22
BAB II TINJAUN TEORI 2.1. Lanjut Usia (Lansia) 2.1.1.Pengertian Lansia Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah, 2010). Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Menurut Undang-undang RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19 ayat 1 bahwa manusia lanjut usia 7

BAB II TINJAUN TEORI 2.1. Lanjut Usia (Lansia) II.pdf · Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut World Health Organitation (WHO) lansia meliputi : a. Usia

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB II

    TINJAUN TEORI

    2.1. Lanjut Usia (Lansia)

    2.1.1.Pengertian Lansia

    Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang

    telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada

    manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang

    dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau

    proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan

    tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan

    semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat

    menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah,

    pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan

    seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,

    jaringan, serta sistem organ.Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada

    kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

    ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of

    daily living (Fatmah, 2010).

    Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang

    yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Namun

    manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Menurut Undang-undang

    RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 19 ayat 1 bahwa manusia lanjut usia7

  • 8

    adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan,

    dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan.

    Oleh karena itu kesehatan manusia lanjut usia perlu mendapatkan perhatian dengan

    tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif

    sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam

    pembangunan (Nugroho, 2000).

    2.1.2. Klasifikasi Lansia

    Klasifikasi lansia dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu :

    a.Pralansia (prasenilis) Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun

    b. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

    c. Lansia risiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih /seseorang

    yang berusia 60 tahun atau lebih dengan dengan masalah kesehatan.

    d. Lansia potensial Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau

    kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.

    e. Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga

    hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. (Maryam, 2008)

    2.1.3. Batasan-batasan usia lanjut

  • 9

    Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut World

    Health Organitation (WHO) lansia meliputi :

    a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun

    b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun

    c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun

    d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun

    Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI (2006)

    pengelompokkan lansia menjadi :

    a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang

    menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)

    b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki

    masa usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)

    c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif

    (usia >65 tahun)

    2.1.4. Tugas Perkembangan lansia

  • 10

    Hurlock (1999) mengatakan bahwa sebagian besar tugas perkembangan

    lansia lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang dari pada

    kehidupan orang lain adapun tugas perkembangan lansia :

    a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.

    b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan

    keluarga.

    c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.

    d. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia.

    e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.

    f. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.

    2.1.5. Perubahan-perubahan pada Lansia.

    Menurut Nugroho (2000), perubahan yang terjadi pada lansia adalah :

    a. Perubahan atau kemunduran biologis

    1) Kulit menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastis lagi. Fungsi kulit

    sebagai pengaturan suhu tubuh lingkungan dan mencegah kuman-kuman

    penyakit masuk.

    2) Rambut mulai rontok, berwarna putih, kering dan tidak mengkilat.

  • 11

    3) Gigi mulai habis

    . 4) Penglihatan dan pendengaran berkurang.

    5) Mudah lelah, gerakan mulai lamban dan kurang lincah.

    6) Jumlah sel otot berkurang mengalami atrofi sementara jumlah jaringan ikat

    bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun

    dan kekuatannya berkurang.

    7) Pada proses menua kadar kapur atau kalsium tulang menurun akibatnya

    tulang menjadi keropos dan mudah patah.

    8) Seks merupakan produksi hormon testosteron pada pria dan hormon

    progresteron dan estrogen pada wanita menurun dengan bertambahnya

    umur.

    b. Perubahan atau kemunduran kemampuan kognitif

    1) Mudah lupa karena ingatan tidak berfungsi dengan baik.

    2) Ingatan hal-hal dimasa muda lebih baik dari pada yang terjadi pada masa

    tuanya yang pertama dilupakan adalah nama-nama.

    3) Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang atau tempat juga

    mundur, erat hubungannya dengan daya ingatan yang sudah mundur dan

    juga karena pandangan yang sudah menyempit.

  • 12

    4) Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman skor yang dicapai dalam

    test-test intelegensi menjadi lebih rendah sehingga lansai tidak mudah

    untuk menerima hal-hal yang baru.

    c. Perubahan-perubahan psikososial

    1) Pensiun, nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya selain itu

    identitas pensiun dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan.

    2) Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality).

    3) Kesepian akibat pengasingan dari lingkunga sosial

    4) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan

    family.

    5) Hilangnya kemampuan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran

    diri, perubahan konsep diri.

