30
6 BAB II TINJAUAN TEORI A. DEFINISI Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu : tonsil faringeal, tonsil palatina, tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius, ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ). Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptococcus beta hemolitikus, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus, (Hembing, 2004 ). Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus, ( Mansjoer,A. 2000 ). Kesimpulan berdasarkan beberapa pengertian diatas, tonsilitis merupakan suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan karena bakteri atau virus, prosesnya bisa akut atau kronis dan biasanya sering terjadi pada anak – anak. Macam-macam tonsillitis, ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk ,2007 ) yaitu:

BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan

bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan

kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu : tonsil

faringeal, tonsil palatina, tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba

Eustachius, ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).

Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri

kelompok A streptococcus beta hemolitikus, namun dapat juga

disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus, (Hembing,

2004 ). Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman

streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan

streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus, ( Mansjoer,A.

2000 ).

Kesimpulan berdasarkan beberapa pengertian diatas, tonsilitis

merupakan suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan karena

bakteri atau virus, prosesnya bisa akut atau kronis dan biasanya sering

terjadi pada anak – anak.

Macam-macam tonsillitis, ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk ,2007 )

yaitu:

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

7

1. Tonsilitis Akut

a. Tonsilis viral

Tonsilitis dimana gejalanya lebih menyerupai commond cold

yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab yang paling sering

adalah virus Epstein Barr.

b. Tonsilitis bakterial

Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A

stereptococcus beta hemoliticus yang dikenal sebagai strept

throat, pneumococcus, streptococcus viridian dan streptococcus

piogenes. Detritus merupakan kumpulan leukosit bakteri yang

mulai mati.

2. Tonsilitis Membranosa

a. Tonsilitis difteri

Penyebab yaitu oleh kuman coryne bacterium diphteriae,

kuman yang termasuk gram positif dan hidung disalurkan napas

bagian atas yaitu hidung, faring dan laring.

b. Tonsilitis septik

Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu

sapi seningga menimbulkan epidemi. Oleh karena itu di

Indonesia susu sapi dimasak dulu dengan cara paste urisasi

sebelum di minum maka penyakit ini jarang di temukan.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

8

c. Angina Plaut Vincent

Tonsilitis yang disebabkan karena bakteri spirochaeta atau

triponema yang didapatkan pada penderita dengan higiene mulut

yang kurang dan defisiensi vitamin C.

3. Tonsilis Kronik

Tonsilitis kronik timbul karena rangsangan yang menahun dari

rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk,

pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut

yang tidak adekuat.

B. ANATOMI FISIOLOGI

Tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang terletak pada

kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Ia juga

bagian dari struktur yang disebut Ring of Waldeyer ( Cincin Waldeyer ).

Kedua tonsil terdiri juga atas jaringan limfe, letaknya di antara

lengkung langit- langit dan mendapat persediaan limfosit yang

melimpah di dalam cairan yang ada pada permukaan dalam sel-sel

tonsil. Tonsil terdiri atas:

1. Tonsil fariengalis, agak menonjol keluar dari atas faring dan

terletak di belakang koana

2. Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan

tanduk.

3. Tonsil linguais, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

9

Sumber: Mckesson, 2003

Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh

tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut,

hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil

mengalami peradangan. Peradangan pada tonsil disebut dengan

tonsilitis, penyakit ini merupakan salah satu gangguan THT (Telinga

Hidung & Tenggorokan), ( Pearce, Evelyn C,2006 : 181 ).

C. ETIOLOGI

Penyebab utama tonsilitis adalah kuman golongan streptokokus

(streptokus α , streptokokus ß hemolycitus, viridians dan pyogeneses),

penyebab yang lain yaitu infeksi virus (influenza, serta herpes). (Nic &

Noc,2008).

Penyebabnya infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus.

Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

10

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa

dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan

meradang, menyebabkan tonsillitis (Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk,

2007).

D. PATOFISIOLOGI

Mula-mula infilttrasi pada lapisan epitel. Bila epitel terkikis,

maka jaringan limpofid superficial menandakan reaksi, terdapat

pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonukuler.

