Ajar, Permainan, dan Evaluasi pembelajaran penjas.

Pada penelitian ini validitas isi pada umumnya melalui pertimbangan

para ahli. Uji validitas isi tidak ada formula matematis untuk

menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukkan secara pasti.

Tetapi untuk memberikan gambaran bagaimana suatu tes divalidasi

dengan menggunakan validitas isi, pertimbangan ahli tersebut

dilakukan dengan cara sebagai berikut : para ahli, pertama diminta

untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak

divalidasi. Kemudian mereka diminta untuk mengoreksi semua item-

item yang telah dibuat. Dan pada akhir perbaikan, mereka juga

diminta untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana tes

tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur.

Pertimbangan ahli tersebut juga menyangkut, apakah semua aspek

yang hendak diukur telah dicakup melalui item pertanyaan dalam tes.

A. Validitas Instrumen Desain Pembelajaran

Skala penilaian pada instrumen desain pembelajaran dianggap telah

sesuai dengan teori dan mampu mengukur apa yang hendak diukur.

Perbaikan dilakukan pada

1. pertanyaan no. 2 saja, seharusnya bukan kesesuaian dengan

SK/KD, karena kurikulum 2013 menggunakan KI/ KD,

Page 32: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

145

sehingga seharusnya kesesuaian tujuan pembelajaran

dengan KI/ KD.

B. Validitas Instrumen Pengujian Kelayakan Silabus

1. Skala penilaian pada instrumen pengujian silabus dianggap

telah sesuai dengan teori dan mampu mengukur apa yang

hendak diukur. Perbaikan hanya dilakukan pada kesalahan

pengetikan pada no 9 dan 13 , seharusnya model

pembelajaran kebugaran jasmani bukan model pendidikan

jasmani.

C. Validitas Instrumen Pengujian Kelayakan RPP

Skala penilaian pada instrumen pengujian RPP dianggap telah

sesuai dengan teori dan mampu mengukur apa yang hendak akan di

ukur.

D. Validitas Instrumen Pengujian Kelayakan Bahan Ajar

Skala penilaian pada instrumen pengujian bahan ajar telah sesuai

dengan teori dan mampu mengukur apa yang hendak diukur.

Perbaikan yang disarankan adalah : menambahkan kolam untuk

memuat pertanyaan tujuan pembelajaran yang akan di capai.

E. Validitas Instrumen Pengujian Kelayakan Permainan

Skala penilaian pada instrumen pengujian permainan telah sesuai

dengan teori dan mampu mengukur apa yang hendak diukur.

Perbaikan yang disarankan adalah: Pada pertanyaan no,1,2,4, 5 dan

6 harus disertakan dengan CD agar mudah dipelajari, dan

Page 33: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

146

pertanyaan no.8 harus menyajikan gambar – gambar peralatan yang

digunakan pada tiap – tiap permainan agar lebih jelas dalam

menyatakan kelayakannya.

F. Validitas Instrumen Pengujian Evaluasi pembelajaran penjas

Skala penilaian pada instrumen pengujian permainan telah sesuai

dengan teori dan mampu mengukur apa yang hendak diukur.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Uji Validasi Desain

Instrumen penilaian uji ahli baik oleh ahli desain pembelajaran, ahli

materi pembelajaran penjas, dan ahli evaluasi pembelajaran penjas,

mengikuti skala Likert yang memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten

pertanyaan. Dari penilaian tersebut kemudian dilihat skor rata-ratanya

kemudian diinterpretasikan kelayakannya.

3.10.2 Uji Coba Produk Tahap I

Instrumen penilaian uji coba produk tahap I memiliki 4 skala

penilaian. Penilaian kelayakan pengembangan model pembelajaran

menurut penilaian calon pengguna (siswa) ini berdasarkan jumlah

jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total skor

dan hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor

penilaian tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono.2012:136)

Page 34: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

147

Kemudian skor penilaian dikonversi menjadi beberapa tingkat

kelayakan yaitu seperti tersaji pada Tabel 3.18. sebagai berikut.

