14
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam suatu penelitian karya ilmiah, terlebih dulu perlu dipahami metode penelitian, metodologi penelitian yang dimaksud merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematika dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah-masalah tertentu (Suprayogo, 2001: 6). Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Dalam melakukan penelitian, data yang diperoleh haruslah valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan kuantitatif merupakan suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Margono, 1997 dalam Darmawan, 2013:37). Menurut Stone, analisis isi adalah sebuah teknik penelitian untuk membuat inferensi dengan mengidentifikasikan secara sistematik dan objektif, karakteristik khusus dalam sebuah teks selanjutnya meyakini karakter inferensial pengkodean unit-unit analisis (Krippendorf, 1991:19). Oleh karena itu analisis isi kuantitatif merupakan salah satu metode utama dalam ilmu komunikasi. Penelitian yang mempelajari isi media (surt kabar, radio, film, dan televisi) menggunakan analisis isi. Melalui analisis isi peneliti dapat mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitianeprints.umm.ac.id/35408/4/jiptummpp-gdl-barqiemuha-49657-4-babiii.pdf · kepemimpinan berdasarkan tipe kepemimpinan menurut

  • Upload
    doque

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian

Dalam suatu penelitian karya ilmiah, terlebih dulu perlu dipahami metode

penelitian, metodologi penelitian yang dimaksud merupakan seperangkat

pengetahuan tentang langkah-langkah sistematika dan logis tentang pencarian data

yang berkenaan dengan masalah-masalah tertentu (Suprayogo, 2001: 6). Metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Dalam melakukan penelitian,

data yang diperoleh haruslah valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara

keilmuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

isi dengan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan kuantitatif merupakan suatu

proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai

alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Margono, 1997

dalam Darmawan, 2013:37). Menurut Stone, analisis isi adalah sebuah teknik

penelitian untuk membuat inferensi dengan mengidentifikasikan secara sistematik

dan objektif, karakteristik khusus dalam sebuah teks selanjutnya meyakini

karakter inferensial pengkodean unit-unit analisis (Krippendorf, 1991:19). Oleh

karena itu analisis isi kuantitatif merupakan salah satu metode utama dalam ilmu

komunikasi. Penelitian yang mempelajari isi media (surt kabar, radio, film, dan

televisi) menggunakan analisis isi. Melalui analisis isi peneliti dapat mempelajari

34

gambaran isi, karakteristik pesan, dan perkembangan (trend) dari suatu isi

(Eriyanto, 2011:11).

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dimana menurut Kriyantono

(2006:69) jenis riset deskriptif bertujuan membuat deskripsi secara sistematis,

faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.

Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan tentang gaya kepemimpinan dalam film

Merah Putih karya Yadi Sugandi.

3.2 Ruang Lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Film “Merah Putih” karya Yadi

Sugandi yang difokuskan pada tiap scene yang berupa dialog dan adegan yang

mengandung gaya kepemimpinan. Peneliti mengambil data dari dvd film merah

putih.

3.3 Unit Analisis

Dalam penelitian ini, bentuk unit analisis yang digunakan oleh peneliti

adalah unit pencatatan. Unit ini berkaitan dengan bagian apa dari isi yang akan

dicatat, dihitung, dan dianalisis (Eriyanto, 2011:64). Jika unit sampling hanya

menentukan isi apa yang dianalisis, sementara unit pencatatan berbicara mengenai

bagian apa dari isi yang akan dicatat, dihitung dan dianalisis.

Ada lima jenis unit pencatatan, namun dalam penelitian ini peneliti

menggunakan unit pencatatan jenis unit fisik. Unit fisik adalah unit analisis yang

didasarkan pada ukuran fisik dari suatu isi. Untuk tayangan, film atau sinetron

dapat berupa waktu (durasi) (Eriyanto, 2011:64). Yang menjadi unit analisis

35

dalam penelitian ini adalah per scene yang mengandung gaya kepemimpinan

dalam film Merah Putih karya Yadi Sugandi.

3.4 Satuan Ukur

Satuan ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah durasi pada detik

kemunculan kategori gaya kepemimpinan yang telah ditentukan oleh peneliti yang

terdapat pada setiap scene yang muncul dalam film Merah Putih karya Yadi

Sugandi.

3.5 Struktur Kategorisasi

Pokok dari analisis isi adalah sistem kategorisasi yang digunakan untuk

mengklasifikan isi media. Ketepatan dalam melaksanakan kategorisasi ini akan

memperjelas tentang topik penelitian (Dominick, 2003:149). Dalam penelitian

ini, peneliti menempatkan beberapa kategorisasi untuk mengetahui penggambaran

gaya kepemimpinan dalam film “Merah Putih”. Dengan menggunakan metode

analisis isi, maka validitas metode dan hasil sangat bergantung pada kategori-

kategorinya.

