Upload
doannhu
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
3. 1. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Kolam Renang Villa Setiabudi yang
berada di sebelah utara Kota Bandung yang dilakukan setiap hari selasa, kamis,
dan sabtu pada pukul 15.30 sampai selesai.
3. 1. 2 Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti dan yang akan
memberikan informasi berdasarkan data yang terkumpul. Data-data diperoleh dari
hasil tes kelompok eksperimen, baik melalui tes awal maupun tes akhir. Mengenai
pengertian populasi, Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa “populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian”, sedangkan menurut Sugiyono (2011:80) populasi
adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Maka dari penjelasan para ahli tersebut,
penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah atlet-atlet dari
Perkumpulan Renang Five Stars Swimming Club Bandung pada KU IV sebanyak
10 orang.
3. 1. 3 Sampel Penelitian
Dalam suatu penelitian, populasi bisa merupakan kumpulan individu atau
objek dengan sifat-sifat umumnya. Sebagian yang diambil dari populasi disebut
sampel penelitian. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki sifat
dan karakter yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya. Hal ini
seperti yang dijelaskan Surakhmad (2004:93) sebagai berikut:
Karena tidak mungkinnya penyelidikan selalu langsung menyelidiki
segenap populasi, padahal tujuan penyelidikan ialah menemukan generalisasi
yang berlaku secara umum, maka sering kali penyelidik terpaksa
45
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempergunakan sebagian saja dari populasi yakni sebuah sampel yang dapat
dipandang refresentatif terhadap populasi itu.
Sedangkan sampel penelitian menurut Sugiyono (2011:81) bahwa
“sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”. Dalam penentuan jumlah sampel penelitian ini, penulis mengambil
sampel dengan menggunakan teknik sampling purposive. Sebagaimana dijelaskan
oleh Sugiyono (2011:85) bahwa “sampling purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas mengenai teknik pengambilan
sampel, maka penentuan sampel didasarkan atas pertimbangan kelompok umur,
serta kemampuan atlet menguasai teknik gerakan renang dengan baik. Sehingga
diperoleh 10 orang atlet pada kelompok umur IV (10 tahun ke bawah) yang sudah
menguasai teknik gerakan renang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Matjan (Ramdan, 2011:42) mengenai pembagian tahap usia dan tahap latihan bagi
olahragawan muda dalam cabang olahrga renang yaitu : “tahap persiapan 5-8
tahun, tahap pembangunan 9-14 tahun, dan tahap spesialisasi mulai dari usia 15
tahun”.
3. 2 Desain Penelitian
Didalam penelitian eksperimen terdapat beberapa macam desain
penelitian yang dapat digunakan. Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Pre-test dan post-test group. Mengenai pre-test and post-test
group Sugiyono (2011:76) bahwa “terdapat dua kelompok yang dipilih secara
random kemudian diberi suatu pre-test untuk mengetahui keadaan awal, dan
diakhiri dengan post-test setelah treatment”.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil desain penelitian yang sesuai
dengan tujuan penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-test and
post-test group design. Sugiyono (2011:76) dapat digambarkan seperti di bawah
ini:
46
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Treatment
Kelompok A T1 X1 T2
Kelompok B T1 X2 T2
Gambar 3.1 Desain Eksperiment
Keterangan:
Kelompok A : Latihan menggunakan cruise interval
Kelompok B : Latihan menggunakan australian heart-rate repeat sets
T1 : Tes awal kelompok A dan kelompok B
T2 : Tes akhir kelompok A dan kelompok B
X1 : Latihan menggunakan cruise interval
X2 : Latihan menggunakan australian heart-rate repeat sets
Adapun prosedur dari desain tersebut adalah sebagai berikut :
1. Memilih subyek secara total dari suatu populasi.
2. Menggolongkannya menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang
menggunakan cruise interval dan kelompok yang menggunakan australian
heart-rate repeat sets. Caranya hasil tes awal di rangking, kemudian dibagi
menjadi dua kelompok yang memiliki kemampuan rata-ratanya seimbang.
3. Melakukan pre-test (T1) untuk mengukur variabel kedua kelompok itu,
kemudian menghitung mean masing-masing kelompok.
4. Mengontrol beberapa kondisi kedua kelompok itu agar tetap sama dan
memberikan perlakuan (X1 dan (X2) untuk jangka waktu 8 minggu.
5. Memberikan post-test (T2) kepada kedua kelompok itu untuk mengukur hasil
akhir latihan, kemudian menghitung meannya dari masing-masing kelompok.