Proses ini secara klinis tampak pada kriptus tonsil yang berisi bercak

kuning disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri

dan epitel yang terlepas. Akibat dari proses ini akan terjadi

pembengkakan atau pembesaran tonsil ini, nyeri menelan, disfalgia.

Kadang apabila terjadi pembesaran melebihi uvula dapat menyebabkan

kesulitan bernafas.

Apabila kedua tonsil bertamu pada garis tengah yang disebut

kidding tonsil dapat terjadi penyumbatan pengaliran udara dan makanan.

Komplikasi yang sering terjadi akibat disflagia dan nyeri saat menelan,

klien akan mengalami malnutrisi yang ditandai dengan gangguan

tumbuh kembang, malaise, mudah mengantuk. Pembesaran adenoid

mungkin dapat menghambat ruang samping belakang hidung yang

membuat kerusakan lewat udara dari hidung ke tenggorokan, sehingga

akan bernafas melalui mulut. Bila bernafas terus lewat mulut maka

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

11

mukosa membrane dari orofaring menjadi kering dan teriritasi, adenoid

yang mendekati tuba eustachus dapat meyumbat saluran mengakibatkan

berkembangnya otitis media, ( Reeves, J Charlene, 2001 ).

E. MANIFESTASI KLINIK

1. Menurut Smeltzer, Suzanne (2000).

Gejala yang timbul yaitu sakit tenggorokan, demam, ngorok, dan

kesulitan menelan.

2. Mennurut Effiaty Arsyad Soepardi,dkk ( 2007 ).

a. Nyeri tenggorok

b. Tidak nafsu makan

c. Nyeri menelan

d. Kadang-kadang disertai otalgia

e. Demam tinggi

f. Pembesaran kelenjar submandibuler dan nyeri tekan

F. KOMPLIKASI

Faringitis merupakn komplikasi tonsilitis yang paling banyak didapat.

Demam rematik, nefritis dapat timbul apabila penyebab tonsilitisnya

adalah kuman streptokokus.

Komplikasi yang lain dapat berupa :

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

12

1. Abses pertonsil

Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole,

abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya

disebabkan oleh streptococcus group A. ( Soepardi, Effiaty Arsyad,

dkk. 2007 ).

2. Otitis media akut

Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius

(eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat

mengarah pada ruptur spontan gendang telinga. ( Soepardi, Effiaty

Arsyad,dkk. 2007 ).

3. Mastoiditis akut

Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke

dalam sel-sel mastoid, ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).

4. Laringitis

Merupakn proses peradangan dari membran mukosa yang

membentuk larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang

disebabkan bisa karena virus, bakter, lingkungan, maupunmkarena

alergi, (Reeves, J Charlen, 2001).

5. Sinusitis

Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau

lebih dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau

ruangan berisi udara dari dinding yang terdiri dari membran mukosa.

( Reeves, J Charlene, 2001 ).

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

13

6. Rhinitis

Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal

dan nasopharynx, ( Reeves, J Charlene, 2001 ).

G. TUMBUH KEMBANG ANAK

Tumbuh kembang anak (Sujono & Sukarmin, 2009) yaitu :

1. Tumbuh kembang Infant / bayi , umur 0 – 12 bulan

a. Umur 1 bulan :

1) Fisik berat badan bayi akan meningkat 150 – 200

gram/minggu, tinggi badan meningkat 2,5 cm / bulan,

lingkar kepala meningkat 1,5 cm/bulan. Besarnya kenaikan

seperti ini akan berlangsung sampai bayi umur 6 bulan.

2) Motorik bayi akan mulai berusaha untuk mengangkat

kepala dengan dibantu oleh orang tua, tubuh

ditengkurapkan, kepala menoleh ke kiri ataupun ke kanan,

reflek menghisap, menelan, menggenggem mulai positif.

