37
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Teori Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif adalah faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour) (Notoatmodjo, 2003). b. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif ada 6 tingkatan yaitu: 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang tahu tantang apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, menyatakan, mendefinisikan, dan sebagainya.

BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

  • Upload
    vukhanh

  • View
    236

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Teori Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif adalah

faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt

behaviour) (Notoatmodjo, 2003).

b. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang mencakup

dalam domain kognitif ada 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari

sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang tahu

tantang apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, menyatakan, mendefinisikan, dan sebagainya.

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

2) Memeahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Misalnya bisa

menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan

dari kasus yang diberikan.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur

organisasi. Kata kerja untuk kemampuan ini yaitu dapat membedakan,

mengelompokkan, memisahkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap materi atau obyek.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

Menurut Rogers dalam Notoatmodjo (2003), sebelum

orang menghadapi perilaku baru (berprilaku baru), di dalam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:

a) Awerenes (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

pengetahuan stimulus (obyek) terlebih dahulu.

b) Interest, yakni orang yang mulai tertarik dengan stimulus.

c) Evaluation (menimbang-nimbang), baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya.

d) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e) Adaption, dimana subyek telah berprilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

c. Faktor -faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung

seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung

untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media

massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak pengetahuannya rendah pula.

Undang–undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab IV pasal 13 dengan tegas bahwa jalur

pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang

dapat saling melengkapai (Lukman, 2010). Peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh dari pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh

pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu

obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua

aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap

obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui,

akan menimbulkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.

2) Massa media/informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Majunya tehnologi akan bersedia bermacam-macam media massa yang

dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sebagai sarana komunikasi, sebagai bentuk media massa seperti televisi,

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

radio, surat kabar, majalah, penyuluhan dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

Dalam menyampaikan informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan

opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan

terhdap hal tersebut.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukannya. Setatus ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatn tertentu,

sehingga status ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan terhadap individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbale

balik atau yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh tiap individu.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

5) Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari

pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin membaik. Pada usia tengah (41-60 tahun) seseorang tinggal

mempertahankan prestasi yang telah dicapai pada usia dewasa, sedangkan

pada usia tua (>60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi dan hanya

menikmati hasil dari prestasinya. Semakin tua semakin bijaksana, semakin

banyak informasi yang dijumpai dan sehingga menambah pengetahaun

(Cuwin, 2009). Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan

hidup :

a) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga

menambah pengetahuannya.

b) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah

tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental dapat

diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya

usia, khususnya pada beberapa pengetahuan yang lain seperti misalnya

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat

ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan

bertambahnya usia.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional (non ilmiah) dan cara

modern (ilmiah).

1) Cara tradisional (non ilmiah)

Cara ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan

sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara

sistematik dan logis.

Cara menentukan pengetahuan secara tradisional antara lain :

a) Coba-coba dan salah

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya

kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradapan. Cara ini

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan

masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil akan

dicoba dengan kemungkinan yang lain.

b) Cara kekuasaan (otoritas)

Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima

pendapat yang diketemukan oleh orang yang mempunyai aktivitas

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

tanpa menguji atau membuktikan kebenaran terlebih dahulu

berdasarkan fakta atau berdasarkan penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang ada pada masa

lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun kembali seseorang untuk

menarik kesimpulan dengan benar. Untuk menarik kesimpulan dari

pengalaman dengan benar diperlukan berfikir kritis dan logis.

d) Melalui jalan piker

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia

telah menggunakan jalan pikirannya secara induksi dan deduksi.

2) Cara modern (ilmiah)

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada saat ini lebih sistematik, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan jalan mengadakan observasi langsung

dan membuat pencatatan terhadap semua fakta sebelumnya dengan

objek penelitian (Notoatmodjo, 2005).

e. Sumber Pengetahuan

Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya

diperoleh dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat,

dan sebagainya. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informasi ahli agama, pemegang

pemerintahan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).

f. Kreteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterprestasikan dengan sekala yang bersifat kualitatif,

yaitu:

1) Baik : hasil presentase 76 - 100%

2) Cukup : hasil presentase 56 - 75%

3) Kurang : hasil presentase < 56%

1. ASI Eksklusif

a. Pengertian

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan

tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan

air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu,

biskuit, bubur nasi dan nasi tim kecuali vitamin, mineral dan obat

(Prasetyono, 2009).

