Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka kerja penelitian adalah kerangka hubungan antara
konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-
penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005). Kerangka
konsep dari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kejadian
penyait asma, dapat dilihat pada kerangka di bawah ini.
Variabel bebas
Variabel terikat
Bagan 3.1.Kerangka Konseptual penelitian
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,
atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian
tentang suatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis
kelamin, pendidikan, status, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo,
2005).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit asma :
Kondisi udara
Aktivitas fisik/Kerja
Kondisi Psikologi
Polusi udara
Alergen
Kejadian penyakit asma pada
pasien asma di ruang dahlia I
rumah sakit paru dr. Ario Wirawan
Salatiga
27
3.2.1 Variabel bebas/independen
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel
dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma
yaitu kondisi udara, aktivitas fisik / kerja, kondisi psikologi,
polusi udara, allergen.
3.2.2 Variabel terikat/dependen
Yaitu variabel akibat dari variabel independen.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian penyakit
asma.
3.3 Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan
rancangan deskriptif. Penelitian deskriptif berisi tentang penjelasan
terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan
uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi,
sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan
antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah
(Sugiono, 2011). Rancangan penelitian deskriptif bertujuan untuk
menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi
berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial,
ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup) dan
lain-lain (Hidayat, 2007).
28
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas
objek, subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2006). Populasi
dalam penelitian ini diambil dari pasien asma yang dirawat di
ruang Dahlia I Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga
yaitu berjumlah 27 pasien.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2006). Sampel
dalam penelitian ini adalah pasien asma yang dirawat di
ruang Dahlia I Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total
sampling yang berarti bahwa jumlah sampel yang digunakan
adalah jumlah keseluruhan yaitu 27 pasien asma yang
dirawat di Ruang Dahlia I Rumah Sakit paru dr. Ario Wirawan
Salatiga.
Sampel diambil berdasarkan kriteria inklusif dan eksklusif sebagai berikut :
1. Kriteria inklusif
a. Responden merupakan pasien asma yang dirawat di Ruang
Dahlia I Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan Salatiga.
29
b. Responden dalam keadaan sadar dan dapat diajak
berkomunikasi, jika responden dengan keterbatasan komunikasi
dapat diwakili oleh keluarga.
c. Usia dewasa (17-70 tahun) dengan harapan pasien dapat
menjawab setiap pertanyaan.
2. Kriteria eksklusif
a. Pasien yang menolak menjadi responden.
b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah.
c. Tidak memiliki hubungan keluarga dengan responden
3.5 Definisi Operasional
Tabel 3.1 operasional variabel penelitian
Variabel Definisi operasional
Cara ukur
Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
1. Kondisi udara
Perubahan kondisi udara panas atau dingin.
Angket Kuesioner Jika jawaban :
Tidak pernah
Jarang/ kadang-kadang
Sering
Ordinal
2. Aktivitas fisik / kerja
Aktivitas jasmani atau olahraga yang berlebihan, pekerjaan, aktivitas sehari-hari,kuliah,hubungan seks.
Angket Kuesioner Jika jawaban :
Tidak pernah
Jarang/ kadang-kadang
Sering
Ordinal
3. Faktor psikologi
Kondisi psikologis seperti panik, stress, cemas, menangis, sedih.
Angket kuesioner Jika jawaban :
Tidak pernah
Jarang/ kadang-kadang
Sering
Ordinal
4. Polusi udara
Kondisi udara yang tercemar oleh
Angket Kuesioner Jika jawaban :
Tidak pernah
Jarang/ kadang-
Ordinal
30
berbagai zat seperti industry, asap rokok, asap kendaraan.
kadang
Sering
5. Alergen Alergen merupakan faktor pencetus atau pemicu asma yang sering dijumpai pada pasien asma menimbulkan reaksi alergi.
Angket Kuesioner Jika jawaban :
Tidak pernah
Jarang/ kadang-kadang
Sering
Ordinal
Kejadian penyakit asma
Adanya gejala-gejala yang menunjukan terjadinya gangguan pernapasan meliputi (batuk, mengi sesak napas)
Angket Kuesioner Jika jawaban :
Ya : Skor 1
Tidak : skor 0
Nominal
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
3.6.1 Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan
jalan mengajukan suatu daftar pertanyaan tertulis kepada
sejumlah individu dan individu yang diberikan daftar
penrtanyaan tersebut diminta untuk memberikan jawaban
secara tertulis pula. Angket / kuesioner ini dilakukan dengan
mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-
formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek
31
untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan
sebagainya (Notoadmodjo, 2005).
