Upload
lythu
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
52
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
III.1 Sejarah Umum Perusahaan
PT Akar Golindo adalah perusahaan yang bekerja untuk melakukan
eksplorasi serta produksi minyak dan gas. Perusahaan ini didirikan di Jakarta
pada tanggal 16 September 1993 sesuai dengan akte notaris H.Z Simon SH
no. 63. PT ini beralamat di Kawasan Mega Kuningan, Menara Anugrah,
Lt.19, Kantor Taman no E3.3. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan
ini bekerja sama dengan PT Pertamina sesuai dengan kontrak yang
ditandatangani pada tanggal 15 mei 1997. kerja sama ini disebut Technical
Assistance Contract (TAC), yaitu kerja sama dalam bentuk bantuan teknik.
Tujuan dari pembentukan kerja sama ini adalah untuk meningkatkan
produksi sumur Pertamina yang sudah tua dan sudah mulai menurun yang
berlokasi di Jambi. Kegiatan ini dikenal sebagai Secondary Recovery (Sec-
rec), yaitu kegiatan meningkatkan kembali produksi minyak yang sudah
mulai menurun. Segala kegiatan di tanggung oleh kontraktor dan akan di
ganti oleh Pertamina sesuai dengan kesepakatan kontrak.
III.2 Organisasi Perusahaan
Organisasi perusahaan merupakan salah satu aspek yang berperan
untuk menjalankan perusahaan, karena fungsinya merupakan alat
manajemen dalam melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan. Seorang
53
manajer perusahaan dalam melaksanakan tugasnya tidak dapat melakukan
semua pekerjaan seorang diri, karena itu sangat diperlukan jasa orang lain
yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pentingnya peranan organisasi sebagai alat manajemen harus
dikaitkan dengan kemampuan manusia dalam organisasi, karena bergerak
tidaknya organisasi ke arah tujuan yang telah ditentukan sangat tergantung
dari kemampuan manusia yang ada dalam organisasi tersebut.
Dalam menjalankan operasionalnya, PT akar Golindo dijalankan oleh
beberapa direksi yaitu para manajer serta para staff yang diusulkan oleh
kontraktor dan telah disetujui Pertamina dengan susunan manajer sebagai
berikut:
a. General Manager
b. Operation Manager
c. Finance Manager
d. Administration dan Support Manager
Sruktur organisasi serta uraian jabatan selengkapnya dapat dilihat
pada gambar III-1. Berikut nama-nama pemegang saham:
1. Ferdinand Wongkaren
2. Randianto
54
GAMBAR III.1
STRUKTUR ORGANISASI
PT AKAR GOLINDO
Berikut ini akan disajikan tugas dan tanggung jawab pada organisasi
PT Akar Golindo:
General Manager
Berfungsi sebagai koordinator kegiatan dari semua departemen dalam
organisasi perusahaan (Administration dan Support, Operation serta Finance),
juga untuk menentukan kebijakan atas aktivitas yang dijalankan. Tugas dan
tanggung jawab meliputi:
GENERAL MANAGER
EXECUTIVE SECRETARY
OPERATION MANAGER
ADM & SUPPORT MANAGER
FINANCE MANAGER
HUMAN RES. SUPERINTENDENT
LEGAL/CONTRACT SUPERINTENDENT
LOGISTIC SUPERINTENDENT
CHIEF PETROLEUM ENG.
CHIEF GEOLOGIST
CHIEF DRILLING ENG.
EXPLOITATION ENGINEER
PRODUCTION ENGINEER
FIELD SUPERINTENDENT
FIELD ACCTG. OFFICER
CHIEF ACCOUNTANT
CHIEF TREASURER
EDP OFFICER
55
- Mengkoordinir kegiatan dari semua departemen yang berada langsung
dibawahnya.
- Memeriksa, merevisi, dan menyetujui rencana kerja dan anggaran yang
diajukan oleh departemen yang berada dibawahnya.
- Mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah di setujui
sebelumnya.
- Menjalin hubungan yang baik dengan Pertamina, Migas dan Pemda Tk. I dan
Tk. II dimana perusahaan beroperasi.
- Membuat laporan secara rutin ( bulanan, triwulanan, dan tahunan) kepada
Pertamina sesuai persyaratan kontrak kerja.
- Melakukan observasi secara langsung atas segala kegiatan perusahaan untuk
mengetahui apakah hasil kerja yang dicapai sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
Bertanggung jawab atas: - Operation Manager
- Finance Manager
- Administration and Support Manager
Melapor kepada : - Pertamina / Direksi
Operation Manager
Berfungsi sebagai koordinator fungsi operasional lapangan dan
menetapkan sasaran serta merumuskan teknik operasi pemboran, produksi
juga program-program non operasi di wilayah kontrak kerja guna memastikan
perolehan hasil yang sesuai dengan standar dan pembiayaan secara optimal.
Tugas dan tanggung jawab meliputi:
56
o Mengawasi pembuatan rencana kerja pemboran (drilling), kerja
ulang(work over), jadwal pemboran dan pembuatan anggaran
operasional lapangan.
o Mengkoordinasikan semua fungsi operasional lapangan.
o Mengajukan laporan anggaran rutin untuk disahkan perusahaan dalam
rangka pembiayaan operasi lapangan.
o Bertanggung jawab dalam pelaksanaan standar keselamatan kerja dan
program pengembangan karir bawahan.
o Melaksanakan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya.