ASI diciptakan dengan komposisi yang disesuaikan dengan

kebutuhan bayi sehingga diharapkan pemberian ASI dapat secara

eksklusif. Pemberian ASI secara eksklusif adalah hanya diberi ASI saja,

tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, madu, bubur, biscuit dan

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

sebagainya, dalam jangka waktu setidaknya selama 4 bulan tetapi

mungkin sampai 6 bulan (Roesli, 2000).

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI pada awal

kehidupan bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan bahan makanan lain.

b. Komposisi ASI

Komposisi ASI menurut Kristiansari (2009), ASI adalah suatu

emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam organik yang

disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan

utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini

berdasarkan stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam:

1) Kolostrum

ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga

setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental

berwarna kekuning kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI

mature, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan

sel-sel epitel, dengan kasiat kolostrum sebagai berikut:

a) Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran

pencernaan siap untuk menerima makanan.

b) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin

sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

c) Mengandung zat antibody sehingga mampu melindungi tubuh bayi

dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu s/d 6 bulan.

2) ASI masa transisi

ASI yang dihasilkan dari mulai hari keempat sampai hari kesepuluh

3) ASI mature

ASI yang dihasilkan milai hari kesepuluh sampai seterusnya.

c. Nilai Gizi ASI

Menurut Prasetyono (2009), komposisi zat gizi dalam ASI

adalah sebagai berikut:

1) Karbohidrat

Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gula susu) yang

jumlahnya tidak terlalu berfariasai setiap hari, dan jumlahnya lebih

banyak ketimbang dalam PASI. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan

PASI adalah 7:4, sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan PASI.

2) Protein.

Protein dalam ASI lebih rendah bila dibandingkan dengan

PASI. Meskipun begitu, “whey” dalam protein ASI hampir seluruhnya

terserap oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini dikarenakan “whey” ASI

lebih lunak dan mudah dicerna ketimbang PASI. Kasein yang tinggi

dengan perbandingan 1 dan 0,2 akan membentuk gumpalan yang

relatif keras dalam lambung bayi. Itulah yang menyebabkan bayi yang

diberi PASI sering menderita susah buang air besar (sembelit), bahkan

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

daire dan defekasi dengan feses berbentuk biji cabe yang menunjukkan

adanya makanan yang sukar diserap oleh bayi yang diberi PASI

3) Lemak

Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI

berasal dari lemak yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi

ketimbang PASI. Hal ini disebabkan ASI lebih banyak mengandung

enzim pemecah lemak (lipase). Jenis lemak dalam ASI mengandung

bayak Omega-3, omega-6, dan DHA yang dibutuhkan dalam

pembentukan sel-sel jaringan otak. Meskipun produk PASI sudah

dilengkapi ketiga unsur tersebut, susu formula tetap tidak mengandung

enzim, karena enzim mudah rusak bila dipanaskan. Dengan tidak

adanya enzim, bayi sulit menyerap lemak PASI, sehingga

menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah asam linoleat

dalam ASI sangat tinggi dan perandingannya dengan PASI adalah 6:1.

Asam lenoleat inilah yang berfungsi memacu perkembangan sel saraf

otak bayi.

4) Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun

kadarnya relativ rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai

berumur 6 bulan. Zat besi dan kasium dalam ASI merupakan mineral

yang sangat setabil, mudah diserap tubuh, dan berjumlah sangat

sedikit. Sekitar 75% dari zat besi yang terdapat dalam ASI dapat

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

diserap oleh usus. Lain halnya dengan zat besi yang biasa reserap

dalam PASI, yang hanya berjumlah sekitar 5-10%.

ASI juga mengandung natrium, kalium, fosfor, dan klor

yang lebih sedikit ketimbang PASI. Meskipun sedikit, ia tetap

mencukupi kebutuhan bayi. Kandungan mineral dalam PASI cukup

tinggi. Jika sebagian besar tidak dapat diserap, maka akan dapat

memperberat kerja usus bayi, serta mengganggu sistem keseimbangan

dalam pencernaan, yang biasa merangsang pertumbuhan bakteri yang

merugikan. Inilah yang menjadikan perut bayi kembung, dan ia pun

gelisah lantaran gangguan metabolisme.

