16
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka kerja penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian- penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005). Kerangka konsep dari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kejadian penyait asma, dapat dilihat pada kerangka di bawah ini. Variabel bebas Variabel terikat Bagan 3.1.Kerangka Konseptual penelitian 3.2 Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit asma : Kondisi udara Aktivitas fisik/Kerja Kondisi Psikologi Polusi udara Alergen Kejadian penyakit asma pada pasien asma di ruang dahlia I rumah sakit paru dr. Ario Wirawan Salatiga

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka kerja penelitian adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-

penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005). Kerangka

konsep dari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kejadian

penyait asma, dapat dilihat pada kerangka di bawah ini.

Variabel bebas

Variabel terikat

Bagan 3.1.Kerangka Konseptual penelitian

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,

atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian

tentang suatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis

kelamin, pendidikan, status, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo,

2005).

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit asma :

Kondisi udara

Aktivitas fisik/Kerja

Kondisi Psikologi

Polusi udara

Alergen

Kejadian penyakit asma pada

pasien asma di ruang dahlia I

rumah sakit paru dr. Ario Wirawan

Salatiga

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

27

3.2.1 Variabel bebas/independen

Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel

dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma

yaitu kondisi udara, aktivitas fisik / kerja, kondisi psikologi,

polusi udara, allergen.

3.2.2 Variabel terikat/dependen

Yaitu variabel akibat dari variabel independen.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian penyakit

asma.

3.3 Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

rancangan deskriptif. Penelitian deskriptif berisi tentang penjelasan

terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan

uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi,

sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan

antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah

(Sugiono, 2011). Rancangan penelitian deskriptif bertujuan untuk

menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi

berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial,

ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup) dan

lain-lain (Hidayat, 2007).

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

28

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas

objek, subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2006). Populasi

dalam penelitian ini diambil dari pasien asma yang dirawat di

ruang Dahlia I Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga

yaitu berjumlah 27 pasien.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2006). Sampel

dalam penelitian ini adalah pasien asma yang dirawat di

ruang Dahlia I Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total

sampling yang berarti bahwa jumlah sampel yang digunakan

adalah jumlah keseluruhan yaitu 27 pasien asma yang

dirawat di Ruang Dahlia I Rumah Sakit paru dr. Ario Wirawan

Salatiga.

Sampel diambil berdasarkan kriteria inklusif dan eksklusif sebagai berikut :

1. Kriteria inklusif

a. Responden merupakan pasien asma yang dirawat di Ruang

Dahlia I Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan Salatiga.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

29

b. Responden dalam keadaan sadar dan dapat diajak

berkomunikasi, jika responden dengan keterbatasan komunikasi

dapat diwakili oleh keluarga.

c. Usia dewasa (17-70 tahun) dengan harapan pasien dapat

menjawab setiap pertanyaan.

2. Kriteria eksklusif

a. Pasien yang menolak menjadi responden.

b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah.

c. Tidak memiliki hubungan keluarga dengan responden

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1 operasional variabel penelitian

Variabel Definisi operasional

Cara ukur

Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

1. Kondisi udara

Perubahan kondisi udara panas atau dingin.

Angket Kuesioner Jika jawaban :

Tidak pernah

Jarang/ kadang-kadang

Sering

Ordinal

2. Aktivitas fisik / kerja

Aktivitas jasmani atau olahraga yang berlebihan, pekerjaan, aktivitas sehari-hari,kuliah,hubungan seks.

Angket Kuesioner Jika jawaban :

Tidak pernah

Jarang/ kadang-kadang

Sering

Ordinal

3. Faktor psikologi

Kondisi psikologis seperti panik, stress, cemas, menangis, sedih.

Angket kuesioner Jika jawaban :

Tidak pernah

Jarang/ kadang-kadang

Sering

Ordinal

4. Polusi udara

Kondisi udara yang tercemar oleh

Angket Kuesioner Jika jawaban :

Tidak pernah

Jarang/ kadang-

Ordinal

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

30

berbagai zat seperti industry, asap rokok, asap kendaraan.

kadang

Sering

5. Alergen Alergen merupakan faktor pencetus atau pemicu asma yang sering dijumpai pada pasien asma menimbulkan reaksi alergi.