Bertanggung jawab atas: - Chief Petroleum Engineer
- Chief Geologist
- Chief Drilling Engineer
- Field Superintendent
Melapor kepada: - General Manager
Finance Manager
Berfungsi untuk melakukan segala aktivitas dibidang keuangan, baik
mengatur pendanaan sesuai dengan anggaran serta mengadakan pembukuan
TAC sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan sesuai kontrak
dengan Pertamina. Tugas dan tanggung jawab meliputi:
- Mengontrol pendanaan dan pengeluaran atas seluruh transaksi keuangan
- Membuat peraturan mengenai akuntansi dan keuangan sesuai dengan kondisi
TAC dan prinsip-prinsip akuntansi.
57
- Membuat laporan biaya (Statement of Expenditure) dan laporan Triwulan
(Quarterly Report) kepada Pertamina.
- Membuat laporan keuangan dan rencana kerja, anggaran serta revisi anggaran.
- Membuat laporan mengenai pajak, baik perusahaan maupun pajak pendapatan
karyawan serta PPN dan lain-lain.
- Mengevaluasi realisasi pekerjaan dan anggaran serta melaporkannya pada
manajemen apabila terjadi realisasi yang meragukan
- Mengevaluasi produksi dan biaya produksi setiap bulan.
- Menberikan informasi keuangan kepada setiap departemen terkait
- Membuat rencana pengembangan atas staff akuntansi / keuangan dalam
rangka mencapai kualitas dan produktifitas kerja yang lebih baik.
Bertanggung jawab atas: - Chief Accountant
- Treasurer
- Electronic Data Processing (EDP) Officer
Melapor kepada: - General Manager
Administration and Support Manager
Berfungsi untuk mendukung kegiatan unit kerja lainnya terutama
dalam bidang Administrasi, HRD, Logistic serta hukum dan kontrak. Tugas
dan tanggung jawab meliputi:
- Menyusun dan mengevaluasi rencana kerja dan anggaran di departemennya.
- Mengawasi pelaksanaan peraturan perusahaan dam ketentuan perburuhan
yang berlaku.
58
- Mengkoordinasikan unit kerja / bagian yang berada langsung dibawahnya
(HRD, logistik, hukum dan kontrak) dengan bagian lainya (operasi dan
keuangan) guna menunjang operasi perusahaan.
- Bertanggung jawab atas penerimaan, penempatan dan pembinaan pegawai.
- Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
Bertanggung jawab atas: - HRD superintendent
- Logistic superintendent
- Legal dan Contract superintendent
Melapor kepada: - Finance Manager
Executive Secretary
Berfungsi untuk melaksanakan surat-menyurat, mengatur sistem
penyimpanan dokumen (filing), mengagendakan kegiatan sehari-hari
pimpinan perusahaan dan menyiapkan notulen rapat. Tugas dan tanggung
jawab meliputi:
- Mengatur kunjungan tamu-tamu pimpinan perusahaan.
- Menentukan metode dan melaksanakan kegiatan yang menyangkut masalah
kearsipan (surat menyurat, faksimili masuk / keluar dan lain-lain)
- Mengagendakan kegiatan pimpinan perusahaan / General Manager.
- Mengatur jadwal rapat intern pimpinan perusahaan, setelah mendapat perintah
atasan.
- Membuat notulen rapat pada setiap rapat intern perusahaan.
- Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan ruang kerja atasan.
59
- Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
Bertanggung jawab atas: - Telepon dan fax.
- Juru ketik.
- Office boy dan kurir.
Melapor kepada: - General Manager.
Human Resource Development
Berfungsi unrtuk mempersiapkan rencana kerja dan mengkoordinir
tugas-tugas yang menyangkut masalah kepegawaian (penerimaan,
penempatan, dan pembinaan pegawai), sehingga diharapkan mendapatkan
pegawai yang professional di bidangnya masing-masing. Tugas dan Tanggung
jawab meliputi:
- Mempersiapkan rencana kerja dan anggaran di bidang kepegawaian
- Mengadakan koordinasi kerja dengan departemen lain mengenai kebutuhan
pegawai serta mengadakan seleksi sesuai dengan standar kebutuhan
perusahaan terhadap calon pegawai.
- Melaksanakan, mengawasi serta mengembangkan program pelatihan dan
pengembangan karir juga kaderisasi kepegawaian sesuai dengan pedoman
kebijaksanaan perusahaan.
- Menganalisa dan merekomendasikan masalah kompensasi pegawai (lembur,
tunjangan dan penghasilan lainnya).
- Bertanggung jawab atas penerapan peraturan perusahaan.
Bertanggung jawab atas: - Staf Personalia (HRD staff).
60
Melapor kepada: - Administration and Support Manager.
Legal and Contract Superintendent
Berfungsi memberikan pertimbangan dan usulan dari aspek legal
terhadap masalah yang dihadapi perusahaan serta melakukan tugas-tugas
pengurusan dokumen perijinan dan pembuatan kontrak kerja. Tugas dan
tanggung jawab meliputi:
- Mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan atas dasar kuasa dari
pimpinan perusahaan.
- Bertanggung jawab atas terhadap pengurusan semua dokumen perijinan yang
diperlukan perusahaan.
