Upload
hoangmien
View
232
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Perilaku
a. Pengertian
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007),
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui
proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –
Organisme – Respon.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007), faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku, antara lain;
9
1) Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2) Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
3) Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.
c. Bentuk Respon terhadap Perilaku
1) Perilaku Tertutup (covert behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup (covert). Respon
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut. Misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa
kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui
hubungan seks, dan sebagainya.
2) Perilaku Terbuka (overt behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Misalnya : seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau
membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi, penderita TB paru
minum obat secara teratur, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007)
10
2. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2007)
Menurut kamus besar Bahasa indonesia, Pengetahuan diartikan
hanyalah sekedar tahu, yaitu hasil tahu dari usaha manusia untuk menjawab
pertanyaan “what”, misalnya apa batu, apa gunung dan sebagainya.
Pengetahuan dapat di kembangkan lebih lanjut menjadi ilmu apabila memenuhi
kriteria yaitu objek kajian, metoda pendekatan, dan bersifat universal.
b. Manfaat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt
behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan.
Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri seseorang
terjadi proses yang berurutan yakni:
1) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam diri
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).
11
2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Di sini
sikap subyek sudah mulai timbul.
3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5) Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau diadopsi perilaku melalui
proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng.
c. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkat menurut Notoatmodjo
(2007), yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang yang
dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda
kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar, dengan cara menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.
12
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang real (sebenarnya)
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Sukmadinata (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang adalah sebagai berikut :
1) Faktor internal
a) Jasmani
Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang.
13
b) Rohani
Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,
psikomotor, serta kondisi afektif serta kognitif individu.
2) Faktor eksternal
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi
akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang
datang, akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan
mereka peroleh dari gagasan tersebut.
b) Paparan media massa
Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, berbagai
informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang
lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan
lain-lain) akan memperoleh informasi lebih banyak jika di bandingkan
dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Hal ini berarti
paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki
oleh seseorang.
c) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan
sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan lebih mudah
tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi yang lebih rendah.
14
Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi
pengetahuan yang termasuk kebutuhan sekunder.
d) Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan saling
berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat
berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi,
sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan
individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model
komunikasi media.
e) Pengalaman
Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari
lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya
seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik, seperti seminar
dan berorganisasi, sehingga dapat memperluas pengalamannya, karena
dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut, informasi tentang suatu hal
dapat diperoleh.
e. Cara memperoleh pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu cara tradisional (non ilmiah) dan cara modern (ilmiah).
15
1) Cara tradisional (non ilmiah)
Cara ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan sebelum
ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan
logis.
Cara penentuan pengetahuan secara tradisional antara lain :
a) Coba-coba dan salah
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Cara ini dilakukan dengan
menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil akan dicoba dengan kemungkinan
yang lain.
b) Cara kekuasaan (otoritas)
Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang
diketemukan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa menguji atau
membuktikan kebenaran terlebih dahulu berdasarkan fakta empiris atau
berdasarkan penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang ada pada masa lalu. Pengalaman pribadi dapat
menuntun kembali seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar.
16
Untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan
berpikir kritis dan logis.
d) Melalui jalan pikir
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
menggunakan jalan pikirannya secara induksi dan deduksi.
2) Cara modern (ilmiah)
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan
dengan jalan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan
terhadap semua fakta sebelumnya dengan objek penelitian (Notoatmodjo,
2005).
e. Sumber pengetahuan
Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh
dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya.
Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik
formal maupun informal ahli agama, pemegang pemerintahan, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2005).
f. Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
17
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas
(Notoatmodjo, 2005).
Cara mengukur tingkat pengetahuan dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan, kemudahan dilakukan penilaian nilai 1 untuk jawaban benar dan
nilai 0 untuk jawaban salah. Kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu
baik, sedang dan kurang. Dikatakan baik (> 75%), cukup (60-75%), dan
kurang (<60%). (Nursalam, 2008).
3. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan di bagi dalam 3
triwulan yaitu triwulan pertama di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan
ke dua dari bulan ke empat sampai bulan ke 7, triwulan ketiga dari bulan ke 7
sampai 9 bulan. (Saifudin, 2002). Sedangkan menurut (Wiknjosastro, 2006),
lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira
280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
b. Proses Permulaan Kehamilan
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam saluran telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina
dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk
ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian
18
yang menggembung dari tuba falopii. Kemudian pada tempat yang paling
mudah di masuki, masuklah satu sel mani dan bersatu dengan sel telur. Ovum
yang telah di buahi segera membelah diri sambil bergerak menuju ruang rahim,
kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang
rahim (Mochtar, 1998)
c. Etiologi Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
1) Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh
kromosom radiata.
2) Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah
dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
3) Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopii.
4) Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
5) Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
19
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. (Mochtar, 1998)
d. Pembagian kehamilan menurut Wiknjosastro (2006)
1) Kehamilan Muda
Pada masa ini ditandai oleh meningkatnya pembentukan HCG (Human
Chorionic Gonadotrophin) dari sel-sel trofoblas dan perubahan korpus luteum
graviditatis. Korpus luteum graviditatis memproduksi estrogen dan
progesteron.
2) Kehamilan Pertengahan Triwulan Pertama
Pada masa ini produksi HCG yang semula meningkat mulai menurun.
Estrogen dan progesteron tidak dihasilkan lagi oleh korpus luteum
graviditatis, melainkan oleh plasenta.
3) Kehamilan Trimester kedua dan ketiga
Pada masa ini plasenta menghasilkan steroid seks dalam jumlah yang sangat
besar. Selain itu terjadi pula peningkatan sekresi hormon PRL (Prolaktin) dari
hipofisis anterior.
4. Tanda-tanda Kehamilan
a. Tanda-tanda dugaan hamil
1) Amenorea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid
lagi. Penting diketahui hari pertama haid terakhir (HPHT), supaya dapat
ditentukan tuanya kehamilan dan perkiraan persalinan akan terjadi.
2) Nausea (enek/mual) dan emesis (muntah)
Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, di sertai
20
kadang-kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu.
Keadaan ini lazim di sebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu
keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan dan di sebut hiperemesis gravidarum
3) Mengidam (mengingini makanan atau minuman tertentu). Mengidam sering
terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin
tuanya kehamilan
4) Pingsan
Sering di jumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Di anjurkan untuk
tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan.
Hilang sesudah kehamilan 16 minggu
5) Mamme menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktuli dan alveoli di mamme. Glandula Montgomery tampak
lebih jelas
6) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan
timbul lagi
7) Sering kencing
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya
keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga
panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke
21
ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing
8) Obstipasi/konstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon
steroid
9) Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung dan dahi
kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai
kloasma gravidarum. Areola mamme juga menjadi lebih hitam karena
didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam.
Demikian pula linea alba di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (=
linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormon kortiko-
steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
10) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan pertama
11) Varises
Sering di jumpai pada triwulan terakhir. Di dapat pada daerah genitalia
eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang
varises di temukan pada kehamilan yang terdahulu, timbul kembali pada
triwulan pertama. Kadang-kadang timbulnya varises merupakan gejala
pertama kehamilan muda (Wiknjosastro, 2006)
b. Tanda-tanda mungkin hamil
1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil
2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai
22
a) Tanda hegar
Uterus segmen bawah lebih lunak dari pada bagian yang lain.
b) Tanda piscasek
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran perut.
c) Tanda chadwick
Perubahan warna pada servik dan vagina menjadi kebiru-biruan.
d) Tanda braxton-hicks
Uterus mudah berkontraksi jika dirangsang.
e) Teraba ballottement (gerakan memantul) (Wiknjosastro, 2006)
c. Tanda-tanda Pasti hamil
1) Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin .
2) Dapat dicatat dan di dengar bunyi jantung janin
3) Dapat dirasakan gerakan janin dan ballottement
4) Pada pemeriksaan sinar rontgen tampak kerangka janin
5) Dengan ultrasonografi (scanning) dapat diketahui :
a) Ukuran kantong janin
b) Panjangnya janin
c) Diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan
d) Dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan janin
(Wiknjosastro, 2006)
23
5. Gejala ketidaknyamanan selama kehamilan antara lain :
a. Rasa mual/ Muntah-muntah
Suatu gejala awal kehamilan bagi banyak wanita hamil adalah mual,
terkadang muntah-muntah. Keadaan ini sering disebut mual di pagi hari.
Meskipun dapat terjadi baik di pagi hari, sore/malam hari. Mual di pagi hari
biasanya mulai sekitar minggu ke-16 kehamilan dan membaik pada akhir
trimester pertama yaitu sekitar 13 minggu (Curtis, 1999). Menurut sumber lain,
rasa mual dan muntah terjadi antara minggu 5-12, bisa terjadi lebih awal 2-3
minggu setelah hari pertama haid terakhir (HPHT) (Pusdiknakes, 2003).
Kebanyakan ibu, gejala mual pagi hari tidak berlangsung lebih lama dari bulan
ketiga, meskipun kadang-kadang ada ibu yang mengalaminya sampai trimester
kedua, dan beberapa ibu terutama yang mengandung bayi kembar bisa
mengalaminya di sepanjang sembilan bulan (Murkoff, 2006).
Mual muntah di sebabkan oleh peningkatan kadar HCG (Human
Chorionic Gonadotrophin) estrogen/progesteron, relaksasi dan otot-otot halus,
metabolik, mekanis dan alergis (Pusdiknakes, 2003). HCG diproduksi untuk
menjaga persediaan estrogen dan progesteron dalam mempertahankan
kehamilan. Hormon ini berada di dalam air kencing dan menandakan kehamilan
(Stoppard, 2009). Pada umumnya akan menghilang pada sekitar minggu ke-14
kehamilan ketika plasenta mulai memproduksi hormon yang selama ini
merupakan tanggung jawab indung telur (Nolan, 2004).
b. Sakit Kepala
24
Ini adalah salah satu dari ironi kehamilan yaitu para ibu yang hamil akan lebih
peka terhadap sakit kepala pada saat seharusnya ia menjauh dari obat pereda
nyeri (Murkoff, 2006). Keadaan ini terjadi pada trimester pertama, kedua dan
ketiga (Pusdiknakes, 2003). Adapun dasar anatomis dan fisiologis sakit kepala
yaitu kontraksi otot ketegangan, spasme otot, keletihan, stres fisik dan
emosional, dinamika cairan syaraf yang berubah dan kelelahan (Pusdiknakes,
2003)
c. Kelelahan (Fatique)
Hal ini terjadi pada trimester pertama. Penyebabnya tidak di ketahui namun
berhubungan dengan penurunan laju metabolisme basal pada awal kehamilan
(Pusdiknakes, 2003). Kadang-kadang oleh karena kegelisahan, kurang tidur dan
gizi kurang (Stoppard, 2009)
d. Ngidam (Pica)
Biasanya hal ini terjadi pada trimester pertama tetapi bisa berlangsung terus
selama masa kehamilan. Adapun dasar anatomis dan fisiologis ngidam yaitu
sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi (Pusdiknakes, 2003).
Dan mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa
yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah (Pusdiknakes, 2003)
e. Keputihan
Hal ini terjadi pada semua trimester kehamilan. Dasar anatomis dan fisiologis
dari keputihan yaitu peningkatan produksi lendir dan kelenjar endoservikal
sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen (Pusdiknakes, 2003). Juga akibat
25
dari peningkatan asupan darah dan pelonggaran dan penebalan selaput mukosa
mengakibatkan peningkatan normal dari pelepasan mukoid (Stoppard, 2009)
f. Nocturia(Sering Buang Air Kecil)
Hal ini terjadi pada trimester pertama dan ketiga. Dasar anatomis dan
fisiologisnya yaitu tekanan uterus pada kantung kemih, nocturia akibat ekskresi
sodium yang meningkat bersamaan terjadinya dengan pengeluaran air, air dan
sodium tertahan di dalam tungkai bawah selama siang hari karena stasis vena.