3) Sensoris mata mengikuti sinar ke tengah

4) Sosialisasi bayi sudah mulai tersenyum pada orang yang

ada di sekitarnya

b. Umur 2 – 3 bulan :

1) Fisik fontanel posterior sudah menutup

2) Motorik bayi mengangkat kepala, dada dan berusaha untuk

menahannnya sendiri dengan tangan, memasukkan tangan

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

14

ke mulut, mulai berusaha untuk meraih benda-benda yang

menarik yang ada di sekitarnya, bisa di dudukkan dengan

posisi punggung disokong, mulai asyik bermain-main

sendiri,dengan tangan dan jari-jarinya.

3) Sensoris sudah bisa mengikuti arah sinar ke tepi, koordinasi

ke atas dan ke bawah, mulai mendengarkan suara yang

didengarnya

4) Sosialisasi mulai tertawa pada seseorang, senang jika

tertawa keras, menangis sudah mulai berkurang.

c. Umur 4 – 5 bulan :

1) Fisik berat badan menjadi dua kali berat badan lahir,ngeces

karena tidak adanya koordinasi menelan saliva

2) Motorik jika di dudukkan kepala sudah bisa seimbang dan

punggung sudah mulai kuat, bila ditengkurapkan sudah bisa

mulai miring dan kepala sudah bisa tegak lurus, berusaha

meraih benda di sekitar tangannya.

3) Sensoris sudah bisa mengenal orang-orang yang sering

berada di dekatnya, akomodasi mata positif

4) Sosialisasi senang jika berinteraksi dengan orang lain

walaupun belum prnah dilihat atau dikenalnya, sudah bisa

mengeluarkan suara petanda tidak senang bila mainan atau

benda miliknya diambil oleh orang lain.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

15

d. Usia 6 – 7 bulan :

1) Fisik berat badan bayi meningkat 90-150 gram/minggu,

tinggi badan meningkat 1,25 cm/bulan, lingkar kepala

meningkat 0,5 cm/bulan, besarnya kenaikan seperti ini akan

berlangsung sampai bayi berusia 12 bulan, gigi sudah mulai

tumbuh.

2) Motorik bayi sudah bisa membalikkan badan sendiri,

memindahkan anggota badan dari tangan yang satu ke

tangan yang lainnya, mengmbil mainan dengan tangannya,

senang memasukkan kaki ke mulut, sudah bisa

memasukkan makanan ke mulut sendiri.

3) Sensoris bayi sudah dapat membedakan orang yang

dikenalnya dengan yang tidak dikenalnya, jika bersama

dengan orang yang tidak dikenalnya bayi akan merasa

cemas, sudah dapat menyebut atau mengeluarkan suara

em...em...em..., bayi biasanya cepat menangis jika terdapat

hal-hal yang tidak disenanginyaakan tetapi akan cepat

tertawa lagi.

e. Umur 8 – 9 bulan :

1) Fisik bayi sudah bisa duduk dengan sendirinya, koordinasi

tangan ke mulut sangat sering, bayi mulai tengkurap sendiri

dan mulai belajar untuk merangkak, sudah bisa mengambil

benda dengan menggunakan jari-jarinya.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

16

2) Sensoris bayi tertarik dengan bend-benda kecil yang ada

disekitarnya

3) Sosialisasi bayi merasa cemas terhadap hal-hal yang belum

dikenalnya ( orang asing ) sehingga dia akan menangis dan

mendorong serta meronta-ronta, merangkul/memeluk orang

yang dicintainya, jika dimarahi dia sudah bisa memberikan

reaksi menangis dan tidak senang, mulai mengulang kata-

kata “ dada...dada” tetapi belum punya arti.

f. Umur 10 – 12 bulan :

1) Fisik berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi bagian

atas dan bawah mulai tumbuh.

2) Motorik sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan

lama, belajar berjalan dengan bantuan, sudah bisa berdiri

dan duduk sendiri, mulai belajar makan dengan

menggunakan sendok, akan tetapi lebih senang

menggunakan tangan, sudah bi8sa bermain ci...luk...ba..,

mulai senang mencorat-coret kertas.

