27
III - 1 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Wilayah Kajian 3.1.1. Lokasi Daerah Kajian Secara administrasi lokasi kajian berada di Pulau Waigeo Distrik Waigeo Selatan Kabupaten Raja Ampat Provinsi Irian Jaya Barat, tepatnya di sebelah barat laut Kota Sorong dan secara geografis berada pada : Garis bujur Timur : 130° 48‘ 30“ - 130° 50‘ 00” Garis lintang selatan : 00° 24‘ 30“ - 00° 26‘ 00“ Gambar 3. 1 Peta Citra Satelit Lokasi Kajian di Pulau Waigeo

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 1

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

3.1. Gambaran Umum Wilayah Kajian

3.1.1. Lokasi Daerah Kajian

Secara administrasi lokasi kajian berada di Pulau Waigeo Distrik Waigeo Selatan

Kabupaten Raja Ampat Provinsi Irian Jaya Barat, tepatnya di sebelah barat laut

Kota Sorong dan secara geografis berada pada :

Garis bujur Timur : 130° 48‘ 30“ - 130° 50‘ 00”

Garis lintang selatan : 00° 24‘ 30“ - 00° 26‘ 00“

Gambar 3. 1 Peta Citra Satelit Lokasi Kajian di Pulau Waigeo

Page 2: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 2

Gambar 3. 2 Peta Citra Satelit Kota Waisai

3.1.2. Lokasi Pembanding Daerah Kajian

Lokasi pembanding daerah kajian terletak di Kecamatan Pagaden Kabupaten

Subang Provinsi Jawa Barat dengan bangunan pembanding yang ditinjau adalah

Situ Nagrog yang merupakan bangunan penampung alami (cekungan alam)

dengan fungsi tunggal untuk irigasi. Luas areal layanan irigasi situ Nagrog seluas

510 Ha dengan 2 kali masa tanam. Pola tanam yang sudah diterapkan selama ini

adalah Padi-Padi (Sumber : PJT II Divisi III Subang).

Stasiun hujan terdekat dengan situ Nagrog adalah stasiun Pagaden. Karena data

yang diperoleh hanya curah hujan dan hari hujan, maka untuk data besaran

evapotranspirasi diambil dari data sekunder hasil studi terdahulu pada lokasi

terdekat di Kecamatan Pusakanegara (The Study for Formulation of Irrigation

Development Program in The Republic of Indonesia, by JICA-Dep. PU-

Bappenas, 1993).

Page 3: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 3

Gambar 3. 3 Peta DAS di Kabupaten Subang

3.1.3. Kondisi Prasarana Irigasi

Selama ini masyarakat mengolah ladang / kebun secara tradisional tanpa

prasarana irigasi. Lahan dengan dengan kondisi relatif datar dan potensial untuk

budidaya tanaman pangan teridentifikasi seluas 96,5 ha terletak antara km 4,3 dan

km 6,5 pada sisi kanan sungai Waisai di dekat batas rencana kota.

Page 4: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 4

Gambar 3. 4 Peta Lahan Potensial Irigasi

3.1.4. Kondisi Sumber Air

Sumber air Sungai Waisai merupakan salah satu sungai besar di pulau Waigeo

dengan luas DAS 34,96 km2, panjang sungai 21,02 km, dan kerapatan drainase

1,46 km/km2. Sungai ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu

sumber daya alam setempat. Sungai Waisai merupakan sungai permanen yang

mengalir sepanjang tahun dengan arah aliran dari utara ke selatan dan bermuara di

Selat Dampir. Dengan demikian kondisi aliran sungai ini pada bagian muaranya

dipengaruhi oleh pasang surut muka air laut.