Pada malam hari terdapat aliran balik vena yang meningkat dengan akibat
peningkatan dalam jumlah output air seni (Pusdiknakes, 2003)
g. Gatal-gatal
Hal ini terjadi pada semua trimester (Pusdiknakes, 2003). Dari sumber lain,
gatal adalah gejala yang umum selama kehamilan. Tidak ada benjolan atau lesi
pada kulit, hanya gatal saja (Curtis, 1999). Dasar anatomis dan fisiologisnya
yaitu kemungkinan karena hipersensitifitas terhadap antigen plasenta
(Pusdiknakes, 2003). Dan akibat peningkatan asupan darah ke kulit. Bisa jadi,
merupakan kelainan fungsi hati (Stoppard, 2009)
6. Adapun Cara Mengatasi ketidaknyamanan Kehamilan menurut
(Pusdiknakes, 2003) antara lain :
a. Rasa mual / Muntah-muntah dapat diatasi dengan :
1) Hindari bau atau faktor-faktor penyebabnya
Misalnya : pada asap rokok, makanan gorengan
2) Makan sedikit-sedikit tapi sering
3) Duduk tegak setiap kali selesai makan
26
4) Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang
5) Makan-makan kering dengan minum diantara waktu makan
6) Hindari menggosok gigi segera setelah makan
b. Sakit Kepala :
1) Biofeedback
Merupakan teknik yang bisa membantu penderita sakit kepala mempelajari
ketrampilan mengurangi stres.
2) Teknik relaksasi
3) Memassase leher dan otot bahu
4) Penggunaan kompres panas atau es pada leher
5) Istirahat
6) Mandi air hangat
c. Kelelahan :
1) Yakinkan bahwa hal ini normal terjadi dalam kehamilan
2) Dorong ibu untuk sering beristirahat
3) Hindari istirahat yang berlebihan
d. Ngidam :
1) Pemikiran untuk tingkat tingginya yang dihubungkan dengan progesteron.
Perubahan rasa dan ngidam mungkin menjadi salah satu tanda pertama
kehamilan dan terjadi bahkan sebelum datang bulan terlambat. Biasanya
diikuti dengan menghindari makanan dan minuman tertentu, khususnya
gorengan, kopi dan alkohol. Beberapa wanita merasakan perasaan enek di
mulut sehingga mempengaruhi keinginan mereka terhadap makanan.
27
2) Tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran asalkan cukup bergizi
3) Menjelaskan tentang bahaya memakan makanan yang tidak baik
e. Keputihan :
1) Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
2) Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun lebih kuat daya serapnya
3) Jangan menggunakan deodoran vagina
f. Nocturia (sering buang air kecil) :
1) Kosongkan saat terasa dorongan untuk kencing yaitu :
2) Perbanyak minum pada siang hari
3) Jangan kurangi minum dimalam hari untuk mengurangi nocturia kecuali :
Jika nocturia mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan.
g. Gatal-gatal :
1) Gunakan kompres dingin,
2) Mandi berendam / shower
28
B. Kerangka Teori
C.
Enabling Factor (Faktor Pemungkin) : a.Ketersediaan sumber-sumber atau fasilitas b.Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat c.Upaya peningkatan pendapatan keluarga
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) & Proverawati
(2009)
Predisposing Factor (Faktor Predisposisi): a. Pengetahuan b. Sikap c. Kepercayaan d. Tradisi e. Nilai
Reinforcing Factor (Faktor Penguat): a. Sikap b. Perilaku petugas c. Peraturan Undang-undang
Perilaku Ketidaknyamanan kehamilan