5) Vitamin

Apabila makanan yang dikonsumsi oleh ibu memadai,

berarti semua vitamin yang diperlukan bayi selama 6 bulan pertama

kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Sebenarnya, hanya ada sedikit

vitamin D dalam lemak susu. Terkait itu, ibu perlu mengetahui bahwa

penyakit polio (rickets) jarang menimpa bayi yang diberi ASI, bila

kulitnya sering terkena sinar matahari.

Vitamin D yang larut air terdapat dalam susu. Mengenai

hal ini, perlu diketahui bahwa vitamin tersebut bisa ditambah dalam

vitamin D yang larut lemak, dan jumlah vitamin A, tiamin, dan

vitamin C bervariasi sesuai makanan yang dikonsumsi oleh ibu.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

d. Manfaat Pemberian ASI

Manfaat ASI bagi bayi menurut Kristiansari (2009),

memberikan ASI pada bayi sangatlah penting dilakukan oleh seorang

ibu minimal sampai bayi berusia 2 tahun. Adapun manfaat pemberian

ASI adalah:

1) Bagi bayi

a) Dapat membantu memulai kehidupan dengan baik

bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan

yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal

baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas. Frekuensi

menyusui yang sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan

bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak

sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit.

b) Mengandung antibody

Mekanisme pembentukan antiodi pada bayi adalah sebagai

berikut: apabila ibu mendapatkan infeksi maka tubuh ibu akan

membentuk antibody dan akan disalurkan dengan bentuan

jaringan limposit. Antibody dipayudara disebut mammae

associated immunocompetent lymphoid tissue (BALT) dan

untuk penyakit saluran pencernaan ditransfer melalui Gut

associated immunocompetent lymphoid tissue (GALT)

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

c) ASI mengandung komposisi yang tepat

Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu

terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua

zat gizi yang diperluan untuk kehidupan 6 bulan pertama

d) Terhindar dari alergi

Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna. Pemberian

susu formula akan merangsang aktivitas sistem ini dan dapat

menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini.

Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan

akan mengurangi kemungkinan alergi.

e) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi

Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung

omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak

bayi yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh optimal dan

terbatas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak

lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak

f) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan

antara ibu dan bayi. Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk

perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke bayi yang

mangakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang

lebih baik.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

2) Bagi ibu

a) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

Apabila bayi disusui setelah melahirkan maka kemungkinan

terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan

berkurang. Disebabkan karna pada ibu menyusui terjadi

peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk

kontriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan

lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian

ibu yang melahirkan.

b) Mengurangi terjadinya anemi

Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau

anemi karena kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi

perdarahan.

c) Menjarangkan kehamilan

Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan

cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum

haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah

melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12

bulan.

d) Lebih cepat langsing kembali

Oleh karena menyusu memerlukan energi maka tubuh akan

mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

Dengan demikin berat badan ibu yang menyusui akan lebih

cepat kembali keberat badan sebelum hamil.

e) Mengurangi kemungkinan menderita kanker

Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, umumnya

kemungkinan penderita kanker payudara dan indung telur

berkurang. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa menyusui

akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara.

Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui

sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian

kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%.

Beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan

melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur. Salah satu

dari peneliti ini menunjukkan bahwa resiko terkena kanker

indung telur pada ibu yang menyusui berkurang sampai 20-

25%.

3) Bagi keluarga

a) Menghemat pengeluaran (lebih ekonomis/murah)

Dengan memberi ASI berarti menghemat

pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menyusui, dan

persiapan pembuatan minum susu formula. Selain itu,

pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat

bayi saat bayi sakit.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

b) Tidak merepotkan dan hemat waktu

ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus

menyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus mencuci botol,

dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. Pemberian

susu botol akan lebih merepotkan terutama pada malam hari,

apalagi jika persediaan susu habis pada malam hari maka kita

harus repot mencarinya.

c) Praktis

Mudah dibawa kemana-mana (protable) sehingga

saat bepergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk

minum susu formula dan tidak perlu membawa alat listrik

untuk memasak atau menghangatkan susu. Air susu ibu dapat

diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap

dimakan/minum, serta dalam suhu yang selalu tepat.

4) Bagi negara

Pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran Negara

karena hal-hal berikut:

a) Penghematan devisa untuk pembelian susu formula,

perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu.

b) Menghemat untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret

dan sakit saluran nafas.

c) Penghematan obat-obatan, tenaga, dan sarana kesehatan.