Gambar 3. 5 Peta DAS Waisai

Page 5: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 5

3.2. Informasi Lainnya

3.2.1. Sosial Ekonomi

3.2.1.1. Kondisi Demografi

a) Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Distrik Waigeo Selatan pada tahun 2002 adalah sekitar 7.288

jiwa. Dengan luas wilayah distrik tersebut 2.243 km2, maka tingkat kepadatan

penduduknya adalah 3,23 jiwa/km2. Tingkat kepadatan penduduk di Distrik

Waigeo Selatan ini tergolong rendah. Kondisi ini tentu dapat dipahami karena di

daerah kepulauan Waigeo ini di bagian tengahnya merupakan kawasan lindung,

yang tidak diperuntukkan untuk kawasan budidaya maupun pemukiman.

Masyarakat umumnya mendiami pulau ini di daerah pantai dimana akses ke

daerah lain cukup mudah.

Tabel 3. 1 Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Page 6: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 6

Jumlah rumah tangga di Distrik Waigeo Selatan pada tahun 2002 adalah kurang

lebih 1.753 KK. Dengan demikian rata-rata anggota keluarga di kecamatan ini

adalah 4 (empat) jiwa per KK. Pada tahun 2003 diprediksikan jumlah rumah

tangga di kecamatan ini menjadi kurang lebih 1.823 KK dengan laju pertumbuhan

penduduk sekitar 4 %.

Tabel 3. 2 Proyeksi Rumah Tangga

b) Mata Pencaharian

(1) Tanaman Pangan

Secara umum usaha budidaya pertanian tanaman pangan, khususnya padi, di

Kecamatan Waigeo Selatan dapat dikatakan masih belum berkembang. Hal ini

juga ditunjukkan dengan masih belum tercatatnya perkembangan ataupun adanya

usaha budidaya padi di daerah ini. Seperti ditujukkan pada tabel di bawah, pada

tahun 2002 di kabupaten Sorong baru kecamatan Aitinyo, Ayamaru, Salawati,

Page 7: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 7

Samate dan Aimas yang penduduknya telah menyelenggarakan usahatani

budidaya padi.

Tabel 3. 3 Luas Panen dan Produksi Padi

Demikian juga dengan komoditi tanaman pangan jagung, dimana di kedua

kecamatan ini belum tercarat penduduk melakukan usahatani komoditi ini. Hal

ini tentu berkaitan erat dengan masih tingginya masyarakat di daerah ini yang

makanan pokoknya adalah sagu, sehingga motivasi untuk menanam padi maupun

jagung sebagai bahan makanan pokok animo masyarakatnya masih kurang.

Page 8: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 8

Tabel 3. 4 Luas Panen dan Produksi Jagung

Jenis mata pencaharian utama penduduk di wilayah studi saat ini antara lain

adalah di bidang pertanian tanaman pangan dengan hasil yang terbesar berupa ubi-

ubian yang meliputi ubi jalar, ubi kayu, dan keladi. Melihat kondisi lahan yang

ada, petani umumnya menyatakan bahwa produksi mereka sebenarnya masih

mungkin untuk ditingkatkan lagi.

Komoditi inipun masih terbatas dikembangkan di lahan-lahan pekarangan dan

ladang yang berdekatan dengan tempat pemukiman penduduk.

Page 9: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 9

Tabel 3. 5 Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar

Tabel 3. 6 Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu

Page 10: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 10

Tabel 3. 7 Luas Panen dan Produksi Keladi

(2) Tanaman Perkebunan

Komoditi tanaman perkebunan yang banyak diusahakan di wilayah studi yang

terutama adalah tanaman kelapa. Memang ada beberapa tanaman perkebunan

yang lain seperti coklat, tapi di wilayah studi jumlahnya relatif sedikit bila

dibandingkan dengan kelapa. Sementara itu tanaman keras/buah-buahan yang

banyak ditanam mencakup, mangga, nangka, pisang, dan lain-lain. Umumnya

komoditi ini ditanam hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, atau sebagai

penghasilan tambahan, yang sewaktu-waktu mungkin dapat menghasilkan uang.

Umumnya pemupukan tanaman tersebut masih menggunakan pupuk kandang.