3.6.2 Dokumentasi
Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan
mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan,
buku-buku, surat kabar, notulen, agenda, dan sebagainya.
(Arikunto, 2002: 188). Metode ini digunakan untuk
mendapatkan gambaran umum tentang Rumah Sakit, data-
data jumlah pasien penderita asma. Dokumentasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain catatan
keperawatan berupa rekam medis.
3.7 Analisis Data
Data dianalisis dengan analisis statistik deskriptif yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap
objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana
adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan untuk
umum (Sugiono, 2011). Setelah data penelitian terkumpul,
selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
3.7.1 Editing
Editing adalah memeriksa kembali data yang
dikumpulkan melalui pembagian kuesioner dengan tujuan
memeriksa kembali apakah hasilnya sudah selesai sudah
sesuai dengan rencana atau tujuan yang hendak dicapai. Hal
32
ini untuk memastikan apakah data telah diisi semua dan
dapat dibaca serta relevan.
3.7.2 Coding
Coding merupakan kegiatan pengubahan data lebih
ringkas dengan menggunakan kode yang dirumuskan untuk
mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisis data.
3.7.3 Entri Data
Memasukkan data untuk diolah memakai program
komputer untuk dianalisis.
3.7.4 Tabulating
Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data
yang masuk (data mentah) ke dalam tabel-tabel yang telah
dipisahkan. Proses ini meliputi:
1) Mempersiapkan tabel dengan kolom dan barisnya
yang cermat sesuai kebutuhan
2) Menghitung banyak frekuensi untuk setiap kategori
jawaban (Arikunto, 2006).
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.8.1 Lokasi
Penelitian dilakukan di Ruang Dahlia I Rumah Sakit Paru dr.
Ario Wirawan Salatiga.
33
3.8.2 Waktu
Waktu penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yaitu tanggal
20 Mei 2015 sampai tanggal 20 Juni 2015.
3.9 Instrumentasi
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan
pengembangan dari peneliti berdasarkan teori yang sudah
dicantumkan pada tinjauan pustaka dan sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai. Kuesioner yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu
karakteristik pasien yang meliputi biodata pasien, riwayat menderita
penyakit asma sejak usia berapa, frekuensi kambuhnya penyakit
asma, tanda dan gejala serangan asma, obat yang digunakan saat
serangan asma dan status merokok dan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma.
3.10 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian adalah
menentukan validitas dan reliabilitas suatu alat ukur. Alat ukur yang
baik harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas yang
ditunjukkan dengan tingginya validitas dan reliabilitas alat ukur
tersebut instrumen penelitian sebelum dahulu dilakukan uji coba
agar diperoleh instrument yang valid. Uji validitas dilakukan untuk
melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya (Azwar,2003).
34
3.10.1 Uji validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan
tingkat-tingkat kevalidan kesahihan sesuatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas tinggi,
sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki kualitas
rendah (Arokno, 2006). Teknik yang digunakan untuk mengetahui
validitas kuesioner menggunakan rumus pearson product moment,
setelah itu dilihat penafsiran dari indeks korelasinya. Dengan rumus
sebagai berikut :
N∑ix – (∑i) (∑x)
rix =
(N∑i2– (∑i)2) (N∑x2– (∑x)2)
Keterangan :
rix = koefisien korelasi antar butir soal dan soal
∑x = jumlah skor total
∑i = jumlah skor butir soal
∑ix = jumlah hasil kali
∑i2 = jumlah kuadrat skor butir soal
∑x2 = jumlah kuadrat skor butir total
N = jumlah subjek
Sebagai kriteria, pemilihan item berdasarkan korelasi item total
dengan konvensi yaitu, batasan koefisien korelasi yang dianggap
memuaskan dan memberikan kontribusi yang baik sebesar >0,30.
35
Bila jumlah item yang lolos tidak mencukupi atau jauh dari jumlah
yang diinginkan maka batas kriteria koefisien korelasi yang semula
0,30 dapat diturunkan menjadi 0,25 (Azwar, 2012).
