Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
46
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dikembangkan oleh
Mazhab Baden penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersinergi dengan
aliran fenomenologi menghendaki pelaksanaan penelitian berdasarkan situasi
wajar atau natural setting yang dialami oleh subyek penelitian sehingga orang-
orang juga menyebutnya sebagai metode naturalistic (Muhammad idrus, 2009:23).
Sedangkan Bogdan & Taylor dalam Pawito (2008:84) Pendekatan
kualitatif mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan,
dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat,
organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut
pandang yang utuh, komprehensif dan holistic.
Dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan dengan tujuan
peneliti mampu menafsirkan bagaimana hambatan komunikasi interpersonal pada
masyarakat yang berbeda strata sosial di kampung Pedalaman desa Masbagik
Utara Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.
3.2 Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif desktiptif yaitu
Menurut Muslimin (2016:136) tipe penelitian deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,
yang berlangsung saat ini ataupun lampau. peneliti tidak dapat menghubungkan
variabel secara bebas, tetapi menggambarkan secara apa adanya sesuai dengan
kenyataan yang terjadi.
47
Dalam penelitian kualitatif deskriptif, peneliti dan subjek penelitian
memiliki interaksi yang intim, sehingga peneliti dapat menggambarkan proses dan
realitas sosial berdasarkan fakta-fakta yang diungkap secara langsung dari subjek
penelitian.
Peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif karena tujuan peneliti
melakukan penelitian ini yaitu untuk memperoleh penjabaran secara terperinci
mengenai fenomena yang peneliti angkat.
3.3 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kampung Pedalaman Desa Masbagik
Utara Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur. Untuk waktu penelitian
dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2018 sampai 26 Januari 2019.
3.4 Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada enam dari
tujuh hambatan-hambatan komunikasi interpersonal yang diungkapkan oleh
Hafied Cangara diantaranya hambatan semantik, hambatan psikologis, hambatan
fisik, hambatan status, hambatan kerangka berpikir dan hambatan budaya. Peneliti
tidak menggunakan hambatan teknis dikarenakan dalam penelitian ini, peneliti
ingin menjelaskan hambatan komunikasi interpersonal secara tatap muka dan
langsung pada waktu dan tempat yang sama, tidak melalui media atau saluran.
1. Hambatan semantik, hambatan ini sama seperti hambatan semantis yang
dijelaskan oleh Effendy dan Pieter. Sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya, diantara keduanya memiliki bahasa yang berbeda. Karena di
Lombok memiliki banyak dialek bahasa daerah contohnya setiap gang
48
berbeda logat dan pengucapan. Dialek bahasa halus digunakan oleh
masyarakat bangsawan dan orang yang tidak bangsawan akan kurang
memahami bagaimana dialek bahasa halus tersebut.
2. Hambatan psikologi yakni prasangka antara keduanya karena adanya
perbedaan bahasa dan status tersebut.
3. Hambatan fisik biasanya di alami oleh masyarakat bangsawan yang usianya
sudah tua seperti kurangnya pendengaran atau penglihatan. Sehingga hal
tersebut bisa menjadi hambatan masyarakat bangsawan dan non-bangsawan di
kampung Pedalaman Desa Masbagik Utara Lombok timur.
4. Hambatan status yaitu perbedaan status antara masyarakat non-bangsawan
cenderung hormat pada masyarakat bangsawan yang terbilang masyarakat
petua-petua di kampung Pedalaman Masbagik Lombok Timur.
5. Hambatan kerangka berpikir karena diantara bangsawan dan non-
bangsawan memiliki pengalaman, pengetahuan dan pendidikan yang
berbeda tentang cara berkomunikasi.
6. Hambatan budaya yakni perbedaan budaya pada masyarakat bangsawan
dan non-bangsawan dalam lingkup norma dan kebiasaan-kebiasaan yang
dianut seperti bahasa dan adat istiadat .
49
3.5 Subyek Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:215), penelitian kualitatif tidak menggunakan
istilah populasi tetapi dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri
dari tiga elemen. Yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activity (aktivitas) yang
terintegrasi secara sinergis. Tempat penelitian ini seperti yang sudah dipaparkan
di kampung Pedalaman Desa Masbagik Utara Kecamatan Masbagik Kabupaten
Lombok Timur, pelaku adalah masyarakat pendatang non-bangswan dan
masyarakat asli bangsawan. Aktivitasnya mulai dari mereka berkomunikasi satu
sama lain.
Subyek penelitian ini adalah masyarakat pendatang non bangsawan dan
masyarakat asli bangsawan. Teknik penetapan subyek menggunakan purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono,2014:85). Pertimbangan tertentu ini, misalnya
memahami tentang apa yang kita harapkan sehingga memudahkan peneliti untuk
menjelajahi obyek yang diteliti. Peneliti akan mengambil subyek sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu :
a. Subyek non-bangsawan
1. Masyarakat pendatang non-bangsawan di kampung Pedalaman Desa
Masbagik Utara Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.
2. Masyarakat asli suku sasak.
3. Berusia minimal 19 dan maksimal 30 tahun saat penelitian.
4. Sudah menetap di kampung Pedalaman Desa Masbagik Utara Kecamatan
Masbagik Kabupaten Lombok Timur selama 1 sampai 3 tahun.
5. Pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas (SMA).
50
b. Subyek bangsawan
1. Masyarakat asli bangsawan di kampung Pedalaman Desa Masbagik
Utara Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.