- Mengawasi pelaksanaan peraturan perusahaan dan peraturan perundang-
undangan yang berlakku di lingkungan perusahaan.
- Menganalisa dan memberikan saran-saran menyangkut aspek legal terutama
mengenai pembuatan kontrak kerja dengan pihak ketiga dan perjanjian-
perjanjian kerja.
- Memberikan pertimbangan-pertimbangan aspek hukum yang dimintakan oleh
departemen lain dalam lingkungan organisasi perusahaan.
- Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
Bertanggung jawab atas: Legal Staff dan Contract.
Melapor kepada: Administration and Support Manager.
61
Field Superintendent
Berfungsi untuk menyusun program kerja, mengkoordinir dan
mengawasi kegiatan operasi lapangan agar sesuai dengan rencana, kualitas,
dan persyaratan produksi. Tugas dan tanggung jawab meliputi:
- menyusun program kegiatan operasi lapangan berdasarkan sasaran dan
kebijaksanaan atasan.
- Mendistribusikan tugas kepada bawahan yang sesuai dengan bidang dan
permasalahannya masing-masing.
- Memeriksa hasil kerja bawahan atas pelaksanaan operasi, biaya, mutu dan
keselamatan kerja.
- Menanggulangi masalah-masalah teknis peralatan dan material, personalia
serta organisasi yang berada di bawah pengawasannya.
- Melaporkan kegiatan dan hasil kerja operasi produksi sebagai pertanggung
jawaban pelaksanaan tugas.
- Merencanakan dan mengusulkan pengadaan peralatan-peralatan baru untuk
produksi sesuai dengan kebutuhan dan prioritas.
- Melaksanakan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
Bertanggung jawab atas: - Exploitation Engineer.
- Production Engineer.
- Field Accounting Officer.
Melapor Kepada: - Operation Manager.
62
Chief Geologist
Berfungsi untuk menyusun rencana kerja terutama menyiapkan uraian
geologi dan evaluasi reservoir serta program pengembangan lapangan. Tugas
dan tanggung jawab meliputi:
- Menyusun rencana kegiatan geologi untuk menentukan lokasi cadangan
hidrokarbon.
- Mempersiapkan masukan data geologi untuk analisa sumur, pengukuran
diagram listrik, titik inti sumur serta studi mineral dalam hubungannya dengan
aktifitas pengembangan dan kerusakan formasi sumur pemboran finishing dan
program workover.
- Memonitor data sumur baru termaksud analisa log, mineral untuk
pemutakhiran data struktur, peta isopach dan potongan melintang reservoir.
- Mengkoordinasikan kegiatannya dengan unit kerja yang terkait.
- Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
Bertanggung jawab atas: - Staff Geologist.
Melapor kepada: - Operation Manager.
Chief Petroleum Engineer
Berfungsi sebagai penanggung jawab dalam pelaksanaan proyek-
proyek dan kegiatan operasi teknik perminyakan serta memperkirakan
cadangan minyak dan kondisi produksi lapangan. Tugas dan tanggung jawab
meliputi:
- Menyusun program kegiatan proyek dan operasi teknik perminyakan.
63
- Membuat perkiraan cadangan minyak, reservoir deliverability, kondisi
produksi dan lama umur lapangan minyak.
- Melakukan pengumpulan data produksi dan reservoir, serta pelaksanaan studi
dan pengusulan program recovery.
- Melakukan analisis ekonomi operasi sumur produksi dan proyek
pengembangan yang diajukan.
- Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing.
- Melatih bawahan guna meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknik dalam
bidangnya.
- Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
Bertanggung jawab atas: - Staff Petroleum Engineer.
Melapor kepada: - Operation Manager.
Chief Drilling Engineer
Berfungsi untuk menyusun rencana kerja, mengkoordinir dan
mengawasi kegiatan pemboran dan memberikan dukungan teknis kepada
bawahan dibagian operasional pemboran. Tugas dan tanggung jawab meliputi:
- Menyusun rencana kerja dan pengusulan pembelian peralatan dan material
pemboran.
- Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan ahli teknik pemboran agar sesuai
dengan rencana kerja dan prosedur operasi pemboran.
- Membuat estimasi biaya pemboran.
64
- Memberikan dukungan teknis kepada bawahan yang bekerja langsung di
lokasi pemboran.
- Mengkoordinasikan kegiatannya dengan bagian eksploitasi agar hasil kerja
yang dicapai sesuai dengan target yang telah ditentukan.
- Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
Bertanggung jawab atas: - Staff Petroleum Engineer.
Melapor kepada: - Operation Manager.
Exploitation Engineer
Berfungsi untuk menetapkan sasaran eksploitasi dan pedoman dalam
menetapkan jadwal pengurasan berdasarkan profil produksi, serta
mengendalikan dan menghitung jumlah yang diproduksi berdasarkan analisis
ekonomi. Tugas dan tanggung jawab meliputi:
- Menetapkan sasaran eksploitasi berdasarkan kebijakan perusahaan.
- Membuat pedoman dalam menetapkan jadwal pengurasan (deplesi)
berdasarkan profil produksi.
- Mengkoordinasikan tugasnya dengan bagian produksi dan pemboran dalam
menganalisa dan merekomendasikan hal-hal mengenai pemboran
pengembangan, workover dan kompresi.