Page 11: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 11

Tabel 3. 8 Luas Panen dan Produksi Kelapa

Tabel 3. 9 Luas Panen dan Produksi Tanaman Coklat

Page 12: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 12

(3) Peternakan

Perkembangan sub sektor peternakan di wilayah studi umumnya masih tergolong

mulai berkembang. Pada mulanya tujuan pengusahaan ternak di wilayah studi

yang utama adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja. Jenis ternak yang

banyak diusahakan di wilayah ini adalah meliputi sapi, kambing, babi dan unggas.

Tabel 3. 10 Jumlah Ternak Besar dan Sedang Berdasarkan Jenis

Kendala yang kadang-kadang muncul adalah dalam cara pengembalaan sapi, dan

kambing, yang hanya diikat atau dibiarkan tidur di halaman atau di jalan.

Kemudian cara pemberian makanan masih tergolong tradisional atau dibiarkan

saja/digembalakan, ada juga yang diikatkan pada batang pohon. Tidak jarang sapi

tersebut menjadi hama bagi pertanaman padi dan kadang menimbulkan konflik

yang cukup serius apabila kerusakan yang ditimbulkan cukup besar.

Page 13: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 13

Tabel 3. 11 Jumlah Ternak Unggas Menurut Jenis

Masalah-masalah yang berkaitan dengan produksi ternak antara lain, kurangnya

bibit unggul, sedikitnya sumber makanan ternak, sumber air kurang baik,

pengusahaan ternak masih rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu lebih

digiatkan lagi penyuluhan khusus tentang peternakan.

(4) Perikanan

Usaha masyarakat yang bergerak dalam bidang perikanan di daerah studi adalah

tergolong cukup berkembang, khususnya perikanan laut (nelayan). Lokasi daerah

kepulauan Waigeo yang banyak memiliki perairan laut dan hutan mangrove

menjadikan daerah ini kaya akan hasil perikanan lautnya. Tercatat sekitar 1.691

KK di Kecamatan Waigeo Selatan bermata pencaharian nelayan. Hasil tangkapan

yang diperoleh nelayan umumnya di jual di daerah sekitar atau daerah lainnya

yang dekat. Tidak sedikit nelayan dari daerah ini yang mencari ikan agak jauh ke

tengah laut sehingga lebih mudah menjual hasil tangkapannya ke pulau terdekat

yaitu Pulau Salawati.

Page 14: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 14

Tabel 3. 12 Jumlah Nelayan dan Produksi Ikan

3.2.1.2. Kelembagaan

a) Kelembagaan Desa

Struktur kelembagaan desa-desa di daerah kajian, di Distrik Waigeo Selatan telah

terbentuk cukup mantap, yaitu berupa kelembagaan desa dengan susunan

perangkat desa. Di desa-desa tersebut, struktur pemerintahan desanya secara

berjenjang terdiri dari Kepala Desa (Kades), Kepala Dusun (Kadus), Rukun

Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT).

b) BPD dan PKK

Lembaga ini dibentuk dengan tujuan untuk mengisi kegiatan di pedesaan,

yang secara umum memiliki misi :

Mengkoordinir dalam segala bidang kegiatan untuk kepentingan desa.

Merumuskan rencana-rencana, usaha-usaha dan partisipasi masyarakat desa

terutama untuk kepentingan desa secara gotong royong.

Memberikan penyuluhan dalam kegiatan-kegiatan desa.

Page 15: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 15

3.2.1.3. Fasilitas dan Aktifitas Sosial

a) Pendidikan

Secara umum, sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di daerah kajian,

telah sampai jenjang SMA. Pendidikan tingkat Taman Kanak-kanak khususnya

yang berstatus negeri, masih belum tersedia. Fasilitas pendidikan tingkat Sekolah

Dasar (SD) di daerah kajian terdapat 27 buah. Sementara fasilitas pendidikan

tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah

Menengah Atas (SMA) terdapat 1 (satu) buah.