Angket Kuesioner Jika jawaban :

Tidak pernah

Jarang/ kadang-kadang

Sering

Ordinal

Kejadian penyakit asma

Adanya gejala-gejala yang menunjukan terjadinya gangguan pernapasan meliputi (batuk, mengi sesak napas)

Angket Kuesioner Jika jawaban :

Ya : Skor 1

Tidak : skor 0

Nominal

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah :

3.6.1 Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan

jalan mengajukan suatu daftar pertanyaan tertulis kepada

sejumlah individu dan individu yang diberikan daftar

penrtanyaan tersebut diminta untuk memberikan jawaban

secara tertulis pula. Angket / kuesioner ini dilakukan dengan

mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-

formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

31

untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan

sebagainya (Notoadmodjo, 2005).

3.6.2 Dokumentasi

Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan

mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan,

buku-buku, surat kabar, notulen, agenda, dan sebagainya.

(Arikunto, 2002: 188). Metode ini digunakan untuk

mendapatkan gambaran umum tentang Rumah Sakit, data-

data jumlah pasien penderita asma. Dokumentasi yang

dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain catatan

keperawatan berupa rekam medis.

3.7 Analisis Data

Data dianalisis dengan analisis statistik deskriptif yang

berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap

objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan untuk

umum (Sugiono, 2011). Setelah data penelitian terkumpul,

selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

3.7.1 Editing

Editing adalah memeriksa kembali data yang

dikumpulkan melalui pembagian kuesioner dengan tujuan

memeriksa kembali apakah hasilnya sudah selesai sudah

sesuai dengan rencana atau tujuan yang hendak dicapai. Hal

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

32

ini untuk memastikan apakah data telah diisi semua dan

dapat dibaca serta relevan.

3.7.2 Coding

Coding merupakan kegiatan pengubahan data lebih

ringkas dengan menggunakan kode yang dirumuskan untuk

mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisis data.

3.7.3 Entri Data

Memasukkan data untuk diolah memakai program

komputer untuk dianalisis.

3.7.4 Tabulating

Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data

yang masuk (data mentah) ke dalam tabel-tabel yang telah

dipisahkan. Proses ini meliputi:

1) Mempersiapkan tabel dengan kolom dan barisnya

yang cermat sesuai kebutuhan

2) Menghitung banyak frekuensi untuk setiap kategori

jawaban (Arikunto, 2006).

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.8.1 Lokasi

Penelitian dilakukan di Ruang Dahlia I Rumah Sakit Paru dr.

Ario Wirawan Salatiga.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

33

3.8.2 Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yaitu tanggal

20 Mei 2015 sampai tanggal 20 Juni 2015.

3.9 Instrumentasi

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan

pengembangan dari peneliti berdasarkan teori yang sudah

dicantumkan pada tinjauan pustaka dan sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai. Kuesioner yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu

karakteristik pasien yang meliputi biodata pasien, riwayat menderita

penyakit asma sejak usia berapa, frekuensi kambuhnya penyakit

asma, tanda dan gejala serangan asma, obat yang digunakan saat

serangan asma dan status merokok dan faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma.

3.10 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Salah satu unsur terpenting dalam penelitian adalah

menentukan validitas dan reliabilitas suatu alat ukur. Alat ukur yang

baik harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas yang

ditunjukkan dengan tingginya validitas dan reliabilitas alat ukur

tersebut instrumen penelitian sebelum dahulu dilakukan uji coba

agar diperoleh instrument yang valid. Uji validitas dilakukan untuk

melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya (Azwar,2003).

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

34

3.10.1 Uji validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan

tingkat-tingkat kevalidan kesahihan sesuatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas tinggi,

sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki kualitas

rendah (Arokno, 2006). Teknik yang digunakan untuk mengetahui

validitas kuesioner menggunakan rumus pearson product moment,

setelah itu dilihat penafsiran dari indeks korelasinya. Dengan rumus

sebagai berikut :

N∑ix – (∑i) (∑x)

rix =

(N∑i2– (∑i)2) (N∑x2– (∑x)2)

Keterangan :

rix = koefisien korelasi antar butir soal dan soal

∑x = jumlah skor total

∑i = jumlah skor butir soal

∑ix = jumlah hasil kali

∑i2 = jumlah kuadrat skor butir soal

∑x2 = jumlah kuadrat skor butir total

N = jumlah subjek

Sebagai kriteria, pemilihan item berdasarkan korelasi item total

dengan konvensi yaitu, batasan koefisien korelasi yang dianggap

memuaskan dan memberikan kontribusi yang baik sebesar >0,30.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

35

Bila jumlah item yang lolos tidak mencukupi atau jauh dari jumlah

yang diinginkan maka batas kriteria koefisien korelasi yang semula

0,30 dapat diturunkan menjadi 0,25 (Azwar, 2012).