- Mengendalikan dan menghitung jumlah yang diproduksi dan melengkapinya
dengan analisis ekonomi yang disesuaikan dengan strategi pemasaran produk.
- Membuat usulan tentang pengadaan peralatan yang dibutuhkan dan strategi
penggunaan sumur bor yang disesuaikan dengan rencana jangka panjang.
65
- Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan jabatannya.
Bertanggung jawab atas: - Staff Eksploitation Engineer.
Melapor Kepada: - Operation Manager.
Production Engineer
Berfungsi untuk menyusun rencana kerja produksi, menentukan
metode produksi, uji sumur sampai pada pengiriman hasil produksi ketempat
penampungan. Tugas dan tanggung jawab meliputi:
- Menyusun rencana kerja produksi berdasarkan prosedur operasi sebagai
pedoman kerja.
- Mengkoordinasikan kegiatan dengan bagian pemboran dan eksploitasi guna
ikut merekomendasikan kerja ulang sumur dan uji produksi.
- Membuat laporan harian produksi lapangan dan keterangan mengenai naik
turunya produksi.
- Menentukan metode dan mengawasi pengiriman hasil produksi ke tempat
penampungan.
- Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan jabatannya.
Bertanggung jawab atas: - Staff Production Engineer.
Melapor kepada: - Operation Manager.
Chief Accountant
Berfungsi untuk memelihara, mengembangkan serta melaksanakan
sistem prosedur keuangan di perusahaan sesuai dengan standard dan prosedur
akuntansi yang berlaku. Tugas dan tanggung jawab meliputi:
66
- Mengembangkan dan melaksanakan sistem dan prosedur keuangan
sehubungan dengan:
a. Anggaran dan alokasi dana perusahaan.
b. Verifikasi atas biaya-biaya bagi pegawai maupun tagihan-tagihan
dari pihak ketiga.
c. Memonitor pelaksanaan pembayaran tagihan-tagihan.
- Membantu Finance Manager dalam penyusunan dam pelaksanaan anggaran
tahunan perusahaan / proyeksi arus kas, baik untuk biaya operasi kantor pusat
maupun untuk biaya operasi lapangan.
- Membuat laporan keuangan secara periodik atau apabila sewaktu-waktu
diminta oleh atasan.
- Memonitor dan menjalankan fungsi administrasi perpajakan yang wajib
dilaksanakan tepat waktu.
- Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
Bertanggung jawab atas: - Staff Akuntansi.
Melapor kepada: - Finance Manager.
Treasurer
Berfungsi untuk mempersiapkan dan melaksanakan tranksaksi
keuangan atas dasar perintah / persetujuan atasan. Tugas dan tanggung jawab
meliputi:
- Bertanggung jawab atas pengelolaan dana petty cash.
- Mempersiapkan dan melaksanakan pembayaran biaya yang telah disetujui.
67
- Mempersiapkan pelaksanaan perintah transfer dan pembayaran tepat waktu.
- Membuat laporan secara periodik mengenai posisi kas.
- Melakukan pencatatan tagihan berdasarkan invoice dari supplier dan
mengajukan usulan tentang prioritas pembayaran.
- Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
Bertanggung jawab atas: - Treasury Staff.
Melapor kepada: - Finance Manager.
Electronic Data Processing (EDP) Officer
Berfungsi untuk mengelolah perusahaan dan menyiapkan dalam
bentuk laporan guna proses evaluasi realisasi anggaran, serta
mengkoordinasikan tugasnya dengan bagian accounting dan treasury. Tugas
dan tanggung jawab meliputi:
- mempersiapkan bukti-bukti penerimaan, pengeluaran, tagihan-tagihan dan
lain-lain ke dalam proses komputer.
- Memproses data keuangan yang telah diperoleh dari bagian accounting dan
treasurer ke dalam file-file guna keperluan pembuatan laporan dan arsip.
- Menyiapkan laporan keuangan yang telah diproses komputer untuk kemudian
dimintakan rekomendasi kepada Finance Manager.
- Mengkoordinasikan tugasnya dengan bagian accounting dan treasurer untuk
mencocokan data yang diprosesnya.
- Melakukan tugas-tugas lain sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Bertanggung jawab atas: - EDP Staff.
68
Melapor pada: - Finance Manager.
Field Accounting Officer
Berfungsi untuk melakukan pembayaran setiap tranksaksi atas
aktifitas operasi lapangan dengan persetujuan atasan, melakukan catatan atas
tagihan dan membuat laporan pertanggungjawaban keuangan lapangan. Tugas
dan tanggung jawab meliputi:
- Melakukan pencatatan-pencatatan berdasarkan invoice dari pihak ketiga.
- Menyiapkan pelaksanaan pembayaran setiap tranksaksi atas aktivitas operasi
lapangan sesuai dengan perintah atasan.
- Melakukan koordinasi tugas dengan kantor pusat berdasarkan petunjuk
mengenai pengeluaran bidang kepegawaian, seperti gaji pegawai lapangan dan
lembur.
- Membuat laporan secara periodik mengenai posisi keuangan operasi kantor
lapangan kepada atasan.
- Melakukan tugas-tugas lain yang sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
Bertanggung jawab atas: - Accounting Field Staff
Melapor kepada: - Field Superintendent.