    2.2.Kemandirian lanjut usia

    2.2.1.Pengertian Kemandirian

    Kemandirian didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk memenuhi

    kebutuhan hidup dengan tidak bergantung pada orang lain. Selain itu kemandirian

    diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang berupaya untuk memenuhi segala

    tuntutan. Kemandirian dapat dipengaruhi oleh pendidikan lansia, juga oleh gangguan

    sensori khususnya penglihatan dan pendengaran, dipengaruhi pula oleh penurunan

  • 13

    dalam kemampuan fungsional, serta dipengaruhi pula oleh kemampuan fungsi

    kognitif lansia yang menurun (Heryanti, 2011).

    2.2.2 Kemampuan Aktifitas

    Salah satu bentuk untuk mengukur kemampuan seseorang dalam

    melakukan kegiatan sehari-hari adalah activity of daily living (ADL). Penentuan

    kemandirian fungsional dapat mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien

    sehingga memudahkan pemilihan interval yang tepat. Kemandirian berarti tanpa

    pengawasan, pengarahan atau bantuan pribadi yang masih aktif. Seorang lansia yang

    menolak untuk melakukan fungsi dianggap sebagai tidak melakukan fungsi,

    meskipun dianggap mampu (Maryam, 2008).

    Menurut Agung (2006), Activity of Daily Living adalah pengukuran

    terhadap aktivitas yang dilakukan rutin oleh manusia setiap hari. Aktivitas tersebut

    diantara lain : memasak, berbelanja, merawat/mengurus rumah, mencuci, mengatur

    keuangan, minum obat dan memanfaatkan sarana transportasi. Pada penelitian yang

    dilakukan oleh Agung pada tahun 2006 tentang uji keandalan dan kesahihan indeks

    activity of daily living barthel untuk mengukur status fungsional dasar pada usia

    lanjut di RSCM dengan menggunakan 100 responden. Kesahihan konstruksi ADL

    Barthel diuji dengan speaman correlation coefficient dengan melihat nilai rho (r)

    masing-masing butir. Hasil yang didapatkan semua butir berhubungan bermakna

    dengan nilai total (p0,3. Sehingga dapat

  • 14

    disimpulkan kuesioner ADL Barthel merupakaninstrumen ukur yang andal dan sahih

    serta dapat digunakan untuk mengukur status fungsional dasar usia lanjut Indonesia.

    Menurut Hardywinoto (2007), kemauan dan kemampuan untuk

    melakukan activity of daily living bergantung pada beberapa faktor yaitu:

    a. Umur dan status perkembangan

    Umur dan status perkembangan seorang klien menunjukan tanda kemauan dan

    kemampuan, atau bagaimana klien bereaksi terhadap ketidakmampuan melaksanakan

    activity of daily living. Saat perkembangan dari bayi sampai dewasa, seseorang

    secara perlahan-lahan berubah dari tergantung menjadi mandiri dalam melakukan

    activity of daily living.

    b. Kesehatan fisiologis

    Kesehatan fisiologis dapat mempengaruhi kemampuan partisipasi dalam activity of

    daily living, contoh gangguan misalnya karena penyakit, atau trauma injuri dapat

    mengganggu pemenuhan activity of daily living.

    c. Fungsi kognitif

    Tingkat kognitif dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan

    activity of daily living. Fungsi kognitif menunjukkan proses menerima,

  • 15

    mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensor stimulus untuk berpikir dan

    menyelesaikan masalah. Proses mental memberikan kontribusi pada fungsi kognitif

    dapat mengganggu dalam berpikir logis dan menghambat kemandirian dalam

    melaksanakan activity of daily living.

    d. Fungsi psikososial

    Fungsi psikologi menunjukan kemampuan seseorang untuk mengingat sesuatu hal

    yang lalu dan menampilkan informasi pada suatu cara yang realistik. Proses ini

    meliputi interaksi yang kompleks antara perilaku intrapersonal dan interpersonal.

    Gangguan pada intrapersonal contohnya akibat gangguan konsep diri atau

    ketidakstabilan emosi dapat mengganggu dalam tanggung jawab keluarga dan

    pekerjaan. Gangguan interpersonal seperti masalah komunikasi, gangguan interaksi

    sosial atau disfungsi dalam penampilan peran juga dapat mempengaruhi pemenuhan

    activity of daily living.

    e. Tingkat stress

    Stress merupakan respon fisik nonspesifik terhadap berbagai macam kebutuhan.