Umumnya untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi masyarakat menyekolahkan

anak-anaknya ke Kota Sorong. Walaupun letaknya cukup jauh tetapi Kota Sorong

merupakan kota terdekat yang memiliki fasilitas pendidikan yang relatif lebih

lengkap dibandingkan daerah lain di sekitarnya. Namun demikian terkadang

kendala jarak ini kemudian akan menjadi kendala biaya sekolah yang menjadi

relatif mahal karena diperlukannya siswa tinggal jauh dari tempat tinggal orang

tuanya.

Tabel 3. 13 Ketersediaan Sarana Pendidikan

Page 16: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 16

b) Kesehatan

Ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai dengan pelayanan yang terjangkau

oleh masyarakat merupakan prakondisi yang mutlak diperlukan dalam upaya

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju sasaran peningkatan kualitas

sumber daya manusia di daerah ini. Fasilitas kesehatan yang tersedia di wilayah

studi adalah meliputi, puskesmas, puskesmas pembantu, dan balai pengobatan. Di

Distrik Waigeo Selatan telah tersedia puskesmas 1 (satu) buah, dan puskesmas

pembantu 7 (tujuh) buah. Keberadaan sarana kesehatan ini tentu sangat banyak

diharapkan oleh masyarakat, karena lokasi pulau dan laut yang menjadi sekat

geografis disekelilingnya menyebabkan ketersediaan sarana ini menjadi begitu

penting bagi masyarakat yang tinggal di pulau.

Tabel 3. 14 Ketersediaan Sarana Kesehatan

Page 17: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 17

Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan ini tentunya perlu ditunjang oleh

kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, sehingga kesehatan dapat

terjaga atau dapat memeriksakan secara gejala-gejala penyakit yang mungkin

timbul. Untuk mensosialisasikan ini tentu perlu untuk menambah tenaga

kesehatan masyarakat, dimana tenaga ini akan memberikan penyuluhan tentang

hidup bersih dan sehat, serta menjaga kesehatan dan mengantisipasi kemungkinan

wabah yang dapat timbul.

Namun demikian keberadaan sarana fisik kesehatan ini juga perlu ditunjang

dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang mampu dan cakap memberikan

pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan yang terdapat di wilayah studi adalah

hanya meliputi dokter, perawat, dan tenaga non paramedis. Terdapat 5 (lima)

orang perawat di Distrik Waigeo Selatan, seorang tenaga non medis, dan seorang

dokter yang tugasnya tidak menetap di puskesmas Kecamatan. Jadi apabila

masyarakat di daerah studi memerlukan bantuan tenaga dokter sehubungan

dengan kesehatannya, maka mereka harus ke kota kecamatan yang jaraknya relatif

jauh dan terkandang moda transportasinya sulit diperoleh.

c) Agama

Penduduk di desa-desa, di mana lokasi studi terletak, mayoritas masyarakatnya

memeluk agama Kristen. Walaupun dimikian beberapa penduduk juga memeluk

agama lainnya seperti Islam tapi jumlahnya relatif lebih sedikit. Penduduk yang

beragama Kristen di distrik Waigeo Selatan adalah mencapai 79,91 %, sementara

yang memeluk agama Islam hanya tercatat sebanyak 20,09 % dari jumlah

penduduk. hal ini juga ditunjukkan dari keadaan sarana dan prasarana keagamaan

yang tersedia di daerah studi. Dari 21 sarana peribadatan yang ada di wilayah

studi ini 8 (delapan) diantaranya adalah masjid sementara selebihnya adalah

gereja.

Page 18: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 18

3.2.1.4. Perekonomian

Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku untuk Kabupaten

Sorong diprediksi meningkat dari Rp. 1.724.354,49 juta rupiah pada tahun 2001

menjadi Rp 1.829.900,97 juta rupiah pada tahun 2002. Demikian pula PDRB atas

dasar harga konstan tahun 2002 diperkirakan akan mengalami kenaikan yang

cukup signifikan. Pada tahun 2002 sektor pertanian masih mempunyai peranan

yang cukup besar dalam perekonomian Kabupaten Sorong, yaitu sebesar 27,35 %

walaupun sektor yang paling besar memberikan kontribusi adalah pertambangan

dan penggalian yang mencapai 49,35 %.