3.10.2 Uji reliabilitas

Reliabilitas merujuk pada konsistensi atau stabilitas sebuah

alat ukur (Cozby, 2009). Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas

ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas yang

angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00 (Azwar,

2012). Untuk mencari reliabilitas angket digunakan rumus Alpha

Cronbach:

r11 = ( k ) (1- Σ σ b² ) (k – 1) σ²t

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σ σ b² = jumlah varians butir

σ²t = varians total (Arikunto, 2006).

Untuk melihat apakah reliabel kuisioner baik atau tidak, maka

peneliti menggunakan standar reliabel menurur George & Mallery

(1995) sebagai berikut:

a. >0,9 sangat bagus (excellent)

b. >0,8 bagus (good)

c. >0,7 dapat diterima (acceptable)

d. >0,6 dapat dipertanyakan (questionable)

e. >0,5 jelek (poor)

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

36

f. <0,5 tidak dapat diterima (unacceptable).

Dengan menghitung koefisien reliabilitas hasil ukur pada

suatu subjek penelitian, maka dapat diperkirakan tingkat

kepercayaan hasil pengukuran alat tersebut bagi kelompok subjek

yang diteliti. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi apabila alat ukur tersebut mampu

memberikan hasil yang tetap. Semakin tinggi koefisien reliabilitas

mendekati angka 1,00 berarti semakin tingginya reliabilitas.

Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati 0 berarti

semakin rendahnya reliabilitas (Azwar, 2012).

3.11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum melaksanakan penelitian di Ruang Dahlia I Rumah

Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, terlebih dahulu peneliti

melakukan pengujian validitas dan reliabilitas di UPT Balai

Kesehatan Paru Masyarakat Salatiga untuk mengetahu validitas dan

reliabilitas angket atau kuesioner yang akan digunakan. Uji validitas

dan reliabilitas dilakukan pada tanggal 16 April 2015 sampai tanggal

8 Mei 2015. Terdapat dua jenis angket atau kuesioner yang

digunakan oleh peneliti yaitu yang pertama tentang karakteristik

pasien yang meliputi biodata pasien, riwayat menderita penyakit

asma sejak usia berapa, frekuensi kambuhnya penyakit asma, tanda

dan gejala serangan asma, obat yang digunakan saat serangan

asma dan status merokok dan 5 faktor yang mempengaruhi tingkat

kejadian penyakit asma yang terdiri dari 29 pertanyaan dengan

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

37

rentang jawaban yaitu tidak pernah, jarang atau kadang-kadang dan

sering.

3.11.1 Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas angket atau kuesioner penelitian diujikan

pada 20 orang penderita penyakit asma yang sedang berobat di

UPT Balai Kesehatan Paru Masyarakat Salatiga. Berdasarkan uji

validitas angket atau kuesioner penelitian faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma dengan

menggunakan teknik pearson product moment, dalam program

SPSS 16,0 for windows, hasil uji validitas menunjukan ada 1

pertanyaan yang tidak valid dengan hasil yang lebih kecil yaitu

0,230. pertanyaan tersebut adalah masalah pada faktor alergen

yaitu pertanyaan tentang bau cat. Pertanyaan yang tidak valid

langsung dikeluarkan atau dihapus sehingga jumlah pertanyaan

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma,

untuk pengambilan data selanjutnya atau penelitian selanjutnya

adalah 28 pertanyaan, ditambah dengan pertanyaan tentang

karakteristik responden. Hasil uji validitas dari faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma selengkapnya

terdapat di lampiran.

3.11.2 Hasil Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas maka peneliti juga melakukan

uji reliabilitas kuesioner/angket penelitian dengan menggunakan

teknik Alpha-Cronbach. Hasil uji reliabilitas pada faktor-faktor yang

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

38

mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma. Dapat dilihat nilai

Alpha-Cronbach, untuk faktor kondisi udara nilai Alpha-Cronbach

0.871, faktor aktivitas fisik/kerja nilai Alpha-Cronbach : 0,755, faktor

psikologi nilai Alpha-Cronbach : 0,785, faktor polusi udara nilai

Alpha-Cronbach : 0,712 dan faktor alergen nilai Alpha-Cronbach :

0,722. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma sudah dapat

digunakan untuk penelitian selanjutnya karena sudah reliabel dan

dikategorikan dapat diterima (acceptable).