    Faktor yang dapat menyebabkan stress (stressor) dapat timbul dari tubuh atau

    lingkungan atau dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Stressor tersebut dapat

    berupa fisiologi seperti injuri atau psikologi seperti kehilangan.

    f. Ritme biologi

  • 16

    Ritme atau irama biologi membantu makhluk hidup untuk mengatur lingkungan fisik

    disekitarnya dan membantu homeostatis internal (keseimbangan dalam tubuh dan

    lingkungan). Salah satu irama biologi yaitu irama sirkardian, berjalan pada siklus 24

    jam. Perbedaan irama sirkardian mempengaruhi pengaturan aktivitas meliputi tidur,

    temperatur tubuh dan hormon. Beberapa faktor yang ikut berperan pada irama

    sirkardian diantaranya faktor lingkungan seperti hari terang dan gelap, seperti cuaca

    yang mempengaruhi activity of daily living.

    g. Status mental

    Status mental menunjukan keadaan intelektual seseorang. Keadaan status mental akan

    memberi implikasi pada pemenuhan kebutuhan dasar individu. Seperti halnya lansia

    yang memorinya menurun akan mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan

    dasarnya.

    h. Pelayanan kesehatan

    Pelayanan kesehatan dan sosial kesejahteraan pada segmen lansia yang tidak

    dipisahkan satu sama lain. Pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat salah

    satunya adalah posyandu lansia. Jenis pelayanan kesehatan posyandu salah satunya

    adalah pemeliharaan Activity of Daily Living. Lansia yang secara aktif melakukan

    kunjungan ke posyandu, kualitas hidupnya akan lebih baik daripada lansia yang tidak

    aktif ke posyandu.

  • 17

    2.3.Personal Hygiene

    2.3.1. Pengertian Personal Hygiene

    Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting

    dan harus diperhatikan karena kebersihan akan memengaruhi kesehatan dan psikis

    seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan

    kebiasaan. Jika seseorang sakit, masalah kebersihan biasanya kurang diperhatikan.

    Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,

    padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat memengaruhi kesehatan secara umum.

    Menurut Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara

    kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemenuhan

    personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan.

    Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupu pada orang

    sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit

    merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi Dengan

    implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk

    melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter &

    Perry, 2006).

    2.3.2. Tujuan perawatan personal hygiene

    a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

    b. Memelihara kebersihan diri seseorang

  • 18

    c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

    d. Pencegahan penyakit

    e. Meningkatkan percaya diri seseorang

    f. Menciptakan keindahan

    2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

    Menurut Tarwoto (2004), sikap seseorang melakukan personal hygiene

    dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain :

    a. Citra tubuh

    Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan

    fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap

    peningkatan citra tubuh individu. Gambaran individu terhadap dirinya sangat

    mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik

    sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

    b. Praktik social

    Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas atau

    air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi

    perawatan personal hygiene. Praktik personal hygiene pada lansia dapat

    berubah dikarenakan situasi kehidupan, misalnya jika mereka tinggal dipanti

  • 19

    jompo mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya yang

    baru. Privasi tersebut akan mereka dapatkan dalam rumah mereka sendiri,

    karena mereka tidak mempunyai kemampuan fisik untuk melakukan personal

    hygiene sendiri.

    c. Status sosioekonomi

    Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat

    gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

    menyediakannya

    d. Pengetahuan

    Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik

    dapat meningkatkan kesehatan. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri

    tidaklah cukup. Seseorang harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri.

    Seringkali pembelajaran tentang penyakit atau kondisi yang mendorong

    individu untuk meningkatkan personal hygiene. Misalnya pada pasien

    penderita Diabetes Melitus selalu menjaga kebersihan kakinya.

    e. Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal hygiene.

    Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri

    yang berbeda. Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak

    boleh dimandikan. Menurut Coleman, 1973 dalam Muhith (2003) bahwa

    gender merupakan sebuah atribut psikologis yang membentuk sebuah

  • 20

    kontinum dari sangat maskulin sampai sangat feminin. Seorang laki- laki

    mungkin memiliki karakteristik-karakteristik feminin tertentu sama seperti

    halnya perempuan memiliki sifat-sifat maskulin. Cara berpikir gender

    semacam ini jauh lebih canggih dibandingkan dengan pembagian dua arah

    yang memandang semua laki-laki maskulin dan semua perempuan feminin,

    namun kelemahannya bahwa cara berpikir ini mengasumsikan bahwa semua

    orang yang tinggi maskulinitasnya pastilah juga rendah feminitasnya.

    Seseorang yang memiliki dua sifat maskulin dan feminin semacam ini disebut

    “bersifat androgini”. Model gender semacam ini menghasilkan ruang

    psikologis yang lebih kompleks yang orang dapat memetakan identitas gender

    orang lain.

    f. Kebiasaan seseorang

    Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan

    melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang

    menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan

    shampo, dan lain-lain.

    g. Kondisi fisik

    Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan

    perlu bantuan untuk melakukannya.