6. Menghitung perbedaan antara hasil pre-test (T1) dan post-test (T2) untuk
masing-masing kelompok.
7. Membandingkan perbedaan-perbedaan tersebut untuk menentukan apakah
pemberian perlakuan (X1 dan X2) itu berkaitan dengan perubahan yang lebih
besar.
8. Menguji perbedaan tersebut apakah cukup berarti untuk menerima hipotesis
yang di ajukan dalam penilaian ini.
47
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk memperjelas tentang prosedur penelitian penulis menyimpulkan
dengan gambar berikut ini :
Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian
3. 3 Metode Penelitian
Dalam suatu metode penelitian perlu menetapkan suatu metode yang
sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan. Metode dalam
suatu penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan,
sedangkan dalam sebuah penelitian adalah untuk mengungkapkan,
menggambarkan, dan mengumpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara
POPULASI
SAMPEL
TES AWAL
TREATMENT/PERLAKUAN
LATIHAN MENGGUNAKAN
AUSTRALIAN HEART-RATE
REPEAT SETS
LATIHAN MENGGUNAKAN
CRUISE INTERVAL
TES AKHIR
ANALISIS DATA
KESIMPULAN
48
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertentu sesuai dengan prosedur penelitian yang dilakukan, dengan kata lain oleh
Sugiyono (2011:2) dijelaskan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu”.
Ada beberapa metode penelitian atau cara yang sering digunakan orang
untuk mencari dan mendapatkan suatu jawaban dari suatu permasalahan,
diantaranya metode penelitian eksperimen, deskriptif dan tindakan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan
percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga
diperoleh data-data yang mampu memberi makna dari penelitian yang dilakukan.
Seperti yang dikemukakan oleh, Sugiyono (2011:6) bahwa “metode eksperimen
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan”.
Dalam penelitian Eksperimen peneliti mencari pengaruh paling sedikit
dari satu buah variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel terikat. Variabel
bebas (independent variable) dalam penelitian eksperimen sering juga dinamakan
variabel eksperimen atau variabel treatment. Sedangkan variabel terikat
(dependent variable) dinamakan variabel kriteria atau hasil, karena menunjukan
hasil dari penelitian.
Karekteristik penelitian eksperimen yaitu penulis menentukan sifat
perlakuan (treatment apa yang akan terjadi pada subjek penelitian) kepada siapa
dan sejauh mana perlakuan ini harus diberikan. Setelah perlakuan diberikan
selama waktu tertentu, penulis kemudian mengobservasi atau mengukur
kelompok yang menerima perlakuan untuk mengetahui perbedaannya serta
dampak dari perlakuan yang diberikan.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut diatas maka dalam kegiatan
penelitian yang menggunakan metode eksperimen, jelas harus ada variabel yang
diujicobakan. Pemanfaatan metode eksperimen dalam penelitian ini diharapkan
dapat mengetahui kebermaknaan dan besaran persentase dukungan latihan metode
49
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cruise interval dan australian heart-rate repeat sets dalam meningkatkan
kemampuan daya tahan.
3. 4 Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan dalam penelitian. Hal ini
diperjelas oleh Arikunto (2010:203) bahwa instrumen penelitian adalah “alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.
Dalam mengumpulkan data diperlukan alat pengukur, sehingga dengan
alat ini akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran. Tes merupakan
suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan
diukur, sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data.
Jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur daya tahan yaitu berupa tes
renang T-1000, sesuai dengan yang dikemukakan Maglicho (2003:569), yaitu :
...of the test distance , the T-1000 may be an excellent test for reflecting a
change in the slope of the velocity curve at blood lactate concentrations
between 5 and 10 mmol/ L. As such, it could be used to evaluate changes in
the slope of the linear portion of the lactate-velocity curve.
Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada awal dan
akhir penelitian atau sebelum dan sesudah treatment diberikan. Jenis instrumen
yang digunakan adalah tes renang 1000 meter. Instrumen pengumpulan data
mengenai seberapa jauh perkembangan daya tahan menggunakan metode latihan
cruise interval dan Australian heart-rate repeat set.
3. 5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Lamanya masa latihan menjadi suatu hal yang penting dan akan
berpengaruh terhadap suatu hasil yang diperoleh. Penulis menetapkan batas waktu
untuk penelitian adalah 8 minggu, dengan 3 kali pertemuan dalam tiap minggunya
sehingga total adalah 24 kali pertemuan.