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

d) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan

berkulitas untuk membangun Negara.

e) Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari

kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi

Indonesia.

e. Cara Meningkatkan Produksi ASI

Cara meningkatkan produksi ASI menurut Soraya, (2008) adalah

sebagai berikut:

1) Susui bayi sesering mungkin/tingkatkan frekuensi menyusui, Jika anak

belum mau menyusu karen masih kenyang, perahlah/pompalah ASI.

Jika makin sering diminta (disusui/ diperas/dipompa) maka makin

banyak yang ASI yang diproduksi.

2) Hindari pemberian susu formula. Terkadang karena banyak orang tua

merasa bahwa ASI nya masih sedikit atau takut anak tidak kenyang,

banyak yang segera memberikan susu formula. Padahal pemberian

susu formula itu justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar.

Anak relatif malas menyusu atau malah bingung puting terutama

pemberian susu formula dengan dot. Begitu bayi diberikan susu

formula, maka saat ia menyusu pada ibunya akan kekenyangan,

sehingga volume ASI makin berkurang. Makin sering susu formula

diberikan makin sedikit ASI yg diproduksi.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

3) Ibu menyusui mengkonsumsi makanan bergizi.

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu

yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.

4) Istirahat yang cukup ditempat tidur.

5) Lakukan perawatan payudara, Massage/pemijatan payudara dan

kompres air hangat & air dingin bergantian.

f. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui

Kebutuhan zat gizi ibu menyusui menurut Dudek (2001)

adalah sebagai berikut :

1) Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air

susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding

selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu

dengan nutrisi baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal

diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu

menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510

kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu

normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika

menyusui.

2) Protein. Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal

ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang

dianjurkan.

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

3) Cairan Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan

cairan. Ibu menyusui dianjurkan minum 2-3 liter per hari, dalam

bentuk air putih, susu dan jus buah.

4) Vitamin dan mineral Kebutuhan vitamin dan mineral selama

menyusui lebih tinggi dari pada selama hamil.

g. Tehnik Menyusui

Sesungguhnya ada tiga posisi dasar menyusui yang harus

diketahui oleh ibu agar proses menyusui berjalan lancar dan zaman yaitu

sebagai berikut:

1) Posisi mulut bayi dan payudara ibu (pelekatan)

a) Bayi datang dari arah bawah, sehingga bayi mendongkak dengan

hidung bayi berhadapan dengan puting payudara. Dagu bayi

ditempelkan pada payudara, dan pipi bayi tampak

menggelembung

b) Bibir bawah, dagu, dan pipi bayi dirangsang dengan payudara.

Tindakan ini bertujuan agar mulut bayi terbuka lebar. Saat itu,

bayi didekatkan di payudara dengan cara menekan punggung dan

bahu bayi. Ibu tidak boleh menekan kepala bayi atau

membenamkan seluruh bagian wajah bayi ke payudara, sehingga

bayi sulit bernafas.

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

c) Ibu memastikan bahwa mulut bayi berada pada posisi

sedemikian rupa, sehingga gusinya menggigit daerah areola atau

disekeliling puting payudara ibu.

d) Areola bagian atas mesti terlihat lebih luas ketimbang bagian

bawah. Saat itu, mulut bayi terbuka lebar sedangkan bibir

bawahnya berputar keluar.

h. Posisi Badan Ibu

Tata laksana posisi ini adalah bayi berbaring menyamping

dengan wajah menghadap dada ibu, sehingga mulut bayi dekat dengan

putting payudara ibu, sedangkan perutnya menempel pada perut ibu,

telinga, bahu, lengan bagian atas, dan pinggul bayi harus barada pada satu

garis lurus.

1) Posisi ibu duduk

a) Ibu duduk tegak dengan punggung lurus dan pangkuan rata, serta

kaki dipijakkan ketanah secara rata.

b) Ibu bisa menggunakan bantal atau kantong pangkuan untuk

menjaga berat badan bayi, dan agar bayi sejajar payudara ibu.