3.12 Etika

Masalah etika penilitian yang harus diperhatikan antara lain

sebagai berikut :

3.12.1 Informed consent

Informed consent atau lembar persetujuan adalah

bentuk kesepakatan yang dibuat antara peneliti dan

partisipan penelitian yang bertujuan untuk memberikan

informasi tentang penelitian dan tujuan penelitian yang

dilakukan dan sebagai bukti bahwa partisipan penelitian

bersedia membantu berjalannya sebuah penelitian, informed

consentdiberikan dalam bentuk lembar persetujuan yang

harus ditandatangani oleh partisipan penelitian.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

39

3.12.2 Tanpa nama (anonimity)

Masalah etika penelitian ini berhubungan dengan

diberikannya jaminan keamanan subjek penelitian dengan

cara tidak mencantumkan nama pada lembar alat ukur dan

hanya memberikan insial nama atau kode pada lembar

pengumpulan data ataupun hasil penelitian.

3.12.3 Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini adalah masalah etika dengan memberi

jaminan kerahasiaan data yang diberikan oleh partisipan

penelitian.Dilakukan sebagai bentuk penghargaan pada

partisipan penelitian (Hidayat, 2007).

3.13 Keaslian Penelitian

Terdapat beberapa hasil penelitian lainnya yang

berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kejadian penyakit asma. Penelitian tersebut diantaranya seperti

pada tabel berikut ini .

Tabel 3.2.

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kejadian penyakit asma.

Nama Judul Variabel yang diteliti

Desain Tempat Hasil

Purnomo

(2008)

Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap

Kejadian asma bronkiali pada anak

Keberadaan tungau debu,

Hospital based case control study

RS Kabuten Kudus

Jenis kelamin

Cuaca

Memelihara binatang

Debu Riwayat

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

40

kejadian asma bronchial pada anak (studi kasus di RS Kabuten Kudus)

memelihara binatang, asap rokok, riwayat keluarga, makanan, cuaca, jenis kelamin.

penyakit keluarga

Jenis makanan

Asap rokok

Ni Luh P. E.

(2012)

Analisis faktor-faktor pemicu dominan terjadinya serangan asma pada pasien asma.

Allergen,exercise,(latiha),polusi udara, faktor kerja(occupational factors),infeksi pernapasan, masalah pada hidung dansinus,sensitiveterhadap obat dan makanan, penyakit reflukgastroesophageal, faktor psikologis (stress emosional), perubahan cuaca, usia, jenis kelamin, pekerjaan

Kejadian serangan asma

Deskriptif analitik, dengan rancangan cross sectional.

Poli Asma RSUP Persahabatan Jakarata.

Alergen

Exercise (latihan)

Polusi udara Kerja Infeksi pernapasan Masalah pada sinus dan hidung

Sensitif terhadap obat dan makanan

Penyakit refluk gastreosphageal

Kondisi psikologi (stress, emosional)

Perubahan cuaca

Jenis kelamin

Pekerjaan

Abraham H. Laisina, D. Takumansang, J. M. Wantania.

(2007)

Faktor risiko kejadian asma pada anak sekolah dasar di Kecamatan Wenang Kota

Riwayat asma padaorang tua, riwayat penyakit atopi pada orang tua selainasma,penyakit atopi pada

Cross-sectional

Sekolah Dasar di Kecamatan Wenang Kota Manado

Riwayat asma pada orang tua, infeksi saluran napas dan obesitas

Pemilikan hewan peliharaan

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual · Kriteria eksklusif a. Pasien yang menolak menjadi responden. b. Pasien yang berumur 17 tahun kebawah. c. Tidak memiliki hubungan

41

Manado anak selain asma, jeniskelamin,penggunaan kasur dan bantal dari kapuk padawaktu tidur, penggunaan karpet, pemilikan hewanpeliharaan, orang tua perokok, penggunaan obatnyamuk, jumlah saudara, infeksi saluran napas danobesitas.

kejadian asma

Perokok

Jenis kelamin, penggunaan kasur dan bantal dari kapuk pada waktu tidur, dan penggunaan obat nyamuk

Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya :

1) Variabel pada penelitian ini yaitu kondisi udara, aktivitas fisik/kerja,

psikologi, polusi udara, allergen.

2) Perbedaan tempat peneltian

3) perbedaan metode penelitian.