2. Berusia minimal 45 tahun saat penelitian.
3. Pendidikan minimal Strata 1 (S1).
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara
dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah metode yang digunakan untuk mengamati secara
langsung keadaan lapangan, baik dalam keadaan fisik maupun perilaku
yang terjadi saat penelitian berlangsung (Muslimin, 2016:58).
Teknik pengumpulan data ini memiliki dua jenis yaitu observasi
berperan serta dan observasi nonpartisipan. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan observasi nonpartisipan yang mana peneliti tidak terlibat dan
hanya sebagai pengamat. Observasi yang akan dilakukan bertujuan untuk
melihat secara langsung bagaimana aktivitas komunikasi interpersonal
yang terjalin antara masyarakat non-bangsawan dana bangsawan. Peneliti
akan mengamati aktivitas komunikasi interpersonal yang terjadi antar
subyek.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
51
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memeberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2014:186). Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan wawancara mendalam (in-depth
interview) untuk menggali informasi yang lengkap dan mendalam
mengenai sikap, pengetahuan, dan pandangan informan mengenai topik
yang ingin diteliti oleh peneliti. Dalam metode ini peneliti menggunakan
pedomen (guide) dalam bentuk pertanyaan yang sudah peneliti susun
namun alur pertanyaan yang telah dibuat tidak bersifat baku tergantung
kebutuhan di lapangan saat melakukan penelitian.
Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah semi
terstruktur. Hal ini diambil agar pertanyaan yang diajukan peneliti bisa
ditanyakan secara berstruktur namun tetap bisa berkembang saat
melakukan wawancara.
c. Dokumentasi
Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk
menggumpulkan data-data sekunder yang nantinya dapat menunjang hasil
dari penelitian. Dokumentasi dapat berbentuk foto, video, ataupun
rekaman suara dan laporan-laporan tertulis lainnya.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menurut Muslimin (2016:65) adalah prosedur
penelitian yang diterapkan oleh peneliti dan menjawab rumusan masalah. data
yang digunakan dalam menganalisi adalah data yang peneliti peroleh dari
turun lapang.
52
Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis data interaktif dari Miles dan Huberman. Miles
dan Haberman (1984) dalam Sugiyono (2014:246) mengemukakan bahwa
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Model analisis data ini memiliki memiliki empat komponen yaitu,
pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Analisis data di lapangan Model Miles dan Huberman
menjelaskan proses analisis data sebagai berikut:
1) Pengumpulan data
Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi kemudian dituliskan dalam catatan lapangan yang berisis tentang
apa yang dilihat,disaksikan dan temuan apa yang didapat selama penelitian.
2) Kondensasi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti di
lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak dan rumit. Dalam
melakukan kondensasi data berfokus kepada menyeleksi,memfokuskan,
menyederhanakan, mengabstraksi, dan mentransformasi data yang terdapat pada
hasil observasi dilapangan maupun transkip dalam penelitian ini diuraikan
sebagai berikut :
Slecting
Menurut Miles dan Huberman (2014:18) peneliti harus bertindak selektif
dalam melakukan penelitian, yaitu peneliti harus menetukan hal apa saja yang
53
lebih penting, hubungan –hubungan apa saja yang lebih bermakna dan informasi
apa saja yang dapat dikumpul dan dianalisis.
Focusing
Miles dan Huberman (2014:19) menjelaskan, memfokuskan data
merupakan bentuk dari praanalis. Pada tahap ini peneliti memberikan fokus
penelitian yang berhubungan dengan rumusan masalah penelitian. Tujuannya
agar peneliti dapat memberikan batasan penelitian, sesuai dengan rumusan
masalah.
Abstracting
Pada tahap ini data yang telah terkumpul harus dilakukan evaluasi
khususnya yang berkaitan dengan kualitas dan cakupan data.
Samplifying Dan Transforming
Pada tahap ini data dalam penelitian ini dilakukan penyederhanaan dan
ditransformasikan dengan cara menyeleksinya secara ketat melalui ringkasan
atau uraian singkat, menggolongkan data dalam satu pola yang lebih luas, dan
sebagainya.
3) Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat berbentuk table,
grafik, bagan, pie chart, dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman
(1984) dalam sugiyono (2014:249), yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif yaitu dengan teks yang bersifat
naratif.dengan demikian penelitian ini, penyajian data dilakukan secara
naratif untuk memudahkan peneliti untuk menentukan kinerja berdasarkan
data sementara yang telah dipahami.
54
4) Penarikan Kesimpulan Dan Verifikasi Data
Pada tahap ini peneliti melakukan penarikan sebuah kesimpulan
terhadap hasil penelitian yang telah berlangsung. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, akan tetapi
mungkin juga tidak, karena masalah da rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian
berada di lapangan.
Gambar 3.1 Bagan Interaktif Miles dan Haberman
(Sugiyono: 2005 dalam Muslimin: 2016)
Pengumpulan
Data
Penarikan
Kesimpulan
Kondensaasi
Data
Penyajian
Data
55
3.8 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dilakukan untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang
berkaitan dengan seberapa jauh kebenaran hasil penelitian, mengungkapkan dan
memperjelas data dengan fakta-fakta aktual yang ada di lapangan (Muslimin,
2016: 68).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji keabsahan data dengan teknik
triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data berarti, untuk mendapatkan data
dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2014: 242).
Peneliti akan menguji data yang diperoleh dari satu sumber kemudian
membandingkan atau mengecek ulang dari sumber lainnya. Peneliti melakukan
triangulasi sumber data dengan teknik wawancara, dokumentasi, dan observasi.
Sehingga peneliti dapat menjelaskan masalah yang diteliti lebih komprehensif.