2) Posisi ibu tidur miring

Posisi miring biasanya dinilai kurang tepat karena posisi

payudara diatas kepala, sehingga mulut bayi sulit mencapai puting

payudara ibu. Bila keadaan ini terus berlanjut, bayi akan frustrasi

dan mulai menangis. Oleh karena itu, jika ibu menyukai posisi

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

miring, hendaknya ibu mengusahakan agar puting payudaranya

sejajar mulut bayi dan lebih mudah mencapai puting payudara, dan

bayi pun lebih leluasa menghisapnya.

3) Posisi ibu tidur terlentang

Sama halnya dengan posisi miring, posisi ibu tidur

terlentang juga dilihat kurang tepat. Sebab air susu yang dihisap bayi

seharusnya menurun, bukan keatas. Hal ini akan membuat bayi

bekerja keras sekuat tenaga untuk memompa naik air susu.

4) Posisi badan ibu dan bayi

Setelah perlekatan, bayi akan terlihat semangat

menyusu, selanjutnya gerakannya akan melambat, bahkan bayipun

dapat tertidur saat menyusu kepada ibunya. Bila hal ini terjadi,

sebaiknya ibu membangunkan bayi dengan menyentuh pipinya,

menggoyang-goyangkan tangannya, atau menggelitik telapak

kakinya agar ia menghisap ASI lagi.

i. Cara Memeras ASI

Cara sangat sederhana dan tidak membutuhkan biaya. Untuk

memeras payudara, ibu dapat menempatkan tangan disalah satu payudara,

tepatnya ditepi areola. Posisi ibu jari terletak berlawanan dengan jari

telunjuk. Tangan ditekan kearah dada, lalu ibu jari dan telunjuk ditekan

secara bersamaan. Jari-jari tetap dipertahankan ditepi areola, jangan

sampai bergeser keputing payudara. Tindakan ini diulang secara teratur

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

untuk memulai aliran susu. Selanjutnya jari-jari diputar secara perlahan

disekeliling payudara supaya seluruh saluran susu dapat tertekan, setelah

itu ibu melakukan tindakan tersebut disisi payudara lain. Jika diperlukan,

ibu memijat payudara saat memerasnya. Sebaiknya, ibu memeras kedua

payudara, dan meletakkan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan

dibawah payudara yang diperas (Prasetyono, 2009).

j. Penyimpanan ASI perah

Ibu menyimpan ASI perah dalam ruang yang sejuk, dengan

suhu maksimal 32oC. Semakin rendah suhu, akan semakin bertahan lama

hingga 3-4 bulan. ASI yang disimpan dalam ruangan bersuhu 32oC dapat

bertahan sampai 12 jam, sedangkan ASI yang disimpan dalam lemari es

pada suhu 0-4oC bisa bertahan selama 1-2 hari. Sementara itu, ASI yang

disimpan dalam freezer mampu bertahan hingga 3-4 bulan. Sebaiknya

wadah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan ASI terbuat dari

plastik polietilen atau gelas kaca. (Pasetyono, 2009)

k. Pemberian ASI perasan

Ketika memberikan ASI perahan kepada bayi, ibu mesti

menghangatkannya terlebih dahulu. Namun, ASI jangan dipanaskan diatas

api, karena akan menyebabkan beberapa enzim penyerapan mati

kepanasan. Pemberian ASI yang dihangatkan tidak boleh menggunakan

botol susu dan dot, melainkan disuapin memakai sendok (Prasetyono,

2009).

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

1. Pendidikan kesehatan

a. Pengertian pendidikan kesehatan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok,

atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh

prilaku pendidikan (Notoatmojdo, 2003).

Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada

masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan (praktik)

untuk memelihara (mengatasi masalah), dan meningkatkan kesehatannya

(Notoatmodjo, 2005).

Menurut machfoedz, (2005), pendidikan kesehatan adalah

sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap

kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan

kesehatan perseorangan, kelompok dan masyarakat.

Pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan adalah semua

kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap,

dan praktek masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan

mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003).

b. Tujuan pendidikan kesehatan

Dilakukannya pendidikan kesehatan betujuan untuk

memberdayakan individu, kelompok, dan masyarakat agar mampu

menumbuhkan prilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

yang bersumber dari masyarakat. Perubahan prilaku yang terjadi yaitu

perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan kearah yang lebih baik

(Mochfoedz, 2005).

c. Sasaran pendidikan kesehatan

Untuk dapat mencapai hasil yang efektif, menurut

Notoatmodjo 2003, sasaran pendidikan kesehatan dapat dipilih menjadi

tiga, yaitu: sasaran primer, sasaran sekunder, sasaran tersier. Sasaran

primer biasanya disesuaikan dengan permasalahan kesehatan yang terjadi,

seperti kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, remaja putri dan

wanita usia subur untuk masalah kesehatan reproduksi, ibu hamil dan

menyusui untuk kesehatan ibu dan anak dan anak sekolah untuk kesehatan

remaja.