Tabel 3.18. Penilaian Kualitas Pengembangan Model Pembelajaran

(Sugiyono.2012:136)

3.10.3 Uji Coba Produk Tahap II

Pada penelitian ini efektifitas pembelajaran diukur melalui hasil

belajar siswa, dengan melihat tinggi rendahnya hasil belajar yang

didapat sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran

kebugaran jasmani.

A. Uji Efektifitas

Dalam menilai efektifitas pengukuran dilakukan pada aspek kognitif

siswa melalui uji tertulis, aspek psikomotor, dan aspek afektif dalam

materi kebugaran jasmani. Bentuk desain eksperimen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah desain eksperimen before after (Sugiyono;

2012; 111). Uji dilakukan dengan membandingkan hasil belajar

sebelum dan sesudah menerima perlakukan.

Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi

4 3,26 - 4,00 Sangat Baik

3 2,51 - 3,25 Baik

2 1,76 - 2,50 Kurang Baik

1 1,01 - 1,75 Tidak Baik

Page 35: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

148

O1 X O2

Gambar 3.1 Desain eksperimen One Group Pretest and Postest Design.

Keterangan:

O1 = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

X = Perlakuan

O2 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)

(Sugiono,2012:111)

Data kuantitatif akan diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Hasil tes

tersebut kemudian dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui ada

tidak perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dalam

pembelajaran materi kebugaran jasmani menggunanakan model

pembelajaran kebugaran jasmani.

Menurut Hake (1998:3) rata-rata gain ternormalisasi didapatkan dari rata-

rata posttest dikurangi dengan rata-rata pretest dibagi dengan nilai

maksimum dikurangi dengan rata-rata pretest. Jika kita buat dalam

persamaan, adalah seperti berikut ini.

Keterangan:

⟨ ⟩ rata-rata gain ternormalisasi

⟨ ⟩ rata-rata nilai tes akhir (post-test) ⟨ ⟩ rata-rata nilai tes awal (pre-test)

Smax = Nilai skor maksimal

⟨ ⟩ ⟨ ⟩ ⟨ ⟩

⟨ ⟩

Page 36: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

149

Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gain

<g>, menurut klasifikasi oleh Hake ditunjukkan pada Tabel 3.19

berikut ini.

Tabel 3.19. Nilai Indeks Gain Ternormalisasi dan Klasifikasinya

Indeks Gain

Ternormalisasi Klasifikasi

⟨ ⟩ Tinggi / Sangat Efektif

⟨ ⟩ Sedang / Efektif

⟨ ⟩ Rendah / Kurang Efektif

(Hake,1998:3)

Berdasarkan klasifikasi tersebut, dapat dijelaskan:

a. Apabila nilai gain ternormalisasi berada dalam klasifikasi

tinggi, maka tingkat efektifitasnnya adalah sangat efektif.

b. Apabila nilai gain ternormalisasi berada dalam klasifikasi

sedang, maka tingkat efektifitasnnya adalah efektif.

c. Apabila nilai gain ternormalisasi berada dalam klasifikasi

rendah, maka tingkat efektifitasnnya adalah kurang efektif.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka hipotesisnya adalah :

H0: Hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran

kebugaran jasmani lebih kecil atau sama dengan daripada

sebelum menggunakan model pembelajaran kebugaran jasmani.

H1: Hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran

kebugaran jasmani lebih baik dari pada sebelum menggunakan

model pembelajaran kebugaran jasmanai.

Nilai Hasil belajar pendidikan jasmani didapat dengan cara

menjumlahkan tiga aspek penilaian : psikomotor (50 %), afektif (30%),

dan Kognitif (20%)

Page 37: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

150

a. Psikomotor

b. Afektif

c. Kognitif

d. Nilai Akhir = P + A + K

Selain itu hasil tes tersebut dianalisis secara kuantitatif untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar materi kebugaran

jasmani pada siswa sebelum dan sesudah menggunakan model

pembelajaran yang telah dikembangkan, serta untuk mengetahui

efektifitas penggunaan produk.

Uji yang digunakan yaitu uji-t sampel berpasangan (paired sample t-test).

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0: hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran

kebugaran jasmani lebih kecil daripada sebelum menggunakan

model pembelajaran kebugaran jasmani.