Tabel 3. 15 Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto

Sektor industri dan jasa-jasa juga memiliki sumbangan yang besar terhadap

PDRB, dimana berturut-turut mencapai 6,94 % dan 8,93 %. Angka-angka

kontribusi ini memungkinkan sektor tersebut relatif berpotensi untuk lebih

dikembangkan, terutama sub sektor perdagangan besar dan eceran. Karena selain

Page 19: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 19

wilayah Kabupaten Sorong berada jalur strategis, juga banyak perusahaan-

perusahaan yang menunjang terhadap pengembangan usaha di sektor tersebut.

Sarana dan prasarana penting yang mampu menunjang lancarnya kegiatan

perekonomian adalah adanya pasar, di mana pasar ini merupakan tempat untuk

memasarkan hasil produksi pertaniannya serta untuk membeli dan menjual

kebutuhan pokok sehari-hari. Sarana perekonomian yang ada di daerah studi

adalah kios, sarana pasar mingguan, walaupun prasarana pasar fisiknya masih

belum permanen.

3.2.2. Lingkungan

3.2.2.1. Tahap Pra-Konstruksi

a. Survey dan Pematokan

Pada tahap kegiatan ini dampak diperkirakan akan terjadi terhadap komponen

lingkungan persepsi masyarakat. Dampak yang diprakirakan akan terjadi terhadap

komponen lingkungan ini yakni timbulnya berbagai pertanyaan dan informasi

yang simpang siur tentang rencana proyek. Daerah-daerah yang akan terkena

dampak meliputi daerah tapak proyek (khususnya daerah genangan) dan daerah

pemukiman. Walaupun dampak ini diperkirakan tidak penting, tetapi jika dampak

ini tidak diantisipasi terlebih dahulu, maka kesimpangsiuran akan terus

berkembang dan menimbulkan keresahan sosial pada masyarakat di sekitar lokasi

proyek

b. Pembebasan Lahan dan Tanaman tumbuh

Seperti diketehui kegiatan proyek akan memerlukan lahan untuk pembangunan

sarana dan prasarana. Pembangunan embung diperkirakan akan menggunakan

lahan penduduk atau negara yang berupa hutan produksi tetap maupun terbatas.

Dengan demikian secara langsung kegiatan ini diprakirakan akan menimbulkan

dampak terhadap komponen lingkungan persepsi masyarakat, dan keresahan

masyarakat.

Page 20: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 20

3.2.2.2. Tahap Konstruksi

a. Pembersihan Lahan

Kegiatan yang akan dilakukan pada pembersihan lahan dan relokasi spesies

langka dan dilindungi, adalah penebangan pohon-pohon yang terdapat di lokasi

bendung dan bangunan-bangunan penunjang lainnya. Komponen lingkungan

yang diprakirakan akan terkena dampak kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan

topografi, kuantitas air, air tanah, kualitas air, vegetasi, margasatwa, kecemburuan

sosial, kesempatan kerja, dan kesehatan masyarakat.

b. Mobilisasi Peralatan Berat

Kegiatan ini utamanya adalah mobilisasi alat-alat berat ke lokasi proyek dan

pengoperasian alat-alat tersebut dalam mendukung penyediaan bahan, sarana dan

prasarana yang harus disiapkan pada tahap berikutnya. Alat-alat yang akan

digunakan dalam kegiatan ini meliputi truck, tracktor, bulldozer, dan jenis alat-

alat berat lainnya.

Komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak dari kegiatan ini

adalah meliputi erosi tanah, kesempatan kerja, pendapatan, kesehatan masyarakat,

dan fasilitas umum.

c. Pembuatan Jalan Akses

Kegiatan yang dilakukan meliputi perbaikan kondisi (pengerasan jalan) dan

pelebaran jalan, yaitu jalur jalan yang menuju ke lokasi proyek, khususnya

embung dan jaringan utamanya. Komponen lingkungan yang diperkirakan akan

terkena dampak kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan topografi, erosi tanah,

kualitas air, dan vegetasi.

d. Mobilisasi Tenaga Kerja

Aktivitas yang dimaksud adalah kegiatan merekrut tenaga kerja dan aktivitas

kehidupan sehari-hari personel/tenaga kerja proyek dalam pemenuhan kebutuhan

hidupnya sehari-hari. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan terkena

Page 21: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 21

dampak dari kegiatan ini adalah meliputi persepsi masyarakat, keresahan

masyarakat, kecemburuan sosial, dan kesempatan kerja.

e. Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Kegiatan yang dimaksud adalah pembuatan base camp sebagai tempat tinggal dan

pusat koordinasi para pekerja proyek. Komponen lingkungan yang diperkirakan

akan terkena dampak kegiatan ini adalah meliputi erosi tanah, kualitas air,

vegetasi, keresahan masyarakat, keamanan dan keselamatan, dan budaya

masyarakat.

f. Eksploitasi Quarry

Kegiatan yang dimaksud adalah pengambilan material dari sumber-sumber yang

berada di sekitar lokasi proyek. Komponen lingkungan yang diprakirakan akan

terkena dampak dari kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan topografi,

penggunaan lahan, kuantitas air, erosi tanah, air tanah, kualitas air, vegetasi,

kesempatan kerja, pendapatan, ekonomi regional, dan kesehatan masyarakat.

g. Konstruksi Embung dan Tanggul Penutup

Alat-alat yang akan dipergunakan dalam kegiatan ini adalah meliputi alat-alat

berat dan mesin-mesin yang tergolong besar. Komponen lingkungan yang

diprakirakan akan terkena dampak kegiatan ini adalah meliputi fisiografi dan

topografi, penggunaan lahan, kuantitas air, erosi tanah, kualitas air, vegetasi, ikan,

plankton, margasatwa, kesempatan kerja, pendapatan, ekonomi regional,

kesehatan masyarakat, keamanan dan keselamatan.

h. Konstuksi Jaringan Irigasi dan Instalasi Air Baku

Kegiatan ini meliputi pembangunan jaringan irigasi dan air baku primer,

sekunder, maupun tersier dan jalan usaha ataupun jalan inspeksi yang berfungsi

juga sebagai jalan usahatani. Komponen lingkungan yang diperkirakan akan

terkena dampak adalah meliputi fisiografi dan topografi, erosi tanah, kualitas air,

vegetasi, ikan, plankton, kesempatan keraja, pendapatan, kesehatan masyarakat

dan mobilitas penduduk.

Page 22: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 22

i. Penggenangan Embung

Penggenangan embung dilakukan setelah seluruh aktivitas konstruksi selesai

dilakukan, terutama pembersihan lahan dan relokasi spesies langka dan

dilindungi. Dampak penting yang diperkirakan akan timbul pada kegiatan ini

adalah terhadap komponen lingkungan flora fauna langka dan dilindungi, erosi

tanah dan gangguan ekosistem hilir karena perubahan kualitas dan kuantitas air.

3.2.2.3. Tahap Pasca Konstruksi

a. Operasi Embung

Kegiatan yang dimaksud adalah pemanfaatan embung sesuai dengan fungsi yang

direncanakan, yaitu mensuplai kebutuhan air untuk domestik, niaga, irigasi,

sarpras, industri, dan perawatan sungai. Komponen lingkungan yang diprakirakan

akan terkena dampak penting adalah meliputi erosi tanah, kualitas air, penggunaan

air sungai di hilir embung, mangrove, ikan, kesempatan kerja, pendapatan, dan

ekonomi regional.

b. Pemeliharaan Embung

Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga kinerja sarana dan prasarana embung tetap

seperti yang diharapkan pada awal pembangunannya. Umumnya kegiatan ini

dilakukan secara sekuensi, sehingga operasi sistem jaringan tidak terganggu

secara umum. Dengan dilakukannya pekerjaan ini secara terencana, diperkirakan

tidak akan timbul dampak penting yang mungkin terjadi.

c. Operasi Jaringan Irigasi dan Instalasi Air Baku

Kegiatan pengoperasian jaringan irigasi dan instalasi pipa diperkirakan akan

menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan air tanah, kualitas

air, penggunaan air di hilir, kesempatan kerja, pendapatan, ekonomi regional.