69
III.3 Kegiatan Operasional Perusahaan
III.3.1 Garis besar tugas pokok.
Dalam rangka pengembangan produksi minyak tersebut, maka secara
garis besar tugas pokok yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai
berikut:
a. Mengadakan survei serta evaluasi data geology dan geophysic.
b. Mengadakan persiapan lapangan.
c. Mengadakan pengeboran sumur baru (drilling)
d. Mengadakan kerja ulang sumur-sumur lama yang produksinya sudah tidak
berproduksi sama sekali (work over).
e. Memproduksi minyak.
III.3.2 Kewajiban dan tanggung jawab.
Sedangkan kewajiban dan tanggung jawab perusahaan ini dalam
menjalankan usahanya adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan semua bantuan teknis (personal / teknologi) yang diperlukan
untuk operasional.
b. Menyediakan dana, material dan peralatan yang diperlukan.
c. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran tahunan, termaksud perkiraan
produksi yang diharapkan akan dapat direalisasikan.
d. Bertanggung jawab atas persiapan dan pelaksanaan dari operasi
perminyakan yang harus dilaksanakan secara ”Workmanlike Manner” dan
dengan menggunakan metode yang ilmiah serta sesuai dengan peraturan /
70
undang-undang yang berlaku khususnya di Indonesia dan di daerah dimana
kegiatan itu berlangsung.
e. Harus mempersiapkan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk
melindungi navigasi dan perikanan.
f. Harus mencegah terjadinya polusi.
g. Menyerahkan kepada Pertamina semua data geologi, geofisik dan data
sumur, data produksi serta laporan-laporan yang didapat selama kontrak
berlangsung.
h. Memenuhi kewajiban seperti membayar pajak kepada Pemerintah Indonesia
dan menyediakan minyak dari bagiannya untuk dikonsumsi dalam negeri.
i. Merencanakan dan menyelenggarakan pembinaan (pelatihan / kursus)
kepada personil Indonesia untuk semua tingkat jabatan.
j. Memberikan prioritas untuk menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan
di
Indonesia atau disediakan oleh Pengusaha Nasional Indonesia dengan
memperhatikan kualitas, harga dan tersediannya barang pada saat diperlukan.
III.3.3 Proses Bisnis Perusahaan
Lingkup proses bisnis dalam kegiatan operasional perminyakan hulu
pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
- Proses akuisisi lapangan
- Proses ekplorasi
- Proses komersialisasi
- Proses pengembangan lapangan
71
- Proses eksploitasi dan produksi
- Proses bagi hasil
III.3.3.1 Proses Akuisi Lapangan
Dalam bisnis perminyakan, akuisisi atau penguasaan lapangan dapat
ditempuh melalui dua cara, yaitu :
1. Mengikuti Tender di BPMIGAS
Untuk mengikuti tender BPMIGAS, perusahaan harus mengikuti prosedur
tender yang berlaku di BPMIGAS.
2. Mengakuisisi Lapangan/Kontrak dari Perusahaan yang sudah ada.
Yaitu melalui pembelian saham perusahaan yang telah memiliki
kontrak/lapangan minyak.
Dalam hal ini perusahaan menggunakan tender di BPMIGAS.
III.3.3.2 Proses Eksplorasi
Tahapan pertama untuk mencari sumber minyak adalah dengan
melakukan Explorasi. Dalam rangka explorasi tersebut untuk mendapatkan
kandungan/cadangan minyak dan/atau gas bumi, perusahaan harus melakukan
beberapa kegiatan termasuk survei lokasi, pemetaan, seismic, termasuk study
geology dan geophysic dari hasil survei tersebut, kemudian apabila telah dapat
menentukan titik lokasi pengeboran selanjutnya melakukan pengeboran sumur
eksplorasi.
Apabila dalam pengeboran sumur tersebut terindikasi adanya minyak
dan/atau gas, maka selanjutnya sumur tersebut harus melalui proses tes
produksi untuk mendapatkan data karakteristik minyak termasuk jumlah
72
produksi per hari (bopd) dari sumur tersebut. Apabila dalam hasil test, sumur
tersebut memenuhi syarat untuk diproduksi maka sumur tersebut ditutup
sementara, menunggu persetujuan komersialisasi dari Pertamina. Sebaliknya
apabila sumur tersebut tidak menghasilkan apa-apa (dry hole) baik minyak
maupun gas maka sumur tersebut akan ditutup dan ditinggalkan (plug and
abandoned). Proses plug and abandoned harus mengikuti prosedur yang
berlaku di Pertamina untuk menghindari pencemaran lingkungan dan hal-hal
lain yang tidak diinginkan.
III.3.3.3 Proses Komersialisasi
Setelah melalui proses pada item diatas, perusahaan akan membuat
study pengembangan lapangan secara menyeluruh yang mencakup keteknikan
maupun keekonomian dari lapangan tersebut.
Study teknis mencakup penentuan jumlah cadangan minyak dan / atau
gas yang terkandung dilapangan tersebut, jumlah sumur yang harus di bor,
jumlah dan jenis-jenis fasilitas yang harus disiapkan dan study-study lainnya.
Sedangkan study ekonomi mencakup jumlah investasi, periode pengembalian
investasi, nilai pengembalian investasi dan lain-lain.