H1: hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran

kebugaran jasmani lebih baik daripada sebelum menggunakan model

pembelajaran kebugaran jasmani.

Selanjutnya uji signifikan terhadap hipotesis menggunakan model

pembelajaran kebugaran jasmani menggunakan program SPSS 16,

dengan kriteria uji:

Page 38: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

151

1) Jika nilai probabilitas (p) ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima

2) Jika nilai probabilitas (p) > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Sebelum dilakukan analisis uji -t, dilakukan uji persyaratan analisis

yaitu uji normalitas data. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-

Smirnov Tes menggunakan komputer dengan program SPSS 16, dengan

kriteria uji:

1) Jika nilai probabilitas (p) > 0,05, maka data berdistribusi normal

2) Jika nilai probabilitas (p) < 0,05, maka data tidak berdistribusi

normal

B. Uji Efisiensi

Pengukuran efisiensi penggunaan model pembelajaran dengan cara

membandingkan waktu yang disediakan berdasarkan silabus dengan

waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran menggunakan model

pembelajaran. Berdasarkan pengujian tersebut akan diperoleh rasio dari

perbandingan waktu yang disediakan dalam silabus dengan waktu yang

digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran siswa. Jika rasio

waktu yang dipergunakan lebih dari 1, maka pembelajaran dikatakan

efisiensinya tinggi, begitu juga sebaliknya. Adapun persamaan untuk

menghitung efisiensi adalah

Degeng (2000: 154)

Page 39: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

152

Tabel 3.20 Nilai Efisiensi Pembelajaran dan Klasifikasinya

Nilai Efisiensi Klasifikasi Tingkat Efisiensi

> 1 Tinggi Efisien

= 1 Sedang Cukup Efisien

< 1 Rendah Kurang Efisien

(Degeng, 2000:174)

C. Uji Daya Tarik

Data kualitatif akan diperoleh dari sebaran angket untuk mengetahui

daya tarik model pembelajaran, bahan ajar dan permainan dalam

memahami materi kebugaran jasmani. Kualitas daya tarik dapat dilihat

dari aspek kemenarikan dan kemudahan penggunaan bahan ajar dan

permainan yang ditetapkan berdasarkan indikator dengan rentang data.

Data uji kemenarikan model pembelajaran kebugaran jasmani diperoleh

dari uji lapangan kepada guru teman sejawat sebagai pengguna. Angket

respon terhadap penggunaan produk dinilai menggunakan skala likert

yang memiliki 4 pilihan jawaban. Skor penilaian ini dapat dilihat dalam

Tabel 3.21.

Tabel 3.21. Skor Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban

No. Pilihan Jawaban Skor

1. Sangat menarik 4

2. Menarik 3

3. Kurang menarik 2

4. Tidak menarik 1

Page 40: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

153

Penilaian instrumen total dilakukan dengan cara jumlah skor yang

diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah skor total dan hasilnya

dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian tersebut

dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini:

(Sugiono,2012:137)

Rata – rata skor penilaian kemudian di konversikan dalam bentuk pernyataan

penilaian untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk.

Interval klasifikasi menurut wiwik Agustina pada tesisnya (2012:142),

diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:

Jika skor tertinggi yang menurut pilihan jawaban adalah 4, skor terendahnya adalah

1, dan jumlah pilihan jawaban adalah 4, maka didapatkan nilai intervalnya adalah

sebagai berikut :

Sehingga, klasifikasi kemenarikan media didapatkan seperti pada Tabel 3.22.,

klasifikasi dilakukan dengan cara menghitung rata – rata skor penilaian

angket daya tarik, dan kemudian dilakukan generalisasi.

x 4

Page 41: BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitiandigilib.unila.ac.id/5074/15/BAB III.pdf · termasuk literatur, observasi kelas, ... kkm pada semester ganjil,, ... penjas Karakteristik

154

Tabel. 3.22. Klasifikasi Daya tarik

Rerata Skor Klasifikasi

3,26 – 4,00 Sangat Menarik

2,51 – 3,25 Menarik

1,76 – 2,50 Kurang Menarik

1,01 – 1,75 Tidak Menarik

(Agustina,2012:143)