Menyusun kategorisasi haruslah secara baik dan hati-hati. Terdapat tiga

prinsip penting dalam hal menyusun kategorisasi (Nuendorf dalam Eriyanto,

2011: 2013), yaitu:

a. Terpisah satu sama lain, yaitu dapat dibedakan secara jelas antar satu kategori dengan kategori yang lainnya.

b. Lengkap, yaitu dapat menampung semua kemungkinan yang muncul. Penyertaaan semua kategori yang ada berfungsi sehingga semua kemungkinan tersedia.

c. Kehandalan atau dapat dipercaya, yaitu kategori dibuat harus dapat dipahami oleh semua orang serta reliabel. Coding sheet yang dibuat tidak boleh ada penafsiran yang berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.

36

Adapun kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategori

gaya kepemimpinan berdasarkan tipe kepemimpinan menurut Siagian (2009:74-).

Kategorisasi tersebut di antaranya:

1. Otoriter

Otoriter merupakan tipe seorang pemimpin yang tergolong sebagai

orang yang otoriter memiliki ciri-ciri yang pada umumnya negatif. Ciri-

cirinya sebagai berikut:

a. Menggemari berbagai upaya atau seremoni yang menggambarkan

kehebatannya

b. Tujuan pribadinya identik dengan tujuan organisasi

c. Menuntut loyalitas para bawahan

37

d. Tidak memberi kesempatan bagi bawahan untuk bertanya, pendapat atau

saran

e. Menerapkan pengawasan yang ketat

2. Demokratik

Tidak sedikit orang yang mendambakan atasan yang tergolong sebagai

pemimpin yang demokratik. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa

tipe inilah yang ideal. Ciri-cirinya antara lain:

a. Memperlakukan bawahan dengan cara yang manusiawi

38

b. Menerima pendapat bawahan

c. Pandai membaca situasi yang dihadapi

d. Mau melimpahkan wewenang pengambilan keputusan kepada bawahan

namun tetap bertanggung jawab atas tindakan para bawahannya

39

3. Kharismatik

Ciri utama pemimpin tipe kharismatik yaitu bahwa ia mempunyai

daya tarik kuat bagi orang lain sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya

tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu. Ciri-ciri pemimpin

dengan tipe kharismatik adalah sebagai berikut:

a. Percaya diri yang besar

b. Mampu menjelaskan cara untuk mencapai visinya

40

4. Laissez Faire

Ciri utama pemimpin tipe kharismatik yaitu bahwa ia mempunyai

daya tarik kuat bagi orang lain sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya

tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu. Ciri-ciri pemimpin

dengan tipe kharismatik adalah sebagai berikut:

a. Gaya santai karena merasa organisasi tidak menghadapi masalah serius

dan kalaupun ada, selalu dapat ditemukan penyelesaiannya.

b. Tidak senang mengambil risiko.

c. Gemar melimpahkan wewenang kepada karyawan dan lebih senang

karyawan yang mengambil keputusan, sementara keberadaannya dalam

organisasi lebih bersifat suportif.

5. Paternalistik

Ciri utama pemimpin tipe kharismatik yaitu bahwa ia mempunyai

daya tarik kuat bagi orang lain sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya

tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu. Ciri-ciri pemimpin

dengan tipe kharismatik adalah sebagai berikut:

a. Sering menonjolkan sikap paling mengetahui.

b. Tidak memberikan kesempatan bagi bawahan untuk menunjukkan

kreativitas dan inovasi.

c. Sentralisasi pengambilan keputusan.

41

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.6.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah adegan dan

dialog yang diambil dari sebuah berkas file yang berjudul Merah Putih. Adapun

sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Sumber data primer dari penelitian ini adalah salah satu berkas film yang

berjudul Merah Putih

b. Sumber data sekunder merupakan data tambahan atau data pelengkap

yang sifatnya melengkapi data yang sudah ada, dari penelitian ini adalah

buku-buku, internet, dan sumber data lainnya yang dapat dijadikan

sebagai data pelengkap.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian disarankan untuk tidak menggunakansatu teknik

dalam pengumpulan data-data, karena akan semakin menyempurnakan perolehan

data dalam berbagai persepektif. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dengan cara. Proses pengumpulan data dibantu oleh 2 pengcoder,

peneliti akan mengamati, memahami, dan mencermati dengan melihat film

yangakan dikaji. Dokumentasi, yaitu capturing scene, mengambil gambar-gambar

dari film yang mengandung gaya kepemimpinan dan mencari informasi yang

terkait dengan masalah-masalah penelitian baik dari buku, internet, surat kabar

dan sumber data lainnya.

Data penellitian diperoleh dengan teknik telaah dokumen. Telaah dokumen

dalam hal ini dilakukan dengan cara melihat langsung dengan mengamati Film

42

“Merah Putih” karya Yadi Sugandi. Setelah data diamati, maka akan dilakukan

pengkoderan dengan menggunakan pedoman tabel pengkoderan berikut ini:

Tabel 3.1.