Page 23: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 23

d. Distribusi Air

Pada tahap kegiatan distribusi air dampak penting diperkirakan akan terjadi

terhadap komponen lingkungan khususnya keresahan masyarakat yang tidak

memperoleh manfaat.

3.2.3. Hidrologi

Sungai Waisai merupakan sungai perennial dimana kondisi sungai selalu

mengalir sepanjang tahun. Tidak tersedianya alat pencatat muka air disepanjang

sungai Waisai serta juga tidak adanya stasiun penakar hujan di dalam dan sekitar

DAS Waisai mengakibatkan sulitnya menganalisa besaran debit rancangan di

sungai Waisai ini. Untuk kebutuhan peramalan besarnya debit rancangan sungai

Waisai dilakukan dengan menggunakan data curah hujan dari stasiun penakar

hujan terdekat yaitu stasiun klas II Jefman yang terletak di pulau Jefman 80 km

arah tenggara dari pulau Waigeo pada koordinat 00° 56’ LS dan 131° 07’ BT,

elevasi + 3 m. Adapun hasil perhitungan Studi terdahulu sebagai berikut :

Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Waisai hingga Muara (laut) 34.96km2

Panjang Sungai Waisai hingga Muara (laut) 21.02 km

Kemiringan rata-rata sungai 0.003

3.2.4. Geologi Permukaan

Dari survey Geologi didapat bahwa bukit tumpuan kiri berupa tebing sungai yang

relatif lebar dan landai hingga kaki bukit yang lebih tinggi. Pada dataran yang

landai tertutup oleh lapisan alluvium sungai (endapan baru) yang terdiri dari lanau

pasiran dan sedikit kerikilan dengan ketebalan sekitar 1-2 m sedangkan bagian

bawah terdiri dari endapan campuran baru dan fragmen-fragmen batuan yang

keras dengan besar ukuran antara kerikil hingga bongkah. Bukit tumpuan kanan

dengan sudut lereng sekitar 60º, terdiri dari batuan pasir lapuk yang sebagian

tertutup oleh tanah pelapukan. Pada bagian kaki lereng terdiri dari singkapan

batupasir lapuk sedang hingga lapuk keras (moderately weathered – highly

weathered).

Page 24: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 24

Pada daerah tengah sungai terdiri dari alluvium berupa campuran fragmen-

fragmen lepas batuan jenis batuan basalt, serpentinmite, batupasir, kuarsa susu

(milky quartz), batu besi (iron stone) dan konglomerat dengan berbagai ukuran

dari pasir hingga bongkah (boulder).

Beberapa jenis bahan bangunan yang dijumpai di lapangan di sekitar rencana

lokasi embung antara lain tanah lempung dan sirtu.

a. Bahan endapan tanah

Jenis tanahnya adalah lempung pasiran dan sedikit lanauan dengan kualitas

cukup baik untuk bahan tubuh embung yang kedap air. Ketebalannya

ditaksir kurang lebih antara 1-2 m.

b. Sirtu (sand gravel)

Bahan bangunan ini berupa campuran fragmen-fragmen batuan dengan

berbagai ukuran dari kerikil hingga bongkah (Ø 2-40 cm) dan pasir lepas

terdapat sepanjang dasar Sungai Waisei. Makin ke arah hulu didapatkan

fragmen-fragmen batuan berukuran kasar dimana persentase pasirnya relatif

makin berkurang. Untuk bahan filter terdapat di tepi sungai mendekati

daerah pantai.