3) Sensoris bayi sudah dapat membedakan bentuk

4) Sosialisasi emosi positif, cemburu, marah, lebih senang

pada lingkungan yang sudah diketahuinya, merasa takut

pada situasi yang asing, mulai mengerti akan perintah yang

sederhana, sudah mngerti namanya sendiri, sudah bisa

menyebut abi,umi.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

17

2. Tumbuh kembang Toddler, umur 1 – 3 tahun

a. Umur 15 bulan :

1) Motorik kasar sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan

orang lain.

2) Motorik halus sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan

jari ke lubang, membuka kotak , melempar benda.

b. Umur 18 bulan :

1) Motorik kasar mulai berlari tetapi masih sering jatuh,

menarik-narik mainan, mulai senang naik tangga tetapi

masih dengan bantuan.

2) Motorik halus sudah bisa makan dengan menggunakan

sendok, bisa membuka halaman buku, belajar menyusun

balok-balok.

c. Umur 24 bulan :

1) Motorik kasar berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri

dengan kedua kaki tiap tahap.

2) Motorik halus sudah bisa membuka pintu, membuka kunci,

menggunting sederhana, minum dengan menggunakan

cangkir, sudah dapat menggunakan sendok dengan baik.

d. Umur 36 bulan :

1) Motorik kasar sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan,

memakai baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda roda

tiga.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

18

2) Motorik halus bisa menggambar lingkaran, mencuci

tangannya sendiri, menggosok gigi.

3. Tumbuh kembang Pra Sekolah

a. Usia 4 tahun

1) Motorik kasar anak berjalan berjinjit, melompat, melompat

dengan satu kaki, menangkap bola dan melemparkannya

dari atas kepala.

2) Motorik halus sudah bisa menggunakan gunting dengan

lancar, sudah bisa menggambar kotak, menggambar garis

vertikal maupun horizontal, belajar membuka dan

memasang kancing baju.

b. Usia 5 tahun

1) Motorik kasar anak berjalan mundur sambil berjinjit, sudah

bisa menangkap dan melempar bola dengan baik, sudah

dapat melompat dengan kaki secara bergantian.

2) Motorik halus menulis dengan angka-angka, menulis

dengan huruf, menulis dengan kata-kata, belajar menulis

nama, belajar mengikat tali sepatu.

3) Sosial emosional anak bermain sendiri mulai berkurang,

sering berkumpul dengan teman sebaya, interaksi sosial

selama bermain meningkat, sudah siap untuk menggunakan

alat-alat bermain.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

19

4) Pertumbuhan fisik berat badan meningkat 2,5 kg/tahun,

tinggi badan meningkat 6,75 – 7,5 cm/tahun.

4. Tumbuh kembang Usia Sekolah

a. Motorik anak lebih mampu menggunakan otot-oto kasar

daripada otot-otot halus . Misalnya lompat tali, batminton, bola

volley,pada akhir masa sekolah motorik halus lebih berkurang,

anak laki-laki lebih aktif daripada anak perempuan.

b. Sosial emosional anak mencari lingkungan yang lebih luas

sehingga cenderung sering pergi dari rumahhanya untuk

bermain dengan teman, saat ini sekolah sangat berperan untuk

membentuk pribadi anak, di sekolah anak harus berinteraksi

dengan orang lain selain keluarganya, sehingga peranan guru

sangatlah besar.

c. Pertumbuhan fisik berat badan meningkat 2 – 3 kg/tahun,

tinggi badan meningkat 6 – 7 cm/tahun.

5. Tumbuh Kembang Remaja ( Adolescent )

a. Pertumbuhan fisik remaja merupakan tahap pertumbuhan yang

sangat pesat, tinggi badan 25 %, semua sistem tubuh berubah

dan yang paling banyak perubahan adalah sistem endokrin,

bagian –bagian tubuh tertentu memanjang, misalnya tangan,

kaki, proporsi tubuh memanjang.

b. Sosial emosional kemampuan akan sosialisasi meningkat, relasi

dengan teman wanita/pria akan tetapi lebih penting dengan

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

20

teman yang sejenis, penampilan fisik remaja sangat penting

karena supaya mereka diterima oleh kawan dan disamping itu

pula persepsi terhadap badannya akan mempengaruhi kosep

dirinya, peranan orang tua/keluarga sudah tidak begitu penting

tetapi sudah mulai beralih pada teman sebaya.

H. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan pasien tonsilitis, (Mansjoer, A 2000) :

a. Penatalaksanaan tonsilitis akut

1) Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan

obat kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi

dengan diberikan eritromisin atau klindomisin.

2) Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder,

kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat

simptomatik.

3) Berikan tirah baring untuk menghindari komplikasi kantung

selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3x

negatif.

4) Pemberian antipiretik.

b. Penatalaksanaan tonsilitis kronik

1) Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.

2) Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa

atau terapi konservatif tidak berhasil.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

21

2. Tonsilektomi ( Sandra M. Nettina. 2006) :

a. Perawatan pra Operasi :

1) Lakukan pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorok secara

seksama dan dapatkan kultur yang diperlukan untuk

menentukan ada tidak dan sumber infeksi.

2) Ambil spesimen darah untuk pemeriksaan praoperasi untuk

menentukan adanya resiko perdarahan : waktu pembekuan,

pulasan trombosit, masa protrombin, masa tromboplastin

parsial.

3) Lakukan pengkajian praoperasi :

4) Perdarahan pada anak atau keluarga, kaji status hidrasi, siapkan

anak secara khusus untuk menghadapi apa yang diharapkan

pada masa pascaoperasi, gunakan teknik-teknik yang sesuai

dengan tingkat perkembangan anak ( buku, boneka, gambar ),

bicaralah pada anak tentang hal-hal baru yang akan dilihat di

kamar operasi, dan jelaskan jika terdapat konsep-konsep yang

salah, bantu orang tua menyiapkan anak mereka dengan

membicarakan istilah yang umum terlebih dahulu mengenai

pembedahan dan berkembang ke informasi yang lebih spesifik,

yakinkan orang tua bahwa tingkat komplikasi rendah dan masa

pemulihan biasanya cepat, anjurkan orang tua untuk tetap

bersama anak dan membantu memberikan perawatan.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

22

b. Perawatan pascaoperasi :

1) Kaji nyeri dengan sering dan berikan analgesik sesuai indikasi.

2) Kaji dengan sering adanya tanda-tanda perdarahan

pascaoperasi

3) Siapkan alat pengisap dan alat-alat nasal packing untuk

berjaga-jaga seandainya terjadi kedaruratan.

4) Pada saat anak masih berada dalam pengaruh anestesi, beri

posisi telungkup atau semi telungkup pada anak dengan kepala

dimiringkan kesamping untuk mencegah aspirasi

5) Biarkan anak memperoleh posisi yang nyaman sendiri setelah

ia sadar ( orangtua boleh menggendong anak )

6) Pada awalnya anak dapat mengalami muntah darah lama. Jika

diperlukan pengisapan, hindari trauma pada orofaring.

7) Ingatkan anak untuk tidak batuk atau membersihkan tenggorok

kecuali jika perlu.

8) Berikan asupan cairan yang adekuat; beri es batu 1 sampai 2

jam setelah sadar dari anestesi. Saat muntah susah berhenti,

berikan air jernih dengan hati-hati.

9) Ada beberapa kontroversi yang berkaitan dengan pmberian

susu dan es krim pada malam pembedahan : dapat

menenangkan dan mengurangi pembengkakan, tetapi dapat

meningkatkan produksi mukus yang menyebabkan anak lebih

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

23

sering membersihkan tenggorokanya, meningkatkan resiko

perdarahan.

10) Berikan collar es pada leher, jika didinginkan. ( lepas collar es

tersebut, jika anak menjadi gelisah ).

11) Bilas mulut pasien dengan air dingin atau larutan alkalin.

12) Jaga agar anak dan lingkungan sekitar bebas dari drainase

bernoda darah untuk membantu menurunkan kecemasan.

13) Anjurkan orang tua agar tetap bersama anak ketika anak sadar.