3.10.2 Uji reliabilitas
Reliabilitas merujuk pada konsistensi atau stabilitas sebuah
alat ukur (Cozby, 2009). Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas
ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas yang
angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00 (Azwar,
2012). Untuk mencari reliabilitas angket digunakan rumus Alpha
Cronbach:
r11 = ( k ) (1- Σ σ b² ) (k – 1) σ²t
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σ σ b² = jumlah varians butir
σ²t = varians total (Arikunto, 2006).
Untuk melihat apakah reliabel kuisioner baik atau tidak, maka
peneliti menggunakan standar reliabel menurur George & Mallery
(1995) sebagai berikut:
a. >0,9 sangat bagus (excellent)
b. >0,8 bagus (good)
c. >0,7 dapat diterima (acceptable)
d. >0,6 dapat dipertanyakan (questionable)
e. >0,5 jelek (poor)
36
f. <0,5 tidak dapat diterima (unacceptable).
Dengan menghitung koefisien reliabilitas hasil ukur pada
suatu subjek penelitian, maka dapat diperkirakan tingkat
kepercayaan hasil pengukuran alat tersebut bagi kelompok subjek
yang diteliti. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi apabila alat ukur tersebut mampu
memberikan hasil yang tetap. Semakin tinggi koefisien reliabilitas
mendekati angka 1,00 berarti semakin tingginya reliabilitas.
Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati 0 berarti
semakin rendahnya reliabilitas (Azwar, 2012).
3.11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum melaksanakan penelitian di Ruang Dahlia I Rumah
Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, terlebih dahulu peneliti
melakukan pengujian validitas dan reliabilitas di UPT Balai
Kesehatan Paru Masyarakat Salatiga untuk mengetahu validitas dan
reliabilitas angket atau kuesioner yang akan digunakan. Uji validitas
dan reliabilitas dilakukan pada tanggal 16 April 2015 sampai tanggal
8 Mei 2015. Terdapat dua jenis angket atau kuesioner yang
digunakan oleh peneliti yaitu yang pertama tentang karakteristik
pasien yang meliputi biodata pasien, riwayat menderita penyakit
asma sejak usia berapa, frekuensi kambuhnya penyakit asma, tanda
dan gejala serangan asma, obat yang digunakan saat serangan
asma dan status merokok dan 5 faktor yang mempengaruhi tingkat
kejadian penyakit asma yang terdiri dari 29 pertanyaan dengan
37
rentang jawaban yaitu tidak pernah, jarang atau kadang-kadang dan
sering.
3.11.1 Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas angket atau kuesioner penelitian diujikan
pada 20 orang penderita penyakit asma yang sedang berobat di
UPT Balai Kesehatan Paru Masyarakat Salatiga. Berdasarkan uji
validitas angket atau kuesioner penelitian faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma dengan
menggunakan teknik pearson product moment, dalam program
SPSS 16,0 for windows, hasil uji validitas menunjukan ada 1
pertanyaan yang tidak valid dengan hasil yang lebih kecil yaitu
0,230. pertanyaan tersebut adalah masalah pada faktor alergen
yaitu pertanyaan tentang bau cat. Pertanyaan yang tidak valid
langsung dikeluarkan atau dihapus sehingga jumlah pertanyaan
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma,
untuk pengambilan data selanjutnya atau penelitian selanjutnya
adalah 28 pertanyaan, ditambah dengan pertanyaan tentang
karakteristik responden. Hasil uji validitas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma selengkapnya
terdapat di lampiran.
3.11.2 Hasil Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas maka peneliti juga melakukan
uji reliabilitas kuesioner/angket penelitian dengan menggunakan
teknik Alpha-Cronbach. Hasil uji reliabilitas pada faktor-faktor yang
38
mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma. Dapat dilihat nilai
Alpha-Cronbach, untuk faktor kondisi udara nilai Alpha-Cronbach
0.871, faktor aktivitas fisik/kerja nilai Alpha-Cronbach : 0,755, faktor
psikologi nilai Alpha-Cronbach : 0,785, faktor polusi udara nilai
Alpha-Cronbach : 0,712 dan faktor alergen nilai Alpha-Cronbach :
0,722. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma sudah dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya karena sudah reliabel dan
dikategorikan dapat diterima (acceptable).