Sasaran sekunder seperti para tokoh masyarakat, tokoh agama

dan tokoh adat. Tujuan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok

ini yaitu diharapkan mereka memberikan contoh prilaku sehat, kepada

masyarakat disekitarnya (Notoatmodjo, 2003).

Sasaran tersier meliputi para pembuat keputusan atau penentu

kebijakan baik tingkat pusat maupun tingkat daerah. Kebijakan atau

keputusan yang dikeluarkan kelompok ini akan mempunyai dampak

terhadap prilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder) dan

masyarakat umum (sasaran primer) (Notoatmodjo, 2003).

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

d. Tempat penyelenggaraan

Menurut Arixs (2007), penyelenggaraan pendidikan kesehatan

dapat dilakukan diberbagai tempat diantaranya adalah:

1) Di instansi pelayanan dan sekolah

Pendidikan kesehatan dapat dilakukan diRS, Puskesmas, Klinik dan

sekolah yang dapat langsung diberikan kepada individu, kelompok dan

keluarga, mengenai penyakit, pencegahan penyakit dan sebagainya.

Tetapi dapat juga diberikan secara tidak langsung misalnya melalui

poster, gambar, pamplet dan lain sebagainya.

2) Di masyarakat

Pendidikan kesehatan di masyarakat dapat dilakuan melalui

pendekatan edukatif terhadap keluarga dan masyarakat binaan secara

menyeluruh dan terorganisir sesuai dengan masalah kesehatan yang

dihadapi oleh masyarakat.

e. Materi atau pesan

Materi atau pesan yang akan diasampaikan kepada peserta

hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dari individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat, sehingga materi yang disampaikan

dapat dirasakan langsung manfaatnya. Menurut Notoatmodjo (2003),

materi pendidikan kesehatan yang disampaikan sebaiknya:

1) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti peserta dalam

bahasa kesehariannya

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

2) Materi yang disampaikan tidak terlalu sulit untuk dimengerti sasaran

3) Saat menyampaikan materi sebaiknya menggunakan alat peraga untuk

mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran.

4) Materi atau pesan yang disampaikan merupakan kebutuhan sasaran

dalam masalah kesehatan yang mereka hadapi.

f. Metode

Didalam menyampaikan pendidikan kesehatan atau pendidikan

seks pada remaja ada 3 metode yang digunakan yaitu metode pendidikan

individual (perorangan), metode ini bersifat individual yang berguna

untuk membina perilaku baru yang dapat berupa bimbingan dan

penyuluhan serta wawancara; metode pendidikan kelompok, metode ini

terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok besar meliputi ceramah

dan seminar sedangkan kelompok kecil meliputi diskusi kelompok, curah

pendapat, bola salju, kelompok kecil-kecil, role play dan permainan

simulasi. Metode pendidikan yang terakhir adalah metode pendidikan

massa, metode ini ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau

publik yang dapat berupa ceramah umum, pidato-pidato melalui media

elektronik baik tv maupun radio, simulasi, tulisan di media cetak, serta bill

board yang dipasang di pinggir jalan. (Notoatmodjo, 2007).

Diawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan

individual, kelompok dan massa (publik).

1) Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang

bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru atau

seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku

atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individual ini

disebabkan karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang

berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru

tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta

membantunya maka perlu menggunakan metode (cara ini). Bentuk

dari pendekatan ini, antara lain :

a) Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counseling)

Dengan cara ini, kontak antara klien dengan petugas lebih intensif,

setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu

penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela

dan berdasarkan kesadaran, penuh perhatian, akan menerima

perilaku tersebut (mengubah perilaku).

b) Interview (Wawancara)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien

untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima

perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau

yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian atau

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang

lebih mendalam lagi.

2) Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus

mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal

pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain

dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula

pada besarnya sasaran pendidikan.

a) Kelompok Besar

Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta

penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk

kelompok besar ini, antara lain :

(1) Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan

tinggi maupun rendah.