I. PENGKAJIAN FOKUS DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Fokus pengkajian (Firman S. 2006), yaitu :

a. Wawancara

1) Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsillitis)

2) Apakah pengobatan adekuat

3) Kapan gejala itu muncul

4) Bagaimana pola makannya

5) Apakah rutin / rajin membersihkan mulut

b. Pemeriksaan fisik

Data dasar pengkajian menurut Doengoes, (2000), yaitu :

a) Intergritas Ego

Gejala : Perasaan takut, khawatir

Tanda : ansietas, depresi, menolak.

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

24

b) Makanan / Cairan

Gejala : Kesulitan menelan

Tanda : Kesulitan menelan, mudah terdesak, inflamasi

c) Hygiene

Tanda : kebersihan gigi dan mulut buruk

d) Nyeri / Keamanan

Tanda : Gelisah, perilaku berhati-bati

Gejala : Sakit tenggorokan kronis,penyebaran nyeri ke

telinga

e) Pernapasan

Gejala : Riwayat menghisap asap rokok ( mungkin ada

anggota keluarga yang merokok ), tinggal di tempat

yang berdebu.

2. Pemeriksaan penunjang

a. Tes Laboratorium

Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri

yang ada dalam tubuh pasien merupakan bakteri grup A

b. Kultur

Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.

c. Terapi

Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide,

antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan.

( Soetomo, 2004 )

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

25

J. Pathways Keperawatan

Kuman ( Streptococcus beta hemolyticus,

Streptococcus viridans, dan Streptococcus pyogenes ), Virus

Reaksi antigen dan antibody dalam tubuh

tidak dapat melawan antigen kuman

Virus dan bakteri menginfeksi tonsil

Epitel terkikis

Inflamasi tonsil

Pembengkakan tonsil

Sumbatan jalan nafasTonsilektomi

Pre operasi Post Operasi

Nyeri saat Respon Kurang Efek anestesi Terputusnya

menelan inflamasi pengetahuan jaringan

Anoreksia Kerja Terputusnya Luka

syaraf pembuluh

Intake tidak menurun darah

adekuat

Rangsangan Reflek batuk Perdarahan

Termoregulasi dan menelan menurun Pemajanan

hipotalamus mikroorganisme

suhu tubuh Penumpukan

meningkat sekret

(Reeves, J Charlene, 2001)

CemasNyeri

Resiko

perubahan nutrisi

: kurang dari

kebutuhan tubuh

HipertermiResiko bersihan

jalan nafas

tidak efektif

Resikokekurangan

cairan

Nyeri

Resiko infeksi

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

26

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

1. Pre Operasi

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi.

b. Hipertemi berhubungan dengan respon inflamasi.

c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake tidak adekuat.

d. Cemas berhubungan dengan akan dilakukan tindakan

tonsilektomi.

2. Post Operasi

a. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, diskontinuitas

jaringan.

b. Resiko tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan

penumpukan sekret.

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya

perdarahan .

d. Resiko infeksi berhubungan dengan pemajanan mikroorganisme.

( Doengoes, 2000 )

L. FOKUS INTERVENSI

1. Pre Operasi

a. Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi.

Tujuan : tidak ada masalah tentang nyeri , nyeri dapat hilang

atau berkurang

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

27

Kriteria hasil :

1) Melaporkan nyeri berkurang

2) Ekspresi wajah tampak rileks

Intervensi :

1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi.

Rasional : sebagai dasar penentuan intervensi berikutnya

2) Ajarkan teknik non farmakologi dengan distraksi / latihan

nafas dalam.

Rasional : teknik distraksi/latihan nafas dalam dapat

mengurangi nyeri

3) Tingkatkan istirahat pasien

Rasional : istirahat dapat melupakan dari rasa nyeri

4) Anjurkan klien untuk mengurangi nyeri dengan:

a) Minum air dingin atau es

b) Hindarkan makanan panas, pedas, keras

c) Melakukan teknik relaksasi

Rasional : tindakan non analgesik diberikan dengan cara

alternatif untuk mengurangi nyeri dan menghilangkan

ketidaknyamanan

5) Ciptakan lingkungan tenang dan nyaman

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

28

Rasional : menurunkan sterss dan rangsangan berlebihan,

meningkatkan istirahat

( Doengoes, 2000 )

b. Dx 2 : Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

suhu tubuh normal

Kriteria hasil : suhu tubuh normal ( 36ºC-37ºC ) tubuh tidak

terasa panas,pasien tidak gelisah.