c. Cadangan batu (quarry)

Batu bahan isian embung terdapat sebagai bongkah-bongkah kasar di

sepanjang dasar sungai ke arah hulu dan berupa cadangan yang besar di

sekitar air terjun kecil. Di sekitar air terjun kecil jenisnya adalah batuan ultra

basa yang telah termetamorfosa (serpertinmite). Batuan ini telah mengalami

deformasi yang keras sehingga penuh dengan kekar dan bersifat mudah

pecah, walaupun berat jenisnya memenuhi syarat ( γ = > 2.5 gram/cm3 )

sebagai bahan isian kurang cukup memadai, tetapi untuk bahan beton perlu

penelitian lebih lanjut

Page 25: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 25

3.2.5. Rencana Embung

1. Data Teknis Embung Waigeo:

Hidrologi

o Luas DAS : 34,96 km2

o Panjang Sungai : 21,02 km

o CH Harian max : 160.6 mm

o Debit Banjir (Q100) : 84,86 m3/dt

o Debit Banjir (Q50) : 77,12 m3/dt

Pengoperasian Embung

o Muka Air Banjir : + 24,59

o Muka Air Tinggi : + 23,00

o Muka Air Rendah : + 16,10

o Debit untuk Air Baku : 19 lt/dt

Tampungan Embung

o Luas Genangan : 7,898 Ha

o Kapasitas Tampungan Efektif : 283.605,759 m3

o Tampungan Mati : 50.440,118 m3

Embung (embankment portion)

o Tipe : Urugan Tanah dengan Diafragma Soil Inti Lempung

o Tinggi Embung Total : 11 m

o Dalam Pondasi : 2,25 m

o Panjang Puncak : ± 117 m

o Lebar Puncak : 6,00 m

o Elevasi Dasar Embung : + 14

o Elevasi Crest Embung : + 25

o Kemiringan Lereng : Hulu : 1 : 2,50

Hilir : 1 : 2,00

Bangunan Pelimpah

o Tipe : Bendung Pelimpah Tanpa Pintu (over flow weir type)

o Elevasi Ambang Pelimpah : + 23,00

o Lebar Dasar Saluran di Ambang : 20,00 m

o Debit Perencanaan : 84,86 m3/dt

Page 26: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 26

o Lebar Saluran Transisi : 20 – 12 m

o Panjang Saluran Transisi : 20 m

o Lebar Saluran Peluncur : 12 m

o Panjang Saluran Peluncur : 33 m

o Peredam Energi : Kolam Olak USBR Tipe

III

o Panjang Saluran Pengarah : ± 80 m

o Panjang Saluran Pengarah di Hilir : 10 m

Bangunan Pengambilan

o Tipe Inlet : 2 Pipa Besi

o Dimensi : Diameter 0,5 dan 0,7 m

o Outlet : 2 Pipa Besi yang dilengkapi dengan Valve

o Elevasi Inlet : + 16,10

o Elevasi Outlet : + 13,48

o Panjang Pipa : ± 60,00 m

3.2.6. Kelayakan Ekonomi

Analisis Kelayakan Ekonomi hasil studi terdahulu dalam hal ini hanya

diperhitungkan terhadap pemanfaatan Embung sebagai Supply Air Domestik,

Niaga dan Industri. Sementara fungsi lainnya tidak dipertimbangkan.

Estimasi pehitungan RAB hanya untuk bangunan utama saja (embung),

sedangkan saluran / jaringan distribusi airnya belum di hitung biayanya.

Page 27: BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1 ... - Powered by GDL4.2 · BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN ... terdapat 2 (dua) buah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 1 ... memeluk agama

III - 27

Tabel 3. 16 RAB Fisik Konstruksi Embung Waigeo tahun 2004

Dari analisis ekonomi (tanpa irigasi dan sarpras) yang dilakukan didapat besaran

EIRR = 13%, B/C ratio = 1.20 (untuk Discount Rate 12%) dan NPV = Rp.

402.114.700 ,- .