Studi-studi tersebut diatas dibuat oleh Perusahaan dan dikemas secara
komperhensif dengan nama Plan Of Development (POD). Selanjutnya POD
ini diserahkan kepada pihak Pertamina untuk mendapatkan persetujuan
commerciality.
Apabila pihak Pertamina menyetujui POD tersebut, maka Pertamina
akan mengeluarkan statement persetujuan commerciality berupa
73
“Commencement Of Commercial Production” (COCP) untuk lapangan
tersebut. Selanjutnya Perusahaan dapat melanjutkan proses pengembangan
lapangan sesuai dengan POD dan melakukan produksi.
III.3.3.4 Proses Pengembangan
Pengembangan lapangan dilakukan sesuai dengan rencana
pengembangan yang telah disetujui oleh pihak Pertamina melalui
persetujuan Plan of Development (POD). Proses ini biasanya mencakup
pembangungan fasilitas-fasilitas perminyakan serta penambahan sumur-
sumur yang dibutuhkan untuk mencapai produksi yang diharapkan sesuai
dengan POD.
III.3.3.5 Proses Eksploitasi dan Produksi
Proses produksi adalah proses pengangkatan minyak mentah (crude
oil) dari sumur-sumur produksi melalui pipa-pipa salur ke tangki-tangki
penampung sementara untuk dilakukan proses pemisahan antara minyak, air
dan gas. Pengangkatan minyak dari sumur dilakukan melalui dua cara yaitu;
a. flowing (apabila ada tekanan gas sendiri) dan b. menggunakan pompa
(apabila tidak ada/kurang tekanan gas).
III.3.3.6 Proses Bagi Hasil
Perhitungan Bagi Hasil produksi minyak/gas harus mengikuti
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam kontrak bagi hasil (dalam hal ini
Technical Assistance Contract) antara Perusahaan dengan Pertamina.
Bagi hasil dapat dilakukan apabila minyak/gas yang diproduksikan
oleh Perusahaan telah dijual kepada pihak pembeli atau diserahkan kepada
74
Pertamina. Dengan demikian perhitungan bagi hasil tidak didasakan pada
jumlah produksi melainkan berdasarkan jumlah minyak yang ditransfer /
diserahkan (lifting) kepada pembeli atau Pertamina. Unsur-unsur yang terkait
dalam perhitungan bagi hasil adalah:
1. Jumlah lifting, yaitu jumlah minyak yang diserahkan / ditransfer ke pembeli
atau Pertamina dalam satuan barrel (BBL).
2. ICP (Indonesian Crude Price), adalah harga minyak yang ditetapkan oleh
Pemerintah dalam hal ini Ditjen Migas. Nilai ICP dinyatakan dalam USD per
barrel.
3. Cost Recovery, yaitu pengembalian (reimbursement) atas biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh Perusahaan sehubungan dengan operasional perminyakan
yang telah mendapat persetujuan dari Pertamina setelah melalui proses audit.
Besarnya prosentase cost recovery yang diperbolehkan ditentukan dalam
kontrak TAC. Biasanya dalam kontrak TAC, Cost Recovery dinyatakan dalam
prosentase misalnya 65%, 75%, 80% atau 100% dari jumlah produksi pada
bulan yang bersangkutan. Apabila jumlah cost recovery masih lebih besar dari
hasil perkalian dari prosentase diatas, maka yang diperbolehkan adalah hasil
perkalian prosentase diatas. Sedangkan sisanya yaitu selisih dari jumlah cost
recovery dikurangi dengan hasil perkalian prosentase dapat digabungkan
dengan cost recovery yang terjadi pada bulan berikutnya. Sisa cost recovery
yang tidak ter-recover pada bulan yang bersangkutan disebut “Unrecovered
Cost”.
75
4. Equity Split, yaitu besaran prosentase bagi hasil antara Perusahaan dengan
Pertamina yang ditentukan dalam kontrak TAC.
5. Domestic Market Obligation (DMO), yaitu jumlah kewajiban Perusahaan
untuk menjual sebagian minyak kedalam negeri dengan harga tertentu. Syarat-
syarat DMO dapat dilihat dalam kontrak TAC.
III.3.3.6.1 Cost Recovery
Sebagaimana telah disebutkan. diatas, Cost recovery adalah biaya yang
terjadi sehubungan dengan operasional perminyakan yang telah mendapat
persetujuan dari pihak Pertamina setelah melalui proses Audit. Namun yang
harus lebih diperhatikan adalah unsur-unsur biaya yang termasuk didalam cost
recovery tersebut, karena walaupun disebutkan semua biaya yang
berhubungan dengan operasional perminyakan dapat direcover namun ada
batasan-batasan tertentu yang diatur oleh pihak Pertamina maupun Pemerintah
untuk tidak diperbolehkan.
a. Unsur-unsur dalam Cost Recovery
Secara umum yang dimaksud dengan Cost Recovery adalah semua
biaya yang berhubungan dengan operasi perminyakan yang timbul sejak
tanggal ditandatanganinya kontrak kerja sama sampai perusahaan tersebut
menghasilkan minyak dan menjual minyak tersebut, selama jangka waktu
kontrak. Terkecuali biaya-biaya yang secara jelas disebutkan dalam kontrak
yang tidak termasuk dalam cost recovery misalnya “Signature Bonus” dan
“Production Bonus”. Bahkan dalam peraturan terbaru sesuai surat edaran
BPMIGAS / Pemerintah, menyatakan bahwa biaya-biaya seperti
76
“Entertainment Expenses”, “Community Development Expenses”, ”Employee
Income Tax (PPh Psl.21)” sudah tidak diperkenankan untuk dimasukkan
dalam Cost Recovery.