Intervensi :

1) Pantau suhu tubuh pasien, perhatikan menggigil atau

diaphoresis

Rasional : suhu 38,1°C-41,1°C menunjukan infeksius

2) Pantau suhu lingkungan, batasi/ tambahan linen tempat

tidur sesuai indikasi

Rasional : Suhu ruangan harus diubah untuk

mempertahankan suhu mendekati normal

3) Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan

alkohol

Rasional : Dapat membantu menurunkan suhu tubuh

4) Berikan antipiretik

Rasional : obat antipiretik sebagai obat penurun demam

( Doengoes, 2000 )

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

29

c. Dx 1 : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake tidak adekuat

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : kebutuhan nutrisi pasien adekuat, tidak ada tanda

malnutrisi, mampu menghabiskan makanan sesuai porsi yang

diberikan

Intervensi :

1) Awasi masukan dan berat badan sesuai indikasi

Rasional : Memberikan informasi sehubungan dengan

kebutuhan nutrisi dan keefektifan terapi

2) Auskultasi bunyi usus

Rasional : Makanan hanya dimulai setelah bunyi usus

membaik

3) Mulai dengan makanan kecil dan tingkatkan sesuai toleransi

Rasional : Kandungan makanan dapat mengakibatkan

ketidaktoleransian, memerlukan perubahan pada kecepatan

4) Berikan diet nutrisi seimbang ( makanan cair atau halus ) atau

makanan selang sesuai indikasi

Rasional : mempertahankan nutrisi yang seimbang

( Doengoes, 2000 )

d. Dx 3: Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan akan

dilakukanya tonsilektomi

Tujuan : cemas berkurang atau hilang

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

30

Kriteria hasil : kecemasan berkurang, pasien tampak tenang.

Intervensi :

1) Jelaskan prosedur bedah kepada anak dan orang tua dengan

menggunakan bahasa yang sederhana.

Rasional : informasi yang demikian dapat mengurangi rasa

takut dan kecemasan dengan mempersiapkan anak dan

orang tua.

2) Jelaskan bahwa tergantung waktu pembedahan, anak

mungkin tidak diberi makan atau minum setelah tengah

malam pada hari pembedahan dilakukan untuk mencegah

anak muntah dan aspirasi selama pembedahan.

Rasional : anak mungkin terjadi takut jika ia tidak

memperoleh makanan atau minuman sepanjang malam, atau

pagi hari sebelum pembedahan.

3) Jelaskan kepada orang tua bahwa pembedahan mungkin

tidak dilakukan jika anak memiliki tanda dan gejala infeksi

akut, termasuk peningkatan suhu, hidung terdapat sekret,

dan nyeri pada telinga pada hari pembedahan.

Rasional : pembedahan tidak dapat dilakukan dalam kondisi

ini, sehubungan dengan risiko septikemia atau infeksi

meluas.

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

31

4) Beri tahu orang tua tentang kemungkinan lama pembedahan

dan tempat mereka menungggu selama prosedur dan

periode pemulihan.

Rasional : tidak mengetahui berapa lama pembedahan

berlangsung dapat membuat orang tua cemas selama

pembedahan.

5) Jelaskan kepada anak dan orang tua tentang kemungkinan

kondisi pasca operasi

Rasional : memahami apa yang akan terjadi setelah

prosedur, dapat mengurangi rasa cemas

( Doengoes, 2000 )

2. Post Operasi

a. Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah,

diskontinuitas jaringan.

Tujuan : tidak ada masalah tentang nyeri , nyeri dapat hilang atau

berkurang

Kriteria hasil :

1) Melaporkan nyeri berkurang

2) Ekspresi wajah tampak rileks

Intervensi :

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi.