3.12 Etika
Masalah etika penilitian yang harus diperhatikan antara lain
sebagai berikut :
3.12.1 Informed consent
Informed consent atau lembar persetujuan adalah
bentuk kesepakatan yang dibuat antara peneliti dan
partisipan penelitian yang bertujuan untuk memberikan
informasi tentang penelitian dan tujuan penelitian yang
dilakukan dan sebagai bukti bahwa partisipan penelitian
bersedia membantu berjalannya sebuah penelitian, informed
consentdiberikan dalam bentuk lembar persetujuan yang
harus ditandatangani oleh partisipan penelitian.
39
3.12.2 Tanpa nama (anonimity)
Masalah etika penelitian ini berhubungan dengan
diberikannya jaminan keamanan subjek penelitian dengan
cara tidak mencantumkan nama pada lembar alat ukur dan
hanya memberikan insial nama atau kode pada lembar
pengumpulan data ataupun hasil penelitian.
3.12.3 Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini adalah masalah etika dengan memberi
jaminan kerahasiaan data yang diberikan oleh partisipan
penelitian.Dilakukan sebagai bentuk penghargaan pada
partisipan penelitian (Hidayat, 2007).
3.13 Keaslian Penelitian
Terdapat beberapa hasil penelitian lainnya yang
berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kejadian penyakit asma. Penelitian tersebut diantaranya seperti
pada tabel berikut ini .
Tabel 3.2.
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma.
Nama Judul Variabel yang diteliti
Desain Tempat Hasil
Purnomo
(2008)
Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap
Kejadian asma bronkiali pada anak
Keberadaan tungau debu,
Hospital based case control study
RS Kabuten Kudus
Jenis kelamin
Cuaca
Memelihara binatang
Debu Riwayat
40
kejadian asma bronchial pada anak (studi kasus di RS Kabuten Kudus)
memelihara binatang, asap rokok, riwayat keluarga, makanan, cuaca, jenis kelamin.
penyakit keluarga
Jenis makanan
Asap rokok
Ni Luh P. E.
(2012)
Analisis faktor-faktor pemicu dominan terjadinya serangan asma pada pasien asma.
Allergen,exercise,(latiha),polusi udara, faktor kerja(occupational factors),infeksi pernapasan, masalah pada hidung dansinus,sensitiveterhadap obat dan makanan, penyakit reflukgastroesophageal, faktor psikologis (stress emosional), perubahan cuaca, usia, jenis kelamin, pekerjaan
Kejadian serangan asma
Deskriptif analitik, dengan rancangan cross sectional.
Poli Asma RSUP Persahabatan Jakarata.
Alergen
Exercise (latihan)
Polusi udara Kerja Infeksi pernapasan Masalah pada sinus dan hidung
Sensitif terhadap obat dan makanan
Penyakit refluk gastreosphageal
Kondisi psikologi (stress, emosional)
Perubahan cuaca
Jenis kelamin
Pekerjaan
Abraham H. Laisina, D. Takumansang, J. M. Wantania.
(2007)
Faktor risiko kejadian asma pada anak sekolah dasar di Kecamatan Wenang Kota
Riwayat asma padaorang tua, riwayat penyakit atopi pada orang tua selainasma,penyakit atopi pada
Cross-sectional
Sekolah Dasar di Kecamatan Wenang Kota Manado
Riwayat asma pada orang tua, infeksi saluran napas dan obesitas
Pemilikan hewan peliharaan
41
Manado anak selain asma, jeniskelamin,penggunaan kasur dan bantal dari kapuk padawaktu tidur, penggunaan karpet, pemilikan hewanpeliharaan, orang tua perokok, penggunaan obatnyamuk, jumlah saudara, infeksi saluran napas danobesitas.
kejadian asma
Perokok
Jenis kelamin, penggunaan kasur dan bantal dari kapuk pada waktu tidur, dan penggunaan obat nyamuk
Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya :
1) Variabel pada penelitian ini yaitu kondisi udara, aktivitas fisik/kerja,
psikologi, polusi udara, allergen.
2) Perbedaan tempat peneltian
3) perbedaan metode penelitian.