(2) Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan

pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian

(presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu

topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di

masyarakat.

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

b) Kelompok Kecil

Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita

sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk

kelompok kecil antara lain :

(3) Diskusi Kelompok

Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat

bebas berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para

peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat

berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain,

misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan

diskusi/penyuluh juga duduk diantara peserta sehingga tidak

menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Tepatnya mereka

dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok ada

kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.

(4) Curah Pendapat (Brain Storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.

Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya,

pada permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan

satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-

jawaban atau tanggapan (cara pendapat). Tanggapan atau

jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart

atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh siapa pun. baru

setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota

dapat mengomentari dan akhirnya terjadilah diskusi.

(5) Bola Salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang, 2 orang).

Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah

lebih kurang 5 menit, tiap 2 pasang bergabung menjadi 1.

Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencari

kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah

beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan

lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh

kelas.

(6) Kelompok Kecil (Bruzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz

group) kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak

dengan kelompok lain dan masing-masing kelompok

mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari

tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.

(7) Memainkan Peranan (Role Play)

Dalam metode ini, beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai

pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan, misalnya

sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan dan

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau

anggota masyarakat. Mereka meragakan misalnya bagaimana

interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

(8) Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan

diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam

beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara

memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan

menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), selain beberan atau

papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebagian lagi

berperan sebagai nama sumber.

g. Media

Yang dimaksud dengan media pendidikan kesehatan pada

hakekatnya adalah alat bantu pendidikan. Disebut media pendidikan

karena alat-alat tersebut merupakan alat penyaluran (channel) untuk

menyampaikan informasi kesehatan yang digunakan untuk mempermudah

penerimaan pesan kesehatan bagi penerima pesan. Berdasarkan fungsinya

sebagai penyaluran pesan kesehatan (media), media ini dibagi menjadi

tiga, yakni : media cetak, media elektronik dan media papan (bill board)

(Machfoedz, 2005).

Menurut Notoatmodjo (2005), media pendidikan kesehatan

didasarkan cara produksinya dikelompokkan menjadi :

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

1) Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan

visual. Media cetak terdiri dari :

a) Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan

dan bentuk buku, baik tulisan ataupun gambar.

b) Leaflet adalah suatu bentuk penyampaian informasi melalui

lembar yang dilipat. Isi informasi dapat berupa kalimat maupun

gambar.

c) Selebaran adalah suatu bentuk informasi yang berupa kalimat

maupun kombinasi.

d) Flip chart adalah media penyampaian pesan atau informasi

kesehatan dalam bentuk lembar balik berisi gambar dan dibaliknya

berisi pesan yang berkaitan dengan gambar tersebut.

e) Rubrik atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan suatu

masalah kesehatan.

f) Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan kesehatan yang

biasanya ditempel di tempat umum.

g) Foto yang mengungkap informasi kesehatan yang berfungsi untuk

member informasi dan menghibur.

2) Media

Elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat

dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu

elektronika. Adapun macam media elektronik :

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

a) Televisi

b) Radio

c) Video

d) Slide

e) Film

3) Luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar

ruangan secara umum melalui media cetak dan elektronika secara

statis, misal :

a) Pameran

b) Banner

c) TV Layar Lebar

d) Spanduk

e) Papan Reklame

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

A. KERANGKA TEORI

Gambar 1.1

(Sumber : Modifikasi Notoatmodjo, 2007. Pendidikan dan prilaku kesehatan)

B. Kerangka Konsep

Gambar 2.1

Pengetahuan ASI

eksklusif sebelum

pendidikan kesehatan

Pengetahuan ASI

eksklusif sesudah

pendidikan kesehatan

Pendidikan

Kesehatan

Pendidikan

- Pendidikan formal

- Pendidikan non formal

- Pendidikan kesehatan

-

-

Pengetahuan

Usia

Massa media / informasi

- Radio

- Majalah

- Televisi

Sosial budaya dan

ekonomi

lingkungan

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-sitikusnia-5897-2-babii.pdf · terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian (Nursalam, 2003).

Hipotesis pada penelitian ini adalah :

Ada perbedaan pengetahuan ibu bekerja tentang ASI Eksklusif sebelum dan

sesudah dilakukan pendidikan kesehatan.