  • 21

    2.3.4. Macam-macam personal hygiene

    Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan

    kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang

    dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga

    kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata,

    hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan

    pakaiannya. Menurut Potter dan Perry (2006) macam-macam personal hygiene

    adalah:

    a. Perawatan kulit

    Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung, sekresi, ekskresi,

    pengatur temperatur, dan sensasi. Kulit memilki tiga lapisan utama yaitu

    epidermis, dermis dan subkutan. Epidermis (lapisan luar) disusun beberapa

    lapisan tipis dari sel yang mengalami tahapan berbeda dari maturasi, melindungi

    jaringan yang berada di bawahnya terhadap kehilangan cairan dan cedera

    mekanis maupun kimia serta mencegah masuknya mikroorganisme yang

    memproduksi penyakit. Dermis, merupakan lapisan kulit yang lebih tebal yang

    terdiri dari ikatan kolagen dan serabut elastik untuk mendukung epidermis.

    Serabut saraf, pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel

    rambut bagian yang melalui lapisan dermal. Kelenjar sebasea mengeluarkan

    sebum, minyak, cairan odor, kedalam folikel rambut. Sebum meminyaki kulit

  • 22

    dan rambut untuk menjaga agar tetap lemas dan liat. Lapisan Subkutan terdiri

    dari pembuluh darah, saraf, limfe, dan jaringan penyambung halus yang terisi

    dengan sel-sel lemak. Jaringan lemak berfungsi sebagai insulator panas bagi

    tubuh. Kulit berfungsi sebagai pertukaran oksigen, nutrisi, dan cairan dengan

    pembuluh darah yang berada dibawahnya, mensintesa sel baru, dan

    mengeliminasi sel mati, sel yang tidak berfungsi. Sirkulasi yang adekuat penting

    untuk memelihara kehidupan sel. Kulit sering kali merefleksikan perubahan pada

    kondisi fisik dengan perubahan pada warna, ketebalan, tekstur, turgor,

    temperatur. Selama kulit masih utuh dan sehat, fungsi fisiologisnya masih

    optimal.

    b. Mandi

    Mandi adalah bagian perawatan hygiene total. Mandi dapat dikategorikan

    sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi di tempat tidur yang lengkap

    diperlukan bagi individu dengan ketergantungan total dan memerlukan personal

    hygiene total. Keluasan mandi individu dan metode yang digunakan untuk mandi

    berdasarkan pada kemampuan fisik individu dan kebutuhan tingkat hygiene yang

    diperlukan. Individu yang bergantung dalam kebutuhan hygienenya sebagian

    atau individu yang terbaring di tempat tidur dengan kecukupan diri yang tidak

    mampu mencapai semua bagian badan memperoleh mandi sebagian di tempat

    tidur.

  • 23

    Pada lansia, mandi biasanya dilakukan dua kali sehari atau lebih sesuai

    selera dengan air dingin atau air hangat. Diusahakan agar satu kali mandi tidak

    dibawah pancuran atau konsensional, tetapi merendam diri di bak mandi yang

    akan memberi kenikmatan, relaksasi dan menambah tenaga serta kebugaran

    tubuh. Penting juga membersihkan alat kelamin dan kulit antara dubur dan alat

    kelamin (perineum). Gosokan dimulai dari sisi alat kelamin kea rah dubur. Bagi

    wanita, puting payudara jangan lupa dibersihkan dan kemudian dikeringkan.

    Setelah selesai mandi keringkan badan, termasuk rongga telinga, lipatan-lipatan

    kulit dan celah-celah jari kaki untuk menghindarkan timbulnya infeksi jamur,

    juga pada semua lipatan- lipatan kulit lainnya (Setiabudhi, 2002).

    c. Perawatan Mulut

    Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi,

    gusi, dan bibir. Menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan,

    plak, dan bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang

    dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang muncul

    akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, radang gusi, dan

    sariawan. Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya

    menstimulasi nafsu makan.

    Golongan lansia sering mengalami tanggalnya gigi geligi. Salah satu

    sebab adalah karena proses penuaan dan penyebab lain yang lebih sering adalah

  • 24

    kurang baiknya perawatan gigi dan mulut. Osteoporosis dan periodontitis pada

    lansia menyebabkan akar gigi agak longgar dan dicelah-celah ini sering

    tersangkut sisa makanan. Inilah penyebab terjadinya peradangan. Karies timbul

    antara lain akibat fermentasi sisa makanan yang menempel pada gigi oleh kuman

    yang lambat laun mengakibatkan lobang pada enamel gigi dan bila tidak

    ditambal akan menyebabkan radang dan kematian syaraf gigi karena infeksi.