Lamanya waktu eksperimen tersebut berdasarkan pada pernyataan
Harsono (1988:194) yang menyatakan bahwa : “...sebaiknya latihan dilakukan
50
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tiga kali seminggu dan diselingi dengan satu hari istirahat untuk memberikan
kesempatan bagi otot dalam berkembang dan mengadaptasi diri pada hari
isitirahat tersebut.” Untuk lamanya jangka waktu latihan selama 8 minggu
berdasarkan pada Maglischo (2003:422) yang mengemukakan : “…endurance
training should be used extensively during the first 8 to 12 weeks”.
Latihan dilaksanakan 3 kali dalam semingu di Kolam Renang Villa
Setiabudi Bandung yaitu pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu di Kolam Renang
UPI Bandung pada waktu 16:30 sampai selesai. Masa latihan atau perlakukan
terhadap sampel dimulai dari tanggal 28 Oktober 2013 sampai 21 Desember 2013
dengan demikian jumlah latihan yang diberikan adalah sebanyak 22 kali, dengan
pre-test dan post-test 1 kali menjadikan total 24 kali pertemuan.
Agar mendapatkan hasil pengetesan yang objekktif, maka harus
dihindarkan kesalahan-kesalahan pelaksanaan tes. Data tersebut diperoleh pada
awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir.
Tujuanya agar dapat mengetahui pengaruh hasil treatment yang telah diberikan
kepada dua kelompok.
Nama Tes : Test-1000
Tujuan : Untuk mengetahui kemampuaan daya tahan
Tes : Renang gaya bebas 1000 meter
Pelaksanaan Tes : Dilaksanakan sebelum dan sesudah treatment diberikan
Untuk mendapatkan data yang baik dalam penelitian ini, perlu adanya
perencanaan latihan atau program latihan yang menujang pada keberhasilan tujuan
latihan tersebut.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, masing-masing kelompok sampel
diberikan satu bentuk latihan dengan bentuk latihan yang sama satu lainnya.
Kelompok A melakukan bentuk latihan menggunakan cruise interval, sedangkan
kelompok B melakukan bentuk latihan australian heart-rate repeat sets. Di
bawah ini program penelitian secara garis besar yang disusun oleh penulis:
1. Latihan Pemanasan
Latihan pemanasan sangat diperlukan dalam mempersiapkan tubuh
sebelum melakukan latihan inti. Latihan pemanasan dimulai dari peregangan
51
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
statis, setelah itu lari mengelilingi kolam sebanyak lima keliling dan diteruskan
dengan peregangan dinamis terutama ditujukan pada otot-otot dan sendi pada
tungkai. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemanasan di air (warming-
up).
2. Latihan Inti
Pengecekan denyut nadi adalah awal dalam melakukan latihan inti. Bila
denyut nadi sampel telah menujukan berada pada daerah latihan yaitu 120-130
kali per menit, maka ia telah siap untuk melakukan latihan inti. Pada latihan inti
masing-masing kelompok melakukan latihan yaitu kelompok A latihan
menggunakan cruise interval, dan kelompok B latihan menggunakan australian
heart-rate repeat sets. Kedua kelompok melaksanakan latihan sesuai dengan
program latihan yang penulis lampirkan.
3. Latihan Pendinginan
Latihan pendinginan adalah latihan penutup dalam tiap latihan, tujuannya
adalah untuk menurunkan suhu tubuh setelah selesai latihan. Bentuk latihan bisa
berupa lari-lari kecil, berenang rileks (lambat), peregangan pasif dan diikuti
pelemasan otot-otot, terutama otot yang dominan ketika melakukan latihan ini.
Frekuensi latihan dilakukan tiga kali dalam seminggu selama 8 minggu, jadi total
pertemuan latihan sebanyak 24 kali.
3. 6 Analisis Data
Data mentah yang telah dilakukan peneliti tidak akan ada gunanya jika
tidak dianalisa. Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode
ilmiah. Karena dengan analisa tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna
dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah terkumpul
dipecahkan menjadi beberapa kelompok, serta dikatagorisasikan, dilakukan
manipulasi dan diproses sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai
makna untuk menjawab masalah penelitian dan bermanfaat dalam menguji
hipotesa.
Pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang
bersifat nyata dan dapat dipercaya. Untuk melakukan pengujian hipotesa dari
52
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metoda yang diberikan apakah terdapat perbedaan yang cukup berarti atau tidak
sama sekali, serta hasil metoda itu apakah ada kemajuan atau tidak.
Selanjutnya melakukan perhitungan secara statistika dari data-data yang
terkumpul melalui hasil tes akhir. Kemudian menyusun, mengolah dan
menganalisis data tersebut dengan menggunakan rumus-rumus statistik.