Pengumpulan Data Coder

Epiode Durasi Detik

Kategori Gaya Kepemimpinan

Otoriter Demokrasi Karismatik Laissez Faire Paternalistik

A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 B4 C1 C2 D1 D2 D3 E1 E2 E3

Total

Keterangan :

A1 : Menggambarkan kehebatan

A2 : Tujuan pribadi dan organisasi identik

A3 : Menuntut loyalitas bawahan

A4 : Menolak pendapat bawahan

A5 : Menerapkan pengawasan yang ketat

B1 : Perlakuan manusiawi

B2 : Menerima pendapat bawahan

B3 : Pandai membaca situasi

B4 : Melimpahkan mengambilan keputusan kepada bawahan

C1 : Percaya diri besar

C2 : Menjelaskan cara mencapai visi

D1 : Gaya santai karena merasa organisasi tidak menghadapi masalah serius

D2 : Tidak senang mengambil risiko

D3 : Gemar melimpahkan wewenang kepada bawahan

43

E1 : Sering menonjolkan sikap paling mengetahui

E2 : Tidak memberikan kesempatan bawahan untuk kreativitas dan inovasi

E3 : Sentralisasi pengambilan keputusan

Kemudian data dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk

mempermudah perhitungan guna mengetahui banyaknya frekuensi kemunculan

masing-masing kategori. Adapun tabel distribusi frekuensi yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.2.

Unit Analisis dan Tabel Distribusi Frekuensi Penelitian

Kepemimpinan

Kategori Durasi %(durasi) Frekuensi

Otoriter

Demokratik

Karismatik

Laissez Faire

Paternalistik

TOTAL

3.7 Teknik Analisa Data

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah tingkat keandalan dan keaslian alat ukur yang

digunakan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data tersebut valid. Validitas berkaitan dengan apakah alat

ukur yang dipakai secara tepat mengukur konsep yang ingin diukur. Validitas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi berkaitan

dengan apakah alat ukur telah memasukkan semua dimensi, semua indikator

44

secara lengkap dari konsep yang hendak diukur. Sebuah alat ukur disebut

mempunyai validitas isi jika alat ukur menyertakan semua indikator darikonsep,

tidak ada yang terlewatkan (Eriyanto, 2013:273).

3.7.2 Uji Reliabilitas

Alat ukur selain harus valid juga harus mempunyai reliabilitas yang tinggi.

Analisis isi haruslah dilakukan secara obyektif, ini berarti tidak boleh ada beda

penafsiran antara satu orang coder dengan coder yang lainnya.Untuk

menghasilkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, maka secara

terminologi reliabilitas adalah manakala terjadi pengulangan penggunaan suatu

metode pengukuran atas obyek material yang sama, akan diperoleh hasil yang

sama. Reliabilitas antar koder dapat dihitung dengan beberapa cara, dengan

formula yang dibuat Holsti (1969), yang digunakan untuk menentukan nominal.

Untuk menghitung kesepakatan dari hasil penilaian para koder peneliti

menggunakan rumus Holsty sebagai berikut:

CR = 21

2NN

M

45

Keterangan:

CR : Coefisien Reliability

M : Jumlah coding yang disepakati oleh peneliti dan dua orang coder.

N1 : Total jumlah coding dari peneliti 1

N2 : Total jumlah coding dari peneliti 2

Hasil ini kemudian menurut Scott dikembangkan dalam index of reliability

yang bukan hanya mengoreksi dalam suatu kelompok kategori, tetapi juga

kemungkinan frekuensi yang timbul atau memperkuat hasil reliabilitas digunakan

rumus Scott yaitu:

Pi =reementExpectedAg

reementExpectedAgAgreementObsererved

%1%%

Keterangan :

Pi : Nilai Keterhandalan

Obsererved Agreement : Nilai CR

Expected Agreement : Jumlah persetujuan yang diharapkan karena peluang

Meski belum ada standar reliabilitas yang mutlak namun menurut Wimmer

dan Dominick, ambang penerimaan yang sering digunakan adalah 0,75 untuk

menggunakan Pi. Jika kesesuaian antar penyusun kode tidak mencapai 0,75 maka

kategorisasi operasional mungkin perlu dibuat lebih spesifik lagi (Bungin,

2001:218).

46

3.8 Analisis Data

Data yang terkumpul, melalui coding sheet yang didapatkan oleh para

coder akan di-input ke dalam tabel secara keseluruhan agar mudah membacanya.

Setelah itu data yang terkumpul harus diuji keabsahannya melalui uji reliabilitas.

Apabila data yang tersaji sudah reliabel, maka data akan disajikan data tabel

frekuensi yang menyajikan masing-masing variabel. Tahap selanjutnya adalah

mendeskripsikan apa yang ditemukan dari sajian data. Hal tersebut digunakan

karena penelitian kali ini menggunakan statistik deskriptif, yang dimana bertujuan

mendeskripsikan dan menjabarkan gaya kepemimpinan dalam film Merah Putih

(Eriyanto, 2013:273).