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

32

Rasional : sebagai dasar penentuan intervensi berikutnya

2. Ajarkan teknik non farmakologi dengan distraksi / latihan

nafas dalam.

Rasional : teknik distraksi/latihan nafas dalam dapat

mengurangi nyeri

3. Tingkatkan istirahat pasien

Rasional : istirahat dapat melupakan dari rasa nyeri

4. Anjurkan klien untuk mengurangi nyeri dengan:

d) Minum air dingin atau es

e) Hindarkan makanan panas, pedas, keras

f) Melakukan teknik relaksasi

Rasional : tindakan non analgesik diberikan dengan cara

alternatif untuk mengurangi nyeri dan menghilangkan

ketidaknyamanan

5. Ciptakan lingkungan tenang dan nyaman

Rasional : menurunkan sterss dan rangsangan berlebihan,

meningkatkan istirahat

( Doengoes, 2000 )

b. Dx 2 : Resiko tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan

dengan penumpukan sekret

Tujuan : jalan nafas efektif

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

33

Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan, resiko

ketidakefektifan jalan nafas dapat teratasi ditandai dengan tidak

adanya sekret

Intervensi :

1) Pantau irama / frekuensi irama pernafasan

Rasional : pernafasan dapat melambat dan frekuensi

ekspirasi memanjang dibanding inspirasi

2) Auskultasi bunyi nafas, cata adanya bunyi nafas, misalnya

mengi, krekles, atau ronkhi

Rasional : bunyi nafas krekles dan ronkhi terdengar pada

inspirasi dan atau ekspirasi pada respon terhadap

pegumpulan sekret

3) Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, misalnya

peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran

tempat tidur

Rasional : peninggian kepala tempat tidur mempermudah

fungsi pernafasan

4) Dorong pasien untuk mengeluarkan lendir secara perlahan

Rasional : membersihkan jalan nafas dan membantu

mencegah komplikasi pernafasan

( Doengoes, 2000 )

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan

perdarahan yang berlebihan

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

34

Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi

Kriteria hasil : setelah dilakukan tindaka keperawatan resiko

kekurangan volume cairan dapat teratasi ditandai dengan tanda

vital stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik, kapiler

refill cepat

Intervensi :

1) Kaji / ukur dan catat jumlah perdarahan

Rasional : potensi kekurangan cairan, khususnya jika tidak

ada tambahan cairan

2) Awasi tanda-tanda vital

Rasional : perubahan tekanan darah, nadi dapat digunakan

untuk perkiraan kehilangan darah

3) Cata respon fisiologis individual pasien terhadap perdarahan,

misalnya perubahan mental, kelemahan, gelisah, ansietas,

pucat, berkeringat, peningkatan suhu

Rasional : simtomatologi dapat berguna dalam mengukur

berat badan atau lamanya episode perdarahan

4) Awasi batuk dan bicara karena akan mengiritasi luka dan

menambah perdarahan

Rasional : aktifitas batuk dan bicara meningkatkan tekana

intra abdomen dan dapat mencetuskan perdarahan langit-

langit.

( Doengoes, 2000 )

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-danycahyak...Penyebab sterptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu ... mulai miring

35

d. Resiko infeksi berhubungan dengan pemajanan mikroorganisme.

Tujuan : Menyatakan pemahaman penyebab atau fakto resiko

individu

Kriteria hasil : Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau

menurunkan resiko infeksi, tidak ada tanda-tanda

infeksi, tanda-tanda vital normal.

Intervensi :

1) Pantau tanda-tanda vital.

Rasional : Jika ada peningkatan suhu tubuh kemungkinan

infeksi

2) Lakukan perawatan luka aseptik dan lakukan pencucian

tangan yang baik.

Rasional : Mencegah risiko infeksi

3) Lakukan perawatan terhadap prosedur invasive.

Rasional : Mengurangi infeksi nosokomial

4) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.

Rasional : Mencegah perkembangan mikroorganisme

patogen.

( Doengoes, 2000 )