    Setelah konsumsi makanan dan minuman yang bersifat asam, gigi perlu

    dibersihkan yaitu kumur-kumur dengan air. Maka penting untuk menggosok gigi

    sekurang-kurangnya dua kali sehari dan sangatlah dianjurkan untuk berkumur-

    kumur atau menggosok gigi setiap kali selepas makan (Setiabudhi, 2002).

    d. Perawatan mata, hidung dan telinga

    Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk

    membersihkan mata, hidung, dan telinga selama individu mandi. Secara normal

    tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus-

    menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah

    masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu

    memerlukan pembersihan. Namun, telinga yang serumen terlalu banyak

    telinganya perlu dibersihlkan baik mandiri atau dibantu oleh keluarga. Hygiene

    telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing

    berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara.

    Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperatur dan

  • 25

    kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke

    dalam sistem pernapasan.

    e. Perawatan rambut

    Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara

    penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan

    mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari. Menyikat,

    menyisir dan bershampo adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut,

    distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum,

    perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan

    penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut.

    Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi

    serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat

    diidentifikasi. Kerontokan rambut sering terjadi pada lansia. Jumlah rambut rata-

    rata adalah lebih 100.000 helai, 80% bersifat aktif tumbuh dan sisanya 20%

    berada dalam stadium tidak aktif. Rambut membutuhkan perawatan yang baik

    dan teratur, terutama pada wanita. Agar tidak mengalami banyak kerontokan,

    antara lain karena kurangnya sanitasi atau adanya infeksi jamur yang lazim

    disebut ketombe. Rata-rata 50- 100 helai rambut dapat rontok dalam masa sehari.

    Oleh itu rambut sebaik-baiknya perlu dicuci dengan shampo yang mengandung

    anti ketombe yang cocok. Cuci rambut sebaiknya dilakukan tiap 2 atau 3 hari dan

    minimal sekali seminggu (Setiabudhi, 2002).

  • 26

    f. Perawatan kaki dan kuku Kaki dan kuku

    seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau,

    dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki

    dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku

    penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat

    masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam

    keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada

    waktu yang terpisah.

    Pada lansia, proses penuaan memberi perubahan pada kuku yaitu

    pertumbuhan kuku menjadi lebih lambat, permukaan tidak mengkilat tetapi

    menjadi bergaris dan mudah pecah karena agak keropos. Warnanya bisa berubah

    menjadi kuning atau opaque. Kuku bisa menjadi lembek terutama kuku kaki

    akan menjadi lebih tebal dan kaku serta sering ujung kuku kiri dan kanan

    menusuk masuk ke jaringan disekitarnya (ungus incarnates). Pengguntingan

    dilakukan setelah kuku direndam dalam air hangat selama 5-10 menit karena

    pemanasan membuat kuku menjadi lembek dan mudah digunting (Setiabudhi,

    2002).

    g. Perawatan genetalia

    Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Seseorang

    yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah yang beresiko terbesar

  • 27

    memperoleh infeksi. Seseorang yang tidak mampu melakukan perawatan diri

    dapat dibantu keluarga untuk melakukan personal hygiene.

    2.3.5. Manfaat perawatan personal hygiene.

    menurut Potter dan Perry (2006)

    a. Perawatan kulit Memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, dapat

    mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpa

    b. Mandi Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi

    tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit,

    membuat individu merasa lebih rileks dan segar serta meningkatkan citra diri

    individu. rtisipasi dan memahami metode perawatan kulit.

    c. Perawatan mulut Mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah

    penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut misalnya tifus dan hepatitis,

    mencegah peyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai

    rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri

    perawatan hygiene mulut dengan benar.

    d. Perawatan mata, hidung, dan telinga Organ sensorik yang berfungsi normal,

    mata, hidung, dan telinga akan bebas dari infeksi, serta dapat berpartisipasi dan

    mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari-hari.

  • 28

    e. Perawatan rambut Memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, untuk

    mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan dapat berpartisipasi dalam melakukan

    perawatan rambut.

    f. Perawatan kaki dan kuku Memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut,

    merasa nyaman dan bersih, serta dapat memahami dan melakukan metode

    perawatan kaki dan kuku dengan benar.