1. Menghitung skor rata-tata dari setiap kelompok sampel dengan rumus dari
Sudjana (1989: 62) :
∑
Arti dari tanda- tanda tersebut adalah :
X = Nilai rata-rata yang dicapai
iX = Skor yang diperoleh
n = Jumlah sampel
∑ = “Sigma” yang berarti jumlah.
2. Menghitung simpangan baku, menurut Sudjana (1989: 94) :
√∑( )
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah :
S = Simpangan baku yang dicari
n = Jumlah sampel
∑(X X )² = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Menghitung T-Skor untuk waktu, Menurut Nurhasan (2008:50)
T-Skor = 50 + 10
Arti dari unsur-unsur tersebut di atas adalah :
T-Skor = skor standar yang dicari
X = skor yang diperoleh seseorang/peristiwa
X = nilai rata-rata
S = simpangan baku
53
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Uji normalitas
Uji kenormalan bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya data hasil
pengukuran. Uji yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara non
parametrik yang dikenal dengan nama Uji Liliefors (Lo).
Untuk pengujian tersebut ditempuh dengan menggunakan prosedur
sebagai berikut :
1) Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan
yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.
2) Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan
pendekatan Z skor, yaitu: Z =
3) Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal
baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing
nilai X (Fzi) dengan ketentuan: jika nilai Z negatif, maka dalam
menetukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z pada tabel.
4) Menentukan proposi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat
kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan
banyaknya sampel.
5) Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.
6) Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari
seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.
7) Degan bantuan tabel nilai Kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah
nilai L.
8) Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk menghitung
diterima atau ditolak hipotesisinya, dengan kriteria:
Terima Ho jika Lo < L α = Normal
Tolak Ho jika Lo > L α = Tidak Normal
5. Menguji homogenitas
Dalam menguji homogen tidaknya data yang diperoleh dari 2 variansi,
penelitian melakukan pendekatan Uji Kesamaan Dua Variansi, dengan
formulasi rumus sebagai berikut :
54
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Varians terbesar
F =
Varians terkecil
Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F (1-α)(n-1) < F < F ⁄ α (n1-
1,n2-1) dan tolak jika, F > F1/2 α ( , ).
6. Pengujian signifikan peningkatan hasil latihan dengan uji kesamaan rata-rata
(skor berpasangan), penyelesaian statistikannya menggunakan uji t dengan
formulasi rumus :
√ Untuk masing-masing kelompok
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah :
t = nilai t hitung yang dicari
= rata-rata nilai beda
= simpangan baku
n = jumlah sampel
Pasangan hipotesis yang akan diujji adalah :
Ho : µ = µ
H1 = µ ≠ µ
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya :
Terima hipotesis (Ho) jika -t (1- 1/2 α) < t < t (1 -
1/2 α) dalam hal lain
hipotesis ditolak
7. Pengujian signifikan perbedaan peningkatan hasil dengan uji perbedaan rata-
rata satu pihak digunakan dengan uji t.
1) Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : µ1 ≤ µ2, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode
latihan cruise interval dengan metode latihan australian
heart-rate repeat sets terhadap peningkatan kemampuan
daya tahan.
H1 : µ1 > µ2, latihan dengan menggunakan metode cruise interval lebih
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan kemampuan daya tahan.
55
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Pendekatan statistika yang digunakan adalah :
2
2
2
1
2
1
21
n
S
n
S
XXt
Keterangan :
t = t hitung
1X Skor rata-rata kelompok 1
Skor rata-rata kelompok 2
Variasi kelompok 1
Variasi kelompok 2
n1 = Banyaknya sampel kelompok 1
n2 = Banyaknya sampel kelompok 2
3) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :
Terima hipotesis jika, thitung ≤
1
1
2
2
Tolak hipotesis jika, thitung >
1
1
2
2
4) Batas kritis dan penolakan hipotesis (H) nya :
Untuk α = 0,05; W1 =
dan t1 = t1-α = 1 – 0,05 (n1); W1 =
dan t2 = t1-α
= 1 – 0,05 (n2), dan untuk mengetahui nilai t (student) maka
mengitung dengan t =
1
1
2
2
. Sehingga diperoleh nilai t, dengan
demikian batas kritis dapat ditentukan.
5) Membandingkan thitung dengan ttabel dengan melihat kriteria penerimaan
dan penolakan hipotesis lalu kemudian dapat ditarik kesimpulan dari
hasil yang diperoleh.
2X
2
1S
2
2S