Adapun biaya-biaya yang termasuk dalam operasional perminyakan
terdiri dari:
‐ Biaya eksplorasi (Exploration Cost)
‐ Biaya pengembangan (Development Cost)
‐ Biaya eksploitasi/Produksi (Exploitation / Production Cost)
‐ Biaya pemasaran (Marketing Cost)
Secara akuntansi perminyakan, biaya-biaya tersebut diatas
dikelompokkan atau dibagi dalam dua bagian besar yaitu “Capital
Expenditures (Capex)” dan “Operation Expenditures (Opex)” dimana dalam
sistem cost recovery, Capex dapat direcover melalui “Depreciation Cost”
sedangkan Opex dapat direcover secara langsung.
III.3.3.7 Kontrol Keuangan Dalam Bisnis Perminyakan
Mengingat biaya dalam bisnis perminyakan merupakan biaya tinggi,
maka dalam mengontrol pengeluaran-pengeluarannya Pertamina dan
Pemerintah telah membuat aturan-aturan dan pedoman-pedoman mengenai
tata-cara pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta system control angaran
sebagai berikut :
‐ Pedoman dan Tata Kerja tentang Pengadaan Barang dan Jasa (PTK 007)
‐ Work Program and Budget (WP&B)
‐ Autorization for Expenditure (AFE)
77
‐ Audit
III.3.3.7.1 Pedoman Tata Kerja (PTK-007)
PTK-007 ini merupakan alat control yang di tetapkan oleh Pemerintah
untuk mengatur tata cara pengadaan / pembelian barang atau jasa yang
meliputi peraturan mengenai proses tender maupun penunjukkan langsung
kepada vendor dalam rangka pengadaan barang dan jasa agar tidak terjadi
kecurangan-kecurangan ataupun monopoli dalam bisnis perusahaan. Apabila
perusahaan melanggar aturan-aturan tersebut maka biaya-biaya yang timbul
atas transaksi tersebut tidak dapat diterima sebagai cost recovery.
III.3.3.7.2 Work Program and Budget (WP&B)
WP&B merupakan alat control anggaran yang dibuat perusahaan dan
diserahkan secara tahunan setiap 3 bulan sebelum akhir tahun kepada
Pertamina untuk dimintakan persetujuannya. WP&B ini juga berlaku sebagai
acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan pekerjaannya secara menyeluruh
dalam tahun bersangkutan.
WP&B ini memuat semua rencana kegiatan dalam tahun tertentu yang
mencakup :
‐ Jadwal Kerja dan Tata Waktu
‐ Jenis Pekerjaan yang akan dilaksanakan
‐ Jumlah Produksi yang direncanakan
‐ Jumlah Biaya yang dianggarkan
‐ Perkiraan Pendapatan
78
III.3.3.7.3 Autorization For Expenditure (AFE)
AFE merupakan suatu anggaran yang khusus dibuat untuk memonitor
setiap jenis pekerjaan tertentu yang dikategorikan sebagai suatu proyek
dimana rencana kerja dan biayanya sudah termasuk dalam WP&B. Biasanya
pekerjaan atau project yang diharuskan menggunakan AFE adalah pekerjaan
atau proyek seperti proyek pengeboran (Drilling Project), Proyek Pengadaan /
Instalasi fasilitas produksi dan proyek-proyek pengadaan atau pekerjaan yang
bernilai besar (diatas US$50,000).
AFE dibuat oleh Manajer Proyek dan diajukan kepada General Manager,
selanjutnya dimintakan persetujuan kepada Direksi Perusahaan dan pihak
yang berkompeten dari Pertamina sebelum proyek dimulai. Apabila
pelaksanaan pekerjaan proyek telah mencapai 75%, AFE ini harus dievaluasi
kembali untuk dilihat item-item mana yang telah melebihi budget atau kurang
kurang dari budget. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan maka General
Manager harus mengajukan usulan Revisi AFE untuk dimintakan persetujuan
kembali kepada pihak-pihak yang berkompeten diatas. Selanjutnya jika
pekerjaan telah selesai 100% maka AFE ini harus ditutup ”close” dengan cara
melaporkan hasil akhir pekerjaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan kepada
pihak Pertamina.
III.3.3.7.4 Audit
Audit secara berkala dilakukan oleh pihak Satuan Pengawasan Internal
(SPI) Pertamina bekerja sama dengan Auditor dari BPKP. Audit ini
79
merupakan salah satu alat control dengan tujuan memeriksa kebenaran setiap
transaksi keuangan yang dibebankan sebagai Cost recovery.
Adapun proses audit yang dilakukan mencakup antara lain :
‐ Pemeriksaan atas proses pengadaan barang / jasa
‐ Pemeriksaan terhadap biaya-biaya yang dibebankan sebagai cost recovery
‐ Pemeriksaan fisik atas Inventory Asset maupun Material
‐ Pemeriksaan terhadap ketaatan pembayaran pajak (PPN dan PPh)
‐ Pemeriksaan terhadap perhitungan bagi hasil.
‐ Pemeriksaan mengenai legalitas sumber dana.
III.3.4 Pendapatan Perusahaan
Pendapatan dari PT Akar Golindo berasal dari sebagian minyak yang
berhasil diproduksi dimana merupakan penambahan dari produksi sebelum
dilakukan sec-rec. jadi produksi sumur minyak tersebut dipisahkan antara
produksi lama sebelum sec-rec (yang dikenal sebagai Non-shareble oil) dan
tambahan produksi sesudah dilakukan sec-rec (yang disebut shareble oil).
Besar pembagian shareble oil didasarkan pada perjanjian TAC tersebut.
Besarnya pendapatan perusahaan dapat dilihat melalui mekanisme pada
gambar III.2.
80
GAMBAR III.2
DIAGRAM SISTEM BAGI HASIL
GROSS REVENUE
COST RECOVERY
65%
EQUITY TO BE SPLIT
PERTAMINA ENTITLEMENT
73.2143%
CONTRACTORS ENTITLEMENT
26.7857%
DMO REQ 25%
DMO FEE 25%
CONTRACTORS TAXABLE INCOME
PERTAMINA’S TAXABLE INCOME
TAX 44%
TAX 60%
CONTRACTORS NET INCOME
PERTAMINA’S NET INCOME
GOVERNMENT NET INCOME
(-)
(-)
(-)
(-) (-)
(+)
(+)
(+)(+)
81
Selanjutnya presentase pembagian minyak tersebut diatur melalui
mekanisme bagi hasil yang telah disepakati bersama antara Pertamina dengan
kontraktor. Adapun standar mekanisme bagi hasil yang biasa digunakan
didalam TAC adalah seperti pada gambar III-2. Dari diagram tersebut
dijelaskan:
‐ Gross revenue adalah jumlah minyak yang diproduksikan dari sumur-sumur
dilapangan yang merupakan shareble oil, kemudian dikalikan dengan harga
minyak yang berlaku saat ini.
‐ Cost recovery adalah sebagian biaya operasional termaksud biaya penyusutan
aktiva tetap yang telah dikeluarkan oleh kontraktor dalam tahun tertentu dalam
rangka menghasilkan minyak. Besarnya presentase recoverable cost ini harus
ditentukan bersama didalam perjanjian, kemudian dikurangkan ke gross
revenue, untuk selanjutnya, jumlah ini akan dikembalikan kepada kontraktor.
Adapun biaya operasional ini terdiri dari biaya-biaya, eksplorasi non capital,
operasi produksi, pengembangan non capital dan biaya administrasi.
Sedangkan biaya yang dibebankan melalui biaya penyusutan aktiva tetap
adalah yang berasal dari; alat-alat pengeboran eksplorasi, alat-alat pengeboran
pengembangan, fasilitas produksi dan barang-barang bergerak dari kantor dan
rumah dinas. Secara sistematik, dapat dilihat pada gambar III-3.
‐ Equty to be split adalah minyak yang akan dibagi diantara kontraktor dan
Pertamina secara prosentase sesuai dengan perjanjian.
‐ Contractor Entitlement adalah bagian minyak yang menjadi milik kontraktor
yang telah dibagi secara presentase.
82
‐ Pertamina Entitlement adalah bagian minyak yang menjadi milik Pertamina
yang telah dibagikan secara presentase.
‐ DMO (Domestik Market Obligation) adalah kewajiban kontraktor untuk
menyerahkan sebagian minyak mentahnya kepada Pertamina untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri.
‐ DMO Fee adalah pengembalian atas DMO kepada kontraktor.
‐ Contractor’s taxable income adalah penghasilan kena pajak atas kontraktor
setelah dipotong DMO.
‐ Pertamina’s taxable income adalah pendapatan Pertamina sebelum dipotong
pajak.
‐ Tax 44% adalah pajak penghasilan yang dikenakan kepada kontraktoor.
‐ Tax 60% adalah pajak penghasilan yang dikenakan kepada Pertamina.
‐ Contractor’s net income adalah pendapatan kontraktor bersih setelah
dikurangi pajak dan ditambah dengan pengembalian cost recovery.
‐ Pertamina’s net income adalah pendapatan bersih Pertamina setelah dipotong
pajak.
‐ Government net income adalah pendapatan Pemerintah yang berupa pajak dari
kontraktor dan Pertamina.
83
GAMBAR III.3
DIAGRAM UNSUR-UNSUR BIAYA DALAM
COST RECOVERY
- Seismic - G & G studies - Expl. drilling intangibels - Expl. drilling admin.
2
- Expl. drilling tangible - Devl. drilling tangible - Production facilities - Office & house movable
Cost of capital
1. Exploration non capital 2. Production operations 3 Development non capital 4 Administration
Development drilling
intangible
3
- Oilwell operation - Oil prod & process - Sec-rec operation - Storage Handling - Supervision - Maintenance - Electricity Service - Transportation Cost - Production general - Others
- Finance & Admin - Safety & security - Transport - Training - Accommodation - Other personal exp - Public Relations - Office rents - Other gen. office exp - Home Offc. overhead
4
Current year Operating cost
Total Cost recovery
Depreciation
1